SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
Gina Dewi Lestari Nur 0901886
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Oleh
Gina Dewi Lestari Nur
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Gina Dewi Lestari Nur 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Gina Dewi Lestari Nur
PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN-CIAMIS
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Dr. Rita Milyartini, M.Si
NIP. 196406231988032001
Pembimbing II
Drs. Agus Firmansyah, M.Pd
NIP. 196208301995121001
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMPN 1 PANUMBANGAN-CIAMIS
Penelitian berjudul Pembelajaran Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan
Diri di SMPN 1 Panumbangan di latarbelakangi oleh 3 alasan:(1), pengajar
bukan berlatar pendidikan musik formal;(2) letak sekolah berada jauh dari kota;(3) memiliki prestasi dalam bidang vokal grup di kabupaten Ciamis. Melalui
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dikaji “bagaimana proses
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Abstrak ...i
Kata Pengantar ...ii
Ucapan Terimakasih ...iii
Daftar Isi ...v
Daftar Gambar ...vii
Daftar Lampiran ...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitaian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 6
1. Pengertian Pembelajaran ... 6
2. Hakikat Pembelajaran ... 7
3. Metode Pembelajaran ... 8
4. Strategi Pembelajaran ... 12
5. Materi Pembelajaran ... 13
B. Pengembangan Diri ... 14
C. Vokal Grup 1. Pengertian Vokal Grup ... 16
2. Teknik Vokal Grup ... 17
3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP ... 18
4. Ambitus Suara Tingkat SMP ... 19
D. Motivasi Pembelajaran ... 19
E. Siswa 1. Perkembangan Siswa ... 23
2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 27
B. Subjek Penelitian ... 27
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Metode Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 32
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tentang Vokal Grup “Anvo” Sebagai Kegiatan
Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan ... 35
2. Proses Kegiatan Pengembangan Diri Vokal Grup di SMPN 1 Panumbangan ... 37
a. Tahapan Latihan ... 37
b. Pemilihan Materi ... 41
c. Metode Latihan ... 44
d. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 46
B. Pembahasan 1. Tahapan Latihan ... 48
2. Pemilihan Materi Lagu ... 55
3. Metode Latihan ... 56
4. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 60
BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 63
Daftar Pustaka ... 65 Lampiran-lampiran
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan menambah informasi dan
kemampuan baru. Pembelajaran menurut Degeng (dalam Usmiyani, 2010:2)
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah “upaya untuk membelajarkan siswa.
Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran
yang diinginkan”.
Secara umum, proses belajar mengajar mengandung beberapa kegiatan,
diantaranya adalah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler atau
pengembangan diri. Intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada
jam pelajaran, yang didalamnya terjadi interaksi Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dalam berbagai bidang mata pelajaran. Sedangkan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan di luar jam pelajaran, kegiatan tersebut biasanya berisi
tentang pengembangan diri dari segi minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap
siswa.
SMPN 1 Panumbangan-Ciamis merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai
amanat Undang Undang Dasar 1945. Sekolah Menengah Pertama merupakan
pendidikan formal yang melaksanakan kurikulum pendidikan. Kurikulum SMPN
1 Panumbangan disusun dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan
nyata masa depan. Struktur dan muatan kurikulum SMPN 1 Panumbangan terdiri
dari sepuluh mata pelajaran, dua muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus
diberikan kepada peserta didik.
Pengembangan diri siswa adalah suatu kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Karena bukan sebuah mata
pelajaran, penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif bukan
kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
Salah satu kegiatan pengembangan diri yang dapat memberikan sumbangsih
positif bagi SMPN 1 Panumbangan-Ciamis adalah kegiatan pengembangan diri
vokal grup yang tujuannya adalah mengembangkan minat dan bakat seni setiap
siswa. Menurut Budidharma (dalam Nylan, 2009) menjelaskan bahwa, “vokal
merupakan alat musik paling tua sedunia, dengan kata lain suara manusia adalah
alat musik yang paling tua sedunia”. Dapat disimpulkan bahwa vokal grup
merupakan penyampaian seni musik yang melibatkan sekelompok manusia yang
didalamnya terdiri dari beberapa kelompok suara. Namun, tidak semua sekolah
yang ada di kabupaten Ciamis mengadakan kegiatan pengembangan diri vokal
grup. Sesuai dengan judul yang diajukan maka peneliti memfokuskan pada
kegiatan pembelajaran vokal grup. Pada dasarnya awal dibentuknya kegiatan
vokal grup di SMPN 1 Panumbangan berasal dari paduan suara yang dipecah
sebagian dibentuk menjadi vokal grup. SMPN 1 Panumbangan sering mengikuti
lomba-lomba vokal grup dan pernah sesekali menjuarainya. Lomba vokal grup
sering diselenggarakam oleh instansi-instansi tertentu untuk komunitas SMP,
SMA, Perguruan Tinggi atau untuk umum. Di SMPN 1 Panumbangan kegiatan
pengembangan diri ini banyak diminati oleh perempuan walaupun demikian tidak
menutup kemungkinan laki-laki juga ada yang berminat dan memiliki bakat
dibidang vokal. Lomba vokal grup merupakan kesempatan baik bagi siswa yang
senang sebagai penyanyi untuk menampilkan kemampuan yang sudah dibina
selama beberapa waktu.
Vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan
merupakan suatu wahana yang tepat untuk mengembangkan dan menyalurkan
kreativitas siswa pada bidang musik, selain untuk meningkatkan sensitivitas
terhadap karya seni juga untuk menambah rasa memiliki terhadap kesenian suara
SMPN 1 Panumbangan terletak sangat jauh dari perkotaan tepatnya di kaki
gunung syawal tetapi mampu berprestasi baik dibidang akademik maupun non
akademik. Prestasi bidang non akademik diantaranya adalah bidang-bidang yang
diberikan dalam kegiatan pengembangan diri salah satunya dari bidang kesenian
yang cukup berprestasi yaitu vokal grup, karena sering menjuarai lomba vokal
grup tingkat kabupaten, dan tahun 2012 mewakili kabupaten Ciamis untuk ke
tingkat provinsi meskipun tidak jadi juara tetapi masuk sepuluh besar. Namun,
dilihat dari tenaga pendidiknya tidak berdasarkan dari pendidikan seni musik atau
bukan ahli dibidang musik peneliti tertarik untuk meneliti proses pembelajarannya
seperti apa sehingga sekolah ini sering menjuarai lomba-lomba di kabupaten itu
sendiri dengan tenaga pendidik seadanya.
Kegiatan ini sangat menarik perhatian saya untuk melakukan penelitian
mengenai vokal grup yang diterapkan pada kegiatan pengembangan diri di SMPN
1 Panumbangan yang saya pandang cukup berhasil meskipun tenaga pendidiknya
bukan berlatarbelakang dari pendidikan seni musik, sehingga saya ingin mengkaji
bagaimana proses pembelajaran vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di
sekolah ini. Oleh karena peneliti berupaya untuk mengungkap “Pembelajaran
Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan-Ciamis.” Dalam hal ini posisi peneliti adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Seni
Musik yang nantinya akan terjun di masyarakat sebagai tenaga pendidik
profesional khususnya dalam bidan seni musik. Hasil penelitian diharapkan ada
kontribusi dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup sebagai pemacu bagi
lembaga-lembaga pendidikan setingkat yang punya keinginan untuk membuka
kegiatan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan diri vokal grup.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian, “Bagaimana proses pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?”
yang didefinisikan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada
1. Bagaimana tahapan latihan vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di
SMPN 1 Panumbangan?
2. Bagaimana pemilihan materi dalam proses latihan kegiatan pengembangan
diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan?
3. Bagaimana metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri
vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?
4. Bagaimana kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri
vokal grup di SMPN 1 Panumbangan?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,
menjawab, dan mendeskripsikan tentang:
1. Tahapan-tahapan latihan kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMPN 1
Panumbangan.
2. Pemilihan materi vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri yang
dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.
3. Metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri vokal grup
yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.
4. Kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup
siswa di SMPN 1 Panumbangan.
D.Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pihak-pihak yang bersangkutan, diantaranya:
1. Bagi peneliti, pengalaman yang sangat berharga karena lewat penelitian ini
dapt melatih penulis untuk menjadi calon pendidik yang professional dan
memahami seluk-beluk mengenai cara mengembangkan kegiatan
pengembangan diri berserta prosesnya.
2. Bagi mahasiswa Program Pendidikan Seni Musik UPI, memberikan
dapat memotivasi, memompa semangat dan agar dapat dijadikan salah satu
bahan pengembangan pembelajaran olah vokal khususnya pada vokal grup.
3. Bagi pelatih vokal grup, memberikan referensi dan inspirasi bagi pelatih untuk
mengembangkan kegiatan vokal grup di sekolah.
E. Sistematika Penulisan JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II
KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpissahkan dari
kehidupan manusia. Dengan belajar manusia bisa mengembangkan
potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat
terjadi dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kebutuhan manusia akan belajar tidak akan pernah berhenti selama manusia ada
di muka bumi ini. Hal itu disebabkan karena dunia dan isinya termasuk manusia
selalu berubah.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Melalui proses belajar seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal (Pribadi, 2009:21).
Definisi pembelajaran menurut Sadiman, dkk., (1986:2) “Belajar (learning)
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti.”
Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan
di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan
siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau
tingkah laku (afektif).
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Warsita, 2008:62). Untuk dapat berlangsung efektif dan efesien, proses belajar
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Pribadi (2009:10) menjelaskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses
yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam
individu. Sedangkan pembelajaran menurut.” Sedangkan menurut Gegne (dalam
Pribadi, 2009:9) menjelaskan “pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang
sengaja diciptakan debgan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.”
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik
belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85).
Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik (Sadiman dkk, 1986:7). Sedangkan menurut Depdiknas (dalam Warsita,
2008:85) “Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.”
Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif antara guru
yang memberikan bahan pelajaran dengan siswa sebagai objeknya. Proses
pembelajaran merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sistem rancangan
pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi antara pemateri (guru)
dengan penerima materi (murid/siswa). Adapun beberapa rancangan proses
kegiatan pembelajaran yang harus diterapkan adalah dengan melakukan
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran serta metode pembelajaran.
2. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran dapat disefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan peserta
didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar siswa/peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. Pembelajaran
dapat dipandang melalui dua sudut, yang pertama pembelajaran merupakan suatu
sistem. Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang terstruktur antara lain
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran berupa remedial dan pengayaan. Kedua, pembelajaran merupakan
suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam rangka
membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut meliputi :
a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan
penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan media belajar,
dan evaluasi.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan pembelajaran
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk pengayaan
atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi siswa yang mendapatkan
kesulitan dalam belajar.
3. Metode Pembelajaran
a. Pengertian metode secara umum
Dari beberapa definisi menurut para ahli menyebutkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut definisi-definisi menurut para
ahli :
1) Menurut Sanjaya (2010:147) “metode adalah cara yang digunakan untuk melengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”
2) Hasibuan dan Moedjiono (2013:3) “metode adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu
strategi belajar mengajar.”
3) Warsita (2008:273) “Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran.”
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh guru atau pendidik. Pendidik atau guru memilih metode yang tepat
disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dapat disimpulkan dari berbagai pengertian diatas metode pembelajaran adalah
cara yang dipergunakan oleh para guru pada saat berlangsungnya pembelajaran,
untuk mengadakan interaksi guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode pengajaran dapat digambarkan
secara umum yang merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat
dipilih. Setiap metode memiliki ciri khas tertentu dalam penggunaannya yang
perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode
pembelajaran yang dapat digunakan antara lain metode presentasi, metode
diskusi, metode permainan, metode simulasi, metode bermain peran, metode
tutorial, metode demonstrasi, metode penemuan, metdoe latihan, dan metode kerja
sama.
Dalam Warsita (2008:273), “macam-macam metode pembelajaran antara lain:
metode ceramah; metode pembelajaran terprogram; metode demonstrasi; metode
imitasi; metode diskusi; metode drill/praktikum dan lain-lain. Dengan demikian,
didalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.”
b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Metode merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran untuk
menetukan keberhasilan belajar. Metode merupakan cara yang dipakai seorang
pengajar/pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa. Pemilihan metode
pembelajaran pada dasarnya perlu disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai
oleh siswa/peserta didik. Seorang pendidik tidak hanya memberikan materi
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpengaruh kepada hasil dari proses pembelajaran siswanya. Maka dari itu
seorang pendidik harus memiliki prinsip-prinsip pengajaran. Berbagai metode
harus disiapkan oleh pengajar/pendidik misalnya metode pengajaran bervariasi,
berencana dan berlanjut terutama dalam pengajaran vokal grup, pengajar harus
selalu mempunyai ide-ide yang kreatif untuk menunjang dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam bernyanyi. Dalam kegiatan proses pembelajaran
khususnya pada pembelajaran vokal lebih membutuhkan proses pembelajaran
praktek, dapat dibantu dengan alat bantu mengajar seperti piano, kegiatan
apresiasi dengan cara menonton cd, dan sebagainya.
Penjelasan diatas adalah sekilas tentang definisi metode pembelajaran secara
umum. Metode khusus yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu jenis metode praktek dan jenis metode teori,
diantaranya:
1) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan sebuah metode yang dilakakuan oleh pengajar
dengan cara mencontohkan terlebih dahulu kepada siswa. Misalnya, seorang
pengajar menyampaikan materi vokal dalam bentuk bernyanyi yang baik dan
benar. Pengajar memberikan contoh bernyanyi dengan baik sesuai dengan apa
yang disampaikannya kepada siswa. Menurut Sutikno (2009:96)
Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Demonstrasi sebagai metode mengajar dimana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa yang
memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain, misalnya seseorang yang
mempertunjukkan kemampuannya kepada orang lain dalam benrnyanyi dengan
tepat. Dalam hal ini demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode mengajar
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki pengalaman melihat, mendengar, serta dapat menirukan materi yang
diberikan.
2) Metode Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai tiruan. Namun menurut Horst Gunter (dalam
Mi’raj, 2009:17), Gunter mengemukakan bahwa “imitasi meliputi tindakan mendengar, dan mengamati keterampilan-keterampilan teknik dan artistic (posisi
tubuh, pernafasan, diksi, interpretasi) dalam bernyanyi”.
Pada penggunaan sebuah metode pembelajaran, seorang pengajar vokal tidak
cukup dengan hanya menggunakan satu metode tetapi harus berbagai metode.
Seseorang yang belajar vokal dapat terlihat peningkatan kemampuannya dengan
melihat seberapa jauh penggunaan metode yang dilakukan pengajara. Misalnya
pada saat pengajar memberikan satu buah lagu yang sama sekali belum diketahui
oleh siswa, pengajar menyanyikan terlebih dahulu secara keseluruhan untuk
memberikan sedikit bayangan kepada siswa setelah itu pengajar menyanyikan
lagu tersebut per bait yang kemudian siswa menirukannya, atau untuk nada-nada
yang sulit diterima oleh siswa terlebih dahulu pengajar menyanyikan lagu tersebut
sehingga siswa dapat mengikuti pengajar dan siswa dapat meniru pengajar.
Dengan demikian metode pengajaran khususnya pada vokal sangatlah penting
untuk mencapai hasil yang diinginkan, pengajar harus benar-benar menguasai
untuk mencapai sebuah tujuan.
3) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan. Metode ceramah menurut Hasibuan dan Moedjiono (1993:13) menjelaskan
bahwa:
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelemahan dari metode ini adalah siswa cenderung pasif, dan kurang cocok
untuk pembentukan keterampilan dan sikap, karena siswa menganggap semua
informasi yang didapatkan hanya dari pengajar sehingga ada keterbatasan dari
siswa untuk lebih memperluas informasi yang diberikan pengajar dengan metode
tersebut. Dalam pembelajaran musik khususnya pembelajaran vokal, metode ini
biasanya tidak banyak dipakai para pengajar. Namun sebagian pengajar masih ada
yang menggunakan metode ini yang biasanya dilakukan diawal latihan sebelum
praktek. Dalam metode ini pengajar memberikan pertanyaan sekilas tentang
vokal, kemudian dijelaskan tentang vokal khususnya vokal grup.
Disamping beberapa kelemahan di atas, metode ceramah juga memilki
beberapa kelebihan menurut Sanjaya (2010:148) diantaranya:
a) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pkok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
b) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
c) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
4) Metode Latihan/Drill
Metode latihan penyampaian materi pengajarannya melalui proses latihan
untuk menanamkan suatu kebiasaan. Menurut Sagala (2005:217) mengemukakan
bahwa:
Metode latihan (driil) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Dari pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa metode latihan ini
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melatih keterampilan dan ketangkasan, terutama dalam memainkan alat musik,
baik secara individu maupun secara bersama-sama atau berkelompok.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara, taktik, atau siasat. Senjaya (2008)
menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan sisa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efesien”. Adapun menurut Faturrohman dan Sutikno (2008:14)
strategi pembelajaran adalah “kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”. Dari dua
pendapat diatas terdapat perssamaan dari mengenai pengertian strategi
pembelajaran. Secara garis besar diartiakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru dan siswa agar proses
belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang telah
ditentukan.
Zain dan Djamarah berpendapat bahwa ada strategi dasar dalam pembelajaran
yang meliputi hal-hal berikut:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhaasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi haasil kegiatan belajar.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat
penting yang dapat dan harus dijdikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar
agar berhasil sesuai apa yang diharapkan.
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
sangat penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran, karena materi
pembelajaran adalah kajian yang harus disampaikan oleh pengajar dengan
baentuk bahan ajar dalam berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai
sebuah pembelajaran. Zamroni (2008:152) mengungkapkan bahwa, “Untuk
mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi yang akan
dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran diberikan kepada siswa sebelum
berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran.”
Hal ini menunjukan bahwa pengajar harus mempersiapkan terlebih dahulu
materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pengajar dalam menyampaikan
materi pembelajaran haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang belajar,
dalam artian pengajar harus menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan
kemampuan masing-masing anak dalam menangkapa informasi, yaitu dengan cara
penglihatan (visual), pendengaran (auditory), dan gerakan.
Dalam proses pembelajaran vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di
SMPN 1 Panumbangan Ciamis, materi pembelajaran tidak mengacu pada
kurikulum pusat, hal ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk merangcang
materi atau bahan ajarnya sendiri disesuaikan dengan masing-masing siswa. Pada
tahap pembelajaran vokal grup, siswa diajarkan mengenai latihan-latihan vokal
secara umum, teknik vokal, dan lain sebagainya. Hali ini dikarenakan agar siswa
memahami dengan baik dan benar.
B.Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan apa yang dimiliki oleh siswa
sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Menurut Sanjaya (2009:161):
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler, adapun tujuan yang akan dicapai
dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler (dalam Nylan, 2009:16) antara
lain
“mengembangkan siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi
sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas
disiapkan dalam perangkat kurikulum. Baharudin (2012:253) menjelaskan
“Dalam kegiatan pengembangan diri, siswa difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.” Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Dalam KTSP
SMPN 1 Panumbangan (2013:11-12) jenis pengembangan diri di SMPN 1
Panumbangan-Ciamis meliputi:
1. Pengembangan diri untuk pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
pembiasaan yang terdiri dari:
a. Pembiasaan Rutin
1) Pembiasaan disiplin upacara bendera/apel Senin pagi
2) Pembiasaan shalat berjamaah/shalat Jum’at
3) Pembiasaan mengucapkan salam
4) Pembiasaan berdo’a sebelum dan sesudah belajar
5) Pembiasaan budaya bersih, sehat dan lingkungan nyaman
6) Pembiasaan budaya dan minat baca di perpustakaan
b. Pembiasaan Terprogram
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pekan kreativitas olah raga dan seni antar kelas
3) Pemahaman dan hafalan surat-surat pendek
4) Pembentukan cara berfikir dan sikap ilmiah
c. Pembiasaan Spontan
1) Pembiasaan mengcapkan salam dan memberikan salam
2) Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya
3) Pembiasaan hidup antri
4) Pembiasaan kesetiakawanan dan berjiwa sosial
5) Pembiasaan meminta maaf dan berterima kasih
d. Pembiasaan Keteladanan
1) Pembiasaan berpakaian rapih, bersih dan menarik
2) Pembiasaan berkata atau bertutur kata yang baik dan sopan
3) Pembiasaan hidup sederhana
4) Pembiasaan tidak merokok di lingkungan sekolah
5) Pembiasaan “On Time” dalam segala kegiatan
2. Pengembangan diri untuk pengembangan minat dan bakat siswa terdiri dari:
a. Pramuka
b. PMR
c. Paskibra
d. Basket
e. Sepak Bola
f. Volley Ball
g. Seni Suara (Vokal grup dan Paduan suara)
h. Gamelan
i. Drum Band
j. Baca tulis Al-Qur’an
Dari sekian kegiatan pengembangan diri yang dikemukakan di atas, siswa
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan diri sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing,
diantaranya vokal grup. Vokal grup di SMPN 1 Panumbangan merupakan bagian
dari paduan suara. Siswa diberi kesempatan untuk memilih salah satu kegiatan
pengembangan diri vokal grup ini melalui seleksi.
C. Vokal Grup
1. Pengertian Vokal Grup
Vokal grup merupakan bagian dari paduan suara tetapi dalam jumlah lebih
sedikit anggotanya dari paduan suara. Dalam materi penyajiannya, vokal grup
sebaiknya mengusahakan sendiri pengolahan lagu beserta iringan musiknya.
Kemudian vokal grup tidak harus mendatangkan seorang dirigen, yaitu seseorang
yang bertugas untuk memberikan aba-aba dan isyarat untuk memadukan
pengungkapan lagu. Tetapi dalam vokal grup harus menjaga keselarasan dan
kepaduan grup berhubung tidak adanya dirigen. Walaupun demikian tidak adanya
dirigen bukan berarti tidak adanya pemimpin. Dalam vokal grup pimpinan tetap
diperlukan, bahkan harus ada. Tetapi pemimpin disini tidak mengambil posisi
sebagai dirigen tempatnya tetap didalam barisan anggota kelompok vokal grup
dan bernyanyi seperti yang lain.
Menurut Marlynda (2009:34) “kepemimpinan ini tidak usah diperlihatkan,
tetapi cukup dirasakan.” Seseorang yang menjadi bagian dari vokal grup harus bisa merasakan aba-aba dari rekannya meskipun tidak secara langsung berbentuk
gerakan untuk memberitahukan aba-aba tersebut.
Untuk latihan vokal grup atau paduan suara biasanya diiringi dengan alat
musik pengiring seperti piano, bahkan pada penampilannya bias tanpa iringan
musik yang disebut dengan acapella. Acapella masih termasuk kedalam bentuk
vokal grup hanya tidak memakai iringan musik.
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Nylan (2009:35) “teknik vokal adalah cara memproduksi suara
dengan baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu
dan nyaring.” Dalam vokal grup ada beberapa teknik dalam mengolah suara dengan unsur-unsur teknik vokal dalam vokal grup. Beberapa teknik vokal grup
diantaranya:
a. Pernafasan
Pernafasan adalah kegiatan mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk
disimpan, kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit. Menurut Simanungkalit
(2008:41) “nafas adalah udara yang dihirup melalui hidung atau mulut. Setelah
melalui paru-paru, udara itu ditembuskan atau ditiupkan melalui hidung atau
mulut.”
Dalam hal ini alat pernafasan adalah paru-paru. Kedua belah paru-paru kiri dan
kanan diusahakan penuh untuk menghasilkan napas dan memproduksi suara.
Pernafasan dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1) Pernafasan perut
Pernafasan perut adalah pernafasan yang dilakukan dengan cara menghirup
udara melalui mulut.
2) Pernafasan dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang dilakukan dengan melalui hidung
sampai rongga dada membesar dan rongga mulut mengecil.
3) Pernafasan diafragma
Pernafasan inilah yang paling cocok dilakukan untuk bernyanyi, karena
udaranya akan mudah diatur pemakaiannya.
b. Phrasering adalah : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga
mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
c. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Posisi badan yang harus dilakukan saat menyanyi adalah tegap, tidak
membungkukan badan, dan rileks meskipun posisi badan tegap bukan berarti
kaku tetapi badan lentur.
d. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan
rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan
tenggorokan.
e. Vibrato adalah : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi
gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir
sebuah kalimat lagu.
f. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan
tepat. Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik yaitu pendengaran yang
baik kontrol pernafasan, dan rasa musikal.
g. Artikulasi
Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
i. Vokalizing adalah melakukan kegiatan pemanasan sebelum kegiatan pokok.
3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP
Suara remaja dapat digolongkan dari usia 14-17 tahun. Hestyono (1996:3)
mengungkapkan :
Kalau ditinjau dari faktor usia, paduan suara sekolah menengah pertama dan peduan suara sekolah menengah umum termasuk dalam kategori paduan suara remaja. Untuk itu lebih baik dipisahkan paduan suara sekolah menengah pertama dan paduan suara menengah umum agar lebih jelas suaranya.
Adapun jenis suara yang biasanya dipakai dalam vokal grup dan paduan suara
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Sopran b. Mezzosopran c. Alto
d. Tenor
Untuk suara laki tidak ada suara bass karena perubahan suara anak
laki-laki dimulai dalam proses perubahan dari suara anak-anak ke suara dewasa.
4. Ambitus Suara Tingkat Sekolah Menengah Pertama
Sopran : Mezzosopran :
Alto : Tenor :
D.Motivasi Pembelajaran
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menunjang adanya kreativitas
mengajar guru atau pengajar dalam kegiatan latihan vokal grup. Dalam istilah
umum motivasi adalah kemauan untuk melakukan sesuatu. Tanpa kemauan untuk
berprestasi seseorang akan sulit didorong untuk berprestasi.
Atkinson yang dikutip Hidayat (2008:53) mengatakan bahwa: “Motivasi
sebagai sebuah kondisi yang menggerakan perilaku dan mengarahkan aktivitas
terhadap pencapaian tujuan”. Sementara menurut Weinberg dan Gould (2003)
(dalam Hidayat, 2008:53) mendefinisikan bahwa: “Motivasi sebagai arah dan
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disimpulkan bahwa motivasi dapat menggerakan dan mengarahkan perilaku
seseorang terhadap tujuan, dan untuk itu memerlukan usaha sungguh-sungguh.
Ada dua jenis motivasi yang disebutkan dalam Hidayat (2008:55) yaitu:
1. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang menyebabkannya berpartisipasi dalam suatu aktivitas. 2. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang bersumber dari luar yang
menyebabkan seseorang berpartisipasi dalam suatu aktivitas.
Kedua motivasi ini memiliki hubungan saling menambah, menguatkan dan
melengkapi satu sama lain. Dorongan ekstrinsik dapat menambah kompetensi dan
keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu
mengurangi kompetensi dan keputusan diri individu.
Callahan and Clark (1988) yang dikutip Mulyasa (2008:58) mengemukakan
bahwa: “Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu”. Dengan motivasi akan tumbuh
dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan.
Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan atas perbuatannya demikian
halnya karena adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit pula dorongan untuk
mencapainya.
Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian: “Motivasi sebagai
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan”.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan
sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara motivasi dengan strategi
pembelajaran. Hal ini dikarenakan oleh setiap pembelajaran yang dilakukan
dibutuhkan adanya motivasi yang tinggi untuk mencapai tingkat pengembangan
diri pada siswa.
Pada akhir kajian teori ini, peneliti menyimpulkan bahwa setiap pembelajaran
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan dan juga harus mempunyai strategi untuk mencapai kegiatan
pembelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan, jadwal tatap muka,
pengelolaan kelas, dan pendekatan terhadap siswa. Pada proses pembelajaran
khususnya pada vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri siswa di SMPN 1
Panumbangan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran pengajar diharapkan
mempunyai strategi untuk meningkatkan motivasi siswa. Karena pengembangan
diri itu merupakan sebuah wadah yang berfungsi untuk menyalurkan bakat dan
minat siswa, sehingga pengajar harus benar-benar mengarahkan siswa baik utnuk
individu maupun kelompok. Strategi untuk meningkatkan motivasi siswa sangat
diperlukan karena itu merupakan satu-satunya cara agar apa yang diharapkan
tercapai. Disamping itu motivasi siswa tidak akan cukup dengan strategi pengajar
tanpa adanya dorongan dari pihak luar yang menjadi motivasi siswa misalnya
dorongan dari keluarga, sahabat, dan pihak sekolah. Ketiganya itu sangatlah
penting untuk lebih meningkatkan motivasi siswa untuk giat berlatih dan
mengikuti kegiatan pengembangan diri sesuia dengan bakat dan minat khususnya
dibidang kesnian vokal grup.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara
bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru
terhadap anak didik akan menetukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu
mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam proses pembelajaran. Selain
menggunakan strategi untuk meningkatkan motivasi siswa, guru/pengajar harus
melakukan pendekatan terlebih dahulu. Menurut Zain dan Djamarah (2002:62)
ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran:
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.
2. Pendekatan Kelompok
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini disadari bahwa anak didik adalah makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
3. Pendekatan Bervariasi
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinngi.
4. Pendekatan Emosional
Emosional adalah gejala jiwa yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.
Dari paparan di atas dijelaskan empat pendekatan dalam proses pembelajaran
yaitu:
1. Pendekatan individual
Pada pendekatan individual ini pengajar di haruskan mengetahui siswa secara
individu dari latar belakang, permasalahan yang dihadapi, hal-hal yang disukai
siswa dan tidak disukai siswa, hingga persoalan kesulitan belajar siswa.
2. Pendekatan Kelompok
Selain pendekatan individu, pengajar harus melakukan pendekatan
berkelompok. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat
ditumbuhkembangkan rasa social yang tinggi pada diri setiap anak didik. Anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari
bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan
ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka
yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya dengan rela hati mau belajar dari
mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa rasa minder.
Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah
mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas
belajar pendukung, metode yang aka dipakai, dan bahan yang akan diberikan
kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena
itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pendekatan Bervariasi
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Tetapi
dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan anak didik.
Bagaimana keingiunan mereka masing-masing. Dari sana guru bisa menggunakan
pendekatan bervariasi untuk selalu melakukan situasi yang kondusif, rileks, dan
santai.
4. Pendekatan Emosional
Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau
perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan
pengajaran.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak adanya motivasi baik dari dalam
diri maupun dari luar. Untuk meingkatkan motivasi siswa dalam belajar
khususnya pada pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan pengajar
mempunyai stragtegi dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang dilakukan
oleh pengajar sehingga siswa tidak kaku, dan selalu terbuka dalam mengutarakan
pendapat atau perasaan yang dirasakan siswa karena motivasi belajar siswa
merupakan factor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.
E.Siswa
1. Perkembangan Siswa
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu
seseorang dari mulai lahir. Siswa SMP pada umumnya berusia sekitar 12-15
tahun. Pada usia ini siswa biasanya sudah mulai senang melakukan
percobaan-percobaan secara berkelompok dengan membuat hipotesis sendiri. Siswa sudah
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keinginannya. Dalam teori Charlotte Buhler menafsirkan bahwa, masa remaja
sebagai masa kebutuhan isi mengisi. Individu menjadi gelisah dalam
kesunyiannya, lekas marah dan bernafsu dengan ini tercipta syarat-syarat untuk
kontak dengan individu lain.
Dari kutipan diatas terlihat bahwa pada masa ini siswa sudah berfikir bahwa
dirinya memiliki tingkat emosi yang labil dengan adanya keinginan yang harus
dipenuhi. Siswa pada usia ini sudah mulai menuntut kebebasan (tidak ingin lagi
diatur), ingin mandiri, selalu ingin mencoba sesuatu hal yang menurutnya baru,
bila melakukan sesuatu senang berkelompok, sehingga mudah terpengaruh oleh
teman. Keinginan untuk selalu mandiri dan selalu ingin mencoba memungkinkan
mereka mampu membuat hipotesis. Namun keputusan untuk menerima atau
menolak hipotesis menjadi lemah, karena mudah terpengaruh teman.
Teori Piget (dalam Yulianti, 2003:17) dijelaskan bahwa usia 12 tahun keatas
termasuk pada tahap operasi formal dimana setiap individu menggunakan variasi
yang lebih luas :
Salah satu cirri pada tahap operasi formal adalah perkembangan kemampuan untuk bernalar dan berfikir mengenai masalah hipotesis apa yang mungkin dan juga yang riil, dan kemampuan berfikir, mengenai kemungkinan serta
aktualisasi”
Dari kutipan diatas jelas bahwa pada masa ini anak sudah dapat berfikir abstrak
dengan membuat hipotesis-hipotesis pada setiap menghadapi sebuh persoalan.
Secara fisik baik perempuan maupun laki-laki mengalami perubahan hormonal
yang juga berpengaruh pada suaranya. Misalnya pita suara laki-laki mengalami
perubahan akibat proses hormonal tersebut, sehingga warna suara menjadi lebih
besar dan rendah. Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi seorang guru
musik yang mengajar vokal baik pada saat jam pelajaran berlangsung ataupun di
luar jam pelajaran. Untuk suara siswa laki-laki lebih baik diberikan materi lagu
dengan nada satu oktaf. Agar suara yang dihasilkan lebih baik dan siswapun tidak
merasa kesulitan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suara dari siswanya, agar materi lagu-lagu yang akan diberikan dalam
pembelajarasn sesuai dengan kemampuan mereka terutama yang berkaitan dengan
range suara itu sendiri.
2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP (12-15 tahun)
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan. Menurut Erickson masa remaja adalah masa
terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gunarsa (1989)
merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:
a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi.
c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
d. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi.
i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat,
termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan
baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis,
fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya
banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.
Harold Alberty (dalam Makmun, 2007:130) menyatakan bahwa periode masa
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa
kekanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya”.
Dalam rentangan periode yang cukup panjang (12-15 tahun) itu ternyata
terdapat beberapa indicator yang menunjukkan perbedaan yang berarti dalam
karakteristik dari beberapa aspek perilaku dan pribadi pada tahun-tahun terakhir
pada masa remaja itu. Fenomena perubahan-perubahan yang menonjol terjadi
dalam masa remaja, baik dibandingkan masa-masa sebelumnya maupun
sesudahnya mengundang banyak tafsiran. Menurut Hurlock (dalam Suprapto,
2012:17) mengungkapkan pengkategorian anak menurut usia dilihat dari berbagai
aspek, beliau mengkategorikan anak dengan klasifikasi sebagai berikut: masa
prenatal yaitu mulai dari konsepsi sampai lahir, masa mulai lahir sampai minggu
kedua, masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir tahun pertama, masa
kanak-kanak awal yaitu usia dua sampai enam tahun, masa kanak-kanak-kanak-kanak akhir yaitu usia
6-10/11 tahun, maasa pubertas yaitu 10/13 sampai 13/14 tahun masa remaja awal
yaitu 13/14/-17 tahun. Sehingga masa 12-15 tshun masuk pada kategori pubertas
hingga masuk remaja awal, masa ini anak-anak ada pada peningkatan pendidikan
SMP. Pada umumnya anak usia remaja SMP sudah mempunyai sebuah keinginan
yang didasari oleh faktor lingkungan. Keinginan meliputi rasa ingin tahu, mencari
jati diri, dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Maka dari itu pengajar harus
bisa melakukan pendekatan kepada siswa dengan cara masuk ke dunia mereka
jadi pnegajar tahu apa yang sedang trend dikalangan remaja pada saat itu, dan
apa yang siswa inginkan pada saat itu sehingga pengajar akan lebih mudah untuk
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan, Jl. Raya
Panumbangan No.163. Kecamatan Panumbangan-kabupaten Ciamis.
B. Subjek Penelitian
Pada skripsi ini peneliti akan mendeskripsikan tentang atau bagaimana proses
pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1
Panumbangan-Ciamis. Penelitian dilakukan pada pengembangan diri vokal grup
di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis yang beralamat di Jl. Raya Panumbangan
No. 163 Panumbangan-Ciamis.
Penelitian ini difokuskan pada pengajar dan 5 orang murid vokal grup karena
anggota vokal grup di sekolah ini terdidi dari 5 orang dan itu merupakan bagian
dari paduan suara SMP Negeri 1 Panumbangan, dan juga seorang pengajar vokal
grup yang berpengaruh besar dalam kegiatan proses kegiatan pembelajaran vokal
grup ini.
C. Langkah-Langkah Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh peneliti, maka peneliti menyusun dan mempersiapkan langkah-langkah
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan
penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
Pada tahap ini sebelum penelitian dilaksanakan peneliti menyusun rancangan
yang dibuat, penyusunan rancangan ini berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti
Gina Dewi Lestari Nur, 2014
Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
objek penelitian, kemudian peneliti meminta persetujuan dari pihak-pihak sekolah
Pada kegiatan ini dilakukan observasi awal terhadap sekolah mana yang akan
diteliti, hal ini dilakukan untuk memperoleh data awal dan menentukan subjek
penelitian yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Pada tahap ini peneliti
mempunyai kesempatan untuk menjalin hubungan sosial dengan pelatih
pengembangan diri vokal grup. Adapun hal yang terpenting dari tahap persiapan
ini adalah pendekatan personal untuk mendapatkan kenyamanan dalam
melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Panumbangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian selama 3 bulan dengan observasi
lansung ke lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran vokal
grup pada kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis.
Adapun proses terhadap tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data ini peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan, kemudian
wawancara dengan informan, dan mempelajari sumber-sumber tertulis melalui
studi kepustakaan dan instrument penelitian.
b. Pengolahan Data
Setelah peneliti melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data-data
yang diperoleh dilapangan. Data dari hasil observasi dan wawancara yang telah
dilakukan kemudian dideskripsikan sambil melakukan pemilihan data yang
disesuaikan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian disusun seusai dengan
urutan pertanyaan penelitian.
c. Penyusunan Laporan Penelitian
Setelah proses penelitian dilaksanakan peneliti kemudian membuat laporan
penelitian berupa hasil yang sebenar-benranya yang sudah peneliti peroleh berupa
catatan, hasil wawancara, dan dokumentasi kemudian dideskripsikan kedalam
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses
pembelajaran kegiatan vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis.
Penelitian ini mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan proses kegiatan
pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian deskriptif pada hakekatnya merupakan penelitian dimana pengumpulan
data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian yang sedang diteliti dengan melaporkan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diteliti. Menurut Sukmadinata
(2009:72) “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar
yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.”
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan manipulasi, tetapi
menggambarkan suatu kondisi, kegiatan, keadaan, kejadian apa adanya sesuai
dengan apa yang sudah diteliti oleh peneliti. Data yang dikumpulkan bukan data
angka-angka melainkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan oleh
adanya penerapan metode kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran kejadian atau kondisi di
lokasi yang sudah diteliti.
Pengolahan data dalam penelitian ini diolah secara kualitatif. Penelitian
kualitatif bersifat natural, apa adanya sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Data yang didapat tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2012:14) :
Pernyataan diatas menunjukan bahwa seluruh data yang diperoleh, diolah,
dianalisis, dan di interpretasikan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah
orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
instrument, maka peneliti harus mempunyai bekal dan wawasan yang luas,
sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mendeskripsikan menjadi lebih jelas
dan bermakna. Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data
yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Langkah selanjutnya adalah
menyusun hasil penelitian dalam bentuk draft laporan skripsi. Masalah yang akan
diteliti adalah seperti apa proses kegiatan pembelajaran vokal grup pada kegiatan
pengambangan diri siswa di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis, dengan pola
ketertiban secara langsung antara pelatih dan para anggota vokal grup.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian
ini diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik data yang harus digali. Oleh karena itu data yang diperlukan berupa
informasi mengenai proses dilapangan, maka teknik yang dianggap tepat untuk
mengumpulkan data-data tersebut diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan pencatatan fenomena-fenomena yang telah
diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data
(Soeharto, 1993:117). Observasi dilakukan dengan mencarai data-data yang
diperlukan peneliti. Observasi juga sebagai teknik pengambilan data serta
mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu
wawancara dan angket. Observasi yang dilakukan dengan peneliti dalam proses
penelitian ini adalah observasi pasif. Artinya didalam proses pengumpulan data
ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan
secara langsung dengan kegiatan tersebut.
Observasi awal dengan mengunjungi langsung ketempat latihan vokal grup
SMP Negeri 1 Panumbangan yang dilakukan pada bulan oktober 2013,
yang ditentukan oleh pengajar dan peneliti. Jadwal rutinitas latihan kegiatan vokal
grup di SMP Negeri 1 Panumbangan dilakukan dua kali dalam minggu jam 13.00
WIB sampai jam 15.00 WIB. Sedangkan proses latihan tambahan untuk
menghadapi perlombaan berlangsung empat kali dalam satu minggu jam 13.00 s/d
selesai. Peneliti melakukan 8 kali observasi, mulai bulan Oktober sampai awal
Desember 2013 sebelum libur semester ganjil.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang di
wawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi
dan Suwandi, 2008:127). Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik
pengolahan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut pembahasan untuk mendapatkan data-data yang lebih jelas dari apa
yang akan diamati. Menurut Patton (1980:197) dalam Basrowi dan Suwandi, ada
empat cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan
salah satu diantaranya adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, dengan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara ini bertujuan mencari
jawaban hipotesis. Untuk itu pertanyaan disusun secara ketat. Wawancara tak
terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan wawancara terstruktur.
Wawancara tidak terstrukur digunakan untuk menemukan informasi yang bukan
informasi tunggal. Hasil wawancara ini menekankan kekecualian, penyimpangan,
penafsiran yang tidak lazim. Perbedaan wawancara tidak terstruktur dan
wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan memberikan respons, yaitu
jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Responden biasanya terdiri atas mereka yang
dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas (Barsowi dan Suwandi, 2008:130).
peneliti menyusun