• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Triwulan I Tahun Anggaran 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Triwulan I Tahun Anggaran 2020"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i Lakip TA 2020

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Triwulan I

Tahun Anggaran 2020

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar

2020

(2)

ii Lakip TA 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepadaNya dan berkhidmat kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk khidmat kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya Laporan Kinerja (LKj) BPSPL Denpasar Triwulan I Tahun 2020 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPSPL Denpasar selama Tahun Anggaran 2020.

Laporan ini disusun dalam rangka memberikan informasi tentang capaian program dan kegiatan BPSPL Denpasar selama Tahun 2020 melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Harapan kami laporan ini dapat dijadikan bahan informasi penyelenggaraan program dan kegiatan BPSPL Denpasar dan sekaligus sebagai bahan evaluasi perencanaan dan kebijakan Direktorat Jenderal PRL. Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, maka saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan Ditjen PRL diucapkan terima kasih.

Gianyar, 10 April 2020

Kepala BPSPL Denpasar

(3)

ii Lakip TA 2020

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GRAFIK ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 1

1.2 Organisasi ... 3

1.3 Kepegawaian ... 4

1.4 Penerapan Balanced Scorecard (BSC) ... 6

1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan 7 1.6 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian ... 10

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 12

2.1 Rencana Strategis BPSPL Denpasar ... 12

A. Visi ... 12

B. Misi ... 13

C. Tujuan ... 15

2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2020 ... 18

A. Perspektif Pelanggan (Perspective Customer) ... 18

B. Perspektif Internal (Internal Process) ... 19

C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) 20 2.3 Metode Pengukuran Kinerja ... 21

A. Rumus Pengukuran ... 21

B. Pedoman Pengukuran Kinerja ... 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 23

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 23

1. Jumlah Lokasi Yang Difasilitasi Sarana Prasarananya Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil/Terluar Lingkup BPSPL Denpasar (Lokasi) ... 23

2. Jumlah Pulau-Pulau Kecil/Terluar Yang Telah Terverifikasi Data Lapangan Dalam Rangka Perijinan Pemanfaatan PPK/T (Pulau) ... 24

3. Jumlah Lokasi Kegiatan Gerakan Bebas Sampah Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi) ... 25

(4)

iii Lakip TA 2020

5. Jumlah Dokumen Operasional Dan Pemanfaatan KKPD Wilayah Kerja

BPSPL Denpasar Yang Diselesaikan (Dokumen) ... 27

6. Jumlah Jenis Ikan Terancam Punah Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar Yang Dilakukan Pendataan, Penyadartahuan Dan Perbaikaan Habitat Atau Pemulihan Populasi (Jenis) ... 28

7. Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis) ... 31

8. Jumlah Kelompok Masyarakat Yang Menerima Bantuan Di Lingkup Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok) ... 33

9. Jumlah Kemitraan/Kerjasama Dan Konvensi Dalam Mendukung Konservasi Keanekargaman Hayati Laut Di Lingkup Wilayah Kerja (Dokumen) ... 34

10. Jumlah Lokasi Yang Diidentifikasi Pemanfaatan Ruangnya Di Wilayah Pesisir Dan Laut ... 34

11. Jumlah Gerai Unit Usaha Biofarmakologi Yang Dibangun (Unit) ... 36

12. Jumlah Lokasi Pemanfaatan Sumberdaya Perairannya Yang Diidentifikasi (Lokasi) ... 37

13. Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Denpasar ... 38

14. Persentase Unit Kerja BPSPL Denpasar Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar ... 39

15. Presentase Pemenuhan Dokumen RB Lingkup BPSPL Denpasar (%) ... 40

16. Nilai Penilaian Mandiri SAKIP Lingkup BPSPL Denpasar ... 41

17. Unit Kerja Yang Berpredikat Menuju WBK Lingkup BPSPL Denpasar ... 42

18. Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran BPSPL Denpasar (%) ... 43

19. Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK BPSPL Denpasar dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Denpasar TA. 2019 (%) ... 44

3.2 REALISASI ANGGARAN ... 45

(5)

iv Lakip TA 2020

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perbandingan Status Pegawai BPSPL Denpasar ... 5

Grafik 2. Perincian Tenaga Kontrak BPSPL Denpasar TA 2020 ... 5

Grafik 3. Klasifikasi Berdasarkan Golongan PNS ... 5

Grafik 4. Tingkat Pendidikan PNS BPSPL Denpasar ... 6

Grafik 5. Distribusi SDM BPSPL Denpasar ... 6

Grafik 6. Grafik Respon Cepat Triwulan I ... 29

Grafik 7. Jumlah Jenis Yang Berhasil Ditangani ... 30

Grafik 8. Perkembangan Respon Cepat TW I Tahun 2018-2020 ... 30

Grafik 9. Jumlah Rekomendasi, Produk Olahan, dan Produk Hidup Triwulan I (2018-2020) ... 32

Grafik 10. Realisasi dan Rencana Penarikan Dana (RPD) ... 45

Grafik 11. Realisasi Anggaran Triwulan I Tahun 2018-2020... 46

(6)

1 Lakip TA 2020

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tugas Pokok Dan Fungsi

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar adalah unit pelaksana teknis di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fokus pada program pemerintah yang berorientasi pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat.

Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.22/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut tanggal 17 November 2008. Secara khusus UPT ini adalah mengawal UU No 31 tahun 2004 Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan beserta turunannya dan UU No. 27 tahun 2007 Jo UU No 01 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil beserta turunannya. Sehingga BPSPL Denpasar mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan meliputi antara lain perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. Dalam melaksanakan tugasnya BPSPL Denpasar menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana program dan evaluasi di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

2) Pelaksanaan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

(7)

2 Lakip TA 2020

3) Pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penanganan pencemaran sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

4) Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan;

5) Pelaksanaan pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi;

6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Disamping itu, bahwa pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPSPL Denpasar secara umum memiliki beberapa alasan penting dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara ekosistemnya di daerah, antara lain sebagai berikut:

1) Percepatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya secara terpadu dan berkelanjutan; 2) Pengelolaan konservasi jenis dan genetika ikan dengan karakteristik tertentu yang dalam pelaksanaannya tidak dapat didelegasikan ke daerah;

3) Monitoring ekosistem dan jenis ikan langka/terancam punah; Monitoring habitat dan populasi dan jenis-jenis spesifik; Koleksi dan breeding; Mempunyai nilai dan kepentingan konservasi nasional dan/atau internasional; Secara ekologi bersifat lintas Negara; Mencakup habitat dan daerah ruaya jenis migrasi; Potensi sebagai warisan alam, dunia dan/atau warisan wilayah nasional.

4) Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindak-lanjuti ratifikasi konvensi dan perjanjian Internasional di bidang konservasi sumber daya ikan dan lingkungannya, seperti CBD ( Convention on Biological Diversity), Ramsar Convention on Wetlands of Internasional Importance, WHS ( World Heritage Site), dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species); yang pelaksanaannya tidak bisa didelegasikan/dimandatkan kepada daerah (kewenangan pusat); serta menangani fungsi-fungsi Direktorat Jenderal PRL di daerah, termasuk kerja sama regional seperti Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF);

5) Pelaksanaan sebagian fungsi Ditjen PRL dalam memfasilitasi daerah untuk melakukan kegiatan pengelolaan wilayah pesisir dan laut, dan

(8)

3 Lakip TA 2020

memberikan bimbingan secara langsung kepada stakeholder yang ada di daerah terkait dengan fungsi pengelolaan wilayah pesisir dan laut; 6) Pembinaan dan fasilitasi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pesisir melalui pemberdayaan masyarakat pesisir;

7) Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindaklanjuti pencapaian tujuan SDG (Sustainable Development Goals), antar lain; menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan, menjamin kelestarian lingkungan hidup; dan pelaksanaan tugas pemerintah pusat dalam pemberdayaan dan peran serta masyarakat pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir.

1.2 Organisasi

Struktur Organisasi BPSPL Denpasar berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 22/PERMEN/9/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Peraturan Menteri Kelautan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi BPSPL Denpasar

Dalam struktur organisasi BPSPL Denpasar, terdapat 4 bagian utama, yaitu:

1) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program, evaluasi, dan laporan di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya.

KEPALA BPSPL DENPASAR

Permana Yudiarso, ST., MT

KEPALA SUBAG TATA USAHA

Anang Tri Jayanto Mulyo, S.Pi., M.I.L

KEPALA SEKSI PROGRAM DAN EVALUASI

Dikor Jupantara, ST., M.Si

KEPALA SEKSI PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN

Muhammad Barmawi, M.Sc.

(9)

4 Lakip TA 2020

2) Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian Mempunyai tugas melakukan perlindungan, pelestarian, pemanfaatan, mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penangana pencemaran sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya. pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan, pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi, pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Fasilitas penataan ruang pesisir dan laut, bimbingan pengelolaan wilayah pesisir terpadu serta pendayagunaan pulau-pulau kecil.

3) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan, barang kekayaan milik negara, administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional, persuratan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, dan pelaporan BPSPL.

4) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan BPSPL mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya dan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya BPSPL Denpasar dibantu 3 Satuan Kerja (Satker) yang mana pembentukanya berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2011 yaitu Satker Surabaya, Satker Mataram dan Satker Kupang.

Tabel 1. Nama Satker dan Wilayah Kerja

No Nama Satker Koordinator Wilayah Kerja

1. Satker Surabaya Kiki Arisandi, S.Pi., MP Provinsi Jatim 2. Satker Mataram Nurhamdani, SE., MM Provinsi NTB 3. Satker Kupang Muji Wasis Indriyawan, S.Kel. Provinsi NTT

1.3 Kepegawaian

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Kontrak pada tahun 2020 sebanyak 51 orang terdiri dari 38 PNS dan 13 tenaga kontrak. Komposisi pegawai berdasarkan status pegawai ditampilkan sebagai berikut:

(10)

5 Lakip TA 2020

Grafik 1. Perbandingan Status Pegawai BPSPL Denpasar

Adapun perincian tenaga kontrak yang berjumlah 13 orang merupakan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) 8 orang dan Verifikator 5 orang. Secara rinci ditampilkan dalam grafik sebagai berikut :

Grafik 2. Perincian Tenaga Kontrak BPSPL Denpasar TA 2020

Sedangkan komposisi PNS berdasarkan golongan dan ruang ditampilkan pada grafik sebagai berikut.

Grafik 3. Klasifikasi Berdasarkan Golongan PNS

Tng Kontrak; 13 PNS; 38 PPNPN; 8 Verifikato r; 5 PNS Gol II; 3 PNS Gol III; 35

(11)

6 Lakip TA 2020

Tingkat pendidikan pegawai BPSPL Denpasar merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam menunjang capaian kinerja BPSPL Denpasar. Untuk komposisi PNS berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada grafik 4 sebagai berikut.

Grafik 4. Tingkat Pendidikan PNS BPSPL Denpasar

Selain tingkat pendidikan, penempatan SDM merupakan faktor yang penting dalam mencapai sasaran strategis BPSPL Denpasar yang telah ditetapkan, mengingat BPSPL Denpasar memiliki 3 kantor satker di Surabaya, Mataram dan Kupang. Berikut distribusi PNS dan tenaga kontrak BPSPL Denpasar.

Grafik 5. Distribusi SDM BPSPL Denpasar

1.4 Penerapan Balanced Scorecard (BSC)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban yang

S2; 9 S1; 23 D3; 2 SMU, SMK; 4 BPSPL Denpasar; 39 Wilker Jatim; 5 Wilker NTB; 3 Wilker NTT; 4

(12)

7 Lakip TA 2020

dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian target tertentu. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system.

Pada Tahun 2020, BPSPL Denpasar telah menerapkan Balanced

Scorecard (BSC). Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem

manajemen untuk mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, misi, strategi dan sasaran kepada

stakeholders. Kata balanced dalam balanced scorecard merujuk pada konsep

keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.

Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:

1) Menjelaskan visi organisasi

2) Menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu

3) Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya 4) Meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi

yang tepat untuk mengarahkan perubahan

1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan A. Potensi

Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12.541.438 juta ton per tahun yang tersebar 11 WPPNRI (KEPMEN KP NOMOR 50/KEPMEN-KP/2017). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 8.510.113 ton per tahun atau sekitar 68% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 6.280.124 ton pada tahun 2017 atau baru 73,79% dari JTB. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan. Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2

(COREMAP-CTI LIPI, 2016) atau sekitar 10% dari total terumbu karang dunia (luas 284.300 km2). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat

(13)

8 Lakip TA 2020

baik hanya sekitar 6,39%, kondisi baik 23,40%, cukup baik 35,06%, dan kurang baik sebesar 35,15% (LIPI, 2017).

Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 569 spesies biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.

Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea

water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan

dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal.

B. Permasalahan

Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan.

Terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, berdampak pada dicabutnya kewenangan pengelolaan ruang laut pada Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota). Beralihnya kewenangan tersebut juga berimplikasi pada dihapusnya kelembagaan yang menangani pengelolaan ruang laut pada level kabupaten/kota. Disisi lain, provinsi yang mendapatkan mandat untuk mengelola ruang laut yang semula dikelola kabupaten/kota belum mengantisipasi dengan baik. Proses peralihan Personil, Pendanaan, Prasarana dan Dokumen (PD3) dari

(14)

9 Lakip TA 2020

kabupaten menuju provinsi masih dalam proses dan membutuhkan waktu hingga kelembagaan yang baru dapat beroperasi.

Sampah plastik yang berasal dari daratan bermuara di laut, telah menjadi masalah global. Menurut riset American Association for the

Advancement of Science (AAAS) rata-rata ada sekitar 8 juta ton sampah yang

memasuki laut setiap tahunnya, sampah-sampah tersebut kemudian terbawa arus gyre dan bermuara di berbagai wilayah samudra. Berdasarkan pengamatan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sampah-sampah tersebut tersebar di wilayah pelagis dan berputar-putar dalam zona tertentu, sampah tersebut terus bergerak karena pengaruh arus dan angin laut dan luas sebarannya selalu berubah dan sulit dihitung secara pasti. Sampah-sampah tersebut sebagaian terurai menjadi mikro plastik yang dapat terkonsumsi biota laut seperti ikan, penyu dan mamalia laut.

Efek pemanasan global tidak hanya dirasakan dampaknya ekosistem yang ada di darat tetapi juga berdampak pada ekosistem yang ada di laut. Meningkatnya suhu permukaan air laut berdampak pada matinya

zooxantela sehingga menyebabkan karang menjadi berwarna putih (Coral Bleaching).

Permasalahan lain yang dihadapi adalah semakin menurunya populasi biota laut yang dilindungi undang-undang maupun tidak dilindungi tetapi pemanfaatannya diatur dalan regulasi internasional (CITES). Semakin meningkatnya pemanfaatan secara illegal biota laut terutama spesies hiu, pari manta dan penyu menuntut perhatian ekstra dalam pengelolaanya. Tingginya lalu lintas perdagangan hiu dan produk turunanya membutuhkan data pemanfaatan hiu yang akurat serta memerlukan survei potensi populasi hiu yang komprehensif.

Pada beberapa tahun terakhir kejadian terdamparnya mamalia cukup tinggi. Upaya penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan mamalia terdamapar, namun keterbatasan sumberdaya manusia dan peralatan sering kali menjadi kendala dalam evakuasi maupun penyelamatan mamalia terdampar.

(15)

10 Lakip TA 2020

1.6 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian

Laporan Akuntabiltas Kinerja BPSPL Denpasar Tahun 2018 disusun dengan dasar hukum :

a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; b. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

c. Keputusan Kepala LAN Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah ini bertujuan menginformasikan Capaian Kinerja Pada Triwulan I Tahun Anggaran 2020. Capaian Kinerja (Performance Results) pada Tahun 2020 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance Plan) tahun 2020 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistematika penyajian laporan sebagai berikut:

1. Ringkasan Eksekutif,

Pada bagian ini berisi ringkasan dari laporan ini, antara lain berisi uraian singkat tentang tujuan, sasaran, capain kinerja dan kendala selama tahun 2020.

2. Bab I Pendahuluan,

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

3. Bab II Perencanaan Kinerja,

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, A. Capaian Kinerja Organisasi

(16)

11 Lakip TA 2020

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

- Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.

- Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

- Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

- Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada).

- Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

- Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

- Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

5. Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(17)

12 Lakip TA 2020

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis BPSPL Denpasar

Rencana Strategis BPSPL Denpasar Tahun 2020-2024 disusun untuk mendukung Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Dalam dokumen Renstra BPSPL Denpasar Tahun 2020 – 2024, termuat garis besar visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang akan dicapai organisasi.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2020-2024 tidak memiliki visi dan misi menteri, melainkan harus mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang pengelolaan ruang laut. Adapun visi dan misi Presiden Tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

A. Visi

Visi didasarkan pada visi Indonesia 2045 yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil dan makmur. Untuk visi pembangunan nasional 2020-2024 menggunakan Visi Presiden yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong" visi ini diartikan di mana saat Indonesia telah sungguh-sungguh berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yang diwujudkan dengan kerja gotong royong, maka saat itulah Indonesia telah menjadi Indonesia maju sesuai pada cita-cita kemerdekaan yang tertuang pada pembukaan UUD 1945.

Untuk mewujudkan visi tersebut, BPSPL Denpasar dapat berkontribusi dengan melakukan pengelolaan ruang di regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

(18)

13 Lakip TA 2020

B. Misi

Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan dengan misi dan kegiatan prioritas presiden, diantaranya adalah :

1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

o Mengembangkan Sistem Jaringan Gizi dan Tumbuh Kembang Anak

o Mengembangkan Reformasi Sistem Kesehatan o Mengembangkan Reformasi Sistem Pendidikan o Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi o Menumbuhkan Kewirausahaan

o Menguatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 2) Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing

o Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang Berlandaskan Pancasila

o Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastuktur

o Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0

o Mengembangkan Sektor-Sektor Ekonomi Baru o Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal o Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan 3) Pembangunan Yang Merata dan Berkeadilan

o Redistribusi Aset Demi Pembangunan Berkeadilan

o Mengembangkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Koperasi o Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan

o Mengembangkan Reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial o Melanjutkan Pemanfaatan Dana Desa untuk Pengurangan

Kemiskinan dan Kesenjangan Di pedesaan o Mempercepat Penguatan Ekonomi Keluarga

(19)

14 Lakip TA 2020

o Mengembangkan Potensi Ekonomi Daerah Untuk Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

4) Mencapai Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan o Penggembangan Kebijakan Tata Ruang Terintegrasi o Mitigasi Perubahan Iklim

o Penegakan Hukum dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup 5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

o Pembinaan Ideologi Pancasila o Revitalisasi Revolusi Mental

o Restorasi Toleransi dan Kerukuna Sosial o Mengembangkan Pemajuan Seni-Budaya

o Meningkatkan Kepeloporan Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan o Mengambangkan Olahraga untuk Tumbuhkan Budaya Sportifitas

dan Berprestasi

6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

o Melanjutkan Penataan Regulasi

o Melanjutkan Reroemasi Sistem dan Proses Penegakan Hukum o Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

o Penghormatan,Perlindungan,dan Pemenuhan HAM o Mengembangkan Budaya Sadar Hukum

7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga

o Melanjutkan Haluan Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif

o Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI yang Profesional

o Melanjutkan Reformasi Keamanan dan Intelejen Yang Profesional dan Terpercaya

(20)

15 Lakip TA 2020

8) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya o Aktualisasi Demokrasi Pancasila

o Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional

o Reformasi Sistem Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas Birokrasi

o Reformasi Kelembagaan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien o Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik o Reformasi Pelayanan Publik

9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan o Menata Hubungan Pusat Dan Daerah Yang Lebih Sinergis

o Meningkatkan Kapasitas Daerah Otonom dan Daerah Khusus/Daerah Istimewa dalam Pelayanan Publik dan Peningkatan Daya Saing Daerah

o Mengembangkan Kerjasama Antar Daerah Otonom dalam Peningkatan Pelanyanan Publik dan Membangun Sentra-Sentra Ekonomi Baru

C. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.

Adapun tujuan pengelolaan ruang laut adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan tata kelola ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; 2) Meningkatkan dayaguna wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; 3) Menata dan memanfaatkan jasa-jasa kelautan;

(21)

16 Lakip TA 2020

5) Melestarikan kawasan konservasi dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman haya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

D. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh BPSPL Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran atau indikator kinerja utama, yang dimaksud dengan indikator sasaran atau indikator kinerja utama adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun 2020. Setiap indikator sasaran atau indikator kinerja utama disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing.

BPSPL Denpasar memiliki 8 sasaran strategis dan 19 Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara lengkap sasaran dan indikator kinerja utama BPSPL Denpasar tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Denpasar Tahun 2020

No. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Terwujudnya pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari, kuat dan sejahtera di wilayah kerja BPSPL

Denpasar

1 Jumlah lokasi yang difasilitasi sarana prasarananya di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar lingkup BPSPL Denpasar (Lokasi)

4

2 Jumlah pulau-pulau kecil/terluar yang telah terverifikasi data lapangan dalam rangka perijinan pemanfaatan PPK/T (pulau)

2

3 Jumlah lokasi kegiatan gerakan bebas sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)

4

2 Tercapainya

Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Perairan yang lestari dan

berkelanjutan di

4 Luas Kawasan Konservasi baru yang diusulkan penetapannya (Ha)

246.074

5 Jumlah dokumen operasional dan

pemanfaatan KKPD Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang diselesaikan (Dokumen)

2

6 Jumlah jenis ikan terancam punah di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilakukan

(22)

17 Lakip TA 2020

No. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Wilayah Kerja BPSPL Denpasar

pendataan, penyadartahuan dan perbaikaan habitat atau pemulihan populasi (jenis) 7 Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL

Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis)

4

8 Jumlah Kelompok masyarakat yang

menerima bantuan di lingkup wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok)

3

9 Jumlah Kemitraan/Kerjasama dan konvensi dalam mendukung konservasi

keanekargaman hayati laut di lingkup wilayah kerja (dokumen)

2

3 Terkendalinya

pemanfaatan ruang di pesisir dan laut di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar

10 Jumlah lokasi yang diidentifikasi

pemanfaatan ruangnya di wilayah pesisir dan laut 4 4 Terwujudnya Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan dalam rangka Optimalisasi Potensi Ekonomi Kelautan

11 Jumlah gerai unit usaha biofarmakologi yang dibangun (unit)

1

12 Jumlah lokasi pemanfaatan sumberdaya perairannya yang diidentifikasi (lokasi)

4

5 Terwujudnya ASN BPSPL Denpasar yang profesional

13 Indeks profesionalitas ASN BPSPL Denpasar 72

6 Terwujudnya Sistem pemerintahan berbasis Elektronik yang andal lingkup BPSPL Denpasar

14 Persentase unit kerja BPSPL Denpasar yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

82

7 Terwujudnya birokrasi BPSPL Denpasar yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

15 Presentase pemenuhan dokumen RB lingkup

BPSPL Denpasar (%) 100

16 Nilai Penilaian Mandiri SAKIP Lingkup BPSPL

Denpasar 83

17 Unit Kerja yang berpredikat menuju WBK

lingkup BPSPL Denpasar 1

8 Terkelolanya anggaran BPSPL Denpasar yang berkualitas

18 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BPSPL Denpasar (%)

88 19 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP

BPK Atas LK BPSPL Denpasar dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Denpasar TA. 2019 (%)

(23)

18 Lakip TA 2020

2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2020

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran yang memuat kebijakan dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh BPSPL Denpasar melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen BPSPL Denpsaar untuk mencapainya dalam tahun 2020.

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi tentang: sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan; indikator kinerja utama, rencana capaiannya (target), program, dan kegiatan. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi/sektor lain.

Dokumen RKT 2020 tersebut kemudian diimplementasikan dalam Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2020 yang telah berbasis pada Balanced

Scorecard (BSC). TAPJA BPSPL Denpasar ditandatangani oleh Kepala BPSPL

Denpasar dengan Direktur Jenderal PRL. Rencana Kinerja BPSPL Denpasar tahun 2020 telah dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) perspektif Balanced

Scorecard (BSC), yaitu : [A]. Perspektif Pelanggan (Perspective Customers).

[C]. Perspektif Internal (Internal Process); [B]. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth);

A. Perspektif Pelanggan (Perspective Customer)

Perspektif pelanggan adalah perspektif yang berorientasi pada kepuasan pelanggan karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi. Dengan kata lain, “organisasi/instansi harus memperhatikan apa yang diinginkan pelanggan”. Pengukuran pada perspektif ini dapat dilakukan dengan melihat jumlah unit produk yang dihasilkan, jumlah pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada tabel sebagai berikut:

(24)

19 Lakip TA 2020

Tabel 3. Uraian Sasarana Strategis Pada Perspektif Pelanggan (Customer) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Terwujudnya

pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari, kuat dan sejahtera di wilayah kerja BPSPL

Denpasar

1 Jumlah lokasi yang difasilitasi sarana prasarananya di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar lingkup BPSPL Denpasar (Lokasi) 4

7 Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis)

4

8 Jumlah Kelompok masyarakat yang menerima bantuan di lingkup wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok)

3

B. Perspektif Internal (Internal Process)

Perspektif internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa. Perspektif ini menjelaskan proses bisnis yang dikelola untuk memberikan layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer. Aspek yang dinilai adalah proses inovasi dan proses operasi. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Uraian Sasarana Strategis Pada Internal Process

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari, kuat dan sejahtera di wilayah kerja BPSPL Denpasar

2 Jumlah pulau-pulau kecil/terluar yang telah terverifikasi data lapangan dalam rangka perijinan pemanfaatan PPK/T (pulau)

2

3 Jumlah lokasi kegiatan gerakan bebas sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)

4

Tercapainya Pengelolaan Kawasan Konservasi dan

Keanekaragaman Hayati Perairan yang lestari dan berkelanjutan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar

4 Luas Kawasan Konservasi baru yang diusulkan penetapannya

(Ha) 246.074

5 Jumlah dokumen operasional dan pemanfaatan KKPD

(25)

20 Lakip TA 2020

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang diselesaikan (Dokumen) 6 Jumlah jenis ikan terancam

punah di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilakukan pendataan, penyadartahuan dan perbaikaan habitat atau pemulihan populasi (jenis)

3

7 Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis)

4

9 Jumlah Kemitraan/Kerjasama dan konvensi dalam

mendukung konservasi keanekargaman hayati laut di lingkup wilayah kerja

(dokumen)

2

Terkendalinya pemanfaatan ruang di pesisir dan laut di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar

10 Jumlah lokasi yang

diidentifikasi pemanfaatan ruangnya di wilayah pesisir dan laut

4

Terwujudnya Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan dalam rangka Optimalisasi Potensi Ekonomi Kelautan

11 Jumlah gerai unit usaha

biofarmakologi yang dibangun (unit)

1

12 Jumlah lokasi pemanfaatan sumberdaya perairannya yang diidentifikasi (lokasi)

4

C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) Perspektif Learning and Growth adalah menggambarkan kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada tabel sebagai berikut:

(26)

21 Lakip TA 2020

Tabel 5. Uraian Sasarana Strategis Pada Learning and Growth

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya ASN BPSPL Denpasar yang profesional

13 Indeks profesionalitas ASN BPSPL Denpasar

72

Tersedianya manajemen pengetahuan BPSPL Denpasar yang handal dan mudah diakses

14 Persentase unit kerja BPSPL

Denpasar yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

82

Terwujudnya birokrasi BPSPL Denpasar yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

15 Presentase pemenuhan dokumen RB

lingkup BPSPL Denpasar (%) 100 16 Nilai Penilaian Mandiri SAKIP

Lingkup BPSPL Denpasar

83

17 Unit Kerja yang berpredikat menuju WBK lingkup BPSPL Denpasar

1 Terkelolanya anggaran

Pembangunan BPSPL Denpasar yang berkualitas

18 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BPSPL Denpasar (%)

88

19 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK BPSPL Denpasar dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Denpasar TA. 2019 (%)

1

2.3 Metode Pengukuran Kinerja A. Rumus Pengukuran

Pengukuran capaian kinerja BPSPL Denpasar tahun 2020, dilakukan dengan membandingkan antara target (rencana) dengan realisasi pada masing-masing indikator kinerja, pada akhir tahun. Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengacu pada Manual IKU pada masing-masing Indikator yang ada dalam dokumen Balaced Scores Card (BSC).

B. Pedoman Pengukuran Kinerja

Dalam memantau perkembangan target kinerja telah ditetapkan Peraturan Dirjen KP3K nomor PER.02/KP3K/2012 tentang Pedoman Pengukuran Kinerja Lingkup Direktorat Jenderal KP3K. Dalam pedoman tersebut telah dijelaskan tentang target kinerja yang akan dicapai dan tata cara pengukurannya.

Dalam pedoman tersebut diatur juga tata cara pengukuran kinerja lingkup Direktorat Jenderal PRL yang dilakukan secara berkala setiap 3

(27)

22 Lakip TA 2020

(tiga) bulan sekali (triwulanan), yaitu pada bulan Maret (B03), Juni (B06), September (B09) dan Desember (B12). Dalam pelaksanaannya, capaian kinerja triwulanan dipantau oleh tim yang menjadi penanggung jawab kegiatan, selanjutnya penanggung jawab kegiatan melaporkannya kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PRL. Berdasarkan laporan unit kerja penanggung jawab kegiatan, Sesditjen PRL merangkum seluruh hasil yang dicapai dan melakukan evaluasi untuk mengendalikan pencapaian pelaksanaan program/kegiatan secara keseluruhan.

(28)

23 Lakip TA 2020

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

1. Jumlah Lokasi Yang Difasilitasi Sarana Prasarananya Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil/Terluar Lingkup BPSPL Denpasar (Lokasi)

Kegiatan bantuan sarana dan prasarana di pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk PPKT merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk PPKT yang mandiri agar tidak mengalami ketertinggalan dalam hal pembangunan dibandingkan dengan pulau utamanya, sehingga diharapkan di dalam pemanfaatannya dapat dijaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasarananya adalah wilayah pesisir dan PPK/PPKT (khususnya PPKT berpenduduk) dimana dilakukan pengadaan sarana prasarana dasar misalnya dermaga apung, prasarana ekowisata dan sarana prasarana pendukung ekonomi produktif dan sarpras MHA (misalnya: alat selam, jukung, chest freezer, cool box, mesin tempel perahu, alat tangkap ikan ramah lingkungan dan sarana lainnya yang mendukung usaha ekonomi produktif).

Penentuan lokasi dan jenis bantuan sarana dan prasarana yang akan diberikan sangat tergantung pada kebutuhan masyarakat dan didukung oleh komitmen pemerintah daerah. Pemberian sarana dan prasarana di pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam mengelola bantuan yang sudah diberikan serta menyesuaikan rencana strategis yang sudah disusun oleh pemerintah daerah.

Pada tahun 2020, ditargetkan akan diberikan Bantuan Pemerintah Sarana Ekonomi Produktif di 3 pulau dan pendampingan pada pengelolaan Pulau Lusi. Adapun sampai dengan triwulan I, target dari IKU tersebut belum tercapai karena merupakan target tahunan. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka memenuhi target IKU tersebut yaitu koordinasi rencana serah terima Barang Milik Negara (BMN) Pulau Lusi, rekrutmen tenaga penjaga Pulau Lusi dan identifikasi kelompok calon penerima bantuan.

(29)

24 Lakip TA 2020

Tabel. 6. Capaian Kinerja IKU Nomor 1

No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

1 Jumlah lokasi yang difasilitasi sarana prasarananya di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar lingkup BPSPL Denpasar (Lokasi)

4 - -

2. Jumlah Pulau-Pulau Kecil/Terluar Yang Telah Terverifikasi Data Lapangan Dalam Rangka Perijinan Pemanfaatan PPK/T (Pulau)

Fasilitasi perizinan adalah kegiatan fasilitasi verifikasi kelayakan pemberian izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dalam rangka Penanaman Modal Asing dan rekomendasi pemanfaatan pulau-pulau kecil dengan luas dibawah 100 Km2. Fasilitasi perizinan pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan

Perairan diberikan kepada pelaku usaha perseorangan, badan hukum koperasi dan korporasi baik dalam bentuk penanaman modal dalam negeri maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Sebanyak 2 Pulau, ditargetkan untuk dapat diverifikasi pada tahun 2020. Adapun sampai dengan triwulan I, target dari IKU tersebut belum tercapai karena merupakan target tahunan. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka memenuhi target IKU tersebut yaitu koordinasi dengan Direktorat Jasa Kelautan. Dari koordinasi tersebut diperoleh informasi bahwa sampai dengan Triwulan I, sebanyak 17 permohonan izin lokasi perairan telah diajukan namun tidak ada yang berada di wilayah kerja BPSPL Denpasar.

Tabel. 6. Capaian Kinerja IKU Nomor 2

No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

2 Jumlah pulau-pulau kecil/terluar yang telah terverifikasi data lapangan dalam rangka perijinan pemanfaatan PPK/T (pulau)

(30)

25 Lakip TA 2020

3. Jumlah Lokasi Kegiatan Gerakan Bebas Sampah Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)

Kawasan Pesisir Pulau-pulau Kecil yang direstorasi dalam rangka penanggulangan pencemaran adalah upaya pemulihan untuk menjadikan lingkungan hidup di Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil atau bagian-bagiannya berfungsi kembali sebagaimana semula. Upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan pencemaran melalui Gerakan Cinta Laut (GITA LAUT). Gerakan Cinta Laut atau yang disingkat dengan Gita Laut ini merupakan bagian dari strategi dari Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengelolaan Sampah Plastik di Laut. Gita Laut ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengendalian sampah plastik yang masuk ke laut dan mengenalkan upaya-upaya penanggulangan dan pengendalian sampah plastik untuk nantinya dapat diadopsi oleh masyarakat. Kegiatan Gerakan Cinta Laut (GITA LAUT) meliputi yang meliputi Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL), Jambore Pesisir, dan penyediaan fasilitas penganggulangan pencemaran.

Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) merupakan suatu gerakan dalam mengatasi dan mengendalikan sampah secara umum dan sampah pelastik yang masuk kelaut secara khusus melalui sosialisasi dan edukasi, aksi bersih pantai dan laut dan pendampingan kegiatan. Jambore Pesisir merupakan sarana edukasi terhadap para pelajar sekaligus ajang partisipasi aktif untuk melakukan upaya-upaya rehabilitasi. Fasilitas penganggulangan pencemaran dapat berupa penyediaan kapal pengangkut sampah, dan jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS)/Pusat Daur yang dibangun di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dll.

Sebanyak 4 lokasi ditargetkan dapat dilakukan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) pada tahun 2020. Adapun sampai dengan triwulan I, BPSPL Denpasar telah melakukan GBPL sebanyak 1 kali yaitu di Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Maret di Kec. Labuhan Bajo, Kab. Manggarai Barat. Sebanyak 310 peserta terlibat yang terdiri dari kelompok nelayan, dive operator dan perwakilan instansi pemerintah. Sebanyak 2.089,4 Kg sampah yang berhasil dikumpulkan baik dari bersih pantai maupun underwater clean up.

(31)

26 Lakip TA 2020

Tabel. 7. Capaian Kinerja IKU Nomor 3

No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

3. Jumlah lokasi kegiatan gerakan bebas sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)

4 1 1

4. Luas Kawasan Konservasi Baru yang Diusulkan Penetapannya (Ha)

Dalam penetapan kawasan konservasi tahapan yang harus dilalui yaitu pencadangan kawasan. Setelah suatu kawasan konservasi dicadangkan melalui SK Pencadangan atau Perda RZWP3K provinsi, selanjutnya kawasan konservasi tersebut disusun zonasi dan rencana pengelolaannya. Zonasi kawasan konservasi tersebut diusulkan penetapan oleh Gubernur kepada Menteri Kelautan dan Perikanan. Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Dirjen Pengelolaan Ruang Laut melakukan evaluasi usulan penetapan kawasan konservasi. Evaluasi dilakukan terhadap aspek teknis dan aspek hukum kawasan konservasi.

Direktur KKHL melakukan evaluasi aspek teknis kawasan konservasi. Apabila kawasan konservasi yang diusulkan memenuhi syarat aspek teknis, maka selanjutnya disampaikan usulan penetapan kawasan konservasi yang telah dilakukan evaluasi aspek teknis kepada Sekretaris Ditjen PRL untuk dilanjutkan evaluasi aspek hukum oleh Sekretaris Ditjen PRL dan Biro Hukum & Organisasi-Setjen.

Seluas 246.074 Km2, kawasan konservasi baru ditargetkan dapat

ditetapkan pada tahun 2020. KKPD yang menjadi target antara lain: KKPD Gili Ketapang, KKPD Buleleng, KKPD Lembata, KKPD Gili Balu dan KKPD Gili Banta). Sampai dengan Triwulan I, target IKU tersebut belum berhasil dicapai karena merupakan target tahunan. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka mendukung IKU tersebut yaitu koordinasi dan pengumpulan data awal (SK Pencadangan dan RPZ).

(32)

27 Lakip TA 2020

Tabel. 8. Capaian Kinerja IKU Nomor 4

No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

4 Luas Kawasan Konservasi baru yang diusulkan penetapannya (Ha)

246.074 - -

5. Jumlah Dokumen Operasional Dan Pemanfaatan KKPD Wilayah Kerja BPSPL Denpasar Yang Diselesaikan (Dokumen)

Dokumen rencana teknis perlu disusun untuk menjabarkan secara detail faktor pembatas untuk setiap kegiatan pemanfaatan, faktor pembatas ini merupakan alat kontrol bagi pengelola dalam mekanisme pemberian izin, salah satunya merupakan batasan-batasan teknis seperti kajian potensi, daya dukung dan daya tampung Pendataan potensi, daya dukung dan daya tampung kawasan konservasi dibutuhkan untuk mengetahui kapasitas dari suatu kawasan konservasi perairan dengan kegiatan manusia yang ada didalamnya untuk mencapai keseimbangan dan berkelanjutan serta pengembangan potensi yang ada di kawasan konservasi perairan tersebut.

Selain dilakukan penyusunan dokumen rencana teknis pemanfaatan (Daya Dukung Daya Tampung) juga perlu dilakukan evaluasi atas pengelolaan kawasan konservasi yang sudah ditetapkan melalui metode E-KKKPK sehingga diketahui tingkat pengelolaan konservasi tersebut. Adapun output dari hasil evaluasi tersebut adalah dokumen operasional KKPD.

Total sebanyak 13 lokasi ditargetkan dapat tersusun dokumen rencana teknis (DDDT) antara lain: KKPD Gili Sulat dan Lawang; KKPD Gita Nada; KKPD Gili Balu; KKPD Gili Banta; KKPD Pulau Liang dan Pulau Ngali; KKPD Teluk Cempi; KKPD Tatar Sepang Lunyuk; KKPD Pulau Lipan, KKPD Selat Pantar; KKPD Flores Timur; KKPD Sikka; KKPD Lembata, dan KKPD Nusa. Sedangkan pengukuran operasional (E-KKP3K) akan dilakukan di 5 lokasi yaitu: Nusa Penida, Gita Nada, Gili Sulat, Teluk Benoa, dan Selat Pantar.

Adapun target IKU tersebut sampai dengan Triwulan I belum tercapai, IKU tersebut merupakan IKU tahunan yang ditargetkan akan tercapai pada akhir tahun. Kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendukung IKU tersebut antara lain: (1) Workshop Survey Pendataan Potensi, Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan Konservasi di Wilayah Kerja BPSPL Tahun

(33)

28 Lakip TA 2020

2020; (2) Rapat koordinasi Teknis Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan; (3) Koodinasi dan persiapan kegiatan. Survei pendataan potensi daya dukung dan daya tampung di Bali (4) Rapat Pemanfaatan Kawasan dan Jenis Ikan TA 2020 serta Koordinasi Pemanfaatan Koral/Karang Hias di Jakarta.

Tabel. 9. Capaian Kinerja IKU Nomor 5 No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

5. Jumlah dokumen operasional dan pemanfaatan KKPD Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang diselesaikan (Dokumen)

2 - -

6. Jumlah Jenis Ikan Terancam Punah Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar Yang Dilakukan Pendataan, Penyadartahuan Dan Perbaikaan Habitat Atau Pemulihan Populasi (Jenis)

Jenis prioritas (Hiu Paus, Penyu, Mamalia Laut) akan diintervensi sesuai dengan krakteristik Bioekologi untuk dilakukan perlindungan, pelestarian dan/atau dimanfaatkan guna menjaga dan menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan keanekaragaman hayati perairan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya hayati dan lingkungannya secara berkelanjutan melalui:

1. Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria (NSPK) jenis ikan dilindungi/Terancam Punah;

2. Rehabilitasi Habitat/Pemulihan populasi jenis ikan dilindungi/terancam Punah;

3. Pendataan populasi jenis ikan

4. Penyadartahuan/Sosialisasi/Edukasi Stakeholder terkait perlindungan dan pelestarian Jenis Ikan.

5. Penanganan respon cepat jenis mamalia laut terdampar.

Sedangkan upaya pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau masuk appendiks CITES yang difasilitasi pemanfaatannya dengan tetap menjaga kelestarian dan keberadaannya, melalui:

(34)

29 Lakip TA 2020

1. Penyusunan regulasi pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau masuk appendiks CITES

2. Pengembangan sistem pelayanan / basis data pemanfaatan jenis ikan

3. Pelayanan perizinan pemanfaatan jenis ikan dilindungi, masuk appendiks CITES, dan atau look alike spesies.

Sebanyak 3 jenis spesies prioritas ditargetkan dalam IKU tersebut melalui kegiatan pendukung yaitu (1) Respon Cepat Penanganan Biota Laut Dilindungi; (2) Monitoring Biota Laut Dilindungi (C. falciformis, Karang dan MolaMola) (3) Sosialisasi dan Publikasi Perlindungan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati. Sampai dengan Triwulan I, target dari IKU tersebut belum tercapai, direncanakan IKU tersebut akan tercapai pada akhir tahun (TW IV) karena merupakan IKU tahunan. Kegiatan pendukung yang sudah dilakukan antara lain:

1. Respon cepat Penanganan Biota Laut Dilindungi

Selama Triwulan I telah dilakukan 16 kali penanganan tersebar di 4 wilayah kerja yakni Bali (4 penanganan), (NTB 4 penanganan), (NTT 4 penanganan). Sebanyak 9.939 ekor yang terdiri dari lobster, penyu, dan mamalia laut serta 200 pcs karang. Jumlah jenis yang berhasil ditangani jauh lebih tinggi daripada jumlah pada Triwulan I Tahun 2019 yang hanya 6 ekor.

Grafik 6. Grafik Respon Cepat Triwulan I

1 2 2 3 2 1 2 1 1 1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Jatim Bali NTB NTT

(35)

30 Lakip TA 2020

Grafik 7. Jumlah Jenis Yang Berhasil Ditangani

Grafik 8. Perkembangan Respon Cepat TW I Tahun 2018-2020

2. Monitoring Biota Laut Dilindungi

Kegiatan monitoring biota laut dilindungi (C. Falciformis, Karang dan Mola-mola) sampai dengan Triwulan I belum dilaksanakan, kegiatan dijadwalkan akan terlaksana pada Triwulan II. Monitoring direncanakan akan dilakukan di 2 lokasi untuk C. Falfiformis yaitu PPN Brondong dan PPN Muncar, sedangkan karang akan dilakukan di 4 lokasi yaitu Banyuwangi, Buleleng, Mataram dan Alor serta mola-mola akan dilakukan di Nusa Penida Bali.

3. Sosialisasi dan Publikasi Perlindungan dan Pelestarian

Kegiatan sosialisasi telah berhasil dilakukan 1 kali, yaitu di Kab. Manggarai Barat. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 3 Maret dan dihadiri 70 peserta yang terdiri dari instani pemerintah maupun kelompok nelayan.

Tabel. 10. Capaian Kinerja IKU Nomor 6 No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

6 Jumlah jenis ikan terancam punah

di Wilayah Kerja BPSPL 3 - - 81 14 200 9.844 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 Penyu Mamalia Laut Karang Lobster 14 6 10.139 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 2018 2019 2020

(36)

31 Lakip TA 2020

Denpasar yang dilakukan

pendataan, penyadartahuan dan perbaikaan habitat atau

pemulihan populasi (jenis)

7. Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis)

Dengan masuknya beberapa spesies hiu ke dalam daftar Appendix II CITES maka perdagangan internasional jenis-jenis tersebut harus mengikuti ketentuan CITES, diantaranya: sustainability/keberlanjutan, traceability/keterlacakan, dan legality/legalitas. Namun masih kurangnya informasi mengenai data tangkapan, menjadi kendala dalam menentukan dasar rasional bagi penerapan pengelolaan hiu yang berkelanjutan. Monitoring pendaratan hiu dan pari di wilayah kerja BPSPL Denpasar merupakan salah satu upaya BPSPL Denpasar dalam memenuhi data dan informasi potensi, keragaman jenis hiu, dan tingkat pemanfaatan ikan hiu di wilayah kerjanya, sehingga dapat merumuskan langkah-langkah pemanfaatan yang berkelanjutan.

Upaya konservasi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat masih mengalami kendala yaitu minimnya kapasitas sumberdaya manusia terutama terkait pengetahuan konservasi. Disisi lain, kelompok juga mengalami kendala pendanaan dalam menjalankan upaya konservasi. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan kelompok dalam memanfaatkan potensi konservasi sebagai sarana penunjang ekonomi. Upaya memperkuat dan meningkatkan kapasitas kelompok dalam mengelola konservasi jenis dan kawasan serta memanfaatkan peluang ekonomi dalam bidang konservasi dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan pengembangan ekonomi masyarakat mendukung jenis ikan yang dilindungi dan Appendiks CITES.

Untuk mendukung tercapainya IKU tersebut, telah dialokasikan kegiatan pendukung yaitu (1) Penyediaan Data Potensi dan Status Populasi Jenis Ikan Dilindungi (2) Perizinan pemanfaatan jenis ikan dilindungi (3) Pelatihan Pengembangan Ekonomi Kelompok Konservasi. Sampai dengan Triwulan I, IKU tersebut belum tercapai, sesuai dengan rincian target IKU,

(37)

32 Lakip TA 2020

target tersebut akan tercapai pada akhir tahun (TW IV). Adapun kegiatan pendukung yang sudah dilaksanakan antara lain:

1. Penyediaan Data Potensi dan Status Populasi Hiu dan Pari

Kegiatan penyediaan data potensi dan status populasi direncanakan akan dilaksanakan pada Triwulan III. Kegiatan penyediaan data potensi akan dilakukan di 6 lokasi (Brondong, Muncar, Probolinggo, Pengembengan, Tanjung Luar dan Benoa).

2. Perizinan Pemanfaatan Jenis Ikan Dilindungi

Selama Triwulan I, telah diterbitkan surat rekomendasi sebanyak 250 surat, capaian tersebut lebih rendah daripada tahun 2019 yang mencapai 293 surat. Tetapi dari jumlah olehan yang berhasil diedarkan baik domestik maupun ekspor meningkat yaitu sebanyak 1.064,263 Kg lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang hanya 852.710 Kg. Jumlah Hiu dan Pari hidup yang berhasil diekspor sebanyak 879 ekor lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 1.390 ekor.

Grafik 9. Jumlah Rekomendasi, Produk Olahan, dan Produk Hidup Triwulan I (2018-2020)

3. Pelatihan Pengembangan Ekonomi Kelompok Konservasi

Kegiatan pelatihan pengembangan kelompok konservasi akan dilaksanakan di 3 lokasi: Probolinggo, Badung dan Buleleng. Sampai dengan Triwulan I, kegiatan tersebut belum dilaksanakan dan direncanakan akan dilaksanakan pada Triwulan II.

250 1.064.263 879 293 852.710 1.390 235 1.041.860 1.214 0% 20% 40% 60% 80% 100% Rekom Olahan Hidup 2020 2019 2018

(38)

33 Lakip TA 2020

Tabel. 10. Capaian Kinerja IKU Nomor 7 No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

7 Jumlah jenis ikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar yang dilayani pemanfaatannya (jenis)

3 - -

8. Jumlah Kelompok Masyarakat Yang Menerima Bantuan Di Lingkup Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok)

Bantuan pemerintah untuk konservasi merupakan bagian dari upaya percepatan efektivitas pengelolaan jenis-jenis ikan terancam punah dan atau dilindungi baik didalam maupun diluar kawasan konservasi. Bantuan pemerintah diberikan kepada kelompok masyarakat karena adanya keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyaluran pemberian bantuan konservasi dalam melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan/atau pemanfaatan pada kawasan konservasi maupun jenis ikan terancam punah dan/atau dilindungi. Tujuan dari kegiatan ini adalah sarana dan prasarana konservasi bagi masyarakat yang melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan/atau pemanfaatan kawasan konservasi atau jenis ikan terancam punah dan/atau dilindungi.

Pada tahun 2020 target pemberian bantuan sebanyak 3 kelompok. Sampai dengan Triwulan I, target tersebut belum tercapai, dan masih pada tahap identifikasi kelompok. Sesuai rincian target IKU, Bantuan Kompak direncanakan akan disalurkan pada akhir tahun (TW IV).

Tabel. 11. Capaian Kinerja IKU Nomor 8 No Indikator Kinerja Target

(2020) Target TW I Realisasai 8 Jumlah Kelompok masyarakat

yang menerima bantuan di lingkup wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok)

(39)

34 Lakip TA 2020

9. Jumlah Kemitraan/Kerjasama Dan Konvensi Dalam Mendukung Konservasi Keanekargaman Hayati Laut Di Lingkup Wilayah Kerja (Dokumen)

Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan Focus Discussion Group di seluruh wilayah kerja dengan tujuan mendiskusikan metode, penyajian data, penampilan data dan penyebaran data untuk mendukung kegiatan konvensi internasional yang akan diikuti oleh Indonesia, seperti COP CITES, Coral Triangle Initiative, CBD, dll. Dilaksanakan sebanyak 1 kali di masing-masing wilayah kerja, sehingga data dan informasi yang terkumpul diharapkan dapat menjadi pendukung delegasi Indonesia yang akan hadir di sana. Kemitraan adalah kerjasama antara BPSPL Dengan kelompok konservasi melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS).

Sampai degan Triwulan I, target IKU tersebut belum tercapai. Sesuai rincian target, IKU tersebut ditargetkan akan tercapai pada Triwulan III dan IV. Kemitraan direncanakan dengan salah satu kelompok yang pernah mendapatkan bantuan Kompak.

Tabel. 12. Capaian Kinerja IKU Nomor 9 No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

9 Jumlah Kemitraan/Kerjasama dan konvensi dalam mendukung konservasi keanekargaman hayati laut di lingkup wilayah kerja (dokumen)

2 - -

10. Jumlah Lokasi Yang Diidentifikasi Pemanfaatan Ruangnya Di Wilayah Pesisir Dan Laut

Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan pada Pasal 42 Ayat (3) menegaskan “Pengelolaan ruang Laut meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian yang dilaksanakan dengan berdasarkan karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan dan mempertimbangkan potensi sumber daya dan lingkungan kelautan. Pada Pasal 46 disampaikan bahwa Pengendalian pemanfaatan ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) dilakukan melalui perizinan, pemberian insentif, dan

(40)

35 Lakip TA 2020

pengenaan sanksi. Selanjutnya, pada Pasal 47 ayat (1) bahwa Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ruang Laut secara menetap di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi wajib memiliki izin lokasi. Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang laut merupakan upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang laut, antara lain dapat mengetahui:

1) Menemukan fakta kepemilikan, penggunaan, pemanfaatan serta riwayat izin lokasi dan izin pengelolaan di laut termasuk kesesuaian antara penggunaan izin lokasi dan izin pengelolaan di laut dengan RZWP3K nya.

2) Mengetahui informasi/perkembangan mengenai proses penyelenggaraan izin lokasi dan izin pengelolaan di laut yang sedang berlangsung.

3) Mengetahui kekayaan aset negara dan pendapatan Pemerintah/pemerintah daerah.

4) Keperluan perencanaan dan pengembangan tata ruang wilayah laut. 5) Mengetahui batas waktu masa berlakunya suatu perizinan.

Sampai dengan Triwulan I, target tersebut belum terpenuhi karena merupakan IKU tahunan. Sesuai dengan rincian target, IKU tersebut ditargetkan aka terpenuhi pada akhir tahun (TW IV). Adapun kegiatan pendamping untuk memenuhi target IKU tersebut adalah (1) Bimtek terkait dengan perizinan lokasi di perairan dan laut dan/atau bimbingan teknis Kadaster Kelautan (2) Rapat Koordinasi (3) Pengumpulan Bahan dan Keterangan (Pulbaket).

Tabel. 13. Capaian Kinerja IKU Nomor 10 No Indikator Kinerja Target

(2020)

Target TW I

Realisasai

10 Jumlah lokasi yang diidentifikasi pemanfaatan ruangnya di

wilayah pesisir dan laut

(41)

36 Lakip TA 2020

11. Jumlah Gerai Unit Usaha Biofarmakologi Yang Dibangun (Unit)

Biofarmakologi Laut adalah kegiatan penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya hayati laut melalui pengembangan/perekayasaan organisme untuk keperluan farmasi. Unit bisnis biofarmakologi yang difasilitasi berupa unit usaha berbentuk kelompok atau koperasi yang menyediakan jasa pemanfaatan produk biofarmakologi baik pengolah bahan baku dan/atau bahan setengah jadi (antara) dan/atau menjadi produk kosmetika, kosmosetika atau nutrasetika berbahan dasar biota laut dan/atau kelompok penyedia jasa/layanan pendukung kegiatan pemasaran produk hasil pengolahan yang ditingkatkan kapasitasnya.

Kegiatan pendukung untuk memenuhi target IKU yaitu: (1) FGD Pengembangan Biofarmakologi (2) Survei dan Identifikasi Kelompok (3) Pembangunan Gerai Marine spa. Sampai dengan Triwulan I, target IKU tersebut belum tercapai, sesuai rincian target IKU, target tersebut akan tercapai pada akhir tahun (TW IV). Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah

1. FGD pengembangan biofarmakologi di Provinsi NTB

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Februari dihadiri oleh 3 orang narasumber dan 33 orang peserta yang terdiri dari: organisasi perangkat daerah (OPD) Lingkup Propinsi NTB khususnya di Pulau Lombok diantaranya Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Penyuluh Perikanan Wilayah Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah, BBL Lombok dan Akademisi. Tujuan dilaksanakannnya FGD ini adalah untuk memperkenalkan program kegiatan biofarmakologi dan menjalin masukan dan informasi yang dapat mendukung kelancaran kegiatan Biofarmakologi pada tahun 2020.

2. Bimtek Peningkatan Kapasitas Usaha Kelompok Bidang Biofarmakologi

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26-27 Februari dan dihadiri 30 orang peserta yang terdiri dari anggota paguyuban spa kelompok Yasa Segara dan angota kelompok Nusa Berdaya. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Dinas Perikanan Kabupaten Badung. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan menambah

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BPSPL Denpasar
Grafik 3. Klasifikasi Berdasarkan Golongan PNS Tng Kontrak; 13PNS; 38PPNPN; 8Verifikator; 5PNS Gol II; 3PNS Gol III; 35
Grafik 5. Distribusi SDM BPSPL Denpasar  1.4  Penerapan Balanced Scorecard (BSC)
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Denpasar  Tahun 2020
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Komponen RPP mata pelajaran tepadu sama dengan komponen RPP kurikulum 2006 yaitu; (A) Identitas sekolah, terdiri dari nama sekolah, Tema pelajaran, kelas, alokasi waktu,

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga saluran pemasaran yang terdapat di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dapat dinyatakan mempunyai tingkat efisiensi

• Mineralisasi logam di daerah Olat Maja, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, ditemukan 2 lokasi yaitu Mineralisasi Mangan tipe Sedimenter yang terletak di bukit Olat

Bagian pertama adalah mengelompokkan data apa saja peran manajerial yang dilakukan oleh bidang komunikasi korporat PT PLN Persero dalam proses penyusunan kebijakan terkait

Contoh kesadaran dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai kemanusiaan dan semangat Pancasila adalah ... bersedia menjadi donor darah

Pada penelitian ini prevalensi kejadian skabies pada santri putra di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta dengan personal hygiene yang kurang terjaga sebanyak 38,7

Desa Pakraman memiliki andil yang besar dalam upaya pelestarian pariwisata budaya di Bali, hal tersebut tersurat dalam ketentuan Pasal 25 Perda Provinsi Bali