4
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem 2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Samsinar, 2015) Sistem yaitu sebagai suatu jaringan kerja prosedur yang saling berhubungan, sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen yang beriteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut (Hilmi, 2015) Jogianto mengemukakan Karakteristik sistem mempunyai beberapa komponen diantaranya yaitu : Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem, Masukan sistem, Keluaran Sistem, Keluaran, Pengolahan sistem, Sasaran Sistem.
Menurut Jogiyanto dalam (Santosa, 2015)sistem memiliki dua kelompok pendekatan yang berbeda dalam mendefinisikannya, yaitu pendekatan yang menekankan pada prosedurnya dan pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan kepada prosedur suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Berdasarkan definisi sistem menurut Jogiyanto dalam (Santosa, 2015) tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran tertentu.
1. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto dalam (Santosa, 2015) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen sistem, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, pengolahan sistem dan sasaran sistem.
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen- komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
b. Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem sehingga harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan untuk lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu sistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber- sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan (input) merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan suatu keluaran.
f. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan-masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2. Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto dalam (Santosa, 2015) Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system);
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system);
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system);
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).
2.1.2. Pengertian Informasi
Menurut (Samsinar . Anggraini Putrianti, 2015)Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau interpretasikan utnuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut (Kustiana, 2017) Suatu informasi sangat penting dalam suatu organisasi. Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Gelimas & Dull, Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk formulir yang berguna dalam kegiatan pembuatan keputusan.
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut(Samsinar . Anggraini Putrianti, 2015), Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transasksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Menurut (Hidayat, Haeruddin, & Hairah, 2017) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan srategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan.
2.1.4. Pengertian Pengadilan
Menurut (Djauhari & Assegaff, 2016) Pengadilan Negeri merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Pengadilan merupakan lembaga/badan/atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa,mengadili,dan memutus perkara. Bentuk dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum publik yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia
Sebagai negara yang dalam konstitusinya menamakan dirinya negara hukum, maka sesungguhnya fungsi lembaga peradilan bagi Indonesia amatlah penting. Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara hukum dapat diukur dari pandangan bagaimana hukum itu diperlakukan di Indonesia, apakah ada sistem
peradilan yang baik dan tidak memihak serta bagaimana bentuk-bentuk pengadilannya dalam menjalankan fungsi peradilan. Sejarah berdirinya lembaga pengadilan di Indonesia jauh sudah ada sebelum penjajahan Belanda. Kala itu dikenal adanya berbagai pengadilan yang diselenggarakan kerajaan-kerajaan di nusantara. Meskipun pada zaman kerajaan itu, yang berkuasa adalah mutlak pada raja dan menjalankan peradilan adalah raja, tetapi tidak dapat pula disangkal bahwa di Indonesia ketika itu, tidak semua perkara diadili oleh raja sebab pada tiap-tiap kesatuan hukum memiliki kepala-Kepala adat dan daerah yang sekaligus juga dapat bertindak sebagai hakim perdamaian.
2.1.5. Bentuk-Bentuk Pengadilan
Menurut (Wirawidya, 2020) bentuk-bentuk pengadilan diantaranya adalah:
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Berkedudukan di Ibu kota kabupaten atau kota,Pengadilan berwenang untuk memeriksa,memutus,dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi pencari keadilan pada umumnya. Peradilan ini ditujukan kepada masyarakat umum dan menerima perkara pidana maupun perdata. Bila orang yang berperkara berniat mengajukan banding,pengadilan tinggi yang berkedudukan di ibukota provinsi dapat menjadi langkah selanjutnya. Pengadilan umum ini melingkupi (Pengadilan anak,Pengadilan Perikanan,Pengadilan Hubungan Industrial) 2. Pengadilan Agama
Pengadilan ini dikhususkan bagi yang beragama Islam yang ingin mengajukan perkara mengenai perceraian,warisan,perkawinan,dan lain-lain yang diatur dalam agama islam.
3. Pengadilan Militer
Berwewenang untuk mengadili suatu perkara terkhusus jika oknum pelaku bekerja di institusi militer seperti tentara.
4. Pengadilan Tata Usaha Negara
Jika kamu memiliki masalah dengan negara,maka pengadilan ini adalah tempat yang tepat untuk mencari keadilan,Misalnya jika bermasalah dengan institusi negara seperti sekolah/perguruan tinggi,kamu bisa mengajukan tuntutan di pengadilan yang terletak di kota atau kabupaten.
5. Pengadilan pajak termasuk lingkup PTUN.
6. Peradilan Konstitusi/Mahkamah Konstitusi
Peradilan konstitusi menangani pengujian kesesuaian isi undang-undang dengan konstitusi Indonesia yaitu UUD 1945.Inilah perkara utama yasng digelar di Mahkamah Konsititusi.
7. Mahkamah Agung
Berfungsi untuk mengadili suatu perkara banding di tingakat akhir dan keputusannya bersifat final.Artinya ini adalah pengadilan tertingi setelah pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
2.2. Teori Pendukung
Teori pendukung atau landasan teori dalam penyususunan Laporan Tugas Akhir ini sangat diperlukan karena sebagai referensi untuk menunjang atau memperdalam pemahaman terhadap informasi-informasi yang disajikan.
2.2.1 ERD (Entity Relationship Diagram)
(Priyadi, 2014) mengemukakan bahwa: “Pemodelan basis data dengan menggunakan diagram relasi antar entitas, dapat dilakukan dengan menggunakan suatu pemodelan basis data yang bernama Entity Diagram Relationship”.
Notasi-notasi simbolik didalam Diagram Entity Relationship yang dapat kita gunakan adalah:
1. Persegi panjang, menyatakan Himpunan Entitas.
2. Lingkaran/ Elips, menyatakan Atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digarisbawahi).
3. Belah Ketupat, menyatakan Himpunan Relasi.
4. Garis, sebagai penghubung antara himpunan entitas dengan atributnya.
5. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu, dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak).
Berikut adalah contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan kardinalitas relasi dan atribut-atributnya:
1. Relasi satu-ke-satu (one-to-one)
Ka_apotek mengepalai Apotek Nm_peg
Almt_peg
nipeg Kode_atk
Kode_atk
Nm_atk
1 1
Sumber: (Priyadi, 2014)
Gambar II.1. Diagram E-R Relasi satu-ke-banyak
2. Relasi satu-ke-banyak (one-to-many)
Dokter menangani Penyakit
Almt_dok Nm_dok
Jam_prtek ruang
Kode_pkt
Nm_pkt
1 1
nidok nidok Kode_pkt
jenis_pkt
Sumber: (Priyadi, 2014)
Gambar II.2. Diagram E-R Relasi satu-ke-banyak 3. Relasi banyak-ke-satu (many-to-one)
Penyakit ditangani Dokter
Nm_pkt Kode_pkt
Jam_prtek ruang
Almt_dok
Nm_dok
N 1
Jenis_pkt Kode_pkt nidok
nidok
Sumber: (Priyadi, 2014)
Gambar II.3. Diagram E-R Relasi banyak-ke-satu 4. Relasi banyak-ke-banyak (many-to-many)
Pasien memiliki penyakit Almt_psn
Unm_psn
Nm_obat
Kode_pkt
Nm_pkt
N N
Kode_psn Kode_psn Kode_pkt
Jenis_pkt
Sumber: (Priyadi, 2014)
Gambar II.4. Diagram E-R Relasi banyak-ke-banyak 2.2.2. LRS (Logical Record Structure)
Menurut (Fridayanthie & Mahdiati, 2016), “Logical Record Structured (LRS)adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas”. Menentukan kardinalitas, jumlah tabel, dan ForeignKey (FK). Berikut adalah cara membentuk skema database atau LRS (Logical Record Strutured) berdasarkan Entity Relationship Diagram :
a. Jika relasinya satu-ke-satu, maka foreign key diletakan pada salah satu dari dua entitas yang ada tau menyatukan kedua entitas tersebut.
b. Jika relasinya satu-ke-banyak, maka foreign key diletakan pada entitas Many.
c. Jika relasinya banyak-ke-banyak, maka dibua “file konektor” yang berisi dua foreign key yang berasal dari kedua entitas.
2.2.3. Unified Modelling Language (UML)
Menurut(Fridayanthie & Mahdiati, 2016), “UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk medefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta
menggambarkan arstitektur dalam pemograman berorientasi objek”. UML muncul karena adanyakebutuhan pemodel visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak.
UML mempunyai beberapa atau sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. Diagram tersebut akan menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah sistem. Abstraksi konsep dasar UML terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management, Berikut adalah diagram yang ada pada UML:
1. Activity diagram
(Fridayanthie & Mahdiati, 2016)Activity diagram menggambarkan sebuah aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi ditrigger oleh selainnya statesebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviourinternalsebuah sistem (dan interaksi antar sub sistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas dari level atas secara umum. Sebuah aktifitas dapat direalisasikan oleh suatu use case atau lebih. Aktifitas menggambarakan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktifitas.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang di definisikan.
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / userinterface dimana setiap aktifitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan c. Rancangan pengujian dimana setiap aktifitas dianggap memerlukan
sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak 2. Use case diagram
(Fridayanthie & Mahdiati, 2016)Use case diagram merupakan sebuah gambaran fungsionalitas sebuah sistem. Sebuah use casemerepresentasikan interaksi antara aktor dengan sistem. Use case sangat menentukan karakteristik sistem yang sedang dibuat. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu mendefinisikan apa yang disebut aktor dan use case.
a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
3. Class diagram
(Fridayanthie & Mahdiati, 2016)Class merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/poperti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek yang berhubungan satu sama lain seperti contaiment, asosiasi, dan lain-lain.
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:
a. Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
b. Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.
c. Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis pada perangkat lunak.
d. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data.
Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari hasil relasi atau atribut multivalue pada ERD dapat dijadikan
kelas tersendiri dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan atau tetap ada di dalam perancangan kelas.
4. Sequence diagram
(Fridayanthie & Mahdiati, 2016)Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek- objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu apa yang dihasilkan.