• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah penyakit di mana terdapat pertumbuhan sel tubuh secara tidak normal dan tidak terkontrol sehingga kemudian tampak menjadi benjolan yang disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua bagian dan organ tubuh (Sudoyo, 2008). Pertumbuhan sel yang tidak sesuai menimbulkan dampak pada tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker.

The World Cancer Report dalam International Agency for Research on Cancer (IARC) mengestimasi bahwa kematian akibat kanker diproyeksikan meningkat 15% secara global antara tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan tertinggi (diperkirakan sebesar 20%) akan terjadi di negara-negara Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur. Negara-negara-negara yang diperkirakan mempunyai jumlah angka kematian tertinggi pada tahun 2020 adalah Asia Tenggara (10,4 juta kematian) dan Pasifik Barat (12,3 juta kematian). Angka ini diprediksi menjadi sebesar 21,4 juta kasus pada tahun 2030. Dua pertiga kasus tersebut terdapat di negara-negara dengan sosial ekonomi rendah-menengah. Di Amerika, kanker merupakan penyebab 25% kematian dari seluruh total jumlah kematian. Angka kejadian kanker di Amerika adalah sebanyak 150 kasus per juta jiwa (Jemal et al, 2008). Di Kanada, pada tahun 2007 kanker merupakan penyebab kematian nomor satu dengan kasus sebanyak 29,6% dari seluruh total kematian. Di

(2)

wilayah Mediteranian Timur, kasus kanker diprediksi akan meningkat sebesar 100 hingga 180% pada 15 tahun yang akan datang, hal ini berkaitan dengan meningkatnya angka harapan hidup, meningkatnya jumlah lansia, dan suksesnya program pencegahan penyakit pada anak (Khatib & Aljurf, 2008). Hal ini disebut transisi epidemiologi.

Setiap tahun di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk, yang berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 3 (1,4%) setelah asma dan PPOK (Riskesdas, 2013).

Tantangan penatalaksanaan dan pengendalian kanker sangat besar akibat tingginya insiden kanker di seluruh dunia maupun di Indonesia. Tantangan besar bagi perawat pada khususnya adalah mampu melakukan standar praktik keperawatan profesional penyakit kanker meliputi penguasan konsep teori, pengumpulan data berdasarkan data respon pasien, merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan, melakukan tindakan, serta mengevaluasi hasil tindakan. Pemahaman konsep juga penting bagi perawat dalam menentukan langkah selanjutnya, karena merupakan dasar kerangka berpikir bagi perawat untuk mencari solusi dari masalah yang

(3)

dihadapi pasien, sehingga seorang perawat akan mampu menjadi fasilitator dan advokator bagi pasien. Penderita penyakit kanker sering dihadapkan pada kondisi terminal akibat progresi dari penyakit yang dialami, sehingga masalah perawatan yang menjadi prioritas adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan diri dan harga diri pasien. Seorang perawat juga tidak hanya melihat dari aspek psikologisnya namun juga mempertimbangkan aspek biologisnya, hal ini yang membuat asuhan keperawatan pasien kanker sangat kompleks dan holistik sehingga diperlukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan kanker sejak dini bagi mahasiswa keperawatan yang merupakan calon perawat di masa depan (Somantri, 2007). Menurut penelitian Mary Wells juga menyebutkan bahwa pasien kanker yang melakukan konsultasi dengan perawat spesialis mengatakan terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbaikan kualitas hidup dibandingkan melakukan konsultasi dengan ahli konsultan lainnya (NewsMedical, 2008).

Salah satu proses penting dalam asuhan keperawatan adalah menegakkan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan merupakan formulasi kunci dari proses keperawatan, karena merupakan respon pasien terhadap adanya masalah kesehatan. Intervensi yang tepat dapat diberikan apabila perawat mampu mengenal masalah yang ada pada pasien, sehingga kemampuan untuk mengenali masalah dan menentukan diagnosiskeperawatan yang tepat sangat penting. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi, memfokuskan, dan memecahkan masalah kesehatan pasien secara spesifik (Asmadi, 2008).

(4)

Mahasiswa keperawatan merupakan calon perawat yang diharapkan mampu untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik kepada pasien, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup pasien. Mahasiswa keperawatan khususnya di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, sudah diajarkan untuk membuat asuhan keperawatan mulai dari semester II, sehingga diharapkan mahasiswa sudah siap dan mampu membuat asuhan keperawatan saat melaksanakan praktik klinik di rumah sakit yang didapatkan mulai dari semester III maupun saat praktik komunitas.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 mahasiswa semester III angkatan 2013 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tentang kemampuan mengenal masalah keperawatan pada kasus yang diberikan, dimana seluruh mahasiswa belum mampu mengenal keluasan diagnosis, belum mampu mengenal masalah sesuai data atau kasus, dan 20% belum mengenal bunyi diagnosis keperawatan yang benar. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam pengenalan masalah atau diagnosis keperawatan baik faktor internal seperti kemampuan, kondisi, cita-cita mahasiswa, dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, maupun faktor eksternal, yaitu upaya pengajar dalam pembelajaran, dan lingkungan belajar baik sosial maupun non sosial (Yusuf, 2009).

Media massa atau pers adalah suatu istilah yang digunakan untuk jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Perkembangan teknologi dan sosial budaya telah membuat media-media lain mulai berkembang yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet

(5)

dan telepon selular. Salah satu fungsi intermet adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Situs jejaring sosial di internet beragam jenis dan bentuknya. Beberapa keunggulan media sosial antara lain, media sosial merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk memublikasikan diri, pekerjaan, pendapat pribadi, kejadian sehari-hari dari diri sendiri.

Salah satu situs jejaring sosial terpopuler di dunia adalah Facebook. Para pengguna Facebook memanfaatkan Facebook sebagai tempat untuk promosi, berjualan baik barang maupun jasa. Melalui Facebook, transaksi jual beli dapat dilakukan secara online (Julianita, 2012). Fasilitas lain yang dimiliki Facebook adalah group. Group merupakan suatu komunitas atau kumpulan orang yang memiliki aktivitas, maupun visi yang sama, seperti group kelas, group organisasi, group online shop, dan sebagainya. Pengguna group Facebook biasanya melakukan sharing informasi dengan sesama anggota Group. Facebook sebagai media sosial untuk pendidikan, menjadi konsep yang relatif baru dan telah menjadi pusat perhatian banyak pendidik, pengajar dan orang tua (Sindang, 2013). Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menggunakan Group Facebook sebagai media edukasi asuhan keperawatan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 mahasiswa semester III angkatan 2013 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah seluruh mahasiswa memiliki media sosial. Rata-rata mahasiswa menggunakan media sosial selama 4 jam/hari. Mahasiswa juga mempunyai group di media sosial untuk berbagi informasi tentang perkuliahan misalnya perubahan jadwal,

(6)

maupun group untuk diluar perkuliahan. Media sosial yang paling sering digunakan adalah Facebook. Mahasiswa mempunyai group Facebook seperti group organisasi maupun group kelas untuk sharing informasi kegiatan.

Dari uraian masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah pembelajaran dengan menggunakan media sosial yaitu Facebook dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengenal masalah keperawatan yang tepat sesuai data yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan Facebook terhadap kemampuan mengenal masalah keperawatan pasien kanker pada mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan Facebook terhadap kemampuan mengenal masalah keperawatan pasien kanker pada mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

1.3.2 Tujuan khusus

(7)

1. Untuk mengidentifikasi kemampuan mengenal masalah keperawatan pasien kanker pada mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakutas Kedokteran Universitas Udayana sebelum diberikan pembelajaran menggunakan Facebook.

2. Untuk mengidentifikasi kemampuan mengenal masalah keperawatan pasien kanker pada mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakutas Kedokteran Universitas Udayana setelah diberikan pembelajaran menggunakan Facebook.

3. Untuk menganalisis perbedaan kemampuan mengenal masalah keperawatan pasien kanker pada mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakutas Kedokteran Universitas Udayana sebelum dan setelah diberikan pembelajaran menggunakan Facebook.

1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan ilmu keperawatan dan metode pembelajaran khususnya desain pembelajaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi institusi pendidikan

(8)

Penelitian ini sebagai pertimbangan institusi pendidikan untuk membuat kebijakan dan panduan metode pembelajaran atau cara mengajar yang baru. 2. Bagi staf pengajar

Penelitian ini sebagai pertimbangan staf dosen untuk menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran atau cara mengajar yang baru pada mahasiswa.

3. Bagi mahasiswa

Penelitian ini sebagai pertimbangan mahasiswa untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam membuat suatu metode belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Dinamika Denpasar sebagai Kota Pusaka merupakan respon kreatif dan cerdas Walikota dan Wawali Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Gusti Ngurah

Data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya, untuk memperoleh data primer peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung atau dengan wawancara dengan

Oleh karena itu, dalam menjembatani hal tersebut kepala sekolah, guru atau waka humas TK Annur membuat buku laporan harian., buku laporan harian tersebut berisi

Hopkins(Sutama 2010 : 15) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri

Dengan ini penulis akan mencoba merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem pengambilan keputusan ke dalam bentuk yang terkomputerisasi yaitu dalam bentuk

• CF dari gejala flu sebagai kesimpulan dari Rule 1 dihitung sebagai CF dari premis Rule 1 (bernilai 1.0) dikalikan dengan CF dari rule tersebut. Diperoleh: 1.0*0.5

z “ “ Suatu Suatu Organisasi Organisasi yang yang memiliki memiliki ketrampilan ketrampilan menciptakan menciptakan , , menguasai?. menguasai dan dan membelajarkan