• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DESKRPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB IV

DESKRPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskris Hasil Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1 Limboto Khususnya di kelas X ADP³, siklus I berlangsung pada hari Kamis 4 April 2013 dan siklus II Kamis tanggal 25 April 2013. Jumlah siswa yang menjadi objek penelitian 32 orang siswa, laki-laki berjumlah 5 orang dan perempuan 27 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II , sehingga hasil belajar yang diperoleh mencapai indikator yang diharapkan.

4.1.1 Siklus I

Sebagaimana mestinya penelitian tindakan, seperti apa yang telah dikemukakan pada Bab III, Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan Arikunto (20011:74) yang meliputi:

4.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti bermohon persetujuan kepada kepala sekolah sehubungan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Melakukan observasi awal dan wawancara mengenai kemampuan siswa tentang mata pelajaran Kewirausahaan. Mengidentifikasi masalah, Menganalisis masalah dan menentukan faktor penyebabnya, Menetapkan

(2)

51

waktu pelaksanaan tindakan. Setelah itu peneliti membuat persiapan perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses pelaksanaan tindakan. Peneliti merancang pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam menerima pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS).

4.1.1.2 Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai prosedur pembelajaran yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Proses pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut: Kegiatan Awal

- Memberikan salam

- Menegecek kehadiran siswa

- Menyampaikan materi pokok pelajaran - Menyampaiakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Melakukakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelem memualai pelajara.

- Mengaitkan materi yang akan disajikan dengan penegetahuan yang telah dimiliki siswa.

(3)

52 b. Elaborasi

- Guru menyajikan materi inti.

- Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan.

- Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

- Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (dalam kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

- Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

- Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum di ungkapkan oleh siswa.

c. Konfirmasi

- Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. - Memberi evaluasi.

Kegiatan Penutup

- Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. - Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi

4.1.1.3 Observasi

Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru mitra terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan

(4)

53

pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru mitra difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Thik Phair Share (TPS), kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 2 Aspek (6.67) mencapai kriteria sangat baik, 16 aspek (53.33%) mencapai kriteria baik, 7 aspek (23.33%) mencapai kriteria cukup, dan 5 aspek (16.67%) mencapai kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti pada Siklus I

No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%)

1 Sangat Baik 2 6.67 2 Baik 16 53.33 3 Cukup 7 23.33 4 Kurang 5 16.67 5 Tidak Baik 0 0.00 Jumlah 30 100

Sumber data: Hasil Pengamatan Lapangan diolah pada tanggal 04 April 2013

(5)

54

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 2 aspek memperoleh kriteria sangat baik yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dan Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang tercantm dalam RPP, 16 aspek memperoleh kriteria baik yaitu, Menarik Perhatian siswa, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Kejelasan artikulasi suara, Variasi gerkan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Antusiasme dalam penampilan, Mobilitas posisi mengajar, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Kejelasan dalam memberikan contoh, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan, Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa, Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar, 7 aspek memperoleh kriteria cukup yaitu Memberikan motivasi awal, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar, Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok.

(6)

55

dan 5 aspek memperoleh kriteria kurang yaitu Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan), Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I

Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi 26 aspek yaitu 3 aspek (11.54%) memperoleh kriteria sangat baik, 11 aspek (42.30%) memperoleh kriteria baik, dan 10 aspek (38.47%) kriteria cukup dan 2 aspek (7,69%) kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 : Hasil Pengamatan kegiatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I

No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%)

1 Sangat Baik 3 11.54%

2 Baik 11 42.30%

3 Cukup 10 38.47%

4 Kurang 2 7.69%

Jumlah 26 100

Sumber data: Hasil Pengamatan lapangan diolah pada tanggal 04 April 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 26 aspek yang diamati pada kegiatan siswa, terdapat 3 aspek pada kriteria sangat baik yaitu Siswa menempati tempat duduknya masing-masing, Mendengarkan seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai

(7)

56

dan Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, 11 aspek pada kriteria baik yaitu Kesiapan menerima pembelajaran, Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Adanya interaksi positif antar siswa, Siswa terilibat Siswa dalam kegiatan belajar, Siswa termotivasi mengikuti proses pembelajaran, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Siswa merasa terbimbing Siswa memahami tugas masing-masing dalam kelompok. 10 aspek untuk kriteria cukup yaitu Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antar siswa, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Partisipasi siswa setiap anggota baik, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang Siswa rapih dan lengkap menyimpulkan hasil diskusi. Dan 2 aspek kriteria kurang yaitu Siswa mampu mengemukakan pendapatmnya dengan lancar, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas.

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Untuk melihat ketuntasan siswa, maka pada akhir pembelajaran siklus I dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang

(8)

57

diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Di mana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana yang terlihat pada uraian tabel berikut:

Tabel 3: Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai Jumlah siswa Presentase (%)

≥ 75 18 56.25

< 75 14 43.75

Jumlah 32 100

Sumber data: Hasil Evaluasi lapangan diolah pada pada tanggal 11 April 2013

Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 32 orang siswa yang dikenai tindakan 18 orang siswa (56.25%) memperoleh nilai 75 ke atas, sedangkan 14 orang siswa (43.75%) memperoleh nilai di bawah 75 . Nilai rata-rata kelas sebesar 70.28. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal, siswa dikatakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.

4.1.1.4 Refleksi Hasil Tindakan

Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan khususnya materi Tindakan,

(9)

58

Membangun Komitmen Dalam Berwirausaha. Refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis sebagaimana dikatakan di atas. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus I, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS).

Adapun kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan) Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan.

2. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan

Menggunakan waktu oleh peneliti belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam program satuan pelajaran

3. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

Dalam penilaian penggunaan rubrik penilain, peneliti belum mampu menggunakan rubrik yang tercantum dalam RPP secara baik dan benar.

(10)

59

Dalam penilaian peneliti belum optimal dalam menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian.

5. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

Peneliti belum mampu memberikan kesimpulan kepada siswa sesuai dengan materi.

Belum optimalnya aspek-aspek keterampilan peneliti dan aktivitas siswa telah diuraikan di atas akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diharapkan meningkat belum dapat diwujudkan. Bertolak dari hasil refleksi tersebut, maka disepakati bahwa tindakan akan dilanjutkan dan disempurnakan pada siklus berikutnya.

4.1.2 Siklus II

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini kegiatan juga berawal dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

4.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang belum optimal pada siklus I, yang perencanaannya dibuat berdasarkan pada hasil refleksi. Dari hasil refleksi pada siklus I maka peneliti perlu membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan yang direncanakan sebagi refisi tindakan siklus II, meliputi hal-hal sebagai berikut :

(11)

60

1. Peneliti berupaya menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan, sehingga siswa dapat memahami atau mengingat kembali materi apa yang sudah diajarkan sebelumnya dan dapat mengaitkan materi yang akan diajarkan.

2. Peneliti mengoptimalkan alokasi waktu sesuai dengan RPP agar pembelajaran dapat berjalan lancar.

3. Peneliti mengoptimalkan penggunaan rubrik penilaian sesuai yang tercantum dalam RPP.

4. Peneliti mengupayakan penggunaan berbagai jenis dan ragam penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa.

5. Peneliti memberikan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi. Agar siswa dapat memahami apa yang diajarkan.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran siklus II ini sama halnya pada pelaksanaan tindakan siklus I, dengan kegiatan yang mengacu pada skenario yang telah ditetapkan. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada proses pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

- Memberikan salam

- Menegecek kehadiran siswa

(12)

61 - Menyampaiakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Melakukakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelem memualai pelajara.

- Mengaitkan materi yang akan disajikan dengan penegetahuan yang telah dimiliki siswa.

b. Elaborasi

- Guru menyajikan materi inti.

- Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan.

- Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

- Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (dalam kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

- Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

- Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum di ungkapkan oleh siswa.

c. Konfirmasi

- Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. - Memberi evaluasi

(13)

62 Kegiatan Penutup

- Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. - Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi.

4.1.2.3 Observasi

Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Thin Phair Share (TPS), kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Observasi terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama pada siklus II.

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 9 aspek (30%) mencapai kriteria sangat baik, 17 aspek (56.67%) mencapai kriteria baik dan 4 aspek (13.33%) mencapai kriteria cukup.

(14)

63

Tabel 4 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus II

No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%)

1 Sangat Baik 9 30% 2 Baik 17 56.67% 3 Cukup 4 13.33% 4 Kurang 0 0.00 5 Tidak Baik 0 0.00 Jumlah 30 100

Sumber data: Hasil Pengamatan lapangan diolah pada pada tanggal 25 April 2013

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 9 aspek memperoleh kriteria sangat baik yaitu, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Memberikan acuan bahan ajar akan diberikan, Kejelasan dalam menjelaskan bahan ajar (materi), Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan/indikator yang ditetapkan, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar. 17 aspek memperoleh kriteria baik yaitu Menarik Perhatian siswa, Memberikan motivasi awal, Kejelasan artikulasi suara, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Antusiasme dalam penampilan, Mobilitas posisi mengajar, Bahan belajar disajikan sesuai dengan

(15)

langkah-64

langkah yang direncanakan dalam RPP, Kejelasan dalam memberikan contoh, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan, Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa, Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran, dan 4 aspek memperoleh kriteria cukup yaitu, Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan), Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian.

2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II

Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi 26 aspek yaitu 7 aspek (30.43%) memperoleh kriteria sangat baik, 12 aspek (52.17%) memperoleh kriteria baik dan 4 aspek (17.40%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(16)

65

Tabel 5 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pada Proses Belajar Mengajar Pada Siklus II

No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%)

1 Sangat Baik 9 34.61%

2 Baik 13 50%

3 Cukup 4 15.39%

4 Kurang 0 0.00

Jumlah 26 100

Sumber data: Hasil Pengamatan lapangan diolah pada tanggal 25 April Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas, dari 26 aspek yang diamati hasil pengamatan guru terhadap siswa bahwa 9 aspek memperoleh kriteria sangat baik yaitu, Siswa menempati tempat duduknya masing-masing, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Partisipasi setiap anggota baik, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa rapih dan lengkap menyimpulkan hasil diskusi. 13 aspek memperoleh kriteria baik yaitu Kesiapan menerima pembelajaran, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antara guru, siswa-materi pelajaran, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Siswa

(17)

66

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa merasa terbimbing, Siswa memahami tugas-tugas masing-masingdalam kelompok, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang. Dan 4 aspek memperoleh kriteria cukup yaitu, Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, Adanya interaksi positif antar siswa, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar.

3. Hasil Belajar Siklus II

Sebagaiman yang dilakukan peneliti pada siklus I, bahwa untuk melihat ketuntasan hasil belajar siswa, maka pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Dimana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaiman yang terlihat pada uraian tabel berikut:

(18)

67

Tabel 7: Analisis Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II Nilai Jumlah siswa Presentase (%)

≥ 75 27 84.37

< 75 5 15.63

Jumlah 32 100

Sumber data: : Hasil Evaluasi lapangan diolah pada tanggal 1 Mei 2013.

Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 32 orang siswa yang dikenai tindakan 27 orang siswa (84.37%) memperoleh nilai 75 ketas, sedangkan 5 orang siswa (15.63%) memperoleh nilai di bawah 75. Nilai rata-rata kelas sebesar 81.5. Artinya hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.

4.1.2.4 Refleksi Hasil Tindakan

Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra sekaligus yang bertindak sebagai pengamat, refleksi ini bertujuan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksankan dalam hal ini penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Di bawah ini akan diuraikan hasil refleksi pada siklus II :

1. Pendekatan guru seperti apersepsi, membimbing siswa dalam kelompok dan pengelolaan kelas sudah baik dan sesuai, sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran,

(19)

68

siswa menjadi kreatif, terjadi proses pembelajaran yang efektif dan siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. 2. Partisipasi siswa dalam membahas materi dan memberikan

pendapat ataupun ide sudah baik.

Dari hasil refleksi siklus II di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah berhasil dan oleh sebab itu sudah tidak perlu lagi tindakan siklus selanjutnya.

4.2 Pembahasan

Salah satu yang dipelajari pada mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X ADP³ SMK Negeri 1 Limboto adalah Materi Membangun Komitmen Dalam Berwirausaha dan Materi Mengambil Risiko Usaha, tujuannya karena dalam menjalankan sebuah wirausaha tentu ada pasang surut. Maka dengan membangun komitmen yang tinggi penting dan sangat diperlukan bagi seorang wirausaha, agar setiap saat selalu berusaha dan fokus memajukan usahanya, dan ketika anda akan terjun ke dunia usaha, anda juga harus siap menghadapi segala bentuk perubahan, kejadian dan hal-hal yang penuh ketidak pastian inilah yang dimaksudkan dalam materi mengambil resiko usaha. Materi yang diajarkan ada Kaitanya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share(TPS). karena model pembelajaran Kooperatif tipe Think Phair Share(TPS) tersebut siswa diharapkan mampu belajar berfikir,berpasanga an dan berbagi jawaban dalam komunikasi antara satu dengan yang lainya, serta saling membantu dalam kelompok berpasangan, sehingga

(20)

69

terjadi interaksi antar siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi pelajran.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS), guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah, dan Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman pasangannya. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS), untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah (43.75%) meningkat menjadi 80%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 18 orang siswa (56.25%) dan yang memperoleh nilai di bawah 75 atau tidak tuntas adalah 14 orang siswa (43.75%). Di samping itu kualifikasi pembelajaran menunjukan bahwa dari 30 aspek yang diamati dari proses pembelajaran, 18 aspek (60.00%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik.

Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilihat bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar baik secara individu maupun secara klasikal. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan.

(21)

70

(2) Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Menggunakan waktu oleh peneliti belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam program satuan pelajaran. (3) Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dalam penilaian penggunaan rubrik penilain, peneliti belum mampu menggunakan rubrik yang tercantum dalam RPP secara baik dan benar. (4) Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Dalam penilaian peneliti belum optimal dalam menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian. (5) Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Adapun perubahan yang terjadi pada siklus II adalah (1) Pedekatan guru seperti apersepsi, membimbing siswa dalam kelompok dan pengelolaan kelas sudah baik dan sesuai, sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi kreatif, terjadi proses pembelajaran yang efektif dan siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. (2) Partisipasi siswa dalam membahas materi dan memberikan pendapat ataupun ide sangat baik. Sesuai hasil perbaikan strategi pembelajaran maka siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hasil belajar maupun proses pembelajaran, perubahannya antara lain sebagi berikut:

(22)

71

1. Jumlah siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada siklus I adalah 18 orang siswa (56.25%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar atau memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 14 orang (43.75%), pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 27 orang siswa (84.37%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang (15.63%).

2. Dari 30 aspek yang diamati, pembelajaran pada siklus I sebesar 60.00% memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 86.67%.

Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas, jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan baik pada siklus I. pada siklus II inilah peningkatan hasil belajar siswa telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian atau indikator kinerja yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Kewirausahaan dengan materi tindakan, Membangun komitmen dalam berwirausaha dan Mengambil risiko usaha. di kelas X ADP³ SMK Negeri 1 Limboto dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think phair Share (TPS), terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share (TPS) pada mata pelajaran Kewirausahaan, maka hasil belajar siswa di kelas X ADP³ SMK Negeri 1 Limboto akan meningkat dapat terbukti.

Gambar

Tabel 1 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti    pada Siklus I
Tabel  2  :  Hasil  Pengamatan  kegiatan  Siswa  dalam  Proses  Belajar  Mengajar  Siklus I
Tabel 3: Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I  Nilai  Jumlah siswa  Presentase  (%)
Tabel 4 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti            Pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Berdasarkan latar belakang di atas, penting dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan kapur (CaCO 3 ) dan tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ) terhadap pertumbuhan

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Anggota Komisi

Dari hasil tes awal dan tes akhir siswa juga mampu mengisi soal-soal yang diberikan guru dengan sangat baik, namun ada juga kekurangan yang diperoleh pada saat

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan variabilitas jenis tanah, salah satunya adalah in situ test yakni Standar Penetration Test

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat serta hidayahNya, sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pelestarian Budaya Piil