KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 68/KEPMEN-KP/2017 tentang Pedoman Pengelolaan Kinerja Organisasi di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2021;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan tentang
Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan Tahun 2021;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17/PERMEN-KP/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 699) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57/PERMEN- KP/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17/PERMEN-KP/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1322);
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1114);
4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/KEPMEN-KP/2020 tentang Rencana Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2020;
5. Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nomor
87/KEP-DJPDSPKP/2020 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Daya
- 3 -
Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2020 – 2024;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2021.
KESATU : Menetapkan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dijabarkan dalam Indikator Kinerja Utama pada unit kerja eselon II lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KETIGA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dalam:
1. menyusun dan menetapkan rencana kinerja tahunan;
2. menyusun dan menetapkan rencana kerja dan anggaran;
3. menyusun dan menetapkan laporan kinerja; dan 4. melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai
dengan dokumen Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan Tahun 2020-2024.
KEEMPAT : Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan melakukan reviu dan evaluasi atas capaian kinerja setiap satuan kerja dan melaporkan akuntabilitas kinerja kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Sekretaris Jenderal.
KELIMA
: Biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal ini dibebankan pada anggaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
KEENAM : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Januari 2021
DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
ARTATI WIDIARTI
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal
Berny A. Subki
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2021
INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
1 Kesejahteraan Pengolah Hasil Perikanan Meningkat
1 Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (Indeks)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Keterangan :
NTPHP = Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan It = Indeks harga yang diterima PHP
Ib = Indeks harga yang dibayar PHP
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
2 Produk Olahan KP Berdaya Saing
2 Volume Produk Olahan Hasil Perikanan (Juta Ton)
Direktorat Pengolahan dan
Bina Mutu
Keterangan:
V
t= Volume produk olahan hasil perikanan total
V
b= Volume produksi olahan unit pengolahan ikan skala besar ke-b
V
m= Volume produksi olahan unit pengolahan ikan skala UMKM ke-m
n = Jumlah unit pengolahan ikan 3 Ekonomi
Sektor
Kelautan dan Perikanan Meningkat
3 Nilai ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)
Direktorat Pemasaran
Keterangan:
E = Nilai ekspor hasil Perikanan
E
i= Nilai produk perikanan ke-i yang diekspor
n = Banyaknya komoditas hasil perikanan yang diekspor
- 3 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
4 Konsumsi Ikan (kg/kap)
Direktorat Pemasaran
AKI = A + B + C Keterangan:
A K I
= Angka konsumsi ikan
A = Konsumsi Rumah Tangga B = Konsumsi Luar Rumah Tangga C = Konsumsi Tidak Tercatat
5 Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan (Rp Triliun)
Direktorat Usaha dan
Investasi Keterangan:
I = Total investasi kelautan dan perikanan
∑PMA = Nilai penanaman modal asing
∑PMDN = Nilai penanaman modal dalam negeri
∑Kredit Investasi
= Realisasi kredit investasi sektor kelautan dan perikanan yang disalurkan oleh bank
I = ∑PMA + ∑PMDN + ∑Kredit investasi
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
6 Kinerja Logistik Hasil Perikanan (indeks)
Direktorat Logistik
IKLI =(A ! "#$)+(B ! "#%)+(C ! "#&)+(D ! "#')+(E ! "#(&) Keterangan :
IKLI = Indeks Kinerja Logistik Ikan (%)
IDp = Indeks Dimensi Pengelolaan Pengadaan Hasil Perikanan (%) IDe = Indeks Dimensi Efisiensi (%)
IDk = Indeks Dimensi Konektivitas (%) IDm = Indeks Dimensi Manfaat (%) IDtk = Indeks Dimensi Tata Kelola (%)
A = Bobot Dimensi Pengelolaan Pengadaan Hasil Perikanan B = Bobot Dimensi Efisiensi
C = Bobot Dimensi Konektivitas D = Bobot Dimensi Manfaat E = Bobot Dimensi Tata Kelola 7 Pembiayaan
Usaha KP melalui Kredit Program
Direktorat Usaha dan Investasi
K = ∑KB + ∑KNB Keterangan:
K = Pembiayaan Usaha Kelautan dan Perikanan melalui
- 5 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
(Rp Triliun) Kredit Program
∑KB = Nilai realisasi pembiayaan kredit program sektor kelautan dan perikanan yang disalurkan oleh Lembaga keuangan bank
∑KNB = Nilai realisasi pembiayaan kredit program sektor
kelautan dan perikanan yang disalurkan oleh
Lembaga keuangan nonbank
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
4 Tingkat Kemandirian SKPT
Meningkat
8 Tingkat
Kemandirian SKPT
di Bawah
Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP (Tingkat
Kemandirian)
Direktorat Logistik, Direktorat Usaha dan Investasi
Nilai diperoleh dari hasil pengukuran Tim Pembangunan SKPT KKP terhadap 4 (empat) aspek, yaitu fisik (sarana dan prasarana), produksi dan ekonomi, kelembagaan, sosial dan lingkungan dari masing-masing SKPT.
Data diolah dengan rumus:
a. Capaian Level 2 TKM Lv
2
= Konversi NKM (Nilai Kemandirian) ke Tingkat Kemandirian berdasarkan kisaran yang telah ditetapkan
Tingkat kemandirian Tingkat
Kemandirian (TKM)
Nilai Kemandirian (NKM)
Kategori
Pra mandiri 1 0,25 Pra persiapan
Pra mandiri 2 >0,25 dan <0,5 Persiapan Pra mandiri 3 >0,5 dan <0,75 Terbangun Pra mandiri 4 >0,75 dan <1 Terkelola
Mandiri 5 1 Mandiri
- 7 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
b. Capaian Level 1 TKM
Lv1
= Konversi dari NKM Level 1 ke Tingkat Kemandirian berdasarkan kisaran yang telah ditetapkan
Tingkat kemandirian Tingkat
Kemandirian (TKM)
Nilai Kemandirian (NKM)
Kategori
Pra mandiri 1 0,25 Pra persiapan
Pra mandiri 2 >0,25 dan <0,5 Persiapan Pra mandiri 3 >0,5 dan <0,75 Terbangun Pra mandiri 4 >0,75 dan <1 Terkelola
Mandiri 5 1 Mandiri
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Capaian TKM Lv 1 diperoleh dari konversi atas rata-rata Nilai Kemandirian SKPT level 2 (NKM
LV2) :
Keterangan:
NKM
LV1= Nilai Kemandirian Level 1
NKM
Biak= Nilai Kemandirian Level 2 Biak
NKM
Mimika= Nilai Kemandirian Level 2 Mimika
- 9 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
5 Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Lingkungan Ditjen
PDSPKP
9 Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP (Nilai)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Penilaian atas implementasi RB di Ditjen PDSPKP dilaksanakan minimal satu kali setiap tahun melalui Panel Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) lingkup KKP secara online oleh masing-masing Unit Eselon I yang telah diverifikasi oleh Inspektorat Jenderal melalui penilaian Lembar Kerja Evaluasi (LKE).
10 Unit Kerja Berpredikat
Menuju Wilayah Bebas Korupsi lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
1. Mengacu kepada Pedoman dalam PermenKP Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembangunan dan Penetapan ZI menuju WBK dan WBBM di lingkungan KKP memperoleh hasil penilaian indikator proses dan memenuhi syarat indikator hasil WBK ≥75
2. Dengan pedoman teknis sesuai dengan Peraturan Irjen Nomor 58/PER-IRJEN/2019 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di lingkungan KKP
PENETAPAN :
Status Unit Kerja Berpredikat Menuju WBK yang telah mendapat nilai
≥75 dan ditetapkan melalui SK Menteri KP dan Piagam Penghargaan.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
11 Batas Toleransi Materialitas
Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP (%)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Keterangan :
%Temuan = Batas Tertinggi Nilai Temuan LHP BPK atas LK Ditjen PDSPKP
A = Jumlah nilai temuan atas laporan keuangan TA 2020 yang disajikan pada LHP atas kepatuhan
B = Realisasi riil tahun 2020 12 Indeks
Profesionalitas ASN lingkup Ditjen PDSPKP (Indeks)
Sekretariat
Ditjen PDSPKP Keterangan :
IP
PDS= Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP
IP
1= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kualifikasi
IP
2= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kompetensi
IP
3= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kinerja
IP
4= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Disiplin
- 11 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Pengukuran terbagi menjadi 4 komponen yaitu:
1. Kualifikasi (Bobot 25%); diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai meliputi :
Kode Nama Pendidikan Nilai
5 Pendidikan S3 25
4 Pendidikan S2 20
3 Pendidikan S1 15
2 Pendidikan DIII/SM 10 1 Pendidikan DII/DI/SMA 5
0 Pendidikan SMP/SD 1
Catatan:
a. IKU nya berupa peningkatan kualifikasi melalui tugas dan izin belajar, ada pada Bagian Perencanaan dan Pengembangan;
b. Data Tingkat Pendidikan, dapat diambil dari Data Dasar pada Aplikasi SIMPEG Online KKP.
2. Kompetensi (Bobot 40%); diukur dari indikator riwayat
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi:
Nilai Nama Kompetensi**
Nilai Kompetensi Sesuai Jabatan Kompetens
i Struktural
Kompetensi JFT
Kompetensi Staf
Diklat Struktural 15 - -
1 Pernah ikut diklat PIM pada levelnya
15 - -
0 Tidak pernah ikut diklat PIM pada levelnya
0 - -
Diklat Fungsional - 15 -
1 Pernah ikut diklat fungsional
- 15 -
0 Tidak pernah - 0 -
- 13 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
ikut diklat fungsional
Diklat 20 JP 15 15 22,5
1 Pernah ikut diklat 20 JP dalam tahun terakhir
15 15 22,5
0 Tidak pernah ikut diklat 20 JP dalam tahun terakhir
0 0 0
Seminar 10 10 17,5
1 Pernah ikut seminar
10 10 17,5
0 Tidak pernah ikut seminar
0 0 0
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Total mengikuti kompetensi
40 40 40
3. Kinerja (Bobot 30%); diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS yang meliputi :
No Keterangan Nilai SKP
Nilai SKP Nilai Kinerja
1 Sangat Baik 91 – ke atas 30
2 Baik 76 s.d 90 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5
5 Buruk 50 s.d ke bawah 1
4. Disiplin (Bobot 5%); diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami meliputi :
Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai
- 15 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Disiplin 0 Tidak pernah mendapatkan hukuman disiplin 5 R Pernah mendapatkan hukuman disiplin
tingkat ringan
3
S Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang
2
B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat
1
13 Nilai PMSAKIP lingkup Ditjen PDSPKP (Nilai)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada indikator pengukuran yang ditetapkan oleh Kemen PAN RB yaitu:
(a) Perencanaan kinerja dengan bobot 35%
(b) Pengukuran kinerja dengan bobot 20%
(c) Pelaporan kinerja dengan bobot 15%
(d) Evaluasi kinerja dengan bobot 10%
(e) Pencapaian kinerja dengan bobot 20%
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
(Masing-masing indikator tersebut memiliki sub indikator) Hasil penilaian AKIP didapatkan pada akhir tahun anggaran.
14 Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (Level)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP oleh BPKP pada Eselon I Tahun 2020 dengan mengadopsi langsung dari hasil evaluasi oleh BPKP.
Dalam hal BPKP tidak melakukan evaluasi tingkat maturitas SPIP pada tingkatan Eselon I, maka data capaian dapat diambil dari hasil pengukuran mandiri tim internal KKP (Inspektorat Jenderal KKP) dengan menggunakan pedoman dari BPKP.
Level Tingkat Maturitas
Interval Skor
Keterangan
0 Belum Ada (Dalam Penataan)
0 < skor
< 1,0
Belum memiliki kebijakan dan prosedur
1 Rintisan 1,0 ≤ skor <
Ada praktik pengendalian intern -
ada kebijakan dan prosedur
- 17 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
2,0 tertulis, namun masih bersifat ad- hoc dan tidak terorganisasi dengan baik. Tanpa komunikasi dan pemantauan.
2 Berkembang 2,0 ≤ skor <
3,0
Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan baik. Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi.
3 Terdefinisi 3,0 ≤ skor <
4,0
Ada praktik pengendalian intern yang terdokumentasi dengan baik.
Evaluasi atas pengendalian intern
dilakukan tanpa dokumentasi yang
memadai.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
4 Terkelola dan Terukur
4,0 ≤ skor <
4,5
Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal dan terdokumentasi.
5 Optimum 4,5 ≤ skor ≤
5,0
Menerapkan pengendalian internal yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan.
Pemantauan otomatis
menggunakan aplikasi komputer.
15 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan
Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar
lingkup Ditjen PDSPKP (%)
Sekretariat
Ditjen PDSPKP Keterangan :
MP = Batas Tertinggi Nilai Temuan LHP BPK atas LK Ditjen PDSPKP
a% = Persentase dokumen yang terupload dalam sistem MP (Renstra 2020-2024; Perjanjian Kinerja level 1 dan 2 tahun 2021; Manual IKU level 1 dan level 2 tahun 2021;
Rencana Kerja RB Tahunan tahun 2021; Rencana Aksi
- 19 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Kinerja atas PK Tahunan level 1 dan 2 tahun 2021;
Laporan Kinerja level 1 tahun 2020-2021)
b% = Persentase pejabat eselon lingkup Ditjen PDSPKP yang aktif dalam sistem MP (upload dokumentasi kegiatan/informasi dilengkapi dengan foto atau video (esII) atau notulensi hasil rapat yang bersifat boleh di publikasikan dan PPT rapat terkait kegiatan prioritas dengan kriteria mengandung informasi 5W1H)
c% = Persentase pegawai lingkup Ditjen PDSPKP yang tergabung dalam sistem MP (Persentase Pimpinan Unit Eselon I – II, JFT (yang diberikan tugas tambahan sebagai Koordinator dan Sub Koordinator) dan Staf Pelaksana (minimal 2 orang) yang tergabung dalam aplikasi Bitrix) 16 Persentase
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Keterangan:
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
yang
Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup Ditjen PDSPKP (%)
% = Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yg Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup Ditjen PDSPKP
ΣNt = Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh Ditjen PDSPKP
ΣN = Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada Ditjen PDSPKP
Catatan:
• Jika unit kerja telah dilakukan pengawasan tetapi tidak ada temuan/rekomendasi dari Itjen KKP pada LHP yang diterbitkan maka capaiannya diberi nilai 100%.
• Jika unit kerja tidak dilakukan pengawasan maka capaiannya diberi nilai 60% (sesuai target yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja).
17 Unit yang Menerapkan
Direktorat Pengolahan dan
Dihitung dari jumlah inovasi pelayanan publik yang telah melalui
tahap seleksi administrasi tingkat KKP, dan direkomendasikan untuk
- 21 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)
Bina Mutu disubmit oleh admin KKP, untuk diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK/UNSPA).
18 Nilai Indikator Kinerja
Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP (Nilai)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN 1. Revisi DIPA
a. Indikator Revisi DIPA digunakan untuk mengukur kualitas perencanaan anggaran oleh K/L dengan menghitung rasio jumlah pengajuan revisi terhadap jumlah DIPA yang dikelola b. Jenis revisi yang mejadi objek penilaian kinerja adalah revisi
DIPA pagu tetap, tidak termasuk revisi karena kesalahan administrasi
c. Semakin rendah angka persentase revisi DIPA yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran pada K/L tersebut
2. Deviasi RPD ( Halaman III DIPA)
a. Indikator Deviasi Halaman III DIPA digunakan untuk mengukur
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
kualitas pelaksanaan anggaran, dengan mengukur rasio tingkat deviasi antara realisasi anggaran dibandingkan dengan rencana penarikan pada halaman III DIPA
b. Semakin rendah persentase deviasi (angka absolut) yang diperoleh, maka semakin baik kualitas rencana penarikan halaman III DIPA dan kinerja realisasi anggaran K/L
Rata -rata || ((Realisasi Penarikan Dana) – (Perencanaan Hal III DIPA )) || /(Perencanaan Hal III DIPA)
3. Pengelolaan UP
a. Indikator pengelolaan UP digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan Uang Persediaan terkait ketepatan waktu pertanggungjawabannya. Penilaian kinerja dihitung
berdasarkan rasio pengajuan SPM GUP/PTUP tepat waktu dibandingkan dengan total SPM GUP/PTUP
b. Pengajuan SPM GUP/PTUP dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN dalam 1 bulan (30 hari kalender).
Pengajuan SPM GUP sekurang-kurangnya telah digunakan sebanyak 50% dari besaran UP yang dimintakan
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja
pengelolaan UP
- 23 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
4. Rekon LPj Bendahara
a. Indikator LPJ Bendahara digunakan untuk menilai kinerja Bendahara Pengeluaran dalam penyusunan dan penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan LPJ tepat waktu dibandingkan dengan total LPJ yang disampaikan ke KPPN
b. Pengajuan LPJ Bendahara dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal s.d. tanggal 10 awal bulan berikutnya.
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian LPJ Bendahara
d. Rekon LPj Bendahara dilakukan perhitungannya s.d tanggal 11 pada awal bulan berikutnya
5. Data Kontrak
a. Indikator penyampaian data kontrak digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan data kontrak khususnya terkait penyampaian ke KPPN.
Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio data kontrak tepat
waktu dibandingkan dengan total data kontrak yang diajukan ke
KPPN
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
b. Penyampaian data kontrak dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal 5 hari kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian data kontrak
6. Penyelesaian Tagihan
a. Indikator penyelesaian tagihan digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan tagihan kontraktual yang telah jatuh tempo hingga diajukan SPM atas tagihan tersebut ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung
berdasarkan rasio SPM tepat waktu dibandingkan dengan total SPM yang diajukan ke KPPN
b. SPM penyelesaian tagihan dapat dikategorikan tepat waktu apabila SPM LS (Non-Belanja Pegawai) disampaikan ke KPPN maksimal 17 hari kerja setelah tanggal jatuh tempo pembayaran c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja
penyelesaian tagihannya
- 25 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
7. Penyerapan Anggaran
a. Indikator penyerapan anggaran digunakan untuk menilai kualitas penyerapan anggaran berdasarkan target penyerapan pada tiap triwulan. Penilaian dihitung berdasarkan persentase capaian realiasasi dibandingkan dengan target penyerapan anggaran pemerintah
b. Target penyerapan tahun 2021 yakni TW 1: 15%; TW 2: 40%; TW 3: 60%; TW 4: 90%
c. Kinerja penyerapan anggaran diharapkan tidak hanya berfokus pada capaian realisasi anggarannya, melainkan juga capaian output setiap K/L, dan dilakukan secara efisien dan efektif d. Penyerapan anggaran yang dapat mencapai target, maka
nilainya semakin baik
8. Retur SP2D
a. Indikator retur SP2D digunakan untuk menilai kualitas SPM yang diajukan khususnya berkaitan dengan ketepatan data supplier pada SPM. Penilaian kinerja dihitung dengan mengukur rasio jumlah SP2D yang diretur terhadap jumlah seluruh SP2D yang diterbitkan
b. Hal-hal yang sering menyebabkan retur SP2D antar lain
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
kesalahan nomor rekening, kesalahan nama penerima, nomor rekening tidak aktif, dll
c. Semakin rendah persentase retur SP2D yang diperoleh, maka semakin baik kualitas SPM yang diajukan ke KPPN
9. Perencanaan Kas
a. Indikator Renkas/RPD harian digunakan untuk menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang
diwajibkan disampaikan Renkas/RPD sebelum penyajuan SPM.
Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu Pengajuan SPM dibandingkan Renkas/RPD yang diajukan b. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja
kesesuaian pengajuan SPM dengan Renkas/RPD harian
10. Pengembalian SPM
a. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja
pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM
yang diajukan ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan
rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang
- 27 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
disampaikan ke KPPN
b. Semakin rendah % kesalahan, maka semakin baik kualitas SPM yang disampaikan ke KPPN
11. Dispensasi Penyampaian SPM
a. Indikator Pengajuan Dispensasi SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan khususnya berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian SPM s.d akhir tahun anggaran.
Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio dispensasi SPM yang diajukan s.d akhir tahun anggaran dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN
b. Semakin rendah % pengajuan dispensasi SPM, maka semakin baik kinerja indikator dispensasi pengajuan SPM
12. Pagu Minus
a. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk menilai
kualitas perencanaan dan penganggaran K/L khususnya terkait
Belanja Pegawai, dengan mengukur rasio pagu minus Belanja
Pegawai terhadap total Pagu Belanja Pegawai K/L
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
b. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk mengukur kinerja secara tahunan.
c. Semakin rendah angka persentase pagu minus yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran Belanja Pegawai pada K/L tersebut
Perhitungan manual IKU pada triwulan I sampai dengan Triwulan 3 untuk 10 indikator yaitu :
10 INDIKATOR CAPAIAN TW1 SAMPAI DENGAN TW 3 1. Revisi DIPA
2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak
6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran
Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj
Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan +
Penyerapan Anggaran + Retur
SP2D + Perencanaan Kas +
Pengembalian SPM
- 29 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
8. Retur SP2D 9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM
= capaian tw 1 sampai dengan tw 3
Perhitungan manual IKU pada triwulan IV untuk 12 indikator yaitu :
10 INDIKATOR CAPAIAN TW 4
1. Revisi DIPA 2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak
6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran 8. Retur SP2D
9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM 11. Dispensasi SPM
Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj
Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan +
Penyerapan Anggaran + Retur SP2D + Perencanaan Kas + Pengembalian SPM +
Dispensasi SPM + Pagu Minus
= capaian tw 4
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
12. Pagu Minus
19 Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP (Nilai)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga:
NKA =
Keterangan :
NKA = Nilai Kinerja Anggaran Ditjen PDSPKP
- 31 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
P = Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker
W
P= Bobot penyerapan anggaran sebesar 9,7%
K = Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan
W
K= Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi sebesar 18,2%
PK = Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan
membandingkan antara rata-rata realisasi volume
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
keluaran dengan target volume keluaran dan rata- rata realisasi indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran
W
PK= Bobot pencapaian keluaran sebesar 43,5%
E = Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran W
E= Bobot efisiensi sebesar 28,6%
20 Tingkat Efektivitas Pelaksanaan
Kegiatan
Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP (%)
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Pengukuran/penilaian dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal KKP pada Triwulan IV Tahun Pengukuran terhadap pelaksanaan kegiatan prioritas/strategis tahun sebelumnya (T-1).
Penilaian menggunakan template kertas kerja evaluasi yang disusun
oleh Inspektorat Jenderal KKP.
- 33 -
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
21 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa
lingkup Ditjen PDSPKP
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa unit eselon I berdasarkan hasil penilaian Itjen KKP (40%) :
1) Rencana umum pengadaan telah diupload ke dalam aplikasi SIRUP (5%)
a. Seluruh paket pengadaan melalui Penyedia pada Satker Pusat telah diumumkan dalam SIRUP (2,5%).
b. Rencana Umum Pengadaan di upload kembali dalam hal terdapat perubahan/revisi paket pengadaan (2,5%).
2) Persentase jumlah pengadaan belanja modal yang dilaksanakan melalui SPSE (10%).
3) Laporan penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa (5%).
Kesesuaian tahap pelaksanaan (20%).
22 Tingkat Kepatuhan
Pengelolaan BMN lingkup Ditjen
Sekretariat Ditjen PDSPKP
Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN unit eselon I (bobot 40%) diukur melalui pemenuhan beberapa indikator berikut:
1) Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) Tahun 2021 (bobot 5%);
2) Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
JAWAB PERHITUNGAN
PDSPKP (%) pengadaan belanja modal hingga triwulan 4 tahun 2021 baik ke pengguna barang dan pengelola barang (bobot 10%);
3) Tingkat penyelesaian inventarisasi dan penilaian kembali (revaluasi aset) Tahun 2017-2019 (bobot 10%);
4) Pemanfaatan BMN hasil pengadaan belanja modal tahun 2020 di dukung Berita Acara Serah Terima (BAST)/Berita Acara Pemakaian (bobot 10%);
5) Penyusunan Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) secara tepat waktu (bobot 5%).
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal
Berny A. Subki
DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
ARTATI WIDIARTI
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2021
INDIKATOR KINERJA UTAMA PADA UNIT KERJA ESELON II LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
A. INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN BINA MUTU
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
1 Utilitas UPI Meningkat 1 Persentase Utilitas UPI
Keterangan :
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN u = Utilitas
P = Volume produksi Unit Pengolahan Ikan
= Jumlah Volume produksi Unit Pengolahan Ikan K = Kapasitas produksi terpasang Unit Pengolahan Ikan = Jumlah Kapasitas produksi terpasang Unit Pengolahan Ikan
= Jumlah Unit Pengolahan Ikan 2 Produk Olahan Perikanan
yang Mendapatkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)
2 Produk Olahan Perikanan yang dijamin Mutu dan Keamanan dengan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (Produk)
Sproduk = ∑ Sskp
Sproduk = Jumlah produk olahan perikanan yang mendapatkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) Sskp= Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), baik perpanjangan atau baru pada tahun berjalan
3 Terlaksananya Fasilitasi Sarana Rantai Dingin dan Peralatan Pengolahan Kepada
3 Sarana Rantai Dingin dan Peralatan Pengolahan yang Dimanfaatkan
S = ΣSRD + ΣPP
Keterangan :
S = Jumlah bantuan sarana dan prasarana sistem
- 37 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
UMKM rantai dingin (chest freezer) dan pengolahan yang
dimanfaatkan pelaku usaha
ΣSRD = Jumlah bantuan sarana dan prasarana sistem rantai dingin (chest freezer) yang dimanfaatkan pelaku usaha
ΣPP = Jumlah bantuan peralatan pengolahan yang dimanfaatkan pelaku usaha
4 Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkungan Direktorat PBM
4 Nilai minimal yang dipersyaratkan untuk mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (Nilai)
Syarat unit kerja yang dapat ditetapkan sebagai Menuju WBK adalah:
a. memiliki nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 dengan minimal nilai pengungkit adalah 40;
b. Bobot nilai per area pengungkit minimal 60% untuk semua area pengungkit;
c. cmemiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18,50, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi TLHP minimal 5,0.
d. memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 15.
Penetapan unit kerja berpredikat Menuju WBK dituangkan dalam Keputusan Menteri.
5 Persentase penyelesaian temuan LHP BPK Satker Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (%)
%penyelesaian = x 100%
Keterangan:
%penyelesaian = Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK lingkup Satker Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu
Temuan yg diselesaikan = Jumlah temuan Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu yang telah diselesaikan
Total temuan LHP BPK = Jumlah temuan atas realisasi anggaran Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu tahun 2020 yang tercantum dalam LHP BPK
6 Indeks Profesionalitas ASN
- 39 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Direktorat PBM Keterangan :
IP
PDS= Indeks Profesionalitas ASN Direktorat PBM IP
1= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kualifikasi IP
2= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kompetensi IP
3= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kinerja IP
4= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Disiplin
Pengukuran terbagi menjadi 4 komponen yaitu:
1. Kualifikasi (Bobot 25%); diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai meliputi : Kode Nama Pendidikan Nilai
5 Pendidikan S3 25
4 Pendidikan S2 20
3 Pendidikan S1 15
2 Pendidikan DIII/SM 10 1 Pendidikan DII/DI/SMA 5
0 Pendidikan SMP/SD 1
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Catatan:
a. IKU nya berupa peningkatan kualifikasi melalui tugas dan izin belajar, ada pada Bagian Perencanaan dan
Pengembangan;
b. Data Tingkat Pendidikan, dapat diambil dari Data Dasar pada Aplikasi SIMPEG Online KKP.
2. Kompetensi (Bobot 40%); diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi :
Nilai Nama Kompetensi**
Nilai Kompetensi Sesuai Jabatan Kompetensi
Struktural
Kompetensi JFT
Kompetensi Staf Diklat
Struktural
15 - -
1 Pernah ikut diklat PIM
15 - -
- 41 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
pada levelnya 0 Tidak pernah
ikut diklat PIM pada levelnya
0 - -
Diklat Fungsional
- 15 -
1 Pernah ikut diklat
fungsional
- 15 -
0 Tidak pernah ikut diklat fungsional
- 0 -
Diklat 20 JP 15 15 22,5
1 Pernah ikut diklat 20 JP
15 15 22,5
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN dalam tahun
terakhir 0 Tidak pernah
ikut diklat 20 JP dalam tahun
terakhir
0 0 0
Seminar 10 10 17,5
1 Pernah ikut seminar
10 10 17,5
0 Tidak pernah ikut seminar
0 0 0
Total mengikuti kompetensi
40 40 40
3. Kinerja (Bobot 30%); diukur dari indikator penilaian
prestasi kerja PNS yang meliputi :
- 43 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
No Keterangan Nilai SKP
Nilai SKP Nilai Kinerja 1 Sangat Baik 91 – ke atas 30
2 Baik 76 s.d 90 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5
5 Buruk 50 s.d ke bawah 1
4. Disiplin (Bobot 5%); diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami meliputi :
Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai Disiplin 0 Tidak pernah mendapatkan
hukuman disiplin
5
R Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat ringan
3
S Pernah mendapatkan hukuman 2
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN disiplin tingkat sedang
B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat
1
7 Nilai Rekonsilasi Kinerja Satker Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (Nilai)
Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada indikator pengukuran yang ditetapkan oleh Kemen PAN RB yaitu:
a. Perencanaan kinerja dengan bobot 35%
b. Pengukuran kinerja dengan bobot 20%
c. Pelaporan kinerja dengan bobot 15%
d. Evaluasi kinerja dengan bobot 10%
e. Pencapaian kinerja dengan bobot 20%
(Masing-masing indikator tersebut memiliki sub indikator) Hasil penilaian AKIP didapatkan pada akhir tahun anggaran.
Pemenuhan dokumen AKIP pada level 2 diantaranya:
a. PK level 2 2020
b. Manual IKU 2020
- 45 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
c. Rincian Target IKU 2020 d. Matriks Cascading 2020
e. Laporan Capaian Kinerja 2020 f. Data dukung capaian kinerja 2020
8 Persentase unit kerja Direktorat PBM yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu
Jumlah persentase keterlibatan seluruh unit kerja lingkup Direktorat PBM yang tergabung dan mendistribusikan informasi dalam sistem informasi Manajemen Pengetahuan terpilih.
Keterangan :
MP = Manajemen Pengetahuan Terstandar
a% = Persentase dokumen yang terupload dalam sistem MP b% = Persentase pejabat eselon lingkup Direktorat PBM yang aktif dalam sistem MP
c% = Persentase pegawai lingkup Direktorat PBM yang
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN tergabung dalam sistem MP
9 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yg Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup Direktorat PBM (%)
Keterangan :
% = Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yg Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup Direktorat PBM
Σ Nt = Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh Direktorat PBM
Σ N = Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada Direktorat PBM
Catatan :
Jika unit kerja dilakukan pengawasan tetapi tidak ada temuan/rekomendasi dari Itjen KKP pada LHP yang diterbitkan maka capaiannya diberi nilai 100%.
Jika unit kerja tidak dilakukan pengawasan maka
- 47 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
capaiannya diberi nilai 80%.
10 Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (Inovasi)
Dihitung dari jumlah inovasi pelayanan publik yang telah melalui tahap seleksi administrasi tingkat KKP, dan direkomendasikan untuk disubmit oleh admin KKP, untuk diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK/UNSPA).
11 Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis (%)
)*+,-./.-01 = 80% 23 + 10% 45 + 10% 63 Keterangan :
a. Pencapaian Tujuan (PT), diukur berdasarkan kesesuaian waktu dan kesesuaian tujuan pelaksanaan kegiatan berupa pemenfaatan
b. Integritas (IG), diukur berdasarkan adanya kegiatan sosialisasi atau pelatihan bagi penerima/obyek kegiatan;
c. Adaptasi (AT), diukur berdasarkan kesesuaian output
kegiatan dengan kebutuhan obyek kegiatan dan
ketersediaan sarana/prasarana pendukung kegiatan.
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Hasil evaluasi dilaksanakan pada satu tahun periode pengukuran (T-1)
12 Tingkat kepatuhan pengadaan barang/ jasa lingkup Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (%)
Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa berdasarkan hasil penilaian Itjen KKP (40%) :
1. Rencana umum pengadaan telah diupload ke dalam aplikasi SIRUP (5%)
a. Seluruh paket pengadaan melalui Penyedia pada Satker Pusat telah diumumkan dalam SIRUP (2,5%).
b. Rencana Umum Pengadaan di upload kembali dalam hal terdapat perubahan/revisi paket pengadaan (2,5%).
2. Persentase jumlah pengadaan belanja modal yang dilaksanakan melalui SPSE (10%).
3. Laporan penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa (5%).
Kesesuaian tahap pelaksanaan (20%).
13 Tingkat kepatuhan Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN unit eselon I (bobot
- 49 -
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
pengelolaan BMN lingkup Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu (%)
40%) diukur melalui pemenuhan beberapa indikator berikut:
1. Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) Tahun 2021 (bobot 5%);
2. Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk pengadaan belanja modal hingga triwulan 4 tahun 2021 baik ke pengguna barang dan pengelola barang (bobot 10%);
3. Tingkat penyelesaian inventarisasi dan penilaian kembali (revaluasi aset) Tahun 2017-2019 (bobot 10%);
4. Pemanfaatan BMN hasil pengadaan belanja modal tahun 2020 di dukung Berita Acara Serah Terima (BAST)/Berita Acara Pemakaian (bobot 10%);
Penyusunan Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) secara
tepat waktu (bobot 5%).
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT LOGISTIK
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
1 Koridor Logistik Perikanan yang Terkelola
1 Jumlah Koridor Logistik Hasil Perikanan yang Terkelola (koridor)
x = Σa
a =Jumlah koridor logistik hasil perikanan yang terkelola
2 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Mimika yang Mandiri
2 Tingkat Kemandirian Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Mimika (tingkat kemandirian)
Nilai diperoleh dari hasil pengukuran Tim Pembangunan SKPT KKP terhadap 4 (empat) aspek, yaitu fisik (sarana dan prasarana), produksi dan ekonomi, kelembagaan, sosial dan lingkungan dari masing-masing SKPT.
Data diolah dengan rumus:
a. Capaian Level 2
TKM Lv 2 = Konversi NKM (Nilai Kemandirian) ke Tingkat Kemandirian berdasarkan kisaran yang telah ditetapkan
Tingkat kemandirian Tingkat
Kemandirian (TKM)
Nilai Kemandirian (NKM)
Kategori
- 51 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Pra mandiri 1 0,25 Pra persiapan Pra mandiri 2 >0,25 dan <0,5 Persiapan Pra mandiri 3 >0,5 dan <0,75 Terbangun Pra mandiri 4 >0,75 dan <1 Terkelola
Mandiri 5 1 Mandiri
b. Capaian Level 1 TKM
Lv1
= Konversi dari NKM Level 1 ke Tingkat Kemandirian berdasarkan kisaran yang telah ditetapkan
NKM Lv1
= Rata-rata dari Nilai Kemandirian Level 2 (SKPT Biak dan SKPT Mimika)
Keterangan:
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN NKM
LV1= Nilai Kemandirian Level 1 NKM
Biak= Nilai Kemandirian Level 2 Biak NKM
Mimika= Nilai Kemandirian Level 2 Mimika Tingkat kemandirian
Tingkat
Kemandirian (TKM)
Nilai Kemandirian (NKM)
Kategori
Pra mandiri 1 0,25 Pra persiapan
Pra mandiri 2 >0,25 dan <0,5 Persiapan Pra mandiri 3 >0,5 dan <0,75 Terbangun Pra mandiri 4 >0,75 dan <1 Terkelola
Mandiri 5 1 Mandiri
3 Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat Logistik
3 Nilai Minimal yang dipersyaratkan untuk Mendapatkan Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di
Syarat unit kerja yang dapat ditetapkan sebagai Menuju WBK adalah:
a. memiliki nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 dengan minimal nilai pengungkit adalah 40;
b. Bobot nilai per area pengungkit minimal 60% untuk semua
area pengungkit;
- 53 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Direktorat Logistik c. memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18,50, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi TLHP minimal 5,0.
d. memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 15.
Penetapan unit kerja berpredikat Menuju WBK dituangkan dalam Keputusan Menteri.
4 Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK Direktorat Logistik
%penyelesaian =
Keterangan:
%penyelesaian = Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK lingkup Satker Direktorat Logistik
Temuan yg diselesaikan = Jumlah temuan Direktorat Logistik yang telah diselesaikan
Total temuan LHP BPK = Jumlah temuan atas realisasi anggaran
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Direktorat Logistik tahun 2020 yang tercantum dalam LHP BPK 5 Indeks Profesionalitas
ASN Direktorat Logistik
(indeks) Keterangan :
IP
PDS= Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP IP
1= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kualifikasi IP
2= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kompetensi IP
3= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Kinerja IP
4= Indeks Profesionalitas ASN Berdasar Disiplin
Pengukuran terbagi menjadi 4 komponen yaitu:
1. Kualifikasi (Bobot 25%); diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai meliputi :
Kode Nama Pendidikan Nilai
5 Pendidikan S3 25
4 Pendidikan S2 20
3 Pendidikan S1 15
- 55 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
2 Pendidikan DIII/SM 10 1 Pendidikan DII/DI/SMA 5
0 Pendidikan SMP/SD 1
Catatan:
a. IKU nya berupa peningkatan kualifikasi melalui tugas dan izin belajar, ada pada Bagian Perencanaan dan Pengembangan;
b. Data Tingkat Pendidikan, dapat diambil dari Data Dasar pada Aplikasi SIMPEG Online KKP.
2. Kompetensi (Bobot 40%); diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi :
Nilai Nama Kompetensi**
Nilai Kompetensi Sesuai Jabatan Kompetensi
Struktural
Kompetensi JFT
Kompetensi Staf
Diklat Struktural 15 - -
1 Pernah ikut diklat 15 - -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN PIM pada levelnya
0 Tidak pernah ikut diklat PIM pada levelnya
0 - -
Diklat Fungsional - 15 -
1 Pernah ikut diklat fungsional
- 15 -
0 Tidak pernah ikut diklat fungsional
- 0 -
Diklat 20 JP 15 15 22,5
1 Pernah ikut diklat 20 JP dalam tahun terakhir
15 15 22,5
0 Tidak pernah ikut diklat 20 JP
dalam tahun terakhir
0 0 0
- 57 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
Seminar 10 10 17,5
1 Pernah ikut seminar
10 10 17,5
0 Tidak pernah ikut seminar
0 0 0
Total mengikuti kompetensi
40 40 40
3. Kinerja (Bobot 30%); diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS yang meliputi :
No Keterangan Nilai SKP
Nilai SKP Nilai Kinerja
1 Sangat Baik 91 – ke atas 30
2 Baik 76 s.d 90 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5
5 Buruk 50 s.d ke bawah 1
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
4. Disiplin (Bobot 5%); diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami meliputi :
Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai Disiplin 0 Tidak pernah mendapatkan hukuman
disiplin
5
R Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat ringan
3
S Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang
2
B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat
1
6 Nilai Rekonsiliasi Kinerja Direktorat Logistik (nilai)
Keterangan :
Nilai rekon = Nilai Rekonsiliasi Kinerja Sekretariat Ditjen PDSPKP
- 59 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
A
ks= Aspek kesesuaian A
kp= Aspek kepatuhan A
kt= Aspek ketercapaian 7 Presentase Unit Kerja
Direktorat Logistik yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Terstandar (%)
Jumlah persentase keterlibatan seluruh unit kerja lingkup Ditjen PDSPKP yang tergabung dan mendistribusikan informasi dalam sistem informasi Manajemen Pengetahuan terpilih.
Keterangan :
MP = Manajemen Pengetahuan Terstandar
a% = Persentase dokumen yang terupload dalam sistem MP
b% = Persentase pejabat eselon lingkup Ditjen PDSPKP yang aktif dalam sistem MP
c% = Persentase pegawai lingkup Ditjen PDSPKP yang tergabung dalam sistem MP
8 Presentase Rekomendasi
Hasil Pengawasan yang
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Dimanfaatkan untuk
Perbaikan Kinerja Lingkup Direktorat Logistik (%)
Keterangan:
% = Persentase jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup Ditjen PDSPKP
ΣNt = Jumlah rekomendasi dari laporan hasil pemeriksaan (LHP) Inspektorat Jenderal, KKP yang telah ditindaklanjuti oleh Ditjen PDSPKP
ΣN = Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada Ditjen PDSPKP
9 Tingkat Efektifitas Pelaksanaan Kegiatan Strategis/Prioritas
Lingkup Satker
Direktorat Logistik (%)
Keterangan :
a. Pencapaian Tujuan (PT), diukur berdasarkan kesesuaian waktu dan kesesuaian tujuan pelaksanaan kegiatan berupa pemenfaatan;
b. Integritas (IG), diukur berdasarkan adanya kegiatan sosialisasi atau pelatihan bagi penerima/obyek kegiatan;
c. Adaptasi (AT), diukur berdasarkan kesesuaian output kegiatan
- 61 -
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
dengan kebutuhan obyek kegiatan dan ketersediaan sarana/prasarana pendukung kegiatan.
Hasil evaluasi dilaksanakan pada satu tahun periode pengukuran (T-1)
10 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Direktorat Logistik Ditjen PDSPKP
Tingkat kepatuhan PBJ Direktorat Logistik Ditjen PDSPKP diukur berdasarkan jumlah nilai dari beberapa unsur berikut:
a. Rencana umum pengadaan telah diupload ke dalam aplikasi SIRUP (20%)
b. Persentase jumlah pengadaan belanja modal yang dilaksanakan melalui SPSE (30%).
c. Laporan penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa (20%).
d. Kesesuaian tahap pelaksanaan (30%).
Penilaian atau pengukuran akan dilakukan oleh Itjen KKP.
11 Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Direktorat Logistik Ditjen PDSPKP
Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat Logistik Ditjen PDSPKP diukur berdasarkan jumlah nilai dari beberapa unsur berikut:
a. Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN)
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Tahun 2020 (bobot 10%);
b. Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk pengadaan belanja modal hingga triwulan 4 tahun 2020 baik ke pengguna barang dan pengelola barang (bobot 25%);
c. Tingkat penyelesaian inventarisasi dan penilaian kembali (revaluasi aset) Tahun 2017-2019 (bobot 20%);
d. Pemanfaatan BMN hasil pengadaan belanja modal tahun 2020 di dukung Berita Acara Serah Terima (BAST)/Berita Acara Pemakaian (bobot 25%);
e. Penyusunan Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) secara tepat waktu (bobot 20%).
Penilaian atau pengukuran akan dilakukan oleh Itjen KKP.
- 63 -
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT PEMASARAN
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN
1 Terwujudnya Produk KP yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing
1 Nilai Transaksi dari
Promosi Skala
Internasional (juta USD) Keterangan :
X = Nilai transaksi yang dicatat selama pameran hingga akhir tahun berjalan
Ni= Nilai Potensi Transaksi pada kegiatan promosi n = Kegiatan promosi selama satahun yang diikuti 2 Provinsi yang konsumsi
ikannya meningkat
2 Meningkatnya Konsumsi Ikan di Provinsi yang Lebih dari 10% (provinsi)
X=(N-1)-(N-2)/(N-2)x100%
Keterangan :
X= Peningkatan Konsumsi Ikan (%)
N-1 = Angka Konsumsi Ikan pada Tahun 2019 N-2 = Angka Konsumsi Ikan pada Tahun 2018 3 Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik Lingkungan
3 Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK lingkup Direktorat Pemasaran
%penyelesaian =
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Direktorat Pemasaran Ditjen PDSPKP Keterangan:
%penyelesaian = Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK lingkup Satker Direktorat Pemasaran
Temuan yg diselesaikan = Jumlah temuan Direktorat Pemasaran yang telah diselesaikan
Total temuan LHP BPK = Jumlah temuan atas realisasi anggaran Direktorat Pemasaran tahun 2020 yang tercantum dalam LHP BPK 4 Indeks Profesionalitas
ASN Direktorat
Pemasaran (indeks)
2