• Tidak ada hasil yang ditemukan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan pengakuan

pendapatan dan bebannya berdasarkan metode accrual basis. Dimana pengakuan pendapatan utamanya (pendapatan premi) diakui sebagai

pendapatan selama periode kontrak asuransi dan beban utamanya (beban klaim) diakui pada saat bukti-bukti yang sah telah diperoleh untuk proses pembayaran klaim. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalamPSAKNo.36.

Dalam menganaiisa pengakuan dan pencatatan atas pendapatan dan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan analisanya berdasarkan pendapatan dan beban yang terkait dengan diperolehnya pendapatan tersebut. Pos-pos dalam perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dianalisa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan, yang terdiri dari:

a. Premi bruto b. Premi reasuransi

c. Kenaikan atau penurunan cadangan premi d. Pendapatan lain

(2)

e. Pendapatan investasi 2. Beban, yang terdiri dari:

a. Klaim

b. Klaim reasuransi c. Cadangan klaim

d. Biaya akuisisi (seperti beban komisi untuk agen) e. Biaya pemasaran

f. Biaya umum dan administrasi

l.a. Premi Bruto

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, premi merupakan pendapatan utama

bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, yang dihasilkan dari penjualan polis asuransi. Premi diperoleh perusahaan dari tertanggung diakui sebagai pendapatan

premi bruto yang berdasarkan motode accrual basis yaitu premi bruto diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis akan memberikan ilustrasi kasus.

Pada tanggal 7 November 2003, PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerbitkan polis asuransi jiwa Dharma Bahagia untuk Tuan Bayu dengan uang pertanggungan Ro. 100 000.000,- dan masa pertanggun^an adalah 20 tahun. Usia

Tuan Bayu saat itu adalah 42 tahun. Selain itu, Tuan Bayu juga mengambil manfaat tambahan yaitu program Living Benefit dengan uang pertanggungan sebesar Rp.

50.000.000,- dan masa pertanggungannya berakhir pada tanggal 7 November 2021.

Program Waiver of Premium (Program pembebasan premi karena ketidakmampuan

(3)

total) dengan masa pertanggungan yang berakhir tanggal 7 November 2021, serta program ADDB (Program Asuransi Kecelakaan Diri) dengan uang pertanggungan sebesar Rp. 100.000.000,- dan masa pertanggungannya berakhir tanggal 7 November 2023. Tuan Bayu memilih cara pembayaran premi secara triwulanan selama 20 tahun atau sampai Tuan Bayu meninggal dunia. Tarif premi yang teiah ditetapkan oleh perusahaan untuk 20 tahun (terhitung dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2022) adalah sebesar Rp. 50.826.000,- dan bea polis serta meterai sebesar Rp. 12.000,- dan Rp. 2.000,-. Perusahaan juga hams membayar komisi kepada agen yang berhasil menutup polis tersebut sebesar 10%.

Berikut ini adalah jurnal yang dicatat perusahaan pada saat penutupan polis tersebut adalah (dalam satuan rupiah):

Dr. Piutang pemi 50.840.000

Dr. Komisi pemi 5.082.600*

Cr. Premi 50.826.000

Cr. Hutang komisi premi 5.082.600

Cr. Piutang bea meterai 2.000

Cr. Piutang bea polis 12.000

*50.826.000 X 10% = 5.082.600

l.b. Premi Reasuransi

Premi reasuransi adalah bagian dari premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi. Premi reasuransi yang dibayarkan kepada pihak reasuradur diakui dan dicatat pada periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan premi bruto yang diperoleh dari tertanggung dan pendapatan komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain,

(4)

dimana pengakuan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36.

Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, tanggal 8 November 2003 perusahaan mereasuransikan premi tersebut kepada perusahaan reasuransi sebesar 40% dengan menerima komisi dari reasuradur sebesar 20% dari jumlah premi reasuransi tersebut. Jurnal yang dicatat oleh perusahaan adalah (dalam satuan rupiah):

Dr. Premi reasuransi keluar 20.330.400*

Dr. Piutang komisi premi reasuransi keluar 4.066.080**

Cr. Komisi premi reasuransi keluar 4.066.080 Cr. Hutang premi reasuransi keluar 20.330.400

* 50.826.000X40% = 20.330.400

"*20.330.400X20%= 4.066.080

I.e. Kenaikan (Penurunan) Cadangan Premi

Cadangan premi adalah kewajiban kepada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo termasuk premi dalam masa keleluasaan. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat cadangan premi sebagai premi yang belum merupakan pendapatan pada akhir tahun.

Karena cadangan premi untuk tahun sebelumnya telah diakui sebagai pendapatan untuk tahun berjalan, maka cadangan premi yang telah diakui tersebut

dikurangi dengan cadangan premi ysng muucul pada tahun berjalan. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan cadangan premi yang diperlakukan sebagai faktor penambah atau pengurang premi bruto.

Berikut ini adalah cara perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan (cadangan premi) yang ditetapkan oleh perusahaan :

(5)

Cadangan Premi = Premi Neto X 40%

Premi Neto = Premi Bruto - Premi Reasuransi Keluar

Agar lebih jelasnya, penulis akan memberikan ilustrasi kasus berdasarkan ilustrasi- ilustrasi sebelumnya:

Cadangan premi per 31 Desember 2003 adalah sebesar (dalam satuan rupiah):

50.826.000 - 20.330.400 = 30.495.600 X 40% = 12.198.240

Dan diasumsikan cadangan premi untuk tahun 2002 adalah Rp. 10.480.000,-. Pada tanggal 31 Desember 2003, ayat jurnal penyesuaian yang dibuat perusahaan untuk mencatat cadangan premi tahun berjalan adalah (dalam satuan rupiah):

Dr. Pendapatan premi 12.198.240

Cr. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan 12.198.240 Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2003, perusahaan telah melakukan jurnal pembalik atas penyesuaian cadangan premi per tanggal 31 Desember 2002, yaitu (dalam satuan rupiah):

Dr. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan 10.480.000

Cr. Pendapatan premi 10.480.000

Dari jurnal tersebut terlihat bahwa adanya kenaikan cadangan premi untuk tahun 2003, yaitu sebesar (dalam satuan rupiah):

31 Desember 2003, Premi yang belum merupakan pendapatan 12.198.240 31 Desember 2002, Premi yang belum merupakan pendapatan 10.480.000 Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan 1.718.240 Jadi kenaikan cadangan premi tersebut diatas dianggap sebagai beban yang mengurangi pendapatan premi.

(6)

1 .d. Pendapatan Lain

Untuk komisi yang diperoieh dari premi reasuransi keluar, perusahaan

mengakuinya sebagai pendapatan lain dan hai tersebut sesuai dengan ketentuan

yang terdapat pada PSAK No.36.

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi, yang berdasarkan ilustrasi sebelumnya (dalam satuan rupiah):

Dr. Piutang reasuransi keluar 4.066.080

Cr. Komisi reasuransi keluar 4.066.080

1 .e. Pendapatan Investasi

Pendapatan investasi yang diperoleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia adalah bunga deposito yang diberikan oleh bank, pemilikan surat-surat berharga (seperti obligasi), bunga pinjaman polis dari pemegang polis.

Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi yang terkait langsung. Keuntungan atau kerugian penjualan investasi serta selisih dari kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi, disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. Hal tersebut telah sesuai dengan kententuan yang terdapat pada PSAK No. 36.

Diasumsikan bahwa penghasilan investasi perusahaan untuk tahun 2003 adalah sebesar Rp. 10.000.000,- dan tahun 2004 adalah sebesar Rp. 35.000.000,-.

(7)

2.a. Klaim

Perusahaan mengakui klaim sebagai pengurang pendapatan premi, pada saat

bukti-bukti yang sah lelah diperoleh alas tuntutan klaim yang terjadi. Pengakuan beban klaim dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan.

Karena klaim tidak dapat ditentukan kepastiannya, maka klaim dicatat

sebagai beban dalam tahun buku dimana klaim tersebut dibayar atau terjadi tanpa memperhatikan waktu pencatatan premi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini,

konsep penandingan antara beban klaim dengan pendapatan premi datam sebuah perusahaan asuransi jiwa tidak dapat diterapkan sepenuhnya.

Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, pada tanggal 9 April 2004 Tuan Bayu mengalami serangan jantung. Setelah melaiui proses pemeriksaan Iebih lanjut oleh jasa penilai, maka jumlah klaim yang disetujui adalah sebesar Rp. 50.000.000,- dan perusahaan harus membayar jasa penilai tersebut sebesar Rp. 3.000.000,-. Dari kasus tersebut, perusahaan membuat jurnal sebagai berikut (dalam satuan rupiah):

a) Untuk mencatat beban klaim yang diakui:

Dr. Beban Klaim 50.000.000

Cr. Hutang Klaim 50.000.000

b) Untuk mencatat beban klaim kepada tertanggung :

Dr. Hutang Klaim 50.000.000

Cr. Bank 50.000.000

c) Untuk mencatat jasa penilai:

Dr. Adjuster fee 3.000.000

Cr. Bank 3.000.000

(8)

Menurut PSAK No. 36, pencatatan jurnalnya adalah sebagai berikut:

Dr. Beban Klaim 53.000.000

Cr. Hutang Klaim 53.000.000

Dr. Hutang Kiaim 53.000.000

Cr. Bank 53.000.000

Disini terlihat bahwa terdapat perbedaan pencatatan antara jurna] yang dibuat oleh perusahaan dengan PSAK No. 36 dimana pengakuan dan pencatatan atas beban klaim oleh perusahaan lebih kecil karena adjuster fee-nya tidak dimasukkan kedalam kategori beban klaim. Adjuster fee diakui dan dicatat oleh perusahaan pada saat realisasinya dan pada akhir tahun, baru diakui sebagai penambah beban klaim. Klaim reasuransi keluar yang akan diterima perusahaan akan lebih kecil dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih besar dari seharusnya (menurut PSAK No. 36). Beban klaim yang tinggi akan menurunkan laba bersih perusahaan. Menurut PSAK No. 36, adjuster fee dimasukkan sebagai bagian dari beban klaim.

2.b. Klaim Reasuransi

Kiaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu setelah klaim secara teknis diselesaikan dan disetujui oleh perusahaan. Karena perusahaan membagi resiko dengan perusahaan reasuransi, maka perusahaan berhak mengajukan klaim ke reasuradur pada saat terjadinya tuntutan klaim dari tertanggung. Pemulihan klaim dari pihak reasuradur diakui sebagai pengurang beban klaim yang ada dimana hal tersebut teiah sesuai dengan PSAK No. 36.

(9)

Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, perusahaan menagih ke reasuradur dan perusahaan mengakui pemulihan klaim tersebut sebesar porsi dari reasuradur. Maka perusahaan mencatat jurnal pada saat tagman klaim reasuransi adalah sebagai berikut:

Dr. Piutang klaim premi reasuransi ketuar 20.000.000*

Cr. Klaim premi reasuransi keluar 20.000.000

*50.000.000X40%

Jurnal yang dibuat pada saat pembayaran klann reasuransi tersebut adalah :

Dr. Bank 20.000.000

Cr, Piutang klaim premi reasuransi keluar 20.000.000

Tetapi menurut ketentuan PSAK No. 36, jurnal pada saat tagihan klaim premi reasuransi keluar adalah :

Dr. Piutang klaim premi reasuransi ketuar 21.200.000*

Cr. Klaim premi reasuransi keluar 21.200.000

*53.000.000 X 40% = 21.200.000

Dan jurnal pada saat pembayaran klaim premi reasuransi keluar adalah :

Dr. Bank 21.200.000

Cr. Piutang klaim premi reasuransi keluar 21.200.000 Diatas terlihat bahwa terdapat perbeiaan antara jumlah pemulihan klaim reasuransi yang diakui oleh perusahaan dengai PSAK No. 36 dimana klaim premi reasuransi keluar yang dicatat oleh perusahan lebih kec:! jumlahnya dibandingkan

dengan ketentuan PSAK No. 36. Pada perusihaan, jumlah klaim premi reasuransi keluar sebesar Rp. 20.000.000,- sedangkan menurut PSAK No. 36 jumlah tersebut dicatat sebesar Rp. 21.200.000,-.

(10)

Karena klaim premi yang diterima oleh perusahaan lebih kecil maka beban klaim perusahaan lebih besar sehingga laba yang diperoleh perusahaan akan lebih kecii dibandingkan dengan ketentuan PSAK No. 36.

2.c. Cadangan Klaim

Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlah maupun haknya termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah cadangan klaim yang baru dibentuk dengan cadangan klaim tahun lalu terdapat selisih yang disebut dengan kenaikan (penurunan) estimasi kewajiban (cadangan klaim) yang diakui perusahaan pada akhir tahun sebagai penambah (pengurang) beban klaim. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan PSAK No. 36.

Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk cadangan klaim : Dr. Estimasi kewajiban klaim (L/R) XXX

Cr. Cadangan klaim (B/S) XXX

2.d. Beban Akuisisi

Beban akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau yang diperbaharui seperti komisi agen yang berhasil menutup polls asuransi.

Menurut PSAK No. 36, beban komisi dicatat sebagai bagian dari beban akuisisi, sedangkan perusahaan mencatatnya tetap sebagai beban komisi. Walaupun terdapat perbedaan, pencatatan tersebut tidak akan mempengaruiii beban klaim karena beban ini dicatat sebagai faktor pengurang pendapatan.

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat beban komisi berdasarkan ilustrasi sebelumnya adalah :

(11)

Dr. Komisi premi 5.082.600

Cr. Hutang komisi premi 5.082.600

Beban komisi dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak teramortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi sehingga konsep penandingan antara beban komisi dengan pendapatan premi juga tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam sebuah perusahaan asuransi jiwa.

2.e. Beban Pemasaran

Beban ini merupakan bagian dari biaya manajemen atau biaya operasional yang diakui perusahaan pada periode terjadinya karena beban tersebut hanya memberikan manfaat pada periode berja]an.

Diasumsikan beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 3.000.000,- dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 5.000.000,-.

2.f. Beban Umum dan Administrasi

Sama halnya dengan beban pemasaran, beban ini juga termasuk dalam biaya manajemen atau biaya operasional yang diakui perusahaan pada periode terjadinya.

Diasumsikan besarnya beban umum dan administrasi pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 2.500.000,- dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 3.000.000,-.

2. Pendapatan (Beban) Lain

Pengakuan pendapatan (beban) lain tidak mempunyai hubungan langsung dengan pendapatan utama usaha asuransi jiwa (pendapatan premi), jadi tidak berpengaruh langsung terhadap konsep penandingan antara beban dengan

(12)

pendapatan yang berkaitan. Sedangkan untuk pengakuan dan pencatatannya dilakukan pada saat realisasinya atau pada periode terjadinya transaksi tersebut.

Diasumsikan untuk besarnya pendapatan (beban) lain pada tahun 2003 adaiah sebesar Rp. 3.000.000,- dan pada tahun 2004 adaiah sebesar Rp. 3.500.000,-.

B. Analisa Pengaruh Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban terhadap Laba pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sesuai PSAK No. 36

Berdasarkan ilustrasi-iiustrasi sebelumnya, penulis akan menyajikannya kedalam laporan laba rugi, guna membuktikan bahwa pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan perusahaan yang sesuai dengan PSAK No. 36 dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan.

(13)

LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PERUSAHAAN)

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN 2003

2004 2003

PENDAPATAN

Pendapatan Premi 12.198.240 50.826.000

-/- Kenaikan premi yangbelum perupakan pendapatan - (1.718.240)

-/- Premi Reasuransi - (20.330.400)

Jumlah Pendapatan Premi 12.198.240 28.777.360

Pendapatan Lain - 4.066.080

Pendapatan Investasi 35.000.000 10.000.000

Total Pendapatan 47.198.240 42.843.440

BEBAN

Klaim dan Manfaat 50.000.000

Adjuster Fee 3.000.000

-/- Klaim Reasuransi (20.000.000)

Beban Komisi - 5.082.600

Beban Pemasaran 5.000.000 3.000.000

Beban Umum dan Administrasi 3.000.000 2.500.000

Total Beban 41.000.000 10.582.600

PENDAPATAN OPERASI 6.198.240 32.260.840

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN 3.500.000 (3.000.000)

LABA SEBELUM PPh 9.698.240 29.260.840

PPh (1.939.648) (5.852.168)

LABA BERSIH SETELAH PPh 7.758.592 23.408.672

(14)

LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PSAK NO. 36)

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN 2003

2004 2003

PENDAPATAN

Pendapatan Premi 12.198.240 50.826.000

-/-Premi Reasuransi _ C20 330 400)

-/- Kenaikan premi yangbelum perupakan pendapatan - (1.718.240) Jumlah Pendapatan Premi 12.198.240 28 777 360

Hasil Investasi 35.000.000 10.000.000

Imbalan Jasa DPLK

Pendapatan Lain . 4.066.080

BEBAN

Jumlah Pendapatan 47.198.240 42.843.440

Klaim dan Manfaat 53.000.000

-/- Klaim Reasuransi (21.200.000)

-/- Kenaikan (penurunan) estimasi kewajtban klaim

Amortisasi beban akuisisi (komisi) yang ditangguhkan - 5.082.600

Beban Pemasaran 5.000.000 3.000.000

Beban Umum dan Administrasi 3.000.000 2.500.000

Jumlah Beban 39.800.000 10.582.600

PENDAPATAN OPERASI 7.398.240 32.260.840

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN 3.500.000 (3.000.000)

LABA SEBELUM PPh 10.898.240 29.260.840

PPh (2.179.648) (5.852.168)

LABA BERSIH SETELAH PPh 8.718.592 23.408.672

(15)

Jika dilihat dari laporan laba rugi diatas, laba bersih setelah pajak yang

diterima perusahaan pada tahun 2004 berdasarkan PSAK No. 36 tercatat lebih besar biia dibandingkan dengan laba berdasarkan catatan perusahaan. Besarnya laba yang tercatat berdasarkan PSAK No. 36 adalah Rp. 8.718.592,- sedangkan besarnya laba

berdasarkan catatan perusahaan adalah sebesar Rp. 7.758.592,- atau selisih Rp.

960.000,-.

Perbedaan jumlah laba tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan dan pencatatan pada beban klaim, yang oleh perusahaan dicatat lebih kecil sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang diterima perusahaan lebih kecil, dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih tinggi dan pada akhirnya laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih kecil.

Tetapi jika dibandingkan dengan ketentuan PSAK No. 36, beban klaim yang dicatat lebih besar sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang diterima perusahaan juga lebih besar, beban klaim yang diakui pada akhir akan lebih rendah dan pada akhirnya laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar.

Dari laporan laba rugi tersebut terlihat bahwa pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban perusahaan yang sesuai dengan PSAK No. 36 menghasilkan kinerja ekonomis yang lebih baik yang tercermin dari laba yang lebih besar tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

UMUM SMPN 7 BUNGKU UTARA SATU ATAP. 603 S-1/A-IV PENDIDIKAN BAHASA DAN

Hasil analisis statistik yang dilakukan terhadap infusa daun mangga bacang terhadap anggota famili Enterobacteriaceae yaitu Escherichia coli menunjukkan bahwa

Adapun penelitian yang saya lakukan adalah “Kontribusi empat sumber Self-Efficacy terhadap Self-Efficacy pada siswa SMP yang akan menghadapi ujian nasional di Lembaga

Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.. Dalam hal jumlah

Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.. Dalam hal jumlah

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya Tidak 6) Pada siapa keluarga biasa

Katalog dasar yang dibuat mempunyai tajuk entri utama pada nama pengarang yang disebut pertama kali pada dokumen, dan mempunyai beberapa katalog tambahan, yaitu 2 (dua) katalog

[r]