• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Dalam Ruang Lingkup Geisha Menurut Sebuah Film Dokumenter 'The Secret Life of Geisha'.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Dalam Ruang Lingkup Geisha Menurut Sebuah Film Dokumenter 'The Secret Life of Geisha'."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Universitas Kristen Maranatha

芸者 最初 現代 常 連 客

楽 存在

自分 生活 支え 者 要 求

う う

満 存在

関わ 非常

閉鎖的 え 日本

文化 変化 生 芸者 江戸時代

現代 存在

正 真 正 銘

う う

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... i

Daftar isi ... iv

Bab I pendahuluan Perubahan-perubahan dalam ruang lingkup Geisha 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Pembatasan masalah ... 4

1.3Tujuan penelitian ... 4

1.4Metodelogi penelitian ... 4

1.5Organisasi penulisan ... 10

Bab II Landasan Teori Sejarah,tahap pelatihan,dan gaya hidup Geisha 2.1 Sejarah Geisha ... 11

2.2 Tahap Pelatihan Geisha ... 17

2.2.1 Tahap Shikomi ... 18

2.2.2 Tahap Minarai ... 18

2.2.3 Tahap Maiko ... 19

2.2.4 Tahap geisha ... 20

(7)

Universitas Kristen Maranatha Bab III Analisis

Hot Spring Geisha.Punk Geisha,Geisha Eksekutif

3.1 Hot spring Geisha ... 28

3.2 Punk Geisha ... 32

3.3 Geisha Eksekutif ... 35

Bab IV Kesimpulan ... 41

Daftar Pustaka ... 45 Sinopsis

(8)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. DATA PRIBADI

Nama : Henry Sucipto Sukasmin

Tempat/Tanggal Lahir : Ranoyapo MINSEL, 18 Maret 1982

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Alamat : Jl. Budi Luhur 1 No. 1 Setia Budi Bandung

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Ayah : Idris Rudiyanto Sukasmin

Nama Ibu : Ylse Yvonne Waworuntu

2. PENDIDIKAN

1988 – 1994 : Sekolah Dasar GMIM, Amurang

1994 – 1997 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1, Amurang

1997 – 2000 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1, Amurang

2002 – 2010 : Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan-perubahan dalam ruang lingkup Geisha

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Williams (Chris Barker, 2000, Cultural Studies: Theory and

practice, London, SAGE Publications, hal 19), kata culture pertama kali muncul

sebagai kata benda, yaitu cultivation (pembudidayaan), yang berkaitan dengan

proses pertumbuhan tanaman pangan. Selanjutnya pembudayaan itu mengalami

perluasan makna sehingga mencakup hal yang berhubungan dengan jiwa manusia

atau “roh” yang memunculkan ide tentang orang yang berbudi daya (cultivated)

atau berbudaya (cultured).

Pada abad 19 muncul definsi yang lebih antropologis yang

memandang kebudayaan sebagai “keseluruhan cara hidup yang khas” dengan

penekanan pada pengalaman sehari-hari1. Sementara budaya tradisional berarti

sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma

dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun2.

Jepang adalah salah satu negara termaju di dunia, teknologi adalah

obsesinya dan usaha efisiensi negara ini menciptakan perubahan yang sangat

cepat. Seperti yang diketahui bahwa negara ini menomor-satukan hal-hal yang

berbau teknologi sehingga teknologi-teknologi tersebut menyebabkan modernisasi

yang sangat signifikan untuk negara Jepang sendiri. Baik dari media sampai ke

1

Chris Barker,2000, Cultural Studies : Theory and Practice, London, SAGE Publications, hal 20-21 2

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha

pelayanan masyarakat, semuanya mengalami perubahan yang signifikan, hal ini

secara tidak langsung mempengaruhi kebudayaan di negara tersebut, khususnya

pada sebuah kebudayaan yang telah bertahun-tahun ada dan kehadirannya masih

ditemui oleh masyarakat Jepang sendiri. Budaya tersebut adalah Geisha (芸者).

Geisha (芸者) sendiri dianggap menjadi suatu lambang kecantikan dalam

diri wanita Jepang yang menggunakan kimono sambil membawa payung yang

terbuat dari bambu serta pada bagian muka di putihkan, alis di garis tipis, bagian

mulut diberi pewarna agar supaya terlihat menarik dan rambutnya disisir

berbentuk persi. Geisha (芸者) selalu memiliki ciri khas tradisional wanita jepang.

Pada saat perang dunia kedua, Geisha (芸者) diberi tugas untuk menemani para

pejuang Jepang sebelum berperang, para pejuang ini diberi nama pasukan

Kamikaze hal ini bermaksud untuk memberikan dukungan pada para pejuang

tersebut. Menurut pandangan dari orang-orang barat dalam buku karangan

Sumiko Iwao, tertulis bahwa kecantikan seorang wanita Jepang dapat dilihat

ketika wanita tersebut memakai kimono, membawa payung yang dibuat dari

bambu dan berjalan sambil menunduk berada di belakang Danna-nya3.

Pada awalnya keberadaan Geisha (芸者) dinilai rendah oleh masyarakat

Jepang, tapi secara perlahan mereka bisa mengubah status tersebut dan menjadi

terkemuka dalam masyarakat Jepang. Geisha (芸者) pertama kali muncul pada

zaman Edo (tahun 1603-1867)4 dan awalnya mereka adalah pria. Pada mulanya,

fungsi Geisha (芸者) sebagai pelawak panggung yang mengisi acara pada

3

Sumiko Iwao, 1993, Japanese woman : Traditional Image and Changing reality

4

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha

pesta para pelacur eksklusif yang menemani para samurai atau pedagang di

rumah-rumah hiburan.

Walaupun tradisi Geisha (芸 者) masih bertahan, tapi seiring dengan

kemajuan pesat negara Jepang secara tidak langsung terjadi perubahan dalam

ruang lingkup Geisha (芸者) itu sendiri. Sejak kependudukan bangsa Amerika di

Jepang (pada tahun 1860), citra Geisha (芸 者) dinodai oleh bayang-bayang

prostitusi. Ada pihak yang ingin merubah kesan ini tapi beberapa Geisha (芸者)

memanfaatkan situasi ini dan Geisha (芸 者) yang paling terkenal adalah Hot

Spring Geisha (芸 者). Geisha (芸 者) ini dianggap sebagai golongan terendah

dalam hierarki Geisha (芸 者), ini dikarenakan para Geisha (芸 者) tersebut

menjalankan bisnis prostitusi.

Pada saat ini peluang wanita Jepang untuk menjadi seorang Geisha (芸者)

terbilang banyak, tapi hal ini justru sangat sulit untuk rumah-rumah Geisha (芸者)

menemukan seseorang yang benar-benar berdedikasi dalam dunia Geisha (芸者).

Hal ini disebabkan adanya seorang Geisha (芸者) di Tokyo yang bernama Hana

Chan di mana ia memperkenalkan dirinya ke Eropa sebagai Punk Geisha (芸者)

yang pertama. Sementara di Tokyo, dikarenakan desakan untuk bertahan, para

Geisha (芸者) eksekutif Tokyo membuka bar-bar untuk memenuhi selera modern

para pelanggan. Sedangkan di Kyoto, ada seorang warga negara Kanada yang

bernama Peter Mac menjadi pelanggan tetap Geisha (芸 者). Biasanya ia

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha

rumah-rumah teh dan para Geisha (芸 者) tersebut biasanya menemani Peter

berkaraoke atau minum-minum di bar.

Tidak hanya sampai disitu saja, kehidupan para Geisha (芸者) pun telah

berubah dari tradisional menjadi modern bertumpu pada kemajuan tekhnologi

Jepang yang berkembang pesat.

Dengan melihat aspek-aspek Geisha (芸 者) yang ada di film tersebut

sehingga penulis menganggap bahwa ada perubahan-perubahan yang terjadi

dalam ruang lingkup Geisha (芸者) hingga saat ini, sehingga penulis memutuskan

untuk meneliti lebih jauh tentang perubahan-perubahan itu.

1.2Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini dibatasi pada film

dokumenter The Secret Life of Geisha (芸 者) sebagai sumber data utama dan

data-data lain sebagai penambah untuk mempersepsikan perubahan-perubahan

yang terjadi.

1.3Tujuan Penelitian

Untuk menggambarkan bentuk perubahan-perubahan yang terjadi dalam

ruang lingkup Geisha (芸者) yang telah mengakar sampai sekarang ini.

1.4Metodologi Penelitian

Dengan adanya fenomena ini di Jepang, penyusunan skripsi ini penulis

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha

Yunani, yang diambil dari kata phainomenon yang berarti sesuatu yang tampak,

terlihat karena bercahaya, atau disebut “gejala” dalam bahasa Indonesia. Jadi,

fenomenologi merupakan suatu aliran yang membicarakan fenomena atau segala

sesuatu yang menampakan diri. Dalam hal ini, fenomenologi adalah bidang

filsafat yang mempelajari manusia sebagai fenomena. Maksudnya, pengalaman

manusia dihubungkan dengan yang ada di luar benda itu sendiri tanpa perlu

bergantung pada teori, logika, ataupun pendapat subyektif dari aturan-aturan yang

sudah ada sebelumnya.

Kita bisa melihat pengalaman kita sebagai suatu fenomena yang terjadi di

hadapan kita. Pada saat itu kita melihat seperti kejadian biasa tanpa mengaitkan

dengan berbagai bentuk teori, logika ataupun pendapat orang lain yang bersifat

subyektif atau sepihak. Edmund Husserl, seorang ilmuwan Jerman yang dikenal

sebagai Bapak pendiri sebuah pendekatan yang sampai sekarang terkenal dengan

nama “fenomenologi”, memahami fenomenologi sebagai suatu analisis deskriptif

mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman

langsung baik secara religius, moral, estetis, konseptual, serta inderawi.

Perhatian filsafat hendaknya difokuskan pada penyelidikan tentang

Lebenswelt (dunia kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan batiniah)

yang hendaknya menekankan watak intensional kesadaran dan tanpa

mengandaikan praduga-praduga konseptual. Semboyannya yang terkenal adalah

“Zuruck zu den sachen selbst” (kembalilah kepada benda-benda itu sendiri).

Metode ini dimaksudkan untuk melepaskan jalan pikiran dari apa saja yang

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha

terpenting adalah masalah itu sendiri, bukan gagasan tentang hal tersebut. Bagi

Husserl, yang terpenting adalah hasil dari proses yang terjadi bukan proses yang

terjadi. Metode yang negatif disebut Voraussetzungslosigkeit (terjemahan bebas:

kekurangan pengandaian yang mutlak). Dalam kaitan ini, Husserl mendekatkan

diri pada metode yang dikemukakan oleh Descartes, walaupun terdapat

perbedaannya.

Descartes memulainya dengan sikap ragu-ragu, ia menyangkal segala

sesuatu dan ingin memulai proses pemikirannya dari titik yang benar-benar nol.

Husserl ingin memberikan tanda petik pada keraguanya atau memberikan kualitas

dipertanyakan pada objek-objek. Sebagai contoh misalnya: eksistensi objek tidak

esensial bagi objek itu sendiri atau sebuah segitiga akan tetap merupakan segitiga.

Dengan menggunakan kedua metode yang diketengahkan di atas, yang menurut

semboyannya yaitu “kembali kepada hal itu sendiri” dan “kekurangan

pengandaian yang mutlak”, boleh dikatakan ia memulai karyanya dengan tepat.

Ketika ia membicarakan tentang tiga tingkatan kesadaran, di mana pada salah satu

tingkatannya Husserl membicarakan tentang Phenomenologisches Residuum atau

“objek murni” atau “esensi murni”.

Fenomenologi mencoba untuk memahami bahwa masih ada objek-objek

yang berada di dunia ini yang menjadikan hidup lebih jelas dan nyata.5 Seorang

filsuf sekaligus kritikus yang berasal dari Jerman, Martin Heidegger, mengatakan

bahwa untuk dapat mengerti konsep dari fenomenologi, kita perlu menelusuri

masalah dari konsep fenomenologi itu sendiri karena konsep fenomenologi

5

(15)

7 Universitas Kristen Maranatha

memiliki konsep yang bermacam-macam. Akan tetapi, untuk membatasi masalah

tersebut secara kongkrit, kita tidak perlu memotong habis dan mengerti

sepenuhnya dari konsep fenomenologi. Maksudnya untuk dapat mengambil inti

dari faham fenomenologi ini, kita harus mengikuti dan mengerti permasalahan

dari masalah itu karena kita tidak akan bisa mengambil inti permasalahannya.6

(http://phenomenologyonline.cominquiry/49htm)

Fenomenologi merupakan metode dan filsafat. Sebagai metode,

fenomenologi membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga kita

sampai pada fenomena yang murni. Fenomenologi sendiri mempelajari dan

melukiskan ciri-ciri intrinsik fenomen-fenomen sebagaimana fenomen itu sendiri

menyingkapkan diri pada kesadaran. Kita harus bertolak dari subyek (manusia)

serta kesadarannya dan berupaya untuk kembali kepada “Kesadaran Murni”.

Disini, fenomenologi lebih mengutamakan kenyataan yang terlihat

daripada prasangka-prasangka yang dibuat dari pemikiran yang sudah ada. Serta

menjelaskan masalah tersebut secara rasional.

Fenomenologi mempunyai slogan: “kembali pada kenyataan itu sendiri!”. Dengan kata lain tunda dulu semua keputusanmu

tentang kenyataan. Biarlah kenyataan, atau istilah filosofinya, fenomen, mewujudkan kebenarannya sendiri. Misalnya fenomen-fenomen seperti keadilan, cinta, dan simpati. Ketiganya jangan di ukur berdasarkan utilitarianime dan hedonisme (faham yang mengagungkkan kebebasan). Diukur berdasarkan untung rugi, nikmat sakit, dan lain sebagainya. Persahabatan yang tulus tetap sebuah kemungkinan terbuka.

6

(16)

8 Universitas Kristen Maranatha

Hubungan antara objek penelitian (Geisha (芸 者)) dengan metode

fenomenologi dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam ruang lingkup

Geisha (芸者), yang tergambar dalam film dokumenter The secret Life of Geisha (

芸者). Penulis berusaha untuk mengungkapkan penyebab perubahan-perubahan

tersebut sebagai suatu fenomena karena jika dilihat lebih jauh sesuai dengan film

bahwa perubahan-perubahan tersebut memberi pengaruh terhadap citra Geisha (

芸 者) yang sebenarnya. Sesuai dengan data yang didapatkan, Geisha (芸 者)

merupakan suatu profesi yang jauh dari citra negatifnya (prostitusi). Dalam

penelitian ini, melalui metode penelitian fenomenologi penulis berharap dapat

menemukan inti dari permasalahan Geisha (芸者) tersebut.

Dalam kasus ini penulis ingin mencoba menguraikan apakah sumber data

ini valid dengan menggunakan metodelogi fenomenologi ini. Film ini diproduksi

pada tahun 2006 oleh BBC, diarahkan oleh Janice Sutherland, dan produsernya

adalah Anthony Geffen. Film ini diangkat dari buku top seller “Memoirs of

Geisha (芸者)” karya Arthur Golden. The Secret Life of Geisha (芸者) membawa

kita melewati rahasia yang tidak dapat dimasuki, yaitu institusi wanita Jepang

yang terkenal.

Film yang berdurasi hampir dua jam ini menelusuri cerita Geisha (芸者)

dan melihat keaslian Geisha (芸者) di zaman Jepang kuno di mana penuh dengan

latihan yang hebat untuk mencapai status sebagai Geisha (芸 者). Film ini

(17)

9 Universitas Kristen Maranatha

modern Jepang, dan pelayanan seperti apakah yang sebenarnya disediakan oleh

Geisha (芸者).

Penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki apakah ada hubungan sebab

akibat berdasar pada pengamatan yang ada dan mencari fakta yang mungkin

terjadi melalui data-data yang ada.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian ini:

1. Mendefinisikan masalah.

2. Melakukan telaah pustaka.

3. Merumuskan hipotesis

4. Merumuskan asumsi yang mendasari hipotesis serta prosedur yang akan

digunakan.

5. Menyusun rancangan cara pendekatannya:

a. Memilih subyek serta prosedur yang akan digunakan.

b. Memilih teknik yang digunakan untuk pengumpulan data.

c. Menetukan kategori untukpengklasifikasian data yang jelas, sesuai

dengan tujuan studi.

6. Mencari validitas teknik dalam mengumpulkan data dan diinterpretasikan

hasilnya dengan jelas dan cermat.

(18)

10 Universitas Kristen Maranatha 1.5Organisasi Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjabarkan penelitian ke dalam

organisasi penulisan yang dibagi ke dalam beberapa susunan, yaitu:

Bab 1, berisikan: 1.1 Latar Belakang Masalah mengenai sejarah Geisha (

芸者) dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam ruang lingkup Geisha (

者) menurut film dokumenter The Secret Life of Geisha (芸者),1.2 Pembatasan

masalah di mana penelitian ini dibatasi pada film dokumenter sebagai sumber data

utama dan data-data lain sebagai penambah untuk mempersepsikan

perubahan-perubahan yang terjadi. 1.3 Tujuan Penelitian yaitu untuk menggambarkan bentuk

perubahan-perubahan yang terjadi dalam ruang lingkup Geisha (芸者) yang telah

mengakar sampai sekarang ini. 1.4 Metodologi Penelitian di mana peneliti

menggunakan metode fenomenologi sebagai pendukung dari penelitian ini.

Bab II peneliti menggambarkan sejarah Geisha (芸 者) dan tahap-tahap

pelatihan Geisha (芸 者). Sedangkan Bab III menganalisis tradisi-tradisi yang

mengalami perubahan. Bab IV sendiri berisi tentang kesimpulan hasil analisis Bab

III. Organisasi penulisan ini dirancang demikian agar pembaca mudah menelusuri

(19)

43 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Geisha (芸者) adalah wanita yang menghibur pelanggannya dengan

menari,teman ngobrol,dan bermain.tetapi oleh masyarakat dari luar Jepang

mereka menganggap bahwa Geisha (芸者) identik dengan dunia prostitusi, tapi

jika dicermati lagi dari awal bahwa Geisha (芸者) merupakan sebuah profesi yang

menghibur para pelanggan dengan cara melawak pada pesta-pesta pelacur

ekslusif yang menemani para samurai atau para pedagang di rumah-rumah

hiburan. Para Geisha (芸者) ini tidak akan melakukan hubungan intim dengan

sembarang pelanggan mereka hanya akan melakukannya dengan danna atau

penyokong hidupnya. Adapun peran Geisha (芸者) terhadap dannanya yaitu

Geisha (芸者) berperan sebagai istri bagi dannanya, bagi laki-laki yang belum

menikah Geisha (芸者) dapat dianggap sebagi seorang istri, sedangkan bagi yang

sudah menikah Geisha (芸者) dianggap sebagai pelengkap kebutuhan suami, ini

maksudnya adalah Geisha (芸者) sebagai pelengkap kebutuhan yang tidak di

dapat dari istri para laki-laki yang sudah menikah, misalnya kejadian-kejadian

yang terjadi di luar rumah maka hal itu bisa di bicarakan dengan para Geisha

(芸者) tanpa perlu takut jika hal-hal tersebut bisa diketahui oleh istrinya karena

(20)

44 Universitas Kristen Maranatha

Jika hal tersebut dilanggar maka para Geisha (芸者) ini akan mendapatkan

hukuman dari kenban karena telah melanggar peraturan-peraturan yang ada,

adapun peraturan-peraturan tersebut.

Para Geisha (芸者) tidak lagi diperbolehkan untuk meniggalkan tempat

mereka bekerja untuk menghibur orang lain. Mereka hanya boleh meninggalkan

tempat tersebut hanya pada saat tahun baru dan saat festival Obon berlangsung.

Pada hari festival tersebut para Geisha (芸者) harus kembali ke tempatnya pada

pukul 4 sore.

Geisha (芸者) dilarang keras memakai pakaian yang mewah, dan mereka

dibatasi untuk memakai pakaian polos. Kerah pakaian mereka pun harus berwarna

putih, gaya rambut yang sama yang dinamakan gaya rambut shimada. Para Geisha

(芸者) hanya di pebolehkan memakai 3 ornamen pada rambutnya seperti sebuah

sisir, dan dua buah tusuk konde yang berbeda ukuran panjangnya.

Untuk menghindari keakraban dengan para tamu, maka Geisha (芸者) di

pekerjakan dalam sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, para Geisha (芸者) pun

tidak boleh duduk bersebelahan dengan tamunya kecuali jika keadaan yang

mengharuskan Geisha (芸者) harus duduk di sebelah tamunya. Jika Geisha (芸者)

terlalu intim dengan tamunya maka Geisha (芸者) tersebut akan di periksa oleh

kenban dan jika tidak taat pada peraturan maka Geisha (芸者) tersebut akan di

(21)

45 Universitas Kristen Maranatha

Waktu yang di berikan bagi para Geisha (芸者) untuk bekerja di mulai

dari sore hari sampai pada jam sepuluh malam, walaupun waktu kerjanya masih

bisa di tambah sampai tengah malam.

Tapi pada film dokumenter “ The Secret Life Of Geisha (芸者)” sudah

terdapat perubahan-perubahan dimana para Geisha (芸者) sudah tidak berada

pada jalur budaya yang seharusnya di pertahankan sesuai dengan hukum –hukum

yang telah di buat oleh kenban. Hal ini dapat dilihat dari film tersebut dimana para

Geisha (芸者) di Tokyo mendirikan bar untuk memenuhi selera modern para

pelanggannya, Geisha (芸者) yg menghibur pelanggannya tidak di ochaya lagi

tapi biasanya dibawa oleh pelanggannya, kemudian munculnya punk Geisha

(芸者), dan adanya kelompok-kelompok Geisha (芸者) yang memanfaatkan

statusnya untuk menjalankan bisnis profesi. Hal-hal ini kemungkinan besar terjadi

dikarenakan adanya pola hidup barat dimana pemikiran-pemikiran barat telah

mempengaruhi kehidupan di Jepang sehingga tidak dapat dielakkan lagi maka

terjadilah perubahan-perubahan tersebut.

Pada bab III telah dijelskan beberapa perubahan oleh penulis dan salah

satunya adalah seorang perempuan yang bernama Hana Chan yang merubah

image Geisha (芸者)nya dan memperkenalkan dirinya ke dunia barat sebagai

seorang Punk Geisha (芸者). Seperti yang penulis ketahui bahwa orang yang

hidup dengan gaya Punk adalah orang yang hidup dengan menentang kemapanan

yang ada, dengan cara inilah Hana Chan ingin memperkenalkan dirinya dia ingin

(22)

46 Universitas Kristen Maranatha

dengan aturan-aturan yang ada dalam ruang lingkup Geisha (芸者) itu sendiri. Dia

ingin menjalankan hidup Geisha (芸者)nya sesuai dengan yang dia mau.

Sebagai kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah dengan masuknya

budaya barat ke dalam berbagai lapisan masyarakat di Jepang maka tidak bisa

dihindari juga bahwa ruang lingkup Geisha (芸者) ini bisa terpengaruh juga tetapi

menurut penulis bahwa bisa atau tidak bisanya dipertahankan kebudayaan ini

dengan baik kembali lagi kepada individu-individu sebagai pelaku kegiatan

budaya khusunya dalam dunia budaya dan seni Geisha (芸者) itu sendiri. Karena

mereka merupakan dasar atau fundamental dari budaya ini dapat tetap bergerak

pada jalurnya dengan baik, dapat tetap mempertahankan nilai-nilai budayanya

dalam bentuk apapun dari pengaruh-pengaruh budaya barat khususnya pengaruh

yang dapat membawa ke arah negatif.

Sebagai kata penutup bahwa Geisha (芸者) baik dari mulanya sampai

sekarang merupakan penghibur bagi pelanggannya sekaligus menjadi seorang

pelengkap kebutuhan bagi para penyokong hidupnya tapi tak lepas dari itu Geisha

(芸者) merupakan penghibur sejati yang ada sejak zaman edo sampai sekarang

walaupun telah terjadi perubahan-perubahan dalam pejalanan sejarah budaya

(23)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2000, Cultural Studies: Theory and Practice, SAGE Publications, London

Dalby, Liza, 2000, The Life of Geisha, Tuttle

Kodansha, 1993; Japan an Illustrated Encyclopedia, 446

Fenomenologi, http://Wikipedia.org/wiki/fenomenologi

Fenomenologi, http://phenomenologyonline.com/inquiry/49.htm

Prabasmoro, Aquarini Priyatna, 2006, Kajian Budaya Feminis (Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop), Jalansutra

The Secret Life of Geisha, BBC World Wide Limited, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “ KAJIAN PRODUKSI KOPI ROBUSTA (Coffea robusta Lindl.) PADA BEBERAPA KETINGGIAN KETINGGIAN , KEMIRINGAN LERENG DAN JENIS

Pengujian terhadap pengaruh variabel pergantian manajemen telah dilakukan oleh Pratini dan Astika (2013) yang menemukan bukti empiris bahwa pergantian

formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan. Adapun Kabupaten dengan cakupan paling rendah adalah: (1) Nagan

 Saling tukar informasi tentang : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring balok dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya

Benar – benar yang bersangkutan bekerja di Anugrah Motor dengan penghasilan rata-rata Rp4.800.000(Empat juta delapan ratus ribu rupiah) Per bulan.. Demikian surat keterangan ini

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 58.10/POKJA II-ULP/2015 Tanggal 14 September 2015 tentang Penetapan Pemenang untuk pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Bangunan

Out of total appropriation of US$23.9 million, an amount of US$0.27 million was spent as cash expenditure while an amount of US$9.68 million was committed/obligated making

mempergunakan 7 termoelektrik dengan rangkaian seri, (b) mengetahui pengaruh debit aliran air terhadap selisih suhu antara sisi panas dan suhu sisi dingin dari peralatan