MENINGKATKAN KEMAMPUAN KESEIMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di RA Ulul Albab Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh Cucu Yuniar
1010060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAKUSIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
Meningkatkan Kemampuan
Keseimbangan Anak Taman
Kanak-Kanak Melalui Bermain
Papan Titian
Oleh Cucu Yuniar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Cucu Yuniar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KESEIMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN
Cucu Yuniar, 1010060
Penelitian ini dilakukan berasarkan dari pengamatan penulis bahwa kemampuan keseimbangan anak kelompok B di RA Ulul Albab masih belum optimal. Keseimbangan tubuh mempunyai peranan penting karena apabila anak yang keseimbangannya terpenuhi maka penguasaan terhadap gerak motorik kasar akan terbentuk secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan anak kelompok B di RA Ulul Albab melalui bermain papan titian. Subyek Penelitian ini anak kelompok B dengan jumlah 12 orang anak terdri dari 8 orang anak perempuan dan 4 orang anak laki-laki. Bentuk penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, sebanyak dua siklus setiap siklus terdiri dari dua tindakan yang meliputi empat tahap, tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. tehnik pengumpulan data meliputi observasi dokumentasi dan catatan lapangan. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan berdiri dengan satu kaki, berjalan sambil berjinjit, berjalan di atas papan titian. dari hasil penelitian hampir semua anak mengalami peningkatan yang berarti. Siklus I dan siklus II kategori paling rendah naik 75% dan kategori tertinggi naik sebanyak 25% . Dengan perbaikan yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa bermain papan titian dapat membantu meningkatkan kemampuan keseimbangan anak. peneliti mengharapkan pada para pendidik dan orang tua agar dapat menerapkan bermain papan titian sebagai stimulasi bagi anak dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...i
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMAKASIH...iii
DAFTAR ISI...iv
ABSTRAK...v
BAB I PENDAHULUAN...vi
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR...ix
DAFTAR GRAFIK...x
PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian...5
D. Manfaat Penelitian...5
E. Sistematika Penulisan...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Motorik Kasar...8
1. Pengertian Motorik Kasar...8
2. Faktor Perkembangan Motorik Kasar...9
3. Sasaran Perkembangan Motorik Kasar...10
B. Konsep Keseimbangan...12
1. Pengertian Keseimbangan...12
2. Tujuan Pembentukan Keseimbangan...12
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Komponen Pengontrol Keseimbangan...15
C.Konsep Bermain...17
1. Pengertian Bermain...17
2. Manfaat Bermain Bagi Anak...18
BAB III METODELOGI PENELITIAN...26
A. Subjek Dan Lokasi Penelitian ...26
B. Metode Penelitian ...26
C. Desain Penelitian ...28
D. Definisi Oprasional...33
E. Instrumen Penelitian ...34
F. Proses Pengembangan Instrumen...34
G. Tehnik Pengumpulan Data...36
H. Analisis Data...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...41
A. Hasil Penelitian...41
1. Kondisi Objektif Kemampuan Keseimbangan Anak...41
2. Penerapan Bermain Papan Titian...46
3. Kondisi Akhir kemampuan Keseimbangan Setelah Tindakan...74
4. Peningkatan Kemampuan Keseimbangan Anak…...82
B. Pembahasan Hasil Penelitian...83
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...89
A. Simpulan ...89
B. Rekomendasi...90
DAFTAR PUSTAKA...91
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL Tabel
3.1 Kisi- kisi Instrumen Penelitian...35
4.1 Observasi Kemampuan Keseimbangan Anak prasiklus...42
4.2 Data Observasi kemampuan keseimbangan Prasiklus...45
4.3 Langkah- langkah Kegiatan pada siklus I tindakan I...48
4.4 Langkah-langkah Kegiatan Pada Siklus I tindakan II...54
4.5 Langkah-langkah Kegiatan pada siklus II tindakan I...61
4.6 Langkah-langkah Kegiatan Pada Siklus II tindakan II...68
4.7 Observasi Kemampuan Keseimbangan Pasca siklus I...74
4.8 Data Observasi Kemampuan Keseimbanan pasca siklusI...76
4.9 Observasi Kemampuan Keseimbangan pasca siklus II...78
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Bentuk Papan titian ...23
2.2 Bentuk Papan titian...23
3.1 Siklus model spiral ...30
4.1 Anak terlihat jatuh pada kegitan siklus I...53
4.2 Anak terlihat jatuh ketika berjalan menyamping...53
4.3 Anak mulai terkondisikan...59
4.4 Anak terlihat tertib ketika melakukan kegiatan...60
4.5 Anak pemalu muli berani...60
4.6 Anak Berjalan di atas papan titian yang lebih tinggi...67
4.6 Anak berjalan di atas papan titian lurus...73
4.8 Anak berjalan di atas papan titian zigzag...73
4.9 Anak berjalan di papan titian berayun...74
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK Grafik
4.1 Kemampuan anak sebelum tindakan ... 48
4.2 Kemampuan anak pasca siklus I ... 80
4.3 Kemampuan anak pasca siklus II... 84
4.4 grafik perbandingan kemampuan prasiklus pasca siklis siklus I
1
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia TK merupakan usia yang sangat berharga bagi kehidupan individu.
Solehudin (2000:42) menjelaskan bahwa anak usia prasekolah adalah individu
yang sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat
dan fundamental. Pada usia ini aspek-aspek perkembangan yang meliputi
perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, dan sosial anak
berkembang sangat pesat.
Perkembangan motorik kasar anak menurut Yudha & Rudyanto
(2004:143) adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayai sampai dewasa
yang melibatkan berbagai aspek prilaku dan kemampuan gerak. Perkembangan
motorik kasar pada anak memerlukan adanya bantuan dari para pendidik di
lembaga pendidikan anak usia dini yaitu dari sisi apa yang di bantu, bagaimana
membantu yang tepat, jenis latihan apa yang aman bagi anak sesuai dengan
tahapan usia, kegiatan permainan dan latihan motorik apa yang menyenangkan
bagi anak.
Menurut Sujiono dkk (2009:1.5) apabila anak tidak mampu melakukan
gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep
diri yang negatif dalam melakukan gerakan fisik. Sujiono juga menjelaskan
perkembangan fisik yang baik akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari dan
akan menentukan keterampilanya dalam bergerak. Oleh karena itu kemampuan
gerak perlu dikuasai oleh anak.
Menurut Hurlock (1997:151) perkembangan motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerak yang terkoordinasi, Pada awalnya ketika
seorang anak itu lahir berada dalam kondisi ketidakberdayaan akan tetapi kondisi
tersebut berubah secara cepat, Setelah usia 5 tahun terjadi perkembangan yang
2
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengendalikan gerakan yang kasar. Sejalan dengan pendapat diatas Yudha&
Rudyanto (2004) juga mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar melibatkan
otot-otot besar yang digunakan untuk berjalan, berlari, melompat, berenang dan
sebagainya. Untuk menguasai kemampuan gerak, seorang anak memerlukan
keseimbangan tubuh.
Menurt Gallahue & Ozmun (1997) keseimbangan merupakan kemampuan
untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai
posisi, keseimbangan adalah dasar untuk semua gerakan yang dipengaruhi oleh
stimulasi visual, sentuh kinestetis dan vestibular. Gallaheu & Ozmun (1997) juga
menjelaskan Keseimbangan mempunyai peran yang penting dalam
perkembangan fisik motorik karena ketika seorang anak bergerak ia harus
menyadari keberadaan dirinya dan kondisi lingkungan nya, mereka harus
memanfaatkan indranya, mengontrol keseimbangannya, mengetahui ruang gerak
dan mengetahui bagian-bagian tubuh yang di gerakannya. Seperti yang di
ungkapkan Furth & Wachs (1977:95)
“ if child has not achieved balance, he may have dificulity orienting himselp in space and may continually need to readjust his postural set. This constant readjustment is stressful and lowers his eficiency in the classroom situation.”
Sementara Yudha dan Rudyanto (2004) berpendapat bahwa keseimbangan
merupakan keadaan seimbang antara tenaga yang berlawanan dengan menjaga
pusat berat badan. Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahan kan pusat
gravitasi pada bidang tumpu ketika berada dalam satu posisi. Dengan demikian
ketika anak dapat menyeimbangkan tubuhnya maka ia akan mampu menstabilkan
dan meningkatkan efisiensi gerakan tubuhnya.
Sujiono (2009) mengatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan
keseimbangan rendah, maka ia akan menjadi ragu dalam bermain belari,
memanjat, bergelantung selain itu anak akan memiliki masalah dengan dirinya.
Sementara Furth & Wachs (1997:95) berpendapat bahwa anak yang memiliki
3
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistem syaraf seperti masalah penglihatan, kelainan tulang, meladaption prilaku
dan bahkan kerusakan gigi.
Berdasarkan pendapat di atas maka penting sekali menstimulasi
keseimbangan anak usia TK. Karena apabila anak yang keseimbangan nya
terpenuhi otomatis penguasaan terhadap gerak motorik kasar akan terbentuk
secara optimal. Merupakan tugas seorang guru mencari ide, memilih metode,
memilih alat dan sarana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, karena
stimulasi-stimulasi yang di berikan akan mempengaruhi terhadap keterampilan
anak, termasuk terhadap kemampuan keseimbangan.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelompok B TK/RA Ulul Albab
kecamatan Baleendah pada waktu kegiatan motorik kasar menunjukan sebagian
besar anak keterampiln motorik kasarnya masih belum optimal terutama dalam
melakukan kegiatan yang memerlukan keseimbangan tubuh seperti berdiri dengan
satu kaki, berjalan melewati jembatan gantung, berjalan meniti tali, merayap di
jaring laba-laba. Sebagian besar anak terlihat kurang berani dan kurang percaya
diri bahkan ada sebagian anak yang merasa ketakutan. Kinerja guru pada waktu
proses pembelajaran motorik kasar juga masih menggunakan metode
pembelajaran yang kurang bervariasi, terutama kegiatan pembelajaran motorik
yang dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh masih jarang
diberikan selain itu, media yang digunakan juga sangat terbatas dan kurang
diminati anak. melalui refleksi dengan guru disepakati solusi untuk memecahkan
masalah tersebut di atas melalui bermain papan titian, dengan harapan dapat
membantu meningkatkan keseimbangan tubuh anak.
Hurlock (1978: 320) berpendapat bermain dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil
akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
luar. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam mengembangkan keterampilan
dan kecerdasan anak, baik kecerdasan fisik, emosi, intelektualitas, atau jiwa
sosialnya. Menurut Carton & Allen (Musfiroh 2004:1) bermain merupakan
4
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak kegiatan
bermain memungkinkan anak belajar tentang dirinya, orang lain, dan
lingkungannya. Sementara menurut Moeslichatoen (2004:34) bermain sangat
bermanfaat untuk mempertahankan keseimbangan , kegiatan bermain dapat
membantu menyalurkan kelebihan tenaga. Dengan demikian bermain diperlukan
dalam kehidupan anak tanpa bermain anak akan bermasalah dikemudian hari.
Dalam bermain diperlukan adnya sarana yang dapat menunjang supaya tujuan dari
permainan tersebut dapat tercapai. Salah satu sarana untuk melatih keseimbangan
tubuh yaitu dengan papan titian.
Menurut Hoeke & Prawirasumatra (1956) palang titian atau papan titian
merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk melatih keseimbangan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Fruth &Wachs (1977) yang mengatakan bahwa papan
titian merupakan sarna bermain untuk melatih keseimbangan anak yang berfungsi
menstimulasi sistem vestibular yaitu sistem yang bertanggung jawab untuk
menjaga keseimbangan, postur dan orientasi tubuh dalam ruangan, sistem ini juga
mengatur gerakan dan menjaga benda-benda berada pada fokus saat tubuh
bergerak. Selain itu papan titian juga merupakan alat yang dapat melatih
keseimbangan dalam berdiri, berjalan dan meniti, melatih keberanian dan
kepercayaan diri, konsep tinggi rendah juga melatih koordinasi mata, kaki dan
koordinasi ruang. Sementara menurut Montolalu (2009:6.19) papan titian tidak
hanya mengembangkan kemampuan motorik kasar saja tetapi mampu
mengembangkan kemampuan lain seperti mampu mengkoordinasikan gerak,
mampu mengoprasikan kemampuan kognitifnya untuk memikirkan agar tidak
jatuh.
Melalui bermain papan titian diharapkan anak dapat melatih
keseimbangan. Dengan kegiatan yang menyenangkan yang diciptakan melalui
papan titian anak tidak akan merasa terbebebani untuk melatih keseimbangan
badannya, anak dapat bergembira dan bersukaria dalam berlatih keseimbangan,
sehingga kemampuan fisik motoriknya pun dapat tumbuh optimal sesuai dengan
5
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK/RA Ulul Alab yang telah
di kemukakan di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung penerapan
metode bermain papan titian di RA Ulul Albab. Penulis menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan
Melalui Bermain Papan Titian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi objektif anak kelompok B RA Ulul Albab dalam
kemampuan keseimbangan badan sebelum penerapan bermain papan
titian?
b. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan bermain papan titian untuk
meningkatkan keseimbangan pada anak kelompok B RA Ulul Albab?
c. Bagaimana peningkatan kemampuan keseimbangan badan anak kelompok
B RA Ulul Albab setelah penerapan bermain papan titian?
C. Tujuan
Tujuan penelitian adalah salah satu hal yang ingin diperoleh setelah
penelitian selesai. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui kondisi objektif anak kelompok B RA Ulul Albab
dalam kemampuan keseimbangan badan sebelum bermain papan titian.
b. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penggunaan papan titian di
RA Ulul Albab.
c. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keseimbangan badan anak
kelompok B RA Ulul Albab setelah menggunakan papan titian.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
6
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam memahami pentingnya
ilmu pendidikan tentang motorik kasar dan implementasinya dalam
pendidikan Anak Usia Dini.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui minat anak dalam mengikuti pembelajaran fisik
motorik kasar dan menentukan cara atau metode yang tepat, kemudian
Guru dapat mengembangkan pembelajaran fisik motorik kasar khususnya
meningkatkan keseimbangan badan dengan cara berjalan diatas papan
titan.
b. Bagi siswa.
Dapat belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan
keseimbangan badan dapat memperoleh pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan serta melatih tanggung jawab.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu pembelajaran fisik motorik kasar dengan cara praktek
berjalan diatas papan titian, dapat memotivasi Guru agar senantiasa
melakukan inovasi metode pembelajaran, diharapkan dengan berjalan
diatas papan titian peserta didik lebih antusias.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian (bab), yaitu
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis membahas dan mengemukakan tentang latar belakang
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II Kajian pustaka
Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang
berhubungan dengan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
7
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam
metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, tehnik
pengumpulan data, tehnik analisis data dan kisi-kisi instrumen.
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan
Pada bab IV memuat dua hal yaitu pengolahan atau analisis data untuk
menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data
dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatip yang diuraikan dalam bab
III. Bagian pembahasan ini mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan
dasar teoritik yang telah dibahas dalam babII.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Dalam bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Saran
berisikan harapan penulis kepada pembaca, baik penelitian lain atau pihak-pihak
26
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Ulul Albab,
yang beralamat di kampung Sadang Sari, RT 04 RW 04, Kelurahan Andir,
Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung . Jumlah tenaga pendidik sebanyak 8
orang. Di RA ini terdapat 6 kelas, 5 kelas kelompok B dan 1 kelas kelompok A.
Subjek penelitian yang diteliti dan diamati adalah anak kelompok B yang terdiri
dari 12 orang siswa, 8 siswa anak perempuan dan 4 siswa anak laki-laki.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, ahir pembelajaran semester genap
tahun ajaran 2013/2014.
RA Ulul Albab merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti
mengetahui kondisi siswa di sekolah tersebut. Alasan penelitian adalah rendahnya
motivasi dan hasil pembelajaran motorik kasar terutama dalam bidang
kemampuan keseimbangan tubuh. Memberikan motivasi kepada anak dalam
mengembangkan kemampuan keseimbangan tubuh. Meningkatkan kemampuan
keseimbangan tubuh pada anak RA Ulul Albab melalui bermain papan titian.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru serta mengatasi permasalahan
pembelajaran motorik kasar pada anak yang terjadi di RA Ulul Albab, dengan
cara penggunaan media papan titan.
Untuk mencapai apa yang dimaksud di atas maka pada penelitian ini
digunakan metoda penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardani &Wihardi
(2011:1.4) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kunandar (2012:
27
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situsi kependidikan untuk
memperbaiki kerasionalitas dan keadilan tentang praktik-praktik kependidikan
mereka, pemahaman tentang praktik-praktik tersebut dan situasi dimana praktik
tersebut dilaksanakan.
Tujuan PTK menurut Kunandar (2012:63) adalah sebagai berikut
1. Untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas dalam interaksi antara
guru dan anak didik yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru,
dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.
2. Peningkatan kualitas praktek pembelajaran di kelas secara berkesinambungan
dengan melihat masyarakat yang berkembang semakin cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran.
4. Sebagai lembaga pembelajaran, yang memperlengkapi guru dengan keampuan
dan metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi
kesadaran diri.
5. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran
yang berkesinambungan yang bisa menghambat inovasi dan perubahan.
6. Perbaikan mutu pendidikan melalui perbaikan pembelajaran di kelas dengan
mengembangkan berbagai keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.
7. Meningkatkan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Mengembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, agar dapat
menciptakan sikap yang positif dalam melakukan mutu pendidikan dan
pembelajaran yang berkelanjutan.
9. Meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan proses pembelajaran dan
meningkatkan pemamfatan sumber daya manusia.
Dari uraian di atas maka penelitian tindakan kelas (PTK) dipergunakan
dengan pertimbangan bahwa metoda merupakan alat untuk mengumpulkan data
28
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian tersebut dilaksanakan. Tanpa adnya metode penelitian yang jelas, maka
data dan hasil penelitian akan melenceng dari hasil yang diharapkan sebelumnya.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Wiriatmaja (dalam Kunandar, 2012) pendekatan kualitatif
dipergunakan dengan pertimbangan penyajian datanya bersifat deskriptif dalam
bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data,
peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana efek dari suatu kejadian.
C. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk
Penelitian Tindakan Kelas dengan model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart.
Menurut Nadler (dalam Wiriaatmaja, 2005) model yang baik adalah model yang
dapat menolong pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara
mendasar dan menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model yaitu:
1. Model dapat menjelaskan beberapa aspek prilaku dan interaksi manusia
2. Model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan
penelitian
3. Model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat komplek
4. Model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model sepiral menurut
Kemmis dan Taggart (Wiriatmaja, 2005:66).
“Model spiral yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Artinnya semakin lama diharapakan terjadi perubahan kearah peningkatan dan pencapaian hasilnya. Model siklus mengikuti tahap perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi dan refleksi.’’
Bentuk dari model ini digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian, namun
demikian tetap berada dalam pembagian siklus yang bergerak dalam sepiral
29
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model Spiral Menurut Stephen Kemmis dan Mc. Taggart
(Wiriatmaja, 2005:66)
Gambar model spiral Kemmis dan Mc. Taggart menunjukan bahwa pertama
sebelum peneliti melaksanakan tindakan , terlebih dahulu harus direncanakan
secara seksama jenis tindakan yang akan dilaksanakan, setelah rencana di susun
secara matang, kemudian tindakan itu di laksanakan, bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan itu sendiri dan
akibat yang ditimbulkannya. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi atas tindakan
yang dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan hasil perlunya dilakukan
30
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengulang apa yang telah dilakukan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai
masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam PTK ini adalah berbentuk
siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk lebih jelasnya siklus tindakan yang
akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahapan perencanaan ini kegiatan diawali dengan kegiatan
pendahuluan yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan masalah keseimbangan tubuh. Pada tahapan ini ada beberapa hal yang
perlu dilakukan peneliti dan guru, yaitu peneliti berkolaborasi dengan guru
menyusun tindakan apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah.
Untuk membantu memecahkan masalah tersebut maka peneliti
mempersiapkan skenario pembelajaran keseimbangan melalui bermain papan
titian, membuat rencana kegiatan pembelajaran, membuat seting lapangan,
menyiapkan media, dan membuat perangkat dan instrumen format observasi
untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan bermain
papan titian untuk meningkatkan keseimbangan di TK/RA Ulul Albab.
Kegiatan penelitian yang akan dilakukan di RA Ulul Albab terdiri dari dua
siklus pada setiap siklusnya terdapat dua tindakan, guru sebagai rekan diberi
penjelasan mengenai cara melakukan tindakan siklus 1 kemudian menyiapkan
lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di RA Ulul Albab
ketika bermain papan titian. Selain itu menyiapkan media pembelajaran yang
berupa papan titian yang terbuat dari kayu. Selain perencanaan yang telah
disebutkan di atas peneliti tak lupa menyiapkan lembar evaluasi untuk melihat
kemampuan anak dalam bermain papan titian dengan memperhatikan aspek
yang dinilai yaitu keberanian dan konsentrasi.
31
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas di seting menjadi sebuah peta bukit ceria yang didalam nya terdapat
jembatan, jembatan ini harus terlewati oleh anak dengan cara berjalan yang
telah di tentukan misalkan berjalan melewati jembatan dengan langkah pendek,
jembatan ke dua dengan langkah panjang, jembatan ke tiga dengan berjalan
menyamping sambil berdampingan. Tindakan ke dua anak akan di ajak
menyusuri bukit ceria dengan melewati jembatan yang bentuknya lebih
bervariasi bentuk zigjag segi empat dan berbelok-belok.
Setelah selesai siklus satu peneleitian akan dilanjutkan pada siklus kedua,
dimana siklus kedua ini anak akan di ajak berkebun setiap anak akan di
tugaskan membawa pot tanaman yang sudah berisi tanah dengan ukuran yang
disesuaikan untuk anak. Untuk pergi kekebun yang di tuju anak harus melewati
jembatan yang ketinggiannya lebih dari jembatan ketika pelaksanaan siklus ke
satu. Pada siklus kedua ini diakhiri dengan tindakan ke dua yaitu anak diajak
jalan-jalan ke desa di mana di desa tersebut ada tiga buah jembatan yang
bentuknya dan ketinggian nya berbeda dengan jembatan sebelumnya dan
jembatan ini harus dilewati oleh setiap anak dengan membawa ember yang
berisi air .
b. Tahap Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanan , peneliti bertindak sebagai pelaksana berkolaborasi
dengan guru sbagai obsever . Guru yang menjadi mitra peneliti terlebih
dahualu diberi pemahaman tentang pelaksanaan bermain papan titian untuk
meningkatkan keseimbangan tubuh anak sehingga pada pelaksanaannya
berjalan lancar sesuai dengan rencana. Tujuan pembagian tugas ini yaitu agar
peeliti lebih fokus pada kegiatan pembelajaran keseimbangan.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu guru menyiapkan
alat dan media yang diperlukan dalam pelaksanan bermain papan titian,
selanjutnya mengkomunikasikan tema dan kegiatan yang akan dilakukan
32
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kegiatan inti, guru mengkondisikan anak agar dapat mengikuti kegiatan
bermain papan titian sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dalam
skenario pembelajaran, guru memberi contoh dan penjelasan tentang cara
berjalan di atas papan titian, selama kegiatan berlangsung guru
mengobservasi kegiatan anak. Pada kegiatan inti ada beberapa tahapan
yang akan di berikan yaitu:
a) melangkah di atas papan titian dengan langkah pendek
Guru menyediakan papan titian yang aman bagi anak, Anak diminta
untuk berjalan di atas papan titian dengan perlahan dan
langkah-langkah pendek. Sewaktu-waktu anak boleh turun dan naik kembali
untuk melanjutkan langkahnya sampai di ujung papan titian. Setiap
anak mencoba beberapa kali bersepatu atau tidak bersepatu.
Anak-anak harus berjalan satu persatu tidak bersamaan dengan Anak-anak lain.
b) Melangkah di atas papan titian dengan langkah panjang
Pada tahap ini saat melangkah di atas papan titian, anak-anak tidak
boleh turun. Langkah kaki harus normal dan agak panjang, kedua
tangan direntangkan sebagai penyeimbang. Jika anak jatuh atau turun
sebelum sampai di ujung papan titian maka anak harus mengulanginya
kembali .
c) Melangkah di atas papan titian dengan langkah menyamping. Pada
tahapan ini bisa dilakukan perorangan atau secara berpasangan. Jika
berpasangan, mereka harus saling berpegangan tangan, berjalan
menyamping bersama, dan tidak ada yang boleh jatuh. Anak-anak
harus berjalan menyamping secara perlahan-lahan.
3) Kegiatan penutup, pada kegiatan ini guru melakukan tanya jawab seputar
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, lalu memberikan kesempatan
pada anak untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya selama
33
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tahap Pengamatan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap
keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Pemantauan dilakukan secara
menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan ini dengan menggunakan
instrumen data yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh seperangkat data
tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang dihadapi. Pengamatan ini
dilakukan secara bertahap dari mulai siklus kesatu sampai siklus selanjutnya,
hasil dari pengamatan siklus kesatu bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk
melakukan siklus selanjutnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan hasil yang memuaskan.
d. Tahap Refleksi.
Tahapan ini merupakan tahapan yang penting untuk dilaksanakan, karena
hasil data yang didapat hari ini dapat memberikan arah perbaikan pada siklus
selanjutnya, seandainya fokus penelitian belum berhasil. Dengan kegiatan
refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan terkoordinasi dengan
baik, yaitu antara peneliti dengan rekan, sehingga semua yang terlibat dalam
penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang cukup berharga dan
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki profesionslismenya berkaitan
dengan tugas kesehariannya di kelas terutama dalam kemampuan
menyampaikan materi.
Rangkaian kegiatan penelitian di atas dilaksanakan sampai perencanaan
pembelajaran berhasil secara maksimal atau terjadi perubahan yang signifikan
dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan keseimbangan dengan metode
bermain papan titian.
D. Definisi Operasional
Untuk memperjelas arah penelitian dan juga kemungkinan salah tafsir,
maka perlu adanya definisi operasional terhadap beberapa istilah penting yang
34
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi, keseimbangan adalah dasar
untuk semua gerakan yang dipengaruhi oleh stimulasi visual, sentuh kinestetis
dan vestibular (Gallahue & Ozmun, 1997).
2. Papan titian atau palang titian adalah alat untuk melatih keseimbangan anak
(Hoake & Prawirasumatra, 1956). Sementara menurut Montolalu (2009:6.19)
papan titian tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan motorik kasar
saja tetapi mampu mengembangkan kemampuan lain seperti mampu
mengkoordinasikan gerak, mampu mengoprasikan kemampuan kognitifnya
untuk memikirkan agar tidak jatuh. Papan titian terbuat dari kayu dengan
ukuran 15 x 100 x 20 cm dan dapat dicat dengan berbagai macam warna yang
menarik, terdiri dari 4 bagian yang bisa distel sehingga memudahkan dalam
pengunaannya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Siregar (2012) adalah cara yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi. Instrumen pengumpul data
harus sesuai dengan tujuan perbaikan yang ingin dicapai
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pedoman
obsrvasi, catatan lapangan dan dokumentasi selain untuk pengumpulan data
instrumen juga sebagai alat ukur untuk mengukur suatu pengaruh dari perlakuan
yang diberikan yaitu penggunaan papan titian dalam meningkatkan kemampuan
keseimbangan pada anak kelompok B di RA Ulul Albab kecamatan baleendah
kabupaten bandung.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Peneliti berkolaborasi dengan guru di RA Ulul Alb untuk membahas
permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kemampuan
keseimbangan anak. Setelah itu peneliti dan guru memperoleh kesepakatan
35
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen penelitian untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang
dipelukan.
Untuk mengembangkan instrumen pada penelitian metoda bermain papan
titian untuk meningkatkan keseimbangan anak perlu membuat kisi-kisi instrumen
peniltian, instrumen yang telah disusun kemudian dikaji oleh ahli untuk diberikan
penilaian atas butir-butir pernyataan yang telah dibuat. Setelah dilakukan
perbaikan atas butir-butir pernyataan yang telah dibuat sehingga layak untuk
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
36
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Berjalan 4. Berjalan maju
7. Bejalan mundur 10. Anak dapat berjalan
mundur, lengan
Sumber Latihan-latihan keseimbangan dalam Sujiono (2009) dan latihan-latihan
keseimbangan dalan Hoake, F.A.C.H. dan Prawirasumatra, M.B (1956)
Kenmendiknas (2010)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
37
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi
Kunandar (2012:143) menyatakan bahwa: pengamatan atau observasi
adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa
TK/RA Ulul Albab dalam proses pembelajaran meningkatkan
kemampuankeseimbangan melalui bermain papan titian.
Peneliti melakukan pengamatan langsung pembelajaran motorik kasar
tentang keseimbangan melalui bermain papan titian, untuk melihat dampak yang
ditimbulkan selama proses pembelajaran berlangsung seperti antusias anak,
interaksi antara guru dan anak serta peningkatan kemampuan keseimbangan anak.
Apabila ditemukan kekurangan dari perencanaan pengajaran, bahan ajar atau
media pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan maka peneliti dan
pengajar bekerjasama melakukan langkah- langkah perbaikan.
2. Wawancaara
Selain menggunakan tehnik observasi, peneliti juga menggunakan teknik
wawancara untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Menurt Hopkins
(Kunandar 2012:157) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi
tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Wawancara dapat dilakukan untuk mengungkap pendapat siswa tentang
pembelajaran, kejadian kegiatan, perasaan, motivasi dalam kegiatan pembelajaran
meningkatkan kemampuan keseimbangan melalui bermain papan titian.
Wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada orang-orang yang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dianggap perlu mengenai permasalahan umum yang dihadapi anak serta guru pada
38
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Catatan Lapangan
Menurut Moleong (2004:153) “catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar dan dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif’’.
Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran keseimbangan melalui bermain papan titian.
Catatan lapangan berisi tentang paparan atau deskripsi mengenai proses
pembelajaran, koreksi dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk
dilakukan perbaikan-perbaikan. Catatan lapangan penting dilakukan peneliti untuk
mengulas hasil observasi dan wawancara untuk membantu peneliti dalam
menyimpulkan setiap informasi yang terkumpul di lapangan.
4. dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi selama proses pembelajaran berlangsung agar suasana dan peristiwa-
peristiwa di dalam kelas dapat ditangkap dengan jelas dan objrktif serta dapat
melengkapi data-data yang diperlukan.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto
kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran serta dokumentasi terkait,
aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan pembelajaran. Selain foto-foto
kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah, profil
guru dan anak, serta Rencana Kegiatan Harian (RKH).
H. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kualitatif, data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan dan studi
dokumentasi dianalisis atau dipilih mana yang paling penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
39
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2014:92) tahapan dalam anlisis data terdiri dari
reduksi data, display data, verifikasi atau kesimpulan.
1. Reduksi data
Mereduksi data merupakan penyederhanaan data. Data yang diperoleh
dilapangan yang komplek, rumit dan belum bermakna dicatat dan diteliti secara
rinci kemudian dirangkum, dipilih hal-hal pokok, dicari tema dan polanya dan
membuan data yang dianggap tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan
yang akan dicapai setiap akan mereduksi data.
2. Displai data
Setelah data direduksi proses selanjutnya adalah penampilan data. Penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat ,bagan dan tabel. Dengan
mendisplai data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Membuat kesimpulan
Langkah ketiga adalah penyimpulan. Data yang telah terkumpul selama
pembelajaran keseimbangan dengan menggunakan papan titian
diinterpretasikan berdasarkan teori pembelajaran yang disesuaikan dengan
temuan dilapangan. Tehnik pengolahan data yang digunakan adalah analisis
data kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh dijelaskan dalam bentuk
deskriptif atau dalam bentuk narasi dan diperjelas dalam bentuk bagan, grafik
dan tabel evaluasi yang dilakukan dalam setiap refleksi. Stiap indikator
dicermati sehingga diperoleh kesimpulan untuk program perbaikan pada siklus
selanjutnya. Data yang diperoleh pada setiap pertemuan dipersentasikan berapa
siswa yang aktif dan respon terhadap bermain papan titian sehingga
kemampuan keseimbangan anak dapat tercapai. Data ini untuk mengetahui
perkembangan anak secara umum.
Untuk mengetahui data setiap individu peneliti membuat catatan khusus
pencapaian anak setiap siklus. Hal ini sesuai dengan satuan kegiatan harian dan
40
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui bermain papan titian dilakukan berhasil jika pembelajaran itu mencapai
89
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Penerapan bermain papan titian untuk meningkatkan kemampuan
keseimbangan dilaksanakan secara bertahap berkesinambungan sehingga
kegiatan saling terkait antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
untuk kegiatan tersebut sangat diperlukan motivasi dan kegiatan yang bervariatif
sehingga anak merasa tertarik dan senang untuk bermain.
1. Kondisi objektif kemampuan keseimbangan anak kelompok B di RA Ulul
Albab sebelum penerapan bermain papan titian belum optimal terutama
dalam melakukan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan tubuh
seperti berdiri dengan satu kaki, berjalan melewati jembatan gantung,
berjalan meniti tali, merayap di jaring laba-laba. hal ini dikarenakan
kinerja guru pada waktu pembelajaran motorik kasar terutama yang
berkaitan dengan stimulasi keseimbangan masih menggunakan metode
pembelajaran yang kurang variatif. Selain itu media yang di gunakan
sangat terbatas sehingga pembelajaran kurang diminati anak.
2. Penelitian ini mnggunakan tiga tahap pengamatan yaitu tahap prasiklus,
siklus I, siklus II dan empat tindakan dengan tema tanah Airku dan sub
tema Ciri-ciri kehidupan di desa, Alam pedesaan, Berkebun di desa,
Keliling Desa. dalam pelaksanaannya anak-anak terlihat senang dan dapat
mengikutinya dengan antusias terlihat dari ketangkasan kaki ketika
berjalan di atas papan titian pada setiap anak mengalami perubahan.
gerakan-gerakan yang melatih keseimbangan juga meningkat. pada tahap
penjelasan gerakan anak terlihat memperhatikan dan antusias mengikuti
gerakan yang di contohkan, anak yang tampak jatuhpun semakin sedikit.
3. Peningkatan kemampuan keseimbangan anak kelompok B di RA Ulul
Albab setelah penerapan bermain papan titian keseimbangan anak menjadi
90
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berjalan di atas papan titian, tidak tampak anak yang jatuh ketika berjalan
di atas papan titian, anak semakin berani ketika melakukan kegiatan yang
membutuhkan keseimbangan seperti berjalan di atas jembatan gantung,
berjalan meniti tali, berjalan di jaring laba-laba, anak terlihat senang dan
tidak ragu-ragu dalam kegiatan bermain tersebut. dengan demikian
penerapan metode bermain papan titian dapat dijadikan alternatif dalam
meningkatkan kemampuan keseimbangan anak taman kanak-kanak.
bermain papan titian dapat memfasilitasi anak yang kesulitan
keseimbangan bermain papan titian bisa melatih keberanian, melatih
konsentrasi anak dan menambah wawasan anak.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh maka penulis menyampaikan
beberapa rekomendasi yaitu:
1. Dalam pelaksanaan peningkataan kemampuan keseimbangan, sebaiknya
mempersiapkan perencanaan yang lebih matang seperti kegiatan
pengkondisian anak, pemberian penghargaan, sehingga kegiatan
pembelajaran lebih optimal dan terasa lebih kondusif.
2. Penerapan metode bermain papan titian dapat di terapkan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan anak dan
dapat di terapkan pada materi dan bidang pengembangan lain tentunya dengan
melakukan inovasi dan pengembngan pembelajaran.
3. Bermain papan titian dapat menjadikan inspirasi baru bagi para peneliti lain
selain untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan.
4. Bermain papan titian sangat mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR FUSTAKA
Arikunto, Suharjono, Supardi. (2010) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Furth, H.G & Wachs, H. (1997) Thingking Goes To School, USA Oxford University Press.
Gallahue, D.L & Ozmun J.C. (1997) Understanding Motor Developmen Infants,
Childrn, Adolescents, Adults. Boston WCB McGraw-Hill Companies.
Hoake, F.A.C.H & Prawirasumatra, (1956) Latihan2 Djasmani dengan Alat2
Sederhana. Bandung, Djakarta, Amsterdam: Ganaco.
Hurlock. (1978) Perkembangan Anak jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Kemendiknas (2010) Kurikulum Taman Kanak-kanak Pedoman Pengembangan
Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak . Jakarta: Dirjen pendidikan
dasar dan menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Kunandar. (2008) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Laksono, B.A.A (2013) Pelatihan Core Stability dan Balance Board Excercise
Lebih Baik Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dibandingkan Dengan Balance Board Excersice Pada Mahasiswa Usia 18-24 Tahun Dengan
Kurang Aktivitas Fisik. (Online) Tersedia di:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/detail.768 htm di akses 2 mart 2014.
Montolalu, B.E.F, dkk. (2009) Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musfiroh, T. (2004) Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.Direktort Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Moeslichatoen, R ( 2004) Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta PT Rineka Cipta.
Noorlaila, iva ( 2010 )Panduan Lengkap Mengajar PAUD.Yogyakarta Pinus Book Publisher.
Siregar, S. (2012) Statitika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta:PT Rajagrafindo
Sofiah, Nuning. Upaya Mengembangkan Motorik Kasar Melalui Bermain Papan
Titian Pada Anak Kelompok B TK Piri Nitikan Yogyakarta, Universitas
Negeri Yogyakarta, 2012 (Diakses tanggal 27 Mart 2014 Pukul 17:11).
Sujiono, B, dkk. (2009) Metoda Pengembangan fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sugiyono.( 2014) Memahami Penelitian Kualitatif. Baandung: CV Alfabeta.
Sumantri. (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Solehudin. (2000) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Wardhani, I. & Wihardi, K. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Unversitas Terbuka.
Wiriaatmaja, R. (2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan
Cucu Yuniar, 2014
Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Papan Titian
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yudha, M.S. & Rudyanto. (2004) Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Depdiknas Dirjen pendidikan tinggi bagian proyek
peningkatan pendidikan tenaga kependidikan.
Zulfah. Melalui Bermain Papan Titian Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar Anak Kelompok A TK AL FITROH Surabaya, Universitas Negeri