• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengendalian keakurasian penimbangan produk gula studi kasus pada PG. Madukismo Bantul, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengendalian keakurasian penimbangan produk gula studi kasus pada PG. Madukismo Bantul, Yogyakarta"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN

PENIMBANGAN PRODUK GULA

Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Chrise Xosia Damar Kalbuadi

NIM: 102214098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN

PENIMBANGAN PRODUK GULA

Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Chrise Xosia Damar Kalbuadi

NIM: 102214098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Setiap hari mungkin tidak berjalan baik, tetapi pasti ada sesuatu yang baik

yang dapat ditemukan setiap harinya. Jika kita menginginkan kesuksesan,

jangan menargetkannya; percaya saja pada diri sendiri, lakukan apa yang

kita sukai dan percaya padanya, maka kesuksesan akan datang dengan

sendirinya.

~David Frost

Jangan selamanya menggantungkan diri dan menjadi serupa dengan orang

lain melainkan jadilah pribadi sendiri yang berani berusaha mandiri, karena

sejatinya hanya diri sendirilah yang mampu mengubah dan membawa

langkah ini ke arah perubahan yang sesungguhnya.

(Penulis)

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Tuhanku Yesus Kristus tercinta,

Bapak dan Ibu terkasih, untuk segala

didikan dan pengorbanannya yang tulus,

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA

Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 27 November 2014 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasn atau pendapat atau pemikiran daripenulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Chrise Xosia Damar Kalbuadi

Nomor Induk Mahasiswa : 102214098

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA

Studi kasus di PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama teteap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 17 Desember 2014

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaannya selama proses penyusunan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengendalian Keakurasian Penimbangan Berat Gula Kemasan 1 Kg: Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Tiberius Handono EP, MBA, Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan masukkan dan mengarahkan penulis.

4. Drs P. Rubiyatno M.M., selaku dosen pembimbing II, yang telah membantu penulisan dengan membimbing dan memberikan masukkan bagi penulis.

5. Bapak Eko Wahyudi, ST, M.Si., selaku pengawas lapangan bagian pabrikasi PG Madukismo yang telah memberikan informasi perusahaan. 6. Bapak Sugeng, selaku staf yang bertanggung jawab pada bagian Gudang

Hasil/Pengemasan yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak, Ibu, kak Tesa dan adik Krissanto tercinta yang selalu memberikan dukungan doa, moril maupun materi. Terima kasih atas kasihnya selama ini. Tanpa kalian, mungkin tidak akan bisa sampai sejauh ini.

9. Diri sendiri yang telah berhasil menjawab setiap keraguan dan mengalahkan segala ketakutan.

10.Bu Ani atas segala kebaikannya yang selalu mengingatkan dan selalu mendoakan.

11.Rosi Susanti yang selalu setia mendengar keluh kesahku, memberikan dukungan dan semangat saat itu. Terimakasih atas kehadirannya selalu. 12.My Bro (Nanang) yang telah membantu mengurusi segala keperluan

(9)

viii

13.TYaS band (The Young and Stupid), Maro, Eeng, Ricky dan Dita untuk semua usaha dan pembuktian yang sangat berarti. Terimakasih untuk aksi panggungnya saat itu.

14.Eeng dan Lona yang ikut memberikan ide, kritik dan saran untuk penulisan saat itu.

15.Teman-teman mahasiswa Manajemen angkatan 2010 terutama teman-teman kelas MPT yang pernah berjuang bersama. Sukses buat kita semua. 16.Keluarga Kost WaPo (Warung Pojok) yang sudah selama 4 tahun

bersama.

17.Kamar Pojok yang telah menjadi tempat perlindungan selama menimba ilmu dan pengalaman, menempa mental dan kepribadian.

18.Kendaraan pribadi yang selalu setia menemani kemanapun itu.

19.Semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 18 Oktober 2014

Penulis

Chrise Xosia Damar Kalbuadi

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

HALAMAN ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

B. Penelitian sebelumnya ... 27

C. Kerangka Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

(11)

x

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Variabel Penelitian ... 33

F. Definisi Operasional... 33

G. Populasi dan Sampel ... 34

H. Teknik Pengambilan sampel ... 35

I. Jenis dan Sumber data ... 35

J. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 42

A. Sejarah Perusahaan... 42

B. Lokasi Perusahaan ... 43

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 44

D. Sumber Daya Manusia ... 57

E. Pembagia Jam Kerja ... 58

F. Produksi ... 59

G. Proses Pengolahan ... 59

H. Kegiatan Gudang ... 62

I. Proses Pengemasan ... 63

J. Spesifikasi Mesin Pengemasan ... 64

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskripsi Data dan Pembahasan ... 65

BAB VI PENUTUP ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 105

C. Keterbatasan ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1. Faktor-faktor untuk penetapan garis tengah dan batas kendali 3-sigma

bagan kendali Xdan S ... 37

4.1. Tugas dan Wewenang PG Madukismo ... 46

5.1. Data sampel berat gula MK kemasan 1 kg... 67

5.2. Pengamatan sampel dan jumlah produk tidak sesuai ... 73

5.3. Proporsi penyimpangan dalam sampel ... 76

5.4. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 1 ... 78

5.5. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 2 ... 81

5.6. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 3 ... 84

5.7. Data peta kendali Xdan S ... 88

5.8. Data perhitungan peta kendali S tahap 1 ... 91

5.9. Data perhitungan revisi peta kendali S tahap 2 ... 94

5.10. Data perhitungan revisi peta kendali S tahap 3 ... 97

5.11. Data perhitungan revisi peta kendali Xtahap 3 ... 101

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.2. check sheet ... 17

2.3. Diagram sebar ... 18

2.4. Diagram sebab-akibat... 19

2.5. Diagram pareto ... 19

2.6. Diagram alir/proses ... 20

2.7. Diagram histogram ... 20

2.8. Peta kendali ... 21

2.9. Kerangka Penelitian ... 30

4.1. Struktur organisasi PG Madukismo ... 45

5.1. Peta kendali p tahap 1 ... 79

5.2. Peta kendali p tahap 2 ... 82

5.3. Peta kendali p tahap 3 ... 85

5.4. Peta S-chart tahap 1 ... 92

5.5. Peta S-chart tahap 2 ... 95

5.6. Peta S-chart tahap 3 ... 98

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Foto Gudang hasil/Bagian pengemasan ... 110

Lampiran 2 Daftar pertanyaan ... 113

Lampiran 3 Surat izin penelitian dari PG Maukismo ... 115

(15)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN

PENIMBANGAN PRODUK GULA

Studi Kasus Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta

Chrise Xosia Damar Kalbuadi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi berat produk

gula kemasan 1 kg pada PG Madukismo. Populasi dalam penelitian ini adalah

produk gula MK kemasan 1 kg yang ada di bagian gudang hasil/bagian

pengemasan, dengan sampel sebanyak 750 kemasan. Pengambilan sampel

menggunakan teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling.

Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Analisis data menggunakan statistic process control dengan teknik control chart.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengemasan terkait ukuran berat

(16)

xv

ABSTRACT

ANALYSIS CONTROL OF ACCURATENESS OF SUGAR

PRODUCT SCALES

Case Study at PG Madukismo Bantul, Yogyakarta

Chrise Xosia Damar Kalbuadi

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2014

The aim of this research is to know accuracy of sugar weight in 1 kg

package at PG Madukismo. The research population is 1 kg package of MK stored

at Madukismo werehouse. The sample size is 750 packages which are taken under

simple random sampling. The techniques of collecting data are observation,

interview, and documentation. Research uses statistic process control with control

chart technique to analyze data collected. The result shows that sugar weight at 1

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ekonomi diikuti dengan perkembangan dunia usaha yang

semakin pesat dan dinamis melatarbelakangi para produsen untuk bersaing secara

bebas dalam menawarkan produk/jasa yang mereka miliki kepada para konsumen.

Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang

semakin cepat di segala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam

mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktifitas ekonomi. Perubahan

itu sendiri memang mengandung resiko karena ada kemungkinan keadaaan yang

diharapkan tidak dapat tercapai. Dalam kondisi yang seperti ini, hanya produk

yang berkualitaslah yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan

posisinya di pasar.

Laju pertumbuhan yang semakin tinggi menyebabkan persaingan antar

perusahaan yang semakin ketat sehingga menyulitkan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pertumbuhan industri manufaktur di

Indonesia semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan

zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan menuntut setiap para pelaku bisnis untuk

lebih siap menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

(18)

strategi disusun dan dilaksanakan demi mempertahankan eksistensi keberadaan

perusahaan.

Tisnowati (2010) mengatakan bahwa tuntutan yang semakin meningkat

dari konsumen telah mengakibatkan persyaratan akan mutu produk dan jasa

semakin tinggi, kemudian diikuti dengan harga produk yang semakin rendah, serta

jaringan-jaringan dan jangka waktu distribusi barang yang makin luas dan cepat.

Persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha kini menuntut setiap produsen untuk

berlomba-lomba mendapat kepercayaan dari konsumen dengan memberikan

penawaran produk yang bermutu dan berkualitas. Industri yang menghasilkan

barang harus dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diterima oleh pembeli

atau konsumen. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

faktor yang sangat penting dan merupakan faktor penentu yang membawa

keberhasilan usaha dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas sendiri memiliki

karakteristik yang dapat di ukur dari segi bentuk produk dan manfaat produk.

Bentuk produk meliputi dimensi, temperatur, ukuran waktu, dan berat produk,

sedangkan dari manfaatnya sendiri meliputi kemampuan dan daya tahan produk

dalam memenuhi kebutuhan.

Menurut Arifianti (2013) pelanggan akan memiliki persepsi reaksi positif

apabila produk yang digunakan dapat dirasakan manfaat serta memiliki kualitas

produk yang baik. Keuntungan besar pada investasi dari program jaminan kualitas

yang efektif akan memberikan keuntungan kepada perusahaan yang menggunakan

kualitas sebagai strategi bisnisnya. Untuk dapat meningkatkan laba perusahaan

(19)

didukung oleh ketersediaan bahan baku, sumberdaya modal, tenaga kerja yang

terampil dan fasilitas pendukung dalam proses pengolahan yang akan digunakan

untuk kelancaran proses produksi. Aspek-aspek mendasar tersebut akan menjadi

modal penting dalam menjalankan usaha, namun hal itu belum lah cukup. Untuk

menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas maka perlu adanya suatu

usaha yang disebut dengan pengendalian mutu (Quality Control) dalam proses

produksi.

Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas yang telah dirancang oleh

suatu perusahaan untuk memberikan jaminan mutu terhadap produk yang

dihasilkan sebelum didistribusikan kepada konsumen (Agustina, 2012). Untuk

mendapatkan produksi terkendali, perlu di buat suatu unit/bagian atau tanggung

jawab khusus pada seorang manajer yang dapat menangani pengendalian mutu.

Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan, akan memberikan keberhasilan usaha. Hal tersebut tidak terlepas dari

adanya unit kontrol yang harus dimiliki setiap perusahaan dalam menjalankan

kegiatan usahannya yang bertujuan untuk menciptakan kendali mutu yang baik.

Kendali mutu juga berfungsi untuk menjaga agar suatu sistem tetap efektif dalam

memadukan pengembangan mutu produk, di mana usaha memelihara mutu

produk memperbaiki mutu produk, mempertahankan dan meningkatkan kualitas

diperlukan komitmen dari seluruh pihak dalam perusahaan (Agustina, 2012).

Pengendalian kualitas sebelum pengolahan merupakan proses di mana

pengendalian kualitas berkaitan dengan proses berurutan dan teratur beserta

(20)

menginterpretasikan dan mengimplementasikan rencana mutu. Rangkaian

kegiatan ini terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses produksi

yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuain produk terhadap persyaratan

mutu. Pengontrolan ini dapat dilakukan pada kontrol kualitas barang (produk)

yang biasa dikenal dengan istilah QCC (Quality Control Chart ) maupun dengan

mengontrol kualitas proses suatu produksi dengan SPC (Statistical Process

Control). Secara garis besar pengendalian kualitas dikelompokkan menjadi

pengendalian sebelum pengolahan dan pengendalian kualitas terhadap bahan jadi

(Badri, 2012), ia juga mengatakan bahwa control charts adalah analisis untuk

mengetahui rata-rata kerusakan dari produk yang diperiksa, serta untuk

mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi kemudian ditentukan batasan

pengawasannya yaitu batas atas dan batas bawah.

Irvan, Hanum (2009) mengatakan bahwa pada dasarnya pengendalian

kualitas statistik merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan

dan menganalisa data dalam menentukan serta mengawasi kualitas hasil produksi.

Masalah operasional dalam sebuah perusahaan merupakan masalah yang terkesan

sederhana namun berdampak besar bagi perusahaan dalam perjalanannya di

kemudian hari. Apabila melihat dari faktor-faktor produksi dalam sebuah

perusahaan, kelancaran faktor produksi berdampak pada biaya produksi yang

tidak terlalu tinggi, begitu pula sebaliknya.

Dalam pengendalian proses kita berusaha menyelidiki dengan cepat bila

terjadi gangguan proses dan dapat mengambil tindakan pembetulan sebelum

(21)

teknologi yang semakin canggih juga mendorong meningkatnya kualitas suatu

produk, hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh sumber daya manusia yang

handal dan keadaan eksternal perusahaan, misalnya kenaikan harga bahan baku,

berkurangnya pesanan produk, mahalnya mesin produksi yang canggih dan

rumitnya produk pesanan (Prihantoro,2012:3).

Kesesuaian dalam proses produksi menjadi hal yang penting dalam usaha

perusahaan menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas, di mana hal-hal

penting dalam menghasilkan keluaran (output) yang bermutu haruslah

memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan produksi. Aspek yang

menjadi perhatian di mulai dari pengadaan bahan baku yang berkualitas, adanya

pengendalian produksi, pengemasan, penyimpanan dan penanganan produk jadi

serta dilakukannya pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir.

Setelah masukan (input) sudah direncanakan dengan baik tahap berikutnya

adalah dengan memperhatikan segi pengendalian produksinya yang dilakukan

secara terus-menerus, meliputi pengendalian kerusakan bahan, pengendalian dan

pemeliharaan alat, serta proses khusus yaitu proses produksi yang merupakan hal

penting terhadap mutu produk. Penyimpanan dan penanganan produk jadi,

bertujuan untuk menghindari kerusakan produk yang bisa menimbulkan kerugian

bagi perusahaan. Tahap terakhir adalah dengan pemeriksaan dan pengujian selama

proses, yang bertujuan untuk mengetahui apakah item yang dihasilkan memenuhi

persyaratan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Tricker dan Lucas (2005:12) dalam bukunya mendefinisikan bahwa,

(22)

memastikan pengerjaan yang terkait dengan produksi suatu barang untuk

memenuhi tingkat kualitas sesuai dengan bentuk keinginan dan kebutuhan.

Dengan kata lain, pengendalian mutu adalah kontrol yang dilakukan oleh

organisasi untuk menyatakan bahwa semua aspek kegiatan mereka selama proses

produksi, instalasi dan pada tahap pelayanan sesuai standar yang diinginkan.

Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus meningkat.

hal ini disebabkan perkembangan penduduk dan semakin maraknya industri yang

menggunakan bahan baku gula. Industri pengolahan yang menjadi fokus

penelitian kali ini ialah PG Madukismo yang merupakan industri manufaktur

pembuatan gula pasir yang terletak di daerah Bantul. Mutu atau kualitas sebuah

produk tidak hanya dinilai dari sebuah nama atau brand yang dimiliki tetapi juga

dinilai dari karakteristik kesesuaian, seperti keakurasian produk, manfaat serta

kebutuhan. Seperti halnya PG Madukismo sebuah perusahaan manufaktur yang

memproduksi gula pasir.

Hal-hal yang mempengaruhi kualitas tersebut tidak terlepas dari

keterlibatan unit kontrol yang mampu mengendalikan dan me-monitoring

berjalannya suatu proses. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keakurasian

berat produk. Keakurasian menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

adalah kecermatan, ketelitian dan ketepatan. Sedangkan menurut chem-is-try.org

ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran

dengan angka atau data yang sebenarnya (true value/correct result). Keakurasian

suatu produk dapat di lihat berdasarkan pada kedekatan pengukuran terhadap nilai

(23)

tahapan untuk mengetahui apakah berat suatu produk sudah sesuai dengan batas

kendali produk. Tahapan tersebut diantaranya adalah dengan membuat diagram

kontrol (control chart) untuk menganalisis tingkat penyimpangan, diagram

kontrol tersebut meliputi (p-chart), (x-chart) dan (s-chart).

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur untuk dapat meneliti

keakurasian berat dari suatu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu peneliti

memilih PG Madukismo untuk mengetahui apakah berat produk gula MK

kemasan 1 kg berada dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan memilih judul “ANALISIS PENGENDALIAN

KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA” Studi Kasus pada PG

Madukismo Bantul, Yogyakarta.

B. Rumusaan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah proporsi subtotal ketidaksesuaian berat produk gula MK

kemasan 1 kg berada dalam batas kendali p chart?

2. Apakah rata-rata berat produk gula MK kemasan 1 kg barada dalam

batas kendali x chart?

3. Apakah rata-rata dari simpangan baku berat produk gula MK kemasan

(24)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui tingkat keakurasian

berat produk gula yang dihasilkan. Melalui standar/ketetapan perusahaan

terkait batasan-batasan toleransi berat yang telah ditentukan, maka dari itu

penelitian ini dibatasi pada pengendalian keakurasian penimbangan berat

gula MK kemasan 1 kg yang terdapat di bagian gudang hasil/pengemasan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari diadakannya

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Mengetahui apakah proporsi subtotal ketidaksesuaian berat produk gula

MK kemasan 1 kg berada dalam batas kendali p chart.

b) Mengetahui apakah rata-rata berat produk gula MK kemasan 1 kg berada

dalam batas kendali x chart.

c) Mengetahui apakah rata-rata dari simpangan baku berat produk gula MK

kemasan 1 kg berada dalam batas kendali s chart.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi bebagai

pihak, yaitu :

1. Bagi Perusahaan PG Madukismo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi

(25)

sudah sesuai dengan standar perusahaan sehingga nantinya hasil dari

penelitian ini bisa menjadi masukkan bagi perusahaan untuk terus

memperbaiki dan menjaga konsistensi proses agar lebih baik di waktu

yang akan datang.

2. Bagi Lini Pengemasan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi

terhadap pekerjaan packaging di bagian lini pengemasan gula

kemasan 1 kg terkait tingkat keakurasian berat gula pada saat

pengemasan sehingga nantinya bisa menunjang kualitas proses lebih

baik lagi di waktu yang akan datang.

3. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat

memperoleh hasil mengenai bagaimana cara untuk mengendalikan

suatu proses supaya dapat mengantisipasi berbagai

kemungkina-kemungkinan yang mungkin terjadi, serta mampu mengetahui sejauh

mana karakteristik kualitas sebagai salah satu faktor terpenting dan

tolak ukur keberhasilan suatu produk.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini tersusun secara terstruktur yang

(26)

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, caraan masalah,

batasan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematikan penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menguraikan beberapa teori dari hasil studi pustaka

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

BAB III Metode penelitian

Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

subyek dan objek penelitian, data yang diperlukan untuk

penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran informasi umum mengenai

perusahaan tempat diadakan penelitian.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang hasil pengelolaan data, pembahasan dan

jawaban dari masalah yang telah dicarakan.

BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran dari penulis

(27)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kualitas

Kualitas merupakan bagian yang tak terlepas dalam aktivitas (manajemen

perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar produk perusahaan dapat

dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengertian atau definisi

mengenai kualitas memiliki cakupan yang sangat luas dan berbeda-beda, sehingga

definisi dari kualitas itu sendiri memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

pada konteksnya jika di lihat dari sisi penilaian akhir. Sementara itu, untuk

menjaga konsistensi kualitas produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan

kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas

aktivitas proses yang dijalani. Oleh karena itu Ariani (2005) dalam bukunya

mengatakan definisi kualitas menurut para ahli dapat diartikan sebagai berikut:

a) Juran (1962) “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya”. b) Deming (1982) “kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan

sekarang dan di masa mendatang.”

c) Scherkenbach (1991) “kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan

(28)

d) Goetch dan Davis (1995) “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.”

Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang

mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan

fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Gaspersz (2006:2)

mendefinisikan pengendalian kualitas (qulity control) adalah teknik-teknik dan

aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.

Kualitas/mutu pada dasarnya adalah kreasi dan inovasi berkelanjutan yang

dilakukan untuk menyediakan produk yang memenuhi, atau melampaui harapan

pelanggan, dalam usaha untuk terus memuaskan setiap kebutuhan (Haming dan

Nurnajamuddin.2007.103). Definisi lain tentang kualitas adalah berdasarkan pada

suatu pandangan bahwa produk dan pelayanan harus sesuai sengan ketentuan

penggunaan (Wijayani, 2013).

Pada umumnya industri pengolahan tidak terlepas dari kegiatan produksi

dan operasi. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses

yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).

Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa,

dapat di ukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering

dikenal dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan.

Konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya.

Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas

(29)

Kegiatan produksi merupakan bagian dari manajemen operasi yang

memiliki proses perencanaan. Proses produksi merupakan cara, metode, dan

teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan

mengoptimalkan sumber daya produksi (mesin, tenaga kerja, bahan baku, dana)

yang ada. Sistem produksi menurut proses didasarkan pada faktor-faktor seperti

volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang

disyaratkan, peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang

dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang buruk adalah apabila produk yang

dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta

menghasilkan produk cacat. Penentuan seberapa besar tingkat penyimpangan

kualitas produk yang dapat diterima perusahaan dengan menentukan batas

toleransi dari cacat produk yang dihasilkan tersebut dapat menggunakan

pengendalian kualitas dengan menggunakan alat bantu statistik, yaitu Statistical

Quality Control (SQC) (Khomah, Rahayu, dan Harisudin, 2013). Menurut Russel

sebagaimana ditulis oleh Ariani (2005:5-6) kualitas memiliki dua perspektif, yaitu

perspektif produsen dan perspektif konsumen. Kedua perspektif tersebut

(30)

Gambar 2.1. Dua Perspektif Kualitas

Dari gambar di atas jika kedua perspektif tersebut bertemu maka akan

terjadi sebuah kesesuaian antara konsumen dan produsen. Kesesuaian tersebut

akan bertemu pada satu kata “Fitness for Consumer Use” yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas tidak

hanya meliputi penetapan standar produk atau proses dari pihak produsen,

melainkan standar yang ditetapkan produsen tersebut juga harus sesuai dengan

spesifikasi atau toleransi yang ditetapkan oleh konsumen.

Berdasarkan perspektif kualitas, dimensi kualitas menurut Garvin

sebagaimana ditulis oleh Yamit (2010:10) memaparkan delapan dimensi yang

dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan strategis kualitas barang, yaitu

sebagai berikut:

Pandangan produsen Pandangan konsumen

Kualitas kesesuaian

a) Sesuai dengan standar b) biaya

Kualitas Desain

a) Karakteristik kualitas b) Harga

Fitnes for consumer use

(31)

1. Performance (kinerja)

Berkaitan dengan karakteristik pokok dari produk inti berdasarkan aspek

fungsional dari produk.

2. Features (keistimewaan)

Merupakan karakteristik pelengkap atau tambahan berdasarkan pada

fungsi dasar produk

3. Reliability (kehandalan)

Berupa kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian produk dalam

melaksankan fungsinya.

4. Conformance (kesesuaian)

Menyatakan sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Durability (daya tahan)

Mengenai berapa lama produk dapat terus digunakan/masa pakai produk.

6. Serviceability (kemampuan pelayanan)

Berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam

pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Esthetics (estetika)

Bersifat subjektif, menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk berkaitan

dengan pertimbangan atau pilihan individu.

8. Perceived (persepsi)

Menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan

(32)

Kualitas/mutu penting artinya dan merupakan salah satu faktor keunggulan

yang kompetitif. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai

faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil

tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang/hasil itu dimaksudkan atau

dibutuhkan.

Mutu merupakan tingkat pemuasan suatu barang yang dipengaruhi oleh

faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya.

Maka dari itu tingkat mutu tersebut ditentukan oleh beberapa faktor. Assauri

(2008:293) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu antara lain

adalah fungsi, wujud luar, dan biaya dari barang tersebut:

a) Fungsi suatu barang

Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memerhatikan fungsi

untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga

fungsi barang-barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar

memenuhi fungsi tersebut.

b) Wujud luar

Faktor berikutnya ditentukan dari wujud luar barang di mana

wujud yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari

bentuk, tetapi juga dari warna, susunan (seperti pembungkusan),

(33)

c) Biaya barang tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan

mutu barang tersebut. Hal tersebut terjadi, kerena biasanya untuk

mendapatkan mutu yang baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal.

2. Kualitas Berorientasi Proses

Pengendalian proses statistik dengan menggunakan SPC (Statistical

Proceses Control) dan SQC (Statisical Quality Control), memiliki 7 (tujuh) alat

statistika utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengendalian kualitas,

Hizer dan Render (2007:245) memaparkan ketujuh alat bantu tersebut antara lain;

check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat,

scatter diagram dan diagram alir/proses.

a) Lembar Pemeriksaan (Check sheet)

Gambar 2.2. Check Sheet

Gambar 2.2. adalah contoh Check sheet atau lembar pemeriksaan

(34)

disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang

diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta jumlah yang dihasilkan.

Tujuan adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan

analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi

dari jenis atau penyebabnya sehingga dapat diambil keputusan untuk

melakukan perbaikan atau tidak.

b) Diagram sebar (scatter diagram)

Gambar 2.3. Scatter Diagram

Gambar 2.3. adalah diagram sebar disebut juga peta korelasi/grafik

yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara

dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang

mempengaruhi proses dengan kualitas produk barang. Dua variabel yang

ditujukan dalam diagram sebar dapat berupa kaakteristik kuat dan faktor

(35)

c) Diagram sebab-akibat

Gambar 2.4. Diagram sebab-akibat

Gambar 2.4. adalah diagram sebab-akibat, diagram ini disebut juga

diagram tulang ikan (fishbone chart) adalah alat untuk mengidentifikasi

berbagai sebab potensial dari suatu masalah, dan menganalisis masalah

tersebut. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih

terperinci yang mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat

di lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan.

d) Diagram Pareto

(36)

Gambar 2.5. adalah diagram pareto yang menggambarkan

perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Fungsi

diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi masalah utama atau

dominan sehingga dapat mengetahiu prioritas penyelesaian masalah.

e) Diagaram Alir/Proses

Gambar 2.6. Diagram Proses

Gambar 2.6. adalah diagram Alir/Proses yang menyajikan sebuah

proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling

berhubungan. Diagram ini membantu dalam memahami sebuah proses dan

menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.

f) Histogram

(37)

Gambar 2.7. adalah diagram histogram yang membantu untuk

memahami variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang

menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya.

Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi.

g) Peta Kendali

Gambar 2.8. Peta Kendali

Gambar 2.8. adalah peta kendali yang secara grafis digunakan

untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas berada dalam

pengendalian secara statistika atau tidak. Peta kendali menunjukkan

adanya perubahan dari waktu ke waktu.

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya

penyimpangan dengan menggunakan cara penetapan batas-batas kendali:

1) Batas kendali atas / upper control limit (UCL)

Adalah garis batas yang menunjukkan penyimpangan paling tinggi

dari nilai baku atau central line.

(38)

Adalah garis yang menunjukkan nilai standar yang akan menjadi

pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil

pengamatan untuk setiap sampel.

3) Batas kontrol bawah / lower control limit (LCL)

Adalah garis batas bawah penyimpangan yang paling rendah dari

nilai baku.

Metode statistik merupakan alat bantu yang cukup efektif untuk

mengurangi penyimpangan atau ketidaksesuaian produk barang dan dapat

digunakan untuk merancang suatu prosedur penarikan sampel penerimaan untuk

menjamin mutu di mana metode pengolahan yang digunakan adalah metode

statistik dengan memanfaatkan bagan kendali (Irvan, zulia. 2009).

3. Kemampuan Proses

Dalam mengadakan pengendalian kualitas proses statistik (statistical

process control) perlu dilakukan tahapan analisis kemampuan proses. Analisis

kemampuan proses mendefinisikan kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau

mengukur kinerja proses. Proses menunjukkan kombinasi mesin, alat, metode,

material dan karyawan yang terkait dengan kegiatan produksi atau operasi.

Sementara kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan prosesnya berdasarkan

pada kinerja untuk mencapai hasil yang terukur.

Dalam analisi kemampuan proses dikenal adanya batas-batas spesifikasi.

Ariani (2005:175) mengatakan bahwa batas-batas spesifikasi sering disebut juga

(39)

meliputi batas spesifikasi atau toleransi atas dan batas spesifikasi bawah atau

toleransi bawah. Kedua batas tersebut merupakan batas kesesuaian unit-unit

secara individu dengan operasi manufaktur atau jasa.

4. Pengendalian Proses Statistik

Setiap proses merupakan sebuah mata rantai kegiatan yang terdiri dari

input-proses-output. Pengendalian proses statistik (statistical process control)

merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor,

pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan

metode-metode statistik. Pengendalian proses statistik juga dapat membantu

dalam menetapkan kemampuan proses dengan melakukan pengukuran terhadap

variasi produk yang dihasilkan (Ariani, 2005:61).

Secara grafis, pengendaian proses statistik menyajikan variasi dalam setiap

proses yang memungkinkan untuk menetapkan apakah sebuah proses berada di

dalam kontrol atau di luar kontrol. Setiap proses dapat menghasilkan variasi yang

merupakan simpangan kualitas produk berdasarkan tingkatan yang direncanakan

(Yamit,2010:65). Tujuan pengawasan kualitas secara statistik adalah untuk

menunjukkan tingkat reliabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi rasiko.

Selain itu, sasaran pengendalian proses statistik terutama adalah mengadakan

pengurangan terhadap variasi atau ketidaksesuaian-ketidaksesuaian proses.

Variasi proses sendiri terdiri dari dua macam penyebab, yaitu penyebab umum

yang sudah melekat dalam proses, dan penyebab khusus yang merupakan

(40)

Sementara itu, untuk menentukan apakah proses berada dalam

pengendalian digunakan alat yang disebut dengan peta pengendali (control chart)

yang merupakan gambar sederhana dengan tiga garis, di mana garis tengah yang

disebut garis pusat (center line) atau nilai baku yang menunjukkan nilai standar

yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil

pengamatan untuk setiap sampel.

5. Jenis Control Charts

Yamit (2010:66) menguraikan dua jenis control chart yang sangat

mendasar, yaitu :

a. Variabel Control Charts

Memerlukan pengukuran dengan skala kontinyu dan merupakan

pengukuran yang paling sensitif untuk mengidentifikasi penyebab.

Sebagai contoh:

1) Dimensi: panjang, luas, tinggi

2) Temperatur: kelembaban, tekanan, kepadatan

3) Ukuran waktu: detik, menit, jam

4) Berat: gram, ons, kg, kwintal

b. Atribut Control Charts

Membutuhkan persentase atau perhitungan jumlah ketidaksesuaian

atau item-item yang tidak sesuai dan memerlukan ukuran yang paling

(41)

Sebagai contoh:

1) Persentase ketidaksesuaian setiap pekerja

2) Persentase tugas yang tidak tepat waktu

3) Jumlah kerusakan setiap pekerjaan

4) Jumlah ketidaksesuaian

6. Diagram Kontrol

Gaspersz (2004:64-66) mengatakan diagram kontrol terbagi menjadi dua

bagian, yaitu diagram kontrol untuk mengukur data variabel dan diagram kontrol

untuk mengukur data atribut, di mana setiap diagram memiliki kegunaanya, yaitu:

a. Diagram kontrol untuk data variabel

Data variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk

keperluan analisis. Untuk mengukur suatu penyebaran, yang umum

digunakan adalah jarak (range), dan penyimpangan standar (standar

deviation). Apabila banyaknya data sedikit, misanya 10, maka range

lebih tepat sebaliknya apabila datanya banyak/lebih dari 10, maka

penyimpangan standar (standar deviation) akan lebih tepat

(Ariani,2005:39).

Diagram yang digunakan untuk data variabel adalah:

1) Diagram Kontrol X-Bar dan R (range)

Diagram kontrol ini untuk mengukur hasil produksi

(42)

range subgroup. Diagram kontrol ini digunakan dengan

ukuran contoh/subgrup (n < 10).

2) Diagram Kontrol X-Bar dan S (standar deviation)

Diagram kontrol ini digunakan untuk mengukur keakurasian

proses dengan mendeteksi apakah variasi proses berjalan stabil

melalui penilaian terhadap rerata subgroup dan simpangan

baku subgroup. Diagram kontrol ini digunakan dengan ukuran

contoh/subgrup (n > 10).

b. Diagram kontrol untuk data atribut

Data Atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung

untuk pencatatan dan analisis. Diagram yang digunakan untuk data

atribut adalah:

1) Diagram P

Diagram ini untuk mengetahui produk yang ditolak karena

tidak sesuai spesifikasi. Proporsi yang ditolak didefinisikan

sebagai barang yang tidak sesuai (rusak/cacat).

2) Diagram C

Diagram ini untuk memeriksa jumlah kerusakan untuk

setiap unit produksi. Pemeriksaan didasarkan pada titik

(43)

7. Tujuan Pengendalian Kualitas

Mutu/kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk

yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan mutu pada proses produksi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas (pengendalian

kualitas:www.ittelkom.ac.id) adalah:

a) Untuk mendapatkan kualitas output yang konsisten dengan spesifikasi

produk yang diinginkan oleh konsumen.

b) Untuk membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih

besar melalui prosedur kerja yang baik, pengurangan produk cacat,

penekanan biaya dan peningkatan order yang menguntungkan.

c) Usaha menyidik dengan cepat apabila terjadi pergeseran proses produksi

yang menyebabkan penurunan kualitas, sehinga dapat diambil tindakan

pencegahan.

d) Untuk membantu karyawan dalam memperbaiki dan meningkatkan

kemampuannya sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Khomah, Rahayu, dan Harisudin (2013)

Meneliti tentang “Analisis Pengendalian Kualitas Karet”. Studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum

Karanganyar. Variabel penelitiannya adalah kualitas akhir produk karet di lihat

dari prosesnya dan perbaikan sistem mutu. Metode analisis menggunakan data

(44)

histogram, analisis peta kendali p-chart, analisis pareto chart. Hasil analisis

memberitahukan bahwa proses bisnis produksi karet masih berada di luar

pengendalian dalam produksi setiap bulannya yang disebabkan oleh permasalahan

dominan. Permasalahan paling dominan yang mempengaruhi kualitas karet adalah

faktor man,methode, material, machine dan environment.

2. La Hatani (2008)

Meneliti tentang “Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)”. Studi kasus pada perusahaan roti

Riszki Kendari. Variebel penelitiannya adalah terjadinya penyimpangan standar

mutu produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Metode analisis

menggunakan Statistical Quality Control (SQC) dengan metode diagram kendali

P (P-charts). Hasil analisis memberitahukan bahwa tingkat pencapaian standar

yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Hal tersebut terbukati oleh

proporsi rata-rata produk yang cacat/rusak yang dijadikan sampel perhari masih

berada di luar batas toleransi kerusakan produk.

3. Henry Kurniawan S (2013)

Meneliti tentang “Studi Deskriptif Manajemen Kualitas Dengan Metode 5S”. Studi kasus pada Gudang Hypermarket X Surabaya. Variabel penelitiannya memperlakukan gudang secara benar yang kemudian dapat memberikan

kemudahan dalam bekerja. Metode analisis dengan menggunakn metode 5S

(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.). hasil analisis memberitahukan bahwa

langkah-langkah tersebut sudah dilakukan dengan baik oleh Hypermarket X,

(45)

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan bagaimana pengendalian suatu proses yang dilakukan secara

statistik dapat bermanfaat dalam menganalisis tingkat keakurasian pengemasan

produk gula yang dihasilkan oleh PG Madukismo. Pengendalian proses secara

statistik yaitu sebuah proses yang digunakan untuk menjaga standar, mengukur

dan melakukan tindakan perbaikan terhadap produk yang diproduksi (Haizer dan

Render, 2006:268). Pengendalian proses secara statistik dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat proses produksi apakah berjalan dengan baik atau tidak.

Analisis pengawasan proses produksi di lini packaging digunakan untuk

mengetahui apakah tingkat keakurasian berat gula kemasan 1 kg masih dalam

kendali dan berada dalam batas toleransi. Berikut gambaran kerangka penelitian

pengendalian keakurasian produk gula yang telah tersusun sebagai pedoman

(46)

Gambar 2.9. Kerangka Penelitian Analisis :

1. Mengumpulkan data berat produk gula menggunakan

cheeck sheet

2. Membuat p chart proporsi produk reject

3. Membuat X chart rata-rata berat produk gula

4. Membuat S chart standar deviasi rerata berat produk gula

Pengendalian Keakurasian Berat Gula MK Kemasan 1

kg

Standar Toleransi Berat Gula Kemasan

1 kg

Hasil Analisis Tingkat keakurasian

(47)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus, yaitu

penelitian terhadap objek tertentu yang hendak diteliti berada di dalam atau di luar

batas kontrol pengendalian proses. Penelitian ini dilakukan langsung terhadap

subjek/objek guna mendapatkan sumber data dan informasi serta kesimpulan yang

di ambil terbatas hanya pada objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PG Madukismo.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan bulan Juli tahun 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah lini

pengepakan/gudang hasil yang terdapat di PG Madukismo.

2. Objek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah produk gula

(48)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu metode pengamatan dan pencatatan secara teliti

dan sistematis secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan terhadap proses produksi di bagian pengemasan gula,

kemudian melakukan pencatatan terhadap berat gula kemasan 1 kg.

2. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya jawab secara langsung kepada staf bagian gudang hasil yang

bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional. Wawancara ini

dilakukan untuk memperoleh informasi umum terkait proses pengemasan

yang ada di gudang hasil.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

melalui catatan-catatan atau keterangan-keterangan perusahaan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto kegiatan proses

(49)

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah ukuran berat gula MK kemasan 1 kg dalam

setiap proses pengemasan di mana produk tersebut harus sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Dalam hal ini standar yang telah ditetapkan oleh

perusahaan adalah kesesuaian berat gula berdasarkan standar batas toleransi berat

yang ada pada mesin pengemasan produk gula. Standar tersebut berupa

batas-batas toleransi minimum dan maksimum berat yang telah di tentukan sebelumnya.

Batas toleransi minimum dan maksimum yang telah ditentukan pada saat proses

adalah 998 gram untuk toleransi berat minimum dan 1015 gram untuk toleransi

berat maksimum. Jika berat gula MK kemasan 1 kg kurang atau melebihi batas

toleransi standar yang telah ditetapkan, maka produk tersebut dikategorikan

ditolak/reject.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga dapat

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

1. Kualitas adalah kemampuan suatu produk barang yang dibuat dapat

memenuhi standar atau keinginan perusahaan atau pemesan produk

tersebut.

2. Pengendalian kualitas adalah keinginan untuk memeriksa proses

produksi agar produk barang yang dihasilkan dapat memenuhi standar

(50)

3. Keakurasian produk adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil

pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value /

correct result).

4. Produk tidak sesuai/cacat adalah produk yang dihasilkan tidak sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

5. Variasi merupakan simpangan kualitas produk berdasarkan tingkat

yang ditentukan atau direncanakan.

6. Kemampuan proses merupakan pengukuran mengenai sebarapa baik

sebuah proses cocok dengan standar produk.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan

ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan

(Sanusi, 2011:87). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berat gula MK kemasan 1 kg

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

populasi (Sugiono, 2009:116). Setelah menentukan populasi, maka

sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 750 gula

kemasan 1 kg merek MK pada setiap kali penimbangan untuk diteliti

(51)

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling, di mana anggota

populasi dianggap homogen. Pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara random, yaitu pada setiap proses pengemasan gula yang

kemudian dilakukan proses pengumpulan data berupa pencatatan berat gula

dengan perhitungan waktu setiap 3 menit/data.

I. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari PG Madukismo yang menjadi tempat penelitian. Data yang

diperoleh berupa data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data berupa angka-angka

mengenai produksi dan produk tidak sesuai yang diperoleh dari hasil observasi

(Nasution,2005:113). Data kuantitatif diperoleh dari dokumen/arsip-arsip bagian

produksi. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pengamatan

langsung di perusahaan. Sumber data secara keseluruhan diperoleh dari tempat

yang dijadikan penelitian yaitu berupa data internal organisasi yang

(52)

J. Teknik Analisis Data

Produk gula MK kemasan 1 kg dianalisis dengan melakukan pengolahan

data, maka akan digunakan alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical

Quality Control (SQC) dan Statistical Process Control (SPC). Alat bantu statistik

yang digunakan untuk melakukan analisis data adalah peta kendali p chart, peta

kendali X-chart dan peta kedali S-chart. Di mana ketiga alat kontrol tersebut

memiliki batasan-batasan atau biasa dikenal dengan 3-sigma yang terdiri dari

batas kendali atas (UCL), garis tengah (CL) dan batas kendali bawah (LCL).

Untuk membantu dalam menentukan garis tengah dan batas pengendalian 3sigma,

(53)

Tabel 3.1. Faktor-faktor untuk penetapan garis tengah dan batas kendali 3-sigma

bagan kendali X dan S

Jumlah pengamatan

dalam subgrup n

Faktor untuk peta X batas pengendalian

A3

Faktor untuk peta S Batas kendali bawah B3 Batas kendali atas B4 Faktor untuk garis tengah C4

2 2,66 0 3,27 0,7979

3 1,95 0 2,57 0,8862

4 1,63 0,03 1,97 0,9213

5 1,43 0 2,09 0,9400

6 1,29 0,03 1,97 0,9515

7 1,18 0,12 1,88 0,9594

8 1,10 0,19 1,81 0,9650

9 1,03 0,24 1,76 0,9693

10 0,98 0,28 1,72 0,9727

11 0,93 0,32 1,68 0,9754

12 0,89 0,35 1,65 0,9776

13 0,85 0,38 1,62 0,9794

14 0,82 0,41 1,59 0,9810

15 0,79 0,43 1,57 0,9823

16 0,76 0,45 1,55 0,9835

17 0,74 0,47 1,53 0,9845

18 0,72 0,48 1,52 0,9854

19 0,70 0,50 1,50 0,9862

20 0,68 0,51 1,49 0,9869

21 0,66 0,52 1,48 0,9876

22 0,65 0,53 1,47 0,9882

23 0,63 0,54 1,46 0,9887

24 0,62 0,55 1,45 0,9892

25 0,61 0,56 1,44 0,9896

30 0,55 0,60 1,40 0,9914

35 0,51 0,63 1,37 0,9927

40 0,48 0,66 1,34 0,9936

45 0,45 0,68 1,32 0,9943

50 0,43 0,70 1,30 0,9949

55 0,41 0,71 1,29 0,9954

60 0,39 0,72 1,28 0,9958

65 0,37 0,73 1,27 0,9961

70 0,36 0,74 1,26 0,9964

75 0,35 0,75 1,25 0,9966

80 0,34 0,76 1,24 0,9968

85 0,33 0,77 1,23 0,9970

90 0,32 0,77 0,23 0,9972

95 0,31 0,78 1,22 0,9973

(54)

Pengambilan produk sebagai sampel dilakukan sebanyak 25 kali dan tiap-tiap

Pengambilan data diambil sampel sebanyak 30 unit. Adapun langkah-langkah

dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data menggunakan check sheet

Data yang diperoleh dari perusahaan berupa data produksi berat gula

MK kemasan 1 kg yang sudah dikemas. Data tersebut kemudian disajikan

dalam bentuk tabel sehingga mudah untuk dipahami dan diketahui banyaknya

gula yang berada di dalam dan di luar batas toleransi berat.

2. Membuat peta kendali P-chart

Setelah mengetahui dan mengelompokkan data jumlah produk gula

yang berada di luar batas toleransi berat, maka langkah berikutnya yang

digunakan dalam menganalisis data adalah dengan membuat peta kendali p

(peta kendali proporsi reject). Penggunaan peta kendali p sebagai alat

pengendalian proses secara statistik bertujuan untuk mengetahui apakah

jumlah subtotal ketidaksesuaian (subtotal rejects) masih dalam kendali atau

tidak.

Langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut (Ariani,

2005:75) :

a. Menghitung presentase ketidaksesuaian produk

p =

Di mana:

(55)

x = banyaknya produk yang tidak sesuai dalam setiap sampel

n = banyaknya sampel yang diambil dalam pengamatan

b. Menghitung garis pusat / Central line (CL)

Garis pusat merupakan rata-rata ketidaksesuaian produk

(

Keterangan:

p = garis pusat peta pengendalian rata-rata proporsi ketidaksesuaian

Xi = banyaknya ketidaksesuaian dalam setiap sampel atau dalam

setiap kali observasi

n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi

g = banyaknya observasi yang dilakukan

c. Menghitung batas kendali / Upper Control Llmit (UCL)

Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dilakukan dengan

cara :

UCL = ̅ + 3 √ ̅ ̅̅̅

Keterangan :

̅ = garis pusat peta pengendali rata-rata proporsi ketidaksesuaian

n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi

g

n

xi

p

g

i

.

1

(56)

d. Menghitung bata kendali bawah / Lower Control Limit (LCL). Untuk

menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan cara:

LCL = ̅ - 3 √ ̅ ̅̅̅

Keterangan:

̅ : garis pusat peta pengendali rata-rata proporsi ketidaksesuaian

: banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi

Cat : jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0

3. Membuat variabel control chart (X dan S)

Peta kendali (X dan S) digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian suatu

proses. Simbol X disebut juga X-bar merupakan peta kendali untuk

mengetahui tingkat keakurasian yang dihasilkan dari perhitungan rata-rata

berat gula kemasan 1 kg. Simbol S disebut juga standar deviasi merupakan

peta kendali untuk mengukur tingkat keakurasian proses yang hasilkan dari

perhitungan mengenai standar penyimpangan rata-rata berat gula.

Langkah pembuatan peta kendali (X dan S) adalah sebagai berikut

(Ariani,2005:65) :

a. Menghitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu x , dengan cara

(57)

b. Mengitung nilai rata-rata dari seluruh x , yaitu x yang merupakan garis tengah (center line) dari peta kendali x dengan cara

c. Mengitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S,

̅

d. Menghitung nilai rata-rata seluruh s, yaitu S yang merupakan garis

tengah (center line) dari peta kendali S,

e. Menghitung batas kendali dari peta kendali X :

Batas kendali atas dihitung menggunakan cara

UCL = x + (A3 * S)

Batas kendali bawah dihitung menggunakan cara

LCL = x + (A3 * S)

f. Menghitung batas kendali untuk peta kendali S :

Bata kendali atas dihitung menggunakan cara

UCL = B4 * S

Batas kendali bawah dihitung menggunakan cara

LCL = B3 * S

g

xi

X

g

i

(58)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PG MADUKISMO

A. Sejarah PG Madukismo

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, terdepat 17 pabrik gula di

Yogyakarta. Pada tahun 1942 saat tentara Jepang masuk ke Indonesia, pemerintah

Hindia Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Jepang. Dengan keadaan perang

yang masih berlanjut pada saat itu, pemerintah Jepang hanya mampu

mengoperasikan 12 pabrik dari 17 pabrik gula yang ada. Keadaan ini berlangsung

sampai proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan

diraih, seluruh pabrik gula yang berada dalam naungan pemerintah Jepang

diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Akibat proses pengambil alihan pabrik

gula oleh pemerintah Indonesia tersebut, pabrik gula yang ada ternyata tidak dapat

lagi berproduksi. Hingga pada suatu saat diprakarsailah berdirinya PG (pabrik

gula) di padokan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. PG Madukismo

dibangun pada tanggal 14 Juni 1955 dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

sebagai pemrakarsanya dengan mesin-mesin dari pabrik Sangerhausen dari

Jerman Timur sebagai kontraktornya utamanya. Pada tanggal 28 Mei 1958, PG

Madukismo diresmikan oleh presiden Ir. Soekarno. Dalam proses produksinya,

PG Madukismo memiliki 2 pabik, gula dan pabrik alkohol atau spritus dengan Sri

(59)

sedangkan yang 25% adalah milik negara. Adanya kebijakan pemerintah pada

waktu itu, maka seluruh perusahaan perkebunan di Indonesia diambil alih oleh

pemerintah, sehingga status perusahaan pun berubah dari perusahaan swasta

menjadi perusahaan milik negara di bawah naungan BPU-PPN (Badan Pimpinan

Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Dengan dibubarkan BPU-PPN, maka PG

Madukismo kembali menjadi perusahaan swasta. Adapun sebagai presiden

direktur Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Pada tanggal 14 Maret 1984 diadakan kontrak manajemen dengan PT.

Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai salah satu BUMN. Perjanjiaan

kontrak ini berakhir pada tanggal 1 April 1994 yang kemudian diperpanjang

kembali hingga 1 Maret 2004. Setelah itu, PG Madukismo mengelola sendiri

manajemen perusahaannya dengan Sri Sultan Hamengkubowono X sebagai

pemilik saham mayoritas sebesar 65% dan sisanya 35% dimiliki oleh PT.

Rajawali Nusantara Indonesia sebagai salah satu BUMN.

B. Lokasi PG Madukismo

Letak pabrik PG Madukismo bertempat di Padokan, Tirtonirmolo,

Kecamatan Kasihan , Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan luas area pabrik mencapai 30 Ha, sekitar 5 Km sebelah barat daya kota

Yogyakarta dengan ketinggian kurang lebih 14 meter dari permukaan laut (dpl).

Tempat tersebut sangat strategis karena letak Kelurahan Tirtonirmolo yang

merupakan daerah pemukiman penduduk sehingga banyak tersedia sumber daya

(60)

pemikiman penduduk, lokasi pabrik juga dekat dengan jalan utama provinsi (Ring

Road) sehingga memudahkan dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil

produksi.

C. Sruktur Organisasi Perusahaan

Dalam struktur kepemimpinan organisasi PG Madukismo terdapat Dewan

Komisaris, di mana Dewan Komisaris ini terdiri dari Penasehat Komisaris,

Komisaris Utama, dan Anggota Dewan Komisaris. Selain itu, Dewan Komisaris

juga memiliki Sekretaris Dewan Komisaris.

Berikut ini adalah susunan Dewan Komisaris PG Madukismo :

Penasehat Komisaris : Sri Sultan Hamengkubuwono X

Komisaris Utama : GKR Pembayun

Anggota Dewan Komisaris : 1. Drs.Sumargono

2. Ir. Agus Purnomo

Sekretaris Dewan Komisaris: Jamhuri, S.H.

Sebagai pelaksana dalam kegiatan produksi, Dewan Komisaris menunjuk

salah seorang direktur sebagai pemimpin dalam mengkoordinasikan seluruh

instansi di bawahnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada bagan struktur

(61)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PG Madukismo

Sumber: PG Madukismo

Kabag AKT & KEU Staf Gudang Hasil Staf Akuntansi Staf Keu Kasir Staf EDP,ATR & Timbangan Staf Anggaran Staf Gudang Material Staf Pengolahan Staf ATR SKW I Kep. RY Bantul

Staf Bangunan

Staf pembelian Kabag Tanaman Kep. RY Sleman Kep. Tebang Angkut Kep. BST Kep. RY KP. M, Tmg

SKW I SKW I Staf BST

Kabag Instalasi

Staf Kend. Traktor & Rerrise

Staf P.Tengah & PB

Staf Ketel & Turbin Kabag Pabrikasi Kepala P Spiritus Staf PS Kabag SDM & Umum

Staf legal & Diklat

Staf Personalia

Staf Sekre Umum & Agro

Kabag Pemasaran Staf Pemasaran Kepala SPI Staf SPI

(62)

Tabel 4.1. Tugas dan Wewenang PG Madukismo

Bagian Tugas dan Wewenang

Direktur a. Mecarakan tujuan (goal) perusahaan.

b. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan

perusahaan.

c. Menyusun rencana jangka panjang perusahaan.

d. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan

pedoman-pedoman penyusunan penganggaran.

e. Menetapkan rancangan anggaran perusahaan yang

diusulkan

Gambar

Tabel  Judul
Gambar  Judul
Gambar 2.1. Dua Perspektif Kualitas
Gambar 2.2. Check Sheet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa ketika memasuki jalan pendakian terdakwa yang melaju dengan posisi di tengah jalan iba-tiba pada jarak 4 (empat) meter dari arah yang berlawanan

(3) Pemberian sumbangan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disertai dengan pemberian kemudahan fasilitas, tidak mengurangi ataupun

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada stasiun I memiliki persen tutupan terumbu karang hidup tertinggi yaitu 73,10 %, dimana daerah ini memiliki habitat yang masih alami,

Penelitian yang akan dilakukan ini termasuk dalam kategori penelitian dan pengembangan, yang menghasilkan suatu produk baru dalam pembelajaran yaitu modul

5) Immediacy. JW memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience. Hanya dengan melakukan upload lewat warnet sesorang langsung dapat

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tepung ubi jalar ungu pada penelitian ini adalah ubi jalar ungu varietas gunung kawi yang diperoleh dari Desa Wonosari, Gunung

Keseimbangan metabolisme tergantung pada pemeliharaan glukosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar 90mg/ 100ml pada manusia. Ketika glukosa

2.1.4 Pendugaan Curah Hujan Menggunakan Sensor Radar Satelit Penggunaan radar pada media luar angkasa pertama kali digunakan pada satelit TRMM, karena pada umumnya pengukuran