Bisnis Proses dan Prosedur Operasi Standar Produksi
“Produk Animasi”
Evaliata Br Sembiring Daniel Yusuf Hamdani Arif
Riwinoto
Selly Artaty Zega
Happy Yugo Prasetiya
BISNIS PROSES DAN PROSEDUR OPERASI STANDAR PRODUKSI
“PRODUK ANIMASI”
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis,
termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa seizin dari penulis.
© Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang No. 28 tahun 2014
BISNIS PROSES DAN PROSEDUR OPERASI STANDAR PRODUKSI “PRODUK ANIMASI”
(Bagian dari Assessment Center Industry Studio DIGIARS Polibatam)
Penulis:
Evaliata Br Sembiring Daniel Yusuf
Hamdani Arif Riwinoto Selly Artaty Zega Happy Yugo Prasetiya
Yogi Ilhami
BISNIS PROSES DAN PROSEDUR OPERASI STANDAR PRODUKSI “PRODUK ANIMASI”
Penulis:
Evaliata Br Sembiring Daniel Yusuf
Hamdani Arif Riwinoto
Selly Artaty Zega Happy Yugo Prasetiya Yogi Ilhami
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan ISBN: 978-623-6549-21-6
Editor : Evaliata Br Sembiring Selly Artaty Zega Elsi Adella
Desainer : Dewi Nurpermata Sari Ilustrator : Dewi Nurpermata Sari Penata Letak : Elsi Adella
Pemeriksa Aksara : Alimul Qadri Penerbit:
Polibatam Press
Politeknik Negeri Batam
Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam 29461 Hak Cipta
© 2021 Evaliata Br Sembiring
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentu apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa seizin dari penulis.
v PRAKATA
Sejak masa pandemic Covid-19 yang melanda seluruh dunia, pembelajaran secara keseluruhan dilaksanakan secara daring. Berbagai metode dan cara telah ditempuh untuk menjaga pembelajaran tetap berjalan dan berkualitas.
Salah satu metode yang dilakukan adalah melalui kerja sama dengan industri untuk menghasilkan media pembelajaran. Salah satu media yang dimaksud adalah melalui buku ajar sebagai panduan dan sistem operasional standar praktikum bidang animasi.
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berhasilnya penulisan buku ini.
Buku ini merupakan salah satu luaran dari kegiatan Program Penguatan Pendidikan Tinggi Vokasi Tahun 2020 yang disusun bersama mitra industri dan asosiasi animasi. Buku ini merupakan panduan yang digunakan untuk produksi karya animasi. Oleh karena itu, diharapkan dapat mendukung kegiatan pembelajaran, khusus-nya praktikum untuk menghasilkan karya animasi berskala industri.
Materi yang disampaikan dalam buku ini adalah proses bisnis dan prosedur standar operasional produksi untuk produk atau karya animasi. Melalui buku ini, tim produksi animasi dapat melaksanakan produksi animasi seperti dilakukan di dunia industri animasi, yang di mulai dari breafing dengan client, pra produksi, produksi dan paska produksi.
Buku panduan ini akan terus diperbaiki berdasarkan pengalaman produksi berbagai produk animasi dan multimedia lainnya, terutama penerapannya di industri. Oleh karena itu, harapan ke depannya akan menghasilkan buku- buku sebagai panduan pembelajaran terutama dalam kegiatan produksi yang tidak hanya untuk produk animasi melainkan produk multimedia lainnya. Sehingga pengalaman pembelajar akan terus berkembang dan melalui pembelajaran dapat menghasilkan produk berskala industri kreatif.
Akhirnya perwujudan teaching industry benar-benar nyata dilakukan.
April 2021 Penulis
Halaman Kosong
vii DAFTAR ISI
PRAKATA ... v
DAFTAR ISI ... vii
BAB 1 PENGANTAR ANIMASI ... 1
BAB II BRIEFING & PITCHING ... 5
BAB III PRE-PRODUCTION ... 9
BAB IV PRODUCTION ... 13
4.1 Character Modelling ... 15
4.2 Layout & Props Modeling ... 17
4.3 Clay Modelling & 3D Printing ... 19
4.4 Rigging (Character) ... 21
4.5 Layout Painting ... 23
4.6 Rotoscoping ... 25
4.7 Keypose & Inbetween... 27
4.8 Sketch-Clean-up ... 29
4.9 Painting-Touch-up ... 31
4.10 Motion Capture/ Tracking ... 33
4.11 Lighting ... 35
4.12 Rendering ... 37
4.13 Audio Guide ... 39
BAB V POST-PRODUCTION ... 41
5.1 Compositing ... 42
5.2 Visual effects (VFX)... 45
5.3 Soundtracks & Sound effects (SFX) ... 48
5.4 Mastering ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
INDEXING ... 51
Halaman Kosong
1 BAB 1
PENGANTAR ANIMASI
BAB I
PENGANTAR ANIMASI
Animasi adalah sebuah karya film yang pada awalnya merupakan dari hasil pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak (Wikipedia, 2021). Istilah animasi juga sering diartikan sebagai penciptaan suatu ilusi gerakan menggunakan sekumpulan gambar diam yang telah disusun secara beraturan. Sekumpulan gambar yang disusun secara beraturan tersebut mengikuti alur pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi (Thomas, dkk, 1995).
Berdasarkan terminology, animasi berasal dari bahasa Latin yaitu anima, yang berarti jiwa dan animare, yang berarti menghidupkan. Oleh karena itu, dapat diartikan dengan “memberi kehidupan”, “memiliki arti menghidupkan”, “memberi jiwa” dan “menggerakan objek benda mati”.
Proses menghidupkan objek tersebut menerapkan 12 prinsip animasi (Williams, 2009). Prinsip dasar animasi dirumuskan oleh Frank Thomas and Ollie Johnston yang dituangkan dalam buku yang berjudul The Illusion of Life Disney Animation terdiri 12 prinsip antara lain:
1. Squash & Stretch 2. Timing
3. Anticipation 4. Staging
5. Straight Ahead Action & Pose-To-Pose Action 6. Follow Through & Overlapping Action
7. Slow In Slow Out 8. Arcs
9. Secondary Action 10. Exaggeration 11. Solid Drawing 12. Appeal
Meskipun animasi abad ke-20 didominasi oleh teknologi film dan video yang terkomputerisasi, keterampilan menggambar kreatif dan juru gambar
3
kartunis dan seniman grafis tetap menjadi bagian integral dari proses tersebut. Para animator abad ke-20 yang terkenal antara lain: J. Stuart Blackton, George McManus, Max Fleischer, dan Walt Disney, dan tim dari DreamWorks Animation. Film kartun animasi yang terkenal di awal masanya adalah Mickey Mouse, Bugs Bunny dan Donald Duck, Jungle Book, The Simpsons, Shrek dan Anime. Menurut Fred T. Hofstetter, terdapat empat jenis animasi (Williams, 2009), yaitu:
1. Frame Animation, merupakan jenis pembuatan aninamsi yang mengubah objek pada setiap frame.
2. Vector Animation, merupakan jenis animasi yang mengubah bentuk suatu objek.
3. Computational Animation, merupakan jenis animasi yang dibuat dengan memindahkan objek berdasarkan koordinat x dan y. Koordinat x untuk posisi horizontal dan posisi y untuk posisi vertical.
4. Morphing, merupakan peralihan satu bentuk objek ke bentuk objek lainnya dengan memanipulasi lebih dari satu frame sehingga nantinya akan dihasilkan keseluruhan gerakan yang sangat lembut untuk perubahan bentuk satu ke bentuk lainnya.
Pada umumnya, apapun jenis teknik pembuatan animasi tetap melalui proses pembuatan animasi (animation pipeline) yang mendetail dari tahap awal hingga akhir (Thomas, dkk, 1995). Animation pipeline disebut juga sebagai sebuah alur tahapan produksi yang harus dilakukan untuk membuat sebuah film animasi. Pipeline sebuah film animasi tergantung pula dari masing-masing proyek dari sebuah perusahaan atau organisasi.
Beberapa kriteria yang mempengaruhi suatu animation pipeline (Sutopo, 2020), antara lain:
1. Tergantung dari kebutuhan dan jenis animasi 2. Tegantung pada budget atau biaya
3. Tergantung dari kualitas film yang dihasilkan.
Animation pipeline terdiri dari tiga bagian utama yang membentuk seluruh alur animasi, yaitu proses pra produksi, produksi, dan paska
produksi (Dream farm Studios, 2020). Namun, sebelum melakukan proses pra produksi, maka terlebih dahulu dilakukan briefing and Pitching dengan pihak-pihak yang terlibat seperti client, tim dan/atau lainnya yang berkepentingan. Oleh karena pemetaan alur proses bisnis untuk menghasilkan animasi ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Pemetaan Alur Proses Bisnis untuk Produksi Animasi Catatan:
* Alur proses produksi di-segmentasi lagi menjadi tiga bagian berdasarkan penetapan style & direction pada proses pra-produksi, dimana tahapan produksi akan bervariasi (lihat tabel 1 produksi berdasarkan style animasi).
* Alur proses bisnis ini dihasilkan melalui diskusi (FGD) dengan akademisi, stakeholder atau mitra industri animasi, asosiasi dan pelaku bisnis animasi lainnya.
5 BAB II
BRIEFING & PITCHING
BAB II
BRIEFING & PITCHING
Briefing merupakan istilah yang digunakan ketika dilakukan pertemuan atau komunikasi dengan client dalam rangka menentukan kriteria dan objektif produk yang akan dibuat, sehingga istilah ini juga sering disebut dengan client briefing. Pada tahap ini, semua persyaratan yang akan diacu dalam pembuatan produk animasi sudah ditetapkan dengan jelas, namun masih memungkinkan untuk tidak menyertakan naskah atau storyboard yang sudah disetujui Bersama ide kreatif (Yoodeo, 2021). Kegiatan brief dapat dilakukan secara konvensional secara luring (luar jaringan) maupun secara daring (dalam jaringan) melalui sinkron dan asinkron, dengan memanfaatkan perangkat (tools) seperti email, zoom meeting, gmeet, dan lainnya.
Pitching adalah merupakan sebuah ide yang akan dipresentasikan secara singkat. Beberapa penjelasan Pitching berdasarkan pembuatan produk seperti film dan iklan adalah sebagai berikut:
1. Pitching dalam pembuatan Film
Pitching merupakan sebuah ide yang akan dipresentasikan secara singkat, baik secara visual atau lisan oleh seorang Sutradara atau seorang Penulis Skenario kepada Producer atau Executive Producer (ids, 2013). Tujuan Pitching adalah untuk meyakinkan Producer atau Executive Producer agar memberikan dukungan dana atas ide cerita yang dibuat untuk menjadi sebuah film.
2. Pitching dalam pembuatan Iklan
Definisi Pitching adalah presentasi ide untuk menarik client/brand/agency yang berencana memproduksi iklan untuk produk yang ingin dipasarkan (Hutomo, 2020). Jenis-jenis pitching antara lain: pitching portofolio, pitching director, pitching Production House (PH), pitching konsep, dan pitching budget. Terdapat 2 proses persiapan pitching yang dapat dilakukan seperti divisualisasikan pada gambar 2.
7
Gambar 2. Proses Persiapan Pitching
Pada dasarnya kegiatan Pitching memiliki tujuan dan pelaksanaan yang sama untuk semua produk yang ingin dibuat. Briefing dan Pitching merupakan satu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara bersamaan. Pada pembuatan produk animasi yang digunakan pada Production House Animasi dan Multimedia atau Studio Digiars Polibatam menerapkan 3 tahapan proses seperti ditunjukkan pada gambar 1.
1. Concept Pitching
Pemaparan ide dan konsep cerita secara verbal dan visual agar tercipta daya tarik dan kepercayaan terhadap proyek animasi oleh calon investor.
2. Budget
Estimasi budget atau perhitungan pendanaan yang di perlukan terkait proyek dari awal pra-produksi hingga produk animasi rampung. Data-data pendukung seperti grapif popularitas cerita dan sebagainya juga akan menjadi acuan success rate proyek.
3. Target Deadline
Timeline/jadwal pengerjaan hingga serah terima proyek. Dimana waktu akan menentukan target budget produksi dan kualitas pencapaian dalam kurun waktu yang telah di tentukan.
•Client menyebar brief kepada Production House (PH)
•Brief berisi product knowledge, target market dll
Penyebaran Brief
•Brief digunakan sebagai petunjuk untuk membuat konsep sesuai keinginan client.
• PH membuat konsep dan video untuk
dipresentasikan kepada client.
Pembuatan Konsep Berdasarkan
Brief
ROI (Return of Investment)
Estimasi kapan para calon investor akan balik modal di dasari dengan laporan dan data-data keuangan yang valid.
Proses brefing dan pitching selesai dilakukan, selanjutnya adalah menentukan penjadwalan. Penjadwalan ini mencakup kegiatan yang dimulai mulai dari tahap pra produksi, produksi dan paska produksi.
9 BAB III
PRE-PRODUCTION
BAB III
PRE-PRODUCTION
Pra Produksi (pre-production) merupakan tahapan awal dari proses pembuatan animasi. Sebuah konversi ide mentah dari pikiran yang pada akhirnya akan di kelola dalam bentuk visual. Istilah lain dari pra produksi animasi adalah proses untuk menentukan ide cerita, membuat perencanaan, membuat naskah atau script, membuat desain visual, serta membuat storyboard (Anggara, dkk, 2020). Hampir sama dengan pandangan lain tentang kegiatan pra produksi yaitu terdiri dari penentuan ide, pembuatan konsep atau story, pembuatan material desain, dan pembuatan storyboard (AnimasiStudio, 2021). Sementara berdasarkan pandangan Dream Farm Studio (2021), pra produksi animasi 3D terdiri dari tahap perancangan dan perencanaan. Pada tahap perencanaan yang dilakukan tim desain adalah menciptakan ide, cerita dan desain, sementata pada tahap perancangan yang dilakukan oleh tim manajemen adalah membuat rencana produksi antara lain anggaran, tim, dan penjadwalan.
Tahap pra produksi seperti yang divisualisasikan pada gambar 1, terdiri dari 8 (delapan) tahapan proses sebagai berikut:
1. Research
Riset terhadap elemen-elemen proyek yang berkaitan dengan konsep visual dan audio. Riset dapat di lakukan dalam banyak cara contoh secara kunjungan ke lokasi maupun secara online. Tentunya menyesuaikan budget riset.
2. Script & Concept
Perancangan alur cerita dan naskah beserta visualisasi cerita yang akan dikonversi dalam bentuk animasi. Di dukung juga dengan sketsa-sketsa visual sebagai privew atau cuplikan terhadap proyek animasi.
3. Character Design & Background/Layout
Proses desain karakter dan background. Pendekatan style terhadap karakter dan background dengan dasar visual yang di dasari elemen- elemen warna, appeal dan interaksi antara karakter dan lingkungannya.
11
4. Moodboard, Colourscript & Storyboard
Moodboard, sebagai acuan atau preview terkait visual animasi yang akan di kerjakan, sedangkan Colourscript, menyerupai moodboard namun dilengkapi dengan kode warna sebagai acuan. Storyboard, adalah papan cerita yang bentuknya menyerupai komik, dimana ada gambar-gambar berurutan yang merangkai cerita dengan fungsi untuk memvisualisasikan naskah.
5. Style & Illustration
Tahap uji coba style dan ilustrasi dalam segala aspek seni-nya hingga dapat di tetapkan style yang sesuai dengan pembawaan cerita/naskah.
6. Voiceover & Animatics
Tahapan yang sangat penting untuk menentukan durasi dan timing pada scene dan dialog storyboard tidak melewati durasi waktu film.
7. Concept Audio
Segala jenis audio terkait dengan pembawaan cerita sehingga dapat meningkatkan daya tarik film bagi penonton. Serta menciptakan suasana dan nuansa yang di inginkan sehingga dapat memberikan pengalaman menonton yang lebih berkesan.
Penetapan Style Project (2D, 3D, Stop Motion)
Menetapan style animasi akan di bawa dalam proyek. Dimana style animasi yang di tetapkan akan mengikuti alur proses produksi yang berbeda, seperti yang disajikan pada Tabel 1.
13 BAB IV PRODUCTION
BAB IV PRODUCTION
Production merupakan proses pelaksanaan dan eksekusi dalam penciptaan lingkungan setting cerita; penciptaan karakter dan asset-asset design lainnya yang akan mendukung visual storytelling. Kemudian dilanjutkan dengan proses penciptaan ilusi kehidupan dalam bentuk animasi.
Pada setiap style atau pendekatan animasi yang memiliki banyak jenis baik animasi 2D, 3D maupun stop motion, kemungkinan tidak harus semua tahapan pada gambar 1 yang digunakan. Kebutuhan setiap tahapannya dapat berbeda, bergantung pada kompleksitas produksi setiap produk, seperti disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Produksi Berdasarkan Style Animasi
Index
PRODUCTION PROCESS
Animation Style/ Approach
2.0 2D
3D Stop
Motion Hand-
drawn Flash/
Mograph
2.01 Modeling (Character) v
2.02 Modeling (Layout) v
2.03 Clay Modelling & 3D Printing V
2.04 Rigging (Character) v v V
2.05 Layout Painting v v v/x v/x
2.06 Rotoscoping v/x
2.07 Keypose & Inbetween v v v V
2.08 Sketch-Clean-up v
2.09 Painting-Touch-up v
2.10 Motion Capture/ Tracking v
2.11 Lighting v/x v V
2.12 Rendering v v V
2.13 Audio Guide v v v V
Note:
v Yes
x No
v/x Yes/ No
* Acuan pada tabel 1 produksi sesuai dengan penetapan style.
Alur proses produksi animasi berikutnya disajikan dalam bentuk flowchart yang disertai dengan penjelasannya.
15 4.1 Character Modelling
Modeling (modelling) merupakan seni atau keterampilan dalam membuat sebuah permukaan yang meniru bentuk obyek nyata (Sites.Google.Com, 2010). Modeling karakter (Character Modelling) adalah bagaimana memodelkan atau membuat karakter yang digunakan pada animasi dengan meniru karakter pada dunia nyata. Alur proses character modelling disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Alur Proses Character Modelling
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan karakter design sheet.
Artinya turunan dari pra-produksi secara
keseluruhan dicek apakah layak secara teknis untuk dikonversi ke 3D.
3D character modeler
Character design turntable.
Draft model karakter.
2. Revisi design.
Revisi dari desain awal di perlukan setelah
berkonsultasi dengan tim desain dan konsep.
3D character modeler;
Concept artist
Draft model
karakter. Model karakter WIP (Work-In- Progress);
Instruksi kerja penamaan file; Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Pengerjaan modeling setelah mendapat persetujuan dari tim desain dan supervisor modeling.
3D character modeler;
Concept artist
Model karakter WIP (Work- In-Progress)
Final model karakter;
Instruksi kerja penamaan file; Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan hasil akhir modeling sebelum di lanjutkan pada proses rigging.
Poin-poin QC contoh: Topologi dll (Berpacu pada checklist QC Modeling)
3D character modeling supervisor;
Rigging supervisor
Final model
karakter. Final model siap untuk rigging;
Checklist QC; Lembar monitoring.
Selesai 2.01 Character
Modeling
1. Pengecekan karakter design sheet
3. Eksekusi Bisakah di konversi ke dalam bentuk 3D?
2. Revisi design
4. QC
Selesai Iya
Tidak
OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Modeling Character dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
17 4.2 Layout & Props Modeling
Alur proses layout dan Props Modelling disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Alur Proses Layout dan Props Modelling
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan list layout & props design.
Pengecekan berdasarkan daftar scene yang telah di siapkan dengan memperhatikan segala asset desain beserta dengan detil-detil yang telah di tentukan.
3D layout
artist Layout
desain Draft layout desain
2. Revisi desain.
Di perlukan setelah berkonsultasi dengan tim desain dan konsep.
Contoh: Tata ruang layout dan posisinya agar dapat memenuhi ketentuan sudut pandang shooting.
3D layout artist;
Concept artist
Draft layout desain
Model layout WIP (Work-In- Progress);
Instruksi kerja penamaan file;
Lembar monitoring
3. Eksekusi.
Pengerjaan modeling setelah mendapat persetujuan dari tim desain dan supervisor modeling.
3D layout artist;
Concept artist
Model layout WIP (Work-In- Progress)
Final model layout;
Instruksi kerja penamaan file;
Lembar monitoring 4. QC.
Pengecekan hasil akhir modeling sebelum di lanjutkan pada proses tekstur.
3D layout Supervisor/
Head;
Layout Designer
Final model layout.
Texturing;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
Selesai 2.02 Layout &
Props Modeling
1. Pengecekan list layout & props design
3. Eksekusi Bisakah di konversi ke dalam bentuk 3D?
2. Revisi design
4. QC
Selesai Iya
Tidak
OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Modeling Layout dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
19 4.3 Clay Modelling & 3D Printing
Tabel 4. Alur Proses Clay Modelling & 3D Printing
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan karakter design sheet.
Turunan dari pra- produksi secara keseluruhan apakah layak secara teknis untuk di konversi model clay baik secara karakter maupun props sesuai dengan detil-detil yang di tentukan.
Character
& Layout Sculptor
character
& layout desain
Draft character
& layout desain
2. Revisi design.
Di perlukan setelah berkonsultasi dengan tim desain dan konsep.
Character
& Layout Sculptor
Draft character&
layout desain
Model character
& layout WIP (Work-In- Progress);
Instruksi kerja penamaan file;
Lembar monitoring 3. Eksekusi modeling
setelah mendapat persetujuan dari tim desain dan supervisor modeling.
Character
& Layout Sculptor
Model layout &
character WIP (Work-In- Progress)
Final model layout &
character;
Instruksi kerja penamaan file;
Lembar monitoring 4. Prototype.
Uji coba pada model clay secara global terhadap hasil clay model yang telah di hasilkan.
Layout &
character Supervisor;
Concept Designer;
Character
& Layout Sculptor
Prototype model layout &
character
Texturing;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. QC.
Pengecekan hasil akhir modeling sebelum di lanjutkan pada proses rigging dan finalisasi hasil pahatan layout.
Layout &
character Supervisor;
Concept Designer;
Character
& Layout Sculptor
Final model layout &
character
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC;
Lembar monitoring 6. 3D Printing.
Proses opsional jika diperlukan (Alur proses kerja sesuai 2.01 & 2.02)
Supervisor Sculptor &
concept designer
Final model layout &
character
Checklist QC;
Lembar monitoring.
Selesai 2.03 Clay
Modelling &
3D Printing
1. Pengecekan list layout & character
design
3. Eksekusi Bisakah di konversi ke dalam bentuk clay model?
2. Revisi design
5. QC
Selesai Iya
Tidak
OK Tidak
OK 4. Prototype
6. 3D Printing
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Clay Modeling
& 3D Printing dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
21 4.4 Rigging (Character)
Tabel 5. Alur Proses Rigging (Character)
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan character design sheet.
Mempelajari jenis gerakan yang akan di gunakan.
Concept &
character designer;
Rigging artist
Character design sheet;
expression sheet
Catatan sketsa Gerakan.
2. Riset mekanisme rigging dan prototype.
Contoh: mekanisme gerakan sayap burung berikut dan kebiasaannya dalam konteks alam dan cara implementasi terhadap karakter yang akan di buat.
Rigging
artist 3D character model.
Character rig planning;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Proses rigging
karakter berdasarkan hasil riset dan
expression sheet yang telah di siapkan.
Rigging artist;
character designer
Character rig planning.
Draft character rig;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan draft character rig apakah fungsi gerakan tubuh beserta dengan ekspresi karakter telah sesuai dan controller bekerja dengan baik.
Rigging supervisor;
Character designer
Draft character rig.
1. Final character rig; 2.
Rigging feedback form;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. Revisi design.
Jika terdapat feedback atau kekurangan untuk optimalisasi gerakan pada rig.
Rigging
artist Rigging feedback form.
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC;
Lembar monitoring Selesai
2.04 Rigging (Character)
1. Pengecekan character design sheet
3. Eksekusi 2. Riset mekanisme
rigging dan prototype.
5. Revisi design
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Rigging Character dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
23 4.5 Layout Painting
Tabel 6. Alur Proses Layout Painting
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan konsep layout.
Beserta dengan daftar layout dalam scene; mempelajari acuan skema warna pada konsep layout.
Concept artist;
layout artist
Daftar scene layout;
skema warana layout.
Draft sketsa layout.
Layout planning (dalam bentuk thumbnails) 2. Menentukan style
layout.
Baik secara medium gambar maupun format ukuran layout sesuai dengan ketentuan art director.
Concept artist;
layout artist
Draft sketsa layout.
Layout planning.
Final sketch untuk setiap scene;
Checklist QC; Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Proses mewarnai scene layout berdasarkan skema warna dan format yang telah di tentukan.
Layout
artist Final sketch untuk setiap scene.
Layout yang telah di warnai;
Checklist QC; Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan hasil layout yang telah di buat apakah telah mengikuti
guidelines atau acuan yang di tetapkan.
Layout supervisor;
Layout artist;
Concept artist.
Layout yang telah di warnai
1. Final layout; 2.
Catatan revisi layout;
Checklist QC; Lembar monitoring.
5. Revisi layout.
Revisi layout berdasarkan catatan revisi yang di keluarkan oleh QC.
Layout
artist Catatan revisi layout
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC; Lembar monitoring Selesai
2.05 Layout Painting
1. Pengecekan konsep layout
3. Eksekusi
2. Menentukan style layout
5. Revisi Layout
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Layout Painting dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
25 4.6 Rotoscoping
Tabel 7. Alur Proses Rotoscoping
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan konsep layout.
Beserta dengan daftar layout dalam scene; mempelajari acuan skema warna pada konsep layout.
Roto artist/
animator
Referensi
video Seleksi referensi video
2. Perencanaan.
Seleksi dan
perencanaan scene yang ingin di implementasikan dengan metode rotoscoping.
Roto artist/
animator;
Art director
Seleksi referensi video
Daftar scene yang akan di rotoscope;
Checklist QC; Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Proses menjiplak gerakan yang ada di referensi video sesuai dengan framing scene yang telah di tetapkan.
Roto artist/
animator
Daftar scene yang akan di
rotoscope
Hasil rotoscope;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan terhadap hasil rotoscope.
Animation supervisor;
Art director
Hasil rotoscope awal
Feedback/
usulan terkait hasil rotoscope;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. Revisi Roto
artist/
animator
Feedback/
usulan terkait hasil rotoscope
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC;
Lembar monitoring Selesai
2.06 Rotoscoping
1. Pengecekan video referensi
3. Eksekusi
2. Perencanaan
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Rotoscoping dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
27 4.7 Keypose & Inbetween
Tabel 8. Alur Proses Keypose & Inbetween
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan daftar scene dan script cerita.
Serta mendalami karakter yang akan di animasikan
Animator;
character designer
Daftar scene dan script cerita
Pendalaman/
penjiwaan karakter;
Checklist QC; Lembar monitoring.
2. Perencanaan.
Pewayangan karakter dengan perencanaan yang tepat berdasarkan watak dan ekspresi karakter yang telah di
utarakan dalam script. Menata keypose.
3D Animator 2D Senior animator
Pendalaman/
penjiwaan karakter
Perencanaan animasi;
Checklist QC; Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Mengisi in- between berdasarakan keypose yang telah di tetapkan serta memastikan animasi telah sesuai dengan script cerita.
3D Animator 2D In-
betweener Junior animator
Perencanaan
animasi Hasil
animasi yang telah di olah;
Checklist QC; Lembar monitoring.
4. QC.
Memastikan hasil animasi telah mengikuti script yang telah di tentukan dan masih masuk pada batasan waktu yang di susun dalam awal animatic
3D Animation supervisor 2D Senior animator
Hasil
animasi yang telah di olah;
Feedback/
masukan terkait hasil animasi;
Checklist QC; Lembar monitoring.
5. Revisi.
Diperlukan jika terdapat saran dan masukan terkait porses dan hasil animasi
3D Animator 2D In-
betweener Junior animator
Feedback/
masukan terkait hasil animasi
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC; Lembar monitoring.
Selesai 2.07 Keypose
& Inbetween
1. Pengecekan daftar scene dan script cerita
3. Eksekusi
2. Perencanaan
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
*Catatan:
Dalam proses produksi animasi 2D, animator biasanya di bagi menjadi 2 bagian yaitu ‘Keypose artist’
dan ‘In-betweener’. Dimana keypose di kerjakan oleh senior animator dan in-between di kerjakan oleh junior animator.
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Keypose &
Inbetween dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
29 4.8 Sketch-Clean-up
Tabel 9. Alur Proses Sketch-Clean-up
Aliran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan draft sketsa animasi.
Sketsa awal biasanya di gambar dengan pencil biru untuk memudahkan clean- up/ pembersihan sketsa dengan cara seperasi warna.
Clean up
artist Sketsa kasar dari animator
Checklist QC;
Lembar monitoring.
2. Eksekusi.
Men-finalisasi sketsa menjadi lebih rapi (final outline). Dapat menggunakan metode traditional maupun secara digital.
Clean up
artist Sketsa kasar dari animator
Clean outline/
final outline (Sketch bersih);
Checklist QC;
Lembar monitoring.
3. QC.
Pengecekan hasil clean up yang telah di kerjakan.
Animation supervisor/
head
Clean outline/
final outline (Sketch bersih)
Feedback/
masukan terkait hasil clean- up;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
4. Revisi Clean up
artist Feedback/
masukan terkait hasil clean-up;
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
2.08 Sketch- Clean-up
1. Pengecekan draft sketsa animasi
2. Eksekusi
4. Revisi
3. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Sketch-Clean- up dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
31 4.9 Painting-Touch-up
Tabel 10. Alur Proses Painting-Touch-up
Aliaran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan daftar scene.
Mempelajari daftar scene yang perlu untuk di warnai.
Painting
artists Daftar scene dan frame
Checklist QC;
Lembar monitoring.
2. Perencanaan.
Pembagian kerja untuk departemen painting di bagi berdasarkan scene dan frame number.
Mengikuti acuan kode warna yang di tentukan sehingga menjaga
konsistensi warna dari satu scene ke scene berikutnya.
Painting artists;
Painting supervisor/
head
Final outline animation
Daftar planning Checklist QC;
Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Proses mewarnai scene secara frame- by-frame atau dengan cara batch colouring
Painting
artists Daftar
planning Frame yang telah di warnai;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan pada konsistensi warna apakah sudah mengacu pada colour script.
Painting supervisor/
head
Frame yang telah di warnai;
Feedback/
masukan terkait hasil Painting- touch-up;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. Revisi Painting
artists Feedback/
masukan terkait hasil Painting- touch-up
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC; Lembar monitoring.
2.09 Painting- Touch-up
1. Pengecekan daftar scene
3. Eksekusi
2. Perencanaan
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Painting- Touch-up dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
33 4.10 Motion Capture/ Tracking
Tabel 11. Alur Proses Motion Capture/ Tracking
Aliaran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan video referensi &
storyboard
Animator Referensi
video Seleksi referensi video
2. Perencanaan.
Merencanakan bagian-bagian dari scene yang akan di kerjakan dengan motion capture.
Animator;
Animation supervisor/
head
Seleksi referensi video
Daftar planning;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
3. Eksekusi.
Proses eksekusi dimulai dari tes gerakan- gerakan awal dan
memastikan bahwa semua gerakan terekam dan bisa di aplikasikan pada model 3D.
Animator Daftar
planning Hasil mocap.
Checklist QC; Lembar monitoring.
4. QC.
Pengecekan pada output mocap
apakah gerakan telah di transfer ke model secara optimal.
Animation supervisor/
head
Hasil
mocap Feedback/
masukan terkait hasil mocap;
Checklist QC; Lembar monitoring.
5. Revisi Animator Feedback/
masukan terkait hasil mocap
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC; Lembar monitoring.
2.10 Motion Capture/
Tracking
1. Pengecekan video referensi
3. Eksekusi
2. Perencanaan
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Motion Capture/Tracking dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
35 4.11 Lighting
Tabel 12. Alur Proses Lighting
Aliaran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan scene yang telah di animasikan
Lighting
artist Animated
scene Checklist QC;
Lembar monitoring
2. Perencanaan.
Sebelum mengerjakan scene yang akan di light,
melakukan pengecekan terhadap scene sebelumnya untuk memastikan konsistensi posisisi cahaya
Lighting
artist Checklist QC; Lembar monitoring
Perencanaan light rig dan posisis tembak cahaya;
Checklist QC;
Lembar monitoring
3. Eksekusi.
Penataan cahaya berdasarkan kebutuhan scene.
Lighting
artist Perencanaan light rig dan posisis tembak cahaya
Scene yang telah di light;
Checklist QC;
Lembar monitoring
4. QC.
Pengecekan pada konsistensi posisi cahaya serta light rig set.
Lighting supervisor/
head
Scene yang
telah di light Feedback/
masukan terkait hasil pencahayaan;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. Revisi Lighting
artist Feedback/
masukan terkait hasil pencahayaan
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
2.11 Lighting
1. Pengecekan scene yang telah di
animasikan
3. Eksekusi 2.Perencanaan
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Lighting dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
37 4.12 Rendering
Tabel 13. Alur Proses Rendering
Aliaran Proses Uraian PIC Masukan Keluaran
Mulai
1. Pengecekan daftar scene. Mengecek daftar scene dan kamera yang akan di render
Render
artist Daftar
scene Checklist QC;
Lembar monitoring
2. Verifikasi.
Verifikasi terhadap file-file yang akan di render.
Render
artist Checklist QC; Lembar monitoring
Render planning;
Checklist QC;
Lembar monitoring
3. Eksekusi File render.
Memastikan deadline render dengan mengoptimalkan kapasitas render farm secara bertahap. Men- back up data render.
Render
artist Render
planning Render output;
Checklist QC; Lembar monitoring
4. QC. Render
supervisor Render
output Feedback/
masukan terkait hasil render;
Checklist QC;
Lembar monitoring.
5. Revisi Render
artist Feedback/
masukan terkait hasil render
Revisi WIP (Work-In- Progress) untuk di QC Kembali;
Checklist QC; Lembar monitoring.
2.12 Rendering
1. Pengecekan daftar scene
3. Eksekusi 2. Verifikasi
5. Revisi
4. QC
Selesai OK
Tidak OK
Pengecekan setiap pekerjaan dapat menggunakan dokumen quality control (QC). Form pengecekan dapat menggunakan tools atau alat bantu perangkat lunak seperti Ms. Excel atau lainnya. Form atau dokumen QC Rendering dapat berupa contoh berikut ini:
*) Hal-hal lain atau informasi lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan