• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat tinggi, akan tetapi banyak potensi pajak yang hilang atau tidak diperhatikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki daerah-daerah yang makmur. Dalam sebuah negara besar yang memiliki banyak pulau seperti Indonesia, otonomi harus benar-benar dilaksanakan. Melalui otonomi ini, interaksi daerah-daerah yang berada dalam satu negara dengan dunia luar menjadi sangat penting. Saat ini, lokasi perkembangan bisnis tidak lagi hanya terjadi di daerah yang strategis. Lokasi yang terpencilpun bisa menjadi potensi pertumbuhan ekonomi yang besar. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menciptakan iklim yang merangsang investor menanamkan modalnya di daerah dan mendukung dunia usaha untuk dapat meningkatkan daya saing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Pajak memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber pendapatan utama daerah, dan hasil pendapatan dari pajak digunakan untuk merancang APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan daerah. Namun potensi ini belum digali secara optimal oleh pemerintah daerah karena kurangnya kebijakan dan peraturan yang mendukung. Selain itu kesadaran masyarakat dalam membayar pajak yang masih rendah, serta

▸ Baca selengkapnya: salah satu cara untuk mengkaji potensi daerah ialah dengan

(2)

profesionalisme aparat pemungut pajak yang masih kurang baik. Kajian terhadap potensi penerimaan PAD (Pendapatan Asli Daerah) memegang peranan yang sangat penting, khususnya dalam merencanakan dan menghitung pendapatan daerah secara tepat.

Upaya peningkatan kemampuan daerah senantiasa dilakukan sejalan dengan kebijaksanaan pelaksanaan otonomi daerah yang semakin nyata, dinamis, serasi, dan bertanggungjawab. Berbagai alokasi dana pembangunan juga diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antar daerah. Daerah yang kurang maju semakin dipacu untuk mengejar ketertinggalannya, sementara daerah yang lebih maju diupayakan untuk ditingkatkan.

Otonomi daerah membawa dampak yang positif bagi setiap daerah. Pemerintah daerah diberikan kebebasan dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan daya saing adalah dengan mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pendapatan daerah, yaitu antara lain melalui rasionalisasi pungutan daerah baik berupa pajak daerah maupun retribusi daerah. Rasionalisasi terhadap pajak daerah dan retribusi daerah mengarah kepada sistem perpajakan dan retribusi daerah yang sederhana dan efisien serta dapat menggerakkan masyarakat dalam membiayai pembangunan daerah. Dengan rasionalisasi tersebut, diharapkan dapat mengurangi jumlah jenis pajak dan retribusi, mengefektifkan jenis-jenis pajak dan retribusi yang potensial, dan meningkatkan efisiensi dalam pemungutannya, Upaya tersebut pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan daerah, baik di dati I maupun dati II dan

(3)

mendukung penciptaan iklim yang menarik investor untuk menanamkan modal di daerah khususnya kabupaten.

Pendapatan asli daerah sendiri (PADS) meliputi : hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan lain-lain usaha daerah yang sah.

Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, pajak daerah merupakan pungutan yang sangat penting yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan perbaikan sarana dan prasarana yang dimiliki daerah, dan juga berfungsi sebagai pengaturan anggaran untuk pembangunan daerah. Untuk mendukung perkembangan pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, maka pembiayaan pemerintahan, pembangunan daerah dan kemasyarakatan yang bersumber dari pendapatan asli daerah khususnya yang berasal dari pajak daerah perlu ditingkatkan dan pengaturannya perlu disesuaikan.

Hasil dari pajak daerah pada akhirnya akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pajak daerah ini merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk daerah. Selain pajak dearah, terdapat retribusi daerah yang merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik agar hasil yang diperoleh maksimal, dan mendatangkan keuntungan bagi daerah. Implementasi elemen pajak daerah berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lain, tetapi tetap mengacu pada undang-undang nomor 34 tahun 2000. Pemerintah daerah harus mampu mengelola dan mengalokasikan dana seefektif dan seefisien mungkin agar terjadi keseimbangan antara rencana dan tujuan pencapaian dari pungutan pajak yang berasal dari masyarakat. Pajak sebagai penyumbang terbesar

(4)

bagi pendapatan daerah selain mempunyai fungsi pokok yaitu fungsi budgeter dan fungsi reguler, pajak juga mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah pentingnya yaitu fungsi demokrasi, dimana pajak yang dipungut dari masyarakat harus diimbangi dengan pemenuhan hak masyarakat untuk menerima pelayanan yang baik dari pemerintah.

D.I.Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang potensial dalam menghasilkan pajak. Hal ini disebabkan perkembangan D.I.Yogyakarta sangat pesat baik dalam dunia pendidikan, wisata maupun dalam dunia hiburan. Perkembangan ini membawa pengaruh yang sangat besar terhadap daerah tingkat II yang merupakan bagian dari propinsi D.I.Yogyakarta. Banyaknya pendatang dari luar Yogyakarta, baik yang ingin liburan ataupun para pendatang yang ingin studi di D.I.Yogyakarta, membuat peluang bisnis yang besar bagi para pengusaha. Diantaranya membuka usaha dibidang perhotelan, tempat kost, warung makan, bengkel, rental motor dan mobil, toko komputer, toko buku, shorum motor, warnet, rental VCD, mall, cafe, diskotik dan lain-lain.

Salah satu fenomena yang nyata di D.I.Yogyakarta dan sangat berpengaruh terhadap pajak yang merupakan dampak dari besarnya pertumbuhan penduduk adalah meningkatnya kebutuhan akan sepeda motor. Hal ini sangat menguntungkan pemerintah daerah maupun masyarakat setempat. Tingginya kebutuhan terhadap sepeda motor mengakibatkan pajak kendaraan bermotor semakin meningkat, dan juga mengakibatkan tingginya pendapatan dari pajak dan retribusi parkir. Banyaknya masyarakat yang liburan ke Yogyakarta, mengakibatkan pendapatan dari pajak Hotel semakain meningkat. Setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat sangat behubungan

(5)

dengan pajak dan sangat membantu pemerintah daerah dalam memaksimalkan sumber pendapatan. Segala pemasukan yang bersumber dari pajak daerah maupun retribusi daerah hendaknya dikelola dengan baik dan jangan sampai biaya pemungutan pajak daerah lebih tinggi daripada pajak daerah yang dipungut.

1.1.1. Profil Wilayah.

Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 107° 15' 03" dan 107° 29' 30" Bujur Timur, 7° 34' 51" dan 7° 47' 30" Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta.

Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara - Selatan 32 Km,Timur - Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

1.1.2. Visi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2005-2010 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir dan batin tahun 2010” .

(6)

Perwujudan keadaan masyarakat yang maju dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan kehidupan masyarakatnya. Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sleman yang terdiri dari aparatur pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita masa depan.

1.1.3. Misi.

• Menjaga terselenggaranya tata pemerintahan yang baik

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam terus menjaga cita-cita mulia yang memerlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi, responsibilitas, berorientasi pada konsensus bersama, adil, efektif, efisien, akuntabel, dan penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi hukum dilakukan untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta mempertahankan nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat. Misi ini menjiwai implementasi misi-misi yang lain.

(7)

• Menjaga keberlanjutan kegiatan perekonomian masyarakat.

Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Sleman dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan dengan mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan.

• Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.

Misi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif, dan berakhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi mutu pelayanan dasar.

1.1.4. Potensi Wilayah.

Berdasarkan karakteristik sumber daya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu :

• Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan (ringbelt) sampai dengan puncak gunung Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan gunung Merapi dan ekosistemnya.

(8)

• Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih.

• Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa.

• Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan mendong, bambu serta gerabah.

(9)

Kabupaten Sleman merupakan daerah yang sangat potensial dalam menghasilkan pajak. Pajak daerah yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Sleman telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah. Adapun pajak daerah kabupaten Sleman yang sesuai dengan kriteria tersebut antara lain:

a. Pajak Hotel.

b. Pajak Restoran.

c. Pajak Hiburan.

d. Pajak Reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan.

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.

g. Pajak Parkir.

Pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, jika pemungutannya dilakukan dengan baik maka secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Perkembangan teknologi, kebudayaan dan kemajuan tingkat sosial ternyata telah menimbulkan berbagai kegiatan perekonomian yang beraneka ragam. Dan ini sangat membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan Pajak Daerah.

Berdasarkan urain latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman”. Penelitian ini akan mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan pajak daerah dan pendapatan asli daerah.

(10)

1.2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

• Bagaimana tingkat pertumbuhan Pajak Daerah kabupaten Sleman? • Bagaimana kontribusi Pajak Daerah terhadap pendapatan asli daerah

kabupaten Sleman?

• Bagaimana trend pajak daerah kabupaten Sleman?

1.3. Tujuan Penelitian.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:

• Mengumpulkan data realisasi penerimaan Pajak Daerah untuk menganalisis tingkat pertumbuhan pajak daerah kabupaten Sleman. • Menganalisis kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli

Daerah kabupaten Sleman.

• Menganalisis trend pertumbuhan Pajak Daerah kabupaten Sleman. • Menganalisis pertumbuhan Pajak Daerah kabupaten Sleman dimasa

(11)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu:

• Bagi penulis, untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pertumbuhan serta kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Sleman dan pengalaman ini digunakan sebagai bekal saat terjun ke dunia kerja.

• Bagi pihak lain, sebagai referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dan juga memberikan masukan bagi pemerintah daerah agar Pajak Daerah dapat dipungut dan memberikan hasil yang maksimal.

• Bagi universitas, sebagai bahan masukan untuk peningkatan mutu pendidikan di Universitas Kristen Duta Wacana khususnya mengenai Pajak Daerah.

1.5. Batasan Penelitian.

• Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian pada objek Pajak Daerah di Kabupaten Sleman karena daerah sangat potensial dalam menghasilkan pajak daerah.

• Tempat atau lingkup penelitian dilakukan di Kabupaten Sleman. • Penelitian dan pengamatan dilakukan pada bulan Januari hingga Juni

2007.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula yang optimal pada pembuatan minuman serbuk buah delima merah menggunakan aplikasi Deign Expert metode Simplex

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen lak- tasi ibu di wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada pada

Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari seuatu tempat ke tempat lain menggunakan kaki atau menggunakan bagian kaki. Menendang bola

Dari pengamatan yang telah penulis lakukan berdasarkan hasil observasi langsung dengan Reservation Agent penulis telah memberi kesimpulan bahwa penanganan pemesanan kamar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik edible film dan konsentrasi yang terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan

Adaptasi penglihatan pada hewan nokturnal khususnya terjadi di retina matanya, karena retina merupakan bagian dari mata yang berperan dalam melihat warna.. Dari

Intisari — Permasalahan penjadwalan pembangkit berkaitan dengan pemenuhan seluruh permintaan beban dan pencarian total biaya operasi pembangkitan yang optimal tanpa melanggar semua

Peserta didik membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 anak dan diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik Menyusun kerangka dan Menyampaikan teks