• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP KEPUTUSAN TAMU UNTUK MENGINAP DI THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA : Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP KEPUTUSAN TAMU UNTUK MENGINAP DI THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA : Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

(Survei Pada Tamu Individu yang Menginap

di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh:

YULVINA KUSUMA PUTRI 0807195

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ABSTRAK

Yulvina Kusuma Putri, 0807195, Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Tamu Untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa

(Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And

Spa). Skripsi 2014, dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S dan Dewi

Pancawati N., S.Pd., MM.

Perkembangan bisnis dewasa ini berkembang pesat seiring dengan perkembangan era globalisasi yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian dunia, industri pariwisata adalah salah satu diantaranya. Salah satu akomodasi yang penting dalam industri pariwisata adalah hotel karena merupakan sarana penunjang kegiatan pariwisata. Konsep dari boutique hotel berhasil mengalihkan minat konsumen untuk beralih ke konsep ini. Konsep boutique hotel telah ditetapkan pada beberapa hotel di Kota Bandung diantaranya The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa, The Amaroossa, Scarlet Dago Hotel, Grand Serela Setiabudhi, Asmila Boutique Hotel, Sukajadi Hotel, D’Batoe Boutique Hotel dan lain-lain. Tingkat hunian The Ardjuna Boutique Hotel and Spa terus mengalami penurunan, oleh karena itu Manajemen hotel menggunakan brand personality untuk meningkatkan keputusan menginap tamunya. Brand personality adalah himpunan karakteristik manusia yang terkait dengan merek. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh temuan mengenai brand personality, keputusan menginap dan pengaruh dari

brand personality terhadap keputusan menginap. Objek dalam penelitian ini

adalah tamu individu yang memutuskan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dan

metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik probability

sampling, serta jumlah sampel 100 responden. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik regresi linear berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20 for windows. Wawancara dan penyebaran angket sebagai teknik pengumpulan data. Temuan penelitian menunjukan bahwa brand personality dengan dimensi sincerity (X1), excitement (X2), competence (X3), sophistication (X4) dan ruggedness (X5) mempunyai pengaruh terhadap

keputusan menginap tamu yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran yang digunakan.

(3)

ABSTRACT

Yulvina Kusuma Putri, 0807195, Effect of Brand Personality To Guest Decision To Stay in The Ardjuna Boutique Hotel and Spa (Survey to individual guest who stay in The Ardjuna Boutique Hotel And Spa). Thesis 2014, Under guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S and Dewi Pancawati N., S.Pd., MM. The development of business is growing rapidly along with the development of globalization is a powerful influence on the world economy, the tourism industry is one of them. One important property is the tourism industry as a means of supporting tourism activities. The concept of boutique hotels managed to divert the interest of consumers to switch to this concept. The concept of boutique hotels have been established in several hotels in Bandung including The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, The Amaroossa, Scarlet Dago Hotel, Grand Serela Setiabudhi, Asmila Boutique Hotel, Sukajadi Hotel, D’Batoe Boutique Hotel and others. Occupancy rate The Ardjuna Boutique Hotel and Spa continues to decline, therefore the hotel management use brand personality to improve his decision to stay. Brand personality is the set of human characteristics associated with a brand. The purpose of this research are to findings the implementation of brand personality, stay-decision and effect of brand personality toward stay-decision. Objects in this study is the individual guest who staying at The Ardjuna Boutique Hotel and Spa. The type of study is descriptive and verivicative, the method of this study is explanatory survey with probability sampling technique, and using 100 sample of respondents. Data analysis technique using multiple linear regression techniques and using SPSS 20 for windows. Data collection techniques by interviews and distributing questionnaires. The result of this study is indicate that brand personality with sub dimension sincerity (X1), excitement (X2), competence (X3), sophistication (X4) and ruggedness (X5) are influence stay-decision which cosnsist of product choice, brand choice, dealer choice, purchase amount, purchase timing, and payment methode.

(4)

DAFTAR ISI

COVER Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Brand Personality ... 14

2.1.1.1 Brand Personality dalam Hospitality Marketing Mix ... 14

2.1.1.2 Definisi Brand Personality ... 18

2.1.1.3 Dimensi Brand Personality ... 23

2.1.2 Keputusan Menginap ... 24

2.1.2.1 Keputusan Menginap bagian dari Perilaku Konsumen ... 24

2.1.2.2 Konsep Keputusan Menginap ... 25

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Menginap ... 29

2.1.2.4 Dimensi Keputusan Menginap ... 31

2.1.3 Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Menginap ... 33

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 34

(5)

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 50

3.2.4.1 Populasi ... 50

3.2.4.2 Sampel ... 50

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 51

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 54

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 61

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis ... 62

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ... 64

3.2.7.2 Rancangan Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Tamu The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...70

4.1.1 Profil Perusahaan...70

4.1.1.1 Profil The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...70

4.1.1.2 Sejarah Singkat The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...71

4.1.1.3 Struktur Organisasi The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...72

4.1.1.4 Produk Yang Ditawarkan The Ardjuna Boutique Hotel And Spa..73

4.1.2 Karakteristik Responden ...76

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ....76

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir ...77

(6)

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal dan

Rata-rata Lama Menginap...80

4.1.2.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Tujuan Menginap dan Bersama Siapa Menginap...81

4.1.2.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi, Akan Kembali Menginap dan Akan Merekomendasikan Kepada Orang Lain ...83

4.1.2.7 Alasan Responden Memilih The Ardjuna Boutique Hotel And Spa Berdasarkan Tingkat Kepentingan ...84

4.2 Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...85

4.2.1 Sub Variabel Sincerity ...85

4.2.2 Sub Variabel Excitement...88

4.2.3 Sub Variabel Competence ...91

4.2.4 Sub Variabel Sophistication ...94

4.2.5 Sub Variabel Ruggedness ...96

4.2.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...98

4.3 Pelaksanaan Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ...101

4.3.1 Indikator Pilihan Produk...101

4.3.2 Indikator Pilihan Merek...103

4.3.3 Indikator Pilihan Distribusi ...105

4.3.4 Indikator Waktu Pembelian ...107

4.3.5 Indikator Jumlah Pembelian ...110

4.3.6 Indikator Metode Pembayaran ...111

4.3.7 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...114

4.4 Hasil Uji Asumsi Variabel ...116

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ...116

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ...118

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ...119

(7)

4.4.5 Model Persamaan Regresi Pengaruh Brand Personality Terhadap

Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ...122

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ...124

4.5.1 Temuan yang Bersifat Teoritik...124

4.5.2 Temuan yang Bersifat Empirik ...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...127

5.2 Saran ...128

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan bisnis dewasa ini berkembang pesat seiring dengan

perkembangan era globalisasi yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian

dunia, industri pariwisata adalah salah satu diantaranya. Kegiatan pariwisata

diyakini dapat membawa dampak yang sangat besar terhadap devisa Negara.

Kegiatan pariwisata juga bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat

internasional akan pentingnya pariwisata sebagai bagian dari pembangunan sosial,

budaya, ekonomi yang berkelanjutan.

Prospek pariwisata kedepan pun sangat menjanjikan bahkan memberikan

peluang yang besar. Pariwisata memainkan peran penting di kawasan Asia-Pasifik

dan menjadi kawasan yang mengalami pertumbuhan sektor pariwisata terbesar

pada tahun 2013, yaitu 6,5%. Sementara di Asia Tenggara pertumbuhan sektor

pariwisatanya lebih tinggi, yaitu 8,7% (Sumber: nasional.sindonews.com diakses

pada 18 Januari 2014).

Banyak negara bergantung dari industri pariwisata karena sebagai sumber

pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan.

Pertumbuhan ekonomi negara pun tak lepas dari kontribusi sektor pariwisata.

Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi

yang dipakai oleh pemerintah atau organisasi non-pemerintah untuk

mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan

perdagangan melalui penjualan barang dan jasa.

Indonesia merupakan bagian dari Asia Tenggara yang memiliki wilayah

paling luas. Wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke menyimpan

begitu banyak sumber daya yang luar biasa melimpah. Indonesia akan serius

menggarap sektor pariwisata karena kontribusinya yang besar dan merupakan

sumber devisa Negara. Di Indonesia sendiri pertumbuhan sektor pariwisata selalu

(9)

tahunnya. Berikut ini tabel yang menunjukan perkembangan jumlah wisman yang

datang ke Indonesia dari tahun 2010 hingga 2013, yaitu:

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2010-2013

TAHUN WISMAN

2010 7.002.944

2011 7.649.731

2012 8.044.462

2013 8.637.275

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 1.1 menunjukan jumlah kunjungan wisman dari tahun 2010-2013

mengalami pertumbuhan yang signifikan tanpa ada fluktuasi, dengan jumlah

wisman yang terus meningkat setiap tahunnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan, pada tahun 2014 target

kunjungan wisman adalah 9,2 juta orang dan 255 juta pergerakan wisata untuk

wisatawan nusantara (wisnus) (Sumber: travel.kompas.com diakses pada 10

Januari 2014).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan, industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling

terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan pariwisata memerlukan

akomodasi penunjang yang memadai untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Akomodasi merupakan salah satu usaha pariwisata menurut Undang Undang

Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009, yang keberadaannya tidak terpisahkan

dari kegiatan pariwisata yang juga merupakan ujung tombak roda perekonomian.

Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya di bidang akomodasi kepada

wisatawan, diperlukan perencanaan yang baik pula untuk peningkatan atau

penambahan jumlah akomodasi, peningkatan mutu dan jumlah tenaga kerja pada

akomodasi, khususnya tenaga-tenaga profesional di kepariwisataan sesuai dengan

(10)

Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

potensi wisata dan sumber daya yang cukup baik dilihat dari sarana/prasarana

yang tersedia. Hal ini berkolerasi dengan kebutuhan akan akomodasi baik bagi

wisman maupun wisnus yang berkunjung ke Jawa Barat. Berikut adalah data yang

menunjukan jumlah Hotel dan tamu per hari berdasarkan Provinsi di Pulau Jawa,

yaitu:

TABEL 1.2

JUMLAH HOTEL DAN TAMU PER HARI BERDASARKAN PROVINSI DI PULAU JAWA TAHUN 2013

PROVINSI

JUMLAH RATA-RATA TAMU PER HARI

USAHA KAMAR TEMPAT

TIDUR INDONESIA ASING JUMLAH

DKI Jakarta 185 32.297 45.161 16.684 8.462 25.146

Jawa Barat 229 20.894 34.738 15.487 1.917 17.404

Jawa Tengah 166 11.572 18.898 12.876 438 13.314

DI Yogyakarta 61 5.801 9.280 3.466 753 4.219

Jawa Timur 113 12.195 19.804 7.135 1.051 8.186

Banten 43 3.943 5.998 1.935 285 2.220

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 1.2 menunjukan Jawa Barat menempati posisi pertama pada jumlah

hotel, sebesar 229 usaha akomodasi, 20.894 kamar dan 34.738 tempat tidur.

Dengan rata-rata tamu per hari yang datang ke Jawa Barat sebanyak 17.404

wisatawan.

Letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota

negara Indonesia yaitu DKI Jakarta, menjadi salah satu nilai plus bagi

perkembangan pariwisata Jawa Barat. Selain merupakan pintu gerbang utama

Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan untuk Kota

Bandung dan sekitarnya. Disamping itu, keragaman daya tarik wisata (DTW)

yang dimiliki Kabupaten/Kota di Jawa Barat memberikan alternative pilihan

berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan yang berkunjung.

Pesatnya perkembangan pariwisata diikuti dengan pertumbuhan

akomodasi yang baik pula. Salah satu akomodasi yang penting dalam industri

(11)

Hotel menurut Hotel Properties Act dalam Vanessa Gaffar (2007:13), adalah

“Suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang

sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar

sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.

Jenis hotel terdiri dari hotel bintang dan non bintang. Klasifikasi hotel

bintang terdiri dari hotel bintang satu hingga lima sedangkan hotel non bintang

terdiri dari melati satu hingga tiga. Untuk klasifikasi hotel ini ditentukan oleh

Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengemukakan

bahwa sebagian besar pangsa pasar dikuasi oleh hotel kelas menengah yakni hotel

bintang tiga hingga bintang empat. Data mengenai jumlah hotel berbintang di

Kota Bandung yakni sebagai berikut :

TABEL 1.3

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG KLASIFIKASI HOTEL

JUMLAH HOTEL 2010 2011 2012 2013

Bintang 5 6 7 9 9

Bintang 4 19 22 23 24

Bintang 3 28 28 29 28

Bintang 2 16 18 22 22

Bintang 1 7 9 10 10

Jumlah 77 84 93 93

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2014

Tabel 1.3 menunjukan perkembangan hotel berbintang di Kota Bandung

terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2012 hingga tahun 2013

jumlah hotel berbintang di Kota Bandung dengan jumlah yang tetap sebanyak 93,

namun terdapat perbedaan pada jumlah hotel bintang 3 dan bintang 4. Pada tahun

2013 jumlah hotel dengan bintang 4 menjadi 24 naik 1 poin dari tahun

sebelumnya. Peningkatan jumlah hotel menjelaskan bahwa kebutuhan akan

akomodasi hotel menjadi prioritas utama bagi wisatawan yang berkunjung ke

(12)

Setiap Hotel berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk

wisatawan dan memenangkan kompetisi dari pesaingnya. Hal tersebut diikuti

dengan bermunculannya hotel-hotel baru di Kota Bandung, baik hotel dengan

local brand maupun international brand yang mengusung keunikannya

masing-masing. Berikut adalah gambar yang menunjukan persaingan antara hotel dengan

merek lokal dan merek internasional di Kota Bandung, yaitu:

Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2014

GAMBAR 1.1

PERSAINGAN HOTEL DENGAN MEREK LOKAL DAN HOTEL DENGAN MEREK INTERNASIONAL DI KOTA BANDUNG

Gambar 1.1 menunjukan hotel dengan merek lokal memegang pasar

dengan jumlah 92% dari keseluruhan hotel di Kota Bandung. Hotel dengan merek

lokal masih menjadi pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung

dengan menawarkan atmosphere yang berbeda dan harga yang bersaing bila

dibandingkan hotel dengan merek internasional.

Persaingan tersebut memotivasi beberapa hotel untuk berusaha

memberikan konsep-konsep yang unik dengan menampilkannya pada visual

merek agar dapat bertahan dan unggul dalam persaingan tersebut. Fenomena ini

melahirkan inovasi baru mengenai konsep hotel yang akan didirikan agar mampu

memasuki pasar dan dapat menarik minat wisatawan untuk beralih dari hotel yang

92% 8%

(13)

sebelumnya telah berdiri. Konsep yang sedang banyak diterapkan oleh hotel baru

maupun hotel yang melakukan revitalisasi adalah konsep “Boutique Hotel”.

Boutique hotel merupakan salah satu tipe hotel yang pertama kali

dipopulerkan pada tahun 1980’s di London, New York dan San Fransisco.

Boutique hotel memiliki karakteristik desain bangunan dan interior yang unik, up to date dan bergaya modern life style, tentunya dalam hal ini tidak hanya atmosfer

ruangan tapi juga konsep pelayanan serta fasilitas yang disediakan di desain untuk

memberikan kenyamanan bagi tamu hotel yang menginap.

Konsep dari boutique hotel berhasil mengalihkan minat konsumen untuk

beralih ke konsep ini. Konsep boutique hotel telah ditetapkan pada beberapa hotel

di Kota Bandung. Data boutique hotel di Kota Bandung disajikan sebagai berikut :

TABEL 1.4

HOTEL BERKONSEP BUTIK DI KOTA BANDUNG

NO NAMA HOTEL ALAMAT

1. Geulis Boutique Hotel Jl. Ir.H.Juanda No.129 Bandung

2. Arion Swiss-Bell Hotel Jl. Otto iskandardinata No. 16 Bandung 3. The Ardjuna Boutique and Spa Hotel Jl. Ciumbuleuit No. 152 Bandung

4. Asmila Boutique Hotel Jl. Setiabudhi No. 54 Bandung

5. D’Batoe Boutique Hotel Jl. Pasir Kaliki No. 78 Bandung

6. The Jayakarta Jl. Ir.H.Juanda No. 381 A Bandung 7. The Luxton Jl. Ir.H.Juanda No.18 Bandung

8. Padma Hotel Jl. Ranca Bentang 56-58 Bandung

9. The Silk Dago Boutique Hotel Jl. Ir.H.Juanda No. 392-394 Bandung 10. Horison Boutique Hotel Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 121 Bandung 11. The Palais Dago Hotel Jl. Ir.H.Juanda No. 90 Bandung

12. Grand Serela Setiabudhi Jl. Hegar Manah No. 9-15 Bandung

13. The Amaroossa Jl. Aceh No. 71A Bandung

14. Sukajadi Hotel Jl. Sukajadi No. 176 Bandung Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.4, boutique hotel terdiri dari Geulis Boutique Hotel,

Arion Swiss-Bell Hotel, The Ardjuna Boutique and Spa Hotel, Asmila Boutique

Hotel, D’Batoe Boutique Hotel, The Jayakarta, The Luxton, Padma Hotel, The

Silk Dago Boutique Hotel, Horison Boutique Hotel, The Palais Dago Hotel, Grand

Serela Setiabudhi, The Amaroossa dan Sukajadi Hotel. Hotel- hotel tersebut

(14)

berbintang, yaitu hotel bintang 3 dan hotel bintang 4 tergantung dari banyaknya

kamar.

Pertumbuhan boutique hotel terus berkembang, menjadikan para pengusaha jasa akomodasi hotel bersaing untuk memperbaharui produk yang

mereka jual dengan melakukan penambahan fasilitas, menempatkan brand

personality yang tepat, peningkatan kualitas pelayanan, serta melakukan berbagai

macam promosi. Biasanya hotel dengan konsep butik selalu menawarkan sesuatu

yang lebih kepada tamunya jika dibandingkan dengan menginap di hotel dengan

konsep lain pada umumnya.

Berikut data yang menunjukan ranking boutique hotel yang ada di Kota

Bandung berdasarkan pengalaman yang didapat oleh tamu selama menginap,

yaitu:

Sumber : Tripadvisor.com, Juni 2014

Posisi ranking dari data Tabel 1.5 ditentukan oleh tingkat popularitas hotel

di dalam database tripadvisor.com (sering diakses dan mendapatkan banyak

komentar serta penilaian mengenai fasilitas dan pelayanan secara menyeluruh)

(15)

pernah menginap di hotel tersebut diantaranya, kualitas pelayanan, nilai dan

manfaat yang didapat oleh tamu hotel, kualitas tidur, kebersihan, lokasi, kualitas

kamar, fasilitas pendukung seperti spa, dan kualitas sarapan yang diberikan. Hal

yang menarik dari data tersebut adalah posisi The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa yang hanya menempati urutan ke-enam, dikalahkan oleh boutique hotel

lainnya. Padahal The Ardjuna Boutique Hotel and Spa telah lama berdiri

dibandingkan dengan butik hotel lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat

rekomendasi dan hasil kalkulasi rating dari para reviewer masih rendah dari tamu

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa berada di lokasi strategis di kawasan

Jl. Ciumbuleuit Bandung yang letaknya berdekatan dengan kawasan wisata

belanja di Jl. Cihampelas, Jl. Setiabudhi dan Jl. Dago. Memiliki 77 kamar yang

dibagi menjadi 6 tipe kamar yaitu deluxe room, deluxe balcony, deluxe suite,

junior suite, royal suite dan grand royal suite dengan desain mewah berkonsep boutique hotel.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa merupakan sebuah hotel yang

melakukan re-branding pada tahun 2004 dari nama hotelnya yang terdahulu yaitu

Hotel Ardjuna Plaza. Keadaan Hotel Ardjuna Plaza terdahulu dapat dikatakan

kurang menguasai pangsa pasar di Kota Bandung dan tingkat penghunian kamar

(TPK) yang rendah menyebabkan manajemen Hotel Ardjuna Plaza memutuskan

untuk melakukan re-branding dan mengambil sebuah konsep boutique hotel.

Menurut pemilik hotel (Ir. Indra Ning Pujiarto), faktor penyebab

rendahnya tingkat penghunian kamar Hotel Ardjuna Plaza diantaranya adalah

pelayanan hotel yang kurang maksimal dalam memahami apa yang tamu hotel

inginkan dan butuhkan, fasilitas yang kurang lengkap untuk memenuhi kebutuhan

tamu hotel, arsitektur dan interior bangunan yang kurang menimbulkan

ketertarikan bagi wisatawan untuk menginap, serta personality yang dimiliki

Hotel Ardjuna Plaza yang kurang kuat.

Namun seluruh kelemahan yang dimiliki oleh Hotel Ardjuna Plaza

terdahulu telah dievaluasi dan dilakukan strategi-strategi baru untuk

(16)

occupancy hotel tersebut. Berikut merupakan data occupancy The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, yaitu:

TABEL 1.6

OCCUPANCY THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA

TAHUN OCCUPANCY (%) TARGET

2011 79,78 80%

2012 79,20 80%

2013 75,67 80%

Sumber: Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014

Tabel 1.5 menunjukkan occupancy The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

dari tahun 2011 hingga 2013 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2013 The

Ardjuna Boutique Hotel and Spa mengalami penurunan occupancy sebesar 3,53

poin dan pada tahun 2013 target yang telah ditetapkan oleh Management The

Ardjuna Boutique Hotel and Spa sebesar 80% pun tidak tercapai.

Penetapan target occupancy ini, diikuti dengan inovasi dan pengembangan

fasilitas di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa seperti salon dan pusat kebugaran

yang telah resmi dibuka pada April 2013 dengan harapan dapat memenuhi dan

menunjang kenyamanan tamu hotel. Salah satu pemasukan terbesar dari sebuah

hotel adalah dari segi penjualan kamar, dimana tingkat occupancy dapat dijadikan

tolak ukur keberhasilan hotel. Oleh sebab itu, keputusan menginap calon tamu

merupakan hal yang terpenting bagi sebuah industri hotel. Apabila keputusan

menginap calon tamu tinggi pada suatu hotel maka tingkat hunian tamu pada hotel

tersebut akan tinggi pula.

Meningkatnya tingkat hunian kamar merupakan tujuan utama dari industri

perhotelan yang diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan. Setiap

manajemen hotel berusaha memberikan persepsi-persepsi yang baik sebelumnya

kepada calon tamu untuk menciptakan keputusan menginap dan menggunakan

jasa di hotel tersebut. Banyak aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan

menginap oleh tamu. Tamu merupakan aspek terpenting dari industri perhotelan

yang selalu ingin memilih hotel terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan serta

(17)

Berikut adalah persentase tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa berdasarkan jenis tamu tahun 2013, yaitu:

Sumber: Front Office Department The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014

GAMBAR 1.2

PERSENTASE TAMU YANG MENGINAP DI THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA BERDASARKAN

JENIS TAMU TAHUN 2013

Berdasarkan Gambar 1.2, tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa terdiri dari tamu grup dan tamu individu. Tamu grup terbagi atas

dua kategori yaitu government dan corporate. Sedangkan tamu lainnya berasal

dari travel agent. Tamu grup biasanya memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan

MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) sedangkan tamu individu

biasanya memiliki tujuan untuk berlibur. Persentase tamu individu jauh lebih

sedikit jika dibandingkan dengan tamu grup dengan persentase mencapai 61%

atau sekitar 16.414 tamu, sedangkan tamu individu hanya 18% atau sekitar 4.932

tamu selama tahun 2013.

Faktor yang dapat mempengaruhi keputusan tamu untuk menginap sangat

beragam selain dari segi fasilitas yang ditawarkan, harga, lokasi, pelayanan yang

diberikan, brand personality yang disampaikan kepada konsumen memiliki

peranan yang sangat penting. Fokus utama The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

untuk meningkatkan keputusan tamu untuk menginap di hotel ini adalah dengan

menyampaikan brand personality hotel dengan baik kepada tamu. Branding dan

personality terkait satu sama lain, dimana sebuah merek tidak dapat dibangun atau

36% ( 9.757)

25% (6.657) 18% (4.932)

21% (5.606)

Government

Corporate

Individual Guest

(18)

bertahan tanpa pengenalan yang tepat di benak calon konsumen, sedangkan

personality di sisi lain tidak dapat bertahan tanpa merek yang kuat. Brand personality memerlukan strategi yang tepat agar produk mendapat tempat

tersendiri di dalam benak konsumen dan dapat bersaing dengan merek lain.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa menginginkan peningkatan jumlah

tamu dari tahun sebelumnya, oleh sebab itu pihak manajemen melakukan

beberapa kinerja pemasaran melalui strategi brand personality sebagai hotel butik

diantaranya dengan melakukan advertising di radio dan tv local di Bandung, email

blast, blackberry messengger blast, corporate social responsibility (CSR), internet marketing, dan media lainnya. Selain itu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

juga melakukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan keputusan menginap

tamu dan meningkatkan hunian kamar diantaranya dengan malakukan kegiatan

personal selling, direct selling, sales call ke beberapa perusahaan, institusi

pemerintah dan institusi pendidikan, sales promotion, advertising, corporate

sosial responsibility (CSR), flyering, serta kegiatan pemasaran lainnya.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa merupakan hotel yang melakukan re-branding pada tahun 2004 sebagai butik hotel. Masih banyak diantara wisatawan

masih awam dengan hotel ini, padahal The Ardjuna Boutique Hotel and Spa telah

berdiri cukup lama. Oleh karena itu manajemen hotel ingin menyampaikan brand

personality yang kuat, agar konsumen merasa dekat dengan brand The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dan memutuskan untuk menginap di hotel tersebut.

Menurut Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez dan Anna-Milena

Szemik, (2013: 331) brand personality adalah “the set of human characteristics associated with a brand” artinya "himpunan karakteristik manusia yang terkait dengan merek". Sedangkan menurut Ferrandi and Valette (2010:8) brand

personality sebagai seluruh sifat kepribadian yang digunakan untuk mencirikan

seseorang dan memiliki asosiasi dengan merek. Brand personality yang dilakukan

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ini berkaitan dengan cara yang dilakukan

manajemen agar dapat memberikan kesan positif kepada calon tamu serta

merefleksikan karakteristik dirinya terhadap merek hotel sehingga terjadi

(19)

Keberhasilan strategi brand personality dapat diukur melalui dimensi

sincerity atau ketulusan, excitement atau kegembiraan, competence atau

kemampuan, sophistication atau keduniawian dan ruggedness atau ketangguhan.

(Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez dan Anna-Milena Szemik (2013:331).

Sincerity tertuang dalam kejujuran dalam kualitas yang ditawarkan dengan

kenyataan, keaslian produk, dan keidentikan merek dengan sifat-sifat yang

sederhana, seperti ceria, berjiwa muda dan bersahabat. Dimana The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa yang merupakan hotel bintang 4 dengan konsep butik

hotel yang berada di tengah perkotaan dengan fasilitas yang lengkap mulai dari

fasilitas standart, hingga fasilitas yang tidak dimiliki hotel sekelas bintang 4

lainnya seperti salon, pusat kebugaran, spa dan karaoke.

Excitement tertuang dalam karakter unik dan imajinasi yang tinggi dalam

melakukan perbedaan dan inovasi. The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

menawarkan desain interior hotel yang mengusung kesan mewah, elegan dan

modern di setiap sudut hotel. Setiap kamar di desain dengan arsitektur bergaya

minimalis dan berkesan mewah. Dengan sentuhan kayu-kayu pada dinding dan

dan lantai kamar, kolam renang dengan tema hutan mini, executive music room

(karaoke), executive lounge, music lounge dan lobby lounge yang menyediakan

2500 jenis wine.

Competence yaitu mengacu kepada keamanan, kemudahan, kemampuan

untuk dapat diandalkan dan dipercaya oleh pelanggan. The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa dilengkapi dengan fasilitas CCTV di setiap sudut hotel kecuali

kamar, security check dilakukan dari satu pintu masuk, petugas security pun

bertugas 24 jam, letak hotel pun mudah untuk dijangkau karena letaknya yang

stategis berada di pusat kota dengan lingkungan sekitar hotel yang aman, asri,

ramah lingkungan dan udara yang sejuk. Kemudahan lain yang dapat dinikmati

tamu yaitu kemudahan online booking di www.theardjunahotels.com, fasilitas

room service yang dilakukan 24 jam, pick up service, valet car parking, wake up service, free internet access disemua area, laundry and dry clean dan drug store.

Sophistication dimana karakteristik yang berkaitan dengan eksklusifitas

(20)

yang mempesona yang ditawarkan pada pelanggan. The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa sebagai hotel bintang 4 dengan konsep butik hotel memiliki arsitektur

dan desain interior hotel yang unik dan berbeda dengan hotel lainnya dengan

mengusung kesan mewah, elegan dan modern di setiap sudut hotel.

Ruggedness dimana karakteristik yang tangguh dan dikaitkan dengan

kinerja karyawan yang mampu memenuhi segala keinginan, kebutuhan dan

keluhan yang tamu sampaikan. Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

selalu terbuka dalam menerima masukan dan keluhan yang tamu sampaikan.

Dengan memberikan comment card kepada tamu yang menginap, diharapkan

dapat memenuhi keinginan dan memperbaiki kekurangan yang dilakukan pihak

hotel.

Berdasarkan uraian di atas untuk menilai adanya pengaruh brand

personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa terhadap keputusan untuk

menginap, maka dirasakan perlu untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Tamu Untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa(Survei pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tanggapan Tamu akan Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Bagaimana Keputusan Tamu untuk Menginap di The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa.

3. Bagaimana Pengaruh Brand Personality terhadap Keputusan Tamu untuk

Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

(21)

1. Tanggapan Tamu akan Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Keputusan Tamu untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

3. Pengaruh Brand Personality terhadap Keputusan Tamu untuk Menginap di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan baik secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata terfokus pada

brand personality terhadap keputusan menginap di dalam industri hotel

serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan

ilmu pemasaran. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi bagi pihak lain, untuk mengetahui perkembangan dan

fenomena kepariwisataan terutama di dalam industri perhotelan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi

pihak Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa mengenai

pengaruh brand personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dalam

meningkatkan keputusan menginap tamu. Sehingga dapat menjadi bahan

masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan serta

mempertahankan eksistensi didalam usaha industri perhotelan. Penelitian

ini juga dapat menjadi pengetahuan dan motivasi bagi kemajuan di industri

perhotelan, khususnya yang ada di Bandung. Dan juga sebagai masukan

(22)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya

pengaruh brand personality terhadap keputusan menginap. Adapun yang menjadi

objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variable adalah brand

personality (X) yang terdiri dari sincerity, excitement, competence, sophistication

dan ruggedness. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variable

ialah keputusan menginap tamu di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa (Y) yang

terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan distribusi, waktu pembelian,

jumlah pembelian dan metode pembayaran.

Menurut Sugiyono (2012:39), independent variable atau variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau

timbulnya dependent variable (terikat).

Penelitian ini dilakukan di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dengan

unit analisis penelitian ini adalah tamu individu yang menginap di The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa. Berdasarkan waktu penelitian yang kurang dari satu

tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method.

Cross sectional menurut Husein Umar (2008:45) yaitu: “metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun tertentu (tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”. Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh brand personality terhadap

keputusan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tujuan penelitian dan variabel-variabel yang diteliti, maka

jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2010:11)

menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

(23)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel

yang lain”. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran secara keseluruhan mengenai brand personality terhadap keputusan

menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

Adapun penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2009:8)

“Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan. Dimana pengujian

hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”. Dalam

penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data

di lapangan, mengenai pengaruh brand personality terhadap keputusan menginap

di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif maka metode yang digunakan adalah explanatory survey. Menurut Ker

Linger dalam Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan

langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui

pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Utama dan Mahadewi (2012: 45) operasional adalah definisi

yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati

(diobservasi), konsep yang dapat diamati atau dapat diobservasi merupakan hal

yang sangat penting. Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti, merupakan

ciri yang melekat pada objek penelitian tersebut (Utama dan Mahadewi, 2012:34).

Dalam penelitian ini, variabel yang dioperasionalisasikan adalah brand

(24)

sebagai variabel dependent. Secara lengkap operasionalisasi variabel dapat dilihat

Brand personality is “the set of human characteristics associated with a brand”. Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez and Anna-Milena Szemik (2013: 330)

(25)

Hard work ing

Good look ing  Tingkat kenyamanan

hotel saat menginap Ordinal D.2

Charming

fasilitas outdoor Ordinal E.1

Tough

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar benar memilih suatu produk untuk dibeli. Kotler & Keller (2012:161)

(26)

tujuan lain.

metode pembayaran Ordinal K.1

Kemudahan melakukan pembayaran

 Tingkat kemudahan

(27)

(2012:161) Ketertarikan

Sumber : Dari berbagai literatur dan pengolahan data, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh,

Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data

disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi,

maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan

sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Husein Umar (2009:42) menjelaskan bahwa:

1. Data Primer

”Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik

individu atau perseorang seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”. Dengan kata lain data

primer diperoleh secara langsung.

2. Data Sekunder

“Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”.

Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang akan digunakan

dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan data dalam

(28)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

NO JENIS DATA SUMBER DATA

DATA SEKUNDER

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Mancanegara ke Indonesia Badan Pusat Statistik 2014

2. Jumlah Akomodasi dan Rata-rata

Tamu di Pulau Jawa Badan Pusat Statistik 2014

3. Jumlah Hotel Berbintang di Kota Bandung

Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung 2013

4. Persaingan Hotel Lokal dan Hotel Internasional di Kota Bandung

Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung 2014

5. Boutique Hotel Ranking in Bandung Tripadvisor.com 2014

6. Room occupancy The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

Management The Ardjuna Boutique Hotel and Spa 2014

7. Klasifikasi Tamu Yang Menginap di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

Front Office Department The

Ardjuna Boutique Hotel and

Spa 2014 DATA PRIMER

9. Karakteristik Tamu

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

10.

Tanggapan Tamu mengenai Brand

Personality The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

11.

Tanggapan Responden terhadap Keputusan menginap The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

Sumber: Hasil pengolahan data, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi

merupakan langkah yang penting. Populasi bukan hanya sekedar orang, tetapi

(29)

ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki subjek atau objek itu.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh tamu individu yang memutuskan menginap di The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa pada tahun 2013 sebanyak 4.932. (Sumber: The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014)

3.2.4.2 Sampel

Dalam suatu penelitian, tidak mungkin untuk meneliti semua populasi

karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, peneliti dapat

mengambil sebagian objek populasi yang disebut sampel.

Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian dari tamu individu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa. Dalam

menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, maka

dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:59) yaitu

sebagai berikut:

Rumus : n = N 1+ Ne2 Keterangan

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir

Perhitungan Rumus Slovin : n = Sampel

N = 4.932 e = 10% n = N

(30)

Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Slovin

dengan tingkat kelonggaran sebesar 10% maka diperoleh ukuran sampel (n) di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa minimal sebesar 98 responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:81), ”Teknik sampel adalah merupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value)”.

Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling (Sugiyono, 2011:117). Probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling

meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive

sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah systematic random

sampling untuk populasi bergerak (mobile sampling) yang termasuk ke dalam nonprobability sampling.

Sugiyono (2011:84) mengemukakan bahwa “metode pengambilan acak

sistematis adalah metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan jarak

atau interval tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diuraikan”. Dengan

demikian tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population

target) merupakan syarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dan metode acak sistematis.

Adapun langkah-langkah dalam tekik pengambilan sampel ini adalah

dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan tamu yang akan dijadikan objek penelitian yaitu tamu

individu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point pada objek yang akan

diteliti, dalam penelitian ini adalah lobby The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa.

(31)

4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil.

5. Pada hari yang ditentukan pada check point, teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan cara membagikan kuesioner.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk

kepentingan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:37) menjelaskan bahwa terdapat

dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen

penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas

pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu:

1. Wawancara

Sugiyono (2010:194) mengemukakan bahwa ”Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil”. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada Departemen

Sales and Marketing dan Manager Front Office The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung

terhadap objek yang diteliti yaitu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa,

khususnya mengenai brand personality yang dilaksanakan.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner tertutup

dimana telah disediakan jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih

(32)

kuesioner adalah tidak memerlukan hadirnya peneliti, dapat dibagikan secara

serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh responden menurut

kecepatannya masing-masing, menurut apa yang responden rasakan, dan

menurut waktu kesenggangan responden, dapat dibuat berstandar sehingga

bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian ini adalah tamu

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

4. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data juga dilakukan dengan studi literatur yaitu

pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku atau jurnal, home

page atau website guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan

teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian dan

variabel yang diteliti yaitu brand personality dan keputusan menginap.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data adalah hal yang terpenting karena data

merupakan gambaran dari variabel yang diteliti juga fungsinya sebagai

pembentukan hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil

penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya

instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Penelitian ini menggunakan data

ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu

ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successiveinterval (MSI). Pengujian validitas dan realibilitas pada penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:145) yang dimaksud dengan validitas

(33)

   

Menurut Sugiyono (2010:172) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan

antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

yang diteliti.

Setelah data diubah menjadi data interval, maka dapat dilakukan pengujian

validitas. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dari suatu

instrumen adalah rumus korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh

Pearson sebagai berikut :

Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan

dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk

memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi:

TABEL 3.3

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

(34)

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah

skor faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

perbandingan tingkat signifikansi. Berikut ini keputusan pengujian validitas

instrumen:

1. Jika tingkat signifikansi < 0,05 (level of significant 5%) maka instrumen

dikatakan valid.

2. Jika tingkat siginfikansi > 0,05 (level of significant 5%) maka instrumen

dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for

windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian dari item pertanyaan yang diajukan peneliti

sebagai berikut.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

NO. PERTANYAAN SIG KETERANGAN

BRAND PERSONALITY (X)

Sincerity (X1)

A1. Keserdehanaan sikap karyawan ketika

melayani tamu 0.000 Valid

A2. Kejujuran karyawan ketika menyampaikan

produk hotel 0.001 Valid

A3. Ketulusan karyawan ketika melayani tamu 0.017 Valid

A4. Kemampuan karyawan memberikan apa yang

tamu harapkan 0.081 Tidak Valid

A5. Kenyamanan hotel 0.013 Valid

A6. Keaslian produk yang dimiliki hotel 0.000 Valid

A7. Kemampuan karyawan dapat menyenangkan

tamu 0.001 Valid

A8. Keramahan karyawan ketika melayani tamu 0.000 Valid

Excitement (X2)

B1. Kemenarikan interior dan eksterior hotel 0.453 Tidak Valid

B2. Kemampuan semangat karyawan saat melayani

tamu 0.086 Tidak Valid

B3. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang mengagumkan 0.007 Valid

B4. Keimajinatifan produk hotel 0.001 Valid

(35)

B6. Keuptodatean produk hotel 0.002 Valid

B7. Kemampuan menampilkan konsep tersendiri

dibanding hotel lain 0.000 Valid

B8. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

bergaya masa kini 0.000 Valid

Competence (X3)

C1. Kehandalan karyawan ketika melayani tamu 0.031 Valid

C2. Kemampuan karyawan memberikan kepuasan

kepada tamu 0.019 Valid

C3. Keamanan hotel 0.371 Tidak Valid

C4. Kemampuan karyawan menampilkan diri

sebagai karyawan cerdas dan inovatif 0.003 Valid

C5. Kemampuan karyawan dalam bekerjasama

dengan baik 0.061 Tidak Valid

C6. Kemampuan karyawan memenuhi harapan

tamu 0.000 Valid

C7. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang terbaik 0.010 Valid

C8.

Kemampuan karyawan menampilkan diri sebagai karyawan yang yakin memenuhi keinginan tamu

0.001 Valid

Sophistication (X4)

D1. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

eksklusif 0.000 Valid

D2. Kenyamanan hotel saat menginap 0.002 Valid D3. Kemampuan karyawan dalam berpenampilan 0.000 Valid D4. Keanggunan karyawan ketika melayani tamu 0.003 Valid D5. Ketenangan lingkungan disekitar hotel 0.000 Valid

Ruggedness (X5)

E1. Kemenarikan fasilitas outdoor 0.000 Valid

E2. Kesesuaian hotel dalam memenuhi kebutuhan

tamu 0.000 Valid

KEPUTUSAN MENGINAP (Y) Pilihan Produk (Y1)

F1. Kenyamanan kamar yang tersedia 0.000 Valid

F2. Variasi jenis kamar yang tersedia dibandingkan

dengan akomodasi lainnya 0.024 Valid

F3. Daya tarik fasilitas lain selain kamar 0.012 Valid

Pilihan Merek (Y2)

G1. Citra The Ardjuna Boutique Hotel sebagai

(36)

Pilihan Distribusi (Y3)

H1. Kemudahan akses menuju The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa 0.016 Valid

H2. Kestrategisan lokasi The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa 0.030 Valid

H3. Ketersediaan saluran reservasi yang beragam 0.000 Valid

Waktu Pembelian (Y4)

I1. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekday 0.000 Valid I2. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekend 0.000 Valid I3. Ketertarikan tamu menginap pada saat holiday 0.000 Valid

I4. Ketertarikan tamu menginap pada saat ada

promosi 0.000 Valid

Jumlah Pembelian (Y5)

J1. Lamanya menginap (length of stay) dalam satu

kali kunjungan 0.000 Valid

J2. Frekuensi tamu menginap dalam satu bulan 0.014 Valid

Metode Pembayaran (Y6)

K1. Keragaman metode pembayaran 0.033 Valid

K2. Kemudahan melakukan pembayaran 0.013 Valid

K3.

Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui tunai 0.000 Valid

K4. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui debit/credit card 0.000 Valid

K5. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran di

muka (DP) 0.914 Tidak Valid

Sumber : Hasil pengolahan data, 2014

Berdasarkan hasil pengujian validitas menggunakan SPSS 20 for windows,

dari seluruh item pertanyaan terdapat enam item pertanyaan yang dinyatakan tidak

valid yaitu item pertanyaan nomor A.4 dengan tingkat signifikansi 0.081, nomor

B.1 dengan tingkat signifikansi 0.453, nomor B.2 dengan tingkat signifikansi

0.086, nomor C.3 dengan tingkat signifikansi 0.371, nomor C.5 dengan tingkat

signifikansi 0.061 dan K.5 dengan tingkat signifikansi 0.914. Ke-enam item

pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid karena tingkat signifikansi melebihi

dari 0,05. Dengan demikian seluruh instrumen pertanyaan diuji kembali dengan

tidak mengikutsertakan ketiga item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, maka

(37)

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

NO. PERTANYAAN SIG KETERANGAN

BRAND PERSONALITY (X) Sincerity (X1)

A1. Keserdehanaan sikap karyawan ketika

melayani tamu 0.000 Valid

A2. Kejujuran karyawan ketika menyampaikan

produk hotel 0.001 Valid

A3. Ketulusan karyawan ketika melayani tamu 0.017 Valid

A5. Kenyamanan hotel 0.013 Valid

A6. Keaslian produk yang dimiliki hotel 0.000 Valid

A7. Kemampuan karyawan dapat menyenangkan

tamu 0.001 Valid

A8. Keramahan karyawan ketika melayani tamu 0.000 Valid

Excitement (X2)

B3. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang mengagumkan 0.007 Valid

B4. Keimajinatifan produk hotel 0.001 Valid

B5. Keunikan produk hotel 0.010 Valid

B6. Keuptodatean produk hotel 0.002 Valid

B7. Kemampuan menampilkan konsep tersendiri

dibanding hotel lain 0.000 Valid

B8. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

bergaya masa kini 0.000 Valid

Competence (X3)

C1. Kehandalan karyawan ketika melayani tamu 0.031 Valid

C2. Kemampuan karyawan memberikan kepuasan

kepada tamu 0.019 Valid

C4. Kemampuan karyawan menampilkan diri

sebagai karyawan cerdas dan inovatif 0.003 Valid

C6. Kemampuan karyawan memenuhi harapan

tamu 0.000 Valid

C7. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang terbaik 0.010 Valid

C8.

Kemampuan karyawan menampilkan diri sebagai karyawan yang yakin memenuhi keinginan tamu

0.001 Valid

Sophistication (X4)

D1. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

eksklusif 0.000 Valid

(38)

D5. Ketenangan lingkungan disekitar hotel 0.000 Valid

Ruggedness (X5)

E1. Kemenarikan fasilitas outdoor 0.000 Valid

E2. Kesesuaian hotel dalam memenuhi kebutuhan

tamu 0.000 Valid

KEPUTUSAN MENGINAP (Y) Pilihan Produk (Y1)

F1. Kenyamanan kamar yang tersedia 0.000 Valid

F2. Variasi jenis kamar yang tersedia dibandingkan

dengan akomodasi lainnya 0.024 Valid

F3. Daya tarik fasilitas lain selain kamar 0.012 Valid

Pilihan Merek (Y2)

G1. Citra The Ardjuna Boutique Hotel sebagai

Boutique Hotel 0.000 Valid

Pilihan Distribusi (Y3)

H1. Kemudahan akses menuju The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa 0.016 Valid

H2. Kestrategisan lokasi The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa 0.030 Valid

H3. Ketersediaan saluran reservasi yang beragam 0.000 Valid

Waktu Pembelian (Y4)

I1. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekday 0.000 Valid I2. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekend 0.000 Valid I3. Ketertarikan tamu menginap pada saat holiday 0.000 Valid

I4. Ketertarikan tamu menginap pada saat ada

promosi 0.000 Valid

Jumlah Pembelian (Y5)

J1. Lamanya menginap (length of stay) dalam satu

kali kunjungan 0.000 Valid

J2. Frekuensi tamu menginap dalam satu bulan 0.014 Valid

Metode Pembayaran (Y6)

K1. Keragaman metode pembayaran 0.033 Valid

K2. Kemudahan melakukan pembayaran 0.013 Valid

K3. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui tunai 0.000 Valid

K4. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui debit/credit card 0.000 Valid

(39)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data,

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya

dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Menurut Sugiyono (2011:183)

“Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama

atau konsisten”. Dalam pandangan positifistik, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang

sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau

sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach

alpha, yaitu:

{ } { ∑ }

(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi, 2008:171)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= varians total

∑ = jumlah varians butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap

butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

∑ ∑

(Husein Umar, 2008:172)

n = jumlah sampel

= jumlah varians

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum

digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen

Gambar

TABEL 1.2 JUMLAH HOTEL DAN TAMU PER HARI BERDASARKAN PROVINSI
TABEL 1.3 JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG
GAMBAR 1.1 PERSAINGAN HOTEL DENGAN MEREK LOKAL DAN HOTEL
TABEL 1.4 HOTEL BERKONSEP BUTIK DI KOTA BANDUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hukum adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup di dalam masyarakat adat suatu daerah dan akan tetap hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum adat yang telah

(2007) menyatakan bahwa 1g kayu manis selama 3 bulan tidak mempengaruhi kadar insulin plasma walaupun terjadi peningkatan sebesar 12,4% dan uptake glukosa ke dalam

Bagi Tim Demo dengan Self efficacy yang rendah disarankan untuk diberikan konseling agar dapat meningkatkan self efficacynya dan diberikan training mengenai salesmanship

Perihal Obat dengan Berbagai Bentuk Sediaannya.. Medan: Universitas Sumatera

KEMENTERI AN TENAGA KERJA DAN TRANSMI GRASI BADAN PENELI TI AN, PENGEMBANGAN DAN I NFORMASI. LAMPI RAN

Nama sediaan : Kapsul Piroksikam.. Zat berkhasiat : 20 mg Piroksikam

Dari permasalahan di atas, timbul gagasan untuk merancang sebuah sistem peramalan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan jumlah penumpang kereta api dan menganalisis parameter –