• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARATIF KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS

MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL

TESIS

Oleh :

AHMADIN SITANGGANG NI M. 071188 830 003

Diajuk an Untuk M emen uhi P ers yarat an Dal am M emp erol eh Gel ar M agist er Pendi dik an

Pro gram Stu di P endi dik an M at em atik a

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

STUDI KOMPARATIF KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS

MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL

TESIS

Oleh :

AHMADIN SITANGGANG NI M. 071188 830 003

Diajuk an Untuk M emen uhi P ers yarat an Dal am M emp erol eh Gel ar M agist er Pendi dik an

Pro gram Stu di P endi dik an M at em atik a

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

AHMADIN SITANGGANG. Studi Komparatif Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kreativitas Matematika Siswa dengan Menggunakan Pendekatan matematika realistik dan Pendekatan konvensional. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2012.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensioal, (2) Untuk mengetahui apakah kreativitas matematika siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan matematika realistik (PMR) lebih baik dari kreativitas matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP 30 Medan Kelas VIII. Sampel yang dipilih adalah kelas VIII-7 (kelas eksperimen) sebanyak 45 siswa, kelas yang diberi perlakuan pendekatan matematika realistik dan siswa kelas VIII-1 sebanyak 45 siswa sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pendekatan konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan pemecahan masalah dan tes kreativitas matematika. Analisis data dilakukan dengan ANAKOVA dan ANAVA.

(8)

ABSTRACT

AHMADIN SITANGGANG. Comparative Study on The Students’ Ability To Solve Problem and Mathematical Creativity Using Realistic Mathematical Approach and Conventional Approach. Thesis of Mathematics Education Program Study Postgraduate School The State University of Medan 2012.

The objectives of the study are: (1) to find out whether the students’ mathematical problem solving ability taught with realistic mathematical approach is better than the students’ ability taught with conventional approach; (2) to find out whether the students’ mathematical creativity taught with realistic mathematical approach is better than the students’ taught with conventional approach.

The study is a quasi experiment. The population is all the students of SMP 30 Medan grade VIII. The sample is the students of VIII-7 (experiment group) comprising 45 students who were given treatment of realistic mathematical approach, and the students of VIII-1 comprising 45 students as control group who were given treatment of conventional approach. The instruments were: mathematical problem solving test and mathematical creativity test. The data were analysed with ANACOVA and ANAVA.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul

“STUDI KOMPARATIF KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Ayahanda tercinta Almarhum Sarudin Sitanggang dan Ibunda tercinta

Almarhumah Jomianna Situmorang yang semasa hayatnya senantiasa

mendo’akan dan memotivasi serta ikhlas berkorban bagi anak-anaknya agar

menjadi orang yang berilmu pengetahuan, beriman dan beramal sholeh.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan kesempatan bagi mengikuti pendidikan

Program Pascasarjana Pendidikan Matematika UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

(10)

4. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program

Pascasarjana UNIMED.

5. Bapak Dr. Edy Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Program

Pascasarjana Pendidikan Matematika UNIMED yang telah memberi nasehat

dan arahan kepada penulis.

6. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Prof.

Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai pembimbing II di tengah-tengah

kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis

terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi

penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

7. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Program

Pascasarjana Pendidikan Matematika UNIMED sekaligus narasumber yang

telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

8. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku

narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk

menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

9. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Pascasarjana Pendidikan

Matematika UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan

motivasi bagi penulis, khususnya Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed, Ph.D.

10. Kepala SMP Negeri 30 Medan Ibu Dra. Martha Ria Samosir, M.Si dan

Bapak/Ibu dewan guru yang memberi kesempatan dan fasilitas dalam

(11)

11. Isteri tersayang Murni Situmorang dan kedua putraku yang kubanggakan :

Yusuf Abdurrasyiid Sitanggang dan Muhammad Reza Sitanggang yang telah

memberikan motivasi, dorongan moral dan semangat selama menjalankan studi

hingga selesai.

12. Kakanda tercinta Nursetia Sitanggang (Alhm), Nurhadiah Sitanggang,

Nuriaman Sitanggang, Nurmala Sitanggang, Raden Sitanggang (Alm) yang

telah memberikan motivasi, dorongan moral dan semangat selama menjalankan

studi dan penulisan tesis ini.

13. Bapak Drs. H. Mahdi Ibrahim, MM dan Ibu Armelia Mahdi Ibrahim yang telah

banyak memberikan bantuan spritual dan moral.

14. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Pascasarjana

Pendidikan Matematika UNIMED Angkatan XII Eksekutif. Istimewa : Suhrol

Anwar Lubis, Awaluddin Sitorus, Peri Nainggolan, Sri Lestari Manurung,

Dermalince Sitinjak, dan Esmi Pohan yang telah banyak memberikan bantuan

serta motivasi kepada penulis.

15. Rekan-rekan Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

Sumatera Utara. Istimewa : Bapak Drs. H. Iriyanto Siregar, M.Pd, Bapak Drs.

Piter Baringin Situmorang, M.Pd, Bapak Suhrol Anwar Lubis, S.Pd, M.Pd,

Bapak Juliper Simanjuntak, S.Pd, M.Pd, Ibu Dra. Hj. Wardah Lubis, MA, Ibu

Hj. Yulhefi, S.Pd, M.Pd, Ibu Dra. Parida Ariani, M.Pd, dan Ibu Dermalince

Sitinjak, S.Pd, M.Pd yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan

(12)

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam kesempatan

ini yang telah banyak memberikan motivasi dan kontribusi dalam penyelesaian

tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan dan kelemahan

karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

bagi para pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan

matematika saat ini dan masa yang akan datang. Akhirnya, semoga Allah SWT

Tuhan Yang Maha Penyayang memberikan rahmad dan hidayah-Nya kepada kita

semua. Amiin.

Medan, Nopember 2012

Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

B. Kreativitas dan Kreativitas dalam Matematika ... 25

C. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 32

D. Pendekatan matematika realistik (PMR) ... 38

E. Pendekatan konvensional ... 61

F. Teori-teori Yang Relevan dengan Pembelajaran Matematika .. 63

G. Penelitian yang Relevan ... 70

(14)

I. Hipótesis Penelitian ... 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 78

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

C. Populasi dan Sampel ... 79

D. Desain Penelitian (Rancangan Penelitian) ………. 80

E. Variabel Penelitian ... 89

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……….. 90

G. Tehnik Pengumpulan Data ……… 93

H. Analisis Data ………. 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ……… 105

B.Temuan Penelitian ……… 167

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ………... 173

B.Saran ………. 173

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ……… 81

Tabel 3.2 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah …. 82

Tabel 3.3 Hasil Validasi Tes Kreativitas Matematika ……….. 82

Tabel 3.4 Rancangan Uji Coba ……… 83

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Butir Soal ……… 83

Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah ……… 85

Tabel 3.7 Hasil Analisis Validitas Tes Kreativitas Matematika …. 85

Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah ………. 86

Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kreativitas

Matematika Siswa ……… 87

Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah ……… 88

Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Kreativitas Matematika

Siswa ... ... 88

Tabel 3.12 Keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat

(tabel Winner) ………. 92

Tabel 3.13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ……….. 94

Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah ………. 95

Tabel 3.15 Kisi-kisi Tes Kreativitas Matematika ……… 96

Tabel 3.16 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematika ……… 96

Tabel 4.1 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ……… 105

Tabel 4.2 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ……… 106

(16)

Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ……… 107

Tabel 4.4 Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ……….. 107

Tabel 4.5 Skor Rata-rata Aspek Pemecahan Masalah Matematik … 126

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan

Masalah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 128

Tabel 4.7 Deskripsi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 129

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ……… 131

Tabel 4.9 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematik Kelas Eksperimen ……. 132

Tabel 4.10 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Kreativitas Matematik Kelas Eksperimen (SPSS 17) …… 133

Tabel 4.11 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi

Kemampuan Kreativitas Matematik Kelas Eksperimen … 133

Tabel 4.12. Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen …… 134

Tabel 4.13. Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ……… 135

Tabel 4.14 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Pemecahan Masalah Kelas Kontrol (SPSS 17) ………… 135

Tabel 4.15 Koefisien Analisis Varians Untuk Uji Independensi

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ……….. 135

Tabel 4.16 Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ……….. 136

Tabel 4.17 Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model

Regresi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ….. 137

Tabel 4.18 Analisis Kovarians Kemampuan Pemecahan Masalah

(17)

Tabel 4.19 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap

Kemampuan Pemecahan Masalah ……….. 139

Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada

Taraf Signifikan 5% ……… 140

Tabel 4.21 Pretes Kemampuan Kreativitas Matematik

Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ……… 140

Tabel 4.22 Pretes Kemampuan Kreativitas Matematik Kelas

Eksperimen Secara Kuantitatif ……… 141

Tabel 4.23 Postes Kemampuan Kreativitas Matematika

Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ……….. 142

Tabel 4.24 Postes Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas

Eksperimen Secara Kuantitatif ... 142

Tabel 4.25 Skor Rata-rata Aspek Kreativitas Matematik ……… 153

Tabel 4.26 Deskripsi Pretes Kemampuan Kreativitas Matematika

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 155

Tabel 4.27 Deskripsi Postes Kemampuan Kreativitas Matematika

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 156

Tabel 4.28 Tabel Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes dan

Postes Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 158

Tabel 4.29 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Kreativitas Matematika Kelas Kontrol ………. 159

Tabel 4.30 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Kreativitas Matematik Kelas Kontrol ……… 160

Tabel 4.31 Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi

Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas Kontrol …… 160

Tabel 4.32 Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi

Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas Kontrol …… 161

Tabel 4.33 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

(18)

Tabel 4.34 Analisis Varians Untuk Uji Independensi

Kemampuan Kreativitas matematikaKelas Eksperimen … 162

Tabel 4.35 Koefisien Analisis Varians Untuk Uji Independensi

Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas Eksperimen … 162

Tabel 4.36 Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi

Kemampuan Kreativitas Matematika Kelas Eksperimen … 163

Tabel 4.37 Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model

Regresi Kemampuan Kreativitas Matematika ………. 164

Tabel 4.38 Analisis Kovarians Kemampuan Kreativitas Matematika

Untuk Kesejajaran Model Regresi ……… 165

Tabel 4.39 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap

Kemampuan Kreativitas Matematika ……… 166

Tabel 4.40 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Penalaran Matematika Matematika pada

(19)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Grafik Interval Nilai Pretes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika ... 106

Grafik 4.2 Grafik Skor Rata-rata Postes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika ... 108

Grafik 4.3 Skor Rata-rata Pretes dan Postes Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika ... 126

Grafik 4.4 Grafik Intertival Nilai Pretes Kreativitas Matematika .... 141

Grafik 4.5 Grafik Intertival Nilai Postes Kreativitas Matematika .... 143

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran

Lampiran 1.1 Silabus ... ... 182

Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-1) Kelas Eksperimen ... 184

Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-2) Kelas Eksperimen ... 196

Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-3) Kelas Eksperimen ... 204

Lampiran 1.5 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-4) Kelas Eksperimen ... 213

Lampiran 1.6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS-1) ... 221

Lampiran 1.7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS-2) ... 227

Lampiran 1.8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS-3) ... 231

Lampiran 1.9 Lembar Aktivitas Siswa (LAS-4) ... 237

Lampiran 1.10 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-1) Kelas Kontrol ... 242

Lampiran 1.11 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-2) Kelas Kontrol ... 244

Lampiran 1.12 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-3) Kelas Kontrol ... 246

Lampiran 1.13 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP-4) Kelas Kontrol ... 248

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 2.1 Pengantar Validasi ... 251

Lampiran 2.2 Lembar Validasi RPP ... 252

Lampiran 2.3 Lembar Validasi LAS ... 254

Lampiran 2.4 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .... 256

Lampiran 2.5 Lembar Validasi Tes Kreativitas Matematika ... 258

(21)

Lampiran 3.1 Nama, Profesi Validator ... 261

Lampiran 3.2 Hasil Validasi RPP ... 262

Lampiran 3.3 Hasil Validasi LAS ... 263

Lampiran 3.4 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 264

Lampiran 3.5 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 264

Lampiran 3.6 Hasil Validasi Tes Kreativitas Matematika ... 264

Lampiran 3.7 Kisi-kisi Tes Kemampan PemecahanMasalah ... 265

Lampiran 3.8 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ………. 266

Lampiran 3.9 Kisi-kisi Tes Kreativitas Matematika ……….. 267

Lampiran 3.10 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematika ……….. 268

Lampiran 3.11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 269

Lampiran 3.12 Tes Kreativitas Matematika Siswa ………. 278

Lampiran 3.13 Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Masalah ……….. 285

Lampiran 3.14 Hasil Ujicoba Tes Kreativitas Matematika ……… 299

Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Lampiran 4.1 Skor Pretes Kememapuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 315

Lampiran 4.2 Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... ... 317

Lampiran 4.3 Skor Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Ekspermen ... 319

Lampiran 4.4 Skor Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... ... 321

Lampiran 4.5 Skor Pretes Kreativitas Matematika Kelas Eksperimen ... 323

Lampiran 4.6 Skor Pretes Kreativitas Matematika Kelas Kontrol ... 325

Lampiran 4.7 Skor Postes Kreativitas Matematika Kelas Eksperimen ... 327

Lampiran 4.8 Skor Postes Kreativitas Matematika Kelas Kontrol ... 329

Lampiran 4.9 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 331

(22)

Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 333

Lampiran 4.11 Perhitungan Uji Independensi Kreataivitas Matematika

Kelas Eksperimen ... 335

Lampiran 4.12 Perhitungan Uji Independensi Kreativitas Matematika

Kelas Kontrol ... 337

Lampiran 4.13 Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 339

Lampiran 4.14 Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kreativitas Matematika

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 341

Lampiran 4.15 Perhitungan Linieritas Model Regresi Pemecahan Masalah

Kelas Eksperimen ... 343

Lampiran 4.16 Perhitungan Linieritas Model Regresi Pemecahan Masalah

Kelas Kontrol ... 345

Lampiran 4.17 Perhitungan Linieritas Model Regresi Kreativitas

Matematika Kelas Eksperimen ... 347

Lampiran 4.18 Perhitungan Linieritas Model Regresi Kreativitas

Matematika Kelas Kontrol ... 349

Lampiran 5 Dokumen Penelitian

Foto-foto Penelitian ... 351

Lampiran 6 Surat-surat

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Surat Keputusan Direktur Program Pascasarjana UNIMED

Nomor: 228/H33.27?KEP/PG/208 Tentang Pengangkatan

Komisi Pembimbing Program Pascasarjana (S2) UNIMED ... 362

3. Surat Undangan Seminar Proposal Tesis

No: 4158/UN33.27/PG/2011 ... 363

4. Surat Izin Melakukan Penelitian di Lapangan

Nomor: 2413/UN33.27.I/PL/2012 ... 364

5. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyadari pentingnya penguasaan matematika, maka dalam UU RI No.

20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat (1) ditegaskan

bahwa Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib memuat mata pelajaran

matematika. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagai salah satu bentuk penjabaran dari implementasi

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar

nasional pendidikan. Delapan standar nasional pendidikan itu adalah: standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Pada tahun 2006 telah disusun standar nasional pendidikan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah disahkan dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) yaitu Standar

Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SI dan SKL untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) berturut-turut disahkan dengan

Permendiknas nomor 22, dan nomor 23 pada tanggal 23 Mei 2006. SI untuk

(24)

minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

Khusus pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), di dalam Standar Isi (SI) Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Meski Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional telah disyahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 8 Juli

2003, namun peningkatan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran

matematika di Indonesia sampai dengan saat ini belum ada data atau fakta yang

dapat dijadikan bukti bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia sudah

berhasil baik. Beberapa indikator mulai dari nilai rataan Ujian Nasional, batas

(25)

matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum

menggembirakan. Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)

melaporkan bahwa rata-rata skor matematika siswa tingkat 8 (tingkat II SLTP)

Indonesia jauh di bawah rata-rata skor matematika siswa internasional dan berada

pada rangking 34 dan 38 negara (TIMMS, 1999).

Pembelajaran matematika merupakan momok yang menakutkan bagi

sebahagian besar peserta didik tanpa terkecuali mulai dari Pendidikan Tingkat

Dasar sampai Perguruan Tinggi. Di sisi lain pelajaran metematika sangat perlu

diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Taman Kanak-kanak untuk

membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Pernyataan-pernyataan di atas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar

peserta didik tidak menyenangi pelajaran matematika. Hal ini dapat dibuktikan

dari perolehan hasil belajar matematika SMP Negeri 30 Medan, dimana rata-rata

nilainya relatif paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil rapat seluruh dewan guru ditetapkan keputusan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika siswa kelas VII

(tujuh) adalah 7,5. Sementara pada saat ini KKM mata pelajaran matematika

siswa kelas VII (tujuh) masih berada di bawah nilai 7,5. Dengan kata lain, nilai

mata pelajaran matematika belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hal ini

menyebabkan sebagian siswa merasa kecewa dan kurang puas dengan mutu

(26)

peserta didik pada pelajaran tertentu yang nilainya masih jauh dari yang

diharapkan terutama pada pelajaran Matematika.

Permasalahan siswa dalam pembelajaran matematika pada SMP Negeri 30

Medan adalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, hal

ini terlihat jelas pada Ujian Akhir Semester dengan materi kubus dan balok.

“Joko ingin membuat akuarium berbentuk balok. Ia menginginkan lebar

akuarium tersebut 15 cm dengan panjang dua kali lebarnya dan tingginya lima

lebihnya dari ukuran lebar.

a. Tentukan ukuran akuarium tersebut.

b. Tentukan luas seluruh permukaan akuarium.

c. Tentukan volume akuarium.”

Soal di atas digolongkan dalam kategori pemecahan masalah multi

langkah, artinya soal tersebut meminta siswa untuk dapat mengilustrasikan suatu

hal penting dan kemudian bentuk penyelesaian terhadap soal tersebut tidak

senantiasa jelas dengan segera. Berikut ini adalah salah satu gambar dari lembar

jawaban siswa yang menunjukkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah

(27)

Gambar 1.1. Pola jawaban siswa yang salah dalam menyelesaikan

permasalahan balok

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan di SMP Negeri

30 Medan bahwa secara umum guru matematika masih menggunakan paradigma

lama (pembelajaran ekspositori) dalam pembelajaran matematika, di mana guru

mendominasi pembelajaran, dan masih berpandangan bahwa pengetahuan sebagai

perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Komunikasi dalam pembelajaran

cenderung berlangsung satu arah yang umumnya dari guru ke siswa sehingga

pembelajaran cenderung monoton dan mengakibatkan peserta didik merasa jenuh

dan tersiksa, sehingga pembelajaran tersebut tidak memenuhi sasaran, karena

pembelajaran dijadikan ilmu dengan kata lain memindahkan pengetahuan si guru

kepada siswa (transfer of knowledge an sich). Pembelajaran umumnya dimulai

(28)

pemberian contoh-contoh soal, tanya jawab, kemudian pemberian soal-soal

latihan. Pembelajaran seperti ini bersifat rutinitas dan berlangsung satu arah,

dimana guru menjadi sumber imformasi dan sebagai model baku dalam

menyelesaikan masalah, sedangkan siswa bertindak sebagai penerima imformasi

dan pengikut setia guru yang selalu berusaha tidak menerapkan pemecahan

masalah yang berbeda dengan guru.

Pentingnya mengoptimalkan kemampuan pemecahan matematika siswa

menjadi hal yang sangat menarik untuk terus dikembangkan, karena pemecahan

masalah dapat memberikan suatu konteks dimana konsep-konsep dan

kecakapan-kecakapan dapat dipelajari. Selain itu, pemecahan masalah merupakan wahana

utama untuk membangun kecakapan-kecakapan berpikir kreatif dan tingkat tinggi

(Wahyudin, 2008:67).

Karnasih (1997) menyatakan bahwa kegagalan dalam pembelajaran

matematika dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1) Pengajaran yang

sifatnya rutin dan terfokus pada keterampilan menggunakan prosedur dan bukan

pengajaran untuk menanamkan pengertian (teaching for understanding) ataupun

pemecahan masalah (problem solving); 2). Pengajaran yang kurang melatih

peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri (self confidence) akan kemampuan

dalam memecahkan masalah dalam matematika. Untuk mewujudkan siswa yang

memiliki kemampuan memecahkan masalah ini dibutuhkan guru yang mampu

untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat, di mana strategi ataupun

pendekatan pembelajaran dimaksud hendaknya disesuaikan dengan metode,

(29)

dan membimbing siswa agar terlibat secara optimal, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman belajar dalam rangka meningkatkan dan

menumbuhkembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah pada materi

pelajaran tertentu.

Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Jenning dan Dunne

(1999) bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan

dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real, sebab

pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di

kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa

kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi

sendiri ide-ide matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Soerjadi (2000) dan

Zamroni (2000) yang berpendapat bahwa mengaitkan pengalaman kehidupan

nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas penting

dilakukan agar pembelajaran bermakna. Marpaung, (dalam Markaban, 2006)

menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik

perhatian peserta didik apabila kegiatan pembelajaran disajikan dengan model,

strategi, pendekatan, metode, serta teknik yang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar

matematika berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa

merupakan makhluk psikologis, maka pembelajaran matematika harus didasarkan

atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri.

Selanjutnya, menurut Saragih (2007), pembelajaran matematika biasa

(30)

prosedur, pemahaman konsep matematika rendah, tidak dapat menggunakannya

jika diberikan permasalahan yang agak kompleks, siswa menjadi robot yang harus

mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku sehingga terjadilah pembelajaran

mekanistik, akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi.

Tidak heran belajar dengan cara menghafal tersebut tingkat kemampuan kognitif

anak yang terbentuk hanya pada tataran tingkat yang rendah.

Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan mampu mengarahkan

siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan kebiasaan berpikir

kritis, logis, sistematis dan terstruktur. National Council of Teacher Mathematics

(NCTM) menganjurkan, problem solving must be the focus of school mathematics

sebagaimana dikemukakan Sobel dan Maletsky (dalam Sinaga, 2007). Demikian

juga Polya (1980) menyatakan, in my opinion, the first duty of teacher of

mathematics is to use this opportunity. He should do everything, in this power to

develop his students’ability to solveproblems. Kedua kutipan di atas menyatakan

bahwa pentingnya guru merancang dan menerapkan model pembelajaran

matematika berdasarkan masalah.

Selanjutnya Sinaga (2007) berpendapat bahwa guru matematika memiliki

tugas utama, berusaha sekuat tenaga memampukan siswa memecahkan masalah

sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah,

sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa adalah standar

minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang terefleksi

pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan bertindak

(31)

Salah satu faktor yang menentukan kemampuan siswa memecahkan

masalah adalah penerapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan tujuan

pembelajaran, dibutuhkan kemampuan dalam memilih pendekatan pembelajaran

yang sesuai, sebab pendekatan pembelajaran merupakan hal penting yang harus

diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang

dipilih hendaknya disesuaikan dengan metode, media dan sumber belajar lainnya

yang dianggap relevan dalam pembalajaran, dan dapat membimbing siswa agar

terlibat secara optimal, sehinga siswa memperoleh pengalaman belajar dalam

rangka menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya, seperti mental,

emosional, sosial, serta aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian

pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dapat membangkitkan kreativitas

dan kemampuan siswa memecahkan masalah untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran.

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) merupakan pembelajaran yang

mengarahkan dan menuntun siswa untuk lebih kreatif, kegiatan pembelajaran.

PMR bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang matematika

sesuai kemampuan masing-masing untuk memberikan hasil belajar yang lebih

bermakna dan menyenangkan pada diri siswa. PMR merupakan pendekatan yang

sangat tepat digunakan dalam pembelajaran matematika. Lebih lanjut, Armanto

(2001) mengemukakan bahwa dengan PMR, selain siswa belajar matematikanya

juga mereka mendapat pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan

(32)

lebih aktif dan lebih bermakna artinya siswa dituntut untuk selalu bepikir tentang

sesuatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya, dengan

demikian mereka akan lebih terlatih dan kreatif dalam menyelesaikan masalah,

sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat terlatih dan pada

akhirnya pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka

yang cukup lama (long term memory).

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) bersifat mengutamakan reinvent,

pengenalan konsep melalui masalah-masalah kontekstual, hal-hal yang kongkrit

dan atau dari sekitar lingkungan siswa selama proses pematematikaan siswa

mengkontruksi idenya sendiri secara eksplorasi. Dalam PMR ini guru tidak lagi

memberikan penjelasan materi sebanyak-banyaknya kepada siswa melainkan

hanya memberikan berupa kiat atau sedikit petunjuk dalam menyelesaikan

masalah, siswa akan dikondisikan untuk menyelesaikan sendiri atau dengan cara

berkelompok dari masalah yang diberikan sehingga menemukan konsep yang

termuat dalam masalah tersebut. Pendekatan matematika realistik merupakan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning). Selanjutnya,

PMR berusaha memperkenalkan matematika sebagai suatu proses, jadi bukan

sebagai barang yang sudah jadi. Permasalahan disajikan dalam bentuk soal cerita,

kontekstual, pemecahan masalah secara konkret, realistik sehingga mudah

dihayati para murid. Perlahan-lahan mereka digiring berpikir abstrak dari yang

realistiksehingga akhirnya antara keduanya tidak lagi berbeda di kepala murid.

Bahan pelajaran dalam PMR biasanya berbentuk soal cerita yang kontekstual

(33)

permasalahannya dapat dibayangkan (realistik) oleh para murid dan dapat

diselesaikan dengan beberapa cara. Siswa dirangsang untuk mengembangkan

segenap potensi psikologis yang dimiliki khususnya yang berkaitan dengan proses

berpikir.

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, kemampuan

memecahkan masalah juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal

dan memahami karakteristik siswa. Seorang guru yang mampu mengetahui

karakteristik siswa akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran

secara efektif. Menurut Carin and Sund (1964), proses pembelajaran dikatakan

efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh

guru dapat diserap oleh struktur kognitif siswa. Agar terjadi transfer belajar yang

efektif, maka guru harus memperhatikan karakteristik setiap siswa untuk dapat

disesuaikan dengan materi yang dipelajarinya. Rogers (1982) mengatakan bahwa

pembelajaran akan semakin efektif atau semakin berkualitas bila proses belajar

mengajar dilakukan sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar. Selanjutnya,

Dick and Carey (2005) mengemukakan bahwa, seorang guru hendaknya mampu

untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik

terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

proses belajar siswa, sebab apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik

siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikan strategi, model atau teknik

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.

Salah satu karateristik siswa adalah kreativitas. Seorang guru penting

(34)

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan

maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang sebelumnya telah ada

(Dedi, 1989). Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih mampu melatih

diri dalam memecahkan soal-soal matematika berbeda dengan yang diberikan

guru di sekolah, karena siswa tersebut akan mampu untuk menemukan

alternatif-alternatif pemecahan masalah secara bijak, efektif, dan efisien, serta memberikan

gagasan-gagasan yang relevan dan berdaya guna. Siswa yang berpikir secara

kreatif akan mampu untuk memecahkan masalah pembelajarannya dengan cara

memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki untuk

memahami materi selanjutnya yang relatif lebih sulit. Semakin mampu siswa

mengintegrasikan perseptual baru atau pola perilakunya, maka ia akan semakin

mampu melatih diri untuk memecahkan berbagai masalah pembelajaran

(Sutherland, 1992).

Dengan memperhatikan betapa luas dan pentingnya kreativitas dalam diri

siswa, seorang guru dituntut dapat memilih suatu pembelajaran yang mampu

untuk mengorganisasikan, merencanakan dan membuat persiapan–persiapan

pembelajaran, untuk menciptakan siswa-siswa yang mampu memecahkan masalah

pembelajarannya sendiri, sehingga siswa dapat memahami dengan baik,

menentukan materi-materi penting yang dibutuhkannya, sekaligus mampu untuk

menguasai dan melaksanakannya. Pembelajaran dimaksud diharapkan untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan siswa tentang kreativitas, sehingga

penyimpanan informasi dan keterampilan berada dalam memori ingatan jangka

(35)

persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapinya atau membantu siswa pada

saat akan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan penulis di SMP Negeri 30 Medan, rendahnya

kreativitas matematika yang dimiliki oleh siswa. Penulis mencoba memberikan

sebuah soal kepada sekelompok siswa yang menuntut kreativitas berpikir sebagai

berikut:

Gambar 1.2 Persegipanjang

”Adi mempunyai selembar kertas berbentuk persegipanjang seperti gambar di atas. Ia

ingin membagi kertas tersebut kepada dua orang adiknya dengan bagian yang sama

kedua adiknya tidak bertengkar. Sebelum kertas dipotong Adi berpikir bagaimana cara

yang mungkin membagi kertas tersebut. Coba kamu gambarkan kemungkinan guntingan

kertas yang dilakukan oleh Adi sebanyak mungkin!”

Berikut ini adalah gambar dari lembar jawaban siswa secara umum yang

menunjukkan rendahnya kreativitas matematika siswa.

Gambar 1.3 Pola jawaban siswa

Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, penyajian materi perlu memuat

strategi yang bervariasi, soal non rutin atau latihan pemecahan masalah. Soal non

rutin adalah soal yang tipenya berbeda dengan contoh atau soal latihan yang telah

disajikan. Pemecahan masalah (problem solving), meliputi memahami masalah,

(36)

layak), dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Hal ini senada dengan pendapat

RK Sembiring (2006) yang menyatakan “ Pada dasarnya matematika adalah

abstrak, karena itu menyulitkan banyak orang memahaminya, apalagi para anak

yang baru sekolah. Di samping itu, pada umumnya matematika diajarkan di

Indonesia sebagai produk yang sudah jadi, siap pakai. PMR berusaha

memperkenalkan matematika sebagai suatu proses, jadi bukan sebagai barang

yang sudah jadi. Permasalahan disajikan dalam bentuk soal cerita, kontekstual,

pemecahan masalah secara konkret, realistik sehingga mudah dihayati para murid.

Perlahan-lahan mereka digiring berpikir abstrak dari yang realistik sehingga

akhirnya antara keduanya tidak lagi berbeda di kepala murid. Bahan pelajaran

dalam PMR biasanya berbentuk soal cerita yang kontekstual (berasal dari

lingkungannya), diusahakan disiapkan sedemikian rupa sehingga

permasalahannya dapat dibayangkan (realistik) oleh para murid dan dapat

diselesaikan dengan beberapa cara”.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian eksperimen tentang tentang Studi Koparatif Kemampan Pemecahan

Masalah dan Kreativitas Matematika Siswa dengan Menggunakan Pendekatan

matematika realistik dan Pendekatan konvensional.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan beberapa

permasalahan yakni:

(37)

2. Guru kurang kreatif dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan

materi.

3. Siswa jarang mengajukan pertanyaan.

4. Pembelajaran matematika sangat diwarnai oleh paradigma teacher

centered instruction dan transfer of knowledge.

5. Dalam proses pembelajaran siswa kurang tertantang menyelesaikan

soal-soal matematika menyangkut kehidupan sehari-hari.

6. Banyak guru yang masih kesulitan membuat kegiatan pembelajaran yang

menerapkan pendekatan matematika realistik, terutama membuat soal-soal

yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.

7. Pembelajaran matematika cenderung menerapkan pendekatan

konvensional.

C. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini dibuat pembatasan masalah, agar masalah

yang diteliti lebih efektif, jelas dan terarah. Pada penelitian ini masalah dibatasi

pada kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas matematika khususnya pada

materi kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari melalui pendekatan

pendekatan matematika realistik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

(38)

1. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan

dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan

konvensional ?

2. Apakah kreativitas matematika siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kreativitas matematika siswa

yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada

rumusan masalah. Maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik

dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensioal.

2. Untuk mengetahui apakah kreativitas matematika siswa yang dibelajarkan

dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kreativitas

matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun

praktis khususnya bagi guru matematika dan para pembaca dalam penerapan

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan kemampuan

(39)

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas maka dapat diperleh manfaat

penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih pendekatan

pembelajaran yang paling tepat untuk menyampaikan materi pelajaran di

kelas.

2. Sebagai pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan mutu proses

pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

dan kreativitas siswa.

3. Sebagai masukan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan kreativitas siswa guna peningkatan mutu pendidikan.

4. Sebagai sumber informasi bagi sekolah mengenai Pendekatan Matematika

Realistik (PMR) pada proses belajar matematika.

5. Sebagai gambaran bagi siswa bahwa hasil pemecahan masalah matematika itu

dapat lebih dari satu macam penyelesaian yang benar serta cara untuk

menjawabnya juga dapat dengan berbagai cara.

6. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan perbandingan untuk melakukan

penelitian yang sejenis.

G. Asumsi Keterbatasan

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa siswa yang menjadi subjek

penelitian ini adalah sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tes hasil belajar.

Guru dalam mengelola Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah

sungguh-sungguh melaksanakan pembelajaran. Dalam Pendekatan matematika realistik

(40)

pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa,

Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Sedangkan perangkat-perangkat yang lain seperti

remedial, pengayaan, dan penuntun belajar lainnya tidak disajikan dalam

penelitian ini. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam

penelitian ini peneliti hanya mengontrol pemecahan masalah dan kreativitas

siswa. Dengan demikian hal ini merupakan keterbatasan peneliti.

H. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kerancuan pemahaman beberapa istilah dalam

penelitian ini, dipandang perlu adanya penjelasan dan pendefenisian secara

operasional sebagai berikut:

1. Studi komparatif adalah suatu penelitian melalui cara dan metode

membandingkan dua hal atau lebih dengan maksud untuk megetahui ada

tidaknya perbedaan.

2. Pemecahan masalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.

3. Kemampuan Pemecahan masalah adalah aktivitas siswa dalam menyelesaikan

masalah yang menggunakan langkah-langkah: memahami soal atau masalah,

merencanakan penyelesaian / memilih strategi penyelesaian yang sesuai,

melaksanakan penyelesaian menggunakan strategi yang direncanakan,

memeriksa kembali kebenaran jawaban yang diperoleh.

4. Kreativitas matematika adalah kemampuan untuk menciptakan atau

menemukan sesuatu yang baru, yaitu dapat menyelesaikan soal-soal yang

(41)

5. Kebaruan (novelty) adalah komponen kreativitas yaitu dalam menyelesaikan

masalah menghasilkan jawaban yang sebelumnya tidak dikenal pembuatnya,

berbeda, unik, asli, mungkin tidak terduga, mungkin merupakan penemuan,

efektif, berguna, praktis, dan sesuai permintaan/pertanyaan.

6. Fleksibilitas (flexibility) adalah komponen kreativitas dimana dalam

menyelesaikan masalah dengan berbagai cara.

7. Kefasihan (fluency) adalah komponen kreativitas yaitu dalam menyelesaikan

masalah dengan banyak interpretasi metoda penyelesaian dan jawaban.

8. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah sebuah teori yang

menekankan ide, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan harus

dihubungkan kepada realitas siswa dengan menggunakan konteks dunia nyata

sebagai sumber pengembangan konsep dan sebagai suatu tempat pembuktian

melalui matematika horizontal dan matematika vertikal.

9. Pendekatan konvensional adalah suatu pola pembelajaran biasa yang

diterapkan di sekolah saat ini dan dipedomani dalam merencanakan

pembelajaran, menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), serta buku paket

(42)

173 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pendekatan

matematika realistik dengan menekankan pada kemampuan pemecahan masalah

dan kreativitas matematik maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah

siswa yang dibelajarkan dengan pembelajan konvensional. Kemampuan

pemecahan masalah paling tinggi yang dapat ditingkatkan dengan Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) dalam penelitian ini adalah pada aspek

memenyelesaikan masalah (melakukan perhitungan).

2. Kreativitas matematika siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) lebih baik dari kreativitas siswa yang

dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Kreativitas matematika siswa

paling tinggi yang dapat ditingkatkan dengan Pendekatan Matematika Realistik

(PMR) dalam penelitian ini adalah pada aspek elaborasi (kejelasan).

B. SARAN

Penelitian tentang studi komparatif kemampuan pemecahan masalah dan

kreativitas matematik siswa adalah merupakan upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran matematika

dengan pendekatan matematika realistik baik diterapkan pada kegiatan

(43)

174

1. Bagi Guru Matematika

 Sebaiknya guru harus mempersiapkan alat dan bahan yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari, misalya kotak-kotak makanan atau kemasan

barang-barang yang berbentuk kubus dan balok.

 Sebelum diskusi kelompok dimulai, guru harus menyajikan masalah yang

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

Dalam hal ini kubus dan balok.

 Waktu yang disediakan harus mencukupi sehigga pembelajaran tuntas.

 Pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika yang

menekankan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas matematik

siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya

dalam mengajarkan materi kubus dan balok.

 Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai

bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

matematika dengan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

kubus dan balok.

 Diharapkan guru matematika dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan, memberi kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan gagasannya dalam bahasa dan cara mereka sendiri, berani

beragumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri dan kreatif dalam

(44)

175

2. Kepada Lembaga Terkait

 Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pendekatan matematika

realistik kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa

khususnya kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas matematika

siswa dapat meningkat.

 Diharapkan pendekatan matematika realistik dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya

kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas matematik pada pokok

bahasan kubus dan balok sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah

untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk

mata pelajaran lain.

3. Kepada Peneliti Lanjutan

 Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan matematika

realistik dalam studi komparatif kemampuan pemecahan masalah dan

kreativitas matematik siswa untuk memperoleh hasil penelitian yang

inovatif.

 Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indikator

(45)

176

DAFTAR PUSTAKA

Armanto, Dian. (2001). Aspek Perubahan Pendidikan Dasar Matematika Melalui

Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Makalah disampaikan pada

seminar nasional sehari Penerapan Pendidikan Matematika Realistik pada Sekolah dan Madrasah, tanggal 5 Nopember 2001, Medan. Tidak diterbitkan.

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmadi, A & Supriono, W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Ambarita, J. (2004). Pembelajaran Matematika SMU dengan Pendekatan PMR. Makalah disajikan dalam seminar nasional dan Workshop Pendidikan Matematika, FPMIPA UNIMED, 29-30 Agustus 2004.

Agung, IGN. (1992). Metode Penelitian Sosial (Pengertian dan Pemakaian

Praktis), Bagian I. Jakarta: Gramedia.

Arikunto. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Bandung: Bumi Aksara.

Ashshiddiqi, Hasbi, TM. Gani, Bustami A. Jahya, Muchtar. Jahya Omar, Toha. Ali, Mukti. Muchtar, Kamal. Thaib, Gazali. Musaddad, A. Maksum,Ali. Madjidi, Busjairi. (1971). Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an.

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2009). Laporan Hasil Nasional

Ujian Nasional SMP Tahun Pelajaran 2005/2006. Diakses dari:

http://www.bsnp-indonesia.org/exam.php.

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2009). Laporan Hasil Nasional

Ujian SMP Tahun Pelajaran 2006/2007. Diakses dari:

http://www.bsnp-indonesia.org/exam.php .

Catharina, Istiyati. (2006). Pembelajaran Baca Tulis Hhitung Terpadu di Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.

Cockroft, W.H. (1983). Mathematics Count, Report of the Committee of Inquiry

Into the Teaching of Mathematics in Schools. London: Her Majesty’s

Stationery Office.

(46)

177

Dick, W and Carey,L. (2001). The Systematic Design of Instructional. New York: Logman

Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry, M. (2007). Strategi Belajar Mengajar ,

Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. (Cetakan Pertama). Bandung: PT

Refika Aditama.

Fauzan, A. (2002). Applying Realistic Mathematics Education (RME) In

Teaching Geometry In Indonesia Primary School. Enschede: Print

Partners Ipskamp.

Ferguson, George, A. (1989). Statistical Anallisys In Psychology and Education. Sixth Edition.Singapore: Mc. Graw-Hill International Book Co.

Firdaus, Ahmad, (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

(http://madfirdaus.wordpress.com. 23 November 2009).

Freudenthal, H. (1993). Didactical Phenomenology of Mathematical Structures. Dordrecht: D. Reidel Publishing Co.

Guilfford, J.P. (1981). Three Faces of Intellect. “Dalam W.B. Barbe & J.S.

Renzulli (Ed). Psychology and Education of the Gifred. New York:

Irvington.

Gravemeijer, K. (1994). Developing Realistics Mathematics Education. Utrech: Freudenthal Institute.

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Tulip

Haji. (2005). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar

Matematika di sekolah Dasar. Disertasi. UPI Bandung.

Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamalik, Oemar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasratuddin,( 2002). Pembelajaran Matematika Unit Geometri dengan

Pendekatan Realistik di SLTP 6 Medan. Tesis Magister Pendidikan .

Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

Hilda, Sri Yuliartiningsih Margaretha Karli. (2002). Implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Bandung: Nina Media Informasi.

(47)

178

Irianto, Agus. (2007). Statistik (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: Kencana

Jennings, Sue & R, Dunne. (1999). Math Stories, Real Stories, Real-life Stories. hhtp://www.ex.ac.uk/telematics/T3/maths/actar01.htm.

Jihad, A. (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Siswa dengan Metode IMPROVE disertai Emmbedded Test (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Tesis Tidak

Dipublikasikan Bandung: Pascasarjana UPI Bandung.

Kemp, Jerrold E, (1994), Designing Effective Instruction, New York : Maemilan Colege Publishing Company.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika, Yogyakarta.

Marpaung, Halimuddin (2009). Upaya meningkatkan hasil belajar siswa

menggunakan lembar kerja siswa. Skripsi.UNA.

Munandar, Utami, S.C. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah. Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo.

Munandar, Utami, S.C. (1985). Mengembangkan Bakat dan Kreatvitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munandar, Utami, S.C. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S. (2004). Didaktik Azas-azas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standars

for School Mathematics. Virginia: NCTM

Nelissen, J.M.C. (1999). Thinking skills in realistic mathematics.

http://www.fi.uu.n1/publicaties/literatuur/6259.pdf

Nisbet, J. (1985). Changing Views on Ability. In Entwistle, N (Ed), New

Directions in Educational Psychology 1 Learning and Teaching.

Lodon: The Falmer Press.

Nur, M. (2001). Realistic Mathematics Education. Jakarta: Depdiknas, Proyek PPM SLTP.

Panjaitan Binsar. (2006). Karakteristik Pebelajar dan Konstribusinya terhadap

(48)

179

Panjaitan, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.

Pehkonen, Erkki. (1997). The State of Art in Mathematical Creativity. (http:www.fizkarlsruhe.de//fiz/publications/zdm) ZDM Volum 29 Juni 1997. Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.

Polya, G. (1973). How To Solve It. Secon Edition. New Jersey: Pricenton University Press.

Rahayu. (2005). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI Memang

Beda. BuletinPMRI/VI/Peb/2005.http://www.pmri.or.id/main.php. didownload 22 Desember 2009.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Saragih, S. (2007). Pengembangan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi

Matematik Siswa Sekolah Menengah Peertama melalui PMR. Disertasi

tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI.

Sembiring, RK. (2006). PMRI Tidak Sekedar Belajar Matematika. Dalam Majalah PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) Vol. IV No. 3 Oktober 2006. Bandung: Institut Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (IP-PMRI) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Semiawan, L. (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Mahasiswa Sekolah

Menengah. Jakarta: Gramedia.

Shoenfeld, A.H. (1992). Learning to Think Mathematically. Problem Solving ,

Metacognition, And Sense-Making in Mathematics. Handbook for

Reseach on Mathematics Teaching and Learning (D. Grouws, Ed). New York : MacMillan. http://myschoolnet.ppk.kpm.my/bcb8.pdf.

Sianturi, Rini. (2008). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Locus of Control

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Murni I Medan. PPS UNIMED Medan. Tidak

diterbitkan.

(49)

180

Sinaga, Bornok. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Universitas

Negeri Surabaya. Disertasi Tdak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Slettenhaar. (2000). Adapting Realistic Mathematics Education in the Indonesian

Context. Dalam Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia (Prosiding Konperensi Nasional Matematika X ITB, 17-20 Juli 2000 Streefland L. 1991. Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht: Freudenthal Institute.

Soerjadi. (2000). Nuansa Kurikulum Matematika Sekolah di Indonesia. Dalam Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia (Prosiding Konperensi Nasional Matematika X ITB, 17-20 Juli 2000).

Stoltz, P.G (2000). Adversity Quotient. Turning Obstacles into Opportunities.

Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, Alih bahasa: T. Hermaya.

Jakarta: Grasindo.

Sudjana. (2002). Teori-teori belajar untuk Pengajaran. Jakarta: FE UI

Suhendri. (2006) "Essential Mathematics for the 21st Century" Paper

Sulistiani. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Kelas XII Madrasah

Aliyah Negeri Buntok Tahun Pelajaran 2007/2008.

(http:idb4.wikispaces.com).

Supriadi, D. (1995). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: CV. Alpa Beta

Susanto, Arie. (2009). Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran

Matematika. (http://suaramarars.blogspot.com, 19 Mei 2009).

Sutikno, Sobry. M. (2005). Miskin Bukan Penghalang Untuk Sukses.: Mataram. NTP Press

Tran Vui (2001). Practice Trends and Issues in the Teaching and Learning of

Mathematics in the Countries. Penang: Recsam.

Van den Heuvel-Panhuizen. (1998). Realistic Mathematics Education Work in

Progress. http://www.fi.nl/ ……2000. Mathematics Education in the

Netherlands a Guided Tour.

http://www.fi.uu.nl/en/indexpulicaties.html.

Gambar

Tabel 4.34
Grafik  4.1     Grafik Interval Nilai Pretes Kemampuan Pemecahan
Gambar 1.1. Pola jawaban siswa yang salah dalam menyelesaikan  permasalahan balok
Gambar 1.3 Pola jawaban siswa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan pendekatan matematika realistik

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self Efficacy Matematis Siswa SD Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Medan: Tesis PPs UNIMED. Tesis

Tujuannya adalah (1) untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa yang menggunakan pendekatan matematika realistik lebih tinggi

Tujuan dari penelitian ini untuk menelaah: (1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan matematika realistik lebih baik daripada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dapat lebih meningkatkan kemampuan intuisi matematis dan

pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik lebih tinggi secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), untuk mengetahui pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang lebih baik antara pendektan pembelajaran langsung dan matematika realistik untuk