• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN CIAMIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN CIAMIS."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Gina Dewi Lestari Nur 0901886

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Oleh

Gina Dewi Lestari Nur

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gina Dewi Lestari Nur 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Gina Dewi Lestari Nur

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN-CIAMIS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Rita Milyartini, M.Si

NIP. 196406231988032001

Pembimbing II

Drs. Agus Firmansyah, M.Pd

NIP. 196208301995121001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

(4)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMPN 1 PANUMBANGAN-CIAMIS

Penelitian berjudul Pembelajaran Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan

Diri di SMPN 1 Panumbangan di latarbelakangi oleh 3 alasan:(1), pengajar

bukan berlatar pendidikan musik formal;(2) letak sekolah berada jauh dari kota;(3) memiliki prestasi dalam bidang vokal grup di kabupaten Ciamis. Melalui

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dikaji “bagaimana proses

(5)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(6)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Abstrak ...i

Kata Pengantar ...ii

Ucapan Terimakasih ...iii

Daftar Isi ...v

Daftar Gambar ...vii

Daftar Lampiran ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitaian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Pembelajaran ... 6

2. Hakikat Pembelajaran ... 7

3. Metode Pembelajaran ... 8

4. Strategi Pembelajaran ... 12

5. Materi Pembelajaran ... 13

B. Pengembangan Diri ... 14

C. Vokal Grup 1. Pengertian Vokal Grup ... 16

2. Teknik Vokal Grup ... 17

3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP ... 18

4. Ambitus Suara Tingkat SMP ... 19

D. Motivasi Pembelajaran ... 19

E. Siswa 1. Perkembangan Siswa ... 23

2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27

(7)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Metode Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

(8)

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Vokal Grup “Anvo” Sebagai Kegiatan

Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan ... 35

2. Proses Kegiatan Pengembangan Diri Vokal Grup di SMPN 1 Panumbangan ... 37

a. Tahapan Latihan ... 37

b. Pemilihan Materi ... 41

c. Metode Latihan ... 44

d. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 46

B. Pembahasan 1. Tahapan Latihan ... 48

2. Pemilihan Materi Lagu ... 55

3. Metode Latihan ... 56

4. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 60

BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

Daftar Pustaka ... 65 Lampiran-lampiran

(9)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan menambah informasi dan

kemampuan baru. Pembelajaran menurut Degeng (dalam Usmiyani, 2010:2)

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah “upaya untuk membelajarkan siswa.

Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan

memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran

yang diinginkan”.

Secara umum, proses belajar mengajar mengandung beberapa kegiatan,

diantaranya adalah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler atau

pengembangan diri. Intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada

jam pelajaran, yang didalamnya terjadi interaksi Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) dalam berbagai bidang mata pelajaran. Sedangkan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan di luar jam pelajaran, kegiatan tersebut biasanya berisi

tentang pengembangan diri dari segi minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap

siswa.

SMPN 1 Panumbangan-Ciamis merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai

amanat Undang Undang Dasar 1945. Sekolah Menengah Pertama merupakan

pendidikan formal yang melaksanakan kurikulum pendidikan. Kurikulum SMPN

1 Panumbangan disusun dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan

nyata masa depan. Struktur dan muatan kurikulum SMPN 1 Panumbangan terdiri

dari sepuluh mata pelajaran, dua muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus

diberikan kepada peserta didik.

Pengembangan diri siswa adalah suatu kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan

(10)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh

(11)

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Karena bukan sebuah mata

pelajaran, penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif bukan

kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Salah satu kegiatan pengembangan diri yang dapat memberikan sumbangsih

positif bagi SMPN 1 Panumbangan-Ciamis adalah kegiatan pengembangan diri

vokal grup yang tujuannya adalah mengembangkan minat dan bakat seni setiap

siswa. Menurut Budidharma (dalam Nylan, 2009) menjelaskan bahwa, “vokal

merupakan alat musik paling tua sedunia, dengan kata lain suara manusia adalah

alat musik yang paling tua sedunia”. Dapat disimpulkan bahwa vokal grup

merupakan penyampaian seni musik yang melibatkan sekelompok manusia yang

didalamnya terdiri dari beberapa kelompok suara. Namun, tidak semua sekolah

yang ada di kabupaten Ciamis mengadakan kegiatan pengembangan diri vokal

grup. Sesuai dengan judul yang diajukan maka peneliti memfokuskan pada

kegiatan pembelajaran vokal grup. Pada dasarnya awal dibentuknya kegiatan

vokal grup di SMPN 1 Panumbangan berasal dari paduan suara yang dipecah

sebagian dibentuk menjadi vokal grup. SMPN 1 Panumbangan sering mengikuti

lomba-lomba vokal grup dan pernah sesekali menjuarainya. Lomba vokal grup

sering diselenggarakam oleh instansi-instansi tertentu untuk komunitas SMP,

SMA, Perguruan Tinggi atau untuk umum. Di SMPN 1 Panumbangan kegiatan

pengembangan diri ini banyak diminati oleh perempuan walaupun demikian tidak

menutup kemungkinan laki-laki juga ada yang berminat dan memiliki bakat

dibidang vokal. Lomba vokal grup merupakan kesempatan baik bagi siswa yang

senang sebagai penyanyi untuk menampilkan kemampuan yang sudah dibina

selama beberapa waktu.

Vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan

merupakan suatu wahana yang tepat untuk mengembangkan dan menyalurkan

kreativitas siswa pada bidang musik, selain untuk meningkatkan sensitivitas

terhadap karya seni juga untuk menambah rasa memiliki terhadap kesenian suara

(12)

SMPN 1 Panumbangan terletak sangat jauh dari perkotaan tepatnya di kaki

gunung syawal tetapi mampu berprestasi baik dibidang akademik maupun non

akademik. Prestasi bidang non akademik diantaranya adalah bidang-bidang yang

diberikan dalam kegiatan pengembangan diri salah satunya dari bidang kesenian

yang cukup berprestasi yaitu vokal grup, karena sering menjuarai lomba vokal

grup tingkat kabupaten, dan tahun 2012 mewakili kabupaten Ciamis untuk ke

tingkat provinsi meskipun tidak jadi juara tetapi masuk sepuluh besar. Namun,

dilihat dari tenaga pendidiknya tidak berdasarkan dari pendidikan seni musik atau

bukan ahli dibidang musik peneliti tertarik untuk meneliti proses pembelajarannya

seperti apa sehingga sekolah ini sering menjuarai lomba-lomba di kabupaten itu

sendiri dengan tenaga pendidik seadanya.

Kegiatan ini sangat menarik perhatian saya untuk melakukan penelitian

mengenai vokal grup yang diterapkan pada kegiatan pengembangan diri di SMPN

1 Panumbangan yang saya pandang cukup berhasil meskipun tenaga pendidiknya

bukan berlatarbelakang dari pendidikan seni musik, sehingga saya ingin mengkaji

bagaimana proses pembelajaran vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di

sekolah ini. Oleh karena peneliti berupaya untuk mengungkap “Pembelajaran

Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan-Ciamis.” Dalam hal ini posisi peneliti adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Seni

Musik yang nantinya akan terjun di masyarakat sebagai tenaga pendidik

profesional khususnya dalam bidan seni musik. Hasil penelitian diharapkan ada

kontribusi dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup sebagai pemacu bagi

lembaga-lembaga pendidikan setingkat yang punya keinginan untuk membuka

kegiatan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan diri vokal grup.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian, “Bagaimana proses pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?”

yang didefinisikan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada

(13)

1. Bagaimana tahapan latihan vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di

SMPN 1 Panumbangan?

2. Bagaimana pemilihan materi dalam proses latihan kegiatan pengembangan

diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan?

3. Bagaimana metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri

vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?

4. Bagaimana kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri

vokal grup di SMPN 1 Panumbangan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,

menjawab, dan mendeskripsikan tentang:

1. Tahapan-tahapan latihan kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMPN 1

Panumbangan.

2. Pemilihan materi vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri yang

dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.

3. Metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri vokal grup

yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.

4. Kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup

siswa di SMPN 1 Panumbangan.

D.Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

pihak-pihak yang bersangkutan, diantaranya:

1. Bagi peneliti, pengalaman yang sangat berharga karena lewat penelitian ini

dapt melatih penulis untuk menjadi calon pendidik yang professional dan

memahami seluk-beluk mengenai cara mengembangkan kegiatan

pengembangan diri berserta prosesnya.

2. Bagi mahasiswa Program Pendidikan Seni Musik UPI, memberikan

(14)

dapat memotivasi, memompa semangat dan agar dapat dijadikan salah satu

bahan pengembangan pembelajaran olah vokal khususnya pada vokal grup.

3. Bagi pelatih vokal grup, memberikan referensi dan inspirasi bagi pelatih untuk

mengembangkan kegiatan vokal grup di sekolah.

E. Sistematika Penulisan JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpissahkan dari

kehidupan manusia. Dengan belajar manusia bisa mengembangkan

potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat

memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat

terjadi dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Kebutuhan manusia akan belajar tidak akan pernah berhenti selama manusia ada

di muka bumi ini. Hal itu disebabkan karena dunia dan isinya termasuk manusia

selalu berubah.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Melalui proses belajar seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal (Pribadi, 2009:21).

Definisi pembelajaran menurut Sadiman, dkk., (1986:2) “Belajar (learning)

adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti.”

Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan

di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan

siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau

tingkah laku (afektif).

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi

(16)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Warsita, 2008:62). Untuk dapat berlangsung efektif dan efesien, proses belajar

(17)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Pribadi (2009:10) menjelaskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses

yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam

individu. Sedangkan pembelajaran menurut.” Sedangkan menurut Gegne (dalam

Pribadi, 2009:9) menjelaskan “pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang

sengaja diciptakan debgan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.”

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik

belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85).

Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta

didik (Sadiman dkk, 1986:7). Sedangkan menurut Depdiknas (dalam Warsita,

2008:85) “Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif antara guru

yang memberikan bahan pelajaran dengan siswa sebagai objeknya. Proses

pembelajaran merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sistem rancangan

pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi antara pemateri (guru)

dengan penerima materi (murid/siswa). Adapun beberapa rancangan proses

kegiatan pembelajaran yang harus diterapkan adalah dengan melakukan

pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran serta metode pembelajaran.

2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran dapat disefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan peserta

didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar siswa/peserta

didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. Pembelajaran

dapat dipandang melalui dua sudut, yang pertama pembelajaran merupakan suatu

sistem. Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang terstruktur antara lain

(18)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut

pembelajaran berupa remedial dan pengayaan. Kedua, pembelajaran merupakan

suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam rangka

membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut meliputi :

a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan

penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan media belajar,

dan evaluasi.

b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan pembelajaran

yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk pengayaan

atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi siswa yang mendapatkan

kesulitan dalam belajar.

3. Metode Pembelajaran

a. Pengertian metode secara umum

Dari beberapa definisi menurut para ahli menyebutkan bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut definisi-definisi menurut para

ahli :

1) Menurut Sanjaya (2010:147) “metode adalah cara yang digunakan untuk melengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”

2) Hasibuan dan Moedjiono (2013:3) “metode adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu

strategi belajar mengajar.”

3) Warsita (2008:273) “Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.”

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

(19)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru atau pendidik. Pendidik atau guru memilih metode yang tepat

disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dapat disimpulkan dari berbagai pengertian diatas metode pembelajaran adalah

cara yang dipergunakan oleh para guru pada saat berlangsungnya pembelajaran,

untuk mengadakan interaksi guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan

sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima

atau yang dibimbing. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat

menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode pengajaran dapat digambarkan

secara umum yang merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat

dipilih. Setiap metode memiliki ciri khas tertentu dalam penggunaannya yang

perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode

pembelajaran yang dapat digunakan antara lain metode presentasi, metode

diskusi, metode permainan, metode simulasi, metode bermain peran, metode

tutorial, metode demonstrasi, metode penemuan, metdoe latihan, dan metode kerja

sama.

Dalam Warsita (2008:273), “macam-macam metode pembelajaran antara lain:

metode ceramah; metode pembelajaran terprogram; metode demonstrasi; metode

imitasi; metode diskusi; metode drill/praktikum dan lain-lain. Dengan demikian,

didalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.”

b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran untuk

menetukan keberhasilan belajar. Metode merupakan cara yang dipakai seorang

pengajar/pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa. Pemilihan metode

pembelajaran pada dasarnya perlu disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai

oleh siswa/peserta didik. Seorang pendidik tidak hanya memberikan materi

(20)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengaruh kepada hasil dari proses pembelajaran siswanya. Maka dari itu

seorang pendidik harus memiliki prinsip-prinsip pengajaran. Berbagai metode

harus disiapkan oleh pengajar/pendidik misalnya metode pengajaran bervariasi,

berencana dan berlanjut terutama dalam pengajaran vokal grup, pengajar harus

selalu mempunyai ide-ide yang kreatif untuk menunjang dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam bernyanyi. Dalam kegiatan proses pembelajaran

khususnya pada pembelajaran vokal lebih membutuhkan proses pembelajaran

praktek, dapat dibantu dengan alat bantu mengajar seperti piano, kegiatan

apresiasi dengan cara menonton cd, dan sebagainya.

Penjelasan diatas adalah sekilas tentang definisi metode pembelajaran secara

umum. Metode khusus yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat

digolongkan menjadi dua jenis yaitu jenis metode praktek dan jenis metode teori,

diantaranya:

1) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan sebuah metode yang dilakakuan oleh pengajar

dengan cara mencontohkan terlebih dahulu kepada siswa. Misalnya, seorang

pengajar menyampaikan materi vokal dalam bentuk bernyanyi yang baik dan

benar. Pengajar memberikan contoh bernyanyi dengan baik sesuai dengan apa

yang disampaikannya kepada siswa. Menurut Sutikno (2009:96)

Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.

Demonstrasi sebagai metode mengajar dimana seorang guru atau seorang

demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa yang

memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain, misalnya seseorang yang

mempertunjukkan kemampuannya kepada orang lain dalam benrnyanyi dengan

tepat. Dalam hal ini demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode mengajar

(21)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki pengalaman melihat, mendengar, serta dapat menirukan materi yang

diberikan.

2) Metode Imitasi

Imitasi dapat diartikan sebagai tiruan. Namun menurut Horst Gunter (dalam

Mi’raj, 2009:17), Gunter mengemukakan bahwa “imitasi meliputi tindakan mendengar, dan mengamati keterampilan-keterampilan teknik dan artistic (posisi

tubuh, pernafasan, diksi, interpretasi) dalam bernyanyi”.

Pada penggunaan sebuah metode pembelajaran, seorang pengajar vokal tidak

cukup dengan hanya menggunakan satu metode tetapi harus berbagai metode.

Seseorang yang belajar vokal dapat terlihat peningkatan kemampuannya dengan

melihat seberapa jauh penggunaan metode yang dilakukan pengajara. Misalnya

pada saat pengajar memberikan satu buah lagu yang sama sekali belum diketahui

oleh siswa, pengajar menyanyikan terlebih dahulu secara keseluruhan untuk

memberikan sedikit bayangan kepada siswa setelah itu pengajar menyanyikan

lagu tersebut per bait yang kemudian siswa menirukannya, atau untuk nada-nada

yang sulit diterima oleh siswa terlebih dahulu pengajar menyanyikan lagu tersebut

sehingga siswa dapat mengikuti pengajar dan siswa dapat meniru pengajar.

Dengan demikian metode pengajaran khususnya pada vokal sangatlah penting

untuk mencapai hasil yang diinginkan, pengajar harus benar-benar menguasai

untuk mencapai sebuah tujuan.

3) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi

lisan. Metode ceramah menurut Hasibuan dan Moedjiono (1993:13) menjelaskan

bahwa:

(22)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelemahan dari metode ini adalah siswa cenderung pasif, dan kurang cocok

untuk pembentukan keterampilan dan sikap, karena siswa menganggap semua

informasi yang didapatkan hanya dari pengajar sehingga ada keterbatasan dari

siswa untuk lebih memperluas informasi yang diberikan pengajar dengan metode

tersebut. Dalam pembelajaran musik khususnya pembelajaran vokal, metode ini

biasanya tidak banyak dipakai para pengajar. Namun sebagian pengajar masih ada

yang menggunakan metode ini yang biasanya dilakukan diawal latihan sebelum

praktek. Dalam metode ini pengajar memberikan pertanyaan sekilas tentang

vokal, kemudian dijelaskan tentang vokal khususnya vokal grup.

Disamping beberapa kelemahan di atas, metode ceramah juga memilki

beberapa kelebihan menurut Sanjaya (2010:148) diantaranya:

a) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pkok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

b) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

c) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

4) Metode Latihan/Drill

Metode latihan penyampaian materi pengajarannya melalui proses latihan

untuk menanamkan suatu kebiasaan. Menurut Sagala (2005:217) mengemukakan

bahwa:

Metode latihan (driil) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

Dari pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa metode latihan ini

(23)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melatih keterampilan dan ketangkasan, terutama dalam memainkan alat musik,

baik secara individu maupun secara bersama-sama atau berkelompok.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu cara, taktik, atau siasat. Senjaya (2008)

menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran

yang harus dikerjakan guru dan sisa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif dan efesien”. Adapun menurut Faturrohman dan Sutikno (2008:14)

strategi pembelajaran adalah “kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”. Dari dua

pendapat diatas terdapat perssamaan dari mengenai pengertian strategi

pembelajaran. Secara garis besar diartiakan bahwa strategi pembelajaran adalah

suatu upaya yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru dan siswa agar proses

belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang telah

ditentukan.

Zain dan Djamarah berpendapat bahwa ada strategi dasar dalam pembelajaran

yang meliputi hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhaasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi haasil kegiatan belajar.

Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat

penting yang dapat dan harus dijdikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar

agar berhasil sesuai apa yang diharapkan.

(24)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

sangat penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran, karena materi

pembelajaran adalah kajian yang harus disampaikan oleh pengajar dengan

baentuk bahan ajar dalam berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai

sebuah pembelajaran. Zamroni (2008:152) mengungkapkan bahwa, “Untuk

mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi yang akan

dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran diberikan kepada siswa sebelum

berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran.”

Hal ini menunjukan bahwa pengajar harus mempersiapkan terlebih dahulu

materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pengajar dalam menyampaikan

materi pembelajaran haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang belajar,

dalam artian pengajar harus menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan

kemampuan masing-masing anak dalam menangkapa informasi, yaitu dengan cara

penglihatan (visual), pendengaran (auditory), dan gerakan.

Dalam proses pembelajaran vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di

SMPN 1 Panumbangan Ciamis, materi pembelajaran tidak mengacu pada

kurikulum pusat, hal ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk merangcang

materi atau bahan ajarnya sendiri disesuaikan dengan masing-masing siswa. Pada

tahap pembelajaran vokal grup, siswa diajarkan mengenai latihan-latihan vokal

secara umum, teknik vokal, dan lain sebagainya. Hali ini dikarenakan agar siswa

memahami dengan baik dan benar.

B.Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan apa yang dimiliki oleh siswa

sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Menurut Sanjaya (2009:161):

(25)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler, adapun tujuan yang akan dicapai

dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler (dalam Nylan, 2009:16) antara

lain

“mengembangkan siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi

sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas

disiapkan dalam perangkat kurikulum. Baharudin (2012:253) menjelaskan

“Dalam kegiatan pengembangan diri, siswa difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler.” Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Dalam KTSP

SMPN 1 Panumbangan (2013:11-12) jenis pengembangan diri di SMPN 1

Panumbangan-Ciamis meliputi:

1. Pengembangan diri untuk pembentukan karakter siswa melalui kegiatan

pembiasaan yang terdiri dari:

a. Pembiasaan Rutin

1) Pembiasaan disiplin upacara bendera/apel Senin pagi

2) Pembiasaan shalat berjamaah/shalat Jum’at

3) Pembiasaan mengucapkan salam

4) Pembiasaan berdo’a sebelum dan sesudah belajar

5) Pembiasaan budaya bersih, sehat dan lingkungan nyaman

6) Pembiasaan budaya dan minat baca di perpustakaan

b. Pembiasaan Terprogram

(26)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Pekan kreativitas olah raga dan seni antar kelas

3) Pemahaman dan hafalan surat-surat pendek

4) Pembentukan cara berfikir dan sikap ilmiah

c. Pembiasaan Spontan

1) Pembiasaan mengcapkan salam dan memberikan salam

2) Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya

3) Pembiasaan hidup antri

4) Pembiasaan kesetiakawanan dan berjiwa sosial

5) Pembiasaan meminta maaf dan berterima kasih

d. Pembiasaan Keteladanan

1) Pembiasaan berpakaian rapih, bersih dan menarik

2) Pembiasaan berkata atau bertutur kata yang baik dan sopan

3) Pembiasaan hidup sederhana

4) Pembiasaan tidak merokok di lingkungan sekolah

5) Pembiasaan “On Time” dalam segala kegiatan

2. Pengembangan diri untuk pengembangan minat dan bakat siswa terdiri dari:

a. Pramuka

b. PMR

c. Paskibra

d. Basket

e. Sepak Bola

f. Volley Ball

g. Seni Suara (Vokal grup dan Paduan suara)

h. Gamelan

i. Drum Band

j. Baca tulis Al-Qur’an

Dari sekian kegiatan pengembangan diri yang dikemukakan di atas, siswa

(27)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan diri sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing,

diantaranya vokal grup. Vokal grup di SMPN 1 Panumbangan merupakan bagian

dari paduan suara. Siswa diberi kesempatan untuk memilih salah satu kegiatan

pengembangan diri vokal grup ini melalui seleksi.

C. Vokal Grup

1. Pengertian Vokal Grup

Vokal grup merupakan bagian dari paduan suara tetapi dalam jumlah lebih

sedikit anggotanya dari paduan suara. Dalam materi penyajiannya, vokal grup

sebaiknya mengusahakan sendiri pengolahan lagu beserta iringan musiknya.

Kemudian vokal grup tidak harus mendatangkan seorang dirigen, yaitu seseorang

yang bertugas untuk memberikan aba-aba dan isyarat untuk memadukan

pengungkapan lagu. Tetapi dalam vokal grup harus menjaga keselarasan dan

kepaduan grup berhubung tidak adanya dirigen. Walaupun demikian tidak adanya

dirigen bukan berarti tidak adanya pemimpin. Dalam vokal grup pimpinan tetap

diperlukan, bahkan harus ada. Tetapi pemimpin disini tidak mengambil posisi

sebagai dirigen tempatnya tetap didalam barisan anggota kelompok vokal grup

dan bernyanyi seperti yang lain.

Menurut Marlynda (2009:34) “kepemimpinan ini tidak usah diperlihatkan,

tetapi cukup dirasakan.” Seseorang yang menjadi bagian dari vokal grup harus bisa merasakan aba-aba dari rekannya meskipun tidak secara langsung berbentuk

gerakan untuk memberitahukan aba-aba tersebut.

Untuk latihan vokal grup atau paduan suara biasanya diiringi dengan alat

musik pengiring seperti piano, bahkan pada penampilannya bias tanpa iringan

musik yang disebut dengan acapella. Acapella masih termasuk kedalam bentuk

vokal grup hanya tidak memakai iringan musik.

(28)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nylan (2009:35) “teknik vokal adalah cara memproduksi suara

dengan baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu

dan nyaring.” Dalam vokal grup ada beberapa teknik dalam mengolah suara dengan unsur-unsur teknik vokal dalam vokal grup. Beberapa teknik vokal grup

diantaranya:

a. Pernafasan

Pernafasan adalah kegiatan mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk

disimpan, kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit. Menurut Simanungkalit

(2008:41) “nafas adalah udara yang dihirup melalui hidung atau mulut. Setelah

melalui paru-paru, udara itu ditembuskan atau ditiupkan melalui hidung atau

mulut.”

Dalam hal ini alat pernafasan adalah paru-paru. Kedua belah paru-paru kiri dan

kanan diusahakan penuh untuk menghasilkan napas dan memproduksi suara.

Pernafasan dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Pernafasan perut

Pernafasan perut adalah pernafasan yang dilakukan dengan cara menghirup

udara melalui mulut.

2) Pernafasan dada

Pernafasan dada adalah pernafasan yang dilakukan dengan melalui hidung

sampai rongga dada membesar dan rongga mulut mengecil.

3) Pernafasan diafragma

Pernafasan inilah yang paling cocok dilakukan untuk bernyanyi, karena

udaranya akan mudah diatur pemakaiannya.

b. Phrasering adalah : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga

mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

c. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil

(29)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Posisi badan yang harus dilakukan saat menyanyi adalah tegap, tidak

membungkukan badan, dan rileks meskipun posisi badan tegap bukan berarti

kaku tetapi badan lentur.

d. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan

rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan

tenggorokan.

e. Vibrato adalah : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi

gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir

sebuah kalimat lagu.

f. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan

tepat. Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik yaitu pendengaran yang

baik kontrol pernafasan, dan rasa musikal.

g. Artikulasi

Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.

i. Vokalizing adalah melakukan kegiatan pemanasan sebelum kegiatan pokok.

3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP

Suara remaja dapat digolongkan dari usia 14-17 tahun. Hestyono (1996:3)

mengungkapkan :

Kalau ditinjau dari faktor usia, paduan suara sekolah menengah pertama dan peduan suara sekolah menengah umum termasuk dalam kategori paduan suara remaja. Untuk itu lebih baik dipisahkan paduan suara sekolah menengah pertama dan paduan suara menengah umum agar lebih jelas suaranya.

Adapun jenis suara yang biasanya dipakai dalam vokal grup dan paduan suara

(30)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sopran b. Mezzosopran c. Alto

d. Tenor

Untuk suara laki tidak ada suara bass karena perubahan suara anak

laki-laki dimulai dalam proses perubahan dari suara anak-anak ke suara dewasa.

4. Ambitus Suara Tingkat Sekolah Menengah Pertama

Sopran : Mezzosopran :

Alto : Tenor :

D.Motivasi Pembelajaran

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menunjang adanya kreativitas

mengajar guru atau pengajar dalam kegiatan latihan vokal grup. Dalam istilah

umum motivasi adalah kemauan untuk melakukan sesuatu. Tanpa kemauan untuk

berprestasi seseorang akan sulit didorong untuk berprestasi.

Atkinson yang dikutip Hidayat (2008:53) mengatakan bahwa: “Motivasi

sebagai sebuah kondisi yang menggerakan perilaku dan mengarahkan aktivitas

terhadap pencapaian tujuan”. Sementara menurut Weinberg dan Gould (2003)

(dalam Hidayat, 2008:53) mendefinisikan bahwa: “Motivasi sebagai arah dan

(31)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa motivasi dapat menggerakan dan mengarahkan perilaku

seseorang terhadap tujuan, dan untuk itu memerlukan usaha sungguh-sungguh.

Ada dua jenis motivasi yang disebutkan dalam Hidayat (2008:55) yaitu:

1. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang menyebabkannya berpartisipasi dalam suatu aktivitas. 2. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang bersumber dari luar yang

menyebabkan seseorang berpartisipasi dalam suatu aktivitas.

Kedua motivasi ini memiliki hubungan saling menambah, menguatkan dan

melengkapi satu sama lain. Dorongan ekstrinsik dapat menambah kompetensi dan

keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu

mengurangi kompetensi dan keputusan diri individu.

Callahan and Clark (1988) yang dikutip Mulyasa (2008:58) mengemukakan

bahwa: “Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu”. Dengan motivasi akan tumbuh

dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan.

Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan atas perbuatannya demikian

halnya karena adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit pula dorongan untuk

mencapainya.

Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian: “Motivasi sebagai

proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau

kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan”.

Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan

sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara motivasi dengan strategi

pembelajaran. Hal ini dikarenakan oleh setiap pembelajaran yang dilakukan

dibutuhkan adanya motivasi yang tinggi untuk mencapai tingkat pengembangan

diri pada siswa.

Pada akhir kajian teori ini, peneliti menyimpulkan bahwa setiap pembelajaran

(32)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dan juga harus mempunyai strategi untuk mencapai kegiatan

pembelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan, jadwal tatap muka,

pengelolaan kelas, dan pendekatan terhadap siswa. Pada proses pembelajaran

khususnya pada vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri siswa di SMPN 1

Panumbangan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran pengajar diharapkan

mempunyai strategi untuk meningkatkan motivasi siswa. Karena pengembangan

diri itu merupakan sebuah wadah yang berfungsi untuk menyalurkan bakat dan

minat siswa, sehingga pengajar harus benar-benar mengarahkan siswa baik utnuk

individu maupun kelompok. Strategi untuk meningkatkan motivasi siswa sangat

diperlukan karena itu merupakan satu-satunya cara agar apa yang diharapkan

tercapai. Disamping itu motivasi siswa tidak akan cukup dengan strategi pengajar

tanpa adanya dorongan dari pihak luar yang menjadi motivasi siswa misalnya

dorongan dari keluarga, sahabat, dan pihak sekolah. Ketiganya itu sangatlah

penting untuk lebih meningkatkan motivasi siswa untuk giat berlatih dan

mengikuti kegiatan pengembangan diri sesuia dengan bakat dan minat khususnya

dibidang kesnian vokal grup.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara

bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru

terhadap anak didik akan menetukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu

mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan

mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam proses pembelajaran. Selain

menggunakan strategi untuk meningkatkan motivasi siswa, guru/pengajar harus

melakukan pendekatan terlebih dahulu. Menurut Zain dan Djamarah (2002:62)

ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran:

1. Pendekatan Individual

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.

2. Pendekatan Kelompok

(33)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini disadari bahwa anak didik adalah makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

3. Pendekatan Bervariasi

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinngi.

4. Pendekatan Emosional

Emosional adalah gejala jiwa yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.

Dari paparan di atas dijelaskan empat pendekatan dalam proses pembelajaran

yaitu:

1. Pendekatan individual

Pada pendekatan individual ini pengajar di haruskan mengetahui siswa secara

individu dari latar belakang, permasalahan yang dihadapi, hal-hal yang disukai

siswa dan tidak disukai siswa, hingga persoalan kesulitan belajar siswa.

2. Pendekatan Kelompok

Selain pendekatan individu, pengajar harus melakukan pendekatan

berkelompok. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat

ditumbuhkembangkan rasa social yang tinggi pada diri setiap anak didik. Anak

didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari

bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan

ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka

yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya dengan rela hati mau belajar dari

mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa rasa minder.

Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah

mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas

belajar pendukung, metode yang aka dipakai, dan bahan yang akan diberikan

kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena

itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus

(34)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pendekatan Bervariasi

Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar

menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Tetapi

dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan anak didik.

Bagaimana keingiunan mereka masing-masing. Dari sana guru bisa menggunakan

pendekatan bervariasi untuk selalu melakukan situasi yang kondusif, rileks, dan

santai.

4. Pendekatan Emosional

Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian

seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau

perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan

pengajaran.

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan

dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak adanya motivasi baik dari dalam

diri maupun dari luar. Untuk meingkatkan motivasi siswa dalam belajar

khususnya pada pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan pengajar

mempunyai stragtegi dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang dilakukan

oleh pengajar sehingga siswa tidak kaku, dan selalu terbuka dalam mengutarakan

pendapat atau perasaan yang dirasakan siswa karena motivasi belajar siswa

merupakan factor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.

E.Siswa

1. Perkembangan Siswa

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu

seseorang dari mulai lahir. Siswa SMP pada umumnya berusia sekitar 12-15

tahun. Pada usia ini siswa biasanya sudah mulai senang melakukan

percobaan-percobaan secara berkelompok dengan membuat hipotesis sendiri. Siswa sudah

(35)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keinginannya. Dalam teori Charlotte Buhler menafsirkan bahwa, masa remaja

sebagai masa kebutuhan isi mengisi. Individu menjadi gelisah dalam

kesunyiannya, lekas marah dan bernafsu dengan ini tercipta syarat-syarat untuk

kontak dengan individu lain.

Dari kutipan diatas terlihat bahwa pada masa ini siswa sudah berfikir bahwa

dirinya memiliki tingkat emosi yang labil dengan adanya keinginan yang harus

dipenuhi. Siswa pada usia ini sudah mulai menuntut kebebasan (tidak ingin lagi

diatur), ingin mandiri, selalu ingin mencoba sesuatu hal yang menurutnya baru,

bila melakukan sesuatu senang berkelompok, sehingga mudah terpengaruh oleh

teman. Keinginan untuk selalu mandiri dan selalu ingin mencoba memungkinkan

mereka mampu membuat hipotesis. Namun keputusan untuk menerima atau

menolak hipotesis menjadi lemah, karena mudah terpengaruh teman.

Teori Piget (dalam Yulianti, 2003:17) dijelaskan bahwa usia 12 tahun keatas

termasuk pada tahap operasi formal dimana setiap individu menggunakan variasi

yang lebih luas :

Salah satu cirri pada tahap operasi formal adalah perkembangan kemampuan untuk bernalar dan berfikir mengenai masalah hipotesis apa yang mungkin dan juga yang riil, dan kemampuan berfikir, mengenai kemungkinan serta

aktualisasi”

Dari kutipan diatas jelas bahwa pada masa ini anak sudah dapat berfikir abstrak

dengan membuat hipotesis-hipotesis pada setiap menghadapi sebuh persoalan.

Secara fisik baik perempuan maupun laki-laki mengalami perubahan hormonal

yang juga berpengaruh pada suaranya. Misalnya pita suara laki-laki mengalami

perubahan akibat proses hormonal tersebut, sehingga warna suara menjadi lebih

besar dan rendah. Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi seorang guru

musik yang mengajar vokal baik pada saat jam pelajaran berlangsung ataupun di

luar jam pelajaran. Untuk suara siswa laki-laki lebih baik diberikan materi lagu

dengan nada satu oktaf. Agar suara yang dihasilkan lebih baik dan siswapun tidak

merasa kesulitan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa

(36)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suara dari siswanya, agar materi lagu-lagu yang akan diberikan dalam

pembelajarasn sesuai dengan kemampuan mereka terutama yang berkaitan dengan

range suara itu sendiri.

2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP (12-15 tahun)

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Masa remaja

merupakan masa badai dan tekanan. Menurut Erickson masa remaja adalah masa

terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gunarsa (1989)

merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai

permasalahan pada diri remaja, yaitu:

a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi.

c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

d. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.

e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.

f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.

g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi.

i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat,

termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan

pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan

baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis,

fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya

banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.

Harold Alberty (dalam Makmun, 2007:130) menyatakan bahwa periode masa

(37)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa

kekanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya”.

Dalam rentangan periode yang cukup panjang (12-15 tahun) itu ternyata

terdapat beberapa indicator yang menunjukkan perbedaan yang berarti dalam

karakteristik dari beberapa aspek perilaku dan pribadi pada tahun-tahun terakhir

pada masa remaja itu. Fenomena perubahan-perubahan yang menonjol terjadi

dalam masa remaja, baik dibandingkan masa-masa sebelumnya maupun

sesudahnya mengundang banyak tafsiran. Menurut Hurlock (dalam Suprapto,

2012:17) mengungkapkan pengkategorian anak menurut usia dilihat dari berbagai

aspek, beliau mengkategorikan anak dengan klasifikasi sebagai berikut: masa

prenatal yaitu mulai dari konsepsi sampai lahir, masa mulai lahir sampai minggu

kedua, masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir tahun pertama, masa

kanak-kanak awal yaitu usia dua sampai enam tahun, masa kanak-kanak-kanak-kanak akhir yaitu usia

6-10/11 tahun, maasa pubertas yaitu 10/13 sampai 13/14 tahun masa remaja awal

yaitu 13/14/-17 tahun. Sehingga masa 12-15 tshun masuk pada kategori pubertas

hingga masuk remaja awal, masa ini anak-anak ada pada peningkatan pendidikan

SMP. Pada umumnya anak usia remaja SMP sudah mempunyai sebuah keinginan

yang didasari oleh faktor lingkungan. Keinginan meliputi rasa ingin tahu, mencari

jati diri, dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Maka dari itu pengajar harus

bisa melakukan pendekatan kepada siswa dengan cara masuk ke dunia mereka

jadi pnegajar tahu apa yang sedang trend dikalangan remaja pada saat itu, dan

apa yang siswa inginkan pada saat itu sehingga pengajar akan lebih mudah untuk

(38)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan, Jl. Raya

Panumbangan No.163. Kecamatan Panumbangan-kabupaten Ciamis.

B. Subjek Penelitian

Pada skripsi ini peneliti akan mendeskripsikan tentang atau bagaimana proses

pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1

Panumbangan-Ciamis. Penelitian dilakukan pada pengembangan diri vokal grup

di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis yang beralamat di Jl. Raya Panumbangan

No. 163 Panumbangan-Ciamis.

Penelitian ini difokuskan pada pengajar dan 5 orang murid vokal grup karena

anggota vokal grup di sekolah ini terdidi dari 5 orang dan itu merupakan bagian

dari paduan suara SMP Negeri 1 Panumbangan, dan juga seorang pengajar vokal

grup yang berpengaruh besar dalam kegiatan proses kegiatan pembelajaran vokal

grup ini.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh peneliti, maka peneliti menyusun dan mempersiapkan langkah-langkah

penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan

penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap ini sebelum penelitian dilaksanakan peneliti menyusun rancangan

yang dibuat, penyusunan rancangan ini berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti

(39)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek penelitian, kemudian peneliti meminta persetujuan dari pihak-pihak sekolah

(40)

Pada kegiatan ini dilakukan observasi awal terhadap sekolah mana yang akan

diteliti, hal ini dilakukan untuk memperoleh data awal dan menentukan subjek

penelitian yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Pada tahap ini peneliti

mempunyai kesempatan untuk menjalin hubungan sosial dengan pelatih

pengembangan diri vokal grup. Adapun hal yang terpenting dari tahap persiapan

ini adalah pendekatan personal untuk mendapatkan kenyamanan dalam

melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Panumbangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian selama 3 bulan dengan observasi

lansung ke lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran vokal

grup pada kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis.

Adapun proses terhadap tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data ini peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan, kemudian

wawancara dengan informan, dan mempelajari sumber-sumber tertulis melalui

studi kepustakaan dan instrument penelitian.

b. Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data-data

yang diperoleh dilapangan. Data dari hasil observasi dan wawancara yang telah

dilakukan kemudian dideskripsikan sambil melakukan pemilihan data yang

disesuaikan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian disusun seusai dengan

urutan pertanyaan penelitian.

c. Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah proses penelitian dilaksanakan peneliti kemudian membuat laporan

penelitian berupa hasil yang sebenar-benranya yang sudah peneliti peroleh berupa

catatan, hasil wawancara, dan dokumentasi kemudian dideskripsikan kedalam

(41)

D. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses

pembelajaran kegiatan vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis.

Penelitian ini mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan proses kegiatan

pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode

penelitian deskriptif pada hakekatnya merupakan penelitian dimana pengumpulan

data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan

keadaan dan kejadian yang sedang diteliti dengan melaporkan objek atau subjek

yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diteliti. Menurut Sukmadinata

(2009:72) “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar

yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.”

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan manipulasi, tetapi

menggambarkan suatu kondisi, kegiatan, keadaan, kejadian apa adanya sesuai

dengan apa yang sudah diteliti oleh peneliti. Data yang dikumpulkan bukan data

angka-angka melainkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian akan

berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran kejadian atau kondisi di

lokasi yang sudah diteliti.

Pengolahan data dalam penelitian ini diolah secara kualitatif. Penelitian

kualitatif bersifat natural, apa adanya sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Data yang didapat tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak

begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Seperti yang diungkapkan

oleh Sugiyono (2012:14) :

(42)

Pernyataan diatas menunjukan bahwa seluruh data yang diperoleh, diolah,

dianalisis, dan di interpretasikan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah

orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi

instrument, maka peneliti harus mempunyai bekal dan wawasan yang luas,

sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mendeskripsikan menjadi lebih jelas

dan bermakna. Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data

yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Langkah selanjutnya adalah

menyusun hasil penelitian dalam bentuk draft laporan skripsi. Masalah yang akan

diteliti adalah seperti apa proses kegiatan pembelajaran vokal grup pada kegiatan

pengambangan diri siswa di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis, dengan pola

ketertiban secara langsung antara pelatih dan para anggota vokal grup.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian

ini diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik data yang harus digali. Oleh karena itu data yang diperlukan berupa

informasi mengenai proses dilapangan, maka teknik yang dianggap tepat untuk

mengumpulkan data-data tersebut diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan pencatatan fenomena-fenomena yang telah

diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data

(Soeharto, 1993:117). Observasi dilakukan dengan mencarai data-data yang

diperlukan peneliti. Observasi juga sebagai teknik pengambilan data serta

mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu

wawancara dan angket. Observasi yang dilakukan dengan peneliti dalam proses

penelitian ini adalah observasi pasif. Artinya didalam proses pengumpulan data

ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan

secara langsung dengan kegiatan tersebut.

Observasi awal dengan mengunjungi langsung ketempat latihan vokal grup

SMP Negeri 1 Panumbangan yang dilakukan pada bulan oktober 2013,

(43)

yang ditentukan oleh pengajar dan peneliti. Jadwal rutinitas latihan kegiatan vokal

grup di SMP Negeri 1 Panumbangan dilakukan dua kali dalam minggu jam 13.00

WIB sampai jam 15.00 WIB. Sedangkan proses latihan tambahan untuk

menghadapi perlombaan berlangsung empat kali dalam satu minggu jam 13.00 s/d

selesai. Peneliti melakukan 8 kali observasi, mulai bulan Oktober sampai awal

Desember 2013 sebelum libur semester ganjil.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang di

wawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi

dan Suwandi, 2008:127). Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik

pengolahan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

menyangkut pembahasan untuk mendapatkan data-data yang lebih jelas dari apa

yang akan diamati. Menurut Patton (1980:197) dalam Basrowi dan Suwandi, ada

empat cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan

salah satu diantaranya adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, dengan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara ini bertujuan mencari

jawaban hipotesis. Untuk itu pertanyaan disusun secara ketat. Wawancara tak

terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan wawancara terstruktur.

Wawancara tidak terstrukur digunakan untuk menemukan informasi yang bukan

informasi tunggal. Hasil wawancara ini menekankan kekecualian, penyimpangan,

penafsiran yang tidak lazim. Perbedaan wawancara tidak terstruktur dan

wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan memberikan respons, yaitu

jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Responden biasanya terdiri atas mereka yang

dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas (Barsowi dan Suwandi, 2008:130).

(44)

peneliti menyusun

Gambar

Gambar Partitur 4.1
Gambar Partitur 4.3
Gambar  Partitur 4.5
Gambar Partitur 4.6
+6

Referensi

Dokumen terkait

dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “ Upaya Peningkatan Membaca Notasi Angka melalui Media Audio dalam Ekstrakurikuler Vokal

Penelitian yang dilakukan di SDN 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis ini didasari oleh alasan bahwa, tim drum band ini memiliki kualitas baik, tidak hanya mampu

Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian

Berdasarkan pertimbangan di atas, melihat adanya perbedaan teknik siswa dalam bermain bolavoli, kurangnya waktu latihan yang hanya dilakukan satu kali setiap

peserta didik dapat melihat kenapa hal tersebut terjadi dan bagaimana pemecahannya. Refresher Scan : baca kembali buku yang pernah di baca. Perhatikan setiap kali

Oleh sebab itu penelitian dalam pembelajaran praktek vokal di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Padang Gelugur ini disajikan oleh peneliti dalam bentuk materi di awalnya yang kemudian

Untuk bisa melakukan kemampuan bernyanyi dengan baik, dalam setiap pembelajaran vokal di sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum yang didalamnya terdapat

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran vokal dan hambatan apa saja yang dialami siswa-siswi dalam mempelajari seni