BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis. Hal ini memicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki untuk lebih meningkatkan performance perusahaan. Peluang-peluang yang ditemukan di pasar jika tidak segera dimanfaatkan akan segera diambil oleh pesaing. Oleh karena itu diperlukan sistem teknologi informasi yang akurat, cepat, dan tepat waktu untuk memenangkan persaingan. Salah satu sistem informasi yang harus dirancang dengan baik adalah sistem informasi penjualan kredit dan piutang usaha karena berpengaruh langsung dalam menentukan tingkat laba bagi perusahaan.
Aktivitas penjualan merupakan salah satutujuan utama perusahaan setelah
memproduksibarang-barangnya.Untuk itu, setiap perusahaanharus mampu mengawasi
pelaksanaan penjualandalam perusahaan itu dengan baik sehingga darikegiatan penjualan yang
terkendali itu, perusahaandapat memaksimalkan keuntungannya.Untuk meningkatkan volume
penjualan dan menambah sekaligus mempertahankan pelanggan yang sudah ada, seringkali
perusahaan menerapkan strategi penjualan kredit disamping penjualan tunai.Penjualan kredit
semakin banyak diminati baik oleh pengusaha maupun para pelanggan. Selain karena praktis,
keterbatasan ketersediaan dana yang dimiliki oleh pelanggan menyebabkan penjualan kredit
semakin diminati. Penjualan kredit tidak dapat menghasilkan penerimaan kas dengan segera,
tetapi menimbulkan piutang usaha yang pada saat jatuh tempo akan menghasilkan penerimaan kas.
Kebijakan piutang yang tepat akan membantu perusahaan dalam meningkatkan omset penjualan, tetapi apabila piutang tidak dapat segera dicairkan maka dapat menimbulkan kesulitan likuiditas bagi perusahaan, bahkan apabila sampai terjadi piutang yang macet (bad debt) akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan membutuhkan pengelolaan piutang yang baik karena apabila pencairan piutang lancar akan terjadi pemasukan dana ke perusahaan sehingga aktivitas perusahaan tidak akan terganggu dan tujuan perusahaan untuk dapat memperoleh laba dari penjualan akan dapat tercapai.
Untuk mendukung aktivitas penjualan selainmemiliki sistem penjualan yang baik, perusahaanjuga harus memiliki sistem pemberian danpenagihan piutang yang baik karena banyak perusahaan pemakai barang atau jasa membutuhkanwaktu dalam melakukan pembayaran pada saatmereka membeli barang atau jasa dalam jumlah dan harga yang tidak sedikit. Piutang yang terhambat akan mengakibatkan kesulitan bagi perusahaan dalam mengelola ataumelaksanakan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Hal ini disebabkan kurang adanya likuiditas berupa jumlah aktiva lancar yang tersedia secara cukup untuk menunjang keperluan operasi perusahaan.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan timbulnya piutang tidak lancar maupun
piutang yang macet baik itu faktor eksternal maupun faktor internal perusahaan.Faktor eksternal
yang terjadi bisa disebabkan karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan atau produk yang
dijual belum laku sehingga belum dapat membayar hutang dagang.Faktor internal dapat
disebabkan oleh lemahnya sistem pengawasan internal, kurang kompetennya petugas yang
menagih, maupun prosedur pemberian kredit yang tidak jelas.Proses penagihan piutang
terkadang menjadi masalah karena piutang yang terlambat bayar atau terlambat ditagih lambat laun akan berpotensi menjadi piutang macet.
Perusahaan harus senantiasa mewaspadai hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses penjualan dan piutang usaha seperti terjadinya penumpukan piutang yang menyebabkan arus kas menjadi terganggu,ketidakpuasan pelanggan atas layanan yang diberikan perusahaan, serta penurunan penjualan akibat pengambilan keputusan yang terlambat.
Sistem Informasi Penjualan dapat membantu perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya, sehingga loyalitas pelanggan akan meningkat dan akhirnya akan meningkatkan omset penjualan.Sistem Informasi Manajemen Piutang akan membantu perusahaan untuk menangani piutang sehingga resiko piutang terlambat bayar atau piutang tidak tertagih menjadi berkurang.
PT. Madubaru merupakan perusahaan agroindustri yang menghasilkan produk berupa gula dan alkohol.Penjualan dilakukan dengan sistem penjualan tunai dan kredit.Pembeli produk gula pasir terdiri dari pedagang besar, supermarket, minimarket, dan toko kelontong. Sedangkan untuk pembeli alkohol hanya beberapa perusahaan saja mengingat adanya peryaratan yang ketat dari pemerintah untuk perdagangan alkohol. Area pemasaran meliputi seluruh propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kota/kabupaten di Propinsi Jawa Tengah.
Produk gula pasir yang dijual terdiri atas gula bulk (dikemas dalam karung 50 kg) dan
gula retail (dikemas dalam ukuran 1 kg). Untuk penjualan gula bulk (kemasan 50 kg) dilakukan
dengan sistem penjualan langsung ke distributor-distributor besar atau dengan sistemlelang
dengan sistem pembayaran tunai (cash). Sedangkan untuk penjualan gula retail (kemasan 1 kg)
dilakukan oleh tenaga pemasaran (salesman) ke supermarket, minimarket, dan tokokelontong,
dengan sistem pembayaran secara kredit dengan jangka waktu 14 hari.
Persaingan penjualan gula retail saat ini semakin ketat mengingat semakin banyaknya produsen gula pasir menjual produknya secara retail karena margin keuntungan yang dihasilkan lebih tinggi dibanding penjualan gula bulk.Saat ini penjualan gula retail di PT.Madubaru memiliki kontribusi penjualan sebesar 8% dibanding total penjualan gula. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan persentase penjualan gula retail setiap tahunnya untuk meningkatkan laba dan supaya produk gula retail dapat tetap eksis di pasar.Guna mendukung penjualan gula retail, saat ini perusahaan memiliki 6 orang tenaga pemasaran (salesman) dan dibantu 2 orang untuk tenaga penagih (collector).
Tabel 1.1
Omset Penjualan Gula dan Periode Pengumpulan Piutang
Tahun
Realisasi Target
% Hari Standar (Ton) (Ton) (Hari) (Hari)
a B a : b
2010 2,735 4,243 64% 32 14 2011 3,246 5,000 65% 84 14 2012 3,121 5,000 62% 40 14 2013 3,167 5,000 63% 29 14 2014 2,003 5,000 40% 57 14 2015 2,573 5,000 51% 63 14 2016 1,578 5,000 32% 53 14