LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9
PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN,
Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan pemerintahan daerah berdaya guna dan berhasil guna, maka kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah;
b. bahwa Peraturan Daerah Kota Pekalongan yang mengatur Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Pekalongan dipandang sudah tidak sesuai lagi, sehingga perlu ditinjau kembali dan disempurnakan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Pekalongan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
10. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2008 Nomor 3);
Dengan persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN dan
WALIKOTA PEKALONGAN MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA PEKALONGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pekalongan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Pekalongan.
4. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Walikota adalah Kepala Daerah Kota Pekalongan.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Pekalongan.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 7. Kecamatan adalah Kecamatan yang berada di wilayah Kota Pekalongan.
8. Kelurahan adalah Kelurahan yang berada di wilayah Kota Pekalongan. 9. Camat adalah di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan.
10.Lurah adalah di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan.
11.Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
12.Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan fungsional yang terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai keahliannya.
BAB II KECAMATAN
Bagian Kesatu Pembentukan
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan yang terdiri dari : a. Kecamatan Pekalongan Barat;
b. Kecamatan Pekalongan Timur; c. Kecamatan Pekalongan Utara; d. Kecamatan Pekalongan Selatan.
Bagian Kedua
Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Pasal 3
(1) Kecamatan merupakan perangkat daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu.
(2) Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(3) Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
(4) Susunan organisasi Kecamatan terdiri dari : a. Camat;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum. c. Seksi Tata Pemerintahan;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum; f. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;
g. Seksi Kesejahteraan Sosial; h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Bagan Susunan Organisasi Kecamatan, sebagaimana dalam Lampiran I, merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB III KELURAHAN Bagian Pertama
Pembentukan Pasal 4 (1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kelurahan.
(2) Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat, Kecamatan PekalonganTimur, Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Selatan adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Pekalongan Barat, terdiri dari : 1. Kelurahan Kebulen; 2. Kelurahan Medono; 3. Kelurahan Podosugih; 4. Kelurahan Sapuro; 5. Kelurahan Kergon; 6. Kelurahan Bendan; 7. Kelurahan Kramatsari; 8. Kelurahan Kraton Kidul; 9. Kelurahan Tirto;
10. Kelurahan Tegalrejo; 11. Kelurahan Bumirejo; 12. Kelurahan Pringlangu; 13. Kelurahan Pasirsari.
b. Kecamatan Pekalongan Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Landungsari; 2. Kelurahan Noyontaan; 3. Kelurahan Keputran; 4. Kelurahan Kauman 5. Kelurahan Sampangan; 6. Kelurahan Sugihwaras; 7. Kelurahan Poncol; 8. Kelurahan Klego; 9. Kelurahan Gamer; 10. Kelurahan Dekoro; 11. Kelurahan Karangmalang; 12. Kelurahan Baros; 13. Kelurahan Sokorejo.
c. Kecamatan Pekalongan Utara, terdiri dari : 1. Kelurahan Krapyak Kidul;
3. Kelurahan Kandang Panjang; 4. Kelurahan Panjang Wetan; 5. Kelurahan Kraton Lor; 6. Kelurahan Dukuh; 7. Kelurahan Degayu; 8. Kelurahan Pabean; 9. Kelurahan Bandengan; 10. Kelurahan Panjang Baru;
d. Kecamatan Pekalongan Selatan, terdiri dari : 1. Kelurahan Kradenan;
2. Kelurahan Banyurip Alit; 3. Kelurahan Buaran; 4. Kelurahan Jenggot; 5. Kelurahan Kertoharjo; 6. Kelurahan Kuripan Kidul; 7. Kelurahan Kuripan Lor; 8. Kelurahan Yosorejo; 9. Kelurahan Duwet; 10. Kelurahan Soko;
11. Kelurahan Banyurip Ageng.
Bagian Kedua
Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Pasal 5
(1) Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah dalam wilayah Kecamatan.
(2) Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Camat.
(3) Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
(4) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Lurah melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.
(5) Susunan organisasi Kelurahan terdiri dari : a. Lurah;
b. Sekretaris Kelurahan; c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat; e. Seksi Pembangunan Masyarakat;
f. Seksi Kesejahteraan Masyarakat; g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(6) Bagan Organisasi Kelurahan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6
(1) Pada Kecamatan dan Kelurahan dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan keahlian dan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan keahliannya.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat dan Lurah.
(4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis dan beban kerja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB V ESELON
Pasal 7 (1) Camat merupakan jabatan struktural eselon IIIa.
(2) Sekretaris Kecamatan merupakan jabatan struktural eselon IIIb.
(3) Lurah dan Kepala Seksi pada Kecamatan merupakan jabatan struktural eselon IVa. (4) Kepala Sub Bagian di Kecamatan, Sekretaris Kelurahan, dan Kepala Seksi pada
Kelurahan merupakan jabatan struktural eselon IVb. BAB VI TATA KERJA
Pasal 8
(1) Camat melakukan koordinasi dengan kecamatan disekitarnya.
(2) Camat menggoordinasikan unit kerja di wilayah kerja kecamatan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan untuk meningkatkan kinerja kecamatan.
(3) Camat melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di kecamatan. (4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Lurah dapat melakukan koordinasi dengan
unit kerja lain yang berada di wilayah kerjanya.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Lurah, Sekretaris Kelurahan, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip kordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi kelurahan sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 9
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan kerjanya, mempunyai kewajiban : a. mengutamakan koordinasi pada setiap kegiatan;
b. memberikan bimbingan dan arahan kepada bawahannya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. mentaati kebijakan yang telah digariskan organisasi;
d. menyampaikan laporan kegiatan secara periodik atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
BAB VII
HUBUNGAN KERJA Pasal 10
(1) Hubungan kerja Kecamatan dengan Perangkat Daerah lainnya bersifat koordinasi teknis fungsional dan teknis operasional.
(2) Hubungan kerja Kecamatan dengan Instansi Vertikal di wilayah kerjanya bersifat koordinasi teknis fungsional.
(3) Hubungan kerja Kecamatan dengan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya di wilayah kerja kecamatan bersifat koordinasi dan fasilitasi.
(4) Hubungan kerja Kecamatan dengan Kelurahan bersifat hierarki.
(5) Hubungan kerja Lurah dengan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan bersifat konsultatif dan koordinatif.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11
(1) Pelimpahan sebagian kewenangan Walikota kepada Camat diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
(2) Urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota kepada Lurah disesuaikan dengan kebutuhan Kelurahan dengan memperhatikan prinsip efesiensi dan peningkatan akuntabilitas.
(3) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan sarana, prasarana, pembiayaan dan personil.
(4) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
(5) Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Kecamatan dan Kelurahan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka pejabat yang lama tetap menduduki jabatan sampai dengan dilantiknya pejabat yang baru.
Pasal 13
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (5), dilaksanakan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP Pasal 14
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005 Nomor 4), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang menyangkut pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pekalongan.
Disahkan di Pekalongan
pada tanggal 11 September 2008
WALIKOTA PEKALONGAN Cap.
ttd.-MOHAMAD BASYIR AHMAD Diundangkan di Pekalongan
pada tanggal 11 September 2008
SEKRETARIS DAERAH KOTA PEKALONGAN
M A S R O F, SH Pembina Utama Muda
NIP. 500 056 471
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008
TENTANG
PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN
KOTA PEKALONGAN
I. UMUM
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam bentuk lembaga teknis daerah serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam bentuk dinas daerah.
Prinsip dalam penyusunan organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Dalam menentukan besaran Organisasi Perangkat Daerah sekurang–kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani serta sarana dan prasarana penunjang tugas.
Perubahan eselon pada Sekretaris Kecamatan yang semula IVa menjadi eselon IIIb dimaksudkan dalam rangka penerapan pola pembinaan karir, efisiensi dan penerapan koordinasi sesuai peraturan perundang–undangan di bidang kepegawaian, disamping itu guna kelancaran pelaksanaan tugas koordinasi dan administrasi di bawah Sekretaris Kecamatan dibantu oleh 3 (tiga) Sub Bagian.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : cukup jelas Pasal 2 : cukup jelas Pasal 3 : cukup jelas Pasal 4 : cukup jelas Pasal 5 : cukup jelas Pasal 6 : cukup jelas Pasal 7 : cukup jelas Pasal 8 : cukup jelas Pasal 9 : cukup jelas Pasal 10 : cukup jelas Pasal 11 : cukup jelas Pasal 12 : cukup jelas Pasal 13 : cukup jelas Pasal 14 : cukup jelas Pasal 15 : cukup jelas Pasal 16 : cukup jelas