• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Musik Klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd Movement) dalam Meningkatkan Ketelitian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Musik Klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd Movement) dalam Meningkatkan Ketelitian."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., MKes.

Latar Belakang Musik merupakan bahasa yang universal dan dapat dinikmati segala usia dan golongan. Dalam kehidupan sehari-hari, sudah umum bahwa mahasiswa banyak yang mendengarkan musik saat belajar. Namun, tidak semua jenis musik dapat didengarkan saat sedang belajar. Musik yang sudah banyak diteliti dan dipercaya bermanfaat adalah musik klasik karya Mozart. Musik klasik karya Mozart dapat membantu otak berfokus pada hal yang sedang dipelajari sehingga dapat membuat seseorang lebih berkonsentrasi dan lebih teliti.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) dalam meningkatkan ketelitian.

Metode Penelitian Menggunakan desain kuasi eksperimental. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang wanita dengan rentang usia 18-23 tahun. Data yang diukur adalah skor Addition Test, sebelum dan sesudah mendengarkan musik klasik, dilihat dari banyak penjumlahan yang dilakukan dan akurasi jawaban, lebih banyak jawaban yang benar, lebih teliti orang tersebut. Analisis data menggunakan uji "t" berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Terdapat perbedaan skor yang sangat signifikan (p<0,01) sebelum dan sesudah mendengarkan musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement). Rata-rata skor Addition Test setelah mendengarkan musik klasik Mozart adalah sebesar 266,53, lebih tinggi daripada rata-rata skor Addition Test sebelum mendengarkan musik klasik Mozart yang hanya sebesar 235,03.

Simpulan Musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) meningkatkan ketelitian.

(2)

vii

ABSTRACT

THE EFFECT OF CLASSICAL MUSIC MOZART

PIANO SONATA IN D MAJOR, K.448 (2

nd

MOVEMENT)

IN INCREASING ACCURACY

Elizabeth Candice M, 1210157

Tutor I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes., AIF. Tutor II : Ellya Rosa Delima, dr., MKes.

Backgrounds Music is a universal languange that can be enjoyed by all ages and groups. Nowadays, students often listen to music while studying. However, not all types of music can be listened while studying. Music that has been widely studied and believed to be useful is classical music by Mozart. Classical music by Mozart helps brain focusing on what is being studied, It has a capability in increasing someone’s concentration and accuracy.

Objectives This research is aimed to find out the effect of classical music

Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) in increasing accuracy.

Methods This research use quasi experimental desain. Subjects of this

research are 30 women, age range from 18-23 years old. Data measured is the most correct and accurate answer score of Addition Test before and after listening to classical music, the more correct answer, the more accurate that person. Data was analysed by paired “t” test with α = 0,05.

Results There was a highly significant differences score (p<0,01) between

before and after listening to classical music Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement). The mean of Addition Test score after listening to classical music Mozart was 266,53. That was higher than the mean of Addition Test score before listening to classcical music Mozart which was only 235,03.

Conclusions Classical music Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd

movement) increased accuracy.

(3)

viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Otak Manusia ... 6

2.1.1 Area Asosiasi ... 7

2.1.2 Sistem Limbik ... 11

2.1.3 Hippocampus ... 12

2.1.4 Amygdala ... 13

2.1.5 Formatio Reticularis ... 13

2.1.6 Gelombang Otak ... 14

(4)

ix

2.2 Musik ... 21

2.2.1 Unsur-Unsur Musik ... 22

2.2.2 Musik sebagai Terapi ... 24

2.2.3 Hubungan Musik dan Otak ... 25

2.2.4 Musik Klasik ... 27

2.2.5 Wolfgang Amadeus Mozart ... 30

2.3 Hormon Endorfin dan Serotonin ... 32

2.4 Ketelitian ... 34

2.4.1 Definisi ... 34

2.4.2 Fungsi Kognitif ... 34

2.5 Konsentrasi ... 35

2.6 Addition Test ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Alat ... 37

3.2 Subjek Penelitian ... 37

3.3 Lokasi dan waktu ... 37

3.4 Ukuran Sampel ... 38

3.5 Metode Penelitan ... 38

3.5.1 Desain Penelitian ... 38

3.5.2 Analisis Data ... 38

3.5.3 Data yang Diukur ... 38

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 39

3.6.1 Variabel Penelitian ... 39

3.6.2 Definisi Operasional... 39

3.7 Prosedur Penelitian... 39

3.7.1 Persiapan Penelitian ... 39

(5)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 41

4.2 Pembahasan ... 42

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-Rata Skor Addition Test Selama Mendengarkan Musik Klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement)...41 Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Skor Addition Test Selama Mendengarkan Musik Klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 4

Gambar 2.1 Area Asosiasi pada Cortex Cerebri ... 10

Gambar 2.2 Area Broca, Area Wernicke, dan Area Asosiasi Limbik ... 10

Gambar 2.3 Sistem Limbik ... 11

Gambar 2.4 Gelombang-gelombang Otak ... 17

Gambar 2.5 Anatomi Telinga ... 18

Gambar 2.6 Jaras Saraf Pendengaran ... 20

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INFORMED CONSENT ... 48

LAMPIRAN 2 SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK ... 49

LAMPIRAN 3 HASIL ANALISIS DATA ... 50

LAMPIRAN 4 CONTOH ADDITION TEST ... 51

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik merupakan bahasa yang universal dan dapat dinikmati segala usia dan golongan (Musbikin, 2009). Dalam kehidupan sehari-hari, sudah umum bahwa masyarakat, terutama mahasiswa, banyak yang mendengarkan musik saat sedang beraktivitas, salah satunya saat sedang belajar. Namun, tidak semua jenis musik dapat didengarkan saat sedang belajar. Sebagian besar mahasiswa mendengarkan musik berlirik saat sedang belajar akan tetapi, lirik yang terdapat pada musik tersebut dapat menurunkan kemampuan otak untuk fokus pada hal yang sedang dipelajari. Salah satu jenis musik yang sudah banyak diteliti dan dipercaya bermanfaat meningkatkan kemampuan otak adalah musik klasik karya Mozart (Musbikin, 2009). Musik klasik karya Mozart mampu membantu otak lebih fokus pada hal yang dipelajari sehingga mampu membuat seseorang lebih berkonsentrasi dan teliti (Suwanti, 2001).

(10)

2

tinggi, matematis, terstruktur, harmonis, dan mampu meningkatkan kecerdasan spasial (Musbikin, 2009).

Ketelitian dalam proses belajar sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang sedang dipelajari seseorang, dengan pribadi yang teliti, seseorang dapat berkonsentrasi sehingga dapat menjalankan fungsi intelektual dan fungsi kognitifnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah musik klasik Mozart meningkatkan ketelitian.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah musik klasik Mozart meningkatkan ketelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah dan wawasan bagi pembaca dan penulis terhadap musik klasik Mozart yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketelitian dalam proses belajar.

Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa mendengarkan musik klasik Mozart dapat meningkatkan ketelitian dalam proses belajar.

1.5 Kerangka Pemikiran

Musik sebagai gelombang suara akan masuk ke dalam meatus acusticus externus menuju membrana tympanica. Keadaan ini menyebabkan getaran pada

(11)

3

tulang-tulang pendengaran hingga ke organ korti dalam cochlea dan disini getaran akan diubah dari sistem konduksi ke sistem saraf melalui nervus auditorius (N. VIII) sebagai impuls listrik yang akan dilanjutkan hingga masuk ke cortex cerebri (Herawati, 2002). Setelah masuk ke dalam cortex cerebri, tepatnya di korteks auditorius, akan dilanjutkan ke sistem limbik lalu diteruskan ke hippocampus kemudian ke amygdala setelah itu dijalarkan ke hypothalamus lalu menuju formatio reticularis yang akan merangsang pusat eksitasi formatio reticularis dan

menyebabkan kewaspadaan seseorang meningkat (Guyton & Hall, 2008).

Menurut Mark Tramo, Ahli Saraf dari Harvard University, getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan. Ini terjadi karena di dalam otak manusia, terdapat jutaan neuron yang secara unik menjadi aktif ketika seseorang mendengarkan musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak. Setiap neuron saling berkomunikasi dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak ini yang disebut "gelombang otak". Gelombang otak ini digolongkan menjadi gelombang alpha, beta, theta, dan delta yang masing-masing memiliki karakteristik yang

berbeda-beda (Ahsanarya, 2013).

Musik yang diperdengarkan adalah musik klasik Mozart Sonata dengan tempo lambat (andante) sehingga memiliki dampak positif, seperti yang disampaikan oleh Djohan (2005) dan Rachmawati (2005). Pengulangan melodi dan ritme setiap 20-30 detik pada musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) selaras dengan gelombang alpha otak manusia. Dalam kondisi

gelombang alpha ini, otak akan memproduksi hormon endorfin dan serotonin yang menyebabkan seseorang merasa tenang, nyaman, rileks, dan bahagia.

(12)

4

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Musik klasik Mozart

Telinga

N.VIII

Jaras Pendengaran

Korteks Serebri (Korteks Auditorius)

Sistem Limbik

Hippocampus

Amygdala

Hypothalamus

Formatio Reticularis Gelombang alpha

Pusat eksitasi terangsang Produksi endorfin & serotonin meningkat Kewaspadaan meningkat

Keadaan tenang, nyaman, rileks

Konsentrasi meningkat

(13)

5

1.6 Hipotesis Penelitian

(14)

44 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) meningkatkan ketelitian

5.2 Saran

‒ Kegiatan belajar sehari-hari dapat dilatarbelakangi musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) untuk meningkatkan

ketelitian.

Dapat memasang musik klasik Mozart Piano Sonata in D Major, K.448 (2nd movement) di ruang praktik dokter untuk meningkatkan ketelitian

dokter saat sedang memeriksa pasien ataupun saat sedang di ruang operasi. ‒ Dapat memasang musik di ruang kerja seseorang yang memerlukan

ketelitian yang tinggi, seperti akuntan, pedagang, dll.

(15)

45

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, S. (2014, Oktober 29). Sejarah Musik Klasik Dunia. Retrieved July 24, 2015, from Kelas Musik: http://www.kelasmusik.com/

Anonim. (2015). Wolfgang Mozart. Retrieved July 23, 2015, from The

Biography.com website: http://www.biography.com/people/wolfgang-mozart/ Ardianto, B. (2014, January 21). Peran Endorfin dalam Tubuh Manusia.

Retrieved July 25, 2015, from http://www.bramardianto.com/peran-endorfin dalam-tubuh-manusia.html

Arifin, A. M. (2014, Maret). Manfaat Konsentrasi : Kekuatan Pendongkrak Produktifitas. Retrieved July 24, 2015, from Amhard Inspire:

http://www.amhardinspire.com/

Arini, S. H. (2001). Musik Merupakan Stimulasi terhadap Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan Emosi. Retrieved July 24, 2015, from

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/30.html

Arthur C. Guyton & John E. Hall. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11ed.). Jakarta: EGC.

Campbell, D. (2001). THE MOZART EFFECT: Tapping the Power of Music to Heal the Body,Strengthen the Mind, and Unlock the Creative Spirit. United States: HarperCollins.

Christianti, M. (2005). Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika.

Corwin, E. J. (2009). Handbook of Pathophisiology. Jakarta: EGC. Daniel S. Wibowo & Widjaya Paryana. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.

Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress. Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2009). Gray's Anatomy for Students. Canada: Elsevier Inc.

Erwin. (2012). Retrieved Maret 17, 2014, from

(16)

46

Farisi, A. (2014, July 21). Mengenal Gelombang Otak dan Cara Kerja Pikiran. Retrieved July 2015, 2015, from Kompasiana: http://www.kompasiana.com/ Faritsi, M. F. (2012, November 28). Unsur-Unsur Musik. Retrieved July 24, 2015, from About Music: http://www.falfainc.blogspot.com/

Ganong, W. F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Herawati, R. S. (2002). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. Surabaya: Unair.

Heslet, P. D. (2003). Our Musical Brain. Musica Humana Research .

Irawati, J. (2012). Terapi Musik Klasik, Rahasia Anak Jenius. Retrieved July 24, 2015, from http://www.deherba.com/

J.Crowe, B. (2004). Music and Soulmaking : Toward a New Theory of Music Therapy . Scarecrow Press.

Judy M. Taylor & Beverly J. Rowe. (2012). The "Mozart Effect" and the Mathematical Connection. Journal of College Reading and Learning.

Marsudi, B. (2008). Pengertian Terapi Musik. Retrieved July, 24, 2014, from http://kontenonline.com/

Merritt, S. (2003). Simfoni Otak. Bandung: Penerbit Kaifa.

Mudjilah, H. S. (2010, Agustus). Teori Musik 1. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.

Musbikin, I. (2009). Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Jogjakarta: Power Books.

Nase, T. (2013, April). Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar. Retrieved July 24, 2015, from psychologymania:

http://www.psychologymania.com/

O'Donnell, L. (n.d.). Music and the Brain. Retrieved from http://www.cerebromente.org.br/n15/mente/musica.html

Paget, R. (2006). The Role of Music in Learning. United Kingdom: BAAT Ltd.

Prasetyo, E. P. (2005). Peran Musik sebagai Fasilitas dalam Praktek Dokter Gigi. Majalah Ked.Gigi , 38-44.

(17)

47

Santoso, R. M. (2011, Juli 31). Sejarah Musik Klasik. Retrieved July 24, 2015, from http://www.sejarahmusikklasik.blogspot.com/

Saputra, B. (2014, Oktober 12). Pengertian Kecermatan, Ketepatan, dan Ketelitian. Retrieved July 24, 2015, from Disini Bagus:

http://www.disinibagus.blogspot.com/

Sherwood, L. (2010). In Human Physiology 7th ed. Canada: Nelson Education,Ltd.

Sirait, S. (2005). Efek Musik pada Tubuh Manusia. Majalah Warta .

Suwanti, I. (2011). Pengaruh Musik Klasik (Mozart) terhadap Perubahan Daya Konsentrasi. Jurnal Keperawatan .

Tim Pusat Riset Terapi Musik & Gelombang Otak. (2014). Anatomi dan Fungsi Otak Manusia. Retrieved July 24, 2015, from Aktivasi Otak:

http://www.aktivasiotak.com/

Vanderbok, B. (2007). Benefits of Music Education to Math, Reading, Language and Spatial Intelligence.

Gambar

Gambar  1.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan tugas-tugas Pemerintah Pusat di bidang tertentu dengan tidak mengurangi makna penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana

Menerapkan Kesekretariatan Dalam Performance Seorang Sekretaris pada Bagian Sekretaris Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1) Dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan kualitas hasil pelaksanaan tugas, Komite Nasional Habitat II dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

Melaui tahap ini dapat diketahui besar peningkatan kemampuan pemahaman matematis dari sebelum penelitian sampai setelah penelitian berakhir, baik yang mendapat perlakuan

Insektisida alam organik yang berasal dari tumbuhan atau &#34;Botanical Insectisida&#34; telah banyak digunakan arfiara lain ; Penggunaan minyak atsiri daun jukut

paradigma berfikir dalam landasan – landasan Bimbingan dan Konseling, sehingga dapat menguatkan keyakin diri untuk lebih mengenal jauh Bimbingan dan Konseling

According to this author, if developing countries collectively adopt reasonable environ- mental standards in commodity production and increase the prices to include the cost of

Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..