• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DITJEN PDSPKP. Tahun. Direktorat Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA DITJEN PDSPKP. Tahun. Direktorat Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun

2021

LAPORAN

DITJEN PDSPKP

KINERJA

Direktorat Penguatan Daya Saing

Produk Kelautan dan Perikanan

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Tahun 2021 sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini merupakan media akuntabilitas yang merinci pertanggungjawaban pelaksanaan amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi.

Di samping itu, informasi perihal pengelolaan kegiatan dan sasaran organisasi diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.

Sebagai landasan penyusunan LKj Ditjen PDSPKP Tahun 2021 adalah Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (Renstra KKP) Tahun 2020-2024 dan Rencana Strategis (Renstra) Ditjen PDSPKP Tahun 2020-2024 serta Target Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 berikut realisasinya. Laporan ini memuat pula pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDSPKP.

Kami berharap agar laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai media pertanggungjawaban kepada stakeholders dan pemacu peningkatan kinerja bagi organisasi Ditjen PDSPKP.

Jakarta, 28 Januari 2021 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

Artati Widiarti

(3)

TIM PENYUSUN

Pengarah Artati Widiarti

Penyusun Machmud Budi Yuwono Achmad Hidayat Tiara Pratiwi Darmawangsa Yayuk Sukarsih Agustina Pujiastuti Andika Adisukma Ade Juli Haflah Mulia

Kontributor

Tim Harmonisasi Kinerja Antar Kementerian Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Ditjen PDSPKP telah menetapkan Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2020- 2024 pada tahun 2020. Pada tahun 2021, Ditjen PDSPKP telah menyusun Rencana Kerja Tahun 2021 sebagai turunannya yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Berdasarkan perjanjian kinerja tersebut, terdapat 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja yang terdiri dari 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Utama (IKU) dan 12 (dua belas) Indikator Kinerja (IK) yang menjadi target Ditjen PDSPKP.

Dari 22 indikator kinerja tersebut, sebanyak 20 indikator kinerja telah mencapai atau melampaui target tahun 2021 sedangkan 2 indikator kinerja lainnya belum melampaui target tahun 2021 yang ditetapkan. Dengan kondisi capaian ini, nilai kinerja organisasi Ditjen PDSPKP yang ditunjukan dengan Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) mencapai 103,56%.

Pencapaian Sasaran Program dan Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Dari 22 indikator kinerja yang telah ditetapkan, terdapat 15 indikator kinerja bersifat tahunan, 2 indikator kinerja bersifat semesteran, dan 5 indikator kinerja bersifat triwulanan.

2. Sebanyak 15 indikator kinerja dimaksud yaitu (1) Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan, (2) Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing, (3) Konsumsi Ikan, (4) Kinerja Logistik Hasil Perikanan, (5) Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP, (6) Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP, (7) Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi lingkup Ditjen PDSPKP, (8) Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP, (9) Nilai PMSAKIP lingkup Ditjen PDSPKP, (10) Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP, (11) Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Ditjen PDSPKP, (12) Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP, (13) Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP, (14) Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup

(5)

Ditjen PDSPKP, (15) Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP.

3. Dua indikator kinerja yang bersifat semesteran yaitu Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP dan Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP.

4. Sedangkan 5 indikator kinerja yang bersifat triwulanan yaitu (1) Nilai Ekspor Hasil Perikanan, (2) Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan, (3) Pembiayaan Usaha KP melalui Kredit Program, (4) Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP, dan (5) Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP.

5. Dari 22 indikator kinerja Ditjen PDSPKP, sebanyak 20 indikator kinerja telah mencapai target tahun 2021 yang telah ditetapkan. Sedangkan 2 indikator kinerja lainnya belum mencapai target tahun 2021 yang telah ditetapkan (capaian <100%). Kedua indikator kinerja dimaksud adalah : (1) Nilai Ekspor Hasil Perikanan dengan persentase capaian 94,55% terhadap target tahun 2021 dan (2) Konsumsi Ikan dengan persentase capaian 95,33% terhadap target tahun 2021.

Pada tahun 2021, anggaran pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan yang dikelola oleh Ditjen PDSPKP pasca refocussing keempat adalah sebesar Rp189.617.795.000,- yang seluruhnya merupakan APBN murni. Dari pagu anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp188.272.958.214,- atau setara dengan 99,29%.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………... i

Tim Penyusun ………. ii

Ikhtisar Eksekutif ………... iii

Daftar Isi ………... v

Daftar Gambar ………... vii

Daftar Tabel ………... ix

Daftar Lampiran ... xi

Bab I. Pendahuluan ..………... 1

1.1 Latar Belakang ……….………..…... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ……….…………..…... 2

1.3 Tugas dan Fungsi ……….…. 2

1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia ……….….. 5

1.5 Permasalahan Utama ……….……..… 8

1.6 Sistematika Penyajian ……….…….… 12

Bab II. Perencanaan Kinerja ……….….….. 14

2.1 Rencana Strategis ………..…….. 14

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ……….…….. 17

Bab III. Akuntabilitas Kinerja ……….…… 19

3.1 Capaian Kinerja ……….… 19

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ………..… 22

3.2.1 Sasaran Program 1. Kesejahteraan Pengolah Hasil Perikanan Meningkat ………...………. 22

IK1. Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP)……… 22

3.2.2 Sasaran Program 2. Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing …... 24

IK2. Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing ………….…... 24

3.2.3 Sasaran Program 3. Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat ………... 27

IK3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan ……… 27

IK4. Konsumsi Ikan ……… 44

IK5. Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan ………. 48

IK6. Kinerja Logistik Hasil Perikanan ………... 52

IK7. Pembiayaan Usaha lautan dan Perikanan melalui Kredit Program …………... 58

3.2.4 Sasaran Program 4. Tingkat Kemandirian SKPT Meningkat ... 63

IK8. Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP ……….. 63

3.2.5 Sasaran Program 5. Tatakelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Ditjen PDSPKP ……... 70

IK9. Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP ... 70

IK10. Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Lingkup Ditjen PDSPKP ... 73

(7)

IK11. Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran Lingkup Ditjen

PDSPKP ... 75

IK12. Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP ... 75

IK13. Nilai PMSAKIP Lingkup Ditjen PDSPKP ……… 79

IK14. Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP ... 83

IK15. Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP ... 85

IK16. Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP ... 86

IK17. Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Ditjen PDSPKP ... 88

IK18. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP ... 90

IK19. Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP ... 92

IK20. Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP ……… 94

IK21. Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP ………...…… 96

IK22. Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP ………. 97

3.3 Realisasi Anggaran ...……….. 99

Bab IV. Penutup ……….………... 104 Lampiran

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP ………...…... 4

Gambar 1.2. Struktur Organisasi BBP3KP ………... 5

Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja ………... 6

Gambar 1.4. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan …………... 6

Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Golongan ………... 6

Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin ………... 7

Gambar 1.7. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan ………... 7

Gambar 3.1. NPSS Ditjen PDSPKP pada SAPK Tahun 2021... 19

Gambar 3.2. Lokasi Sampling Perhitungan NTPHP ………... 23

Gambar 3.3. Target dan Capaian NTPHP Tahun 2016-2021... 24

Gambar 3.4. Capaian VPO selama Periode Tahun 2017-2021... 25

Gambar 3.5. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2021... 28

Gambar 3.6. Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN)... 36

Gambar 3.7. Logo dan Tagline Brand Udang Indonesia... 37

Gambar 3.8. Audiensi Asosiasi/Eksportir Komoditas Udang dengan Menteri Kelautan dan Perikanan... 38

Gambar 3.9. Peta Sebaran Konsumsi Ikan Tahun 2021... 45

Gambar 3.10. Kegiatan Ditjen PDSPKP dalam rangka Mendukung Peningkatan Konsumsi Ikan pada Tahun 2021... 47

Gambar 3.11. Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Sumber Permodalan Periode Tahun 2017-2021 (Rp Triliun)... 49

Gambar 3.12. Keikutsertaan KKP dalam IIWF Tahun 2021... 51

Gambar 3.13. Kegiatan Forum Investasi bersama DigiFish... 51

Gambar 3.14. Kegiatan Rapat Pembahasan Persiapan Kegiatan Klaster Daya Saing Kabupaten Sambas... 51

Gambar 3.15. Rapat Koordinasi Tim Penghitungan Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI)... 56

Gambar 3.16. Rapat Finalisasi Penghitungan IKLI Tahun 2021... 57

Gambar 3.17. Nilai dan Debitur KUR Sektor Kelautan dan Perikanan Tahun 2021... 59

Gambar 3.18. Dokumentasi TPU KP dalam Pelaksanaan Tugasnya di Daerah... 61

Gambar 3.19. Kegiatan Sosialisasi Implementasi Sistem Resi Gudang... 62

Gambar 3.20. Kegiatan Pendampingan Pelaku Usaha Hasil KP... 62

Gambar 3.21. Kegiatan Penciptaan Wirausaha Hasil KP... 62

Gambar 3.22. Penutupan Kegiatan Mencetak Wirausaha Baru... 62

Gambar 3.23. Kegiatan Pendampingan dan Pembinaan Kelembagaan Usaha Hasil KP... 63

Gambar 3.24. Lokasi Sentra KP Terpadu yang menjadi Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP... 64

Gambar 3.25. Status Kemandirian SKPT Biak ………. 65

Gambar 3.26. Aspek Produksi SKPT Biak ……… 66

(9)

Gambar 3.27. Status Kemandirian SKPT Mimika ...………. 68 Gambar 3.28. Aspek Produksi SKPT Mimika... 69 Gambar 3.29. Hasil Assesment WBK BBP3KP Tahun 2021... 74 Gambar 3.30. Kegiatan Bimbingan Teknik Tahap II Penulisan Ilmiah

dan Penulisan Laporan Singkat (Brief Note/Policy Brief) Bagi Pejabat Fungsional Lingkup Ditjen PDSPKP... 78 Gambar 3.31. Kegiatan Penyusunan Pedoman Penghitungan

Kebutuhan Jabatan Fungsional APHP... 78 Gambar 3.32. Kegiatan Pelantikan Jabatan Fungsional Pembina

Mutu... 78 Gambar 3.33. Komponen yang Dinilai dalam Penghitungan Nilai

PMSAKIP Ditjen PDSPKP... 79 Gambar 3.34. Workshop Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pengelolaan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 pada tanggal 18-19 Februari 2021... 81 Gambar 3.35. Ceremony Penandatanganan Perjanjian Kinerja

lingkup Ditjen PDSPKP Tahun 2021... 82 Gambar 3.36. Rapat Perubahan IKU Ditjen PDSPKP Tahun 2021

pada tanggal 26 Juni 2021... 82 Gambar 3.37. Verifikasi Data Capaian Kinerja pada SAPK lingkup

Ditjen PDSPKP Tahun 2021... 82 Gambar 3.38. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Anggaran Periode

Triwulan II Tahun 2021 di Provinsi DI Yogyakarta pada tanggal 16-18 Juni 2021... 83 Gambar 3.39. Rekonsiliasi Data Capaian Kinerja lingkup Ditjen

PDSPKP Tahun 2021 pada tanggal 4-5 November 2021... 83 Gambar 3.40. Komponen Penilaian Persentase Unit Kerja yang

Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP... 85 Gambar 3.41. Tahapan Seleksi Penilaian Inovasi Pelayanan Publik

berupa Digitalisasi Sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP) untuk Ekspor Perikanan pada SINOVIK/UNSPA 90 Gambar 3.42. Submit Proposal Inovasi Pelayanan Publik Ditjen

PDSPKP pada Aplikasi SINOVIK Tahun 2021... 90 Gambar 3.43. Screenshoot Pengajuan Usulan Penetapan Status

Penggunaan... 98 Gambar 3.44. Pemeliharaan Kendaraan Dinas Jabatan dan

Kendaraan Operasional... 98

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2021 …...………..……… 17

Tabel 3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 19 Tabel 3.2. Perkembangan Nilai It, Ib, dan NTPHP Tahun 2021... 23

Tabel 3.3. Ikhtisar Pencapaian Kinerja NTPHP... 23

Tabel 3.4. Ikhtisar Pencapaian Kinerja VPO... 25

Tabel 3.5. Capaian VPO pada Tahun 2020-2021... 26

Tabel 3.6. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Ekspor Hasil Perikanan... 27

Tabel 3.7. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Komoditas Utama s.d. Bulan Desember Tahun 2021... 29

Tabel 3.8. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Negara Tujuan Ekspor s.d. Bulan Desember Tahun 2021 29 Tabel 3.9. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Asal Provinsi s.d. Bulan Desember Tahun 2021... 29

Tabel 3.10. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Konsumsi Ikan... 44

Tabel 3.11. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan... 48

Tabel 3.12. Kategori Nilai IKLI... 53

Tabel 3.13. Hasil Penghitungan IKLI Tahun 2021... 54

Tabel 3.14. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Logistik Hasil Perikanan... 54

Tabel 3.15. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Pembiayaan Usaha Kelautan dan Perikanan melalui Kredit Program... 58

Tabel 3.16. Realisasi Nilai Pembiayaan Usaha KP melalui Kredit Program Tahun 2021... 59

Tabel 3.17. Penilaian Status Pengelolaan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Mandiri... 65

Tabel 3.18. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP... 71

Tabel 3.19. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP... 76

Tabel 3.20. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai PMSAKIP Ditjen PDSPKP... 79

Tabel 3.21. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP.. 86

Tabel 3.22. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP... 87

Tabel 3.23. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP... 91

Tabel 3.24. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP... 93

Tabel 3.25. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP... 95

(11)

Tabel 3.26. Hasil Evaluasi Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Bantuan Pemerintah lingkup Ditjen PDSPKP Tahun 2021... 95 Tabel 3.27. Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP

Menurut Kewenangan Periode Tahun 2021... 99 Tabel 3.28. Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP

Menurut Jenis Kegiatan Periode Tahun 2021... 99 Tabel 3.29. Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP (Pusat)

Menurut Rincian Output Periode Tahun 2021... 100 Tabel 3.30 Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen PDSPKP Tahun

2021 ………. 104

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perjanjian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021

Lampiran II Herudi Technical Committee Award (HTCA) Tahun 2021 Lampiran III Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2021

Lampiran IV Neraca Tahun 2020-2021

(13)
(14)

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kelautan dan perikanan melalui program penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan diarahkan dalam rangka mewujudkan produk kelautan dan perikanan yang memiliki daya saing di pasar domestik dan internasional dengan menerapkan sistem industri yang efisien dan nir-limbah.

Kebijakan dimaksud mengacu pada pendekatan market driven atau pasar yang menjadi acuan kebijakan, sehingga ketersediaan produk dapat diterima dan diminati oleh konsumen. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus merupakan produk kelautan dan perikanan yang memiliki sifat high quality, safe, traceable, high value content dan competitive. Kebijakan ini akan dilaksanakan dalam dalam kurun waktu tahunan dan lima tahunan.

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan strategis Ditjen PDSPKP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen Renstra tersebut, setiap unit kerja lingkup Ditjen PDSPKP membuat perencanaan tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan tersebut dibuat dengan disertai indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis.

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Ditjen PDSPKP sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja

PENDAHULUAN

BAB

I

(15)

berkewajiban menyusun perjanjian kinerja, melakukan pengukuran kinerja dan pengelolaan data kinerja, serta menyampaikan Laporan Kinerja yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.

Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Instansi Pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kinerja Tahunan yang dibuat sebelumnya, serta merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Ditjen PDSPKP menyusun Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021.

Laporan Kinerja ini secara terstruktur akan menginformasikan capaian kinerja dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2021.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian sasaran strategis pada Tahun 2021 kepada para stakeholders guna mewujudkan akuntabilitas kepada pihak-pihak yang memberi mandat atau amanah. Dengan demikian, Laporan Kinerja ini merupakan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang telah dicapai selama Tahun 2021 dan bagaimana proses pencapaiannya.

1.3 Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, kedudukan Ditjen PDSPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Ditjen PDSPKP mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik

(16)

produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen PDSPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

6. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan terdiri atas:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Usaha dan Investasi;

3. Direktorat Logistik;

(17)

4. Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu;

5. Direktorat Pemasaran.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP

Ditjen PDSPKP memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

68/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan, BBP3KP mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran, pengujian dan sertifikasi produk, serta pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan.

Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:

1. penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana, program, dan anggaran, serta pelaporan dibidang pengujian penerapan produk kelautan dan perikanan;

(18)

2. pelaksanaan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

3. pelaksanaan pengujian persyaratan kelayakan pengolahan dan penganekaragaman produk kelautan dan perikanan;

4. pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

5. pelaksanaan sertifikasi produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tanda kesesuaian produk kelautan dan perikanan;

6. pelaksanaan pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

7. pelaksanaan bimbingan teknis hasil uji terap, pengujian, dan sertifikasi produk kelautan dan perikanan; dan

8. pelaksanaan urusan ketatausahaan.

Susunan organisasi Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan terdiri atas:

1. Subbagian Umum; dan

2. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1.2. Struktur Organisasi BBP3KP

(19)

1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di Ditjen PDSPKP Tahun 2021 mencapai 388 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Jumlah pegawai menurut unit kerja eselon II

Apabila dilihat dari gambar di bawah, jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon II terbanyak terdapat di UPT Ditjen PDSPKP, BBP2HP, yakni 109 orang, atau sekitar 28,09% dari total pegawai Ditjen PDSPKP. Sedangkan jumlah pegawai yang paling sedikit terdapat di Direktorat Usaha dan Investasi, yakni 38 orang atau setara dengan 9,79% dari total jumlah pegawai Ditjen PDSPKP.

Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja

2. Jumlah pegawai menurut kedudukan, untuk Pusat sebanyak 279 orang atau 71,91%, sedangkan UPT sebanyak 109 orang atau 28,09%.

Gambar 1.4. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan

Setditjen, 79, 20%

Dit Logistik, 51, 13%

Dit PBM, 55, 14%

Dit Pemasaran,

56, 15%

Dit UI, 38, 10%

BBP3KP, 109, 28%

Pusat, 279, 72%

UPT, 109, 28%

(20)

3. Dilihat pada gambar di bawah, menurut golongannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak pada golongan III, yakni mencapai 65,46%, sedangkan yang paling sedikit adalah golongan II, yakni sekitar 11,60%.

Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Golongan

4. Jumlah pegawai menurut jenis kelamin: laki-laki sebanyak 209 orang, atau setara dengan 53,87% dari total pegawai Ditjen PDSPKP, dan perempuan sebanyak 179 orang, atau setara dengan 46,13% dari total pegawai Ditjen PDSPKP.

Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin

5. Menurut tingkat pendidikannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak dengan tingkat pendidikan S1, yakni mencapai 40,21%, tidak ada tingkat pendidikan D1.

II, 45, 12%

III, 254, 65%

IV, 89, 23%

Laki-Laki, 209, 54%

Perempuan, 179, 46%

(21)

Gambar 1.7. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan

1.5 Permasalahan Utama

Dalam pembangunan kelautan dan perikanan, khususnya terkait pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi. Permasalahan dan tantangan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan potensi yang dimiliki dalam rangka memenuhi permintaan global yang terus meningkat terhadap produk ikan, dan dilema yang dihadapi stakeholders/pelaku usaha kelautan dan perikanan. Dalam konteks pemanfaatan potensi, berbagai upaya peningkatan investasi dan produksi, penanganan pasca panen, diversifikasi produk, pengembangan sarana dan prasarana, penguatan sistem logistik dan keberlanjutan usaha perlu terus dilakukan. Di moment yang sama, permasalahan berusaha yang dihadapi pelaku usaha mikro-kecil, usaha menengah besar kelautan dan perikanan, serta dilema lingkungan sekitarnya harus menjadi perhatikan. Hal ini penting dalam langkah memperkuat pembangunan daya saing produk kelautan dan perikanan guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong.

Permasalahan dan tantangan tersebut terbagi dalam enam kelompok besar, yaitu tantangan peningkatan investasi dan pengembangan usaha, permasalahan efisiensi biaya logistik hasil kelautan dan perikanan, tantangan peningkatan ekspor ikan, ancaman stunting, permasalahan peningkatan kapasitas usaha dan mutu produk olahan perikanan skala usaha mikro-kecil,

6

138

168 10

21 1

41 2

1

S3 S2 S1 D4 D3 D2 SLTA SLTP SD

0 50 100 150 200

(22)

dan permasalahan peningkatan usaha pengolahan skala menengah besar berkelanjutan. Tantangan peningkatan investasi dan pengembangan usaha umumnya terkait akses pembiayaan yang terbatas, kapasitas kelembagaan yang masih rendah dan cenderung lambat, infrastruktur perikanan yang belum memadai dan tidak merata di setiap wilayah. Kesulitan akses pembiayaan terutama terjadi pada pelaku usaha mikro kecil kelautan dan perikanan, karena belum bankable dalam skema pembiayaan dan kelayakan usaha. Di sisi lain, perbankan dan lembaga pemberi kredit minim informasi tentang calon debitur potensial. Beberapa pelaku usaha masih mengalami hambatan berusaha dan investasi terutama terkait perijinan, pajak, dan tumpang tindih regulasi. Namun bagi investor besar, peluang usaha dan investasi kelautan dan perikanan minim informasi yang salah satunya karena promosi usaha dan investasi yang belum berjalan optimal.

Pada tahap implementasi investasi, pelaku investasi kelautan dan perikanan sering terkendala tarif bea masuk barang modal (ijin/pajak) yang masih tinggi, sementara insentif investasi yang diberikan belum berjalan optimal. Penyederhanaan birokrasi investasi melalui perizinan online yang dikembangkan Ditjen PDSPKP dan sistem perpajakan yang lebih baik, diharapkan dapat memberi solusi. Untuk permasalahan efisiensi biaya logistik hasil kelautan dan perikanan, masih terkait tata kelola dan koordinasi logistik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, BUMN, dan swasta belum optimal, sarana dan prasarana logistik yang belum memadai, serta pengelolaan kelembagaan logistik yang belum optimal. Kondisi tersebut menyebabkan biaya logistik yang sangat tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 27% terhadap PDB, di mana aktivitas logistik hasil kelautan dan perikanan menjadi salah satu penyumbang utamanya. Bank Dunia (2018) menyatakan kinerja logistik Indonesia berada pada ranking timeline 41 dengan skor 3,67.

Kinerja tersebut jauh di bawah Singapura (ranking 6, skor 4,32) dan tiga negara ASEAN lainnya (Thailand, Vitenam, dan Malaysia).

Di sisi sarana dan prasarana logistik, ketersediaan cold storage, pabrik es, dan gudang kering yang digunakan untuk penyimpanan produk kelautan dan perikanan belum merata di koridor logistik ikan, kapasitasnya juga masih terbatas. Sarana transportasi seperti mobil berpendingin dan mobil angkut ikan

(23)

hidup jumlahnya juga sangat sedikit. Dari sisi rantai suplai, konektivitas dan informasi logistik yang ada masih bersifat asimetris, dimana aliran informasi ketersediaan ikan dari sentra produksi ke sentra distribusi/pemasaran yang membutuhkan ikan sering tersendat, tidak lengkap, dan lambat. Hal ini perlu dipecahkan dengan mengembangkan sistem telusur logistik ikan (STELINA) yang lebih baik dan implementasinya dapat berimprovisasi dengan IoT system.

Untuk ekspor hasil kelautan dan perikanan, terdapat beberapa tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi guna memenuhi permintaan pasar global, yaitu: pemenuhan kuantitas dan kualitas bahan baku untuk ekspor belum maksimal (faktor utilitas UPI), ekspor masih bertumpu pada pasar tradisional (AS, Uni Eropa Jepang), diversifikasi pasar dan produk ekspor belum optimal, hambatan ekspor di negara tujuan (SPS dan TBT), permasalahan subsidi perikanan (fisheries subsidies), dan pelaku usaha pengolahan skala mikro kecil belum menerapkan prinsip mutu produk ekspor.

Terkait utilitas, pertumbuhan UPI di Indonesia sangat rendah, yaitu 4,76% pada tahun 2018-2019, bahkan negatif pada tahun 2015-2019 yaitu -1,54%. Kondisi ini tentu menyulitkan bagi peningkatan ekspor ikan, terutama bila permintaannya signifikan. Hambatan ekspor terjadi dalam banyak cara yang bertujuan proteksi, kepentingan blok ekonomi, dan perlindungan pasar domestik di negara tujuan. Masalah subsidi perikanan, WTO menilainya sebagai kebijakan yang dapat mengganggu perdagangan internasional dan persaingan bebas produk perikanan di pasar dunia. Namun, karena sistem ekonomi dan tingkat kesejahteraan berbeda-beda di setiap negara, maka kebijakan subsidi perikanan tersebut tetap berpeluang diberlakukan dengan pembatasan tertentu.

Terkait ekspor yang sudah terbentuk ke negara mitra, permasalahan masih muncul karena eksportir kesulitan mendapatkan eksportir terdaftar (register number) di negara tujuan ekspor, sementara keberadaan diaspora dan atase perdagangan kurang dimanfaatkan. Hal ini menjadi penyebab penting nilai capaian ekspor pada tahun 2019 yaitu hanya 51,96% dari target yang ditetapkan (USD 9,5 Miliar), meskipun cenderung naik setiap tahunnya.

Ke depan, hal ini perlu dipecahkan dengan aktif ikutserta dalam berbagai

(24)

dialog/persidangan terkait sektor kelautan dan perikanan, dimana diaspora dapat dioptimalkan sebagai mediator.

Ancaman stunting (gizi buruk) merupakan masalah lingkungan yang erat kaitannya dengan pembangunan daya saing kelautan dan perikanan, dan banyak terjadi di wilayah Indonesia. Stunting timbul karena terbatasnya aksesibilitas masyarakat terhadap ikan, terutama di wilayah pedalaman dan aksesnya jauh ke pesisir, harga ikan yang cenderung fluktuatif dipengaruhi oleh musim, dan rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ikan untuk asupan protein dan gizi. Akibatnya, sering tidak peduli dalam pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari. Di samping itu, mutu ikan yang dijajakkan di pasar-pasar yang jauh dari pesisir terutama yang pengelolaannya tradisional umumnya kurang baik, sehingga minat beli masyarakat turun. Beberapa wilayah juga belum menjadikan ikan sebagai sumber utama protein bagi keluarganya. Pemenuhannya diperoleh dari sumber nabati yang konsumsinya juga terbatas. Dalam hal pengembangan usaha skala mikro-kecil, kapasitas produksi dan mutu produk olahan perikanan yang dihasilkannya masih rendah, padahal menjadi pelaku utama dalam penyediaan produk ikan di Indonesia termasuk ke pasar-pasar pedalaman. Akibatnya banyak dari mereka yang belum memenuhi standar kelayakan pengolahan. Hingga saat ini, jumlah usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan yang telah memiliki Sertifikasi Kelayakan Pengolahan masih di bawah 1%.

Penyebab utama dari rendahnya kapasitas usaha dan mutu produk olahan perikanan skala usaha mikro-kecil di Indonesia diantaranya pengetahuan para pelaku usaha mikro-kecil tentang standar mutu yang masih rendah, penyebaran usaha yang luas dan terfragmentasi, belum melaksanakan prinsip-prinsip usaha secara profesional, serta klasterisasi usaha skala mikro kecil yang belum berjalan baik. Akibatnya, pelaku usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan sering berjalan sendiri tanpa terdeteksi dan mengembangkan usaha dan mutu produk dengan kemampuan terbatas yang dimiliki.

Permasalahan teknologi, modal, informasi dan akses pasar, serta perijinan juga banyak dihadapi pelaku usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan di hampir semua wilayah. Dalam hal pengembangan pasar, masih minim pembinaan, padahal dari segi jumlah pelaku aktif sangat potensial untuk

(25)

menghasilkan produk UKM kapasitas ekspor. Keterbatasan sarana dan prasarana pengolahan dan Sistem Rantai Dingin (SRD) serta minimnya pengetahuan pelaku UMKM terkait standar teknis mutu produk kelautan dan perikanan (GMP, SSOP, HACCP, traceability) menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan produk ekspor UMKM kelautan dan perikanan.

Usaha pengolahan skala menengah besar juga memiliki permasalahan yang tidak kalah kompleks. Dalam hal peningkatan kapasitas usaha, pelaku usaha pengolahan skala menengah besar masih dihadapkan dengan permasalahan utilitas rendah, kompetisi pemenuhan bahan baku, fasilitas infrastruktur penunjang produksi yang terintegrasi, dan revitalisasi Sistem Rantai Dingin (SRD) yang belum optimal. Akibatnya sering kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar berskala besar, terutama yang sifatnya kontinyu.

Persaingan bahan baku meningkat pada musim paceklik, sementara di saat banyak ikan tidak bisa menyetok karena tidak memiliki infrastruktur rantai dingin. Hal ini terus berulang setiap tahunnya, dan beberapa yang tidak kuat bersaing terpaksa menyetop usahanya. Kelangkaan ikan pada musim packelik terus terjadi dengan kecenderungan meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim (climate change) global.

Dari sisi pengembangan mutu, usaha pengolahan skala menengah besar banyak yang belum sepenuhnya mengolah ikan tersertifikasi, belum terfasilitasi penerbitan standar teknis mutu (GMP, SSOP, HACCP, Traceability), dan belum memliliki sertifikat lingkungan. Permasalahan ini menjadi penghambat beberapa usaha pengolahan skala menengah besar dalam memanfaatkan peluang ekspor produk kelautan dan perikanan.

Pembangunan daya saing produk kelautan dan perikanan ke depan perlu menjadikan hal tersebut sebagai salah satu fokus pengembangan, sehingga mendukung peningkatan ekspor dan konsumi ikan dalam negeri. Introduksi konsep-konsep Revolusi Industri 4.0 seperti digitalisasi usaha, perizinan online, lelang online, dan block chain dalam penelusuran bahan baku/logistik ikan perlu dilakukan. Perizinan online perlu terus disempurnakan dalam rangka fasilitasi kemudahan berusaha.

(26)

1.6 Sistematika Penyajian

Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP selama Tahun 2021. Capaian Kinerja (Performance Results) Tahun 2021 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2021 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

LKj Ditjen PDSPKP

mengacu pada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

Bab II Perencanaan Kinerja,

menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021.

Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Ditjen

PDSPKP serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 dan analisanya.

Lampiran, menyajikan Perjanjian Kinerja dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum tentang Ditjen PDSPKP, dengan penekanan

kepada aspek strategis Ditjen PDSPKP.

(27)

2.1 Rencana Strategis

Dalam rangka memberikan pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peran Ditjen PDSPKP serta gambaran kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen PDSPKP, maka dirumuskan visi Ditjen PDSPKP sebagai berikut.

Sejalan dengan visi tersebut, telah dirumuskan misi Ditjen PDSPKP berupa upaya-upaya yang akan ditempuh sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDSPKP sebagai berikut.

PERENCANAAN KINERJA

BAB

II

VISI

“Mewujudkan Pengelolaan Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan untuk Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya

Saing Industri”

MISI

1.

Peningkatan Kontribusi Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan terhadap Perekonomian Nasional melalui Peningkatan Mutu, Daya Saing dan Penguatan Sistem Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan;

2.

Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan di KKP melalui

Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih,

Efektif, dan Terpercaya lingkup Ditjen PDSPKP.

(28)

2.1.1 Tujuan

Tujuan pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan adalah:

1. Meningkatnya investasi kelautan dan perikanan

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai investasi kelautan dan perikanan dari Rp5,21 Triliun pada tahun 2020 menjadi Rp6,43 Triliun pada tahun 2024;

2. Meningkatnya pembiayaan usaha Kelautan dan Perikanan melalui kredit program

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan pembiayaan usaha Kelautan dan Perikanan melalui kredit program dari Rp3,00 Triliun pada tahun 2020 menjadi Rp4,20 Triliun pada tahun 2024;

3. Meningkatnya nilai kinerja logistik hasil perikanan

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai kinerja logistik hasil perikanan dari 52,00 pada tahun 2020 menjadi 60,00 pada tahun 2024;

4. Meningkatnya volume produk olahan kelautan dan perikanan yang bermutu, aman dan berdaya saing Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan volume produk olahan kelautan dan perikanan dari 6,90 Juta Ton pada tahun 2020 menjadi 7,50 Juta Ton pada tahun 2024;

5. Meningkatnya konsumsi ikan

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan konsumsi ikan dari 56,39 Kg/Kapita pada tahun 2020 menjadi 62,05 Kg/Kapita pada tahun 2024;

6. Meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai ekspor hasil perikanan dari USD6,17 Miliar pada tahun 2020 menjadi USD8,00 Miliar pada tahun 2024;

7. Meningkatnya nilai PM PRB Ditjen PDSPKP

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai PM PRB Ditjen PDSPKP dari 30 pada tahun 2020 menjadi 34 pada tahun 2024;

(29)

8. Meningkatnya nilai IKPA lingkup Ditjen PDSPKP

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai IKPA Ditjen PDSPKP dari 88 pada tahun 2020 menjadi 90 pada tahun 2024.

2.1.2 Kebijakan

Dalam rangka mendukung arah kebijakan KKP ke-3 yaitu membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil perikanan dan kelautan, Ditjen PDSPKP menetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:

1. Meningkatkan investasi kelautan dan perikanan;

2. Meningkatkan pembiayaan usaha Kelautan dan Perikanan melalui kredit program;

3. Meningkatkan kinerja logistik hasil perikanan;

4. Meningkatkan produk olahan kelautan dan perikanan yang bermutu, aman dan berdaya saing;

5. Meningkatkan konsumsi ikan;

6. Meningkatkan ekspor hasil perikanan.

Dalam melaksanakan 6 (enam) arah kebijakan di atas, Ditjen PDSPKP menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh seluruh unit kerja di pusat dan daerah. Di samping itu, Ditjen PDSPKP melaksanakan seluruh kebijakan pengarustamaan dalam RPJMN 2020-2024, yakni gender, pembangunan berkelanjutan, modal sosial, dan transformasi digital.

(30)

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Sebagai upaya perbaikan perencanaan, Ditjen PDSPKP melakukan reviu terhadap Sasaran Program dan Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pada tahun 2020, masukan dari Sekretariat Jenderal KKP, serta rekomendasi dari Inspektorat Jenderal KKP.

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2021

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Kesejahteraan

Pengolah Hasil Perikanan meningkat

1 Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (Indeks)

104

2 Produk Olahan KP Berdaya Saing

2 Volume Produk Olahan KP Berdaya Saing (Juta Ton)

7,05 3 Ekonomi Sektor

Kelautan dan Perikanan Meningkat

3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)

6,05 4 Konsumsi ikan (kg/kapita) 58,08 5 Nilai Investasi Kelautan dan

Perikanan (Rp Triliun)

5,49 6 Kinerja Logistik Hasil

Perikanan (Indeks)

54 7 Pembiayaan Usaha KP

melalui Kredit Program (Rp Triliun)

5,5

4 Tingkat Kemandirian SKPT Meningkat

8 Tingkat Kemandirian SKPT di bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP

4 (Terkelola) 5 Tatakelola

Pemerintahan yang Baik di lingkungan Ditjen PDSPKP

9 Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP (Nilai)

31 10 Unit Kerja yang Berpredikat

Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)

3

11 Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP (%)

≤1

12 Indeks Profesionalitas ASN lingkup Ditjen PDSPKP (Indeks)

73

13 Nilai PMSAKIP lingkup Ditjen PDSPKP (Nilai)

84,15 14 Level Maturitas SPIP Ditjen

PDSPKP (Level)

3

(31)

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET 15 Persentase Unit Kerja yang

Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

84

16 Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang

dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen

PDSPKP (%)

65

17 Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)*

1

18 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

Baik (89)

19 Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

86 20 Tingkat Efektivitas

Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

21 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

22 Tingkat Kepatuhan

Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

*Indikator Kinerja Baru

(32)

3.1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja Tahun 2021 merupakan hasil dari pelaksanaan program/kegiatan Ditjen PDSPKP dari Januari sampai dengan Desember 2021. Ditjen PDSPKP telah melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja secara berkala dengan menggunakan Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja (SAPK).

Nilai Rata-rata dari Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Ditjen PDSPKP sebesar 103,56%.

Gambar 3.1. NPSS Ditjen PDSPKP pada SAPK Tahun 2021

Rata-rata NPSS diperoleh dari akumulasi penghitungan capaian seluruh Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dan menjadi Perjanjian Kinerja antara Direktur Jenderal PDSPKP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Capaian masing-masing Indikator Kinerja pembentuk NPSS diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021

SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN

2021

CAPAIAN TAHUN

2021

PERSENTASE CAPAIAN TERHADAP

TARGET 1 Kesejahteraan

Pengolah Hasil Perikanan meningkat

1 Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP) (Indeks)

104,00 104,58 100,56%

AKUNTABILITAS KINERJA

BAB

III

(33)

SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN

2021

CAPAIAN TAHUN

2021

PERSENTASE CAPAIAN TERHADAP

TARGET 2 Produk

Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

2 Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing (Juta Ton)

7,05 7,15* 101,42%

3 Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat

3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)

6,05 5,72* 94,55%

4 Konsumsi Ikan (kg/kapita)

58,08 55,37** 95,33%

5 Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan (Rp Triliun)

5,49 6,02** 109,66%

6 Kinerja Logistik Hasil Perikanan (Indeks)

54,00 65,87 121,98%

7 Pembiayaan Usaha lautan dan

Perikanan melalui Kredit Program (Rp Triliun)

5,50 8,56 155,68%

4 Tingkat Kemandirian SKPT meningkat

8 Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP (Tingkat Kemandirian)

4,00 4,00 100,00%

5 Tatakelola Pemerintahan yang Baik di lingkungan Ditjen PDSPKP

9 Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP (Nilai)

31,00 33,67 108,61%

10 Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Lingkup Ditjen PDSPKP (Unit)

3,00 3,00 100,00%

11 Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

1,00 0,06 120,00%

12 Indeks

Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP (Indeks)

73,00 82,97 113,66%

13 Nilai PMSAKIP Lingkup Ditjen PDSPKP (Nilai)

84,15 86,36 102,63%

14 Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (level)

3,00 3,00 100,00%

15 Persentase unit kerja yang

84,00 99,81 118,82%

(34)

SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN

2021

CAPAIAN TAHUN

2021

PERSENTASE CAPAIAN TERHADAP

TARGET Menerapkan sistem

manajemen pengetahuan yang terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP (%) 16 Persentase

Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

65,00 96,57 148,57%

17 Unit yang

menerapkan inovasi pelayanan publik Lingkup Ditjen PDSPKP (unit)

1,00 1,00 100,00%

18 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

89,00 89,18 100,20%

19 Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

86,00 91,41 106,29%

20 Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72,50 87,43 120,59%

21 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72,50 78,71 108,57%

22 Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72,50 90,00 124,14%

* angka sementara s.d. Desember 2021

** angka prognosa

(35)

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja menjelaskan realisasi indikator kinerja, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta upaya perbaikan yang dilakukan ke depan dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan Ditjen PDSPKP. Analisis untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama dijelaskan sebagai berikut :

3.2.1

Sasaran Program 1

Kesejahteraan Pengolah Hasil Perikanan Meningkat

1. Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP)

NTPHP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima rumah tangga pengolah hasil perikanan dengan indeks harga yang dibayar rumah tangga pengolah hasil perikanan. NTPHP dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑁𝑇𝑃𝐻𝑃 = 𝐼𝑡

𝐼𝑏𝑥 100%

Keterangan :

NTPHP = Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan It = Indeks harga yang diterima

Ib = Indeks harga yang dibayar

NTPHP akan dihitung berdasar sampling yang akan dilakukan di 40 Kabupaten/Kota yang tersebar di 5 Provinsi. Lokasi yang menjadi sampling dipilih berdasarkan kesepakatan antara Ditjen PDSPKP dengan Badan Pusat Statistik (BPS) saat pengambilan tahun dasar untuk perhitungan NTPHP di tahun 2015. Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah banyaknya jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) terutama skala mikro dan kecil dan bervariasinya jenis kegiatan pengolahan ikan pada kelima provinsi tersebut sehingga dapat mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

(36)

Gambar 3.2. Lokasi Sampling Perhitungan NTPHP Tabel 3.2. Perkembangan Nilai It, Ib, dan NTPHP Tahun 2021

Tabel 3.3. Ikhtisar Pencapaian Kinerja NTPHP

Indikator Kinerja

Tahun 2021 Tahun 2024

Capaian Tahun

2020

Pertumbuhan Tahun 2020-

2021 (%) Target Capaian

Persentase Capaian thd Target

(%)

Target

Persentase Capaian thd Target

(%) NTPHP

(Nilai)

104,00 104,58 100,56 104,75 99,84 103,95 0,61

Pada tahun 2021, NTPHP tercapai sebesar 104,58. Capaian ini setara dengan 100,56% terhadap target tahun 2021 yakni 104 dan setara dengan 99,84% terhadap target jangka menengah tahun 2024 yakni 104,75. Jika dibandingkan dengan capaian NTPHP tahun 2020 yakni 103,95 maka capaian tahun ini mengalami kenaikan sebesar 0,61%.

Selama kurun waktu tahun 2016–2021, NTPHP terus mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,43%. Selama periode tersebut, NTPHP selalu tercapai di atas 100. NTPHP dengan capaian lebih dari 100 menandakan adanya kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga konsumsi

(37)

atau dengan kata lain pendapatan pengolah hasil perikanan naik lebih besar dari pengeluarannya atau surplus.

Gambar 3.3. Target dan Capaian NTPHP Tahun 2016-2021

3.2.2

Sasaran Program 2

Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

2. Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

Pembangunan industri pengolahan hasil perikanan menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan daya saing di sektor perikanan dan kelautan, dimana salah satu indikatornya adalah berkembangnya produk olahan hasil kelautan dan perikanan. Volume Produk Olahan (VPO) Hasil Perikanan merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama Ditjen PDSPKP sebagaimana tercantum dalam Keputusan Dirjen PDSPKP No. 25 Tahun 2021 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen PDSPKP tahun 2021.

VPO adalah kisaran total volume produk olahan hasil perikanan setara berat ikan utuh segar yang dihasilkan oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI).

Produk olahan hasil perikanan adalah hasil dari rangkaian kegiatan dan atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir untuk konsumsi manusia. VPO diperoleh dari hasil perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan oleh UPI skala mikro, kecil, menengah dan besar dari 10 jenis kegiatan meliputi kegiatan fermentasi/ peragian, pelumatan daging/surimi, pembekuan, pemindangan, penanganan produk

(38)

segar/dingin, pengasapan/pemanggangan, penggaraman/pengeringan, pereduksian/ ekstraksi, pengalengan dan pengolahan lainnya.

Berdasarkan data, UPI di Indonesia masih didominasi oleh usaha mikro dan kecil, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 98% dari total UPI yang ada. Pada tahun 2020, UPI di Indonesia berjumlah 63.459 unit yang terdiri dari 62.389 unit UPI skala mikro kecil dan 1.070 unit UPI skala menengah besar.

Tabel 3.4. Ikhtisar Pencapaian Kinerja VPO

Indikator Kinerja

Tahun 2021 Tahun 2024

Capaian Tahun

2020

Pertumbuhan Tahun 2020-

2021 (%) Target Capaian

Persentase Capaian thd Target

(%)

Target

Persentase Capaian thd Target

(%) VPO (Juta

Ton)

7,05 7,15* 101,42 7,50 95,33 6,9 3,62

*angka sementara

Perkembangan UPI meningkat dari tahun ke tahun diikuti dengan perkembangan jumlah capaian VPO yang dihasil oleh UPI. VPO tahun 2021 adalah sebanyak 7,15 Juta Ton (angka sementara). Capaian ini setara dengan 101,42% terhadap target tahun 2021 yakni 7,05 Juta Ton atau setara dengan 95,33% terhadap target jangka menengah tahun 2024 yakni 7,5 Juta Ton. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020 sebesar 6,9 Juta Ton maka capaian tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 3,62%.

*angka sementara

Gambar 3.4. Capaian VPO selama Periode Tahun 2017-2021

(39)

Tabel 3.5. Capaian VPO pada Tahun 2020-2021

No Jenis Pengolahan Tahun 2020 Tahun 2021*

1 Fermentasi/Peragian 3.615 3.767

2 Pelumatan Daging/Surimi 729.335 759.906

3 Pembekuan 1.427.130 1.542.659

4 Pemindangan 513.719 529.130

5 Pengalengan 188.925 212.480

6 Penanganan Produk Segar/Dingin 398.743 422.569

7 Pengasapan/Pemanggangan 364.158 375.197

8 Penggaraman/Pengeringan 2.891.572 2.923.475

9 Pereduksian 165.329 149.419

10 Pengolahan Lainnya 219.989 227.995

Total (ton) 6.902.515 7.146.597

*angka sementara

Berdasarkan hasil perhitungan, produk olahan yang masih mendominasi adalah produk olahan ikan kering dari kegiatan pengaraman/pengeringan, diikuti produk olahan dari kegiatan pembekuan, pelumatan daging, pemindangan, penanganan produk segar dingin dan pengasapan/pemanggangan, dan lainnya.

Pencapaian VPO tidak lepas dari peran pelaku usaha mikro kecil dan menengah besar untuk terus berproduksi mengembangkan usahanya serta dukungan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi olahan UPI skala mikro, kecil, menengah dan besar meliputi:

1. Penyediaan kebutuhan bahan baku UPI yang disupport sektor produksi tangkap, budidaya dan logistik;

2. Fasilitasi bantuan pemerintah berupa bantuan chest freezer, peralatan pengolahan, serta sarana dan prasarana pengolahan;

3. Pembinaan mutu dan keamanan hasil kelautan dan perikanan;

4. Gemarikan dalam rangka meningkatkan permintaan masyarakat untuk makanan sehat dan aman dikonsumsi serta peningkatan permintaan untuk produk – produk olahan ready to eat dan ready to cook;

5. Fasilitasi ekspor dan pemasaran produk olahan dalam negeri; dan 6. Fasilitasi usaha, investasi dan permodalan bagi pelaku usaha dll.

(40)

7. Mendorong pelaku usaha kelautan dan perikanan agar lebih berdaya saing, melalui penyiapan teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan, penerapan hasil-hasil perekayasaan yang bermutu, ramah lingkungan, efisien dan efektif pada unit pengolahan ikan, penyusunan bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia, inkubasi bisnis inovasi produk, serta diseminasi informasi pengujian penerapan hasil kelautan dan perikanan, di UPT BBP3KP dan Satker BBP3KP Cibinong, Pelabuhanratu, Mataram dan Ambon.

Kegiatan-kegiatan ini pada tahun 2021 melibatkan pelaku usaha sebagai penerap inovasi yang berdaya saing. Outcome yang diperoleh dari penerapan inovasi antara lain adalah peningkatan omzet usaha dari penjualan produk hasil inovasi, peningkatan kapasitas usaha dari pemanfaatan alat/sarana hasil inovasi, dan pemanfaatan desain layout UPI hasil inovasi sebagai referensi.

3.2.3

Sasaran Program 3

Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat

3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan

Nilai ekspor hasil perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan, baik hidup, segar, dingin, maupun olahan yang dikategorikan dalam kode Harmonized System (HS) sebanyak 480 kode HS dalam 8 digit yang dijual ke luar negeri yang dikonversi dalam bentuk uang (US Dollar).

Indikator kinerja ini dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari BPS.

Tabel 3.6. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Ekspor Hasil Perikanan

Indikator Kinerja

Tahun 2021 Tahun 2024

Capaian Tahun

2020

Pertumbuhan Tahun 2020-

2021 (%) Target Capaian

Persentase Capaian thd Target

(%)

Target

Persentase Capaian thd Target

(%) Nilai Ekspor

Hasil Perikanan (USD Miliar)

6,05 5,72* 94,55 8,00 71,50 5,20 10,00

*angka sementara s.d Bulan Desember 2021 Sumber Data: BPS

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP
Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja
Gambar 1.7. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan
Gambar 3.2. Lokasi Sampling Perhitungan NTPHP  Tabel 3.2. Perkembangan Nilai It, Ib, dan NTPHP Tahun 2021
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

Psikolog hanya membantu dengan analisa awal, tapi info, data &amp; trend dari praktisi lah yang sebaiknya jadi pegangan sebelum memutuskan pilihan karir &amp; bidang studi.

Dari hasil simulasi fatigue life didapat fatigue life minimum yang dapat ditempuh velg yaitu sebesar 452.250 putaran dengan daerah yang menempuh putaran paling

Pada hasil pengujian perbandingan daya yang dihasilkan, panel surya dengan MPPT neural network menghasilkan daya rata-rata yang lebih baik dari panel surya tanpa

Sambungan kuat (strong connection), apabila sambungan antar elemen pracetak tetap berperilaku elastis pada saat gempa kuat, sistem sambungan harus dan terbukti secara

Mereka pun ikut mendukung program tersebut, walaupun tidak terlibat secara langsung, sedangkan sebanyak 90 persen responden yang berpartisipasi tinggi adalah warga

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variable bebas dengan satu

Dalam memperlakukan uang dengan peduli, pastilah ada pesan moral yang tersampaikan, yaitu keadaan suatu mata uang disetiap negara mencerminkan kualitas bangsanya juga,