• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MOTIF KAIN TAPIS LAMPUNG KHAS PESAWARAN DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI SENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN MOTIF KAIN TAPIS LAMPUNG KHAS PESAWARAN DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI SENI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

KAJIAN MOTIF KAIN TAPIS LAMPUNG KHAS PESAWARAN DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI SENI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain

Disusun Oleh ANISA KHOIRUNISA

C0914007

PROGRAM STUDI KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2018

(2)

commit to user

ii

(3)

commit to user

iii

(4)

commit to user

iv

(5)

commit to user v MOTTO

Diriwayatkan dari Jabir berkata, “Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda, Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat

bagi manusia.”

(HR. Thabrani dan Daruquthni)

(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Keluarga tercinta Sahabat dan teman-teman

seperjuangan

Almamaterku Universitas Sebelas

(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Kajian Perkembangan Motif Kain Tapis Lampung Khas Pesawaran Dengan Pendekatan Antropologi Seni guna memperoleh gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa Dan Desain.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikannya dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang mendukung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn selaku Kepala Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Setyawan S.Sn., M.A. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberi arahan, bimbingan, dan semangat kepada penulis hingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dr. Theresia Widiastuti M.Sn. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberi arahan, bimbingan, dan semangat kepada penulis hingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Kriya Tekstil yang selama ini telah memberikan pengajaran dan dukungan kepada penulis dalam mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.

6. Bapak Abdul Asngadi yang selalu memberikan bantuan secara adminitratif selama penulis di dalam menempuh pendidikan di bangku perkuliahan

7. Orang tua saya Bapak Jawadi dan Ibu Titin Suryati, Kakak Abdul

Ja’far Assidiq, Rofana Agniya, Adik Ahmad Fathur Rohman serta

(8)

commit to user

viii

(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

GLOSARIUM ...xvi

ABSTRAK ...xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penulisan ... 4

E. Manfaat Penulisan ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II STUDI PUSTAKA ... 7

A. Studi Pustaka ... 7

(10)

commit to user x

1. Tapis Lampung ... 7

2. Motif Kain Tapis ... 25

3. Antropologi Seni dan Teori Interpretasi ... 28

B. Teori dan Kerangka Berpikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian ... 38

C. Sumber Data ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Teknik Sampling ... 41

F. Validitas Data ... 42

G. Teknik Analisa Data ... 44

BAB IV KAJIAN KAIN TAPIS LAMPUNG KHAS PESAWARAN DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI SENI ... 47

A. Sejarah Perkembangan Kain Tapis Lampung ... 47

B. Perkembangan Teknik Dan Motif Kain Tapis ... 51

1. Proses Pembuatan Tapis ... 51

2. Perkembangan Teknik Pada Kain Tapis ... 56

3. Perkembangan Ragam Hias Kain Tapis... 60

C. Latar Budaya Pesawaran ... 69

D. Analisis Motif Kain Tapis Pesawaran Dengan Teori Interpretasi ... 74

1. Motif Pucuk Rebung ... 79

2. Motif Sasab ... 95

3. Motif Mata Kibau ... 101

(11)

commit to user xi

4. Motif Unik-Unik ... 111

5. Motif Kerangka Gunung ... 115

BAB V PENUTUP ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 121

(12)

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar: 2.1 Tapis Gajah Meghem ... 11

Gambar: 2.2 Tapis Kaca... 11

Gambar: 2.3 Tapis Jung Sarat ... 12

Gambar: 2.4 Tapis Raja Tunggal ... 13

Gambar: 2.5 Tapis Laut Andak ... 13

Gambar: 2.6 Tapis Laut Linau ... 14

Gambar: 2.7 Tapis Cucuk Andak ... 15

Gambar: 2.8 Tapis Raja Medal ... 16

Gambar: 2.9 Tapis Tuho ... 17

Gambar: 2.10 Tapis Balak ... 17

Gambar: 2.11 Tapis Bintang Perak ... 18

Gambar: 2.12 Skema Antropologi Seni ... 31

Gambar: 2.13 Bagan Kerangka Berpikir... 36

Gambar: 3.1 Skema Trianggulasi Data ... 43

Gambar: 3.2 Bagan Model Analisis Interaktif ... 45

Gambar: 4.1 Khambak (Kapas) ... 51

Gambar: 4.2 Buah Deduku ... 51

Gambar: 4.3 Akar Serai Wangi ... 52

Gambar: 4.4 Kunyit ... 52

Gambar: 4.5 Benang Plintir ... 59

Gambar: 4.6 Alat Gendong koleksi Museum Lampung ... 59

Gambar: 4.7 Pembuatan Tapis dengan mesin bordir ... 59

(13)

commit to user xiii

Gambar: 4.8 Motif tapis pada ragam produk Alyn Tapis ... 60

Gambar: 4.9 Bejana Perunggu ... 60

Gambar: 4.10 Pucuk Rebung ... 61

Gambar: 4.11 Pucuk Rebung ... 61

Gambar: 4.12 Meander ... 61

Gambar: 4.13 Tumpal dan Tajuk ... 61

Gambar: 4.14 Tumpal dan Tajuk ... 61

Gambar: 4.15 Tumpal dan Tajuk ... 62

Gambar: 4.16 Tumpal dan Tajuk ... 62

Gambar: 4.17 Lingkaran (Mata Kibau) ... 62

Gambar: 4.18 Bunga ... 63

Gambar: 4.19 Bunga ... 63

Gambar: 4.20 Bunga ... 63

Gambar: 4.21 Bunga ... 63

Gambar: 4.22 Bunga ... 63

Gambar: 4.23 Bunga ... 63

Gambar: 4.24 Burung ... 64

Gambar: 4.25 Burung ... 64

Gambar: 4.26 Burung ... 65

Gambar: 4.27 Hewan Tunggangan ... 65

Gambar: 4.28 Hewan Tunggangan ... 65

Gambar: 4.29 Hewan Tunggangan ... 65

Gambar: 4.30 Naga ... 65

Gambar: 4.31. Manusia ... 66

(14)

commit to user xiv

Gambar: 4.32 Geometris ... 67

Gambar: 4.33 Geometris ... 67

Gambar: 4.34 Geometris ... 67

Gambar: 4.35 Geometris ... 67

Gambar: 4.36 Bunga Salur-Salur ... 67

Gambar: 4.37 Daun ... 68

Gambar: 4.38 Daun ... 68

Gambar: 4.39 Bulung Kibang ... 68

Gambar: 4.40 Bintang ... 69

Gambar: 4.41 Peta Pesawaran Lampung Selatan ... 69

Gambar: 4.42 Contoh unsur dalam kain tapis (Tapis Raja Medal) ... 76

Gambar: 4.43 Kegiatan menenun kain tapis di desa Negeri Katon, Pesawaran .. 78

Gambar: 4.44 Tanaman tunas bambu muda ... 79

Gambar: 4.45 Motif Pucuk Rebung pada kain Tapis Lampung ... 81

Gambar: 4.46 Visualisasi motif Pucuk Rebung ... 81

Gambar: 4.47 Motif Pucuk Rebung Melayu ... 85

Gambar: 4.48 Motif Pucuk Rebung pada kain Songket ... 87

Gambar: 4.49 Motif Pucuk Rebung pada kain Songket Naga ... 88

Gambar: 4.50 Motif Pucuk Rebung pada selendang tapis Pesawaran (1) ... 91

Gambar: 4.51 Motif Pucuk Rebung pada selendang tapis Pesawaran (2) ... 91

Gambar: 4.52 Tapis Pucuk Rebung ... 92

Gambar: 4.53 Tapis Cucuk Andak ... 93

Gambar: 4.54 Tapis Pucuk Rebung ... 94

Gambar: 4.55 Motif Sasab dengan penyawat persegi panjang ... 95

(15)

commit to user xv

Gambar: 4.56 Visualisasi motif Sasab, penyawat persegi panjang ... 95

Gambar: 4.57 Ragam motif Sasab dengan pola penyaawat ... 96

Gambar: 4.58 Motif Sasab pola tajuk pada tapis Pesawaran ... 99

Gambar: 4.59 Motif Sasab pola persegi panjang pada tapis Pesawaran ... 99

Gambar: 4.60 Motif Sasab pola diagonal pada Tapis Pesawaran ... 100

Gambar: 4.61 Tapis Dewasano (Bandar Lampung )... 100

Gambar: 4.62 Tapis Dewasano (Terbanggi Besar) ... 101

Gambar: 4.63 Motif Mata Kibau pada kain tapis Lampung ... 102

Gambar: 4.64 Visualisasi motif Mata Kibau pada kain Tapis Lampung ... 102

Gambar: 4.65 Sepasang pengantin duduk di lunjuk ... 106

Gambar: 4.66 Motif Mata Kibau dalam kain tapis di Pesawaran ... 108

Gambar: 4.67 Motif Mata Kibau pada kerajinan tas ... 109

Gambar: 4.68 Penerapan motif Mata Kibau pada tapis selendang ... 109

Gambar: 4.69 Tapis Sasab Mata Kibau ... 109

Gambar: 4.70 Tapis Jung Sarat ... 110

Gambar: 4.71 Motif Unik-Unik pada kain Tapis Lampung Pesawaran ... 111

Gambar: 4.72 Visualisasi motif Unik-Unik pada kain tapis Pesawaran ... 112

Gambar: 4.73 Penerapan Motif Unik-Unik pada Tapis Pesawaran (1) ... 114

Gambar: 4.74 Penerapan Motif Unik-Unik pada Tapis Pesawaran (2) ... 114

Gambar: 4.75 Penerapan Motif Unik-Unik pada Tapis Pesawaran (3) ... 114

Gambar: 4.76 Motif Kerangka Gunung pada kain Tapis Pesawaran ... 115

Gambar: 4.77 Penerapan motif Kerangka Gunung pada kain Tapis (1) ... 116

Gambar: 4.78 Penerapan motif Kerangka Gunung pada kain Tapis (2) ... 116

(16)

commit to user xvi GLOSARIUM

Adat resam : Dikenal juga sebagai tradisi (Melayu), undang- undang atau hak yang tidak bertulis dalam suatu masyarakat dan diamalkan secara turun temurun sejak lama dan diwarisi oleh nenek moyang Adok-adok : Gelar adat Lampung yang diberikan kepada

seseorang (tergantung kedudukan dan fungsinya) pada masyarakat adat Lampung Sebatin

Amben : Alat penahan punggung penenun

Anak benulung : Isteri adik atau ipar

Anjak Lambung : Asal usul kata yang berasal dari kata ketinggian karena para puyang Bangsa Lampung pertama kali bermukim menempati adat arah tinggi Sekala Brak di lereng Gunung Pesagi.

Apik : Alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan

Bakul : Wadah yang terbuat dari anyaman bambu

Balak : Bencana

Begawi cakak Pepadun : Kegiatan/acara untuk mendapatkan gelar adat.

Dalam hal prosesi upacara adat perkawinan berlaku pula upacara gawi. Begawi tersebut bisa dilakukan di tempat mempelai pria maupun wanita.

Belida : Alat untuk merapatkan benang

Benang crystal : Benang emas yang berasal dari China yang umum digunakan sekarang ini karena harga lebih murah

Benulung : Anak-anak nakbai bapak (Anak-anak dari

saudara perempuan bapak)

Besan : Orang tua dari menantu baik menantu laki-laki maupun menantu perempuan

Betung/ Batuang : Bambu besar dan berbatang lurus Cacap : Alat untuk meletakkan alat-alat mattakh Cakak pepadun : Upacara pengambilan gelar pangeran

Craft : Kerajinan tangan

Cucuk : Menyulam benang emas dalam proses

pembuatan kain tapis

(17)

commit to user xvii

Daw : Uang atau biaya yang harus dikeluarkan ketika pengangkatan gelar dengan jumlah yang ditetapkan oleh adat

Emun berangkat : Awan bergerak

Gedogan/pattek/mattakh : Alat untuk menenun tapis

Group : Kelompok atau golongan

Guyun : Alat untuk mengatur benang

Ijan atau Peneken : Tunjangan kaki penenun

Inuh : Salah satu jenis kain tradisional tapis Lampung

Janur enau : Daun muda dari beberapa jenis palma besar, Enau adalah pohon aren

Kait : Mengikat

Kemenyan : Sering juga disebut Olibanum, adalah aroma wewangian berbentuk kristal yang digunakan dalam dupa dan parfum.

Konci : Mengunci

Kusuran : Alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang

Lunjuk : Maghligai upacara adat atau maghligai

penobatan. Bangunannya terpisah dari sesat dan mempunyai tangga dalam sebutan adat ijan titian. Singgasana pengatin

Luwes : Luwes berarti tidak kaku, tidak canggung,

mudah disesuaikan

Market oriented : Hanya fokus pada permintaan pasar

Mata Kibau : Mata kerbau

Mattakh : Alat untuk menenun tapis

Mepahao : Bahasa Lampung dari kata orang tua

Moci : Hiasan mote-mote

Muli cangget : Gadis penari

Nampan : salahsatu jenis kain kapal yang ukuran

panjangnya biasanya kurang dari satu meter.

Tampan biasa digunakan sebagai penutup atau pelapis nampan. Kain ini untuk seserahan pada acara lamaran maupun pernikahan di Lampung.

Neolithikum : Zaman batu muda adalah fase atau tingkat

kebudayaan pada zaman prasejarah yang

mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan,

seperti peralatan dari batu yang diasah,

pertanian menetap, peternakan,dan pembuatan

tembikar.

(18)

commit to user xviii

Ngumbai : Pengorbanan dengan cara menyembelih seekor kerbau untuk kemudian dagingnya dibagikan kepada masyarakat setempat

Nyubuk : Calon mempelai wanita berada ditempat

keluarga pria beberapa hari sebelum pesta adat dengan menutup seluruh tubuhnya, hanya mata yang kelihatan

Pakem : Berarti keaslian, kemurnian

Pantis : Lilin dari sarang lebah

Pelepai : Pelepai adalah kain kapal yang paling panjang.

Panjangnya biasanya sampai tiga meter. Kain Pelepai ini dipakai sebagai hiasan dinding untuk acara adat. Umumnya kain Pelepai hanya dimiliki oleh sesepuh adat.

Penyawat : Benang penyawat digunakan dalam motif Sasab untuk menghasilkan tekstur benang dengan membentuk pola dan motif yang berbeda.

Penyimbang : Adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua. Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan bapak. Gelar Penyimbang ini sangat dihormati dalam adat Pepadun karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari Penyimbang, dan seperti itu seterusnya.

Pepadun : Salah satu dari dua kelompok adat besar dalam masyarakat Lampung. Masyarakat ini mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung. Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian). Kelompok adat ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi yang berlangsung dalam masyarakat secara turun temurun.

Pohon hayat : Pohon merupakan salah satu wujud ciptaan

Tuhan yang sangat berperan sekali dalam

ekosistem alam. Kita dapat mengambil berbagai

manfaat dari pohon, mulai dari daun, buah,

batang, akar, dan lain sebagainya yang dapat

(19)

commit to user xix

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan munculnya pohon hayat dimulai sejak zaman prasejarah. Kepercayaan terhadap pohon hayat yang muncul pada masa prasejarah berkaitan dengan paham animisme dan dinamisme.

Pucuak Rabuang : Bahasa minang dari tunas bambu muda

Puyang : Nenek moyang orang Lampung

Rato : Kereta kerajaan

Ruyung : Sebutan untuk bambu tua dalam bahasa

Sumatera Barat, kerap menjadi tiang, lantai atau dinding rumah

Sasab : Jalan yang lurus

Sebatin : Satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini sesuai dengan tatanan sosial dalam Suku Saibatin, hanya ada satu raja adat dalam setiap generasi kepemimpinan. Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti Suku Pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat

Sekala Brak : Sebuah Kerajaan yang letaknya di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau

Sekeli : Alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang

Sesang : Alat untuk menyusun benang sebelum dipasang

pada alat tenun.

Setiyuh : Satu kampung

Siger : Mahkota pengantin wanita Lampung yang

berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini.

Silaturrahmi : Hubungan kekerabatan

Simbar : Hiasan atap candi di Bumiayu Kerajaan

Sriwijaya

Tambo : Salah satu bentuk karya sastra lama berbentuk

prosa.Berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

tambe atau tambay yang berarti bermula atau

(20)

commit to user xx

dapat dipahami sebagai asal usul sesuatu.

Karena memang tambo berisi sejarah mangenai asal usul sesuatu dan peristiwa-peristiwa di masa lamu yang berhubungan dengan suatu daerah.

Tandou kedou : Tanda dan cap menandakan kerbau telah ada pemiliknya

Tari tigel : Tari perang

Tei Kukur : Kotoran burung

Terikan : Alat menggulung benang

Terupong/teropong : Alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan

Teukang atau Pemidangan : Alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas

Tuho penyimbang : Istri kerabat paling tua

Turun duway : Salah satu prosesi dalam acara adat Lampung

Ulen-ulen : Bulan

Umpak pangkal : Bagian bawah atau pangkalnya

Umpak ujung : Bagian attas

Unik-Unik : Bukit-bukit

Universal : Keseluruhan

Wajik : Bentuk meneyrupai makanan wajik

Warahan : Bukti tentang kemasyuran Kerajaan Sekala Brak

didapat dari cerita turun menurun

(21)

commit to user xxi ABSTRAK

Anisa Khoirunisa. C0914007. 2018. Kajian Motif Kain Tapis Lampung Khas Pesawaran Dengan Pendekatan Antropologi Seni. Tugas Akhir : Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar belakang penelitian Skripsi ini adalah adanya fenomena perubahan dan perkembangan kain tapis sebagai kain tradisi Lampung. Perubahan ini mendorong peneliti untuk mengetahui kajian kain tapis khas kabupaten Pesawaran sebagai salah satu tempat produksi kain tapis terbesar di daerah Lampung dengan pendekatan antropologi seni, untuk memahami makna motif tapis khas Pesawaran. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi motif kain tapis di Pesawaran. (2) Untuk memahami makna motif kain tapis Pesawaran Hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Latar sosial budaya masyarakat Pesawaran yang mempengaruhi kain tapis ada beberapa hal yaitu: kain tapis sebegai kebutuhan adat, kebutuhan ekonomi, dan upaya pelestarian adat Lampung di Pesawaran. (2) Motif tapis khas Pesawaran terdiri dari lima yaitu motif Pucuk Rebung, Sasab, Mata Kibau, Unik-Unik, dan Kerangka Gunung.

Kata Kunci : Motif tapis, Pesawaran, Antropologi Seni

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Kompetensi Dasar Dasar Materi Materi Pokok Pokok Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Penilaian Alokasi Alokasi Waktu. Waktu Sumber Belajar Sumber Belajar

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang pengaruh Dama Alokasi Khusus, Luas Wilayah dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Modal yang

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Hubungan Motif

Seperti halnya perusahaan, pelanggan merupakan salah satu rantai nilai (value chain) terpenting dalam operasi bisnis koperasi. Pelanggan sangat menentukan profitabilitas

 GERAKAN FLEKSI KELOMPOK OTOT YANG BEKERJA UTAMA ( GERAKAN FLEKSI KELOMPOK OTOT YANG BEKERJA UTAMA ( AGONIS) ADALAH KELOMPOK. AGONIS) ADALAH KELOMPOK OTOT BICEP