• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagian pada tanaman tersebut seperti batang, daun, akar, ranting, umbi, pucuk untuk menghasilkan individu baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan karena memiliki keunggulan yaitu, produk yang dihasilkan memiliki sifat yang mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan vegetatif ini adalah merangsang tunas adventif yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus.

Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Dalam pembiakan atau penggandaan tanaman dapat kita kenal salah satu metodenya yaitu penyambungan. Penyambungan dapat mempunyai arti lain dari pada pembiakan vegetatif lainnya, di karenakan ketika tanaman yang tidak dapat dibiakan secara cangkok, stek, merunduk atau lainnya dapat di lakukan metode penyambungan, karena hanya dengan metode penyambungan inilah tanaman tesebut dapat di biakkan. Seperti pada berbagai tanaman buah-buahan yang tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di lakukan penyambungan (enten) dan penyusunan, adalah suatu cara menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman lain. misalnya pada manggis, blimbing, dan lain sebagainya.

1.2 Tujuan

 Memahami bahwa cara sambungan adalah salah satu bagian dari perbanyakan suatu tanaman.

 Melakukan perbanyakan tanaman dari berbagai jenis tanaman dengan cara sambungan.  Mengerti dan mampu tentang bagaimana cara yang benar dalam menyambung dari

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman dengan cara menempel atau sambung dilakukan dengan cara menempel atau menyambung pada bagian batang tanaman yang berakar (Sudarmono, 2009). Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari graftingialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, dkk, 2010)

Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang bawah dan batang atas yang kompatibel dan dapat membentuk bidang sambungan yang sempurna. Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan sumber daya manusia, di samping pemeliharaan setelah penyambungan. Pada tanaman jambu mete, metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting), sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji (webge graft). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang diberikan oleh Hartman dan Kester (1975), yaitu: bahan tanaman yang disambung secara genetik harus serasi (kompatibel),bahan tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik, seluruh bidang potong harus terlindung dari kekeringan, kombinasi dari masing-masing bahan tanaman harus terpaut sempurna, dan tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik selama waktu tertentu ( Firman dan Ruskandi, 2009).

Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah kambium tanaman bawah letaknya harus sangat dekat dengan kambium tanaman atas. Atau juga dapat di artikan sebagai kambium antar kedua sambungan antara tanaman atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi dalam praktiknya hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun tanaman atas membentuk kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan bertemu, bersatu dan membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar kedua kambium, yaitu kambium dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas. Dari sumber kambium tersebut maka akan menghasilkan bahan makanan, air, dan mineral secara kontinyu antara tanaman bawah dan tanaman atas yaitu tanpa gangguan (Adinugraha, 2007).

(3)

Gejala-gejala inkompatibilitas diantaranya adalah kegagalan membentuk sambungan dalam persentase yang tinggi, daun menguning, pertumbuhan vegetatif menurun, mati pucuk dan tanaman merana, tanaman mati belum pada waktunya, perbedaan nyata dalam kecepatan tumbuh atau ketegapan tumbuh antara stock (batang bawah) dan scion (batang atas), dan perbedaan pertumbuhan pada sebagian batang atas atau sebagian batang bawah sambungan (Hamid, 2011). Usaha memperbaiki kualitas tanaman vegetative dengan cara grafting atau budding perlu memperhatikan pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai stock maupun scion (Mangoendidjojo, W. 2003). Pengertian scion adalah batang atas, sedangkan stock adalah batang bawah. Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas (scion) yang unggul produksi buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat unggul induknya (Tambing, 2008).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode graftingyaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting Tirtawinata, 2003;Tambing, 2004 (dalam Tambing dan Hadid). Dalam metode grafting, terdiri atas dua bagian yaitu bagian bawah(rootstock) dan bagian atas(scion). Tumbuhan yang digunakan sebagai batang bawah biasanya dipilih yang mempumyai sifat perakaran yang baik, dan bagian batang atas dipilih yang mempunyai sifat vegetative yang baik pula (Hidayat dan Sri, 2009).

(4)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Belakang Sekretariat HimaGrotek Fakultas Pertanian Unib. 3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman asoka dan tanaman durian, plastik pembungkus, tali rafiah.

Alat yang digunakan adalah pisau okulasi/cutter, kain lap. 3.3 Cara Kerja

1. Memilih batang bawah, membuat potongan pada batang atas maupun dengan batang bawah dengan bentuk sambungan baji atau baji terbalik.

2. Memasukkan batang atas yang telah dibuat bentuk sambungan tadi ke dalam batang bawah.

3. Mengikat pada bagian sambungan dengan menggunakan plastik dan mengusahakan tidak bergeser sambungan yang telah diikat.

(5)

4. Melakukan pengamatan dilihat dari persentase sambungan yang jadi, tinggi tunas dan diameter tunas.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Tanaman Keberhasilan Perubahan

Batang Atas Batang Bawah

1 Bunga asoka merah Hidup Baik Baik

2 Bunga asoka kuning Tidak hidup/mati Baik Batang coklat 3 Durian Tidak hidup/mati Busuk Busuk Tunas yang tumbuh mempunyai tinggi 3cm

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dibahas mengenai perkembangbiakan tanaman secara vegetatif dengan teknik grafting atau sambung pucuk. Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan. Grafting atau penyambungan dapat diartikan sebagai teknik menyambung dua jaringan tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu baru. Prosedur penyambungan yang pertama adalah memilih batang tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana batang atas yang seharusnya dipakai adalah batanag atas yang berasal dari pohon induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, dan untuk tanaman bagiaan bawahnya diharapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan tahan terhadap tanah yang tidak menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang digunakan (Ashari, 2003).

Pada praktikum ini, banyak kelompok yang mengalami kegagalan dalam penyambungan (grafting) tanaman durian sehingga batangnya menjadi kering dan tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih

(7)

ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril. Factor kedua yang mengakibatkan kegagalan dalam menyambung yaitu pengikat sambungan kurang kuat bila pengikatan tidak kuat akan menyebabkan beberapa masalah seperti. Pertama batang atas akan mudak terlepas atu berubah posisi ketika tersenggol. Batang atas tidak menempel dengan sempurna dengan batang bawah jadi permukaan batang yang maenempel dengan permukaan bidang bawah menjadi tidak merata sehingga menghalangi penyatuan jaringan antara batang dan transmisi supply dari batang bawah menjadi tidak lancar bahkan tidak berhasil sama sekali. Akibatnya batang akan menjadi kering (Seputra, 2006). Factor ketiga yang mengakibatkan kegagalan penyambungan yaitu terjadi penguapan yang berlebih. Bila penguapan terjadi secara berlebih, maka biasanya uap air banyak yang menempel peda dinding plastik bagian dalam dan kemudian turun menyatu mengenai bagian batang penyambungan, yang akan menyebabkan pembusukan pada bagian yang terkena air. Penguapan berlebih juga bisa menyebabkan tumbuhnya jamur pada batang atas terutama bila peralatan yang digunakan tidak steril ditambah faktor kelembapan yang tinggi, selain itu kurang terampil pada saat menyisipkan batang tanaman , batang tanaman bawah terlalu lebar sehingga ada celah dan proses penyisipan tidak sempurna dan ada udara yang masuk yang mengakibatkan proses pemebentukan tunas terhambat.

Pada tanaman yang disambung bagian daunnya tidak dibuang terlebih dahulu sehingga mengakibatkan pembusukan. Menurut Adit (2012) Pada hasil praktikum perlakuan yang baik adalah dengan semua bagian daun dihilangkan, hal tersebut menunjukkan metode penghilangan daun lebih efektif, karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil, sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan setengah helai daun/organ lengkap memiliki persentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, sehingga persentase kebusukan lebih besar.

(8)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1) Sambung (grafting) merupakan salah satu perbanyakan vegetative dan dengan teknik sambung dapat menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul

2) Perbanyakan tanaman yang kami lakukan dengan teknik sambung (grafting) adalah tanaman durian dan asoka. Tanaman durian dan asoka kuning yang kami sambung mengalami kegagalan ditandai dengan batangnya yang berwarna cokelat.

3) Dalam menyambung hal yang perlu diperhatikan adalah mengetahui tentang hubungan kekerabatan batang atas dan batang bawah, keadaan fisiologi tanaman, keserasian bentuk potongan, persentuhan kambium, kegiatan pertumbuhan kambium, kekuatan akar, sedangkan faktor yang dipengaruhi berdasarkan lingkuangan, sehingga dapat terbentuk tanaman baru yang unggul.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Adit, R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung. Yogyakarta: Kanisius.

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World Agroforestry

Ashari, S. 2003. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas Indonesia.

Firman,Cecep..Ruskandi.2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium Occidentale

L.).Sukabumi : Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri. Hidayat, S dan Sri, W. 2009. Seri tumbuhan obat berpotensi hias(2). Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Seputra, D. 2006. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.Gramedia.

Sudarmono, A. 2009. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Kanisius. Sukendro, A, dkk. 2010. Studi Pembiakan Vegetatif Intsia bijuga(Colebr.) O.K. Melalui Grafting. Silvikultur Tropika, 1(1) : 6-10.

Tambing,Y . 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Mangga dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entris Berbeda. Agroland, 15(4): 296-301.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan sistem politik modern ketika faktor pemilikan modal, kekuasan, atau suara rakyat menjadi analisa umum, pada zaman Aristoteles faktor lain seperti „keluhuran

Jepang merupakan negara yang berhasil mempertahankan kebudayaan tradisionalnya di era modern. Budaya tradisional tersebut adalah upacara minum teh yang penuh makna

Soetarto yang juga menentang Reorganisasi melakukan aksi protes dalam sebuah parade militer di mana Sutarto bersama pasukan Panembahan Senopati bersenjata lengkap

Jika pada dua latar belakang perkembangan Humas di muka, konsepnya mengarah pada kegiatan yang sifatnya eksternal, atau dengan kata lain orientasi kegiatan Humas

Hipotesis yang penulis rumuskan untuk variabel X1 pada penelitian ini adalah Ho1 : kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Bendang

I Marilah Berdoa: Allah Bapa kami di surga, sumber pengharapan, kepada mereka yang takut menghadapi hari esok dan prihatin memandang hari kemudian, Engkau

Untuk mendapatkan penilaian responden mengenai penentuan faktor strategi internal dan strategi eksternal untuk merumuskan strategi peningkatan pendapatan pendapatan segmen

Penelitian ini bermaksud mencari kebenaran dan makna akan fungsi musik yang mampu menjadi sebuah alternatif penyampaian nilai-nilai dakwah dengan balutan aliran musik yang