• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA” PADA SISWA KELAS I Peningkatan Kelancaran Membaca Dengan Menggunakan Metode “Membaca Tanpa Mengeja” Pada Siswa Kelas I SDN 03 Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA” PADA SISWA KELAS I Peningkatan Kelancaran Membaca Dengan Menggunakan Metode “Membaca Tanpa Mengeja” Pada Siswa Kelas I SDN 03 Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA” PADA SISWA KELAS I

SDN 03 JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi PSKGJ PGSD

Diajukan Oleh :

SRI WARSINI

NIM. A 54 A 1000 40

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA”

PADA KELAS I SDN 03 JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama : Sri Warsini

NIM : A 54 A 1000 40

Jurusan : PSKGJ – PGSD

Fakultas : FKIP

ABSTRAK

Sri Warsini, Peningkatan Kelancaran Membaca Dengan Menggunakan Metode “Membaca

Tanpa Mengeja” Pada Kelas I SDN 03 Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2012/2013, Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelancaran membaca pada siswa kelas I SD Negeri 03 Jumapolo dengan jumlah sebanyak 28 siswa, dengan menggunakan metode membaca tanpa mengeja. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif sedangkan jenis penelitiannya yaitu tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, kajian dokumen, test dan wawancara. Teknik analisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan metode membaca tanpa mengeja dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kelancaran membaca pra siklus sebesar 29%, siklus I sebesar 68 % dan Siklus II mendapatkan hasil sebesar 87,50 %. Hasil penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran membaca melalui metode membaca tanpa mengeja yang dilakukan sebanyak dua siklus selalu mengalami peningkatan dan telah dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan metode membaca tanpa mengeja dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa pada pembelajaran membaca siswa kelas I SD Negeri 03 Jumapolo Tahun Pelajaran 2012/2013.

(4)

PENDAHULUAN

Salah satu aspek pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peran

penting adalah membaca, khususnya membaca permulaan. Pada sisi lain, pentingnya

pengajaran membaca permulaan pada anak diberikan sejak usia dini, ini juga bertolak dari

kenyataan bahwa masih terdapat sebelas juta anak Indonesia dengan usia 7 – 8 tahun tercatat

masih buta huruf (Infokito, 2007). Selain itu, menurut laporan program pembangunan 2005

PBB tentang daftar negara berdasarkan tingkat melek huruf, Indonesia masih berada pada

peringkat 95 dari 175 negara. Pada sisi lain, berdasarkan hasil observasi awal diketahui

bahwa kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN 03 Jumapolo rendah yang

disebabkan oleh metode pembelajarannya yang kurang menarik bagi siswa.

Belajar membaca adalah dasar yang sangat penting bagi anak. Semua dimulai dari

membaca. Semakin cepat anak bisa membaca, semakin mudah ia bisa menginjak ke tahap

belajar selanjutnya. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong

oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat

komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan

menjadi otomatis. Dalam hal ini William S. Gray (dalam I Gusti Ngurah Oka 2005: 34)

menekankan bahwa membaca tidak lain daripada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah

keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami

bacaan.

Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan nikmatnya

membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih sebagai penerimaan

pengetahuan dan kebahagiaan. Orang seperti akan tampil tenang dan matang karena memiliki

berbagai pengalaman tambahan seperti ia bisa menikmati dari bukan hanya fiksi tetapi juga

non fiksi yang dibacanya. Ditinjau dari segi anak kemungkinan mereka menemukan

kegembiraan tetapi sangat bergantung pada asuhan dan arahan para orang tua dan guru.

Tujuan tambahan pelajaran membaca adalah menciptakan anak yang gemar

membaca. Biasanya hal ini dapat dirangsang dengan mempergunakan cerita. Karena cerita

pasti menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dipahami

dengan melihat bagaimana bersemangat mengisahkan pengalamannya dengan tuturan orang

lain dalam perjalanan waktu berkembang menjadi kemampuan menyerap dan menganalisa

(5)

Intan Noviana (2009:5) mengatakan salah satu ciri khas metode membaca tanpa

mengeja adalah pada tahap awal anak tidak langsung dikenalkan dengan huruf, apalagi

sampai menyuruh anak menghafalkannya karena ini dapat membebani mereka. Jika anak

merasa terbebani maka akan menjadikan mereka enggan belajar. Keengganan belajar bukan

saja menjadi masalah pada anak, melainkan juga menambah tugas guru untuk mencari

alternatif lain dalam menerapkan metode pembelajaran agar anak bisa menerima pelajaran

membaca lebih cepat.

Metode membaca tanpa mengeja merupakan salah satu alternatif dalam pemecahan

kesulitan membaca pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. Siswa kelas

I yang baru masuk di Sekolah Dasar memang harus mendapat perhatian secara khusus dalam

hal membaca sebab membaca merupakan dasar-dasar dan kunci untuk memahami

pengetahuan yang sedang dipelajari.

Pada kasus di SDN 03 Jumapolo dimana penulis sebagai guru di sekolah tersebut,

dari 28 siswa kelas I jumlah siswa yang baru dapat membaca “baik” sebanyak 8 (delapan)

siswa yang berarti baru 29% sedangkan 71% belum baik atau tidak lancar.

Ketidaklancaran dalam membaca ini karena banyak faktor yang mempengaruhi, baik

faktor intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya tingkat kecerdasan atau IQ, kemauan,

minat, dan kemampuan sedangkan faktor ektern adalah faktor di luar diri anak misalnya

kurangnya perhatian orang tua dalam membimbing belajar membaca, penerapan metode

pembelajaran oleh guru, suasana pembelajaran yang kurang kondusif dan lainnya.

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03

Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan antara bulan November

2012 sampai bulan Februari 2013 dengan diawali kegiatan observasi di lapangan sebagai

(6)

penelitian dan selama berlangsungnya proses pembelajaran terhadap permasalahan di

kelas yang akan diteliti

.

A. Subyek Penelitian

Subyek pertama pelaku penelitian adalah peneliti dan sekaligus sebagai guru kelas I

Sekolah Dasar Negeri 03 Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2012/2013. Subyek kedua dalam penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar

Negeri 03 Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Jenis dan Sumber Data

1.Jenis Penelitia

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) .

Menurut Hopkins (dalam Sutama dan Sufanti, 2009: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang mengkombinasikan proses penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami

suatu yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Asrori, 2007: 5) mendefinisikan Penelitian Tindakan

Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebauah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama, tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Suhardjono (dalam Asrori, 2007: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

pembelajaran. Rustam dan Mundilarto (dalam Asrori, 2007: 6) mendefinisikan Penelitian

Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dengan jalan merancang,

melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2.Sumber Data

Suatu penelitian dapat dilakukan jika terdapat data yang menunjang terhadap penelitian

yang dirancang. Data penelitian ini berperan untuk memberikan informasi tentang (1) tingkat

pemahaman bacaan siswa; (2) kesulitan siswa membaca (3) ketrampilan siswa dalam membaca

(7)

Data penelitian diambil dari berbagai sumber yakni : (a) Guru dan Siswa; (b) Ruang kelas

I; (c) Buku daftar nilai kelas I , latihan soal dan ulangan harian tentang materi kelompok suku

kata.

D. Pengumpulan, Validitas dan Analisis Data

1.Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dikumpulkan melalui model proses dengan metode observasi,

kajian dokumen, tes dan wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan cara

tanya jawab. Lembar pengamatan dipergunakan untuk mencatat hasil/skor pengerjaan latihan

soal dan hasil ulangan pada setiap akhir pembelajaran.

Observasi sebagai alat penilaian banyak dipergunakan untuk mengukur tingkah laku

individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik situasi sebenarnya

maupun buatan. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi karena peneliti dan guru

kelas dapat melaksanakan penelitian pada saat siswa melakukan kegiatan belajar

mengajar.Sesuai pengertian observasi partisipasi menurut Sudjana (2009: 84) yang berarti

bahwa pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh

individu atau kelompok yang diamati.

Catatan observasi juga digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan

alat peraga dalam penguasaan materi bahasa Indonesia siswa kelas I. Tes digunakan untuk

mengukur hasil kerja siswa secara kuantitatif setelah diterapkan kelompok suku kata dalam

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2.Validasi Data

Dalam memberikan informasi keabsahan suatu data diperlukan adanya informasi untuk

dijadikan uji kelayakan atau uji validitasnya, sehingga data tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik sebuah

kesimpulan.

Teknik pemeriksaan Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi

sumber dan waktu.Trianggulasi sumber maksudnya data tersebut dicek kebenarannya dengan

sumber lain yang dianggap berkaitan. Trianggulasi waktu maksudnya data tersebut dicek pada

responden dengan waktu yang berbeda.

(8)

Data yang diperoleh dianalisis bersama dengan mitra kolaborasi, sejak penelitian

dimulai, kemudian dimaknai berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru, dikembangkan

selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Menurut Sutama dan Sufanti (2009:

67) teknik analisis data yang sering dipergunakan adalah teknik analisis kritis dan teknik

komparatif.

Teknik analisis kritis tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan

kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif

yang diturunkan dari kajian teoritis. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar dalam

menyususn perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

Analisis data dilakukan bersamaan dan / setelah pengumpulan data. Teknis komparatif yaitu

membandingkan hasil antar siklus. Dalam penelitian ini menggunakan teknik kritis.

E. Instrumen Penelitian

Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Variabel Indikator

1 Kelancaran membaca

1.Dapat menyebutkan huruf-huruf

vokal

2.Dapat memahami bacaan

3.Trampil membaca suku kata

4. Trampil menggabungkan suku kata

5.Dapat membedakan vokal (a.i,.u,e,

o)

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil pengamatan dilanjutkan

dengan refleksi pengamatan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi pengamatan siklus I

pembelajaran menggunakan metode membaca tanpa mengeja belum dilaksanakan dengan

baik, karena guru belum berpengalaman dengan model pembelajaran ini sehingga belum

sepenuhnya dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kemampuan

membaca siswa pada siklus I mencapai presentase 68 %, meskipun masih tergolong rendah,

namun hasil ini sudah cukup baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan

pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hasil belajar siswa sudah cukup baik,

tetapi masih ada 9 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sehingga presentase

ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 68 %.

Dalam metode membaca tanpa mengeja siklus I ini siswa masih kesulitan dalam

menjalankan metode membaca tanpa mengeja. Kesulitan yang dialami siswa dalam

memecahkan masalah karena kurangnya keberanian siswa untuk bertanya. Selain itu guru

kurang merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan demikian perbaikan

pelaksanaan pembelajaran siklus I perlu diulang dan dilanjutkan pada siklus II agar

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama dapat ditumbuhkembangkan

dan hasil belajar siswa meningkat.

Selanjutnya dari hasil refleksi selama pengamatan pada siklus II siswa dalam bekerja

kelompok sudah terlihat kompak, ditandai dengan adanya pembagian kelompok dalam

penyelesaian masalah dan juga terlihat bersemangat dalam melakukan kelancaran membaca

sehingga ada beberapa kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan sangat baik.

Berdasarkan hasil pengamatan diskusi kelompok dapat dikatakan bahwa semua kelompok

sudah tergolong aktif dengan presentase 75 %. Sedangkan hasil belajar pada siklus II

mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan presentase ketuntasan 87,5 %.

Hasil belajar siswa pada siklus II ini telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan,

yaitu semua siswa telah mendapatkan nilai sesuai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 63. Siswa

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu megorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar yang efektif. Hal ini menyebabkan siswa dapat bekerjasama

(10)

materi meningkat. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar siswa.

Pembelajaran metode membaca tanpa mengeja dicirikan oleh siswa yang

bekerjasama satu dengan lainnya, secara berpasangan atau dalam kelas kecil. Bekerjasama

memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan

memperbanyak peluang berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan ketrampilan

sosial dan ketrampilan berfikir (Ibrahim dan Nur 2005:6).

Menurut Intan Noviana (2009:5) mengatakan salah satu ciri khas metode membaca

tanpa mengeja adalah cara penggunaan metode dengan cara melatih siswa menghadapi

berbagai macam masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk

dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Orietasi pembelajarannya adalah investigasi dan

penemuan, yang pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah.

Menurut Soedarso (2006: 4) menjelaskan kemampuan membaca yang baik

merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini guru mempunyai

peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang

dibutuhkan dalam membaca.

Metode ini merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan,

menganalisis dan menyimpulkan jawaban sehingga melatih kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah melalui langkah-langkah sistematis.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan II proses pembelajaran

telah dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa

yang telah memenuhi KKM yang ditetapkan (63), sehingga tindakan kelas telah berhasil

dengan signifikan. Berdasarkan keseluruhan proses dan hasil penelitian di atas maka

hipotesis tindakan yang berbunyi : “Penggunaan Metode membaca Tanpa Mengeja dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa kelas 1 SD N

03 Jumapolo Kecamatan jumapolo kabupaten Karanganyar tahun Pelajaran 2012/2013”

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Haji Azmi. 2006. Pengajaran Membaca dari Sudut. Neropsikolinguistik. Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei.

Agustina, Yusni. 2007. Pengembangan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Thing-Talk-Write (TTW) pada Siswa Kelas X SMAN 14 Ba ndung

Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Al Falasany, Fausan Naif. 2005.Kunci Sukses Belajar Bagi Pelajar dan Mahasiswa.. Semarang: Aneka Ilmu.

Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima

DjamarahSyaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Sinar Baru Bandung

Dimyati dan Mujiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Intan Noviana. 2009. Belajar Membaca Tanpa Mengeja. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Mahmud Hidayat,dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: Citra Aji Parama.

Muchlisoh. 1992. Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud

Muharlina Kustiani. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Permulaan melalui Metode Tutor Sebaya Siswa kelas I SDN Pandanwangi Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. PTK

Mulyadi. Peningkatan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada

Siswa Kelas I Sekolah Dasar, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.

Oka, I Gusti Ngurah. 2005. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.

(12)

Sabarti Akhadiah, dkk. 1993. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Semi, Prof. Dr. M Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Soedarso. 2006. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.

Steinberg, L, Meyer, R.B& Belsky, J. 1991. Invancy Chillhood & Adolescence Development in

Context, Toronto: McGraw-Hill Inc

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta. Bumi Aksara

Suseno Joko. 2010. Penggunaan Pendekatan Belajar Membaca Tanpa Mengeja (BMTM) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Membaca Dan Menulis Pada Siswa Kelas II SDN 04 Kuto Tahun Pelajaran 2009/2010. PTK.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Simalungun

Penerapan Model Pembelajaran Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Subkonsep Pencemaran Air..

Peran Seluler Etilen Eksogenus Terhadap Peningkatan Produksi Lateks pada Tanaman Karet ( Hevea Brasiliensis L).. Woelan, S., Sayurandi

Hasil Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Metode Debat Di SMA Negeri 24 Bandung Kelas X MIA 8 .... Pengolahan dan

2. Karyawan harus mencuci tangan dan sarung tangan serta mensanitasinya sebelum pekerjaan dimulai. Karyawan tidak diperbolehkan memakan makanan dan minuman serta merokok di

Herba meniran mengandung senyawa lignan, phyllanthin, hypophyllanthin, phyltetralin , quercetin dan rutin yang secara in vitro mampu menurunkan kadar asam urat

Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk merencanakan struktur beton bertulang empat lantai, yang merupakan gedung untuk sekolah yang terdapat di daerah Surakarta (wilayah gempa

Kertas karya ini disusun berdasarkan praktek kerja lapangan yang penulis lakukan di Hotel Grand Serela Medan serta sumber lain yang kertas karya ini berjudul “EFEKTIVITAS WAITER DI