• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN COLLEMBOLLA DI KEBUN BOTANI UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN COLLEMBOLLA DI KEBUN BOTANI UPI."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Kemala Dina Fithria, 2013

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN COLLEMBOLA

DI KEBUN BOTANI UPI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

Kemala Dina Fithria

0905667

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Kemala Dina Fithria, 2013

KEMALA DINA FITHRIA

LEMBAR PENGESAHAN

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN COLLEMBOLA

DI KEBUN BOTANI UPI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1

Dr. Yayan Sanjaya, M.Si

NIP. 197112312001121001

Pembimbing 2

dr. Hj. Rita Shintawati, M. Kes

NIP. 196812012001122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. H. Riandi, M.Si

(3)

Kemala Dina Fithria, 2013

Keanekaragaman dan Kelimpahan

Collembola di Kebun Botani UPI

Oleh Kemala Dina Fithria

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Kemala Dina Fithria 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

i

Kemala Dina Fithria, 2013

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN COLLEMBOLLA

DI KEBUN BOTANI UPI

ABSTRAK

Collembola merupakan salah satu serangga tanah yang mempunyai peranan pentingdalam lingkungan hidup disekitarnya. Keberadaan Collembola dapat mencerminkan tingkat kesuburan dan kestabilan ekosistem di suatu lingkungan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan Collembolla di Kebun Botani UPI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat dengan pengambilan sampel dilakukan secara pit fall trap. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali dengan tiga kali pengulangan di tiga lokasi pengamatan yang tersebar di kawasan Kebun Botani UPI. Pada penelitian ini dilakukan pula pengukuran faktor abiotik yang meliputi suhu tanah, kelembaban tanah dan pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat genus Collembola yang terdiridari tiga famili, yakni Famili Entomobryidae, Isotomidae, dan Paronellidae. Genus Acrocyrtus dari Famili Entomobryidae mempunyai kelimpahan tertinggi dibandingkan genus yang lainnya yakni sebesar241 individu/ 900m2, genus pada Isotomurus dari Famili Isotomidae yakni sebesar 4 individu/ 900m2, genus Homidia dari Famili Entomobryidae sebesar 188 individu/ 900m2, dan genus Salinadari Famili Paronellidaesebesar 6 individu/ 900m2. Adapun nilai keanekaragaman Collembola di Kebun Botani UPI termasuk kedalam kategori rendah yakni sebesar H’ = 0.309.

(5)

ii

Kemala Dina Fithria, 2013

DIVERSITY AND ABUNDANCE OF COLLEMBOLA IN THE UPI

BOTANICAL GARDEN

ABSTRACT

Collembola are one of the soil insects that play important role in the environment. The presence of Collembola can refresenting the level of ecosystem fertility and stability in some environment. The objective of this research is to determine diversity and abundance of Collembola in the UPI Botanical Garden. The method of this research was using quadrate method by pit fall traps. The sample was performed three times with three replications in three locations around the UPI Botanical gardens. In this study, measurement of abiotic factors includes soil temperature, soil moisture and soil pH. The results showed that there are four Collembolagenus which consists of three families, that are the Family Entomobryidae, Isotomidae, and Paronellidae. Acrocyrtus genus from Entomobryidae Family has the highest abundance than the others with value 241 individuals / 900m2. The abundance of Isotomurus genus from Isotomidae Family is 4 individuals / 900m2. The abundance of Homidia genus from Entomobryidae family is 188 individuals / 900m2, and the abundance Salina genus from Paronellidae Family is 6 individuals / 900m2. The diversity of Collembola in the UPI Botanical gardens included to low category which the value of Shannon-Wiener is H'=0309.

(6)

vi

F. Faktor yang Berpengaruh Terhada Populasi Collembola ... . 13

G. Peranan Collembola ... .. 18

H. Klasifikasi Collembola ... ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

(7)

vii A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

B. Collembola di Kebun Botani UPI ... 33

C. Kelimpahan dan Keanekaragaman Collembola di Kebun Botani UPI ………... 35

A. Lampiran I (Hasil Rata-rata Faktor Lingkungan dan Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman) ... 45

B. Lampiran II (Kunci Identifikasi) ... 46

C. Lampiran III (Zona Lingkungan dan Faktor Abiotik Yang Diukur ) ... 48

D. Lampiran IV (Koleksi Foto Collembola dan Proses Identifikasi) ……… ... 50

(8)

viii

Kemala Dina Fithria, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pengelompokan Collembola Berdasarkan Tipe Habitat dan Morfologi

13

(9)

ix

Kemala Dina Fithria, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Furka (furkula) pada Collembola 6

2.2 Morfologi Collembola Isotoma viridis 7 2.3 Peranan Collembola di dalam perombakan bahan organik 20

2.4 Collembola Famili Hypogastruridae (Hypogastrura) 21 2.5 Collembola Famili Entomobryidae (Ascocyrtus) 22 2.6 Collembola Famili Sminthuridae (Bourletiella hortensis) 23 3.1 Metode kuadrat yang digunakan dalam penelitian 25

3.2 Alur Penelitian 28

3.3 Analisis Faktor Abiotik 29

(10)

1

Kemala Dina Fithria, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tertinggi di dunia. Keanekaragaman hayati ini meliputi keanekaragaman flora dan fauna. Jenis-jenis fauna yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar

220.000 jenis, dengan ± 200.000 jenisnya terdiri dari jenis serangga (Resosoedarmo

et al, 1985). Mesofauna ini dapat hidup di hampir seluruh ekosistem di dunia (Matic et al., 2006). Menurut Suhardjono (1992) menyatakan bahwa beradasarkan ukuran

tubuh fauna tanah dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu, (1) mikrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran tubuh < 0.15 mm, seperti : Protozoa dan Nematoda, (2) mesofauna adalah kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm dan merupakan kelompok terbesar dibanding kedua kelompok lainnya, seperti: Insekta, Arahnida, Diplopoda, Chilopoda, Mollusca. (3) makrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuh > 10.5 mm, seperti : Crustacea, Insekta, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan termasuk juga vertebrata kecil. Collembola merupakan salah satu jenis mesofauna yang banyak terdapat di Indonesia. Keanekaragaman Collembola ini diperkirakan sebanyak 1.500-1.600 spesies, baik yang hidup di tanah, kanopi, maupun habitat lainnya.

Menurut Greenslade et al. (2000), Collembola yang terdapat di dunia sebesar 7500 spesies, dengan jumlah genus yang diketahui sebanyak 581 genus, sedangkan jumlah Collembola yang terdapat di Indonesia sebanyak 124 genus, 225 spesies, dan 52 spesies yang belum berhasil dideskripsi. Collembola dikenal juga dengan istilah “Springtails” (Ekor pegas). Hal ini terjadi karena di ujung abdomen Collembola terdapat organ mirip seperti ekor yang berfungsi sebagai alat gerak seperti pegas.

(11)

2

Kemala Dina Fithria, 2013

diantaranya dapat mencapai 10 mm (Greenslade, 1996 dalam Tiana, 2008). Secara umum morfologi Collembola terbagi menjadi tiga bagian yaitu, kepala, thoraks, dan abdomen. Ketiga bagian tersebut dilindungi oleh kutikula yang tersusun dari lapisan kitin (Borror et al, 1997 dalam Rafal, 2007).

Collembola mempunyai banyak peranan dalam lingkungan hidup di sekitarnya. Keberadaan Collembola dapat mempengaruhi proses dekomposisi yang terjadi di

daerah sekitarnya (Geissen dan Kampichler, 2004). Collembola juga berperan penting dalam pendistribusian bahan organik tanah, memperbaiki sifat fisik tanah (Indriyati dan Wibowo, 2008) dan dapat dijadikan sebagai bioindikator perubahan lingkungan (Hopkin, 1997). Selain itu keanekaragaman Collembola di suatu daerah dapat mencerminkan tingkat kesuburan dan kestabilan ekosistem di lingkungan tersebut (Indriyati dan Wibowo, 2008).

Begitu pula dengan lahan yang ada di kebun botani memiliki cukup banyak vegetasi. Namun sampai saat ini informasi mengenai tingkat kesuburan dan kestabilan ekosistem di kebun Botani UPI belum banyak dilakukan. Untuk itu, pada penelitian ini akan dibahas mengenai kelimpahan dan keanekaragaman Collembola yang terdapat di Kebun Botani UPI. Hal ini perlu dilakukan karena keanekaragaman Collembola dapat mencerminkankan tingkat kesuburan dan kestabilan ekosistem di kebun Botani UPI. Sehingga diharapkan upaya tingkat lanjut yang akan dilakukan bisa mencerminkan tindakan pemeliharaan dan perlindungan keanekaragaman hayati, khususnya keanekaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat di Kebun Botani UPI, maupun keanekaragaman Collembola yang terdapat di Kebun Botani UPI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah “Bagaimanakah Keanekaragaman dan

(12)

3

Kemala Dina Fithria, 2013 C. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yakni :

1. Genus dari ordo Collembola apa saja yang ada di kebun botani ?

2. Bagaimanakah keanekaragaman dan kelimpahan genus dari ordo Collembola yang ditemukan ?

3. Bagaimanakah hubungan antara Collembola dengan faktor lingkungan di kebun Botani? pencuplikan 2-5 cm pada masing-masing plot yang sudah ditentukan.

2. Waktu pencuplikan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, yaitu pada bulan Februari-Mei tahun 2013.

3. Lokasi penelitian adalah areal Kebun Botani UPI.

E. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan genus dari ordo Collembola.

F. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan Collembola di Kebun Botani UPI.

2. Mengetahui hubungan Collembola dengan faktor lingkungan.

(13)

24 Kemala Dina Fithria, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yakni penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005).

B.Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan Collembola yang berada di Kebun Botani UPI Bandung, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah individu dari setiap Collembola yang terperangkap “pit fall trap”.

C.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kebun Botani terletak di Jl. Setiabudhi No. 229 Bandung yang bertempat di Kampus UPI Bandung.

2. Waktu Penelitian

(14)

25

Kemala Dina Fithria, 2013 D.Desain Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan perangkap sumuran (pit

fall trap). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan

metode kuadrat, selanjutnya dibuat plot dengan ukuran 10 x 10 meter sebanyak tiga plot yakni dengan rona lingkungan tersinari matahari, sedikit terkena sinar matahari, dan tertutupi vegetasi. Pada setiap plot dipasang sebanyak tiga perangkap. Pit fall

trap terbuat dari gelas plastik. Perangkap dibenamkan dalam tanah sampai

permukaannya rata dengan tanah dan diisi dengan alkohol 70%, selanjutnya setiap perangkap diberi pelindung dengan tinggi 15 cm dari permukaan tanah agar air tidak masuk dalam perangkap bila hari hujan. Masing-masing perangkap dipasang secara acak, dan jarak masing-masing perangkap 10 meter (Suharjono, 1994 dalam Patang, 2011). Berikut contoh dari metode kuadrat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Metode kuadrat yang digunakan dalam penelitian

E.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

10 m

(15)

26

Kemala Dina Fithria, 2013

Tabel 3.1 Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Nama alat dan bahan Jumlah

1. Alkohol 70 % 3 liter

2. Thermometer 1 unit

3. Plastik sampel 50 lembar

4 Meteran 1 unit

5. Kertas label 1 pak

6. Soil tester 1 unit

7. Botol vial 9 botol

8. Tali rapia 1 buah

9. Sekop kecil 1 unit

10. Mikroskop 1 unit

11. Kamera digital 1 unit

12. Alat tulis

13. Cup gelas 1 pak

14. Penutup cup gelas 10 unit

F. Prosedur Kerja

1. Pra Penelitian

a. Mengamati kondisi dan rona lingkungan di Kebun Botani.

(16)

27

Kemala Dina Fithria, 2013

c. Setelah lokasi penelitian ditetapkan maka di tiap lokasi ditetapkan pula ukuran zona yang digunakan. Ukuran luas plot minimal kawasan heterogen sebesar 10 x 10 meter.

2. Penelitian

a. Mengambil Collembola yang berada dalam setiap zona kuadrat. Pencuplikan

sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap sumuran (pit fall trap).

b. Collembola yang tercuplik di masukkan ke dalam plastik sampel yang telah di labeli sesuai dengan lokasi kuadrat yang berisi alkohol 70 %.

c. Mengukur faktor lingkungan (klimatik), suhu, kelembaban dan pH dengan menggunakan soil tester. Pengukurana faktor abiotik diulang sebanyak tiga kali untuk setiap pencuplikan.

(17)

28

Kemala Dina Fithria, 2013 G.Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Pemasangan perangkap dengan menggunakan

pit fall trap” di kebun botani UPI

Tahap Penelitian

Tahap Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan

Pengambilan hasil perangkap “ pit fall trap “

Identifikasi Collembola

Analisis Data

(18)

29

Kemala Dina Fithria, 2013 H.Analisis Data

1. Analisis Faktor Lingkungan Abiotik

Analisis faktor lingkungan abiotik meliputi pengukuran suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah. Pengukuran tersebut dilakukan saat pagi hari dengan pengulangan sebanyak 3x yang ditempatkan sejajar dengan pemasangan perangkap “pit fall trap”.

Gambar 3.3 Analisis Faktor Abiotik (Sumber: Dok. Pribadi, 2013)

2. Analisis Data

Analisis data meliputi :

a. Mendeskripsikan ciri-ciri Collembola

b. Collembola yang telah diperoleh dicocokkan dengan menggunakan kunci determinasi yang ada pada Buku yang berjudul “Biologi Ekologi Klasifikasi Collembola (Ekor Pegas)” dengan penerbit (Suhardjono et al., 2012).

(19)

30

Kemala Dina Fithria, 2013

Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari : Shannon

and Wiener (1949) dalam Ludwig and Reynolds (1988) ; Odum (1998) adalah:

-∑ (Pi ln Pi)

Nilai H’ berkisar antara :

H' < 1 Keragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil

1 <H' < 3 Keragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang H’ > 3 Keragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap,

produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis

Menghitung kelimpahan (menurut Sugianto, 1994 dalam Suheriyanto, 2012) adalah sebagai berikiut :

Keterangan :

K : Kelimpahan spesies untuk spesies ke i ni : Jumlah total individu spesies ke i A : Luas total area yang di sampling

i = 1 H’ =

s

Keterangan : H’ : Indeks Keragaman Shannon-Wiener Pi : ni/N

ni : Jumlah individu suku ke-i N : Jumlah kelimpahan genus s : total jumlahgenus dalam contoh

(20)

39

Kemala Dina Fithria, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian mengenai kelimpahan dan keanekaragaman Collembola di Kebun Botani UPI menemukan sekitar empat genus Collembola, yakni Homidia, Acrocyrtus, Salina dan Isotomurus. Keempat genus ini termasuk kedalam tiga famili Collembola

yakni famili Entomobryidae, Paronellidae, dan Isotomidae. Keanekaragaman Collembola di lokasi penelitian memiliki nilai indeks keragaman Shannon-Wiener sebesar 0.309. Indeks keragaman ini termasuk kedalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan kondisi ekosistem di kebun Botani UPI tidak stabil, dan tekanan ekologis tinggi. Adapun kelimpahan Collembola tertinggi adalah genus Acrocyrtus dari Famili Entomobryidae dengan nilai kelimpahan sebesar 241 individu/ 900 m2. kelimpahan genus Isotomurus dari Famili Isotomidae sebesar 4 individu/ 900 m2. kelimpahan genus Homidia dari Famili Entomobryidae sebesar 188 individu/ 900 m2, dan kelimpahan genus Salina dari Famili Paronellidae sebesar 6 individu / 900 m2. Adanya nilai keanekaragaman dan kelimpahan Collembola ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di Kebun Botani UPI, baik kondisi abiotik seperti suhu tanah, kelembaban tanah dan pH tanah maupun kondisi biotiknya seperti vegetasi di sekitar kebun Botani UPI.

B.Saran

1. Untuk Program Studi

Mengingat keberadaan Collembola ini dapat mempengaruhi proses dekomposisi yang terjadi di sekitarnya dan dapat mencerminkan tingkat kesuburan dan kestabilan ekosistem di lingkungan, maka pemahaman tentang Collembola ini perlu lebih di

(21)

40

Kemala Dina Fithria, 2013

2. Untuk Lembaga-lembaga Terkait

Ahli-ahli Collembola perlu terus memperdalam pemahaman tentang keberadaan dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

3. Untuk Peneliti Berikutnya

Sangat ditunggu penelitian yang lebih dalam dan luas tentang Collembola tersebut,

(22)

41

Kemala Dina Fithria, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. (2012).Seasonal Diversity Of Collembola Assemblages In Two Different Habitats Of Aligarh. Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences

(2),18 -25.

Amir.,& Andi, M. (2008). Peranan serangga ekor Pegas (Collembola) dalam Rangka

Meningkatkan kesuburan Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.Warta, 14, 1.

Ananthakrisnan, T. (1978). Microarthopods and soil ecosystem. Journal Bombay NatHis

Soc, (75), 625-631.

Boror, D. J & White, R. E. (1970). A field guide to insect America North of Mexico. Houghton Mifflin Co., Boston :404pp.

Brown AL. (1980). Ecology of Soil Organism. London: Heinemann Educational Books

Chouduri, D. K., & Roy, S. (1972). An ecological study on Collembola of west Bengal (India). Rec Zool Surv India 66, (1-4), 81-101.

Christiansen, K. (1990). Insecta: Collembola. In Soil biology guide. (Ed. DLDindal), John Willey, New York, 965-995.

Coleman, DC., Crossley, DA., & Hendrix, PF. (2004). Fundamental of Soil Ecology. USA: Elseiver Academic Pr.

Deharveng, L., & Suhardjono YR. (2004). Pseudosinella marossp.n., a troglobitic Entomobryidae (Collembola) from Sulawesi Selatan, Indonesia. Rev Suisse de

Zoologie (111), 979-984.

Detsis, V. (2000). Vertical distribution of Collebola in decidous forest under Mediterranean climatic conditions. Belg Zool (130), 55-59.

Eaton, RJ., Barberchek, M., & Smith, W. (2004). Effect of organic matter removal, soil comapction, and vegetation control on Collembola population. Pedobiologia (48), 121-128.

Endlweber, Kerstin. (2007). Decomposer-plant interactions: Effects of Collembola on

plant performance and competitiveness. Disertasi Universitas Darmstadt.

Fiser, J. (2002). The Role Of Collembola In Carbon And Nitrogen Cycling In Soil.

Pedobiologia, (46), 234-245

Ganjari, L. (2012). Kemelimpahan Jenis Collembola pada Habitat Vermikomposting.

(23)

42

Kemala Dina Fithria, 2013

Geissen, V., & C. Kampichler.(2004). Limits to the bioindication potential of Collembola in environmental impact analysis: a case of forest soil–liming and fertilization. Biology and Fertility of Soils (39),383–390.

Greenslade P, Deharveng L, Bedos A., &Suhardjono YR. (2000). Handbook to

Collembola of Indonesia. Cibinong: Fauna Malesiana (Draft final).

Hopkin SP. (1997). Biology of The Springtails (Insecta: Collembola). Oxford: Oxford Univ Pr.

Imler, U. (2004). Long-term fluctuation of soil fauna (Collembola and Oribatida) at ground water-near site in an alder wood. Pedobilogia 48 (4), 349-363.

Indriyati.,& Wibowo, L. (2008). Keragaman Dan Kemelimpahan Collembola Serta Arthropoda Tanah Di Lahan Sawah Organik Dan Konvensional Pada Masa Bera.

Jurnal HPTT ropika 8, (2), 110–116

Janssens, F. (2012).Checklist of Collembola of the World. http://www.Collembola.org

Ke X, Yang Y, Yin Wen-ying., & Xue L. (2004). Effect of low pH environment on the Collembola Onychiurus yaodai. Pedobiologia (48), 545-550.

Ludwig, J. A.,& J. F. Reynolds.(1988). Statistical Ecology Primer Methods and

Computing. New York: John Wiley and Sons Inc.

Materna J. (2004). Does forest type and vegetation patchiness influence horizontal distribution of soil Collembola in two neighboring forest site?. Pedobiologia

(48),339-347.

Matic, R., Stamenkovic, S., Vukicevic-Radic, O., &Jovanovic, T. (2006). The Analysis Of Collembolan Species Abundance Distribution In Beech And Spruce Forests Habitats In Jastrebac Mountain (Serbia). Biotechnol.&Biotechnol20, (1), 61-69.

Muturi,J.J., Mbugi, J. P., Mueke, J. M., Lagerlöf, J., Mungátu, J.K., Nyamasy, G., & Gikungu. (2009). Collembola Richness And Diversity Along A Land-Use Intensity

Gradient In Taita, Kenya. Tropical and Subtropical Agroecosystems, (11), 415-

422

Nazir, M. (1998). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Odum, E. P. (1998). Dasar-Dasar ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Patang F. (2011). Berbagai Kelompok Serangga Tanah Yang Tertangkap Di Hutan

(24)

43

Kemala Dina Fithria, 2013

Ponge, J.F., Gillet, S., Dubs, F., Fedoroff, E., Haese, L., Sousa, J.P., &Lavelle, P., (2003). Collembolan Communities As Bioindicators Of Land Use Intensification.

Soil Biology And Biochemistry (35), 813–82.

Rafal, ZU. (2007). Studi Keanekaragaman Serangga Tanah di UPT Balai Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi- LIPI. [skripsi] : Malang.

Rahmadi, C., & Suhardjono, YR. (2003). Keanekaragaman Arthopoda Tanah di Lantai hutan Kawasan Hulu Sungai Katingan Kalimantan Tengah. Berita Biologi (6), 549-554.

Rahmadi, C., Suhardjono. YR., & Andayani, I. (2004). Collembola Lantai Hutan di Kawasan Hulu Sungai Tabalong Kalimantan Selatan. Biota (IX), 179-185.

Rahmadi, C., Suhardjono , YR. (2007). Arthopoda Gua di Nusa kambangan Cilacap, Jawa Tengah. Zoo Indones (16, 21-29.

Resosoedarmo, S. Kuswata, K., &Aprilani, S. (1985). Pengantar Ekologi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Russel, D.J., Hauth, A., & fox, O. (2004). Community dynamics of soil Collembola in floodplains of the upper Rhine Valley. Pedobiologia (48), 527-536.

Sabatini, MA, Ventura, M., & Innocenti, G. (2004). Do Collembola affect the competitive relationships among soil-borne plant pathogenic fungi?. Pedobiologia

(48), 603-608.

Sebayang, D, Suryati, T., &Adianto.(2000). Keanekaragaman dan kelimpahan

Artropoda tanah di hutan alami, hutan pinus, kebun sayur, dan lahan terbuka di gunung Tangkuban Perahu. Cipayung. 75-79

Santeshwari, M., Raghuraman.,& Singh. (2013). The Preliminary Identification Characters Of Some Collembola From Varanasi Region Of Uttar Pradesh,India.

Sinka, M, Jones TH.,& Hartley, SE. (2007). The indirect effect of above-ground herbivory in Collembola populations is not mediated by changes in soil water content. Appl Soil Ecol (36), 92-99.

Suhardjono, YR. (1992). Fauna Collembola Tanah di Pulau Bali dan Pulau

Lombok. [Disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suhardjono, YR, Louis, D., & Anne B. (2012). Biologi Ekologi Klasifikasi Collembola

(Ekor Pegas). Bogor.

Suheriyanto, D, (2012). Keanekaragaman Fauna tanah Di Taman Nasional Bromo

(25)

44

Kemala Dina Fithria, 2013

Takeda, H. (1981). Effect of shifting cultivation on the soil mesofauna with special reference to Collembola population in the North East Thailand.Mem Coll Agric

Kyoto Univ 118 (5), 45-60.

Takeda, H. (1978). Ecological studies of Collembola population in a pine forest soil. II. Vertical distribution of Collembola. Pedobiologia

Tarumingkeng, RC. (2005). Serangga dan Lingkungan. http://www.tomoutou.net/serangga

Tiana, W. (2008).Komunitas Collembola Permukaan Tanah pada Lima Tipe Habitat di

Kawasan Telaga Warna Kabupaten Bogor dan Cianjur. [skripsi]. Bogor.

Triplehorn, CA, Johnson, NF. (2005). Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects 7 ed. USA: Brooks Cole.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Metode kuadrat yang digunakan dalam penelitian
Tabel 3.1 Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

penulisn laporan skripsi yang berjudul “ Implementasi Data Mining Menggunakan Algoritma Apriori Pada Aplikasi Analisa Pola Belanja Konsumen ”.. Penyusunan Skripsi ini ditujukan

“pada satu sisi seorang anak memang mempunyai kewajiban untuk berjalan di atas nilai-nilai yang telah dihamparkan oleh orang tua dan masyarakatnya, namun pada sisi lain

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik dan konstruksi perkerasan pada

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment

b.IUP Operasi Produksi : peta WIUP yang dibatasi koordinat sesuai ketentuan SIG nasional, laporan lengkap eksplorasi, laporan FS, rencana reklamasi dan pasca tambang, RKAB,

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri di Kelas IV SD Negeri.. Julang

A Temu anggota dekranas kota yogyakarta 2010 Pembuakaan amikom enterpreneur

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ DARI DEKLARASI DJUANDA KE WAWASAN NUSANTARA : PERANAN MOCHTAR KUSUMAATMADJA DALAM MENCAPAI KEDAULATAN