• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Media Celemek Cerita Pada Anak Kelompok B Taman Kanak - Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Media Celemek Cerita Pada Anak Kelompok B Taman Kanak - Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI

MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B

TAMAN KANAK - KANAK ABA TAWANGMANGU

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1

Pendidikan Guru PAUD

Disusun Oleh

SUDARMI NIM. A. 520091040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI

MEDIA CELEMEK CERITA PADA SISWA KELOMPOK B

TAMAN KANAK -KANAK ABA TAWANGMANGU

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

Sudarmi, A.520091040, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013, 112 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah apakah melalui media celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak pada Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, dan Untuk mengetahui peningkatkan kemandirian anak melalui media celemek cerita pada anak TK ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah anak Kelompok B yang berada di Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi dan test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa Kemandirian anak pada Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 pada siklus I siswa yang tuntas ada 6 anak dari 22 anak (27,27 %), sedangkan yang belum tuntas ada 6 anak dari 22 anak (72,73 %). 2 Pada siklus II Siswa yang tuntas ada 17 anak dari 22 anak (77,3 %), sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak dari 22 anak (22,7%). 3 Kemandirian anak pada siklus III siswa yang telah tuntas ada 22 anak dari 22 anak (100 %), sedangkan yang belum tuntas ada 0 anak dari 22 anak (0 %), Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui media celemek cerita sehingga dapat meningkatkan kemandirian anak pada Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

(4)

PENDAHULUAN

Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, seperti memakai pakaian sendiri, menalikan sepatu dan berbagai macam pekerjaan kecil sehari-harinya. Kedengarannya sangat mudah, namun dalam prakteknya pembiasaan ini banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak tega atau justru tidak sabar melihat si kecil yang berusaha menalikan sepatunya selama beberapa menit, namun belum juga memperlihatkan keberhasilan. Orang tua langsung memberikan segudang nasehat lengkap dengan cara pemecahan yang harus dilakukan, ketika anak selesai menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangkunya. Memang masalah yang dihadapi anak sehari-hari dapat dengan mudah diatasi dengan adanya campur tangan orang tua. Namun cara ini tentunya tidak akan

membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa “lari” kepada orang tua

apabila menghadapi persoalan, dengan perkataan lain ia terbiasa tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil sekalipun.

Melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua, anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar. Gangguan-gangguan perilaku anak ini antara lain: cuek dengan lingkungan, melompat-lompat dan ketawa tanpa sebab, timbul gerakan-gerakan yang melebihi anak-anak yang normal dan wajar. Dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbawa saat memasuki dunia sekolahnya, baik di masa pra sekolah atau pada masa sekolah Taman Kanak-kanak. Agar anak tidak berkelanjutan dalam tingkah laku yang hiperaktif itu maka perlu sekali agar anak tersebut dimasukkan pada pendidikan pra sekolah ( sekolah Kelompok bermain )

(5)

3

bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Pada perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak–kanak. Kelompok bermain adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat bermainan. Sekolah Kelompok Bermain merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam tingkatan pendidikan dasar selanjutnya.

(6)

Taman Kanak-kanak ABA Tawangmangu merupakan salah satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan sebelah barat memiliki kemampuan hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam yakni antara 4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemandirian anak didik, mereka belum sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah yang terjadi di TK ABA Tawangmangu, yang belum bisa melakukan interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi anak untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan di masa ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri dan juga bagi suatu bangsa.

Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui peranan metode belajar kelompok terhadap kemampuan kemandirian bagi anak dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar anak. Oleh karena itu tulisan ini diberi judul : Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Celemek Cerita pada

kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar. Taman Kanak-kanak ini terletak di dukuh Ledoksari kelurahan Ledoksari Kecamatan Tawangmanggu Kabupaten Karanganyar, berada di tengah-tengah dukuh Ledoksari kelurahan Ledoksari. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Nopember 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah kemandirian siswa serta pembelajaran dengan menggunakan media celemek cerita .

(7)

5

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah mendata seberapa banyak anak yang mempunyai kemandirian lemah, serta menyiapkan perangkat pengajaran dengan media celemek cerita .

2. Pelaksanaan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Anak – anak yang akan ditingkatkan kemandirian adalah anak – anak yang kemandirian belum baik saat di sekolah maupun di rumah.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :

1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemandirian yang rendah. 2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya. 3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni metode Pembelajaran

dengan Media celemek cerita b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan media celemek cerita 2) Anak belajar dalam situasi media celemek cerita

3) Memantau perkembangan kemandirian yang terjadi pada anak. 3. Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan selama pengajaran dengan media celemek cerita

4. Tahapan Refleksi

Mengadakan refleksi dan eveluasi dari kegiatan a, b, c

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang

(8)

keberaniannya, hilang rasa takutnya dan anak menjadi lebih aktif dan mampu mandiri dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi. Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang signifikan terhadap kemampuan kognitif anak meliputi aspek kemandirian. Adapun prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.

Tabel 1

Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan

penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Rata – rata

Penelitian yang melalui media celemek cerita dilakukan dalam 3 siklus mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus III hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhsil mneingkatkan kemandirian siswa Taman Kanak-Kanak ABA Tawangmangu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat dilihat pada table berikut:

(9)

7

7 28 2 siswa 7 siswa 4 siswa 0 siswa

8 29 3 siswa 2 siswa 5 siswa 0 siswa

9 30 1 siswa 3 siswa 5 Siswa 2 Siswa

10 31 0 siswa 1 siswa 3 siswa 2 siswa 11 32 0 siswa 0 siswa 3 siswa 2 siswa 12 33 0 siswa 0 siswa 1 siswa 5 siswa 13 34 0 siswa 0 siswa 0 siswa 5 siswa 14 35 0 siswa 0 siswa 0 Siswa 3 Siswa 15 36 0 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa 16 37 0 siswa 0 siswa 0 siswa 1 siswa 17 Siswa yang

tuntas

4 siswa 6 siswa 17 siswa 22 siswa 18 Prsn Siswa

Tuntas

18,18 % 27,27 % 72,73% 100 % 19 Siswa Tak Tuntas 18 siswa 16 siswa 5 siswa 0 siswa 20 Prsn Siswa Tak

Tuntas

81,82 % 72,73 % 22,7 % 0 % Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemandirian Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I;

Siklus II,dan Siklus III

(10)

anak, nilai 27 ada 4 anak, nilai 28 ada 7 anak, nilai 29 ada 2 anak, nilai 30 ada 3 anak, nilai 31 ada 1 anak. Siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai > 70 dalam skala 100) ada 6 anak dari 22 anak (27,27 %), sedangkan yang belum tuntas ada 6 anak dari 22 anak (72,73 %)

2. Kemandirian anak anak Taman Kanak-kanak ABA Tawangmanggu Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa Jumlah Siswa yang mendapatkan jumlah nilai 27 ada 1 anak, nilai 28 ada 4 anak, nilai 29 ada 5 anak, nilai 30 ada 5 anak, nilai 31 ada 3 anak, nilai 32 ada 3 anak, nilai 33 ada 1 anak. Siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai > 70 dalam skala 100) ada 17 anak dari 22 anak (77,3 %), sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak dari 22 anak (22,7 %)

3. Kemandirian anak anak Taman Kanak-kanak ABA Tawangmanggu Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa jumlah Siswa yang mendapatkan jumlah nilai 30 ada 2 anak, nilai 31 ada 2 anak, nilai 32 ada 2 anak, nilai 33 ada 5 anak, nilai 34 ada 5 anak, nilai 35 ada 3 anak, nilai 36 ada 2 anak, nilai 37 ada 1 anak. Siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai > 70 dalam skala 100) ada 22 anak dari 22 anak (100 %), sedangkan yang belum tuntas ada 0 anak dari 22 anak (0 %)

(11)

9

KESIMPULAN

Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua. Dengan demikian anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang akan terlibat mendapatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar.

Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan kemandirian anak adalah melalui media celemek cerita . Melalui media celemek cerita, anak TK akan memperoleh hasil belajar dengan mengerjakan tindakan– tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil tema tanaman. Penelitian ini menggunakan tiga siklus, yang masing-masing siklus anak dikenalkan mengenai bagian tanaman, macam-macam tanaman dan manfaat tanaman.

(12)
(13)

11

DAFTAR PUSTAKA

Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. 2002. Direktorat

Pendidikan Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.

Corsini, 2006. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak, Bagian 2. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah. S.B. & Zain A. 2008. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta. HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.

Kunto Puboyo. 2004. Bermain & Kreativitas Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Hujair AH. Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. H.B. Sutopo, 2002. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS.

http://tambahbagi.blogspot.com/2012/05/ptk-paud-penggunaan-celemek-cerita.html Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya. Marmunah Hasan, 2010. PAUD. Jogyakarta: Diva Press.

Moeslichatoen, R. 2007. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Ali, 2004. Pentingnya Pengembangan Sosial Emosional Pada Anak Taman Kanak-Kanak.

Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

(14)

Scolastika Mariani, 2011. Belajar Matematika itu Mudah dan Menyenangkan. http://scmariani-unnes.blogspot.com/2008/11/belajar-matematika-itu-mudah-dan.html

Slameto, 2005. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Singgih D. Gunarso,2001. Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan. Bandung :

Diponegoro.

_______________, 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoharjo: Masmedia Buana Pustaka

Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syaiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Utomo. Jacob, 2002. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

Bandung : Pustaka Setia

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan & Konseling di Skolah. Yogyakarta : Andi

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Theo Riyanto, 2011. Pendidikan dan Pembelajaran Abstraktif.

http://bruderfic.or.id/h-57/pendidikan-dan-pembelajaran-atraktif.html

Referensi

Dokumen terkait

kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Namun dalam konteks yang berbeda model pembelajaran kooperatif ini masih sangat jarang

Metode pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan pendidik atau guru untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar yang diterapkan kepada siswa sebagai

Bogor, lfiususnya Fakultas Pertanian IPB, yang menjadi hran rumah kegiatan Lokakarya Nasional dan seminar Forum Komunikapi .Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia GKPTPD

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan p enyusunan skripsi dengan judul ” Mengatasi kenakalan siswa kelas iv melalui layanan konseling perorangan di SD

Data posisi pixel diplotkan dengan referensi panjang gelombang untuk mendapatkan fungsi kalibrasi, kemudian melakukan analisis temperatur menggunakan persamaan Wien.. Hasil

Pendahuluan , Besaran & Vektor ,Gerak Lurus ,Gerak Benda Dalam Bidang Datar Dengan Percepatan Tetap , Hukum –Hukum Newton Tentang gerak Kesetimbangan, Momentum Impuls Dan

First, based on the structural analysis, Katherine Dieckmann delivers a moral message that women must be critical and have wits on dividing time between managing family and

This research paper is presented as a partial fulfillment of the requirements for getting Bachelor Degree of Education in English Department of University Muhamadiyah