DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Rifa Rizqiyani
1002451
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP
Oleh
Rifa Rizqiyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Rifa Rizqiyani
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP
Oleh:
RIFA RIZQIYANI NIM. 1002451
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Siti Fatimah, M.Si. NIP 196808231994032002
Pembimbing II
Dr. Endang Mulyana, M.Pd. NIP 195401211979031005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah... 7
D. Tujuan Penulisan ... 8
E. Manfaat Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Didactical Design Research ... 9
B. Level Berpikir Geometri ... 11
C. Teori Belajar yang Mendukung... 13
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 18
B. Subjek Penelitian ... 19
C. Definisi Operasional... 19
D. Instrumen Penelitian... 20
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Analisis Data ... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kajian Identifikasi Permasalahan ... 23
B. Pengembangan Desain Didaktis Awal ... 30
C. Hasil Implementasi Desain Didaktis Awal ... 49
D. Pembahasan Hasil Implementasi Desain Didaktis Awal ... 54
E. Desain Didaktis Revisi ... 73
F. Deskripsi Level Berpikir Geometri ... 74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Desain Didaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa SMP”. Penelitian ini dilakukan di SMPN 10 Bandung pada siswa kelas VIII. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran materi geometri yang kurang memperhatikan level berpikir geometri sehingga berakibat pada rendahnya level berpikir geometri siswa tingkat SMP. Berdasarkan hal tersebut tujuan dilakukannya penelitian ini adalah membuat desain didaktis alternatif yang mempertimbangkan level berpikir geometri sehingga diharapkan dapat meningkatkan level berpikir geometri siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa DDR (Didactical Design Research) dengan teknik pengumpulan data melalui uji instrumen dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan level berpikir geometri siswa sampai pada level 2 (pengurutan) dan 56,52% siswa mengalami peningkatan level berpikir geometri. Desain didaktis ini dapat dijadikan salah satu alternatif bahan ajar pada pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sisi datar.
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Background of this research is geometry teaching that less attention to the level of geometric thinking and because of that, junior high student’s level of geometric thinking is still low. Based on that background, the purpose of this study is to create didactical designs that attention to the level of geometric thinking so the student’s level of geometric thinking can be increase. The research method that used in this study is a qualitative method of DDR (Didactical Design Research) with data collection techniques through instrument testing and documentation studies. The results showed that an increase in the student’s level of geometry thinking until level 2 (ordering) and 56.52% of students had increase in levels of geometry thinking. This didactical design can be used as an alternative of instructional materials on learning the properties of polyhedron.
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari di sekolah. Hal
ini dikarenakan matematika memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam
bidang pendidikan. NRC (National Research Council, 1989, hlm.1) menyebutkan
bahwa “Mathematics is the key to opportunity. No longer just the language of
science, mathematics now contributes in direct and fundamental ways to business,
finance, health and defense”. (Matematika adalah kunci dari setiap kesempatan yang
ada. Bukan hanya bahasa sains, matematika juga berkontribusi sebagai landasan dari
bisnis, keuangan, kesehatan, dan pertahanan). Sejalan dengan hal tersebut, Tim
MKPBM (2001, hlm.253) menyatakan bahwa:
“Matematika adalah disiplin ilmu tentang tata cara berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pada matematika diletakkan dasar bagaimana mengembangkan cara berpikir dan bertindak melalui aturan yang disebut dalil (dapat dibuktikan) dan aksioma (tanpa pembuktian). Selanjutnya dasar tersebut dianut dan digunakan oleh bidang studi atau ilmu lain”.
Hal ini menunjukkan bahwa matematika berperan luas terhadap segala bidang yang
ada. Matematika berperan penting di segala aspek, karena matematika bukan hanya
mengajarkan konsep-konsep yang dapat diterapkan di berbagai bidang, melainkan
juga membangun pola pikir manusia itu sendiri.
Salah satu cabang matematika yang sangat penting untuk dipelajari adalah
geometri. Burger & Shaughnessy (Abdussakir, 2010) mendefinisikan geometri dari
dua sudut pandang, yaitu: (1) Berdasarkan sudut pandang psikologi, geometri
merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang,
2
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya
gambar-gambar, diagram, sistem kordinat, vektor, dan transformasi. Geometri
menempati posisi penting dalam kurikulum matematika karena memang sangat perlu
untuk dipelajari. Usiskin (Abdusakir, 2010) mengungkapkan alasan mengapa
geometri perlu untuk dipelajari, yaitu:
1. Geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya
2. Eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah.
3. Geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya.
4. Geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari.
5. Geometri penuh dengan tantangan dan menarik untuk diselesaikan.
Sejalan dengan hal tersebut, The Royal Society/JMC (Jonas, 2002, hlm.124)
menyatakan bahwa pembelajaran geometri bertujuan untuk:
“Mengembangkan kesadaran spasial, intuisi geometris dan kemampuan untuk memvisualisasikan; memberikan luasnya pengalaman geometris dalam 2 dan 3 dimensi; mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan sifat-sifat geometris dan teoremanya; mendorong pengembangan dan penggunaan hipotesis, penalaran deduktif dan bukti; mengembangkan keterampilan untuk menerapkan geometri melalui pemodelan dan pemecahan dalam konteks masalah dunia nyata; mengembangkan keterampilan TIK khususnya dalam konteks geometris; dan menimbulkan sikap positif terhadap matematika”
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan, terlihat bahwa peran geometri sangat
penting di jajaran studi matematika. Geometri bukan hanya bermanfaat bagi proses
berpikir siswa, melainkan juga sangat mendukung banyak topik lain dalam
matematika.
Menurut Nopiana (2013, hlm.2), “secara logis, geometri sekolah mempunyai
peluang besar untuk dapat dipahami siswa dibandingkan cabang ilmu matematika
lainnya. Hal ini dikarenakan pengenalan konsep dasar geometri sudah dikenal oleh
siswa sejak usia dini, seperti bangun-bangun geometri”. Namun, pada kenyataannya
3
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ditingkatkan. Pada TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
2011 (TIMSS 2011 Mathematics Framework, 2011) yang diikuti oleh siswa SMP
kelas VIII dari 42 negara, Indonesia menempati urutan 38 dengan perolehan skor 377
pada bidang geometri dimana skor tersebut termasuk ke dalam kelompok skor rendah
(low bechmark). Skor Indonesia ini turun 18 poin dari penilaian tahun 2007. Hal ini
menunjukan bahwa penguasaan konsep geometri siswa di Indonesia masih rendah
sehingga masih kesulitan saat menyelesaikan masalah geometri.
Yazdani (Nopiana, 2013:2) dalam penelitiannya menyatakan bahwa “terdapat
korelasi positif yang kuat antara tingkat berpikir geometri dan prestasi belajar
geometri siswa. Artinya, semakin tinggi tingkat berpikir geometri siswa, maka
semakin tinggi pula prestasi belajar geometri siswa tersebut”. Oleh karena itu, apabila
prestasi belajar geometri siswa masih rendah maka salah satu faktor yang paling
mempengaruhi adalah level berpikir geometri siswa yang masih rendah pula.
Teori yang menjelaskan tentang tingkat berpikir geometri siswa adalah teori
van Hiele. Van Hiele mengurutkan kemampuan berpikir geometri ke dalam 5 level
berpikir geometri. Kelima level tersebut adalah level 0 (visualisasi/pengenalan) yaitu
level dimana siswa hanya dapat mengenal bentuk-bentuk geometri berdasarkan
karakteristik visual dan penampakannya secara keseluruhan namun secara eksplisit
tidak terfokus pada sifat-sifat objek yang diamati; level 1 (analisis) yaitu level dimana
siswa sudah dapat menentukkan konsep dan sifat-sifat dari objek yang diamati; level
2 (pengurutan/deduksi informal) yaitu level dimana siswa siswa sudah dapat
memahami definisi abstrak serta dapat menjelaskan hubungan sifat-sifat pada suatu
bangun geometri dan sifat-sifat antara beberapa bangun geometri, sehingga siswa
dapat mengklasifikasikan bangun-bangun geometri sesuai dengan kesamaan definisi
maupun sifat-sifatnya; Level 3 (deduksi) yaitu level dimana siswa mampu menarik
kesimpulan dari hal- hal yang bersifat umum menuju hal- hal yang bersifat khusus,
serta sudah mulai memahami dalil dan menggunakan aksioma maupun postulat dalam
membuktikan suatu konsep geometri; Level 4 (akurasi/rigor) yaitu level dimana siswa
4
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
aksioma dan definisi, serta dapat menjelaskan keterkaitan antara bentuk yang tidak
didefinisikan, aksioma, definisi, teorema.
Hasil uji level berpikir geometri yang dilakukan oleh Nopriana (2013) pada
siswa 49 siswa SMP kelas VII di kota Cirebon menunjukan bahwa level berpikir
siswa SMP masih rendah. Sebanyak 83,7 % siswa belum mencapai level 1 (analisis).
69,4 % masih berada pada level 0 (pengenalan). Selain itu, hasil penelitian Sunardi
(Kania dalam Nopiana, 2013, hlm.3) menyatakan bahwa dari 443 siswa SMP kelas
IX yang diteliti terdapat 86,91% menyatakan bahwa persegi bukan merupakan
persegi panjang dan 64,33% menyatakan bahwa belah ketupat bukan jajargenjang.
Apabila disesuaikan dengan level berpikir geometri, siswa SMP kelas IX tersebut
belum sampai pada level 2 (pengurutan). Hasil level berpikir geometri pada kedua
penelitian tersebut tergolong rendah karena seharusnya siswa tingkat SMP berada
pada level 2 (pengurutan). Hoffer (Abidin dan Abu, 2010) menyatakan bahwa “level
berpikir geometri siswa SMP sampai pada level 2 karena sebagian besar siswa SMP
berada pada level tersebut”.
Berdasarkan paparan masalah d i atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
memudahkan siswa mempelajari geometri maka sangat penting untuk memperhatikan
level berpikir geometri pada proses pembelajaran geometri. Yazdani (Nopiana, 2013,
hlm.2) dalam penelitiannya merekomendasikan sekolah untuk mengembangkan
kemampuan berpikir geometri siswa dalam mencapai keberhasilan prestasi geometri.
Bobango (Abdussakir, 2010) menyatakan bahwa “pembelajaran yang menekankan
pada tahap belajar van Hiele dapat membantu perencanaan pembelajaran dan
memberikan hasil yang memuaskan”.
Namun sepertinya proses pembelajaran geometri pada umumnya belum
memperhatikan level berpikir geometri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zaid
Zainal Abidin dan M. Salleh Abu dalam jurnalnya yang berjudul “Allieviating
Geometry Levels of Thinking among Indonesian Students Using van Hiele-Based
Interactive Visual Tools”, pada 52 guru menunjukan bahwa 98,1% menyatakan tidak
5
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
memperhatikan level berpikir siswa dalam belajar geometri berdasarkan teori van
Hiele. Menurut Suryadi (2010, hlm.6), “penyiapan bahan ajar pada umumnya hanya
didasarkan pada model sajian yang tersedia dalam buku-buku acuan tanpa melalui
proses rekontekstualisasi dan repersonalisasi”. Rekontekstualisasi dan repersonalisasi
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menggali dan mengkaji segala
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Hal
inilah yang mengakibatkan penyiapan bahan ajar hanya mengikuti penjabaran materi
yang ada pada buku teks sehingga proses pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Suryadi (2010, hlm.6) menyatakan bahwa “jika pembelajaran hanya didasarkan atas
pemahaman tekstual akan menghasilkan proses belajar matematika bersifat miskin
makna dan konteks”.
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap 3 BSE (Buku Sekolah
Elektronik) matematika kelas VIII yang diterbitkan oleh Depdiknas (Departemen
Pendidikan Nasional) yang pada umumnya dipakai di sekolah, pada materi sifat-sifat
bangun ruang sisi datar tidak ditemukan adanya kesimpulan yang menyatakan
keterkaitan dari anggota bangun ruang sisi datar, yaitu keterkaitan antara prisma,
prisma tegak, balok, kubus, limas, dan limas beraturan. Kesimpulan tersebut
didapatkan setelah mengetahui kesamaan dan keterkaitan antara definisi dan
sifat-sifat bangun ruang yang satu dengan yang lainnya. Pada teori van Hiele, pembahasan
mengenai keterkaitan beberapa bangun ruang sisi dasar tersebut berada pada level 2
(pengurutan).
Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa penyampaian materi geometri pada
buku teks matematika tidak mempertimbangkan level berpikir geometri siswa.
Penyampaian materi hanya berfokus pada point-point penting dari suatu bahasan
tanpa adanya kesimpulan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir geometri
siswa pada level tertentu. Apabila penyiapan bahan ajar hanya didasarkan pada sajian
yang ada pada buku-buku ajar saja tanpa dilakukan rekontekstualisasi dan
repersonalisasi, maka guru tidak menyadari hakikat materi ajar serta alasan mengapa
6
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mengembangkan level berpikir geometri siswa dan berdampak pada tidak terjadinya
peningkatan level berpikir geometri pada siswa. Hal ini mengakibatkan semakin
meningkatnya tingkat kesulitan materi geometri yang dipelajari siswa, semakin sulit
pula siswa mempelajari materi geometri tersebut. Sehingga prestasi geometri siswa
sulit untuk meningkat.
Berdasarkan permasalah tersebut, maka perlu adanya perbaikan dalam proses
pembelajaran geometri. Salah satu ciri dari teori van hiele adalah kemajuan (Crowley.
1987:4), yaitu “keberhasilan dari peningkatan level berpikir geometri lebih banyak
dipengaruhi oleh metode dan isi pembelajaran daripada oleh usia”. Hal tersebut menunjukan bahwa level berpikir siswa dapat berkembang apabila pengalaman
belajar yang tercipta sudah mempertimbangkan level berpikir geometri. Adapun
alternatif penyelasaian yang penulis pilih adalah dengan membuat desain didaktis
yang terdapat dalam DDR (Didactical Design Research).
Pada desain didaktis, guru diharuskan memprediksi berbagai respon siswa
dari setiap situasi didaktis yang diciptakan serta membuat pula antisipasinya.
Sehingga saat proses pembelajaran berlangsung, segala respon siswa yang muncul
dapat diantisipasi dengan baik oleh guru dan pembelajaran berjalan sesuai rencana.
Selain itu, dilakukan kegiatan repersonalisasi dan rekontekstualisasi sebelum
membuat disain didaktis sehingga dapat memperluas pengetahuan guru dalam
merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan alur berpikir siswa. Khususnya
pada pembelajaran geometri, kegiatan repersonalisasi dan rekontekstualisasi dapat
memperluas pengetahuan guru dalam merancang proses pembelajaran yang sesuai
dengan level berpikir geometri siswa. Dengan pembuatan desain didaktis yang
mempertimbangkan level berpikir geometri dalam setiap ke giatannya diharapkan
dapat meningkatkan level berpikir geometri pada siswa. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Desain Didaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar untuk Meningkatkan Level Berpik ir
7
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Permasalahan apa saja yang terdapat dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang
sisi datar?
2. Bagaimana bentuk desain didaktis awal berdasarkan identifikasi permasalahan
yang terdapat pada pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sisi datar?
3. Bagaimana implementasi desain didaktis awal ditinjau dari respon siswa yang
muncul?
4. Bagaimana pembahasan hasil implementasi desain didaktis awal berdasarkan
analisis masalah yang terdapat dalam pembelajara n sifat-sifat bangun ruang sisi
datar?
5. Bagaimana bentuk desain didaktis revisi sifat-sifat bangun ruang sisi datar
berdasarkan analisis masalah pada hasil implementasi?
6. Bagaimana hasil level berpikir geometri siswa setelah implementasi desain
didaktis?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka batasan
masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Penyusunan desain didaktis awal dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sisi
datar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempertimbangkan level berpikir
geometri siswa SMP dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik kelas
VIII.
2. Penyusunan desain didaktis revisi dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang
sisi datar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) didasarkan hasil implementasi
desain didaktis awal.
3. Level berpikir geometri siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII
8
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran sifat-sifat bangun
ruang sisi datar
2. Mengetahui bentuk desain didaktis awal sifat-sifat bangun ruang sisi datar
berdasarkan identifikasi permasalahan
3. Mengetahui implementasi desain didaktis awal ditinjau dari respon siswa yang
muncul
4. Mengetahui pembahasan hasil implementasi desain didaktis awal berdasarkan
analisis masalah
5. Mengetahui bentuk desain didaktis revisi sifat-sifat bangun ruang sisi datar
berdasarkan analisis masalah pada hasil implementasi
6. Mengetahui hasil level berpikir geometri siswa setelah implementasi desain
didaktis
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi peserta didik, diharapkan dapat lebih memahami dan menguasai sifat-sifat
bangun ruang sisi datar dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi guru, diharapkan menjadi motivasi untuk melakukan proses pembelajaran
matematika berdasarkan karakteristik dan proses berpikir peserta didik.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengetahui desain didaktis alternatif sifat-sifat
bangun ruang sisi datar pada pembelajaran matematika di Sekolah Menengah
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif berupa Penelitian Disain Didaktis (Didactical Design Research).
Menurut Suryadi (2010), “penelitian desain didaktis terdiri dari 3 tahapan, yaitu (1)
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis
Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif
dengan hasil analisis metapedadidaktik”.
Adapun rangkaian kegiatan penelitian berdasarkan tiga tahapan pada
Penelitian Disain Didaktis tersebut adalah sebagai berikut.
Tahap I: Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran
1. Menentukkan materi yang akan menjadi bahan penelitian, dalam penelitian ini
materi yang dipilih yaitu sifat-sifat bangun ruang sisi datar
2. Mencari data/literatur tentang sifat-sifat bangun ruang sisi datar
3. Melakukan rekontekstualisasi dan repersonalisasi terhadap materi yang telah
ditentukan yaitu sifat-sifat bangun ruang sisi datar
4. Menganalisis buku ajar SMP kelas VIII semester 2 yang di dalamnya terdapat
materi sifat-sifat bangun ruang sisi datar
5. Membuat kesimpulan dari permasalahan-permasalahan yang muncul berdasarkan
hasil analisis buku dan uji level berpikir geometri
6. Melakukan uji level berpikir geometri pada siswa untuk mengetahui level berpikir
geometri siswa sebelum implementasi desain didaktis
7. Menganalisis dan membuat lintasan belajar tentang sifat-sifat bangun ruang sisi
19
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
8. Mengembangkan desain didaktis hipotesis/awal tentang sifat-sifat bangun ruang
sisi datar dengan mempertimbangkan level berpikir geometri dan mengaitkannya
dengan teori belajar yang relevan serta memperhatikan juga kompetensi
matematika yang dapat dikembangkan melalui desain didaktis
9. Membuat prediksi-prediksi mengenai respon siswa yang mungkin muncul pada
saat desain didaktis diterapkan dan mempersiapkan antisipasi dari respon siswa
yang mungkin muncul
Tahap II: Analisis metapedadidaktik
1. Mengimplementasikan desain didaktis awal yang telah disusun
2. Menganalisis situasi didaktis dari berbagai respon siswa saat desain didaktis
diimplementasikan
Tahap III: Analisis retrosfektif
1. Mengaitkan prediksi respon dan antisipasi yang telah dibuat sebelumnya dengan
respon siswa yang terjadi saat implementasi desain didaktis
2. Melihat efektivitas desain didaktis dengan mengujikan kembali tes level berpikir
geometri pada siswa
3. Membuat kesimpulan mengenai hasil implementasi desain didaktis awal
4. Menyusun desain didaktis revisi berdasarkan hasil implementasi desain didaktis
awal dan hasil level berpikir geometri siswa untuk memperbaiki kekurangan yang
ada pada desain didaktis awal
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu subjek identifikasi
hambatan didaktis dan subjek implementasi desain didaktis. Subjek identifikasi
hambatan didaktis adalah buku paket matematika SMP kelas VIII semester 2 dan
siswa SMP kelas VIII di 2 SMP di kota Bandung. Subjek implementasi desain
20
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional
Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan.
Istilah- istilah tersebut sebagai berikut.
1. Desain didaktis adalah rancangan tentang sajian bahan ajar yang memperhatikan prediksi respon siswa. Desain didaktis dikembangkan berdasarkan sifat konsep
yang akan disajikan dengan mempertimbangkan learning obstacle dan learning
trajectory.
2. Didactical Design Research (DDR) adalah penelitian desain yang dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: (1) analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang
diwujudkan berupa Desain Didaktis Hipotetis termasuk ADP, (2) analisis
metapedadidaktik dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan
hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Desain Didaktis Empirik yang tidak
tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR
tersebut.
3. Level berpikir geometri adalah tingkatan berpikir yang dilalui seseorang dalam mempelajari geometri yang terbagi ke dalam 5 level, yaitu level 0 (pengenalan),
level 1 (analisis), level 2 (pengurutan), level 3 (deduksi formal), level 4 (rigor).
D. Instrumen Penelitian
Terdapat dua instrumen pada penelitian ini yaitu soal level berpikir geometri
dan instrumen berupa desain didaktis yang diimplementasikan saat pembelajaran.
Soal level berpikir geometri yang dipakai adalah soal level berpikir geometri buatan
Usiskin (1982, hlm.157-162) yang telah dibakukan dan diterjemahkan oleh Mulyana.
Sisem penilaian pada soal tersebut bertahap. Artinya seseorang dikatakan berada pada
level 1, apabila level 0 sudah terpenuhi, seseorang dikatakan berada pada level 2,
21
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
apabila skor betul pada kategori level tersebut minimal 3. Berikut ini kategori soal
beserta levelnya:
a. Soal 1-5 termasuk level 0
b. Soal 6-10 termasuk level 1
c. Soal 11-15 termasuk level 2
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
instrumen, observasi, dan dokumentasi.
a. Uji instrumen
Terdapat dua instrumen pada penelitian ini yaitu instrumen untuk mengetahui
level berpikir geometri siswa dan instrumen berupa desain didaktis yang
diimplementasikan saat pembelajaran.
b. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung selama implementasi desain didaktis dan
selama siswa mengerjakan soal level berpikir geometri. Selain itu, peneliti juga
melakukan observasi situasi didaktis secara tidak langsung dari video hasil rekaman
saat implementasi desain didaktis berlangsung. Observasi dilakukan guna mengetahui
respon siswa dan antisipasi guru saat proses pembelajaran sehingga dapat
memperbaiki desain didaktis yang telah dibuat apabila terjadi ketidaksesuaian.
Observasi juga dilakukan untuk mengetahui perkembangan level berpikir geometri
siswa sebelum dan setelah desain didaktis diimplementasikan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian yang mendukung dalam proses menganalisis dan
mendeskripsikan hasil penelitian. Dokumentasi pada penelitian ini yaitu berupa
dokumentasi tertulis, foto, serta video saat proses pembelajaran.
22
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan segala informasi sebelum, saat, dan setelah implementasi desain
didaktis dilaksanakan
2. Menganalisis secara keseluruhan informasi yang diperoleh
3. Mengklasifikasikan informasi yang diperoleh
4. Membuat uraian terperinci mengenai hal-hal muncul pada saat pengujian
5. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori
6. Melakukan interpretasi
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Permasalahan yang ada dalam pembelajaran materi geometri di sekolah adalah
kurangnya memperhatikan level berpikir geometri siswa dan pada umumnya
siswa masih berada di bawah level 2 (pengelompokan). Hal ini dikarenakan pada
umumnya penyiapan bahan ajar hanya didasarkan pada model sajian yang ada
pada buku teks matematika. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan
terhadap beberapa buku teks matematika, didapatkan kesimpulan bahwa buku
teks matematika tidak mempertimbangkan level berpikir geometri pada penyajian
materinya.
2. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka desain didaktis sifat-sifat bangun
ruang sisi datar yang dibuat adalah desain didaktis yang mempertimbangkan level
berpikir geometri dari level 0 sampai level 2. Pada desain didaktis ini, terdapat 4
kegiatan utama yaitu, pengenalan bentuk-bentuk bangun ruang sisi datar (BRSD),
pengenalan unsur-unsur BRSD, analisis sifat-sifat BRSD, dan pengelompokan
BRSD.
3. Implementasi desain didaktis sifat-sifat bangun ruang sisi datar dilakukan dalam 4
pertemuan, berbeda dengan rencana semula sebanyak 3 pertemuan. Secara
keseluruhan, respon yang muncul saat implementasi desain didaktis sudah sesuai
dengan yang diprediksikan.
4. Respon siswa terhadap implementasi desain didaktis sifat-sifat bangun ruang sisi
datar sebagian besar sudah sesuai dengan prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Adapun respon yang tidak terprediksi sebelumnya, ditambahkan pada lesson
81
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5. Perbaikan-perbaikan yang ada pada desain didaktis revisi didasarkan atas analisis
situasi didaktis, respon siswa, dan antisipasi yang muncul selama implementasi
desain didaktis.
6. Hasil level berpikir geometri siswa setelah implementasi desain didaktis
mengalami peningkatan dari level sebelum implementasi desain didaktis. Hasil
level berpikir geometri siswa setelah implementasi desain didaktis paling tinggi
level 2. Level tersebut mengalami peningkatan dari awalnya yaitu paling tinggi
level 1. Siswa yang mengalami peningkatan level setelah implementasi desain
didaktis sebanyak 56,52%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil level berpikir geometri siswa setelah implementasi desain
didaktis yang mengalami peningkatan, desain didaktis ini dapat dijadikan salah
satu alternatif dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang
sisi datar.
2. Lakukan pra- implementasi dan pendekatan terhadap siswa, agar persiapan yang
dimiliki lebih matang.
3. Pastikan siswa telah memahami materi prasyarat, diantaranya materi sifat-sifat
segiempat.
4. Rencana alokasi waktu sangat diutamakan dalam menyusun rencana
implementasi
5. Sebaiknya penelitian dilakukan di sekolah yang memberikan fleksibilitas waktu
agar implementasi desain dapat dijalankan dengan maksimal tanpa terburu-buru
81
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri dan Teori van Hiele. Jurnal Kependidikan
dan Keagamaan, 7(2). UIN Maliki Malang
Abidin, Z.Z. & Abu, M.S. 2010. Allieviating Geometry Levels of Thinking among
Indonesian Students Using van Hiele-Based Interactive Visual Tools.[Online].
Crowley, M.L. 1987. The Van Hiele Model of the Development of Geometric
Though. Dalam Lindquist, M.M and Shulte, A.P. (Eds), Learning and
Teaching Geometry, K-12, (pp. 1-16) Reston VA: Nation Council of Teacher
of Mathematics.
Nopriana, Tri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Geometri van Hiele Sebagai
Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri dan Disposisi
Matematis Siswa SMP. Tesis. Tidak diterbitkan.
NRC. 1989. Everybody Counts: A Report to the Nation on the Future of Mathematics
Education. [Online]. Tersedia di www.nap.edu
Suryadi, Didi. 2010. “Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR):
Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study”, dalam Teori,
Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks
Indonesia. Makalah Semnas UNESA 2013.
Suryadi, Didi dan Suratno, Tatang . 2013. “Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR): dalam Implementasi Kurikulum dan Praktik Lesson Study.
Bandung: FPMIPA UPI.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika UPI. 2001. Common Textbook
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-FPMIPA.
TIMSS 2011 Mathematics Framework. 2011. TIMSS 2011 Mathematics Frameworks
Chapter1. [Online].
Usiskin, Z. 1982 van Hiele levels and achievement in secondary school geometry.
83
Rifa Rizqiyani, 2014
D esain D idaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi D atar Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
School Geometry (CDASSG) Project. Departement of Education, University
of Chicago, US
Yazdani, M. 2007. Correlation between Student’s level of Understanding Geometry According to the Van Hiele’s Model and Student’s Achievement in Plane Geometry. Journal of Mathematical Sciences & Mathematics Education, 1(5),