• Tidak ada hasil yang ditemukan

oleh dokter berhubungan dengan stres kerja yang kronis, beban kerja yang berlebihan, kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "oleh dokter berhubungan dengan stres kerja yang kronis, beban kerja yang berlebihan, kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga,"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Burnout adalah sindrom yang diakibatkan oleh stres yang berlebihan dan berhubungan dengan pekerjaan, ditandai dengan rasa emosional (merasa kewalahan oleh tuntutan pekerjaan); depersonalisasi (perasaan sinisme dan ketidaktertarikan terhadap pekerjaan), dan penurunan prestasi diri (penurunan tingkat kompetensi dan pencapaian kerja) (Busireddy et al., 2017). Burnout terkadang dihubungkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan penyalahgunaan narkoba.

Burnout dianggap sebagai keadaan stres psikologis yang disebabkan oleh pekerjaan dan / atau tempat kerja suatu individu, karena seriusnya masalah burnout ini maka WHO mengklasifikasikan burnout sebagai suatu penyakit (Clough et al., 2017).

Data penelitian di negara Amerika Serikat sebelumnya menunjukan prevalensi burnout pada dokter ditemukan setinggi 75%. Burnout pada dokter yang diakibatkan karena pekerjaan menimbulkan beberapa dampak negatif yaitu buruknya kualitas hubungan baik secara pribadi dan sosial, menurunnya kesejahteraan diri, dan buruknya hasil perawatan pada pasien. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa burnout sering terjadi di kalangan dokter dan mahasiswa kedokteran di seluruh dunia.

Pada Februari 2003, the European Forum of Medical Associations and the World Health Organization mengeluarkan pernyataan tentang sindrom burnout di antara para dokter, yaitu mengenai keprihatinan serius mengenai meningkatnya sindrom burnout dan meminta semua asosiasi medis nasional untuk memperhatikan masalah tersebut (Kalani et al., 2018).

Burnout memiliki dampak negatif yang besar bagi dokter itu sendiri, pasien, dan seluruh sistem kesehatan. Beberapa penelitia sebelumnya mengungkapkan bahwa sindrom ini memiliki dampak rendahnya kepuasan kerja, terganggunya pekerjaan dan hubungan pribadi, penyalahgunaan obat, penurunan kualitas perawatan pasien, depresi, bahkan sampai menyebabkan bunuh diri. Burnout yang dialami

(2)

2

oleh dokter berhubungan dengan stres kerja yang kronis, beban kerja yang berlebihan, kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga, dan ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan dalam pekerjaan (Kalani et al., 2018).

Dokter mempunyai peranan penting dalam sistem perawatan kesehatan, sehingga efek burnout yang terjadi pada dokter tidak hanya menimbulkan efek negatif pada dokter yang mengalaminya saja, tetapi burnout pada dokter berpotensi besar mempengaruhi seluruh sistem perawatan kesehatan. Sebagai contoh, salah satu tinjauan sistematis dan literature review melaporkan hubungan negatif antara burnout dan produktivitas kerja (yaitu : pensiun dini, pengurangan pekerjaan, dan pemberhentian kerja). Dampak hilangnya produktivitas terkait burnout menyebabkan menurunnya sumber daya dalam perawatan kesehatan sehingga dapat mengakibatkan daftar tunggu pasien dalam mendapatkan perawatan menjadi panjang dan lama serta ketidakpuasan pasien dalam pelayanan perawatan kesehatan (Dewa et al., 2017).

Studi dokter nasional di Amerika Serikat, 45,8% dokter dilaporkan setidaknya mempunyai satu gejala burnout, dengan angka tertinggi adalah dokter yang berada di garis terdepan perawatan pasien, seperti dokter keluarga, dokter penyakit dalam, dan dokter IGD (Instalasi Gawat Darurat). Sejumlah faktor diyakini berkontribusi terhadap burnout pada dokter dan resiko tinggi yang ditimbulkan, antara lain budaya tempat kerja, waktu kerja (lamanya jam kerja), beban kerja yang tinggi, tantangan dan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan rumah, kekerasan fisik dan verbal dari pasien serta keluarga, dan ketidakmauan untuk mencari bantuan untuk mengatasi permasalahan dan kelelahan tersebut. Penyebab pasti dari burnout yang diakibatkan oleh kejenuhan kerja dan kelelahan kerja tidak bisa spesifik gejalanya dan cenderung merupakan kombinasi dari berbagai persoalan baik organisasi maupun pribadi (Ireland et al., 2017).

Sampai saat ini, burnout telah banyak diteliti. Data menunjukkan 69% burnout terjadi pada residen bedah dan 40-60% dokter praktik di rumah sakit. Survei nasional terhadap dokter di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan 8,9% tingkat burnout akibat dari kelelahan pada dokter dari 2011 sampai 2014. Bersamaan dengan hal tersebut, terdapat hubungan antara burnout pada dokter, defisit kinerja, serta jumlah penyakit mental dan fisik yang semakin meningkat.

Sumber daya tenaga medis terutama dokter menurun, karena terjadinya sindrom burnout sehingga menyebabkan berkurangnya profesionalisme, peningkatan kesalahan dalam diagnosa medis, perawatan pasien menjadi lebih buruk, serta ekonomi rumah sakit yang menurun. Dokter

(3)

3

bedah diketahui memiliki hampir tiga kali lipat kasus penyalahgunaan alkohol dan keinginan bunuh diri diantara spesialisasi lainnya, kemungkinan terjadinya kasus meningkat masing- masing sebesar 25% dan 90%, ketika terjadi burnout pada profesi tersebut. Secara umum, resiko rata-rata gejala depresi di kalangan dokter meningkat sebesar 170% saat terjadi burnout akibat kelelahan kerja (Lebares et al., 2017).

Burnout merupakan masalah yang sangat serius di berbagai negara, berbagai strategi telah dikembangkan dan dilakukan untuk mencegah timbulnya dan / atau mengurangi konsekuensi dan dampak negatif dari sindrom burnout. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan perilaku kognitif serta memperbaiki masalah fisik dan mental, melalui suatu tindakan berupa meditasi, teknik relaksasi progresif, latihan otot dan pernapasan.

Salah satu intervensi yang bisa dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah mindfulness.

Mindfulness didefinisikan sebagai suatu kemampuan manusia untuk mengambil kendali penuh dan disengaja atas suatu tindakan, dengan mengambil kendali atas reaksi kita terhadap lingkungan dan untuk merespons secara positif ketika menghadapi masalah yang dapat menimbulakn stres, melalui latihan keterampilan individu dan interpersonal (Martos, 2019).

Beberapa jenis terapi yang menggunakan mindfulness telah diteliti, antara lain : Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) dan Mindfulness Based Cognitif Therapy (MBCT). Program MBSR dilakukan menggunakan pelatihan 8 minggu, yang melibatkan delapan sesi tatap muka selama 2,5 jam ditambah dengan pengulangan sehari penuh. Setiap sesi menyajikan berbagai bentuk meditasi, seperti yoga, latihan pernapasan, dukungan sosial, dan ketahanan terhadap pemicu stres (Martos, 2019).

Mindfulness adalah kesadaran terfokus yang tidak menghakimi dari pengalaman saat ini, pikiran, dan emosi. Mindfulness bisa diaplikasikan melalui pelatihan dan praktik yang sistematis, terutama melalui meditasi. Mindfulness dapat mengurangi dampak stres seperti pelatihan medis dengan menumbuhkan kesadaran diri yang tinggi pada pikiran, membantu melawan perilaku seperti merenung sehingga mempunyai kemampuan perawatan diri yang tepat, serta dapat membuat penilaian yang lebih masuk akal dalam menghadapi stresor yang terjadi dari waktu ke waktu, hari per hari (Daya dan Hearn, 2017).

Mindfulness sering kali dianggap sebagai bagian dari "terapi generasi ketiga" yang didasarkan pada kebutuhan untuk mengubah pola pemikiran dengan pengalaman batin kita daripada mencoba menghilangkan pengalaman pada masa lalu (yang dianggap tidak baik).

(4)

4

Tonggak terpenting untuk pengembangan terapi mindfulness adalah awal didirikannya Center for Mindfulness di University of Massachusetts pada 1979, oleh Jon-Kabat-Zinn, beliau menulis karya penting tentang “Pengurangan stres, depresi, burnout berbasis mindfulness (Gracia dan Blazquez, 2017).

Berbagai upaya dan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi, kesadaran, pengaturan emosi dan perhatian (fokus pikiran) terus dikembangkan, dengan tujuan utama dapat mengurangi burnout di antara para dokter, salah satunya menggunakan metode mindfulness.

Metode mindfulness didesain dan dapat diaplikasikan secara fleksibel, portabel, dapat digunakan secara mandiri dan non-invasif. Mindfulness didesain sedemikian rupa menggunakan properti yang dapat dianggap menarik bagi pekerja profesional dengan jadwal yang padat. Mindfulness mempunyai andil besar mengurangi pengaruh negatif pada dokter dan telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Mindfulness juga menunjukkan efek positif dalam mengurangi stres pada beberapa populasi dan profesi (Chiesa dan Serretti, 2009). Dengan demikian, mindfulness mungkin merupakan intervensi yang efektif untuk menurunkan burnout di kalangan dokter (Ireland et al., 2017).

Beberapa penelitian telah mengidentifikasi manfaat mindfulness dalam profesi medis.

Salah satunya penelitian yang menunjukkan terjadinya penurunan hormon kortisol sebagai hasil intervensi menggunakan metode mindfulness, hasil penelitian menunjukkan hal itu dapat mengurangi stres dan burnout, serta mengurangi risiko penyakit yang timbul dari stres dan burnout . Demikian pula, ada banyak bukti penggunaan pelatihan mindfulness di luar profesi medis, terutama dalam kasus depresi. Mindfulness sekarang ini sudah direkomendasikan oleh National Institute for Health and Clinical Excellence dapat diterapkan bahkan bagi mereka yang mengalami depresi berulang, dan dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil yang efektif (Daya dan Hearn, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah efektifitas intervensi mindfulness terhadap burnout pada dokter ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis bagaimana efektifitas intervensi mindfulness terhadap burnout pada dokter.

(5)

5 D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian meta analisis diharapkan dapat menjadi bahan referensi guna membuat penelitian terkait efektifitas intervensi mindfulness terhadap burnout pada dokter, menggunakan desain studi Randomized Controlled Trial (RCT).

2. Manfaat Praktis

Hasil kajian dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber rujukan dalam memberikan informasi terkait efektifitas intervensi mindfulness terhadap burnout pada dokter.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya apabila terdapat data yang dianggap tidak memenuhi syarat, maka data tersebut tidak dapat dipakai dalam analisis data baik data wawancara maupun

informasi publik ini dibatasi dengan hak individual dan privacy seseorang terkait dengan data kesehatan yang bersifat rahasia (rahasia medis). Jadi dalam hal ini dapat dianalisis

Seluruh data yang terkumpul akan dikupas pada pembahasan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian tentang penggunaan prinsip-prinsip Islam dalam mendidik lanjut usia

Penulis melakukan analisa mengenai hambatan kualitas pelayanan di Kota Mataram berdasarkan kuesioner yang diberikan untuk 30 staff restoran (mahasiswa OJT), kuesioner

Penelitian yang dikerjakan ini, yang mencakup Pengembangan Sistem Pembangkitan Cerita Balungan + , pentas wayang gagrak Yogyakarta dan cerita Arjunawiwaha serta penilaian

yang bertujuan untuk memberikan rasa manfaat yang sama dari adanya pembangunan pariwisata. Masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana dampak

diharapkan akan menciptakan keseragaman pemahaman semua pihak untuk mendukung pencapaian pengelolaan hutan lestari yang selanjutnya dapat mengembalikan citra positif

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi