• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS XI MAN PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS XI MAN PANGKEP"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS XI MAN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Niati Mali 105391103816

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(2)
(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Niati Mali

Nim : 105391103816

Jurusan/Prodi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Judul Penelitian : Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika kelas XI MAN Pangkep

Menyatakan bahwa penelitian ini benar-benar merupakan karya tulis saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi karya atau pendapat orang lain yang telah dipublikasikan, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai referensi atau kutipan dan telah ditulis mengikuti aturan penulisan karya ilmiah yang lazim.

Pernyataan ini dibuat oleh penulis dengan penuh kesadaran dan apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Makassar, 2021 Yang menyatakan Niati Mali NIM.105391103816

(5)

v

SURAT PERJANJIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Niati Mali

Nim : 105391103816

Jurusan/Prodi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Judul Penelitian : Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika kelas XI MAN Pangkep

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1 Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2 Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3 Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi 4 Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 2021 Yang menyatakan,

Niati Mali

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Kesuksesan tidak akan pernah jatuh gratis dari langit namun merupakan kristalisasi antara darah dan keringat”

(Ir. Soekarno)

PERSEMBAHAN

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni dalam kehidupanku. Kubersujud dihadapan-Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai dipenghujung awal perjuanganku, segalah puji bagimu ya Allah.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi

1. Kepada Ibunda Suria Muda, terimakasih untukmu orangtuaku yang sudah bersusah payah dan bekerja keras dalam dunia pendidikan saya untuk menggapai gelar sarjana, dan juga Ayahanda Ahmad Mali yang rela kotor dibawah teriknya panas matahari demi kesuksesan saya dalam dunia Pendidikan.

2. Terimakasih kupersembahkan kepada semua komponen keluarga yang sudah memberikan kontribusi baik itu secara materi maupun nonmateri sehingga saya bisa sampai pada penghujung dari sebuah perjuangan akademisis.

Semoga segala kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat berkah yang berlipat dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca Aamiin.

(7)

vii

ABSTRAK

Niati Mali. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil

Belajar Fisika Kelas XI MAN Pangkep. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I (Nurlina) dan pembimbing II (Tri Hastiti Fiskawarni).

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang masih bersifat terpusat pada pendidik dan kurangnya peran aktif peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MAN Pangkep. Jenis penelitian ini adalah penelitian True eksperimen dengan rancangan penelitian Posttest-only control

design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Sampel

penelitian yang pertama berjumlah 27 peserta didik untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Sampel yang kedua berjumlah 27 peserta didik untuk kelas Kontrol dengan menggunakan model belajar konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata posttest kelas kontrol 73,63 dan skor rata-rata posstest kelas eksperimen 78,59. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil -3,16 dan 2,01, pada taraf signifikan 5% maka > atau H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan kognitif peserta didik di MAN Pangkep yang diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Alaikum Warahatullahi Wabarakatu

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengampun dan maha penyayang serta sang penentu segalanya, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI MAN Pangkep”.

Dalam proses pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya dan setulusnya kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin penelitian pada penulis.

(9)

ix

3. Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin penelitian dan membantu kelancaran penulisan.

4. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Tri Hastiti Fiskawarni, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd yang bersedia sebagai validator satu yang telah memberikan saran dan masukan yang berarti dalam instrument penelitian.

7. Ibu Andi Arie Andriani, S.Si., M.Pd yang bersedia sebagai validator dua yang telah memberikan saran dan masukan yang berarti dalam instrument penelitian.

8. Bapak Drs. H. Abdul Hafid H., M.A sebagai Kepala MAN Pangkep yang telah memberi izin untuk meneliti di MAN Pangkep.

9. Ibu dan Bapak Guru MAN Pangkep yang telah membantu dalam proses penelitian serta adik-adik peserta didik di MAN Pangkep yang telah membantu dalam proses penelitian.

(10)

x

10. Kepada kedua orangtuaku yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun moril serta doa kepada penulis.

11. Teman-teman Dispersi B yang telah memberikan semangat dalam menyusun skripsi serta terima kasih atas waktunya selama 4 tahun yang telah memberi kesan tersendiri bagi penulis.

Akhir kata penulis menyadari tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik agar dapat berkarya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan dan doa penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Makassar, Maret 2021

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Belajar dan Pembelajaran ... 8

2. Hasil belajar ... 12

3. Model pembelajaran kovensional ... 14

4. Model pembelajaran inkuiri terbimbing ... 17

5. Hasil penelitian yang relevan ... 20

B. Kerangka Pikir... 22

C. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Rancangan Penelitian ... 25

1. Jenis Penelitian ... 25

2. Variabel Penelitian... 25

3. Desain Penelitian ... 25

4. Lokasi penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

1. Populasi Penelitian... 26

2. Sampel Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

D. Intrumen Penelitian ... 27

1. Uji Validitas ... 27

2. Uji Reliabilitas ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(12)

xii

2. Tahap Pelaksanaan ... 30

3. Tahap Akhir ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 30

1. Analisis Deskriptif ... 30

2. Analisis Inferensial ... 31

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Hasil analisis deskriptif ... 36

2. Hasil analisis statistikk inferensial... 37

B. Pembahasan ... 40 BAB V PENUTUP ... 44 A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50 RIWAYAT HIDUP ... 125

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu... 20

Tabel 3.1 Posttest-Only Control Group Design ... 25

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Peserta Didik ... 31

Tabel 4.1 Statistik skor hasil belajar peserta didik ... 36

Tabel 4.2 Deskripsi Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 37

Tabel 4.3 Uji Normalitas Posttest ... 37

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 38

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpiikir ………24

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

Lampiran 2 Lembar Kerja Peserta Didik I ... 66

Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik II ... 69

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik III ... 71

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes dan Kunci Jawaban ... 74

Lampiran 6 Soal Posttest ... 89

Lampiran 7 Lembar Validasi RPP ... 98

Lampiran 8 Lembar Validasi LKPD ... 100

Lampiran 9 Instrumen Validasi Tes Hasil Belajar ... 102

Lampiran 10 Analisis Validitas Soal Pilihan Ganda ... 112

Lampiran 11 Analisis Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 113

Lampiran 12 Uji Normalitas Kelas Eksperimen... 114

Lampiran 13 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 115

Lampiran 14 Uji Homogenitas ... 116

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara ( Ramayulis, 2011:13).

Dunia pendidikan sangat erat dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini sesungguhnya penekanannya pada “belajar”. Sebab, hasil yang dituju serta dimaksud oleh kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana peserta didik dapat menyerap ilmu dan nilai-nilai yang diajarkan. Secara kodrati manusia terlahir sebagai pembelajar. Rasa keingintahuan telah mendorong manusia melakukan eksplorasi berbagai pengetahuan. Begitu pula, Allah telah membekali manusia dengan tujuan dan strategi kehidupan serta potensi diri. Kehadiran manusia ke muka bumi tidaklah asal-asalan, tanpa tujuan yang jelas. Manusia diciptakan untuk menjadi wakil (khalifah) Tuhan di muka bumi, diserahi amanat untuk mengelola dan memakmurkannya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam (QS Al-Baqarah/2: 30).

Terjemahannya:

(17)

2

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Sejak awal manusia telah dibekali potensi diri untuk itu. Hanya saja, potensi itu belum jadi dan siap pakai sehingga memerlukan pengelohan lewat aktivitas pembelajaran yang optimal. Pada dasarnya agama islam (melalui Rasulullah Muhammad SAW) telah menyampaikan risalah akhlak, keobjektifan berpikir, dan kemaksimalan humanisme lewat kalam ilahi yang dibawanya melalui Al-quran, Al-hadis, dan peluang kemajuan berupa ayat-ayat kauniah. Dan ayat-ayat kauniah tersebut mayoritas adalah ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan alam dan sains. Untuk itu manusia dituntut agar memahami disetiap ayat-ayat al-qurannya, merenungi serta memikirkannya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam (Q.S Saad/38: 29).

Terjemahannya:

“Kitab (al-quran) yang Kami Turunkan kepadamu penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. Ayat tersebut berbicara bahwa dalam al-quran terkandung Ayat-ayat Alquran yang akan menunjukkan fenomena tertentu. Al-quran dapat menjadi sumber informasi, petunjuk dan pembelajaran bagi orang-orang yang berpikir. Dan salah satunya adalah tentang ilmu fisika.

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu IPA (sains) memiliki hakekat yakni fisika sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai sikap (a way of thinking) dan fisika sebagai proses. Ilmu IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

(18)

3

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pembelajaran IPA hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat membawa peserta didik kedalam situasi yang nyata, dimana peserta didik dapat melihat dan membuktikan sendiri pengetahuan berdasarkan fakta yang ada serta memperoleh pengalaman konkret

Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Untuk itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu model pembelajaran yang termasuk kedalam rumpun model-model pemrosesan informasi yang menekankan bagaimana seseorang berfikir dan dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XI MIA MAN Pangkep pada tanggal 1 september 2020 diperoleh bahwa yang digunakan adalah metode ceramah, dimana kegiatan pembelajaran masih bersifat terpusat pada pendidik. Kegiatan guru selama pembelajaran yaitu memberikan penjelasan materi secara singkat, memberikan contoh soal beserta penyelesaiannya, memberikan latihan soal, serta pemberian tugas rumah. Sedangkan kegiatan peserta didik selama pembelajaran adalah memperhatikan penjelasan guru, mencatat apa yang ditulis guru dipapan tulis, dan mengerjakan soal yang ada. Terlihat dengan jelas bahwa peserta didik kurang berminat dengan proses pembelajaran dan banyak peserta didik yang berbicara selama pembelajaran berlangsung. Selain itu dalam proses pembelajaran ini, tidak adanya peserta didik yang kreatif, kompetitif, dan lebih mampu bekerja

(19)

4

sama (kooperatif). Berdasarkan hal tersebut diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran yang terjadi adalah model pembelajaran langsung. Dalam penelitian ini, model penelitian langsung disebut juga model pembelajaran konvensional.

Wawancara yang peneliti lakukan dengan peserta didik kelas XI MIA MAN Pangkep pada tanggal 1 september 2020 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata fisika belum mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yaitu 75. Hal ini yang memberikan dampak pada hasil belajar fisika peserta didikyang masih rendah.

Menurut pemahaman penulis bahwa profesionalisme seorang guru bukan hanya ditentukan oleh kemampuannya memahami dan menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga ditentukan oleh kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi peserta didik, tak terkecuali pada proses pemahaman dan penerapan konsep fisika. Walaupun, berbagai kendala seringkali dihadapi guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, beberapa diantaranya yaitu keterbatasan waktu dan fasilitas yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa kurikulum 2013 menuntut dilaksanakannya pembelajaran aktif dan penilaian otentik. Pelaksanaan pembelajaran aktif dan penilaian otentik tentu saja memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pembelajaran yang berpusat pada guru dan penilaian konvensional. Selanjutnya, untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016:2-8). Oleh karena itu, guru dituntut untuk harus kreatif dalam memilih model, pendekatan, strategi, metode, dan gaya/trik

(20)

5

pembelajaran dalam proses kegiatan mengajarnya agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Dalam hal ini, pada pandangan penulis diperlukan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik sehingga pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik (student center) bukan hanya berpusat pada guru (teacher center). Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Di mana Model Pembelajaran Inkuiri (selanjutnya disebut MPI) adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah, topik, atau isu tertentu. Penggunaan model ini menuntut peserta didik untuk mampu untuk tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang benar. Model ini menuntut peserta didik untuk melakukan serangkaian investigasi, eksplorasi, pencarian, eksperimen, penelusuran, dan penelitian.

Model ini tentunya diharapkan dapat memberikan perubahan pada hasil belajar fisika peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Gulo dalam Putra, strategi inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model

(21)

6

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI MAN PANGKEP”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diangkat adalah:

1. Seberapa besarkah hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing?

2. Seberapa besarkah hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka secara operasional tujuan umum adalah:

1. Mendeskripsikan seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

2. Mendeskripsikan seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

3. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan peserta didik yang di ajar menggunakan model pembelajaran konvensional

(22)

7

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoretis

Bagi penulis, menambah pengalaman dan pengetahuan penulis khususnya dalam membuat karya ilmiah dan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat membuat peserta didik untuk lebih mudah memahami materi yang disajikan oleh pendidik. Selain itu, peserta didik juga diharapkan akan senang pada pelajaran fisika sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan pengetahuannya tentang fisika.

b. Bagi Guru (Pendidik)

Sebagai saran bagi pendidik agar memvariasikan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Pendidik juga diharapkan akan mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif, sehingga peserta didik mampu mengembangkan daya pikirnya.

(23)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajaar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di bandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkayan belajar.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa:

a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu di terima baik oleh masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar.

(24)

9

b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri

c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui ke sulitan, rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan

d. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.

e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hak yang sebenarnya. Belajar apa yang di perbuat dan mengerjakan apa yang di pelajari.

f. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar di persatukan dan di hubungkan dengan tujuan dan situasi belajar.

g. peserta didik memberikan reaksi secara keseluruhan

h. peserta didik mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya. i. peserta didik di arahkan dan di bantu oleh orang-orang yang berada dalam

lingkungan itu.

j. peserta didik di arahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan tujuan utama dalam situasi belajar (Hamalik, 2003)

Hasil dari penguasaan ilmu pengetahuan yang di ungkapkan dalam bentuk selama belajar di sekolah aspek kognitif, psikomotor efektif, kognitif dalam arti penguasaan materi pelajaran yang telah di berikan guru di kelas, sehingga benar-benar mampu mempraktekkan secara nyata. Sedangkan afektif adalah kemampuan peserta didik mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang telah di pelajarinya untuk di lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil belajar yang di buktikan kemampuan

(25)

10

peserta didik menjawab soal-soal tes baik formatif maupun sumatif yang menyangkut tiga ranah tersebut, oleh guru di tuangkan dalam bentuk angka.

Pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran memusatkan pada “bagaimana membelajarkan peserta didik” dan bukan pada “apa yang dipelajari peserta didik”. (Nasution, 1999:86). Kemudian (Wenger, 1998: 227;). mengatakan bahwa “pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda secara individual, kolektif, ataupun sosial”. Sedangkan menurut (Suparman, 2012:10), pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang memengaruhi peserta didik atau pembelajar sedemikian rupa sehingga perubahan perilaku yang disebut hasil belajar terfasilitasi.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara peserta didik dan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, alat, media pembelajaran, dan/atau sumber-sumber belajar lainnya. Adapun ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan

(26)

11

terdapat komponen-komponen, sebagai berikut: tujuan, bahan/materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.

Sebagai suatu sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling memengaruhi. Misalnya, dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu disampaikan menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang sesuai. Dalam menentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang disediakan media dan strategi yang digunakan, begitupun juga dengan komponen yang lainnya saling bergantung (interdepedensi) dan saling menerobos (interpenetrasi).

Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut: (a). Tujuan Pembelajaran, tujuan pendidikan sendiri adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain, pendidikan merupakan peran sentral dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. (b). Sumber Belajar, diartikan segala bentuk atau segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan terjadinya proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik, apapun bentuknya, apapun bedanya, asal bisa digunakan untuk memudahkan proses belajar, maka benda itu bisa dikatakan sebagai sumber belajar. (c). Strategi Pembelajaran, adalah tipe pendekatan yang

(27)

12

spesifik untuk menyampaikan informasi, dan kegiatan yang mendukung penyelesaian tujuan khusus. Strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan peserta didik. (d). Media Pembelajaran, merupakan salah satu alat untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses mengajar. (e). Evaluasi Pembelajaran, merupakan indikator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.

Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam setiap peranannya dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses atau cara yang diatur sedemikian rupa agar tercipta hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik untuk tujuan tertentu, dimana pembelajaran itu terdiri dari komponen tujuan, sumber belajar, strategi, media, dan evaluasi.

(28)

13

Hasil belajar merupakan prestasi yang di capai setelah siswa menyelesaikan sejumlah materi pelajaran. prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2003: 213). Adapun prestasi merupakan hasil yang di peroleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, artinya bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh peserta didik sebagai anak didik (Slemeto, 2003:2). Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.

Pengertian hasil belajar dipertegas lagi oleh Nawawi dalam (K. Brahim 2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan peserta didik. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat

(29)

14

penguasaan peserta didik. Kemajuan prestasi belajar peserta didik tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.

3. Model pembelajaran konvensional

Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional yang salah satu diantaranya adalah metode ceramah. Menurut Djamarah (2010: 97), metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan mengajar. pembelajaran model konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

Sukandi (2003), menguraikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi. Tujuan pembelajaran yang menggunakan model konvensional adalah peserta didik mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu. Pada saat pembelajaran peserta didik lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi oleh guru sebagai “pentransfer ilmu”, sementara peserta didik lebih pasif sebagai “penerima ilmu”.

(30)

15

Pembelajaran konvensional lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pada metode ini, guru berperan sebagai sumber informasi bagi peserta didik, guru lebih mendominasi proses pembelajaran yang meliputi menerangkan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh penyelesaian soal-soal serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan peserta didik. Berhubungan dengan metode ceramah yang digunakan ini, Nasution (1982) memberikan gambaran ciri-ciri pembelajaran konvensioanl, antara lain:

1. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok peserta didik di kelas sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan peserta didik secara individual

2. Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk cerama, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbanagn guru

3. peserta didik umumnya bersifat pasif, karena harus mendengarkan penjelasan guru

4. kecepatan belajar peserta didik umumnya ditentukan oleh kecepatan guru dalam mengajar

5. keberhasilan belajar umumnya ditentukan oleh guru secara subjektif

6. diperkirakan hanya sebagian kecil saja dari peserta didik yang menguasai materi peajaran secara tuntas.

Burrowes (2003) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensioanal menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkan

(31)

16

dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning (3) interaksi diantara peserta didik kurang (4) tidak ada kelompok-kelompok koperatif, dan (5) penilaian bersifat sporadis.

Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran konvensional, seperti yang diungkapkan Djamarah (2010:97-98), metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode ceramah: (1) Guru mudah menguasai kelas (2) Mudah mengorganisasikan

(3) Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar (4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya (5) Guru mudah menerangkang pelajaran dengan baik b. Kelemahan metode ceramah

(1) Mudah menjadi verbalisme (pengertiam kata-kata)

(2) Yang mempunyai sifat vistual menjadi rugi, yang auditif lebih besar menerimanya

(3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan

(4) Guru sukar untuk menyimpulkan bahwa peserta didik mengerti dn tertarik pada ceramahnya

(32)

17 (5) Menyebabkan peserta didik menjadi pasif

4. Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Schmid dan Putra mengemukan bahwa inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah: (1) keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri .

Model Pembelajaran Inkuiri (selanjutnya disebut MPI) adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah, topik, atau isu tertentu. Penggunaan model ini menuntut peserta didik untuk mampu untuk tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban

(33)

18

yang benar. Model ini menuntut peserta didik untuk melakukan serangkaian investigasi, eksplorasi, pencarian, eksperimen, penelusuran, dan penelitian

Inkuiri berasal bahasa inggris Inquiry yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, dan Penyelidikan atau inkuiri juga berarti suatu proses bertanya dan mencari jawaban pertanya secara ilmiah. Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mencari informasi dan melakukan penyelidikan, (Trianto, 2009:135).

Menurut Gulo menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri. Keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari perumusan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data, dan mengumpulkan data Sasaran pembelajaran dalam proses pembelajaran inkuiri yaitu peserta didik di harapkan mampu terlibat secara maksimal dalam pembelajaran, peserta didik dapat terarah secara logis dan sistematis berdasarkan pada tujuannya, dan peserta didik dapat mengembangkan sikap percaya pada diri berdasarkan dengan apa yang dia temukan dalam proses inkuiri tersebut (Trianto, 2007:37).

Inkuiri adalah proses pembelajaran aktif yang menekankan pada identifikasi pertanyaan/masalah dan menjawab pertanyaan atau memecakan masalah melalui analisis dan berfikir kritis (Rezba, 1995:35). Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan salah satu model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan pengajaran konsep-konsep dan hubungan antar konsep (David, 2009:209). Inkuiri

(34)

19

peserta didik mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini peserta didik bertanggung jawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan gurunya hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan (Slameto, 2010:64).

Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan model inkuiri, dalam hal ini model inkuiri terbimbing (guided

inquiry). Model inkuiri terbimbing adalah salah satu cara dalam pembelajaran

berbasis inkuiri dalam pembelajaran sains. Pembelajaran inkuiri terbimbing diawali dari permasalahan yang diajukan guru yang tidak bisa dijelaskan dengan mudah atau tidak dapat dijelaskan dengan cepat. Kemudian, peserta didik melakukan pengamatan sampai pada kesimpulan. Akan tetapi, guru mengontrol pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan, hipotesis yang dibuat, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar.

Model Inkuiri Terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik, kemudian mereka dibimbing untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah yang diberikan (Anam, 2015). Guru harus memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam kelas agar peserta didik mampu mengikuti kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada tahap awal pembelajaran fisika, peserta didik diberikan bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada materi agar peserta didik mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan

(35)

20

untuk memecahkan permasalahan yang ada. Pertanyaan pertanyaan pengarah lain yang diberikan kepada peserta didik yaitu melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) menurut (Kuhlthau, 2012) adalah sebagai berikut:

No Sintaks model pembelajaran inkuiri terbimbing 1 Pendahuluan 2 Orientasi 3 Menjelajah 4 Mengenali/ mengidentifikasi 5 Mengumpulkan 6 menciptakan/ mengahasilkan 7 Membagi 8 Evaluasi

Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan pada saat pembelajaran fisika diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengaruh model Pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika peserta didik di MAN Pangkep. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

(36)

21 Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Roni Wahyuni dkk (Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (2016/2017) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika peserta didik Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram

hasil belajar fisika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing degan metode eksperimen memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan

model pembelajaran

konvensional pada materi elastisitas dan hukum Hooke. 2 Nurfausiah, Suhardiman (Jurnal pendidikan fisika 2016) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum penerapan kedua model pembelajaran inkuiri terbimbing berada pada kategori tinggi, setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berada kategori sangat tinggi, sedangkan hasil inferensial yaitu thitung>ttabel sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fisika. 3 Yono Edy Kristanto (jurnal pendidikan dan pembelajaran 2015) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA peserta didik Kelas VII SMP

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dibelajarkan

menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing (65,96) berbeda nyata sengan peserta didik yang dibelajarkan

menggunakan model

pembelajaran konvensional (58,23), dan hasil belajar sains kelas eksperimen 50,8 berbeda

(37)

22

No Nama Judul Hasil Penelitian

nyata dengan kelas kontrol (39,5). 4 Irma S. dkk (Jurnal pendidikan fisika 2016/2017) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil Belajar dan aktivitas belajar peserta didik

Hasil analisis data menggunakan uji t satu pihak menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok Usaha dan Energi. 5 Agus Budiyono, Hartini (Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains 2016) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains peserta didik sma

nilai pretest dan posttest pada kelas kontol 33,13 dan 56,06 sedangkan nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen 31,04 dan 85. Analisis data menggunakan uji t diperoleh data t hitung sebesar 8,94, sedangkan t tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 2,01 atau t hitung < t tabel artinya terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

(Sumber: (Roni Wahyuni dkk, 2016/2017), (Nurfausiah dan Suhardiman, 2016), (Yono Edy Kristanto, 2015), (Irma S. dkk, 2016/2017), dan (Agus Budiyono dan Hartini, 2016)).

Adapun dari penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan kelima penelitian yang relevan tersebut adalah penelitian yang dilaksanakan menekankan pada Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ini adalah yang

(38)

23

menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kelas yang tidak di ajarkan (kelas kontrol).

B. Kerangka Pikir

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu IPA (sains) memiliki hakekat yakni fisika sebagai produk, fisika sebagai sikap dan fisika sebagai proses. Ilmu IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pembelajaran IPA hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat membawa peserta didik kedalam situasi yang nyata, dimana peserta didik dapat melihat dan membuktikan sendiri pengetahuan berdasarkan fakta yang ada serta memperoleh pengalaman konkret. Tetapi sangat disayangkan hasil belajar fisika selalu rendah.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik sehingga pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik bukan hanya berpusat pada guru. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Di mana Model Pembelajaran Inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah, topik, atau isu tertentu. Penggunaan model ini menuntut peserta didik untuk mampu untuk tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang benar. Model ini

(39)

24

menuntut peserta didik untuk melakukan serangkaian investigasi, eksplorasi, pencarian, eksperimen, penelusuran, dan penelitian.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka kerangka berpikir dapat di gambarkan dalam bentuk bagan. Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Pendidik:

Pembelajaran terpusat pada pendidik

Peserta Didik:

Kurangnya peran aktif peserta didik sehingga pembelajaran kurang efektif yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar fisika.

Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pendidik :

Pembelajaran yang lebih terpusat ke peserta didik

Peserta didik : Terciptanya

pembelajaran efektif yang mengaktifkan peserta didik Permasalahan Pembelajaran Fisika

Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

(40)

25

C. Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika peserta didik yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan peserta didik yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

(41)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian True Eksperimental (eksperimen sesungguhnya). True eksperimen adalah eksperimen sebenarnya, dimana peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhinya.

2. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas yakni model bembelajaran dengan level: - Model pembelajarn inkuiri terbimbing

b. Variabel terikat: Hasil belajar fisika

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah posttest-only control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Skema desain penelitian seperti tabel 3.1.

Tabel 3.1 posttest-only control group design

R X 01

R _ 02

(42)

27 Keterangan:

O1 = Observasi atau pengukuran pada kelas eksperimen O2 = Observasi atau pengukuran pada kelas kontrol

R = Kelompok yang masing-masing dipilih secara random X = Perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri Terbimbing

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di MAN Pangkep, tepatnya di Kelurahan Talaka, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Populasi dan Sampel penelitian 1. populasi penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA2 MAN Pangkep tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 110 (4 kelas)

2. Sampel penelitian

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah simple

random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara rambang sederhana.

Berdasarkan hasil random kelas maka diperoleh satu kelas sebagai kelas eksperimen yakni kelas XI Mia5 dan satu kelas sebagai kelas control yakni kelas XI Mia3 kemudian diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

(43)

28

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas yakni model pembelajara dengan level:

- Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah, topik, atau isu tertentu.

2. Variabel Terikat: Hasil belajar fisika peserta didik adalah skor total yang di peroleh peserta didik melalui tes hasil belajar fisika yang dalam aspek kognitif dengan indikator C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu tes kemampuan kognitif peserta didik. Tes yang digunakan sebagai pengumpul data variabel kemampuan

kognitif peserta didik dengan mencakup indikator C1 (mengetahui), C2 (memahami),

C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis) ((menyiapkan perangkat tes setelah

peserta didik mengikuti pembelajaran (posttest). Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah multiple choice test (pilihan ganda).

Instrumen tes penelitian disusun sebanyak 40 soal dan sebelum digunakan sebagai tes hasil belajar, terlebih dahulu diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas tes.

(44)

29

b. Uji Reliabilitas

Kode Siswa ITEM SOAL Kode Siswa JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 U-1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 U-1 0,77 0,78 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28,54692 U-2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 U-2 0,74 0,74 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 27,47846 U-3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 U-3 0,83 0,83 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 31,65923 U-4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 U-4 0,74 0,73 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 30,47231 U-5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 U-5 0,86 0,86 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 33,71846 U-6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 U-6 0,95 0,96 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 32,90846 U-7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 U-7 0,71 0,71 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 30,41615 U-8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 U-8 0,7 0,7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 30,39538 U-9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 U-9 0,91 0,92 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 29,82846 U-10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 U-10 0,85 0,85 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 31,70385 U-11 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 U-11 0,77 0,77 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30,54077 U-12 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 U-12 0,55 0,54 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 28,08692 U-13 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 U-13 0,7 0,7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29,39846 U-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 U-14 0,61 0,6 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 29,20846 U-15 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 U-15 0,79 0,79 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 30,58231 U-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 U-16 0,76 0,76 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31,51692 U-17 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 U-17 0,81 0,81 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32,62077 U-18 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 U-18 0,7 0,7 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 28,39538 U-19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 U-19 0,67 0,66 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 31,33 U-20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 U-20 0,84 0,84 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 30,68308 U-21 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 U-21 0,89 0,9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 30,78692 U-22 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 U-22 0,73 0,73 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26,46385 U-23 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 U-23 0,72 0,72 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 29,44 U-24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 U-24 0,8 0,8 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 31,6 U-25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 U-25 0,79 0,79 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 33,57615 U-26 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 U-26 0,81 0,81 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 30,62077 U-27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 U-27 0,72 0,71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33,43385 jumlah 20 23 22 21 21 23 20 21 22 20 21 20 21 21 22 20 21 22 22 20 21 20 22 21 20 jumlah 20,7 20,7 20 20 20 21 22 22 21 20 23 23 24 21 825,4123 Mp 23 26,2 25,1 24 23,8 26 23 24 24,9 22,8 23,6 22,81 23,8 23,7 25 22,6 23,8 25,2 24,9 22,9 23,8 22,71 25 23,7 23 Mp 0 0 23,1 23,1 22,9 23,8 25,2 25,1 24 22,6 26,2 26 27,3 23,7 Mt 31 31,4 31,4 31 31,4 31,4 31 31 31,4 31,4 31,4 31,37 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,37 31,37 31,4 31,4 Mt 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31,4 31 31,4 31,4 31 31,4 31,4 SDt 0,4 0,43 0,43 0,4 0,43 0,43 0,4 0,4 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 SDt 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,4 0,43 0,43 0,4 0,43 0,43 P 0,7 0,85 0,81 0,8 0,78 0,85 0,7 0,8 0,81 0,74 0,78 0,741 0,78 0,78 0,81 0,74 0,78 0,81 0,81 0,74 0,78 0,741 0,815 0,78 0,74 P 0,77 0,77 0,74 0,74 0,74 0,78 0,81 0,81 0,8 0,74 0,85 0,9 0,89 0,78 q 0,3 0,15 0,19 0,2 0,22 0,15 0,3 0,2 0,19 0,26 0,22 0,259 0,22 0,22 0,19 0,26 0,22 0,19 0,19 0,26 0,22 0,259 0,185 0,22 0,26 q 0,23 0,23 0,26 0,26 0,26 0,22 0,19 0,19 0,2 0,26 0,15 0,1 0,11 0,22 r hitung -33 -29 -31 -33 -33 -30 -34 -33 -32 -34 -34 -33,7 -32,8 -34 -31 -34 -33 -30,4 -31,8 -33 -33 -34,1 -31,1 -33,5 -33 r hitung-133 -132 -32 -32 -33 -33 -30 -31 -33 -35 -29 -30 -27 -33 rtabel 0,4 0,39 0,39 0,4 0,39 0,39 0,4 0,4 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 rtabel 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,4 0,39 0,39 0,4 0,39 0,39 kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid kriteriavalid valid valid valid valid valid valid valid validvalid valid valid valid valid

Kode Siswa ITEM SOAL JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 U-1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30 U-2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 29 U-3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 32 U-4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 31 U-5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 34 U-6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 34 U-7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32 U-8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 31 U-9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 30 U-10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 32 U-11 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32 U-12 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 29 U-13 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 31 U-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 30 U-15 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31 U-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 32 U-17 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 33 U-18 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 29 U-19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 32 U-20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 32 U-21 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 31 U-22 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 28 U-23 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 30 U-24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32 U-25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 34 U-26 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 32 U-27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 jumlah 20 23 22 21 21 23 20 21 22 20 21 20 21 21 22 20 21 22 22 20 21 20 22 21 20 21 21 21 20 20 20 21 22 22 21 20 23 23 24 21 847 p 0,74 0,85 0,81 0,78 0,78 0,9 0,7 0,8 0,8 0,74 0,78 0,7 0,78 0,78 0,81 0,74 0,78 0,81 0,81 0,74 0,78 0,74 0,81 0,78 0,74 0,8 0,78 0,78 0,74 0,7 0,74 0,8 0,81 0,81 0,8 0,74 0,9 0,9 0,9 0,78 q 0,26 0,15 0,19 0,22 0,22 0,1 0,3 0,2 0,2 0,26 0,22 0,3 0,22 0,22 0,19 0,26 0,22 0,19 0,19 0,26 0,22 0,26 0,19 0,22 0,26 0,2 0,22 0,22 0,26 0,3 0,26 0,2 0,19 0,19 0,2 0,26 0,1 0,1 0,1 0,22 pq 0,19 0,22 0,21 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,19 0,2 0,2 0,2 0,2 0,21 0,19 0,2 0,21 0,21 0,19 0,2 0,19 0,21 0,2 0,19 0,2 0,2 0,2 0,19 0,2 0,19 0,2 0,21 0,21 0,2 0,19 0,2 0,2 0,2 0,2 8,156296 2,703704 -2,09428 jumlah pq variansreliabilitas

(45)

30

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika disekolah untuk meminta izin melaksanakan penelitian.

b. Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian.

c. Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan bahan ajar yang akan digunakan.

d. Mendesain instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik melalui posttest

e. Melakukan analisis dan melaksanakan instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Mengajar menggunakan strategi konvensional pada kelas kontrol

b. Mengajar menggunakan model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada kelas eksperimen.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian b. Menganalisis data hasil penelitian

(46)

31 c. Membahas data hasil penelitian

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data e. Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa mean, dan standar deviasi. (Khaeruddin,2012)

a. Mencari rata-rata

̅

dengan:

̅ = Mean

= Jumlah skor total peserta didik = jumlah peserta didik

b. Standar deviasi (s)

Standar deviasi diperoleh dari rumus:

√∑( ̅) dengan: = Standar Deviasi = Nilai tengah ̅ = Nilai rata-rata n = Jumlah data

(47)

32

Untuk mengkategorikan tingkat kemampuan kognitif peserta didik digunakan interval nilai dan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategori tingkat kemampuan kognitif peserta didik

Interval (%) Kategori 0 – 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Sedang 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat Tinggi (Sumber: Sugiyono, 2016: 187) 2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga penelitian ini, yaitu untuk menganalisis perbedaan secara signifikan kemampuan kognitif peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model Pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Adapun analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (Uji-t).

a. Uji Normalitas

Metode Chi-Square atau untuk uji Goodness of fit Distribusi Normal menggunakan pendekatan penjumlahan penyimpangan data observasi kelas dengan nilai yang diharapkan. Uji Chi-Square seringkali digunakan oleh para peneliti sebagai alat uji normalitas.

∑( )

(48)

33 Dimana:

= Chi-Kuadrat

Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan

K = Banyaknya kelas Kriteria Pengujian:

Apabila hitung tabel dengan derajat kebebasan dk = (0 - 1) pada taraf

signifikan

= 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal (Sugiyono, 2016).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini memiliki makna bahwa data memiliki variansi atau keragaman nilai sama atau secara statistik sama. Rumus yang dapat digunakan yaitu homogenitas varians dua buah variabel independen dengan Uji Hartley atau biasa disebut Uji-f. Di mana uji-f ini digunakan untuk mengetahui apakah skor hasil ujian pada dua kelompok yang independen mempunyai varians yang sama (homogen). Adapun rumus uji-F sebagai berikut:

(Kadir, 2017) D

(varians terbesar sebagai pembilang) = ( ) dan ( varians terbesar sebagai penyebut) = ( )

(49)

34 Adapun hipotesis statistiknya:

Perhitungan pengujian pada taraf signifikansi Kemudian bandingkan dengan pada db pembilang dan db penyebut.

Jika diterima Jika ditolak

Uji homogenitas variansi dengan rumus Hartley bisa digunakan jika jumlah sampel antar kelompok sama.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dua pihak. Hipotesis statistik:

Keterangan:

: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan kognitif peserta didik di MAN Pangkep yang diajar menggunakan model pembelaaran Inkuiri Terbimbing dan yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan kognitif peserta didik di MAN Pangkep yang diajar menggunakan model pembelajaran

(50)

35

Inkuiri Terbimbing dan yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

: Rata-rata kemampuan kognitif peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

: Rata-rata kemampuan kognitif peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji apakah H0 dan yang dirumuskan pada hipotesis statistik diterima atau ditolak dengan menggunakan uji-t

̅̅̅ ̅̅̅

√( ) ( )

( ) )

Dimana,

t = Nilai t hitung

̅̅̅ = Nilai rata-rata skor kelas eksperimen ̅̅̅ = Nilai rata-rata skor kelas kontrol

= Jumlah sampel kelas eksperimen = Jumlah sampel kelas kontrol = Varian kelas eksperimen = Varian kelas kontrol

Dengan kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

dan di terima thitung ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan

(51)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Berdasarkan data yang dikumpulkan pada hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk posttest, maka dianalisis hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MAN Pangkep dari tanggal 10 s/d 26 november 2020. Kelas yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelas XI Mia 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI Mia 3 sebagai kelas kontrol. Data didapatkan dari kelas XI Mia 5 yang berjumlah 27 peserta didik dan dari kelas XI Mia 3 berjumlah 27 peserta didik.

1. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif menunjukkan deskripsi tentang karakteristik distribusi skor hasil belajar dari masing-masing kelompok penelitian dan sekaligus jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan aplikasi Ms. Excel 2010

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MAN Pangkep.

N Minimum Maksimum Rata-rata Standar daviasi

Posttest eksperimen 27 70 85 78,59 4,031217 Posttest control 27 60 83 73,63 5,4359781

(52)

37

Berdasarkan tebel diatas dapat dilihat perbedaan skor hasil analisis deskriptif peserta didik yang diperoleh dari kelas eksperimen (MIA 5) dan kelas kontrol (MIA 3), dengan menggunakan model pembelajara inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvesional.

2. Hasil Analisis Statistik Inferensial Analisis data posttest

Sebelum analisis data dan menguji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas yaitu:

a. Uji Normalitas

Dari hasil pengolahan data melalui Ms exel maka kita dapat langsung memperoleh nilai mean (rata-rata), dan standar deviasi seperti pada tabel dibawah ini:

Table 4.2 Deskripsi data Statistik Postest Kelas Eksperimen dan kelas kontrol

N Minimum Maksimum Rata-rata Standar daviasi

Posttest eksperimen 27 70 85 78,59 4,03 Posttest control 27 60 83 73,63 5,44

Sumber Data: Exel

Berdasarkan hasil data deskriptiv diatas maka dapat diperoleh hasil pengujian normalitas data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas Posttest

Posttest kelas eksperimen Posttest kelas control

N 27 27

Rata-rata 78,59 73,63

Standar deviasi 4,03 5,44

Chi square 10,29 8,75

(53)

38

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji chi square, dimana pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (0 - 1). Berdasarkan perhitungan uji chi square data postest untuk kelas eksperimen, nilai hitung yang di peroleh adalah 10,29 12,59 (Chi square tabel dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan dk 6 = 12,59), dan uji chi square data postest untuk kelas control nilai hitung yang di peroleh adalah 8,75 (Chi square tabel dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan dk 9= 16,92). Kedua kelas memiliki hitung tabel ini menunjukkan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki data terdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat mengetahui apakah sampel ini berhasil dari populasi dengan varians yang sama, sehingga hasil dari penelitian ini berlaku bagi populasi. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan exel maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Posttest kelas eksperimen dan kelas control F-Test Two Sample For Variances

Kelas control Kelas eksperimen

Mean 73,63 78,59 Variance 29,55 16,25 Observations 27 27 Df 26 26 F 1,82 P(F<=f) one-tail 0,07 F Critical one-tail 1,93

Gambar

Tabel  2.1  Sintaks  model  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  (guided  inquiry)  menurut  (Kuhlthau, 2012) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Pendidik:
Tabel 3.1 posttest-only control group design
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MAN Pangkep.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Self akan berkembang dan lengkap jika seseorang secara relatif yakin bahwa makna yang diberikan individu pada simbol hampir sama dengan makna yang diberikan orang

Mikrokontroler atau disebut juga pengendali mikro adalah suatu IC ( Integrated Circuit ) dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan

[r]

Analisis data secara kuantitatif-kualitatif dengan hasil: (a) validasi multimedia kategori valid (3,5); (b) keterlaksanaan pembelajaran sangat baik (3,7); (c) aktifitas siswa

Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan, motivasi dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH TERHADAP PELA YANAN KARTUTANDA PENDUDUK ELEKTRONIK Studi Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Tanggung jawab Pelaku usaha atas pelanggaran terhadap JPH terkait hak konsumen atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi barang ; jaminan