Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERBACAAN WACANA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK
BAHASA INDONESIA JENJANG SMP
KELAS VII, VIII, DAN IX
(Penelitian deskriptif Kualitatif Keterbacaan Wacana
Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal dan Instrumen Soal
Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP )
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Sitti Natasya Isabela
NIM 0902574
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERBACAAN WACANA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK BAHASA INDONESIA
JENJANG SMP
KELAS VII, VIII, DAN IX
(Penelitian deskriptif Kualitatif Keterbacaan Wacana Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal dan Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik
Bahasa Indonesia Jenjang SMP )
Oleh
Sitti Natasya Isabela
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Sitti Natasya Isabela 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SITTI NATASYA ISABELA
0902574
KETERBACAAN WACANA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK
BAHASA INDONESIA JENJANG SMP KELAS VII, VIII, DAN IX
(Penelitian deskriptif Kualitatif Keterbacaan Wacana Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal dan Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik
Bahasa Indonesia Jenjang SMP )
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing 1,
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd.
NIP 196008091986012001
Pembimbing 2,
Drs. Encep Kusumah, M.Pd.
NIP 19650210199112001
Mengetahui
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dr. Dadang S Anshori, M. Si.
Sitti Natasya Isabela,2013
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstrak: Penelitian ini mengkaji keterbacaan wacana uraian materi, teks bacaan,
instruksi soal serta instrumen soal Buku Sekolah Elektronik (BSE) Bahasa Indonesia
jenjang SMP. Dihitung dengan Grafik Fry,Grafik Raygor, dan Tes Klose. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. BSE kelas VII, keterbacaan uraian
materi, teks bacaan,dan instrumen soal, jatuh pada kelas 7, mudah dipahami. Instruksi
soal dihitung dengan Tes Klose masuk jenjang agak sukar. BSE kelas VIII dihitung
dengan Grafik Fry, Grafik Raygor dan Tes Klose, uraian materi,dan instrumen soal,
jatuh pada kelas 8, mudah dipahami. Teks bacaan dihitung dengan Grafik Raygor dan
Tes Klose jatuh pada kelas 9,4, wacana agak sulit dipahami. Kelas IX dihitung Grafik
Fry dan Grafik Raygor, uraian materi dan teks bacaan jatuh pada kelas 9. Dengan Tes
Klose uraian materi mudah, teks bacaan agak sukar. Kesimpulan penelitian ini,
keterbacaan wacana uraian materi,teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal BSE
jenjang SMP rata-rata sudah cocok digunakan untuk jenjang masing-masing kelas dan
wacana dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Katakunci: keterbacaan wacana, Buku Sekolah Elektronik SMP.
Abstract: The research examines the readibillty form of material, reading text, task
instruction and task instrument of Indonesian literature electronic books for junior high school. Calculated with fry graph, raygor graph, and klose test. This research uses qualitative descriptive method. Reading text, task instruction and task instrument is suitably used for 7th grade and the text is easy. The instruction was calculated by klose test in rather difficult. For 8th grade was calculated by fry graph, raygor graph, and klose test, reading text and task instrument is suitably used for 8th grade and discourse easy. Reading text was calculated by raygor graph and klose test used for 9th grade, and discourse rather difficult. for 9,4 grade was calculated by fry graph and raygor graoh, form of material and reading text is for 9th grade. Calculated by klose test discourse of material is easy and reading text is rather difficult. The conclusion reading level in form of material, reading text, task instruction and task instrument has appropriate used for each grade and the text was easy to understand for the student.
i
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii DAFTAR ISI
ABSTRAK………..i
KATA PENGANTAR………......ii
UCAPAN TERIMA KASIH………...iii
DAFTAR ISI……….iv DAFTAR TABEL……….………...ix
DAFTAR GAMBAR………..……xii
BAB 1 PENDAHULUAN……….……….1
1.1Latar Belakang Masalah………..…….. ... …...1
1.2Identifikasi Masalah Penenlitian……… ... …...6
1.3Pembatasan Masalah Penelitian……….. ... ..….7
1.4 Rumusan Masalah Penelitian…...………..…..7
1.5 Tujuan Penelitian ... …….8
1.6 Manfaat Penelitian ... …….8
1.6.1 Manfaat Teoretis……….………….……….…8
1.6.2 Manfaat Praktis……….…….……….9
1.7 Anggapan Dasar……….…………..………….…10
1.8 Definisi Operasional……….……..………..10
BAB 2KAJIAN TEORI(Membaca, Keterbacaan, dan Buku Sekolah Elektronik)…...………..…………...…….13
2.1Ihwal Membaca.…… ... ...13
2.1.1Definisi Membaca ... ...13
2.1.2Bahan Tes Kemampuan Membaca ……..……….……….15
2.1.3Penilaian Kemampuan Membaca……….……….17
2.2Ihwal Keterbacaan……….……….….19
2.2.1Definisi Keterbacaan……….19
2.2.2Faktor-faktor yang Memengaruhi Keterbacaan ... ……21
2.2.3Kriteria Tingkat Keterbacaan……….…..22
2.2.4Formula Keterbacaan……….…………...25
2.3 Ihwal Buku Sekolah Elektronik (BSE)……….…………..………….…………...32
2.3.1 Definisi Buku Sekolah Elektronik (BSE)……….……….…….…..33
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
2.3.3 Kualitas Buku Sekolah Elektronik (BSE)……….……….37
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN…...………....40
3.1Metode Penelitian……….………..……….40
3.2Sumber Data Penelitian……….……….……….…..41
3.3Teknik Penenlitian……….……….….…..43
3.3.1Teknik Pengumpulan Data..……….………..….44
3.3.2Teknik Analisis Data……….………..…….…….……..46
3.4Instrumen Penelitian……….………….……….…….………52
3.4.1Instrumen Pengumpulan Data……….…………..……….…..…...53
3.4.2Instrumen Pengolahan Data……….………..………...……….53
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………...54
4.1 Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, dan Teknik Tes Klose...54
4.1.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry……...………….….55
4.1.1.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas VII Karangan Maryati Soetopo………...55
4.1.1.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas VIII Karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati……….……….……….83
4.1.1.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto………...……….…..114
4.1.2 Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor………..………...126
iii
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
4.1.2.2Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Formula Grafik Raygor SMP kelas
VIII Karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati……….………..146
4.1.2.3Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Formula Grafik Raygor SMP Kelas
IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto……….174
4.1.3Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Teknik Tes Klose
(Cloze Test)………..………...………...185
4.1.3.1Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test) Kelas
VII Karangan Maryati Soetopo ……….…………..……186
4.1.3.2Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test) Kelas
VIII Karangan Asep yudha Wirajaya dan Sudarmawati………..…..….209
4.1.3.3Deskripsi Data Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan,
Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test) Kelas
IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto……….... 239
4.2Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Wacana dengan Menggunakan
formula keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, dan Teknik Tes Klose……..257
4.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik
Fry……….……….……...258
4.2.1.1 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas VII Karangan
Maryati Soetopo……….……….259
4.2.1.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas VIII Karangan
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati………..………....260
4.2.1.3 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry SMP kelas IX Karangan
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan menggunakan formula grafik Raygor
………...……...………263
4.2.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Raygor SMP kelas VII Karangan Maryati Soetopo……….263
4.2.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Raygor SMP kelas VIII Karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati……….……….………… 265
4.2.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Raygor SMP kelas IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto…….……….…………266
4.2.3Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test)………..………. 268
4.2.3.1 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test)SMP kelas VII Karangan Maryati Soetopo………......269
4.2.3.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test)SMP kelas VIII Karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati………...271
4.2.3.3 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Teknik Tes Klose (Cloze Test)SMP kelas IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto……….. 271 BAB 5SIMPULAN DAN SARAN………274
5.1Simpulan………..……….……274
5.1Saran……….…..…….…277
DAFTAR PUSTAKA………...………..279
v
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
Tabel DAFTAR TABEL
1.1 Tabel tingkat keterbacaan Bortmuth...23
1.2 Tabel Tingkat Keterbacaan Rankin dan Culhane……….23
1.3 Tabel Tingkat Keterbacaan Jenkins, Janets………..24
3.1 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas VII karangan
Maryati Soetopo……….42
3.2 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas VIII
karangan Asep Yudha Wirajaya………..42
3.3 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas IX Karangan
Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto...43
3.4 Penggunaan Buku Sekolah Elektronik di Berbagai SMP…………...44
4.1 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas
VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Fry…. 81
4.2 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas
VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Fry………….…82
4.3 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik
kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Fry… 83
4.4 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian MateriBuku Sekolah Elektronik kelas
VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawatidengan
Menggunakan Grafik Fry……….………....111
4.5 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks BacaanBuku Sekolah Elektronik kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan
Menggunakan Grafik Fry………..……112
4.6 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen SoalBuku Sekolah Elektronik kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan Menggunakan
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
4.7 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas IX karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan
Menggunakan Grafik Fry………..…124
4.8 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas IX karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan
Menggunakan Grafik Fry………..……124
4.9 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Raygor ………..144
4.10 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas
VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Raygor…...145
4.11 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Grafik Fry.. 146
4.12 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi BukuSekolah Elektronik kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan Menggunakan Grafik Raygor………. 171
4.13 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan Menggunakan Grafik Raygor ……….172
4.14 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen SoalBuku Sekolah Elektronik kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan Menggunakan Grafik Raygor………. 173
4.15 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas IX karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan Menggunakan Grafik Raygor………..184
4.16 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas IX karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan
Menggunakan Grafik Raygor………..184
4.18 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test)………...………. 206
4.19 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Teknik Tes Klose
vii
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
4.20 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instruksi SoalBuku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Teknik Tes Klose
(Cloze Test)……… 208
4.21 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Maryati Soetopo dengan Menggunakan Teknik Tes
Klose (Cloze Test)………. 208
4.22 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Atikah Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawatidengan
Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test) ………..236
4.23 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks BacaanBuku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Atikah Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawatidengan
Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test)……….. 237
4.24 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Instrumen Soal Buku Sekolah Elektronik kelas VII karangan Atikah Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dengan
Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test) ………..238
4.25 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Uraian Materi Buku Sekolah Elektronikkelas VIII karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan
Menggunakan Teknik Tes Klose (Cloze Test) ………...249
4.26 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Teks Bacaan Buku Sekolah Elektronikkelas VIII karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dengan
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Gambar Grafik Fry……….….…….47
3.2 Gambar Grafik Raygor……….……...49
4.1 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Uraian Materi Pelajaran 3” dengan Grafik
Fry……….….……….57
4.2 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sandeq, Jejak Peradaban Nelayan Mandar”
dengan Grafik Fry….………..……….………59
4.3Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Warna-Warni dari Alam” dengan Grafik
Fry………61
4.4Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Uraian Materi Pelajaran 5” dengan Grafik
Fry……….…..63
4.5 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Manokwari yang Sedang Menggeliat di Tanah Papua” dengan GrafikFry………...65
4.6Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Perjanjian dengan Buaya” dengan Grafik Fry………..68
4.7Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Instrumen Soal” dengan Grafik Fry………...70
4.8 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Uraian Materi Pelajaran 7” dengan Grafik
ix
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
4.9 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gesang Sang Maestro” dengan Grafik
Fry……….…………..76
4.10 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gesang Sang Maestro” dengan Grafik
Fry………..…..78
4.11 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Tanda Untuk Lindungi Batik Indonesia”
dengan Grafik Fry……….80
4.12 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Uraian Materi Pelajaran 4” dengan Grafik Fry………..85
4.13 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gamelan Orkestra Ala Jawa” dengan
Grafik Fry ………..87
4.14 Hasil Plot Keterbacaan Wacana“Sendratari Ramayana dalam Tarian Khas Jawa” dengan Grafik Fry ……….89 4.15 Hasil Plot Keterbacaan Wacana“Instrumen Soal Pelajaran 4” dengan Grafik
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah Penelitian
Standardisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan
dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi
dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Karena seiring berjalannya waktu,
tantangan perkembangan pendidikan di Indonesia semakin kompleks. Hal ini
terbukti dengan perubahan sistem kurikulum sebagai proses pembaharuan
pendidikan ke jenjang yang lebih baik. Dalam konteks initerbentuknya
kompetensi peserta didik melibatkan interaksi berkualitas yang dinamis antara
sekolah, guru, kurikulum, dan peserta didik. Guru sebagai salah satu faktor yang
memengaruhi suksesnya pembelajaran harus menerapkan kurikulum yang berlaku
dalam pembelajaran di kelas. Sejalan dengan hal tersebut, Mulyasa (2009: 5)
mengungkapkan bahwa sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat
dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan megaktualisasikan
kurikulum tersebut dalam pembelajaran (who is behind the classroom).
Melalui buku tekspembelajaran bisa dilakukan secara teratur, sebab buku
teks bisa dijadikan pedoman materi yang jelas. Buku teks, sebagai bahan
pembelajaran yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan, harus
memperhatikan tuntutan mata pelajaran. Hal ini ditegaskan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005. Adapun isi penetapan
peraturan itu adalah sebagai berikut:
2
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dilihat dari peraturan tersebut,buku teks memiliki peran penting dalam
pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa membutuhkan referensi atau acuan
untuk menggali ilmu agar pemahaman siswa lebih luas sehingga kemampuannya
dapat lebih dioptimalkan. Dengan adanya buku teks, siswa dituntun untuk
berlatih, berpraktik, atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku
tersebut. Oleh sebab itu, hendaknya buku teks yang digunakan memiliki kualitas
dan kuantitas yang memadai.Menurut Tarigan dan Tarigan (1986: 14)“buku teks
berkaitan erat dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik haruslah
relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum. Lebih dari itu buku teks itu
menunjang aktivitas dan kreativitas siswa. Semakin baik kualitas buku teks maka
semakin baik pula pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya”.
Saat ini buku teks dapat dengan mudah didapat oleh guru atau bahkan
siswa. Salah satu buku teks yang dapat mudah diakses adalah Buku Sekolah
Elektronik (BSE).BSE memilikiperananpentingdalam proses belajarmengajar
pada masa sekarang.Siswa yang dituntutaktifdalam proses
belajarmengajardalamkelas, disarankan menggunakanbukutekssebagaipegangan
yang akanmemacukeaktifanmerekadi kelas. Hal
inisecaratidaklangsungmembuatbukuteksmenjadisesuatu
yangwajibdimilikiuntukmenunjangkemajuanbelajarsiswa.BSE
inidinyatakansebagai program pemerintah yang
dapatmemenuhikebutuhansiswadan guru
untukmemilikibukuteksataubukusumber.Memang BSE bisa
didapatdengancuma-cumaataujikaharusdibeli pun harga BSE relatif murahjikadibandingkanbuku-buku
yangditerbitkanpenerbitswasta.Satusisihalinimemangbagus.Namun, meskiharga
BSE terjangkau, kualitasBSE
haruslahmemenuhikualitasbukutekspadalazimnya.Buku teks yang
baiktidakhanyamemuatmateri yang sesuaidengankurikulum,
tetapiharusditulisdengantingkatketerbacaan yang tinggi.Untuk sebuah buku teks,
ada pedoman penilaian yang dapat digunakan,di antaranya buku teks haruslah
mempunyai sudut pandang atau ”point of view”yang jelas dan tegas serta
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjang kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu,sangat penting dalam sebuah
penyusunan buku sumber harus meperhatikankonsep materi, konsep evaluasi,
jugaketerkaitannya dengan kurikulum dansilabus.Karena, alangkah janggalnya
jika suatu buku teks didalamnya tidak dilengkapidengan suatu kegiatan untuk
mengetahui apakah tujuan dari pembelajaran itu sudah tercapai atau belum?
Semua pertanyaan itu akan dijawab, salah satunya melalui kegiatan pemahaman
siswa terhadap uraian materi, teks bacaan, instruksi soal serta instrumen soal yang
ada di dalam buku teks tersebut.
Didalam buku teks terdapat materi mengenai kegiatan berbahasa yang
salah satunya merupakan standar kompetensi membaca, kemampuan membaca
adalah kemampuan bahasa yang reseftif kedua setelah menyimak. Dalam dunia
pendidikan aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang penting. Hal
ini karena, sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui proses
membaca. Pada hakikatnya kegiatan membaca merupakan bentuk komunikasi
antara penulis dan pembaca dengan bahan bacaan sebagai medianya. Agar pesan
penulis atau isi bacaan dapat diterima oleh pembaca sesuai dengan yang dimaksud
penulisnya, diperlukan seperangkat kondisi atau persyaratan bagi sebuah
bacaan.Salah satu persyaratan dan tampaknya yang paling menentukan, adalah
tingkat keterbacaan bahan bacaan. Pesan penulis tidak akan sampai atau dapat
diterima pembaca bila pembaca sulit memahami bacaan yang ditulis oleh
penulisnya. Untuk itu tingkat keterbacaan suatu bacaan harus sesuai dengan
kemampuan membaca pembacanya.Hal ini karena keterbacaan sangat
berpengaruh di dalam sebuah buku teks. Dengan adanya keterbacaan, siswa
diharapkan lebih mudah memahami isi bacaan yang ada dalam buku teks tersebut.
Tingkat keterbacaan sebuah wacana akan memberi dampak pada tingkat
kemampuan membaca dan pemahaman terhadap bacaan. Hal ini didasari karena
kemampuan para siswa untuk memahami suatu bacaan berbeda-beda.
Pemerintah telah berupaya keras dalam memperbaiki mutu buku-buku
pendidikan baik pengendalian mutu buku-buku teks maupun penilaian yang
dilakukan terhadap buku teks yang layak digunakan di sekolah. Namun, bukan
4
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rambu-rambu penilain itu harus meliputi empat aspek penting yang ada di dalam
buku teks tersebut yaitu mengenai uraian materi, teks bacaan, instruksi soal serta
instrumen soal yang ada di dalam buku teks. Karena, pada kenyataannya pusat
perbukuan departemen pendidikan nasional tidak secara spesifik menyoroti
teks-teks bacaan (wacana) yang dijadikan bahan ajar dan alat evaluasinya. Padahal,
hampir dalam setiap buku teks bahasa dan sastra Indonesia jenjang SD, SMP, dan
SMA, wacana merupakan bahan ajar membaca yang dijadikan pintu masuk dalam
setiap kemasan unit pembelajaran. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah
pemilihan wacana sebagai bahan ajar membaca dan alat evaluasinya perlu
dilakukan secara cermat.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dimunculkan temuan apakah
buku-buku tersebut tergolong sukar, sedang, atau mudah dipahami pembacanya. dilihat
dariteks-teks bacaan (wacana)uraian materi, teks bacaan, isntruksi soal maupun
instrumen soal yang tersaji dalam buku.Penyusunan keempat komponen alat
penting tersebut dalam buku teks sekiranya sangat berpengaruh pada pemahaman
siswa terhadap materi yang ingin disampaikan oleh guru. Maka dari itu, kita harus
melihat bagaimanakah sebenarnya keterbacaan uraian materi, teks bacaan,
instruksi soal dan instrumen soal itu tersaji dalam buku buku teks bahasa dan
sastra Indonesia SMP? Apakah keempat komponen itu cukup berkualitas sehingga
mampu merangsang kemampuan berpikir kritis serta menimbulkanpemahaman
keterbacaan pada siswa?Karena, pada dasarnya semakin mudah sebuah teks atau
bahan bacaan dapat dipahami oleh siswa, keterbacaan teks atau bahan bacaan
tersebut tinggi (baik). Sebaliknya, semakin sulit sebuah teks atau bahan bacaan
dapat dipahami oleh siswa, keterbacaan teks atau bahan bacaan tersebut rendah
(kurang baik).
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dan tuntunan
dalam melaksanakan penelitian ini. Salem (1999) menulis tesis yang berjudul
“Tingkat Keterbacaan BahanMuatan Lokal Bagi Murid SD Berdasarkan
Pertimbangan Pakar dan HasilTes(Studi Kasus di Kecamatan Simpang Hulu,
Kabupaten Ketapang, KalimantanBarat)”. Diameneliti tingkat keterbacaan bahan
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan tes klose bagi murid SDkecamatan Simpang kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat. Simpulanpenelitiannya, hasil tes klose menunjukkan level
instruksional yang menguatkanpendapat guru bahwa tingkat keterbacaan bahan
tinggi. Murid menguasai bahandengan mudah merupakan indikator bacaan lebih
meyakinkan untuk murid SD. Nurhayati (2009)“Tingkat Keterbacaan Modul
BahasaIndonesia SMP Terbuka Kelas 8 (Studi Deskriptif Analitis terhadap Modul
SMPTerbuka)”.Hasil analisis yang pembahasan tesis ini mengkaji deskripsi data
dana analisis kebahasaan, deskripsi analisis wacana, deskripsi data materi tes
pilihan ganda dan esai kemampuan membaca. Sulastri (2010) dalam tesisnya yang
berjudul “Keterbacaan Wacana Buku Bina Bahasa Indonesia Karya Tim Bina
Karya Guru dan Keterpahamannya oleh Siswa SDN Karangpawulung 4 Kota
Bandung Tahun Pelajaran 2009-2010”.Penelitian ini mendeskripsikan tingkat
keterbacaan wacana bukti bina bahasa Indonesiakarya tim bina karya guru
berdasarkan (1) teori Fry, (2) teori taylor, (3) tingkat komlpleksitas kalimat, (4)
tingkat kerumitan kata-katanya, serta (5) keterpahaman wacana sampel siswa.
Nurlaili (2011), dalam penelitiannya yang berjudul“Pengukuran Tingkat
Keterbacaan Wacana dalam LKS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4-6 SD
dan Keterpahamannya”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterbacan
sebelas teks wacana yang terdapat dalam LKS mata pelajran Bahsa Indonesia
kelas 4-6 SD, berdasarkan formula fry belum ada teks yang sesuai dengan
masing-masing kelas.
Arief Muhakim (2010) melakukan penelitian dengan judul “Kajian
Terhadap Alat Evaluasi Membaca dalam Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia
SMP Kelas VII Karangan Maryati dan Soetopo (Berdasarkan Hasil Analisis
Deskriftif Terhadap Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VII Karya Maryati dan Soetopo)”. Dalam penelitian ini, aspek yang dikaji hanya keterampilan membacanya.
Sementara itu Netta Novelianti (2011) melakukan penelitian “Analisis
Keterbacaan Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Negeri 14 Bandung tahun Pelajaran 2011-2012”. Dalam penelitian ini
6
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VII, VIII, dan IX pada semester ganjil dan genap, bahwa tingkat keterbacaan soal ulangan akhir semester kelas VII (semester ganjil dan genap), kelas VIII (semester ganjil dan genap), serta kelas IX (semester genap), dilihat dari aspek validitas isi, memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian ini mengedepankan tingkat keterbacaan wacana dalam buku sekolah
Elektronik Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VII, VIII, dan IX . Adapun
pemilihan buku teks yang akan diteliti merupakan buku-buku yang banyak
digunakan di sekolah-sekolah. Selain itu, penelitian ini akan lebih mendalam
mengkaji keterbacaan wacanapada uraian materi, teks bacaan, instruksi soal serta
instrumen soal yang ada pada Buku Sekolah Elektronik tersebut. Hal ini
merupakan langkah awal dilakukannya pemetaan dan penilaian yang saksama
terhadap keterbacaan wacana bahan ajar membaca dan alat evaluasinya dalam
buku-buku teks bahasa dan sastra Indonesia, terutama wacana-wacana yang
termuat dalam buku-buku teks bahasa dan sastra Indonesia SMPyang lolos
penilaian Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Dalam
permasalahan yang penulis teliti, penulis merumuskan judul penelitian sebagai
berikut: “Keterbacaan wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang
SMP kelas VII, VIII, dan IX (Penelitian deskriptif kualitatif Keterbacaan wacana
uraian materi, teks bacaan, instruksi soal dan instrumen soal Buku Sekolah
Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP )”.
1.2Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis
melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikikasi masalahnya sebagai
berikut.
1)Adanya buku pelajaran yang belum disoroti secara spesifik tingkat keterbacaan
wacananya berdasarkan uraian materi,teks bacaan, instruksi soal, dan
instrumen soalpada buku bahasa Indonesia kelas VII terbitan Buku Sekolah
Elektronik.3)Adanya buku pelajaran yang belum disoroti secara spesifik
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instruksi soal, dan instrumen soal pada buku bahasa Indonesia kelas IX terbitan
Buku Sekolah Elektronik.
1.3 Pembatasan Masalah Penelitian
Penulis membatasi masalah penelitian, yaitu Buku Sekolah Elektronik
bahasa Indonesia jenjang SMP kelas VII,VIII, dan IX. Adapun rincian buku yang
dijadikan penelitian adalah sebagai berikut.
1)Buku Sekolah Elektronik Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/ MTS kelas
VII karangan Maryati-Sutopo berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi
soal, dan instrumen soal.
2)Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Berbahasa dan Bersastra
Indonesia Indonesiapada jenjang kelasVIIIkarangan Asep Yudha Wirajaya dan
Sudarmawatiberdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan
instrumen soal.
3)Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTS kelas IXkarangan
Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto berdasarkan uraian materi, teks
bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal.
1.4 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakahtingkat keterbacaan wacana pada buku bahasa Indonesia kelas
VII terbitan Buku Sekolah Elektronikberdasarkan uraian materi,teks bacaan,
instruksi soal, dan instrumen soal?
2) Bagaimanakah tingkat keterbacaan wacana pada buku bahasa Indonesia kelas
VIII terbitan Buku Sekolah Elektronik berdasarkan uraian materi,teks bacaan,
8
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Bagaimanakah tingkat keterbacaan wacana pada buku bahasa Indonesia kelas
IX terbitan Buku Sekolah Elektronik berdasarkan uraian materi,teks bacaan,
instruksi soal, dan instrumen soal?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan:
1)keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal Buku
Sekolah Elektronikbahasa Indonesia kelas VII terbitan Buku Sekolah
Elektronik dilihat dengan menggunakan Grafik Fry, teknik tes klose, dan
Grafik Raygor sebagai formula alat uji keterbacaan.
2)Keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal
Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas VIII terbitan Buku Sekolah
Elektronik dilihat dengan menggunakan Grafik Fry, teknik tes klose, dan
Grafik Raygor sebagai formula alatujiketerbacaan.
3)Keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal
Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas IX terbitan Buku Sekolah
Elektronik dilihat dengan menggunakan Grafik Fry,teknik tes klose, dan Grafik
Raygor sebagai formula alat uji keterbacaan.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah manfaat teoretis dan
manfaat praktis. Adapun uraian manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi
perkembangan bentuk keterbacaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan mengenai keterbcaan yang tinggi dan dapat bermanfaat
bagi seluruh komponen pendidikan untuk lebih cermat memilih buku teks yang
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teks yang berkualitas akan menunjang pembelajaran di kelas ke arah yang lebih
baik.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 manfaat,yaitu bagi
penulis, bagi guru, bagi siswa, dan bagi pembaca. Berikut uraian manfaat praktis
dalam penelitian ini.
1)Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis
sebagai calon pendidik, di samping itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan kualitas buku sekolah elektronik sebagai sumber belajar terutama
dalam bidang keterbacaan wacanauraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan
instrumen soal dlam buku teks.
2)Bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan peningkatan pemilihan Buku
Sekolah Elektronik mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih berkualitas,
terutama terutama dalam bidang ketebacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi
soal, dan instrumen soal yang ada di dalam buku teks.
3) Bagi siswa
Diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran, khususunya dalam
pemahaman siswa mengenai keterbacaan wacana dalam Buku Sekolah Elektronik
mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
4)Bagi pembaca
Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan, terlebih
mengenai keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen
soal pada Buku Sekolah Elektronik mata pelajaran bahasa Indonesia.
1.7Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Buku teks yang baiktidakhanyamemuatmateri yang sesuaidengankurikulum,
10
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Tingkat keterbacaan sebuah wacana akan memberi dampak pada pemahaman
siswa terhadap bacaan.
3) Semakin rendah tingkat keterbacaan wacana maka akan semakin sulit wacana
itu dipahami oleh siswa.
4) Semakin tinggi tingkat keterbacaan wacana maka akan semakin mudah
wacana itu dipahami siswa.
1.8 Definisi Operasional
Definisi acuan yang diterapkan dalam konsep penelitian ini adalah Buku
Sekolah Elektronik (BSE), keterbacaan wacana, Grafik Fry, Grafik Raygor
dan tes klose. Berikut uraian mengenai definisi operasional dalam penelitian
ini.
1) Membaca merupakan suatu proses yang kompleks yang meliputi pemahaman
makna, interprestasi makna, reaksi pembaca, serta penerapannya terhadap
kehidupan. Membaca merupakan kegiatan aktif yang meminta setiap oarang
mengerti akan makna, dan membawa setiap idenya ke halaman yang
bercetakan. Dengan demikian setiap lambang akan memberi makna secara
cepat sesuai dengan pola penulisan dan pengalaman serta intelegensi dan
kebiasaan membaca. Dalam penelitian ini membaca dilakukan berkenaan
dengan keterbacaan wacana yang ada di dalam Buku Sekolah Elektronik kelas
VII,VIII, dan IX.
2) Keterbacaan wacanaadalah istilah dalam bidang pengajaran membaca yang
memperhatikan tingkat kesulitan materi yang sepantasnya dibaca seseorang.
Keterbacaan merupakan ahli bahasa readibility.Bentuk readability merupakan
kata turunan yang dibentuk oleh bentuk dasar “readable” “dapat dibaca” atau
“terbaca”. Konfiks ke-an dalam bentuk keterbacaan mengandung arti “hal
yang berkenaan” dengan apa yang disebut dalam bentuk dasarnya. Oleh
karena itu, kita dapat mendefinisikan “keterbacaan” sebagai hal ihwal terbaca tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembacanya.Dalam penelitian akan
dianalisis keterbacaan wacanauraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan
instrumen soal yang ada dalam wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan buku teks atau buku sumber yang
biasanya dijadikan pegangan siswa juga guru. BSE memiliki peranan penting
dalam proses belajar mengajar kekininan. Sistem pendidikan saat ini
mengharuskan siswa yang lebih aktif dalam poses belajar mengajar di kelas.
Siswa yang dituntut aktif dalam proses belajar mengajar dalam kelas,
menggunakan buku teks sebagai pegangan yang akan memacu keaktifan
mereka di kelas
4) Formula keterbacaan Grafik Fry merupakan formula menentukan tingkat
wacana yang mempertimbangkan panjang pendeknya kata dan tingkat
kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah suku kata yang membentuk setiap
kalimat. Dalam penelitian ini formula keterbacaan Grafik Fry akan digunakan
untuk mengukur tingkat keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal,
dan instrumen soal yang ada di dalam Buku Sekolah Elektronik mata
pelajaran bahasa Indonesia.
5) Formula keterbacaan Grafik Raygor diperkenalkan oleh Alton Raygor, yang
selanjutnya grafik ini disebut Grafik Raygor. Formula ini tampaknya
mendekati kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan huruf latin.
Grafik Raygor tampak terbalik jika dibandingkan dengan Grafik Fry. Namun,
kedua formula keterbacaan tersebut sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip
yang mirip.
6) Teknik tes klose (Cloze test) merupakan metode penangkapan pesan dari
sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan
melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikannya kepada si penerima
(pembaca atau penyimak), sehingga mereka berupaya untuk
menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan
sejumlah unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan. Taylor (Sulistyorini,
2006) menggambarkan teknik isian rumpang sebagai metode yang
dipergunakan untuk melatih daya tangkap pembaca/penyimak terhadap pesan
atau maksud penulis/pembicara dengan jalan menyajikan wacana yang
12
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harus mampu mengolahnya menjadi sebuah pola yang utuh seperti wujudnya
semula. Dalam penelitian ini formula teknik tes klose akan digunakan untuk
mengukur tingkat keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan
instrumen soal yang ada di dalam Buku Sekolah Elektronik mata pelajaran
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dipaparkan
pada BAB 1, penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai
tingkat keterbacaan wacana Buku Sekolah Elektronik (BSE) bahasa Indonesia
kelas VII,VIII, dan IX berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal serta
instrumen soal. Oleh karena itu metode penelitian yang dirasa cocok untuk
mendapatkan gambaran mengenai tingkat keterbacaan wacana Buku Sekolah
Elektronik (BSE) bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif.
Adapun penggunaan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam
penelitian ini akan digunakan untuk mendeskripsikan:
a) keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal Buku
Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas VII terbitan Buku Sekolah
Elektronik karangan Maryati Sutopo dilihat dengan menggunakan Grafik Fry,
Teknik Tes Klose, dan Grafik Raygor sebagai formula alat uji keterbacaan;
b)keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal
terbitan Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas VIII karangan Asep
Yudha Wirajaya dan Sudarmawati dilihat dengan menggunakan Grafik Fry,
Teknik Tes Klose, dan Grafik Raygor sebagai formula alat uji keterbacaan;
c) keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal
terbitan Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia kelas IX karangan Atikah
Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto dilihat dengan menggunakan Grafik Fry,
Teknik Tes Klose, dan Grafik Raygor sebagai formula alat uji keterbacaan.
Dengan menggunakan metode ini, penulis mengharapkan akan
memperoleh gambaran mengenai tingkat keterbacaan wacana Buku Sekolah
Elektronik bahasa Indonesia yang akan diujikan ke tiga sekolah menengah
pertama di kota Bandung. Data yang dihasilkan berupa deskripsi atau dalam
41
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini berasal dari teks wacana Buku Sekolah
Elektronik bahasa Indonesia, yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTS
kelas VII karangan Maryati- Soetopo, Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas
VIII karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati, dan Bahasa Indonesia
untuk SMP/MTS kelas IX karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto.
Ketiga buku ini akan dijadikan sampel penelitian, karena berdasarkan
observasi yang penulis lakukan ke sekolah-sekolah, ketiga buku ini merupakan
buku yang banyak digunakan di jenjang Sekolah Menengah Pertama di berbagai
daerah. Setelah teks-teks wacana tersebut terkumpul, penulis memilih dan
menyeleksi beberapa teks yang layak untuk digunakan dalam uji keterbacaan
wacana. Layak atau tidaknya ditentukan oleh keterbacaan dan kesesuaian isi teks
tersebut untuk siswa jenjang SMP. Selain wacana teks bacaan, dalam penelitian
ini pun akan dianalisis mengenai wacana uraiana materi, instruksi soal, serta
instrumen soal yang ada di dalam ketiga buku yang sudah dijadikan sampel
penelitian tersebut.
Berikut ini adalah akan disajikan daftar teks bacaan hasil temuan yang
akan digunakan dalam uji keterbacaan wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa
Indonesia kelas VII,VIII, dan IX jenjang SMP yang akan di uji tingkat
keterbacaannya menggunakan Grafik Fry, Grafik Raygor, dan Teknik Tes Klose.
Tabel 3.1 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia kelas VII
Karangan Maryati Soetopo
No. Tema Pelajaran Judul Teks
1. KEBAHARIAN PELAJARAN 3
Membaca cepat
200 kata per menit
Sandeq, Jejak Peradaban
Nelayan Mandar
2. KEBAHARIAN PELAJARAN 3
Membaca cepat
200 kata per menit
Warna Warni Dari Alam
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ALAM Menggunakan
Tabel 3.2 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia kelas VIII Karangan Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
No. Tema Pelajaran Judul Teks
1. KEBUDAYAAN PELAJARAN 4
Membaca cepat 200
3. PENDIDIKAN PELAJARAN 7
Membaca Intensif
untuk Menemukan Bahan Diskusi
Mengembangkan Soft Skills Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual
4. PENDIDIKAN PELAJARAN 7
Membaca Intensif
untuk Menemukan Bahan Diskusi
43
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. KESEHATAN PELAJARAN 9
Puluhan Warga Ungaran
Timur Terkena Chikungunya
Tabel 3.3 Teks Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia kelas IX Karangan Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto
No. Tema Pelajaran Judul Teks
Indonesia dan Jamban
Terpanjang di Dunia
3.3 Teknik Penelitian
Teknik penelitian dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu teknik
pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Penjelasannya akan dipaparkan
lebih lanjut sebagai berikut.
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam memperoleh data yaitu dengan
menggunakan teknik observasi. Dalam hal ini, teknik observasi dilakukan dengan
cara melakukan penelitian ke berbagai sekolah, untuk mengetahui buku sekolah
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai sekolah yang di observasi, Buku Sekolah Elektronik merupakan buku
yang di pakai sebagai sumber belajar di kelas. Selain itu peneliti mengobservasi
buku-buku karangan siapa saja yang sering digunakan. Berikut ini adalah daftar
hasil temuan Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia yang digunakan di
berbagai sekolah.
Tabel 3.4 Penggunaan Buku Sekolah Elektronik
di Berbagai Sekolah Menengah Pertama
No. Buku Sekolah Elektronik yang
Digunakan
Sekolah Menengah
Pertama
1. Atikah Anindyarini dan Maryati Soetopo
(VII)
Maryati Soetopo (VIII)
SMPN 1 Bandung
2. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 4 Bandung
3. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 8 Bandung
4. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 12 Bandung
5. Atikah Anindyarini dan Maryati Soetopo
(VII)
Maryati Soetopo (VIII)
SMPN 14 Bandung
6. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 15 Bandung
7. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 19 Bandung
8. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 20 Bandung
9. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
45
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 29 Bandung
11. Atikah Anindyarini dan Maryati Soetopo
(VII)
Maryati Soetopo (VIII)
SMPN 3 Lembang
12. Atikah Anindyarini dan Maryati Soetopo
(VII)
Maryati Soetopo (VIII)
SMP Pasundan 4
Bandung
13. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 1 Sukabumi
14. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 2 Sukabumi
15. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 3 Sukabumi
16. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 4 Sukabumi
17. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 5 Sukabumi
18. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 6 Sukabumi
19. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 9 Sukabumi
20. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 15 Sukabumi
21. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 1 Purwakarta
22. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 2 Purwakarta
23. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 4 Purwakarta
25. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 5 Purwakarta
26. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 6 Purwakarta
27. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 7 Purwakarta
28. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 8 Purwakarta
29. Maryati Soetopo
Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati
SMPN 9 Purwakarta
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Buku Sekolah
Elektronik yang banyak digunakan merupakan buku bahasa Indonesia Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk SMP/MTS kelas VII karangan Maryati- Soetopo, Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas VIII karangan Asep Yudha Wirajaya
dan Sudarmawati, terakhir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas IX karangan
Atikah Anindyarini, Suwono, dan Suhartanto adalah buku yang banyak digunakan
oleh Sekolah Menengah Pertama di beberapa daerah. Setelah mendapatkan
informasi mengenai buku yang digunakan, peneliti mengumpulkan
wacana-wacana yang dijadikan contoh penelitian pada ketiga Buku Sekolah Elektronik
bahasa Indonesia tersebut. Kemudian dikumpulkan, dipilih sesuai dengan teks
wacana yang diperlukan, dipelajari dan diteliti lebih lanjut.
3.3.2 Teknik Analisisis Data
Prosedur teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini,
akan diuraikan sebagai berikut:
1)Melakukan observasi awal. Pada observasi awal ini penelitian akan dilakukan
47
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Buku Sekolah Elektronik yang banyak digunakan di sekolah sebagai objek
penelitian.
2)Mengumpulkan berbagai macam Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia
yang sering digunakan di sekolah Sekolah Menengah Pertama untuk jenjang
kelas VII,VIII, dan IX.
3)Mengumpulkan wacana uraian materi, teks bacaan, isntruksi soal, dan
instrumen soal yang dipilih sebagai sampel penelitian yang ada di dalam Buku
Sekolah Elektronik mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, VIII, dan IX.
4)Analisis data, dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
(1) Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula fry
Keterbacaan Formula ini mendasarkan formula keterbacaan pada dua
faktor utama, yaitu panjang-pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata yang
ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap
kata dalam wacana tersebut. Berikut merupakan gambar Grafik Fry.
3.1 Gambar Grafik Fry
Dibagian atas grafik terdapat deretan angka-angka seperti 108, 112, 116,
dan seterusnya. Angka-angka tersebut menunjukkan data jumlah suku kata per
seratus perkataan. Yakni, jumlah kata dari wacana sampel yang dijadikan sampel
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kiri grafik seperti 2.0, 2.5, 3.0, dst menunjukkan data rata-rata jumlah kalimat per
seratus kata. Angka-angka yang berderet ditengah grafik tersebut merupakan
perkiraan peringkat keterbacaan wacana yang diukur. Daerah yang diarsir pada
grafik merupakan wilayah invalid. Dalam wilayah tersebut tidak memiliki
peringkat baca untuk peringkat manapun. Berikut akan dijelaskan mengenai
penggunaan Grafik Fry.
Langkah 1
Pilih penggalan yang representatif dari wacana yang hendak diukur
tingkat keterbacaannya dengan mengambil 100 buah perkataan. Yang dimaksud
representative adalah pemilihan wacana sampel yang benar-benar mencerminkan
teks bacaan. Maka wacana yg diselingi gambar-gambar, table, angka, atau rumus
dipandang tidak representative untuk dijadikan sampel wacana.
Langkah 2
Hitunglah jumlah kalimat dari seratus buah perkataan hingga perpuluhan
terdekat. Dalam sebuah wacana ketika diambil 100 buah perkataan,pasti akan ada
sisa. Sisa kata yang termasuk dalam hitungan seratus itu diperhitungkan dalam
bentuk desimal(perpuluhan).
Langkah 3
Hitunglah jumlah suku kata dari wacana sampel yang 100 buah
perkataan. Untuk jumlah suku kata dalam Grafik Fry Grafik Fry, penelitian
seharusnya digunakan untuk wacana bahasa inggris. Padahal struktur bahasa
inggris berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, terutama dalam hal suku katanya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak akan pernah didapati wacana dalam bahasa
Indonesia cocok untuk peringkat kelas di dalam Grafik Fry Oleh karena itu d
tambah 1 langkah lagi yaitu dengan mengkalikan jumlah suku kata dengan angka
0.6.
Langkah 4
Perhatikan Grafik Fry. Kemudian data yang kita peroleh dari langkah 1
dan 2 kita plotkan ke dalam grafik untuk mencari titik temunya. Pertemuan antara
baris vertikal dan horizontal menunjukkan tingkat-tingkat kelas pembaca.
49
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat keterbacaan ini bersifat perkiraan. Oleh karena itu, peringkat
keterbacaan wacana sebaiknya ditambah 1 tingkat dan dikurangi 1 tingkat.
Misalnya apabila diketahui titik temunya adalah 7,maka tingkat keterbacaan yang
cocok untuk peringkat 6, 7, 8.
(2) Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula Grafik Raygor
Formula keterbacaan Raygor diperkenalkan oleh Alton Raygor, yang
selanjutnya grafik ini disebut Grafik Raygor. Formula ini tampaknya mendekati
kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan huruf latin. Grafik Raygor
tampak terbalik jika dibandingkan dengan Grafik Fry. Namun, kedua formula
keterbacaan tersebut sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip yang mirip.
Berikut akan dijelaskan mengenai petunjuk penggunaan Grafik Raygor.
3.2 Gambar Grafik Raygor
Langkah 1
Mengitung 100 buah perkataan dari wacana yang hendak diukur tingkat
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata. Oleh karenanya, angka-angka tidak dihitung ke dalam perhitungan 100 buah
kata.
Langkah 2
Menghitung jumlah kalimat sampa pada persepuluhan terdekat. Prosedur ini sama
dengan prosedur Fry dalam menghitung rat-rata jumlah kalimat.
Langkah 3
Menghitung jumlah kata-kata sulit, yakni kata-kata yang dibentuk oleh 6 huruf
atau lebih. Kriteria tingkat kesulitan sebuah kata di sini didasari ileh
panjang-pendeknya kata, bukan oleh unsur semantisnya. Kata-kata yang tergolong ke
dalam kategori sulit itu adalah kata-kata yang terdiri atas enam atau lebih huruf.
Kata-kata yang jumlah hurufnya kurang dari enam, tidak digolongkan ke dalam
kata sulit.
Langkah 4
Hasil yang diperoleh dari langkah dua dan tiga itu dapat diplotkan ke dalam
Grafik Raygor untuk menentukan peringkat keterbacaan wacananya.
(3) Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan Teknik Tes Klose (Cloze
Test)
Hornby dalam (Suherli: 2008) menjelaskan Cloze test, yang
diperkenalkan oleh Wilson L. Taylor pada tahun 1953, adalah sejenis test dalam
bentuk wacana dengan sejumlah kata yang dikosongkan (rumpang) dan pengisi
test diminta mengisi kata-kata yang sesuai di tempat yang dikosongkan itu.Lebih
lanjut Oller, dalam (Suherli: 2008) menambahkan bahwa kata “cloze” itu
bermakna proses penutupan sementara (Disebut dengan penutupan sementara
karena sejumlah kata dalam wacana itu dihilangkan atau ditutup secara sistematis
untuk diisi dengan cara menerka berdasarkan konteks isi wacana itu. Kebenaran
isi jawaban akan dilihat dari nakah asli wacana tersebut). Cloze test yang
kemudian juga dipakai untuk menguji pemahaman membaca (reading
comprehension), pada awalnya dibuat untuk menguji keterbacaan. Melalui tes ini
51
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(rumpang) secara teratur dalam suatu uraian. Semakin dekat jarak kata yang
dikosongkan, mungkin semakin sulit mengerjakan soal itu dan sebaliknya. Kata
yang dibuang (dikosongkan) itu biasanya setiap kata yang kelima, keenam atau
yang ketujuh. Karena kata yang dipilih mungkin saja kata yang maknanya sama
(sinonim) dengan kata aslinya, maka sinonim kata itu dapat juga dianggap benar.
Akan tetapi apabila diharapkan kata yang diisikan adalah kata yang persis sama
dengan kata aslinya (kata yang dibuang) maka huruf awal kata itu dituliskan dan
huruf-huruf berikutnya dikosongkan. Semakin sedikit kesalahan yang dibuat oleh
pengisi test, berarti semakin tinggi tingkat keterbacaan naskah tersebut dan
sebaliknya, semakin banyak kesalahan yang dibuat berarti semakin rendah tingkat
keterbacaannya. Penggunakan prosedur Teknik Tes Klose yang dilakukan dalam
penelitian keterbacaan ini, akan dijelaskan lebih rinci pada uraian di bawah ini.
langkah 1
Memilih teks wacana yang akan di jadikan sampel
Langkah 2
Menghindari uraian yang banyak menggunakan nama diri, seperti nama orang dan
nama tempat.
Langkah 3
Menyalin kembali masing-masing uraian tersebut dengan ketentuan:
(a) memberikan judul untuk masing-masing uraian, sebagai gambaran umum
tentang isi uraian teks wacana yang akan diujikan;
(b) menulis kembali kalimat pertama masing-masing uraian secara utuh untuk
memberikan gambaran isi uraian lebih spesifik dan dapat dimengerti.
(c) untuk kalimat-kalimat berikutnya, membuang setiap kata ke enam secara
teratur.
(d) menuliskan kalimat terakhir masing-masing uraian secara utuh untuk
memberikan gambaran tentang isi uraian teks wacana yang diujikan secara
lebih lengkap.
langkah 4
Memilih secara acak 3 Sekolah Menengah Pertama yang akan di jadikan
Sitti Natasya Isabela,2013
Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Jenjang SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam Teknik Tes Klose kata yang dikosongkan diisi hanya dengan satu
kata yang dianggap paling sesuai dengan maksud kalimat dan uraian,
Tingkat kesulitan keseluruhan naskah dapat dilihat dari jumlah kata yang benar
diisikan pada test itu. Hasil dengan menggunakan tes klose ini dapat dikategorikan
sebagai berikut.
Jumlah kata yang benar dan tingkat kesulitan dalam Teknik Tes Klose :
(a) > 50 % “Mudah” (independen level) dalam arti pembaca mengerti isi
bacaan.
(b) >35% – 50% “Agak Sukar” (instrucsional level) dalam arti pembaca
memerlukan bantuan untuk mengerti isi bacaan.
(c) <35 % – 35 % “Sangat Sukar” ( frustasi level) , dalam arti pembaca tidak
dapat memahami isi bacaan.
5)Mengolah dan mengkaji hasil analisis data dari Grafik Fry, Grafik Raygor, dan
Teknik Tes Klose.
6)Menyimpulkan hasil analisis data.
3.4 Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan
data yang dianalisis, adalah formula Grafik Fry, formula Grafik Raygor dan
Teknik Tes Klose. Formula Grafik Fry dan Teknik Tes Klose ini digunakan
sebagai instrumen untuk menganalisis tingkat keterbacaan wacana yang ada pada
Buku Sekolah Elektronik bahasa Indonesia jenjang SMP. Adapun yang akan
dianalisis adalah sampel wacana berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi
soal, serta instrumen soal yang ada di dalam buku-buku Sekolah Elektronik
bahasa Indonesia yang banyak digunakan di Sekolah Menengah Pertama.
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data penelitian yang digunakan peneliti dalam