II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Ilmu Kimia
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang secara garis besar mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedang-kan kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang di-miliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. (BSNP, 2006).
Berkaitan dengan hakikat ilmu kimia sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajaran kimia tidak hanya dapat dilakukan dengan pemberian fakta dan kon-sep, tetapi harus diperhatikan juga bagaimana siswa dilatih untuk menemukan fakta dan konsep untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah-nya.
B. Keterampilan Proses Sains
Untuk dapat memahami hakikat sains (khususnya ilmu kimia) secara utuh, yakni sains sebagai proses dan produk, siswa harus memiliki kemampuan keterampilan proses sains.
12
Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemam-puan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemamkemam-puan-kemampuan mendasar yang te-lah dikembangkan dan tete-lah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keteram-pilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memendang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan , sikap, nilai,serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.
Hartono (2007) mengemukakan bahwa:
Untuk dapat memehami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, pro-duk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Dalam pembelajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berfikir be-nar lebih penting daripada memperoleh jawaban yang bebe-nar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang stu sama lain berkaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis keterampilan proses ada penekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidikan.
Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu seperti pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu Mengamati (observasi) Inferensi Mengelompokkan (klasifikasi) Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi Mengajukan pertanyaan Berhipotesis Penyelidikan Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan Sumber Tabel 1: Esler, W.K dan Esler, M.K. 1996.
Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan
Dasar Indikator
1 2
Mengamati (Observing)
Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat bendadan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.
Inferensi (Inferring)
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau feno mena setelah
mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.
Klasifikasi (Classifying)
Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan
menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek.
Menafsirkan (Interpreting)
Mampu mengajukan pekiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjukkan suatu,
misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah ada menggunakan grafik untuk menginterpolasi danmengekstrapolasi dugaan.
Meramalkan (Predicting)
Menggunakan pola-pola hasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.
Berkomunikasi (Communicating)
Memberikan /menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian , membaca grafik/ tabel/ diagram,
mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
Sumber Tabel 2: Hartono, 2007. Prosiding Seminar Internasional Sains Bandung
14
Setiawan (dalam Hariwibowo, 2009) mengemukakan empat alasan mengapa pen-dekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembela-jaran, yaitu:
a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena waktuny atidak akan cukup.
b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis le-bih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.
c. Ilmu pengetahuan dapa dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situ-asi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu.
d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan.
C. Lembar Kerja Siswa
Pada proses kegiatan belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembela-jaran untuk menuntun siswa dalam menemukan konsepnya sendiri. Dengan ada-nya LKS siswa akan mengeksplorasi keterampilan proses saat pembelajaran, serta akan membimbing siswa dalam berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan ma-teri pembelajaran.
Menurut Trianto (2011), Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa yang bia-sa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau memecahkan suatu permasalahan.
Menurut Senam (2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. Menurut Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-un-sur penulisan media grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.
Menurut Sudjana (Djamarah dan Aswan, 2000), fungsi LKS adalah :
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih
menarik perhatian siswa.
3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar-kan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. 6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai
siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
Menurut Prianto dan Harnoko dalam Tohir (2012), manfaat dan tujuan LKS anta-ra lain:
a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.
d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajar-an.
16
f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai me-lalui kegiatan belajar.
g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipel-ajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, sya-rat konstruksi, dan syasya-rat teknik (Darmodjo dan Kaligis dalam Widjajanti, 2008).
a. Syarat-syarat didaktik
1) Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
2) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagaimedia dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP
b. Syarat-syarat konstruksi
1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengantingkat kedewasaan anak. 2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuaidengan tingkat kemampuan anak.
4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
5) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.
6) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
7) Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.
8) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. 9) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,
kelas, matapelajaran, topik, nama atau nama-namaanggota kelompok, tanggal dansebagainya.
c. Syarat-syarat teknik 1) Tulisan
a) Gunakan huruf cetak.
b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik. c) Gunakan kalimat pendek.
d) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gam-bar serasi
2) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikanpesan/isi dari gambar tersebut secaraefektif kepada pengguna LKS
Penggunaan media LKS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2004) antara lain yaitu : 1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi. 2) Meningkatkan motivasi
siswa dengan mengarahkan perhatian siswa. 3) Penggunaan media dapat meng-atasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4) Siswa akan mendapatkan penga-laman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya inter-aksi langsung dengan lingkungan sekitar.
D. Analisis Konsep
Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun de-finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut la-gi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label kon-sep, definisi konkon-sep, jenis konkon-sep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konkon-sep, contoh, dan non contoh.
TABEL 3. ANALISIS KONSEP PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)
Nama
/label Definisi Konsep
Jenis Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non-contoh
Kritis Variabel Superordi
nat
Ordinat Subordinat Massa
Molekul Relatif
Jumlah dari massa seluruh atom yang menyusun suatu molekul,dimana molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih.
Konsep yang menyata kan sifat dan nama atribut Massa Molekul Gabungan dari
dua atom atau lebih Nama molekul Massa atom relatif Unsur penyusun molekul
Mol Massa rumus relatif Massa atom relatif Mr H2O = 18 Mr CO2 = 44 Ar O= 16 Ar C = 12 Massa Atom Relatif
Massa rata-rata suatu atom relatif
dibandingkan dengan 1/12 kali massa atom C-12 Konsep yang menyata kan sifat dan nama atribut Massa Atom Didasarkan pada 1/12 kali massa atom C-12
Jenis Atom Massa Molekul relatif - - Ar O= 16 Ar C = 12 Mr H2O = 18 Mr CO2 = 44 Kadar unsur
persentase massa zat yang terkandung dalam suatu senyawa
abstrak Kadar dalam senyawa Rumus molekul senyawa stoikiometr i Mol, rumus empiris, rumus molekul - Kadar N dalam urea adalah 46,7 % Tetntukan jumlah mol 6 gram urea Konsep mol Konsep yang menyatakan jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat. 1 mol suatu zat Konsep berdasa rkan prinsip Jumlah partikel dalam suatu zat 1 mol = 6,02 x 1023 butir partikel Jenis zat Jumlah zat Hukum-hukum dasar kimia Persamaan reaksi Massa molekul relatif Rumus Kimia Satu mol H2O mengandun g 6,02 x 1023 molekul air Satu mol H2O mengandu ng 6,02 x 1023 atom Hidrogen
19 didefinisikan sebagai
jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya = 6,02 x 1023 butir partikel. (empiris dan molekul) Massa zat Volume zat Molaritas Kadar zat Rumus empiris
Rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah
perbandingan yang paling sederhana dari partikel
penyusun suatu zat, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Konsep yang menyat akan simbol Jenis dan jumlah perbandingan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat Lambang unsur-unsurnya Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat, Konsep yang menyatakan simbol Jenis dan jumlah perbandi ngan yang paling sederhan a dari partikel penyusu n suatu zat Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat,
20 dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Lamban g unsur-unsurnya dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Rumus molekul Rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa. Rumus molekul menyatakan jenis dan jumlah yang sesungguhnya atom-atom yang menyusun suatu molekul, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Konsep yang menyat akan simbol Rumus sesungguhnya dari jumlah atom yang menyusun molekul Jenis molekul (molekul unsur dan molekul senyawa) Komposisi molekul Rumus kimia Rumus empiris - C2H6 C2H4 CH3 CH2 Persamaan reaksi Persamaan yang menyatakan Konsep yang Kesetaraan jumlah zat yang
Jenis zat Reaksi kimia
Konsep mol Sisa rektan
CH4
+ 2O2 →
Pembakar an metana
21 kesetaraan jumlah
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan
menggunakan rumus kimia. Yang terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di sebelah kanan yang
dihubungkan melalui simbol tanda panah
menyat akan simbol terlibat dalam reaksi kimia Menggunakan rumus kimia Terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) dan rumus kimia produk Dihubungkan melalui simbol tanda panah Wujud zat
Jenis reaksi Jumlah reaktan
Jumlah produk Pereaksi pembatas CO2 + 2 H2O 2K (s) + 2H2O (l) → 2KOH (aq) + H2 (g) oleh oksigen Sisa reaktan Jumlah massa reaktan yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia
Konkrit Massa reaktan yang tidak ikut bereaksi Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi Jumlah reaktan Jumlah produk Pereaksi pembatas - 1 gr H2 bereaksi dengan 9 gr O2 menghasilk an 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2 1 gr H2 bereaksi dengan 8 gr O2 menghasil kan 9 gr H2O tidak ada reaktan yang
22
bersisa Jumlah
reaktan
Jumlah massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia
konkrit massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi Sisa reaktan Jumlah produk pereaksi pembatas - 3,22 gr ZnS, mengandun g 2,16 gr Zn, maka massa S yaitu 3,22 gr – 2,16 gr = 1,06 gr 2,16 gr Zn bereaksi dengan 1,06 gr S menghasil kan 3,22 gr ZnS Jumlah produk Jumlah massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia
Konkrit Massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi Sisa reaktan Jumlah reaktan Pereaksi pembatas - 2,16 gr Zn bereaksi dengan 1,06 gr S menghasilk an 3,22 gr ZnS 3,22 gr ZnS, mengandu ng 2,16 gr Zn, maka massa S yaitu 3,22 gr – 2,16 gr = 1,06 gr
Molaritas Satuan yang menyatakan kepekatan suatu larutan. Kemolaran larutan menyatakan jumlah konkrit Ukuran kepekatan Ukuran zat terlarut tiap liter larutan Jumlah mol suatu larutan Konsep mol Massa molekul relatif Rumus Kimia - Konsentrasi HCl 2 M Konsentra si HCl 2 mol
23 mol zat terlarut dlam
tiap liter larutan
(empiris dan molekul) Volume gas Kadar zat Massa zat Pereaksi pembatas
Pereaksi yang akan habis terlebih dahulu sementara pereaksi lainny bersisa
Konkrit Pereaksi yang akan habis terlebih dahulu Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi Sisa reaktan Jumlah reaktan Jumlah produk - 1 gr H2 bereaksi dengan 9 gr O2 menghasilk an 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2, sehingga H2 berperan sebagai pereaksi pembatas 1 gr H2 bereaksi dengan 9 gr O2 menghasil kan 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2, sehingga O2 berperan sebagai pereaksi pembatas