• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis unjuk kerja RIP dan OSPF pada topologi sederhana dan topologi kompleks.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis unjuk kerja RIP dan OSPF pada topologi sederhana dan topologi kompleks."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Selain protokol, topologi juga sangat berpengaruh terhadap pengiriman data. Karena suatu jalur (topologi) sangat penting dalam proses pengiriman data, apakah data sampai dengan cepat atau lambat, apakah data sampai dengan utuh atau data tersebut rusak atau bahkan tidak sampai sama sekali.

(2)

ABSTRACT

Besides the protocol, topology also affects the delivery of data. Because of a track (topology) is very important in the process of sending data, whether the data will arrive sooner or later, whether data will be safely delivered or the data is corrupted or not even make it at all.

(3)

Analisis Unjuk Kerja RIP dan OSPF

pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks

Skripsi

Untuk memenuhi syarat salah satu kelulusan Program Sarjana (S1)

Teknik Informatika

Disusun oleh :

Leonhard Ryand Argenta

105314085

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

Analysis of RIP and OSPF Performance

on Simple Topology and Complex Topology

Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree

In Informatics Engineering

By :

Leonhard Ryand Argenta

105314085

INFORMATION ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS UNJUK KERJA RIP DAN OSPF

PADA TOPOLOGI SEDERHANA DAN TOPOLOGI KOMPLEKS

Disusun Oleh : Leonhard Ryand Argenta

105314085

Telah disetujui oleh :

Pembimbing,

(6)

ii

SKRIPSI

Analisis Unjuk Kerja RIP dan OSPF

pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Leonhard Ryand Argenta

NIM : 105314085

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal…...….. dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Bambang Soelistijanto, Ph.D ……….

Sekretaris H. Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ..………

Anggota

Yogyakarta, ……….. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus, terima kasih atas segala berkat pencerahan yang Engkau berikan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Keluarga terkasih, Bapak, Ibu, adik-adik, terima kasih atas dukungan doa dan semangatnya.

Pakdhe Alip dan keluarga, terima kasih atas diberikannya kesempatan kuliah.

(8)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juli 2016

(9)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Leonhard Ryand Argenta

NIM : 105314085

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Analisis Unjuk Kerja RIP dan OSPF pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal: 9 Juli 2016 Yang menyatakan,

(10)

vi

ABSTRAK

Selain protokol, topologi juga sangat berpengaruh terhadap pengiriman data. Karena suatu jalur (topologi) sangat penting dalam proses pengiriman data, apakah data sampai dengan cepat atau lambat, apakah data sampai dengan utuh atau data tersebut rusak atau bahkan tidak sampai sama sekali.

(11)

vii

ABSTRACT

Besides the protocol, topology also affects the delivery of data. Because of a track (topology) is very important in the process of sending data, whether the data will arrive sooner or later, whether data will be safely delivered or the data is corrupted or not even make it at all.

(12)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapa menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Unjuk Kerja RIP dan OSPF pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks” ini dengan baik sebagai salah satu mata kuliah wajib dan merupakan syarat akademik pada jurusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dan pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik selama penelitian maupun saat

pengerjaan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan di antaranya kepada :

1. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M. Kom., sebagai dosen pembimbing tugas akhir.

2. Orang tua yang tak henti-hentinya mendukung dan memberikan doa. 3. Teman seperjuangan.

Akhirnya penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun dalam materi yang penulis sajikan. Mengingat kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak akan sangat membantu demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Penulis

(13)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

1.5 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II ... 4

(14)

x

2.1 Pengertian Protokol ... 4

2.2 Pengertian Routing ... 4

2.2.1 Static Routing ... 5

2.2.2 Default Routing ... 5

2.2.3 Dynamic Routing ... 5

2.2.3.1 RIP (Routing Information Protocol) ... 5

2.2.3.2 OSPF (Open Shortest Path First) ... 6

2.3 Topologi Jaringan ... 7

2.3.1 Topologi Bus ... 7

2.3.2 Topologi Ring ... 8

2.3.3 Topologi Star ... 8

2.3.4 Topologi Mesh dan Full Connected ... 9

2.3.5 Topologi Hybrid ... 9

2.4 IP Address Versi 4 ... 10

BAB III ... 11

METODOLOGI PENELITIAN ... 11

3.1 Perancangan Topologi ... 11

3.2 Penjelasan Topologi ... 12

3.3 Kebutuhan Perangkat ... 13

3.4 Langkah untuk memperoleh hasil ... 13

3.4.1 Studi Literatur ... 13

3.4.2 Langkah Pengujian ... 13

(15)

xi

3.4.4 Penulisan Laporan ... 14

BAB IV ... 16

HASIL DAN ANALISIS ... 16

4.1 Perangkat yang digunakan. ... 16

4.2 Langkah-langkah untuk mendapatkan data ... 16

4.2.1 Desain ... 16

4.2.2 Konfigurasi Network dan IP Address ... 18

4.2.2.1 Konfigurasi IP Address ... 18

4.2.2.2 Konfigurasi Protocol Network ... 20

4.3 Pengujian ... 49

4.3.1 Skenario Pengujian... 49

4.3.2 Langkah Pengujian ... 50

4.3.3 Hasil Pengujian ... 55

4.3.3.1 Topologi Sederhana ... 55

4.3.3.2 Topologi Kompleks ... 59

4.4 Analisis ... 64

BAB V ... 66

Kesimpulan dan Saran... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Desain topologi sederhana ... 11

Gambar 3. 2 Desain topologi kompleks ... 12

Gambar 4.2. 1 Topologi sederhana beserta network dan ip ... 17

Gambar 4.2. 2 Topologi Kompleks beserta network dan ip ... 18

Gambar 4.2. 3 ... 19

Gambar 4.2. 9 Konfigurasi ip address Router0 ... 22

Gambar 4.2. 10 Konfigurasi ip address Router1 ... 22

Gambar 4.2. 11 Konfigurasi ip address Router2 ... 23

Gambar 4.2. 12 Konfigurasi ip address Router3 ... 23

Gambar 4.2. 13 Konfigurasi ip address Router4 ... 24

Gambar 4.2. 14 Konfigurasi PC0 ... 25

Gambar 4.2. 15 Konfigurasi PC1 ... 25

Gambar 4.2. 16 Konfigurasi PC2 ... 26

Gambar 4.2. 17 Konfigurasi PC3 ... 27

Gambar 4.2. 18 Konfigurasi network RIP Router0 ... 27

Gambar 4.2. 19 Konfigurasi network RIP Router1 ... 27

Gambar 4.2. 20 Konfigurasi network RIP Router2 ... 28

Gambar 4.2. 21 Konfigurasi network RIP Router3 ... 28

Gambar 4.2. 22 Konfigurasi network RIP Router4 ... 28

Gambar 4.2. 23 Konfigurasi network OSPF Router0 ... 29

(17)

xiii

Gambar 4.2. 25 Konfigurasi network OSPF Router2 ... 29

Gambar 4.2. 26 Konfigurasi network OSPF Router3 ... 30

Gambar 4.2. 27 Konfigurasi network OSPF Router4 ... 30

Gambar 4.2. 28 Konfigurasi ip address Router1 ... 31

Gambar 4.2. 29 Konfigurasi ip address Router2 ... 31

Gambar 4.2. 30 Konfigurasi ip address Router3 ... 32

Gambar 4.2. 31 Konfigurasi ip address Router4 ... 33

Gambar 4.2. 32 Konfigurasi ip address Router5 ... 33

Gambar 4.2. 33 Konfigurasi ip address Router6 ... 34

Gambar 4.2. 34 Konfigurasi ip address Router7 ... 35

Gambar 4.2. 35 Konfigurasi ip address Router8 ... 35

Gambar 4.2. 36 Konfigurasi ip address Router9 ... 36

Gambar 4.2. 37 Konfigurasi ip address Switch0 ... 36

Gambar 4.2. 38 Konfigurasi ip address Switch1 ... 36

Gambar 4.2. 39 Konfigurasi ip address Switch2 ... 37

Gambar 4.2. 40 Konfigurasi ip address Switch3 ... 37

Gambar 4.2. 41 Konfigurasi PC0 ... 38

Gambar 4.2. 42 Konfigurasi PC1 ... 38

Gambar 4.2. 43 Konfigurasi PC2 ... 39

Gambar 4.2. 44 Konfigurasi PC3 ... 40

Gambar 4.2. 45 Konfigurasi PC4 ... 40

Gambar 4.2. 46 Konfigurasi PC5 ... 41

Gambar 4.2. 47 Konfigurasi PC6 ... 42

Gambar 4.2. 48 Konfigurasi PC7 ... 42

Gambar 4.2. 49 Konfigurasi Server0 ... 43

Gambar 4.2. 50 Konfigurasi Server1 ... 44

Gambar 4.2. 51 Konfigurasi network RIP Router1 ... 44

Gambar 4.2. 52 Konfigurasi network RIP Router2 ... 44

(18)

xiv

Gambar 4.2. 54 Konfigurasi network RIP Router4 ... 45

Gambar 4.2. 55 Konfigurasi network RIP Router5 ... 45

Gambar 4.2. 56 Konfigurasi network RIP Router6 ... 45

Gambar 4.2. 57 Konfigurasi network RIP Router7 ... 46

Gambar 4.2. 58 Konfigurasi network RIP Router8 ... 46

Gambar 4.2. 59 Konfigurasi network RIP Router9 ... 46

Gambar 4.2. 60 Konfigurasi network OSPF Router1 ... 46

Gambar 4.2. 61 Konfigurasi network OSPF Router2 ... 47

Gambar 4.2. 62 Konfigurasi network OSPF Router3 ... 47

Gambar 4.2. 63 Konfigurasi network OSPF Router4 ... 47

Gambar 4.2. 64 Konfigurasi network OSPF Router5 ... 48

Gambar 4.2. 65 Konfigurasi network OSPF Router6 ... 48

Gambar 4.2. 66 Konfigurasi network OSPF Router7 ... 48

Gambar 4.2. 67 Konfigurasi network OSPF Router8 ... 49

Gambar 4.2. 68 Konfigurasi network OSPF Router9 ... 49

Gambar 4.3. 1 Simulation Panel ... 51

Gambar 4.3. 2 Setting pengiriman paket ... 52

Gambar 4.3. 3 Paket berjalan pada topologi sederhana ... 53

Gambar 4.3. 4 Paket berjalan pada topologi kompleks ... 53

Gambar 4.3. 5 Tanda paket telah terkirim pada topologi sederhana ... 54

Gambar 4.3. 6 Tanda paket telah terkirim pada topologi kompleks ... 55

Gambar 4.3. 7 Grafik rata-rata waktu protokol ... 58

Gambar 4.3. 8 Grafik selisih waktu kedua protokol ... 59

Gambar 4.3. 9 Grafik rata-rata waktu protokol ... 63

(19)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel catatan waktu protokol ... 14

Tabel 2 Tabel rata-rata waktu protokol ... 14

Tabel 3 Tabel selisih waktu kedua protokol ... 15

Tabel 4.3. 1 Catatan waktu paket 5000bit ... 55

Tabel 4.3. 2 Catatan waktu paket 10000bit ... 56

Tabel 4.3. 3 Catatan waktu paket 14000bit ... 57

Tabel 4.3. 4 Tabel rata-rata waktu protokol ... 57

Tabel 4.3. 5 Tabel selisih waktu kedua protokol ... 58

Tabel 4.3. 6 Catatan waktu paket 5000bit ... 59

Tabel 4.3. 7 Catatan waktu paket 10000bit ... 60

Tabel 4.3. 8 Catatan waktu paket 14000bit ... 61

Tabel 4.3. 9 Tabel rata-rata waktu protokol ... 62

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bagi manusia, komunikasi sangat diperlukan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Begitu pula dengan perangkat teknologi seperti komputer, yang disebut dengan komunikasi data. Dengan adanya komunikasi data, pertukaran informasi menjadi jauh lebih mudah dan dapat dilakukan dengan cepat. Untuk dapat saling berkomunikasi manusia menetapkan aturan agar mudah dipahami yaitu bahasa, begitu pun komputer. Namun, dalam komputer yang dibutuhkan adalah protokol yang akan menyepakati aturan-aturan berkomunikasi.

Semakin besar suatu jaringan, maka manajemen jaringan semakin juga semakin lebih kompleks dan rumit. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen jaringan dan proses routing yang tepat untuk menentukan jalur tercepat atau terdekat dalam mengirimkan paket-paket data sampai ke tujuannya (Silk, dkk, 2011).

Routing tersebut ada berbagai macam jenisnya, dan dalam penelitian

(21)

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja 2 buah routing protokol RIP dan OSPF pada topologi sederhana dan topologi kompleks.

1.3Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan

routing RIP dan OSPF pada topologi sederhana dan topologi kompleks.

1.4Batasan Masalah

1) Menggunakan software Cisco Packet Tracer 5.3. 2) Menggunakan PC/Laptop dengan minimum RAM 1Gb.

3) Pengujian yang dilakukan hanya untuk mengetahui besarnya waktu tempuh paket yang dikirimkan sehingga hanya digunakan metode PING. 4) Paket yang dikirimkan menggunakan sistem paket minimum, sedang, dan

maksimum yaitu 5000bit, 10000bit, dan 14000bit.

5) Pada topologi sederhana paket dikirimkan ke setiap PC, sedangkan pada topologi kompleks hanya menggunakan 3 sample namun mewakili topologi secara keseluruhan.

6) Menggunakan IPv4 dalam pengkonfigurasian network. 7) Pada OSPF tidak menggunakan sistem area.

8) Pengujian tanpa menggunakan constant delay.

1.5Sistematika Penulisan

Adapun untuk sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

(22)

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas tentang landasan teori dan pengertian dari routing, protokol, dan topologi beserta macamnya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian dan perancangan routing protokol.

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS

Pada bab ini akan menjelaskan tentang cara pengujian dan hasil pengujian yang telah direalisasikan.

BAB V : PENUTUP

(23)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Protokol

Protokol merupakan himpunan aturan-aturan yang memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dengan komputer lain. Aturan-aturan ini meliputi tatacara bagaimana agar komputer bisa saling berkomunikasi; biasanya berupa bentuk (model) komunikasi, waktu (saat berkomunikasi), barisan (traffic saat berkomunikasi), pemeriksaan error saat transmisi data, dan lain-lain.

Bila dicontohkan dengan komunikasi verbal pada manusia, maka protokol adalah aturan-aturan yang disepakati bersama antara orang yang saling berbicara. Kesepakatan itu bisa berupa bahasa yang digunakan (agar pemahaman bisa sama), ruang dan waktu atau tempat yang digunakan untik berkomunikasi. Kalau berjauhan maka media apa yang bisa membantu untuk memperlancar komunikasi. Yang penting kita bisa saling mengerti maksud yang disampaikan, dan memahami tujuan yang diinginkan.

2.2Pengertian Routing

Merupakan proses pengiriman data dari satu host dalam suatu network ke host dalam network lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Tabel routing merupakan tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari interface router yang lain sehingga router yang satu dengan yang lainnya bisa berkomunikasi. Routing table hanya member informasi sedangkan

(24)

router hanya tahu cara menghubungkan network atau subnet yang terhubung

langsung dengan router tersebut.

2.2.1 Static Routing

Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing

table secara manual. Static routing tidak akan pernah merubah informasi yang ada pada tabel routing secara otomatis, sehingga administrator harus melakukan perubahan secara manual apabila topologi jaringan berubah.

2.2.2 Default Routing

Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak sama dengan routing yang ada dalam tabel routing. Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik internet dan secara aktual menggunakan format destination

address = 0.0.0.0/0 gateway = x.x.x.x

2.2.3 Dynamic Routing

Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic

routing merupakan metode yang paling umum digunakan. Karena jika

menggunakan metode static routing maka harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang

administrator. Dengan menggunakan metode static routing, router

membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan dengan dynamic routing dapat dikonfiurasi seminimal mungkin.jadi sangat dimungkinkan metode dynamic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protokol yang digunakan.

2.2.3.1 RIP (Routing Information Protocol)

RIP termasuk dalam protokol dengan algoritma routing

(25)

sederhana, dimana iterasi (pengulangan) terus berlanjut sampai tidak ada lagi pertukaran informasi antar-router hingga iterasi berhenti dengan sendirinya. Distance vector ini sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh RE. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson.

Setiap router dengan algoritma distance-vector, ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudian mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distance-vector, kemudian menambahkannya dengan metric link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam

entri forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik.

Informasi routing setelah penambahan metric kemudian dikirim lagi ke seluruh interface router, dan ini dilakukan selang waktu tertentu. Demikian seterusnya sehingga seluruh

router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.

2.2.3.2 OSPF (Open Shortest Path First)

(26)

menghitung route yang lebih akurat daripada menggunakan protokol distance-vector.

Prinsip link-state routing sangat sederhana. Sebagai pengganti menghitung route terbaik dengan cara terdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua

route yang terbaik dari peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan

dalam sebuah basis data dan setiap record dalam basis data tersebut menyatakan sebuah link dari jaringan. Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link.

Karena setiap router perlu memiliki peta jaringan yang menggambarkan kondisi terakhir topologi jaringan yang lengkap, setiap perubahan dalam jaringan harus diikuti perubahaan dalam basis data link-state yang terletak disetiap router. Perubahan status link yang dideteksi router akan mengubah basis data link-state router tersebut, kemudian

router mengirimkan perubahan tersebut ke router-router lain.

2.3 Topologi Jaringan

Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antarkomputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor,

Ethernet card, dan perangkat pendukung lainnya.

2.3.1 Topologi Bus

Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup, dimana di sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel dengan topologi ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi.

(27)

Murah, karena tidak memakai banyak media dan kabel yang dipakai banyak tersedia di pasaran.

Setiap komputer dapat saling berhubungan secara langsung. Kerugian:

Sering terjadi hang/crass talk, yaitu bila lebih dari satu pasang memakai jalur di waktu yang sama harus bergantian atau ditambah relay.

2.3.2 Topologi Ring

Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi

node-node. Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat

menghindarkan terjadinya collision sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.

Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju komputer yang dituju.

Keuntungan topologi ring:

Kegagalan koneksi akibat gangguan media dapat diatasi lewat jalur lain yang masih terhubung.

Penggunaan sambungan point to point membuat transmission

error dapat diperkecil.

Kerugian:

Data yang dikirim bila memalui banyak komputer, transfer data menjadi lambat.

2.3.3 Topologi Star

(28)

diteruskan ke node (station) tujuan. Jika salah satu segmen kabel putus, jaringan lain tidak akan terputus.

Keuntungan:

Akses ke station lain (client atau server) cepat.

Dapat menerima workstation baru selama port di central node (hub/switch) tersedia.

Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.

Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk menambah

jumlah station yang terkoneksi di jaringan.

User dapat lebih banyak disbanding topologi bus maupun ring.

Kerugian:

Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, maka semua komunikasi akan ditunda, dan koneksi akan dilanjutkan dengan cara random, apabila hub/switch mendeteksi tidak ada jalur yang sedang dipergunakan oleh node lain.

2.3.4 Topologi Mesh dan Full Connected

Topologi ini menerapkan hubungan antarcentral secara penuh. Jumlah saluran yang harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah jumlah central dikurangi 1 (n-1, n = jumlah central). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah

central yang terpasang. Disamping kurang ekonomis juga relative

mahal dalam pengoperasiannya.

2.3.5 Topologi Hybrid

(29)

2.4 IP Address Versi 4

IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah bilangan 32bit yang tiap 8bit-nya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format

IP address dapat berupa bentuk biner

(xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner 0 atau 1). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik. Bentuk ini dikenal dengan dotted decimal (xxx.xxx.xxx.xxx dimana x merupakan nilai dari 1 oktet yag berasal dari 8 bit).

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan mengalokasikan IP address dalam notasi

Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk

menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik disebut juga dengan Network Prefix. Dalam menuliskan network

prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring (slash) “/” diikuti

dengan angka yang menunjukkan panjang network ini dalam bit.

Jika satu blok IP address (202.91.8/26) dialokasikan untuk sejumlah

(30)

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Perancangan Topologi

Topologi yang akan digunakan pada penelitian ini:

 TopologiSederhana

Topologi pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah topologi sederhana yang hanya menggunakan 2 device yaitu router dan PC.

(31)

 Topologi Kompleks

Sedang topologi kedua yang digunakan adalah topologi kompleks dengan menambahkan 2 device lainnya sehingga akan tersusun oleh

router, PC, switch, dan server.

Gambar 3. 2 Desain topologi kompleks 3.2Penjelasan Topologi

- Suatu jaringan sederhana dapat terbentuk hanya dengan menggunakan

router dan PC, sedang penambahan switch dan server maupun device lain

(32)

- Untuk menghubungkan antar router menggunakan kabel serial, router dengan PC menggunakan kabel ethernet cross-over, router dengan switch menggunakan kabel ethernet straight-throught, lalu switch dengan

PC/server juga menggunakan kabel ethernet straight-throught.

- IP yang digunakan disini adalah IP Address berdasarkan teknik subnetting IPv4. Hal itu dikarenakan RIP hanya dapat menggunakan IPv4.

3.3Kebutuhan Perangkat

Perangkat yang digunakan:

Satu buah PC atau Netbook dengan minimum RAM 1Gb

Software Cisco Packet Tracer 5.3 atau yang terbaru.

3.4Langkah untuk memperoleh hasil 3.4.1 Studi Literatur

Protokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop, sedangkan protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang lebih besar.

3.4.2 Langkah Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara mengirimkan paket dari suatu PC ke

PC/Server lain sesuai dengan besaran paketnya untuk mendapatkan

perbandingan yang dapat dianalisis.

3.4.3 Analisis Hasil Pengujian

(33)

3.4.4 Penulisan Laporan

Ada 3 jenis tabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, 1 tabel untuk mencatat waktu tempuh protokol sedangkan 2 lainnya sebagai hasil dari tabel catatan waktu tersebut. Kemudian dari 2 tabel tersebut akan dibuat grafik yang akan menujukkan kinerja dari protokol RIP dan OSPF.

1. Tabel Catatan Waktu Protokol

Tabel ini nanti akan diisi dengan waktu tempuh pengiriman paket sesuai dengan besaran paketnya

Tabel 1 Tabel catatan waktu protokol

Source IP (PC) Destination IP (PC) Time (second)

RIP OSPF

2. Tabel Rata-rata Waktu Protokol

Tabel ini berisi perhitungan rata-rata dari seluruh waktu tempuh pengiriman paket berdasarkan besaran paketnya.

Tabel 2 Tabel rata-rata waktu protokol

Packet Send (bit) Average (second)

RIP OSPF

(34)

3. Tabel Selisih Waktu Kedua Protokol

Tabel ini berisi selisih waktu rata-rata kedua protokol berdasarkan besaran paket.

Tabel 3 Tabel selisih waktu kedua protokol

Packet Send (bit) Difference (sec)

5000 10000 14000

4. Grafik

(35)

16

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Perangkat yang digunakan.

Untuk melakukan uji analisis ini, alat yang dibutuhkan penulis berupa

software yang bernama Cisco Packet Tracer 5.3 yang kemudian harus

di-install pada perangkat PC/Laptop.

4.2 Langkah-langkah untuk mendapatkan data 4.2.1 Desain

Setelah proses install selesai, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mendesain topologi jaringan dan menetapkan network dan ip

address masing-masing perangkat.

 Topologi Sederhana

Pada topologi ini hanya terdapat 2 perangkat, yaitu router dan

(36)

Gambar 4.2. 1 Topologi sederhana beserta network dan ip

 Topologi Kompleks

(37)

Gambar 4.2. 2 Topologi Kompleks beserta network dan ip

4.2.2 Konfigurasi Network dan IP Address

Konfigurasi pada setiap perangkat yang digunakan untuk uji analisis ini sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran proses pengiriman paket data, karena jika konfigurasi tidak dilakukan dengan benar maka tidak akan terbentuk suatu jaringan yang saling terhubung satu dengan yang lain.

Apabila diberikan rincian maka sebagai berikut.

4.2.2.1Konfigurasi IP Address

(38)

ethernet yang mana. Dan jangan lupa sertakan subnet mask dari

ip tersebut, yaitu 255.255.255.x

Langkah konfigurasi ip address

Klik pada router yang akan dikonfigurasikan Muncul window router, kemudian pilih tab CLI

Mulai dengan mengetik “enable” untuk masuk kedalam pemograman router.

Gambar 4.2. 3

Untuk mengkonfigurasi ip, masuk ke “configure terminal” kemudian “interface se0/0/0” atau “interface fa0/0”.

Tergantung letak network tersebut ada pada kabel serial atau kabel ethernet.

Gambar 4.2. 4

(39)

no shutdown” digunakan agar ip tersebut tidak

berubah/mati ketika window router di close dan tetap hidup.

Sedang pada Switch langkahnya sama hanya saja yang dikonfigurasi adalah kabel lan.

Gambar 4.2. 6

4.2.2.2Konfigurasi Protocol Network

Dalam mengkonfigurasi suatu protokol, network tersebut harus terhubung langsung dengan router yang bersangkutan. Dan yang harus dikonfigurasi adalah router karena router-lah yang membentuk suatu jaringan.

 RIP

Untuk membuat suatu jaringan RIP, tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan.

(40)

Gambar 4.2. 7

 OSPF

Dalam mengkonfigurasi protokol OSPF hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan wildcard, karena dalam OSPF tidak mengenal penggunaan subnet mask. Setelah penulisan wildcard dilanjutkan dengan peletakkan area network tersebut. Karena pengujian ini hanya membahas kinerja 2 protokol saja, maka area tidak terlalu difokuskan sehingga hanya menggunakan 1 area saja yaitu area 0.

Wildcard merupakan kebalikan dari subnet mask yaitu

0.0.0.x

 Mulai “configure terminal” kemudian ketik “router ospf 1” dan tulis network yang bersangkutan.

Gambar 4.2. 8

Angka 1 setelah penulisan ospf hanyalah sekedar angka dan tidak memiliki artian lebih, bisa 50 maupun 99.

Berikut adalah keseluruhan konfigurasi kedua protokol dalam 2 topologi.

 Topologi Sederhana

(41)

Router0 terhubung dengan 3 kabel serial sehingga hanya perlu mengkonfigurasi interface sx/x/x.

Gambar 4.2. 9 Konfigurasi ip address Router0

240 merupakan hasil dari prefix /28 karena didapat berdasar perhitungan 256-(2^(32-28))

2) Router1

Router1 terhubung dengan 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 interface yang perlu

dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x dan interface fax/x.

Gambar 4.2. 10 Konfigurasi ip address Router1

240 merupakan hasil dari prefix /29 karena didapat berdasar perhitungan 256-(2^(32-29)).

3) Router2

Router2 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

(42)

Gambar 4.2. 11 Konfigurasi ip address Router2

224 merupakan hasil dari prefix /27 karena didapat berdasar perhitungan 256-(2^(32-27)).

4) Router3

Router3 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x dan interface fax/x.

(43)

5) Router4

Router4 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x dan interface fax/x.

Gambar 4.2. 13 Konfigurasi ip address Router4

6) PC0

PC0 terletak pada network 201.11.0.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 201.11.0.3, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC0 yaitu 201.11.0.1, sedangkan DNS

(44)

Gambar 4.2. 14 Konfigurasi PC0

7) PC1

PC1 terletak pada network 192.31.21.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 192.31.21.3, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC1 yaitu 192.31.21.2, sedangkan DNS

Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 15 Konfigurasi PC1

8) PC2

PC2 terletak pada network 198.133.31.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 198.133.31.3, kemudian tekan tombol

(45)

sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC2 yaitu 198.133.31.2, sedangkan DNS

Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 16 Konfigurasi PC2

9) PC3

PC3 terletak pada network 192.135.11.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 192.135.11.3, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC3 yaitu 192.135.11.2, sedangkan DNS

(46)

Gambar 4.2. 17 Konfigurasi PC3

b. Konfigurasi Network RIP 1) Router0

Router0 terhubung oleh 3 kabel serial sehingga terdapat 3 network.

Gambar 4.2. 18 Konfigurasi network RIP Router0

2) Router1

Router1 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network.

Gambar 4.2. 19 Konfigurasi network RIP Router1

3) Router2

Router2 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

(47)

Gambar 4.2. 20 Konfigurasi network RIP Router2

4) Router3

Router3 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network.

Gambar 4.2. 21 Konfigurasi network RIP Router3

5) Router4

Router1 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network.

Gambar 4.2. 22 Konfigurasi network RIP Router4

c. Konfigurasi Network OSPF 1) Router0

Router0 terhubung oleh 3 kabel serial sehingga terdapat 3 network, sertakan juga wildcard dan area. Untuk

(48)

Gambar 4.2. 23 Konfigurasi network OSPF Router0

2) Router1

Router1 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 24 Konfigurasi network OSPF Router1

3) Router2

Router2 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 25 Konfigurasi network OSPF Router2

15 didapat dari 255-240 7 didapat dari 255-248 31 didapat dari 255-224

Rumus sederhananya: akhiran subnet mask-hasil

(49)

4) Router3

Router3 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 26 Konfigurasi network OSPF Router3

5) Router4

Router4 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 27 Konfigurasi network OSPF Router4

 Topologi Kompleks

a. Konfigurasi IP Address 1) Router1

Router1 terhubung dengan 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 interface yang perlu

(50)

Gambar 4.2. 28 Konfigurasi ip address Router1

2) Router2

Router2 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x dan interface fax/x.

Gambar 4.2. 29 Konfigurasi ip address Router2

3) Router3

Router3 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

(51)

Gambar 4.2. 30 Konfigurasi ip address Router3

4) Router4

Router4 terhubung dengan 2 kabel serial dan 2 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

(52)

Gambar 4.2. 31 Konfigurasi ip address Router4

5) Router5

Router5 terhubung semua dengan 3 kabel serial sehingga hanya terdapat 1 interface yang perlu dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x.

(53)

6) Router6

Router6 terhubung semua dengan 2 kabel serial sehingga hanya terdapat 1 interface yang perlu dikonfigurasi yaitu interface fax/x.

Gambar 4.2. 33 Konfigurasi ip address Router6

7) Router7

Router4 terhubung dengan 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga tetap terdapat 2 interface yang perlu

(54)

Gambar 4.2. 34 Konfigurasi ip address Router7

8) Router8

Router8 terhubung dengan 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 interface yang perlu

dikonfigurasi yaitu interface sx/x/x dan interface fax/x.

Gambar 4.2. 35 Konfigurasi ip address Router8

9) Router9

Router9 terhubung dengan 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 interface yang perlu

(55)

Gambar 4.2. 36 Konfigurasi ip address Router9

10)Switch0

Switch0 terhubung dengan 3 kabel ethernet, namun hanya perlu mengkonfigurasi 1 interface saja. Bukan

interface fax/x melainkan interface vlan1.

Gambar 4.2. 37 Konfigurasi ip address Switch0

11)Switch1

Switch1 juga terhubung dengan 3 kabel ethernet, namun hanya perlu mengkonfigurasi 1 interface saja. Bukan interface fax/x melainkan interface vlan1.

(56)

12)Switch2

Switch2 terhubung dengan 3 kabel ethernet, namun hanya perlu mengkonfigurasi 1 interface saja. Bukan

interface fax/x melainkan interface vlan1.

Gambar 4.2. 39 Konfigurasi ip address Switch2

13)Switch3

Switch3 juga terhubung dengan 3 kabel ethernet, namun hanya perlu mengkonfigurasi 1 interface saja. Bukan interface fax/x melainkan interface vlan1.

Gambar 4.2. 40 Konfigurasi ip address Switch3

14)PC0

PC0 terhubung pada switch dengan network

211.75.30.0/29 sehingga ip addres-nya menjadi 211.75.30.4, kemudian tekan tombol tab/klik pada subnet

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

(57)

bukan ip address pada Switch0 yaitu 211.75.30.1, sedangkan DNS Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 41 Konfigurasi PC0

15)PC1

PC1 juga terhubung pada switch dengan network 211.75.30.0/29 sehingga ip addres-nya menjadi 211.75.30.5, kemudian tekan tombol tab/klik pada subnet

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

sehingga yang perlu dituliskan adalah ip address router yang terhubung langsung dan yang 1 network dengan PC1 bukan ip address pada Switch0 yaitu 211.75.30.1, sedangkan DNS Server dibiarkan kosong saja.

(58)

16)PC2

PC2 terletak pada network 207.11.2.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 207.11.2.4, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC2 yaitu 207.11.2.1, sedangkan DNS

Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 43 Konfigurasi PC2

17)PC3

PC3 terletak pada network 202.10.0.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 202.10.0.4, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC3 yaitu 202.10.0.3, sedangkan DNS

(59)

Gambar 4.2. 44 Konfigurasi PC3

18)PC4

PC4 terhubung pada switch dengan network

192.135.11.0/29 sehingga ip addres-nya menjadi 192.135.11.4, kemudian tekan tombol tab/klik pada subnet

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

sehingga yang perlu dituliskan adalah ip address router yang terhubung langsung dan yang 1 network dengan PC4 bukan ip address pada Switch3 yaitu 192.135.11.2, sedangkan DNS Server dibiarkan kosong saja.

(60)

19)PC5

PC5 juga terhubung pada switch dengan network 192.135.11.0/29 sehingga ip addres-nya menjadi 192.135.11.5, kemudian tekan tombol tab/klik pada subnet

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

sehingga yang perlu dituliskan adalah ip address router yang terhubung langsung dan yang 1 network dengan PC5 bukan ip address pada Switch3 yaitu 192.135.11.2, sedangkan DNS Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 46 Konfigurasi PC5

20)PC6

PC6 terletak pada network 199.81.4.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 199.81.4.4, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC6 yaitu 199.81.4.2, sedangkan DNS

(61)

Gambar 4.2. 47 Konfigurasi PC6

21)PC7

PC7 terletak pada network 209.13.6.0/29 sehingga ip

addres-nya menjadi 209.13.6.4, kemudian tekan tombol

tab/klik pada subnet mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut, sehingga yang perlu dituliskan adalah ip

address router yang terhubung langsung dan yang 1

network dengan PC7 yaitu 209.13.6.1, sedangkan DNS

Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 48 Konfigurasi PC7

22)Server0

(62)

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

sehingga yang perlu dituliskan adalah ip address router yang terhubung langsung dan yang 1 network dengan Server0 bukan ip address pada Switch2 yaitu 192.31.21.2, sedangkan DNS Server dibiarkan kosong saja.

Gambar 4.2. 49 Konfigurasi Server0

23)Server1

Server1 juga terhubung pada switch dengan network 192.31.21.0/29 sehingga ip addres-nya menjadi 192.31.21.5, kemudian tekan tombol tab/klik pada subnet

mask, subnet mask akan terisi dengan sendirinya. Lalu

default gateway merupakan jalan keluar bagi PC tersebut,

(63)

Gambar 4.2. 50 Konfigurasi Server1

b. Konfigurasi Network RIP 1) Router1

Router1 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 1 network.

Gambar 4.2. 51 Konfigurasi network RIP Router1

2) Router2

Router2 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network.

Gambar 4.2. 52 Konfigurasi network RIP Router2

3) Router3

Router3 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

(64)

Gambar 4.2. 53 Konfigurasi network RIP Router3

4) Router4

Router4 terhubung oleh 2 kabel serial dan 2 kabel ethernet sehingga terdapat 4 network.

Gambar 4.2. 54 Konfigurasi network RIP Router4

5) Router5

Router5 terhubung semua oleh 3 kabel serial sehingga terdapat 3 network.

Gambar 4.2. 55 Konfigurasi network RIP Router5

6) Router6

Router6 terhubung semua oleh 2 kabel ethernet sehingga terdapat 2 network.

Gambar 4.2. 56 Konfigurasi network RIP Router6

7) Router7

Router7 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

(65)

Gambar 4.2. 57 Konfigurasi network RIP Router7

8) Router8

Router8 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network.

Gambar 4.2. 58 Konfigurasi network RIP Router8

9) Router9

Router2 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 1 network.

Gambar 4.2. 59 Konfigurasi network RIP Router9

c. Konfigurasi Network OSPF 1) Router1

Router1 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

(66)

2) Router2

Router2 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 61 Konfigurasi network OSPF Router2

3) Router3

Router3 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 62 Konfigurasi network OSPF Router3

4) Router4

Router4 terhubung oleh 2 kabel serial dan 2 kabel

ethernet sehingga terdapat 4 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

(67)

5) Router5

Router5 terhubung semua oleh 3 kabel serial sehingga terdapat 3 network, sertakan juga wildcard dan area. Untuk

area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 64 Konfigurasi network OSPF Router5

6) Router6

Router6 terhubung semua oleh 2 kabel ethernet sehingga terdapat 2 network, sertakan juga wildcard dan

area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 65 Konfigurasi network OSPF Router6

7) Router7

Router1 terhubung oleh 2 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 3 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

(68)

8) Router8

Router8 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 67 Konfigurasi network OSPF Router8

9) Router9

Router9 terhubung oleh 1 kabel serial dan 1 kabel

ethernet sehingga terdapat 2 network, sertakan juga

wildcard dan area. Untuk area ditulis 0 semua.

Gambar 4.2. 68 Konfigurasi network OSPF Router9

4.3 Pengujian

4.3.1 Skenario Pengujian

Hasil pengujian yang diperoleh ini berdasarkan pada penggunaan

realtime simulation pada Cisco Packet Tracer 5.3 untuk setiap

topologi jaringan.

Skenario pengujian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengamati waktu pengiriman paket data dari PC satu ke

PC/Server lain.

(69)

digunakanlah 3 besaran paket data, yaitu 5000bit (minimum), 10000bit (sedang), dan 14000bit (maksimum).

c. Pada saat pengujian waktu, tidak menggunakan constant delay karena akan berpengaruh pada besaran waktu yang akan menyebabkan waktu pengiriman paket menjadi tidak valid.

d. Untuk topologi sederhana pengiriman paket dilakukan ke seluruh

PC, sedangkan pada topologi kompleks hanya mengambil sample

yang dapat mewakili topologi secara keseluruhan, yaitu paket dikirimkan ke 2 PC lain dan ke 1 Server dengan kondisi jika mengirim paket ke PC lain, paket harus melewati Router dan

Switch. Dikarenakan agar jalur pengiriman paket tersebut tidak

sama dengan topologi sederhana.

4.3.2 Langkah Pengujian

Setelah network maupun ip address sudah terkonfigurasi dengan benar, langkah berikutnya adalah tahap menguji jaringan tersebut, melalui PC ke PC/Server lain. Dan langkahnya adalah sebagai berikut.

(70)

Gambar 4.3. 1 Simulation Panel

Klik pada PC yang akan diuji terlebih dahulu. Pada tab desktop pilih traffic generator.

(71)

Gambar 4.3. 2 Setting pengiriman paket

(72)

Gambar 4.3. 3 Paket berjalan pada topologi sederhana

(73)

Akan terdapat paket yang kembali yang berupa pesan

received dengan tanda centang apabila paket berhasil

terkirim. Kemudian catat waktunya sebagai hasil pengujian (tunjuk anak panah).

(74)

Gambar 4.3. 6 Tanda paket telah terkirim pada topologi kompleks

4.3.3 Hasil Pengujian

Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket Internet Control

Message Protocol (ICMP) ke setiap PC dengan menggunakan

bantuan Traffic Generator.

Hasil pengujian pada simulasi ini akan dijelaskan sebagi berikut.

4.3.3.1Topologi Sederhana

 Pengujian pertama: paket 5000bit

Tabel 4.3. 1 Catatan waktu paket 5000bit

Source IP (PC) Destination IP (PC) Time (second)

RIP OSPF

192.31.21.3 (PC1)

192.135.11.3 (PC3) 0,147 0,138

201.11.0.3 (PC0) 0,201 0,198

(75)

192.135.11.3 (PC3)

201.11.0.3 (PC0) 0,084 0,081

198.133.31.3 (PC2) 0,141 0,14

192.31.21.3 (PC1) 0,142 0,14

201.11.0.3 (PC0)

198.133.31.3 (PC2) 0,087 0,081

192.31.21.3 (PC1) 0,197 0,196

192.135.11.3 (PC3) 0,084 0,081

198.133.31.3 (PC2)

192.31.21.3 (PC1) 0,135 0,137

192.135.11.3 (PC3) 0,138 0,134

201.11.0.3 (PC0) 0,087 0,081

Average 0,1318 0,1283

Difference 0,00358

 Pengujian kedua: paket 10000bit

Tabel 4.3. 2 Catatan waktu paket 10000bit

Source IP (PC) Destination IP (PC) Time (second)

(76)

 Pengujian ketiga: paket 14000bit

Tabel 4.3. 3 Catatan waktu paket 14000bit

Source IP

Dari 3 tabel pengujian diatas, didapatkanlah tabel relasi beserta grafik berikut

Tabel rata-rata waktu tempuh paket dari masing-masing protokol

Tabel berikut didapat berdasarkan perhitungan rata-rata keseluruhan waktu tempuh protokol sesuai besaran paket.

Tabel 4.3. 4 Tabel rata-rata waktu protokol

Packet Send (bit) Average (second)

RIP OSPF

5000 0,1318 0,1283

10000 0,2408 0,2401

(77)

Grafik rata-rata waktu tempuh paket dari masing-masing protokol

Grafik berikut didapat berdasar pada tabel 4.3.4

Gambar 4.3. 7 Grafik rata-rata waktu protokol

Tabel selisih waktu tempuh paket diantara kedua protokol. Tabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar selisih waktu kedua protokol.

Tabel 4.3. 5 Tabel selisih waktu kedua protokol

Packet Send (bit) Difference (sec)

5000 0,00358

10000 0,00075

14000 0,00275

Grafik selisih waktu tempuh paket diantara kedua protokol. Grafik berikut didapat berdasar tabel 4.3.5

(78)

Gambar 4.3. 8 Grafik selisih waktu kedua protokol

4.3.3.2Topologi Kompleks

 Pengujian pertama: paket 5000bit

Tabel 4.3. 6 Catatan waktu paket 5000bit

Source IP (PC) Destination IP

(79)

202.10.0.4 (PC3)

Average 0,145333 0,143708

Difference 0,001625

 Pengujian kedua: paket 10000bit

Tabel 4.3. 7 Catatan waktu paket 10000bit

Source IP (PC) Destination IP

(80)

192.135.200.4

Average 0,252792 0,252083

Difference 0,000708

 Pengujian ketiga: paket 14000bit

Tabel 4.3. 8 Catatan waktu paket 14000bit

Source IP (PC) Destination IP

(81)

192.135.200.5

Average 0,34225 0,341333

Difference 0,000917

Dari 3 tabel pengujian diatas, didapatkanlah tabel relasi beserta grafik berikut

Tabel rata-rata waktu tempuh paket dari masing-masing protokol.

Tabel berikut didapat berdasarkan perhitungan rata-rata keseluruhan waktu tempuh protokol sesuai besaran paket.

Tabel 4.3. 9 Tabel rata-rata waktu protokol

Packet Send (bit) Average (second)

RIP OSPF

5000 0,14533 0,14371

10000 0,25279 0,25208

14000 0,34225 0,34133

Grafik rata-rata waktu tempuh paket dari masing-masing protokol

(82)

Gambar 4.3. 9 Grafik rata-rata waktu protokol

Tabel selisih waktu tempuh paket diantara kedua protokol. Tabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar selisih waktu kedua protokol.

Tabel 4.3. 10 Tabel selisih waktu kedua protokol

Packet Send (bit) Difference (sec)

5000 0,001625

10000 0,000708

14000 0,000917

Grafik selisih waktu tempuh paket diantara kedua protokol. Grafik berikut didapat berdasar tabel 4.3.10

(83)

Gambar 4.3. 10 Grafik selisih waktu kedua protokol

4.4 Analisis

Setelah menguji 2 protokol (RIP & OSPF) pada 2 topologi yang berbeda (sederhana & kompleks), penulis dapat menganalisis hasil berdasarkan catatan waktu pada tabel dan grafik sebagai berikut:

 Didapatkan hasil catatan waktu yang tidak jauh berbeda diantara kedua topologi tersebut. Apabila diberi rincian maka, protokol OSPF sedikit lebih cepat dalam proses pengiriman data, yaitu dengan selisih yang tertinggi hingga 0,00358 pada topologi sederhana dan 0,001625 pada topologi kompleks yang masing-masing terdapat pada pengiriman paket 5000bit (tabel 4.3.5 dan tabel 4.3.10).

 Dari tabel waktu maupun grafik waktu dapat dikatakan bahwa protokol OSPF kurang stabil, hal itu terlihat pada pengiriman paket 10000bit yang selisih waktunya tidak terlampau jauh dengan protokol RIP namun kembali naik pada pengiriman paket 14000bit (gambar 4.3.8 dan gambar 4.3.10).

(84)

 Dari catatan waktu, juga dapat terlihat bahwa protokol OSPF walau lebih cepat namun kurang stabil. Hal itu dibuktikan dengan adanya 12 catatan waktu yang sama persis antara RIP dan OSPF pada 2 topologi tersebut. Dengan rincian 4 pada topologi sederhana dan 8 pada topologi kompleks (ditandai dengan warna biru pada tabel catatan waktu).

 Kemudian terdapat 27 catatan waktu yang menunjukkan OSPF malah lebih lama dari RIP dengan rincian 6 pada topologi sederhana dan 21 pada topologi kompleks. Dengan selisih catatan yang tertinggi hingga 0,05 pada topologi sederhana (PC3 ke PC1) dan 0,1 pada topologi kompleks (PC3 ke PC4) masing-masing pada pengiriman paket 14000bit (tabel 4.3.3 dan tabel 4.3.8).

(85)

66

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengujian dari kinerja RIP dan OSPF pada topologi sederhana sampai topologi kompleks, dapat disimpulkan bahwa:

1) Keseluruhan hasil tersebut mendukung teori yang selama ini ada yaitu bahwa protokol OSPF dengan teknologi link state jauh lebih baik/cepat daripada RIP dengan distance vector-nya.

2) Kedua grafik waktu menunjukkan adanya kemiripan yang mengatakan bahwa OSPF kuat/cepat pada pengiriman paket minimum maupun maksimum, namun agak lemah/lambat pada pengiriman paket sedang. 3) Walau RIP sedikit agak lambat, namun bisa dikatakan bahwa RIP

memiliki konsistensi waktu yang sedikit lebih baik dari OSPF.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis hanyalah sekedar:

1) Karena pengujian ini menggunakan software, mungkin bisa diuji kembali menggunakan alat yang sesungguhnya agar lebih terbukti dengan lebih jelas. Walau sebenarnya software ini sudah cukup untuk membuktikannya.

2) Penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan menggunakan metode yang lain.

(86)

67

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Aryanta, Dwi. Ramadhan Darlis, Arsyad. Priyambodho, Dimas.

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh.

Institut Teknologi Bandung: Teknik Elektro.

[2]. Silk M, Lady, Suhardi. Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi

Routing Open Shortest Path First (OSPF). Surabaya: Informatika.

[3]. Syafrizal, Melwin. Pengantar Jaringan Komputer. Penerbit Andi. 2005.

Gambar

Gambar 3. 1 Desain topologi sederhana
Gambar 3. 2 Desain topologi kompleks
Tabel ini nanti akan diisi dengan waktu tempuh pengiriman
Tabel 3 Tabel selisih waktu kedua protokol
+7

Referensi

Dokumen terkait

cerita pendek. Peserta didik harus terus diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap tahap kegiatan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meng- ubah model

Juga perlu diperhatikan bagi dosen untuk memberikan soal latihan kepada mahasiswa/i, karena ternyata setelah draf buku ini disusun tetapi baru disadari bahwa ada soal yang

(1) Pemanfaatan untuk penyediaan bibit atau benih tumbuhan atau satwa dengan mengambil spesimen dari alam untuk tujuan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah..

Pelaksanaan penegakan hukum administrasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan PEMDA. Pendelegasian kewenangan dan penetapan Pejabat

Studi sains diharapkan untuk memperkuat iman agama: "Pendidik Muslim dengan suara bulat setuju bahwa tujuan pendidikan bukan untuk menjejalkan pikiran murid dengan

Jenova, R., 2009, Uji Toksisitas Akut yang diukur dengan Penentuan LD 50 Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) terhadap Mencit BALB/C , Falkutas Kedokteran

dalam bentuk star schema yang terdiri atas satu tabel fakta dan beberapa tabel dimensi yang sudah baik dan bersih dalam tampilannya dan dapat ditelusuri selanjutnya