ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN
PENIMBANGAN PRODUK GULA
Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Chrise Xosia Damar Kalbuadi
NIM: 102214098
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN
PENIMBANGAN PRODUK GULA
Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Chrise Xosia Damar Kalbuadi
NIM: 102214098
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Setiap hari mungkin tidak berjalan baik, tetapi pasti ada sesuatu yang baik
yang dapat ditemukan setiap harinya. Jika kita menginginkan kesuksesan,
jangan menargetkannya; percaya saja pada diri sendiri, lakukan apa yang
kita sukai dan percaya padanya, maka kesuksesan akan datang dengan
sendirinya.
~David Frost
Jangan selamanya menggantungkan diri dan menjadi serupa dengan orang
lain melainkan jadilah pribadi sendiri yang berani berusaha mandiri, karena
sejatinya hanya diri sendirilah yang mampu mengubah dan membawa
langkah ini ke arah perubahan yang sesungguhnya.
(Penulis)
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Tuhanku Yesus Kristus tercinta,
Bapak dan Ibu terkasih, untuk segala
didikan dan pengorbanannya yang tulus,
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA
Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta
dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 27 November 2014 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasn atau pendapat atau pemikiran daripenulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Chrise Xosia Damar Kalbuadi
Nomor Induk Mahasiswa : 102214098
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA
Studi kasus di PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama teteap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 17 Desember 2014
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaannya selama proses penyusunan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengendalian Keakurasian Penimbangan Berat Gula Kemasan 1 Kg: Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Tiberius Handono EP, MBA, Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan masukkan dan mengarahkan penulis.
4. Drs P. Rubiyatno M.M., selaku dosen pembimbing II, yang telah membantu penulisan dengan membimbing dan memberikan masukkan bagi penulis.
5. Bapak Eko Wahyudi, ST, M.Si., selaku pengawas lapangan bagian pabrikasi PG Madukismo yang telah memberikan informasi perusahaan. 6. Bapak Sugeng, selaku staf yang bertanggung jawab pada bagian Gudang
Hasil/Pengemasan yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak, Ibu, kak Tesa dan adik Krissanto tercinta yang selalu memberikan dukungan doa, moril maupun materi. Terima kasih atas kasihnya selama ini. Tanpa kalian, mungkin tidak akan bisa sampai sejauh ini.
9. Diri sendiri yang telah berhasil menjawab setiap keraguan dan mengalahkan segala ketakutan.
10.Bu Ani atas segala kebaikannya yang selalu mengingatkan dan selalu mendoakan.
11.Rosi Susanti yang selalu setia mendengar keluh kesahku, memberikan dukungan dan semangat saat itu. Terimakasih atas kehadirannya selalu. 12.My Bro (Nanang) yang telah membantu mengurusi segala keperluan
viii
13.TYaS band (The Young and Stupid), Maro, Eeng, Ricky dan Dita untuk semua usaha dan pembuktian yang sangat berarti. Terimakasih untuk aksi panggungnya saat itu.
14.Eeng dan Lona yang ikut memberikan ide, kritik dan saran untuk penulisan saat itu.
15.Teman-teman mahasiswa Manajemen angkatan 2010 terutama teman-teman kelas MPT yang pernah berjuang bersama. Sukses buat kita semua. 16.Keluarga Kost WaPo (Warung Pojok) yang sudah selama 4 tahun
bersama.
17.Kamar Pojok yang telah menjadi tempat perlindungan selama menimba ilmu dan pengalaman, menempa mental dan kepribadian.
18.Kendaraan pribadi yang selalu setia menemani kemanapun itu.
19.Semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 18 Oktober 2014
Penulis
Chrise Xosia Damar Kalbuadi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii
HALAMAN ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 11
B. Penelitian sebelumnya ... 27
C. Kerangka Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
x
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
E. Variabel Penelitian ... 33
F. Definisi Operasional... 33
G. Populasi dan Sampel ... 34
H. Teknik Pengambilan sampel ... 35
I. Jenis dan Sumber data ... 35
J. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 42
A. Sejarah Perusahaan... 42
B. Lokasi Perusahaan ... 43
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 44
D. Sumber Daya Manusia ... 57
E. Pembagia Jam Kerja ... 58
F. Produksi ... 59
G. Proses Pengolahan ... 59
H. Kegiatan Gudang ... 62
I. Proses Pengemasan ... 63
J. Spesifikasi Mesin Pengemasan ... 64
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Deskripsi Data dan Pembahasan ... 65
BAB VI PENUTUP ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Saran ... 105
C. Keterbatasan ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 108
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1. Faktor-faktor untuk penetapan garis tengah dan batas kendali 3-sigma
bagan kendali Xdan S ... 37
4.1. Tugas dan Wewenang PG Madukismo ... 46
5.1. Data sampel berat gula MK kemasan 1 kg... 67
5.2. Pengamatan sampel dan jumlah produk tidak sesuai ... 73
5.3. Proporsi penyimpangan dalam sampel ... 76
5.4. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 1 ... 78
5.5. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 2 ... 81
5.6. Perhitungan peta kendali “p” subtotal ketidaksesuaian tahap 3 ... 84
5.7. Data peta kendali Xdan S ... 88
5.8. Data perhitungan peta kendali S tahap 1 ... 91
5.9. Data perhitungan revisi peta kendali S tahap 2 ... 94
5.10. Data perhitungan revisi peta kendali S tahap 3 ... 97
5.11. Data perhitungan revisi peta kendali Xtahap 3 ... 101
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.2. check sheet ... 17
2.3. Diagram sebar ... 18
2.4. Diagram sebab-akibat... 19
2.5. Diagram pareto ... 19
2.6. Diagram alir/proses ... 20
2.7. Diagram histogram ... 20
2.8. Peta kendali ... 21
2.9. Kerangka Penelitian ... 30
4.1. Struktur organisasi PG Madukismo ... 45
5.1. Peta kendali p tahap 1 ... 79
5.2. Peta kendali p tahap 2 ... 82
5.3. Peta kendali p tahap 3 ... 85
5.4. Peta S-chart tahap 1 ... 92
5.5. Peta S-chart tahap 2 ... 95
5.6. Peta S-chart tahap 3 ... 98
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Foto Gudang hasil/Bagian pengemasan ... 110
Lampiran 2 Daftar pertanyaan ... 113
Lampiran 3 Surat izin penelitian dari PG Maukismo ... 115
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KEAKURASIAN
PENIMBANGAN PRODUK GULA
Studi Kasus Studi Kasus pada PG Madukismo Bantul, Yogyakarta
Chrise Xosia Damar Kalbuadi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi berat produk
gula kemasan 1 kg pada PG Madukismo. Populasi dalam penelitian ini adalah
produk gula MK kemasan 1 kg yang ada di bagian gudang hasil/bagian
pengemasan, dengan sampel sebanyak 750 kemasan. Pengambilan sampel
menggunakan teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan statistic process control dengan teknik control chart.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengemasan terkait ukuran berat
xv
ABSTRACT
ANALYSIS CONTROL OF ACCURATENESS OF SUGAR
PRODUCT SCALES
Case Study at PG Madukismo Bantul, Yogyakarta
Chrise Xosia Damar Kalbuadi
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2014
The aim of this research is to know accuracy of sugar weight in 1 kg
package at PG Madukismo. The research population is 1 kg package of MK stored
at Madukismo werehouse. The sample size is 750 packages which are taken under
simple random sampling. The techniques of collecting data are observation,
interview, and documentation. Research uses statistic process control with control
chart technique to analyze data collected. The result shows that sugar weight at 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ekonomi diikuti dengan perkembangan dunia usaha yang
semakin pesat dan dinamis melatarbelakangi para produsen untuk bersaing secara
bebas dalam menawarkan produk/jasa yang mereka miliki kepada para konsumen.
Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang
semakin cepat di segala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam
mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktifitas ekonomi. Perubahan
itu sendiri memang mengandung resiko karena ada kemungkinan keadaaan yang
diharapkan tidak dapat tercapai. Dalam kondisi yang seperti ini, hanya produk
yang berkualitaslah yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan
posisinya di pasar.
Laju pertumbuhan yang semakin tinggi menyebabkan persaingan antar
perusahaan yang semakin ketat sehingga menyulitkan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pertumbuhan industri manufaktur di
Indonesia semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan
zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan menuntut setiap para pelaku bisnis untuk
lebih siap menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
strategi disusun dan dilaksanakan demi mempertahankan eksistensi keberadaan
perusahaan.
Tisnowati (2010) mengatakan bahwa tuntutan yang semakin meningkat
dari konsumen telah mengakibatkan persyaratan akan mutu produk dan jasa
semakin tinggi, kemudian diikuti dengan harga produk yang semakin rendah, serta
jaringan-jaringan dan jangka waktu distribusi barang yang makin luas dan cepat.
Persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha kini menuntut setiap produsen untuk
berlomba-lomba mendapat kepercayaan dari konsumen dengan memberikan
penawaran produk yang bermutu dan berkualitas. Industri yang menghasilkan
barang harus dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diterima oleh pembeli
atau konsumen. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
faktor yang sangat penting dan merupakan faktor penentu yang membawa
keberhasilan usaha dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas sendiri memiliki
karakteristik yang dapat di ukur dari segi bentuk produk dan manfaat produk.
Bentuk produk meliputi dimensi, temperatur, ukuran waktu, dan berat produk,
sedangkan dari manfaatnya sendiri meliputi kemampuan dan daya tahan produk
dalam memenuhi kebutuhan.
Menurut Arifianti (2013) pelanggan akan memiliki persepsi reaksi positif
apabila produk yang digunakan dapat dirasakan manfaat serta memiliki kualitas
produk yang baik. Keuntungan besar pada investasi dari program jaminan kualitas
yang efektif akan memberikan keuntungan kepada perusahaan yang menggunakan
kualitas sebagai strategi bisnisnya. Untuk dapat meningkatkan laba perusahaan
didukung oleh ketersediaan bahan baku, sumberdaya modal, tenaga kerja yang
terampil dan fasilitas pendukung dalam proses pengolahan yang akan digunakan
untuk kelancaran proses produksi. Aspek-aspek mendasar tersebut akan menjadi
modal penting dalam menjalankan usaha, namun hal itu belum lah cukup. Untuk
menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas maka perlu adanya suatu
usaha yang disebut dengan pengendalian mutu (Quality Control) dalam proses
produksi.
Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas yang telah dirancang oleh
suatu perusahaan untuk memberikan jaminan mutu terhadap produk yang
dihasilkan sebelum didistribusikan kepada konsumen (Agustina, 2012). Untuk
mendapatkan produksi terkendali, perlu di buat suatu unit/bagian atau tanggung
jawab khusus pada seorang manajer yang dapat menangani pengendalian mutu.
Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, akan memberikan keberhasilan usaha. Hal tersebut tidak terlepas dari
adanya unit kontrol yang harus dimiliki setiap perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usahannya yang bertujuan untuk menciptakan kendali mutu yang baik.
Kendali mutu juga berfungsi untuk menjaga agar suatu sistem tetap efektif dalam
memadukan pengembangan mutu produk, di mana usaha memelihara mutu
produk memperbaiki mutu produk, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
diperlukan komitmen dari seluruh pihak dalam perusahaan (Agustina, 2012).
Pengendalian kualitas sebelum pengolahan merupakan proses di mana
pengendalian kualitas berkaitan dengan proses berurutan dan teratur beserta
menginterpretasikan dan mengimplementasikan rencana mutu. Rangkaian
kegiatan ini terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses produksi
yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuain produk terhadap persyaratan
mutu. Pengontrolan ini dapat dilakukan pada kontrol kualitas barang (produk)
yang biasa dikenal dengan istilah QCC (Quality Control Chart ) maupun dengan
mengontrol kualitas proses suatu produksi dengan SPC (Statistical Process
Control). Secara garis besar pengendalian kualitas dikelompokkan menjadi
pengendalian sebelum pengolahan dan pengendalian kualitas terhadap bahan jadi
(Badri, 2012), ia juga mengatakan bahwa control charts adalah analisis untuk
mengetahui rata-rata kerusakan dari produk yang diperiksa, serta untuk
mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi kemudian ditentukan batasan
pengawasannya yaitu batas atas dan batas bawah.
Irvan, Hanum (2009) mengatakan bahwa pada dasarnya pengendalian
kualitas statistik merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan
dan menganalisa data dalam menentukan serta mengawasi kualitas hasil produksi.
Masalah operasional dalam sebuah perusahaan merupakan masalah yang terkesan
sederhana namun berdampak besar bagi perusahaan dalam perjalanannya di
kemudian hari. Apabila melihat dari faktor-faktor produksi dalam sebuah
perusahaan, kelancaran faktor produksi berdampak pada biaya produksi yang
tidak terlalu tinggi, begitu pula sebaliknya.
Dalam pengendalian proses kita berusaha menyelidiki dengan cepat bila
terjadi gangguan proses dan dapat mengambil tindakan pembetulan sebelum
teknologi yang semakin canggih juga mendorong meningkatnya kualitas suatu
produk, hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh sumber daya manusia yang
handal dan keadaan eksternal perusahaan, misalnya kenaikan harga bahan baku,
berkurangnya pesanan produk, mahalnya mesin produksi yang canggih dan
rumitnya produk pesanan (Prihantoro,2012:3).
Kesesuaian dalam proses produksi menjadi hal yang penting dalam usaha
perusahaan menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas, di mana hal-hal
penting dalam menghasilkan keluaran (output) yang bermutu haruslah
memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan produksi. Aspek yang
menjadi perhatian di mulai dari pengadaan bahan baku yang berkualitas, adanya
pengendalian produksi, pengemasan, penyimpanan dan penanganan produk jadi
serta dilakukannya pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir.
Setelah masukan (input) sudah direncanakan dengan baik tahap berikutnya
adalah dengan memperhatikan segi pengendalian produksinya yang dilakukan
secara terus-menerus, meliputi pengendalian kerusakan bahan, pengendalian dan
pemeliharaan alat, serta proses khusus yaitu proses produksi yang merupakan hal
penting terhadap mutu produk. Penyimpanan dan penanganan produk jadi,
bertujuan untuk menghindari kerusakan produk yang bisa menimbulkan kerugian
bagi perusahaan. Tahap terakhir adalah dengan pemeriksaan dan pengujian selama
proses, yang bertujuan untuk mengetahui apakah item yang dihasilkan memenuhi
persyaratan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Tricker dan Lucas (2005:12) dalam bukunya mendefinisikan bahwa,
memastikan pengerjaan yang terkait dengan produksi suatu barang untuk
memenuhi tingkat kualitas sesuai dengan bentuk keinginan dan kebutuhan.
Dengan kata lain, pengendalian mutu adalah kontrol yang dilakukan oleh
organisasi untuk menyatakan bahwa semua aspek kegiatan mereka selama proses
produksi, instalasi dan pada tahap pelayanan sesuai standar yang diinginkan.
Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus meningkat.
hal ini disebabkan perkembangan penduduk dan semakin maraknya industri yang
menggunakan bahan baku gula. Industri pengolahan yang menjadi fokus
penelitian kali ini ialah PG Madukismo yang merupakan industri manufaktur
pembuatan gula pasir yang terletak di daerah Bantul. Mutu atau kualitas sebuah
produk tidak hanya dinilai dari sebuah nama atau brand yang dimiliki tetapi juga
dinilai dari karakteristik kesesuaian, seperti keakurasian produk, manfaat serta
kebutuhan. Seperti halnya PG Madukismo sebuah perusahaan manufaktur yang
memproduksi gula pasir.
Hal-hal yang mempengaruhi kualitas tersebut tidak terlepas dari
keterlibatan unit kontrol yang mampu mengendalikan dan me-monitoring
berjalannya suatu proses. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keakurasian
berat produk. Keakurasian menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah kecermatan, ketelitian dan ketepatan. Sedangkan menurut chem-is-try.org
ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran
dengan angka atau data yang sebenarnya (true value/correct result). Keakurasian
suatu produk dapat di lihat berdasarkan pada kedekatan pengukuran terhadap nilai
tahapan untuk mengetahui apakah berat suatu produk sudah sesuai dengan batas
kendali produk. Tahapan tersebut diantaranya adalah dengan membuat diagram
kontrol (control chart) untuk menganalisis tingkat penyimpangan, diagram
kontrol tersebut meliputi (p-chart), (x-chart) dan (s-chart).
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur untuk dapat meneliti
keakurasian berat dari suatu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu peneliti
memilih PG Madukismo untuk mengetahui apakah berat produk gula MK
kemasan 1 kg berada dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan memilih judul “ANALISIS PENGENDALIAN
KEAKURASIAN PENIMBANGAN PRODUK GULA” Studi Kasus pada PG
Madukismo Bantul, Yogyakarta.
B. Rumusaan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah proporsi subtotal ketidaksesuaian berat produk gula MK
kemasan 1 kg berada dalam batas kendali p chart?
2. Apakah rata-rata berat produk gula MK kemasan 1 kg barada dalam
batas kendali x chart?
3. Apakah rata-rata dari simpangan baku berat produk gula MK kemasan
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui tingkat keakurasian
berat produk gula yang dihasilkan. Melalui standar/ketetapan perusahaan
terkait batasan-batasan toleransi berat yang telah ditentukan, maka dari itu
penelitian ini dibatasi pada pengendalian keakurasian penimbangan berat
gula MK kemasan 1 kg yang terdapat di bagian gudang hasil/pengemasan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari diadakannya
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui apakah proporsi subtotal ketidaksesuaian berat produk gula
MK kemasan 1 kg berada dalam batas kendali p chart.
b) Mengetahui apakah rata-rata berat produk gula MK kemasan 1 kg berada
dalam batas kendali x chart.
c) Mengetahui apakah rata-rata dari simpangan baku berat produk gula MK
kemasan 1 kg berada dalam batas kendali s chart.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi bebagai
pihak, yaitu :
1. Bagi Perusahaan PG Madukismo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi
sudah sesuai dengan standar perusahaan sehingga nantinya hasil dari
penelitian ini bisa menjadi masukkan bagi perusahaan untuk terus
memperbaiki dan menjaga konsistensi proses agar lebih baik di waktu
yang akan datang.
2. Bagi Lini Pengemasan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi
terhadap pekerjaan packaging di bagian lini pengemasan gula
kemasan 1 kg terkait tingkat keakurasian berat gula pada saat
pengemasan sehingga nantinya bisa menunjang kualitas proses lebih
baik lagi di waktu yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat
memperoleh hasil mengenai bagaimana cara untuk mengendalikan
suatu proses supaya dapat mengantisipasi berbagai
kemungkina-kemungkinan yang mungkin terjadi, serta mampu mengetahui sejauh
mana karakteristik kualitas sebagai salah satu faktor terpenting dan
tolak ukur keberhasilan suatu produk.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini tersusun secara terstruktur yang
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, caraan masalah,
batasan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematikan penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menguraikan beberapa teori dari hasil studi pustaka
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
BAB III Metode penelitian
Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subyek dan objek penelitian, data yang diperlukan untuk
penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang gambaran informasi umum mengenai
perusahaan tempat diadakan penelitian.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil pengelolaan data, pembahasan dan
jawaban dari masalah yang telah dicarakan.
BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran dari penulis
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kualitas
Kualitas merupakan bagian yang tak terlepas dalam aktivitas (manajemen
perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar produk perusahaan dapat
dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengertian atau definisi
mengenai kualitas memiliki cakupan yang sangat luas dan berbeda-beda, sehingga
definisi dari kualitas itu sendiri memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung
pada konteksnya jika di lihat dari sisi penilaian akhir. Sementara itu, untuk
menjaga konsistensi kualitas produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas
aktivitas proses yang dijalani. Oleh karena itu Ariani (2005) dalam bukunya
mengatakan definisi kualitas menurut para ahli dapat diartikan sebagai berikut:
a) Juran (1962) “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya”. b) Deming (1982) “kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan
sekarang dan di masa mendatang.”
c) Scherkenbach (1991) “kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan
d) Goetch dan Davis (1995) “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.”
Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang
mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan
fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Gaspersz (2006:2)
mendefinisikan pengendalian kualitas (qulity control) adalah teknik-teknik dan
aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
Kualitas/mutu pada dasarnya adalah kreasi dan inovasi berkelanjutan yang
dilakukan untuk menyediakan produk yang memenuhi, atau melampaui harapan
pelanggan, dalam usaha untuk terus memuaskan setiap kebutuhan (Haming dan
Nurnajamuddin.2007.103). Definisi lain tentang kualitas adalah berdasarkan pada
suatu pandangan bahwa produk dan pelayanan harus sesuai sengan ketentuan
penggunaan (Wijayani, 2013).
Pada umumnya industri pengolahan tidak terlepas dari kegiatan produksi
dan operasi. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa,
dapat di ukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering
dikenal dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan.
Konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya.
Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas
Kegiatan produksi merupakan bagian dari manajemen operasi yang
memiliki proses perencanaan. Proses produksi merupakan cara, metode, dan
teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan
mengoptimalkan sumber daya produksi (mesin, tenaga kerja, bahan baku, dana)
yang ada. Sistem produksi menurut proses didasarkan pada faktor-faktor seperti
volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang
disyaratkan, peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.
Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang
dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang buruk adalah apabila produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta
menghasilkan produk cacat. Penentuan seberapa besar tingkat penyimpangan
kualitas produk yang dapat diterima perusahaan dengan menentukan batas
toleransi dari cacat produk yang dihasilkan tersebut dapat menggunakan
pengendalian kualitas dengan menggunakan alat bantu statistik, yaitu Statistical
Quality Control (SQC) (Khomah, Rahayu, dan Harisudin, 2013). Menurut Russel
sebagaimana ditulis oleh Ariani (2005:5-6) kualitas memiliki dua perspektif, yaitu
perspektif produsen dan perspektif konsumen. Kedua perspektif tersebut
Gambar 2.1. Dua Perspektif Kualitas
Dari gambar di atas jika kedua perspektif tersebut bertemu maka akan
terjadi sebuah kesesuaian antara konsumen dan produsen. Kesesuaian tersebut
akan bertemu pada satu kata “Fitness for Consumer Use” yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas tidak
hanya meliputi penetapan standar produk atau proses dari pihak produsen,
melainkan standar yang ditetapkan produsen tersebut juga harus sesuai dengan
spesifikasi atau toleransi yang ditetapkan oleh konsumen.
Berdasarkan perspektif kualitas, dimensi kualitas menurut Garvin
sebagaimana ditulis oleh Yamit (2010:10) memaparkan delapan dimensi yang
dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan strategis kualitas barang, yaitu
sebagai berikut:
Pandangan produsen Pandangan konsumen
Kualitas kesesuaian
a) Sesuai dengan standar b) biaya
Kualitas Desain
a) Karakteristik kualitas b) Harga
Fitnes for consumer use
1. Performance (kinerja)
Berkaitan dengan karakteristik pokok dari produk inti berdasarkan aspek
fungsional dari produk.
2. Features (keistimewaan)
Merupakan karakteristik pelengkap atau tambahan berdasarkan pada
fungsi dasar produk
3. Reliability (kehandalan)
Berupa kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian produk dalam
melaksankan fungsinya.
4. Conformance (kesesuaian)
Menyatakan sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durability (daya tahan)
Mengenai berapa lama produk dapat terus digunakan/masa pakai produk.
6. Serviceability (kemampuan pelayanan)
Berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam
pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Esthetics (estetika)
Bersifat subjektif, menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk berkaitan
dengan pertimbangan atau pilihan individu.
8. Perceived (persepsi)
Menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan
Kualitas/mutu penting artinya dan merupakan salah satu faktor keunggulan
yang kompetitif. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai
faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang/hasil itu dimaksudkan atau
dibutuhkan.
Mutu merupakan tingkat pemuasan suatu barang yang dipengaruhi oleh
faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya.
Maka dari itu tingkat mutu tersebut ditentukan oleh beberapa faktor. Assauri
(2008:293) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu antara lain
adalah fungsi, wujud luar, dan biaya dari barang tersebut:
a) Fungsi suatu barang
Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memerhatikan fungsi
untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga
fungsi barang-barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar
memenuhi fungsi tersebut.
b) Wujud luar
Faktor berikutnya ditentukan dari wujud luar barang di mana
wujud yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari
bentuk, tetapi juga dari warna, susunan (seperti pembungkusan),
c) Biaya barang tersebut
Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan
mutu barang tersebut. Hal tersebut terjadi, kerena biasanya untuk
mendapatkan mutu yang baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal.
2. Kualitas Berorientasi Proses
Pengendalian proses statistik dengan menggunakan SPC (Statistical
Proceses Control) dan SQC (Statisical Quality Control), memiliki 7 (tujuh) alat
statistika utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengendalian kualitas,
Hizer dan Render (2007:245) memaparkan ketujuh alat bantu tersebut antara lain;
check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat,
scatter diagram dan diagram alir/proses.
a) Lembar Pemeriksaan (Check sheet)
Gambar 2.2. Check Sheet
Gambar 2.2. adalah contoh Check sheet atau lembar pemeriksaan
disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang
diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta jumlah yang dihasilkan.
Tujuan adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan
analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi
dari jenis atau penyebabnya sehingga dapat diambil keputusan untuk
melakukan perbaikan atau tidak.
b) Diagram sebar (scatter diagram)
Gambar 2.3. Scatter Diagram
Gambar 2.3. adalah diagram sebar disebut juga peta korelasi/grafik
yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara
dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang
mempengaruhi proses dengan kualitas produk barang. Dua variabel yang
ditujukan dalam diagram sebar dapat berupa kaakteristik kuat dan faktor
c) Diagram sebab-akibat
Gambar 2.4. Diagram sebab-akibat
Gambar 2.4. adalah diagram sebab-akibat, diagram ini disebut juga
diagram tulang ikan (fishbone chart) adalah alat untuk mengidentifikasi
berbagai sebab potensial dari suatu masalah, dan menganalisis masalah
tersebut. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih
terperinci yang mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat
di lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan.
d) Diagram Pareto
Gambar 2.5. adalah diagram pareto yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Fungsi
diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi masalah utama atau
dominan sehingga dapat mengetahiu prioritas penyelesaian masalah.
e) Diagaram Alir/Proses
Gambar 2.6. Diagram Proses
Gambar 2.6. adalah diagram Alir/Proses yang menyajikan sebuah
proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling
berhubungan. Diagram ini membantu dalam memahami sebuah proses dan
menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.
f) Histogram
Gambar 2.7. adalah diagram histogram yang membantu untuk
memahami variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang
menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya.
Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi.
g) Peta Kendali
Gambar 2.8. Peta Kendali
Gambar 2.8. adalah peta kendali yang secara grafis digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas berada dalam
pengendalian secara statistika atau tidak. Peta kendali menunjukkan
adanya perubahan dari waktu ke waktu.
Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya
penyimpangan dengan menggunakan cara penetapan batas-batas kendali:
1) Batas kendali atas / upper control limit (UCL)
Adalah garis batas yang menunjukkan penyimpangan paling tinggi
dari nilai baku atau central line.
Adalah garis yang menunjukkan nilai standar yang akan menjadi
pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil
pengamatan untuk setiap sampel.
3) Batas kontrol bawah / lower control limit (LCL)
Adalah garis batas bawah penyimpangan yang paling rendah dari
nilai baku.
Metode statistik merupakan alat bantu yang cukup efektif untuk
mengurangi penyimpangan atau ketidaksesuaian produk barang dan dapat
digunakan untuk merancang suatu prosedur penarikan sampel penerimaan untuk
menjamin mutu di mana metode pengolahan yang digunakan adalah metode
statistik dengan memanfaatkan bagan kendali (Irvan, zulia. 2009).
3. Kemampuan Proses
Dalam mengadakan pengendalian kualitas proses statistik (statistical
process control) perlu dilakukan tahapan analisis kemampuan proses. Analisis
kemampuan proses mendefinisikan kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau
mengukur kinerja proses. Proses menunjukkan kombinasi mesin, alat, metode,
material dan karyawan yang terkait dengan kegiatan produksi atau operasi.
Sementara kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan prosesnya berdasarkan
pada kinerja untuk mencapai hasil yang terukur.
Dalam analisi kemampuan proses dikenal adanya batas-batas spesifikasi.
Ariani (2005:175) mengatakan bahwa batas-batas spesifikasi sering disebut juga
meliputi batas spesifikasi atau toleransi atas dan batas spesifikasi bawah atau
toleransi bawah. Kedua batas tersebut merupakan batas kesesuaian unit-unit
secara individu dengan operasi manufaktur atau jasa.
4. Pengendalian Proses Statistik
Setiap proses merupakan sebuah mata rantai kegiatan yang terdiri dari
input-proses-output. Pengendalian proses statistik (statistical process control)
merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor,
pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan
metode-metode statistik. Pengendalian proses statistik juga dapat membantu
dalam menetapkan kemampuan proses dengan melakukan pengukuran terhadap
variasi produk yang dihasilkan (Ariani, 2005:61).
Secara grafis, pengendaian proses statistik menyajikan variasi dalam setiap
proses yang memungkinkan untuk menetapkan apakah sebuah proses berada di
dalam kontrol atau di luar kontrol. Setiap proses dapat menghasilkan variasi yang
merupakan simpangan kualitas produk berdasarkan tingkatan yang direncanakan
(Yamit,2010:65). Tujuan pengawasan kualitas secara statistik adalah untuk
menunjukkan tingkat reliabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi rasiko.
Selain itu, sasaran pengendalian proses statistik terutama adalah mengadakan
pengurangan terhadap variasi atau ketidaksesuaian-ketidaksesuaian proses.
Variasi proses sendiri terdiri dari dua macam penyebab, yaitu penyebab umum
yang sudah melekat dalam proses, dan penyebab khusus yang merupakan
Sementara itu, untuk menentukan apakah proses berada dalam
pengendalian digunakan alat yang disebut dengan peta pengendali (control chart)
yang merupakan gambar sederhana dengan tiga garis, di mana garis tengah yang
disebut garis pusat (center line) atau nilai baku yang menunjukkan nilai standar
yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil
pengamatan untuk setiap sampel.
5. Jenis Control Charts
Yamit (2010:66) menguraikan dua jenis control chart yang sangat
mendasar, yaitu :
a. Variabel Control Charts
Memerlukan pengukuran dengan skala kontinyu dan merupakan
pengukuran yang paling sensitif untuk mengidentifikasi penyebab.
Sebagai contoh:
1) Dimensi: panjang, luas, tinggi
2) Temperatur: kelembaban, tekanan, kepadatan
3) Ukuran waktu: detik, menit, jam
4) Berat: gram, ons, kg, kwintal
b. Atribut Control Charts
Membutuhkan persentase atau perhitungan jumlah ketidaksesuaian
atau item-item yang tidak sesuai dan memerlukan ukuran yang paling
Sebagai contoh:
1) Persentase ketidaksesuaian setiap pekerja
2) Persentase tugas yang tidak tepat waktu
3) Jumlah kerusakan setiap pekerjaan
4) Jumlah ketidaksesuaian
6. Diagram Kontrol
Gaspersz (2004:64-66) mengatakan diagram kontrol terbagi menjadi dua
bagian, yaitu diagram kontrol untuk mengukur data variabel dan diagram kontrol
untuk mengukur data atribut, di mana setiap diagram memiliki kegunaanya, yaitu:
a. Diagram kontrol untuk data variabel
Data variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk
keperluan analisis. Untuk mengukur suatu penyebaran, yang umum
digunakan adalah jarak (range), dan penyimpangan standar (standar
deviation). Apabila banyaknya data sedikit, misanya 10, maka range
lebih tepat sebaliknya apabila datanya banyak/lebih dari 10, maka
penyimpangan standar (standar deviation) akan lebih tepat
(Ariani,2005:39).
Diagram yang digunakan untuk data variabel adalah:
1) Diagram Kontrol X-Bar dan R (range)
Diagram kontrol ini untuk mengukur hasil produksi
range subgroup. Diagram kontrol ini digunakan dengan
ukuran contoh/subgrup (n < 10).
2) Diagram Kontrol X-Bar dan S (standar deviation)
Diagram kontrol ini digunakan untuk mengukur keakurasian
proses dengan mendeteksi apakah variasi proses berjalan stabil
melalui penilaian terhadap rerata subgroup dan simpangan
baku subgroup. Diagram kontrol ini digunakan dengan ukuran
contoh/subgrup (n > 10).
b. Diagram kontrol untuk data atribut
Data Atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung
untuk pencatatan dan analisis. Diagram yang digunakan untuk data
atribut adalah:
1) Diagram P
Diagram ini untuk mengetahui produk yang ditolak karena
tidak sesuai spesifikasi. Proporsi yang ditolak didefinisikan
sebagai barang yang tidak sesuai (rusak/cacat).
2) Diagram C
Diagram ini untuk memeriksa jumlah kerusakan untuk
setiap unit produksi. Pemeriksaan didasarkan pada titik
7. Tujuan Pengendalian Kualitas
Mutu/kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk
yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan mutu pada proses produksi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas (pengendalian
kualitas:www.ittelkom.ac.id) adalah:
a) Untuk mendapatkan kualitas output yang konsisten dengan spesifikasi
produk yang diinginkan oleh konsumen.
b) Untuk membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar melalui prosedur kerja yang baik, pengurangan produk cacat,
penekanan biaya dan peningkatan order yang menguntungkan.
c) Usaha menyidik dengan cepat apabila terjadi pergeseran proses produksi
yang menyebabkan penurunan kualitas, sehinga dapat diambil tindakan
pencegahan.
d) Untuk membantu karyawan dalam memperbaiki dan meningkatkan
kemampuannya sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai.
B. Penelitian Sebelumnya
1. Khomah, Rahayu, dan Harisudin (2013)
Meneliti tentang “Analisis Pengendalian Kualitas Karet”. Studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum
Karanganyar. Variabel penelitiannya adalah kualitas akhir produk karet di lihat
dari prosesnya dan perbaikan sistem mutu. Metode analisis menggunakan data
histogram, analisis peta kendali p-chart, analisis pareto chart. Hasil analisis
memberitahukan bahwa proses bisnis produksi karet masih berada di luar
pengendalian dalam produksi setiap bulannya yang disebabkan oleh permasalahan
dominan. Permasalahan paling dominan yang mempengaruhi kualitas karet adalah
faktor man,methode, material, machine dan environment.
2. La Hatani (2008)
Meneliti tentang “Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)”. Studi kasus pada perusahaan roti
Riszki Kendari. Variebel penelitiannya adalah terjadinya penyimpangan standar
mutu produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Metode analisis
menggunakan Statistical Quality Control (SQC) dengan metode diagram kendali
P (P-charts). Hasil analisis memberitahukan bahwa tingkat pencapaian standar
yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Hal tersebut terbukati oleh
proporsi rata-rata produk yang cacat/rusak yang dijadikan sampel perhari masih
berada di luar batas toleransi kerusakan produk.
3. Henry Kurniawan S (2013)
Meneliti tentang “Studi Deskriptif Manajemen Kualitas Dengan Metode 5S”. Studi kasus pada Gudang Hypermarket X Surabaya. Variabel penelitiannya memperlakukan gudang secara benar yang kemudian dapat memberikan
kemudahan dalam bekerja. Metode analisis dengan menggunakn metode 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.). hasil analisis memberitahukan bahwa
langkah-langkah tersebut sudah dilakukan dengan baik oleh Hypermarket X,
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana pengendalian suatu proses yang dilakukan secara
statistik dapat bermanfaat dalam menganalisis tingkat keakurasian pengemasan
produk gula yang dihasilkan oleh PG Madukismo. Pengendalian proses secara
statistik yaitu sebuah proses yang digunakan untuk menjaga standar, mengukur
dan melakukan tindakan perbaikan terhadap produk yang diproduksi (Haizer dan
Render, 2006:268). Pengendalian proses secara statistik dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat proses produksi apakah berjalan dengan baik atau tidak.
Analisis pengawasan proses produksi di lini packaging digunakan untuk
mengetahui apakah tingkat keakurasian berat gula kemasan 1 kg masih dalam
kendali dan berada dalam batas toleransi. Berikut gambaran kerangka penelitian
pengendalian keakurasian produk gula yang telah tersusun sebagai pedoman
Gambar 2.9. Kerangka Penelitian Analisis :
1. Mengumpulkan data berat produk gula menggunakan
cheeck sheet
2. Membuat p chart proporsi produk reject
3. Membuat X chart rata-rata berat produk gula
4. Membuat S chart standar deviasi rerata berat produk gula
Pengendalian Keakurasian Berat Gula MK Kemasan 1
kg
Standar Toleransi Berat Gula Kemasan
1 kg
Hasil Analisis Tingkat keakurasian
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus, yaitu
penelitian terhadap objek tertentu yang hendak diteliti berada di dalam atau di luar
batas kontrol pengendalian proses. Penelitian ini dilakukan langsung terhadap
subjek/objek guna mendapatkan sumber data dan informasi serta kesimpulan yang
di ambil terbatas hanya pada objek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada PG Madukismo.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan bulan Juli tahun 2014.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah lini
pengepakan/gudang hasil yang terdapat di PG Madukismo.
2. Objek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah produk gula
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu metode pengamatan dan pencatatan secara teliti
dan sistematis secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap proses produksi di bagian pengemasan gula,
kemudian melakukan pencatatan terhadap berat gula kemasan 1 kg.
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung kepada staf bagian gudang hasil yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional. Wawancara ini
dilakukan untuk memperoleh informasi umum terkait proses pengemasan
yang ada di gudang hasil.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan
melalui catatan-catatan atau keterangan-keterangan perusahaan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto kegiatan proses
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah ukuran berat gula MK kemasan 1 kg dalam
setiap proses pengemasan di mana produk tersebut harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan adalah kesesuaian berat gula berdasarkan standar batas toleransi berat
yang ada pada mesin pengemasan produk gula. Standar tersebut berupa
batas-batas toleransi minimum dan maksimum berat yang telah di tentukan sebelumnya.
Batas toleransi minimum dan maksimum yang telah ditentukan pada saat proses
adalah 998 gram untuk toleransi berat minimum dan 1015 gram untuk toleransi
berat maksimum. Jika berat gula MK kemasan 1 kg kurang atau melebihi batas
toleransi standar yang telah ditetapkan, maka produk tersebut dikategorikan
ditolak/reject.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah
yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga dapat
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
1. Kualitas adalah kemampuan suatu produk barang yang dibuat dapat
memenuhi standar atau keinginan perusahaan atau pemesan produk
tersebut.
2. Pengendalian kualitas adalah keinginan untuk memeriksa proses
produksi agar produk barang yang dihasilkan dapat memenuhi standar
3. Keakurasian produk adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil
pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value /
correct result).
4. Produk tidak sesuai/cacat adalah produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
5. Variasi merupakan simpangan kualitas produk berdasarkan tingkat
yang ditentukan atau direncanakan.
6. Kemampuan proses merupakan pengukuran mengenai sebarapa baik
sebuah proses cocok dengan standar produk.
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan
ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan
(Sanusi, 2011:87). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berat gula MK kemasan 1 kg
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiono, 2009:116). Setelah menentukan populasi, maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 750 gula
kemasan 1 kg merek MK pada setiap kali penimbangan untuk diteliti
H. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling, di mana anggota
populasi dianggap homogen. Pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara random, yaitu pada setiap proses pengemasan gula yang
kemudian dilakukan proses pengumpulan data berupa pencatatan berat gula
dengan perhitungan waktu setiap 3 menit/data.
I. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari PG Madukismo yang menjadi tempat penelitian. Data yang
diperoleh berupa data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data berupa angka-angka
mengenai produksi dan produk tidak sesuai yang diperoleh dari hasil observasi
(Nasution,2005:113). Data kuantitatif diperoleh dari dokumen/arsip-arsip bagian
produksi. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pengamatan
langsung di perusahaan. Sumber data secara keseluruhan diperoleh dari tempat
yang dijadikan penelitian yaitu berupa data internal organisasi yang
J. Teknik Analisis Data
Produk gula MK kemasan 1 kg dianalisis dengan melakukan pengolahan
data, maka akan digunakan alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical
Quality Control (SQC) dan Statistical Process Control (SPC). Alat bantu statistik
yang digunakan untuk melakukan analisis data adalah peta kendali p chart, peta
kendali X-chart dan peta kedali S-chart. Di mana ketiga alat kontrol tersebut
memiliki batasan-batasan atau biasa dikenal dengan 3-sigma yang terdiri dari
batas kendali atas (UCL), garis tengah (CL) dan batas kendali bawah (LCL).
Untuk membantu dalam menentukan garis tengah dan batas pengendalian 3sigma,
Tabel 3.1. Faktor-faktor untuk penetapan garis tengah dan batas kendali 3-sigma
bagan kendali X dan S
Jumlah pengamatan
dalam subgrup n
Faktor untuk peta X batas pengendalian
A3
Faktor untuk peta S Batas kendali bawah B3 Batas kendali atas B4 Faktor untuk garis tengah C4
2 2,66 0 3,27 0,7979
3 1,95 0 2,57 0,8862
4 1,63 0,03 1,97 0,9213
5 1,43 0 2,09 0,9400
6 1,29 0,03 1,97 0,9515
7 1,18 0,12 1,88 0,9594
8 1,10 0,19 1,81 0,9650
9 1,03 0,24 1,76 0,9693
10 0,98 0,28 1,72 0,9727
11 0,93 0,32 1,68 0,9754
12 0,89 0,35 1,65 0,9776
13 0,85 0,38 1,62 0,9794
14 0,82 0,41 1,59 0,9810
15 0,79 0,43 1,57 0,9823
16 0,76 0,45 1,55 0,9835
17 0,74 0,47 1,53 0,9845
18 0,72 0,48 1,52 0,9854
19 0,70 0,50 1,50 0,9862
20 0,68 0,51 1,49 0,9869
21 0,66 0,52 1,48 0,9876
22 0,65 0,53 1,47 0,9882
23 0,63 0,54 1,46 0,9887
24 0,62 0,55 1,45 0,9892
25 0,61 0,56 1,44 0,9896
30 0,55 0,60 1,40 0,9914
35 0,51 0,63 1,37 0,9927
40 0,48 0,66 1,34 0,9936
45 0,45 0,68 1,32 0,9943
50 0,43 0,70 1,30 0,9949
55 0,41 0,71 1,29 0,9954
60 0,39 0,72 1,28 0,9958
65 0,37 0,73 1,27 0,9961
70 0,36 0,74 1,26 0,9964
75 0,35 0,75 1,25 0,9966
80 0,34 0,76 1,24 0,9968
85 0,33 0,77 1,23 0,9970
90 0,32 0,77 0,23 0,9972
95 0,31 0,78 1,22 0,9973
Pengambilan produk sebagai sampel dilakukan sebanyak 25 kali dan tiap-tiap
Pengambilan data diambil sampel sebanyak 30 unit. Adapun langkah-langkah
dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data menggunakan check sheet
Data yang diperoleh dari perusahaan berupa data produksi berat gula
MK kemasan 1 kg yang sudah dikemas. Data tersebut kemudian disajikan
dalam bentuk tabel sehingga mudah untuk dipahami dan diketahui banyaknya
gula yang berada di dalam dan di luar batas toleransi berat.
2. Membuat peta kendali P-chart
Setelah mengetahui dan mengelompokkan data jumlah produk gula
yang berada di luar batas toleransi berat, maka langkah berikutnya yang
digunakan dalam menganalisis data adalah dengan membuat peta kendali p
(peta kendali proporsi reject). Penggunaan peta kendali p sebagai alat
pengendalian proses secara statistik bertujuan untuk mengetahui apakah
jumlah subtotal ketidaksesuaian (subtotal rejects) masih dalam kendali atau
tidak.
Langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut (Ariani,
2005:75) :
a. Menghitung presentase ketidaksesuaian produk
p =
Di mana:
x = banyaknya produk yang tidak sesuai dalam setiap sampel
n = banyaknya sampel yang diambil dalam pengamatan
b. Menghitung garis pusat / Central line (CL)
Garis pusat merupakan rata-rata ketidaksesuaian produk
(
Keterangan:
p = garis pusat peta pengendalian rata-rata proporsi ketidaksesuaian
Xi = banyaknya ketidaksesuaian dalam setiap sampel atau dalam
setiap kali observasi
n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
g = banyaknya observasi yang dilakukan
c. Menghitung batas kendali / Upper Control Llmit (UCL)
Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dilakukan dengan
cara :
UCL = ̅ + 3 √ ̅ ̅̅̅
Keterangan :
̅ = garis pusat peta pengendali rata-rata proporsi ketidaksesuaian
n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
g
n
xi
p
g
i
.
1
d. Menghitung bata kendali bawah / Lower Control Limit (LCL). Untuk
menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan cara:
LCL = ̅ - 3 √ ̅ ̅̅̅
Keterangan:
̅ : garis pusat peta pengendali rata-rata proporsi ketidaksesuaian
: banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
Cat : jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0
3. Membuat variabel control chart (X dan S)
Peta kendali (X dan S) digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian suatu
proses. Simbol X disebut juga X-bar merupakan peta kendali untuk
mengetahui tingkat keakurasian yang dihasilkan dari perhitungan rata-rata
berat gula kemasan 1 kg. Simbol S disebut juga standar deviasi merupakan
peta kendali untuk mengukur tingkat keakurasian proses yang hasilkan dari
perhitungan mengenai standar penyimpangan rata-rata berat gula.
Langkah pembuatan peta kendali (X dan S) adalah sebagai berikut
(Ariani,2005:65) :
a. Menghitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu x , dengan cara
b. Mengitung nilai rata-rata dari seluruh x , yaitu x yang merupakan garis tengah (center line) dari peta kendali x dengan cara
c. Mengitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S,
√
∑
̅
d. Menghitung nilai rata-rata seluruh s, yaitu S yang merupakan garis
tengah (center line) dari peta kendali S,
e. Menghitung batas kendali dari peta kendali X :
Batas kendali atas dihitung menggunakan cara
UCL = x + (A3 * S)
Batas kendali bawah dihitung menggunakan cara
LCL = x + (A3 * S)
f. Menghitung batas kendali untuk peta kendali S :
Bata kendali atas dihitung menggunakan cara
UCL = B4 * S
Batas kendali bawah dihitung menggunakan cara
LCL = B3 * S
g
xi
X
g
i
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PG MADUKISMO
A. Sejarah PG Madukismo
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, terdepat 17 pabrik gula di
Yogyakarta. Pada tahun 1942 saat tentara Jepang masuk ke Indonesia, pemerintah
Hindia Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Jepang. Dengan keadaan perang
yang masih berlanjut pada saat itu, pemerintah Jepang hanya mampu
mengoperasikan 12 pabrik dari 17 pabrik gula yang ada. Keadaan ini berlangsung
sampai proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan
diraih, seluruh pabrik gula yang berada dalam naungan pemerintah Jepang
diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Akibat proses pengambil alihan pabrik
gula oleh pemerintah Indonesia tersebut, pabrik gula yang ada ternyata tidak dapat
lagi berproduksi. Hingga pada suatu saat diprakarsailah berdirinya PG (pabrik
gula) di padokan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. PG Madukismo
dibangun pada tanggal 14 Juni 1955 dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
sebagai pemrakarsanya dengan mesin-mesin dari pabrik Sangerhausen dari
Jerman Timur sebagai kontraktornya utamanya. Pada tanggal 28 Mei 1958, PG
Madukismo diresmikan oleh presiden Ir. Soekarno. Dalam proses produksinya,
PG Madukismo memiliki 2 pabik, gula dan pabrik alkohol atau spritus dengan Sri
sedangkan yang 25% adalah milik negara. Adanya kebijakan pemerintah pada
waktu itu, maka seluruh perusahaan perkebunan di Indonesia diambil alih oleh
pemerintah, sehingga status perusahaan pun berubah dari perusahaan swasta
menjadi perusahaan milik negara di bawah naungan BPU-PPN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Dengan dibubarkan BPU-PPN, maka PG
Madukismo kembali menjadi perusahaan swasta. Adapun sebagai presiden
direktur Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Pada tanggal 14 Maret 1984 diadakan kontrak manajemen dengan PT.
Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai salah satu BUMN. Perjanjiaan
kontrak ini berakhir pada tanggal 1 April 1994 yang kemudian diperpanjang
kembali hingga 1 Maret 2004. Setelah itu, PG Madukismo mengelola sendiri
manajemen perusahaannya dengan Sri Sultan Hamengkubowono X sebagai
pemilik saham mayoritas sebesar 65% dan sisanya 35% dimiliki oleh PT.
Rajawali Nusantara Indonesia sebagai salah satu BUMN.
B. Lokasi PG Madukismo
Letak pabrik PG Madukismo bertempat di Padokan, Tirtonirmolo,
Kecamatan Kasihan , Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan luas area pabrik mencapai 30 Ha, sekitar 5 Km sebelah barat daya kota
Yogyakarta dengan ketinggian kurang lebih 14 meter dari permukaan laut (dpl).
Tempat tersebut sangat strategis karena letak Kelurahan Tirtonirmolo yang
merupakan daerah pemukiman penduduk sehingga banyak tersedia sumber daya
pemikiman penduduk, lokasi pabrik juga dekat dengan jalan utama provinsi (Ring
Road) sehingga memudahkan dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil
produksi.
C. Sruktur Organisasi Perusahaan
Dalam struktur kepemimpinan organisasi PG Madukismo terdapat Dewan
Komisaris, di mana Dewan Komisaris ini terdiri dari Penasehat Komisaris,
Komisaris Utama, dan Anggota Dewan Komisaris. Selain itu, Dewan Komisaris
juga memiliki Sekretaris Dewan Komisaris.
Berikut ini adalah susunan Dewan Komisaris PG Madukismo :
Penasehat Komisaris : Sri Sultan Hamengkubuwono X
Komisaris Utama : GKR Pembayun
Anggota Dewan Komisaris : 1. Drs.Sumargono
2. Ir. Agus Purnomo
Sekretaris Dewan Komisaris: Jamhuri, S.H.
Sebagai pelaksana dalam kegiatan produksi, Dewan Komisaris menunjuk
salah seorang direktur sebagai pemimpin dalam mengkoordinasikan seluruh
instansi di bawahnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada bagan struktur
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PG Madukismo
Sumber: PG Madukismo
Kabag AKT & KEU Staf Gudang Hasil Staf Akuntansi Staf Keu Kasir Staf EDP,ATR & Timbangan Staf Anggaran Staf Gudang Material Staf Pengolahan Staf ATR SKW I Kep. RY Bantul
Staf Bangunan
Staf pembelian Kabag Tanaman Kep. RY Sleman Kep. Tebang Angkut Kep. BST Kep. RY KP. M, Tmg
SKW I SKW I Staf BST
Kabag Instalasi
Staf Kend. Traktor & Rerrise
Staf P.Tengah & PB
Staf Ketel & Turbin Kabag Pabrikasi Kepala P Spiritus Staf PS Kabag SDM & Umum
Staf legal & Diklat
Staf Personalia
Staf Sekre Umum & Agro
Kabag Pemasaran Staf Pemasaran Kepala SPI Staf SPI
Tabel 4.1. Tugas dan Wewenang PG Madukismo
Bagian Tugas dan Wewenang
Direktur a. Mecarakan tujuan (goal) perusahaan.
b. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan
perusahaan.
c. Menyusun rencana jangka panjang perusahaan.
d. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan
pedoman-pedoman penyusunan penganggaran.
e. Menetapkan rancangan anggaran perusahaan yang
diusulkan