• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Divison (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dyah Citra Wardani

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divison

(STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di Skolah Dasar Kecamatan Sukajadi)

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 195905081984031002

Pembimbing II

Dwi Heryanto, M.Pd NIP. 197708272008122001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Oleh Dyah Citra Wardani

NIM. 1104219

ABSTRAK

(5)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) Termodifikasi, Hasil Belajar Siswa

The Implementation of Cooperative Learning Model Student Teams

Achievement Division (STAD) Type to Improve Student Learning Outcomes.

By Dyah Citra Wardani

NIM 1104219

ABSTRACT

The background of this researchis because of the results of mathematics learning in

IVA class is low and the occurrence of cognitive achievement gap experienced by

students who have high and low math scores, this is evidenced by initial tests with

students completed the acquisition of as much as 35.75% and entirely gets a score of

100, while 62.5% have a score below KKM with 40% got a score of 0. Goals to be

achieved in this research are: (1) Knowing the planning of cooperative learning

model STAD type to improve student learning outcomes. (2) To investigate the

implementation of cooperative learning model STAD type to improve student

learning outcomes, (3) To know the improvement of student’s learning outcomes by

using cooperative learning model STAD type. This research is a action research class

adaptation of the Kemmis and Mc. Taggart model. Therefore, the research is done in

several stages. Each stage consists of planning, implementation, observation and

refleksi. The research was conducted in two cycles. In the planning stage of the cycle,

one RPP assessment obtained by 66.66%, while in cycle 2 acquisition RPP

assessment of 93%, if calculated progress RPP assessment of cycle 1 to cycle 2

experienced an increase in the amount of 26.34%. In the first stage of the cycle

achievement accomplished teacher activity 87.72% of student activity at 81.94%,

while in cycle 2 teacher activity increased by up to 100% and amounted to 97.22% of

student activity. As for the acquisition of learning outcomes when viewed from the

(6)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

While on the second cycle increased with the acquisition of class average of 79.61

and classical absorption of 80.77% with an average gain obtained by 9.81 and an

index gain of 0.34 means that the results of cognitive belajarranah increased with

moderate interpretation. From these data prove that the cooperative learning model

STAD type can improve student learning outcomes cognitive. It is suggested to

teachers, especially primary school fourth grade to implement cooperative learning

(7)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN HAK CIPTA ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iv

KATA PENGANTAR ………. v

UCAPAN TERIMAKASIH ………. vi

ABSTRAK ……… viii

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GRAFIK ……… xiii

DAFTAR BAGAN ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……...……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian………....……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..……….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 7

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………..………..…. 7

B. Pembelajaran Matematika di SD………….. ……….. 12

(8)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Penelitian Relevan ……..…..……….. 22

E. Kerangka Berpikir ……… 23

F. Definisi Operasional ……… 25

BAB III METODE PENELITIAN ………... 27

A. Metode dan Pendekatan ……… 27

B. Lokasi Penelitian ……...……… 29

C. Waktu Penelitian ……… 29

D. Subjek Penelitian ……… 29

E. Prosedur Penelitian ………...………. 30

F. Instrumen Penelitian ………..……… 31

G. Analisis dan Interpretasi Data ……….……….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 36

A. Deskripsi Awal Pra Penelitian ………….. ……… 36

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……….……… 41

C. Data Perkembangan Hasil dan Pembahasan ……….…………... 102

D. Keterbatasan Penelitian ………….……….. 113

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 115

A. Simpulan…….……….. 115

B. Rekomendasi ………. 116

DAFTAR PUSTAKA ……… 117

(9)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) “pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik”.

Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan sangat diperlukan karena

dengan pendidikan seorang individu dapat berubah sikap dan tata laku serta

menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, adapun upaya dalam mendewasakan

seeorang dapat dilakukan dengan pengajaran ataupun pelatihan. Dengan begitu

kaitan pendidikan dengan pengajaran sangat dekat, pendidikan adalah proses

merubah invidu sedangkan pengajaran adalah upaya yang dilakukan untuk

melakukan sebuah proses pendidikan. Dalam sebuah pengajaran tentu melibatkan

seorang pengajar dan pelajar, pengajar adalah orang yang memberikan pengajaran

sedangkan pelajar adalah orang yang belajar.

Menurut Gagne (dalam Sigit, 2013, hlm. 3) dikatakan bahwa:

Belajar merupakan perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang berlangsung selama satu masa waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Untuk mendapatkan perubahan tersebut dibutuhkan beberapa unsur dalam proses belajar atau pembelajaran. Unsur-unsur tersebut meliputi si pembelajar, situasi perangsang, isi atau materi, respons.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa belajar adalah

sebuah perubahan yang dialami oleh seseorang yang tidak disebabkan oleh proses

pertumbuhan dan tidak berlangsung hanya dalam satu masa waktu. Sedangkan

menurut Sigit (2013, hlm. 3) dikatakan bahwa:

(10)

2

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut meninggal dunia. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran dituntut adanya perubahan sebuah kondisi dalam diri organism yang melakukan aktivitas belajar.

Berdarsarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan pembelajaran

seharusnya merupakan sebuah perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Dan untuk mendapatkan

perubahan tersebut dibutuhkan beberapa unsur pendukung untuk membantu

perubahan proses belajar atau pembelajaran yaitu si pembelajar, situasi

perangsang, isi atau materi respons.

Namun pada praktiknya tidak semua siswa mengalami perubahan yang

bersifat kognitif pada mata pelajaran Matematika di kelas IV A di Sekolah Dasar

yang bertempat di jalan Sirnamanah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang tidak

dapat menyelesaikan soal penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama maupun

berbeda ataupun pengurangan pecahan yang berpenyebut sama maupun berbeda.

Sehingga rata-rata hasil belajar pada ranah kognitifnya masih rendah, hal ini

dapat terlihat dari hasil tes awal yang peneliti lakukan.

Tes awal dilakukan setelah adanya tindakan dari guru kelas, dengan hasil

belajar yang belum merata, maksudnya siswa yang mendapat nilai tuntas terdapat

37,5 % dan seluruhnya mendapat nilai 100, sedangkan siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM terdapat 62,5% dengan 40%-nya mendapat nilai nilai 0.

Sehingga terjadi kesenjangan antara kelompok yang mendapat nilai tinggi dan

kelompok yang mendapat nilai rendah . Berdasarkan hal tersebut disini peneliti

akan meneliti perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) saja, karena

masalah yang terjadi hanya pada ranah kognitif tidak melibatkan afektif maupun

psikomotor.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas pada

tahap pra siklus yaitu tanggal 5 Maret 2015, hal tersebut terjadi karena beberapa

(11)

3

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pandangan siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang dianggap

tidak menyenangkan, yang didasarkan dari hasil wawancara pada siswa

kelas IV A.

2. Jumlah siswa yang cukup banyak dan waktu yang terbatas menyebabkan

tidak semua siswa memahami pembelajaran terutama pada siswa yang

butuh waktu yang lama untuk memahami pembelajaran.

3. Guru mengajar dengan menggunakan metode yang monoton yaitu metode

ceramah dan penugasan, sehingga siswa cenderung bosan dalam

pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah model ataupun metode

pembelajaran yang dapat membantu menghilangkan kesenjangan hasil belajar

siswa, serta tidak memerlukan banyak waktu diluar jam pelajaran dan model

pembelajaran yang bervariasi serta innovatif juga menumbuhkan minat siswa

untuk belajar. Selain itu diharapkan model pembelajaran tersebut dapat

menghilangan pandangan bahwa Matematika adalah pelajaran yang tidak

menyenangkan. Maka dari itu peneliti memilih model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) karena menurut Isjoni dan

Mohd. Arif (2008, hlm.42) bahwa:

Pembelajaran kooperatif adalah untuk memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya, melainkan dari belajar kelompok. Seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain, saling mengkoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.

Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui pada model kooperatif teman

merupakan sosok yang sangat penting dan merupakan sebagai salah satu sumber

belajar, serta dalam penerapannya model kooperatif membuat siswa dapat

bekerjasama dalam tim, menghargai pendapat orang lain, mengkoreksi kesalahan

(12)

4

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaiakn pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Dalam uraian tersebut, model pembelajaran cooperative dirasa tepat untuk

mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu mengatasi

permasalahan kesenjangan hasil belajar siswa, siswa yang cukup banyak dalam

satu kelas, mengefektifkan waktu pembelajaran, dan model kooperatif STAD

merupakan model yang baru diterapkan di kelas IV A sehingga dapat menarik

perhatian siswa, serta model kooperatif STAD akan menghilangkan pandangan

siswa bahwa pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang tidak

menyenangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Robert E.Slavin bahwa mereka

(merujuk pada anggota tim) harus mendukung teman satu timnya untuk bisa

melakukan yang terbaik, menunjukan norma bahwa belajar itu penting, berharga,

dan menyenangkan.

Hal tersebut tentu mendukung bahwa model pembelajaran tipe STAD

dapat menghilangkan pandangan siswa bahwa Matematika merupakan pelajaran

yang tidak menyenangkan. Mengingat pentingnya hasil belajar yang harus dicapai

siswa untuk mengikuti kurikulum yang memiliki prinsip kontinuitas, yaitu adanya

kesinambungan dalam kurikulum, serta masih rendahnya hasil belajar siswa

kelas IV A di Sekolah Dasar yang bertempat di Jalan Sirnamanah. Maka peneliti

perlu melakukan penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

(13)

5

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kemudian untuk mendapat jawaban dari rumusan masalah tersebut maka

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimana proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian ini di maksud untuk mengetahui:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Menambah referensi model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan karakteristik siswa yang

beragam dan hasil belajar yang tidak merata, maksudnya beberapa

siswa memiliki hasil belajar matematika tinggi dan yang lain rendah.

b. Menambah referensi pengaplikasian model pembelajaran kooperatif

(14)

6

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis:

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

a. Bagi siswa

Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi siswa, diantaranya adalah:

1) Mempermudah siswa dalam memahami pelajaran dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa;

2) Mendorong siswa lebih aktif, kreatif, dan berani mengungkapkan

pendapat;

3) Siswa mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan dengan

belajar secara berkelompok.

b. Bagi guru

Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi guru, yaitu dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam merancang pembelajaran dengan model

kooperatif tipe STAD sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih

menarik bagi siswa karena belajar dalam kelompok.

3. Bagi sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah mengenai model pembelajaran

yang inovatif dan dapat menjadi alternatif pilihan model pembelajaran

yang dapat diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah tersebut.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sumber pembeda antara hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD.

5. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

LPTK dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk meningkatkan

kualitas pendidikan yang lebih baik, karena model kooperatif tipe STAD

(15)

7

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sekolah dasar yang biasanya menggunakan model pembelajaran yang

(16)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart(1998). Menurut Stephen Kemis

(dalam D.Hopkins, 1993, hlm. 44) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan guru dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukannya itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut

dilakukan (Prof.Dr.Suryana, M.Si 2010:43)

Penelitian ini terdiri dari siklus yang berdaur mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki

proses pembelajaran.

Tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan terhadap

siklus yang akan dilakukan. Selanjutnya pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan

peneliti melakukan siklus yang telah direncanakan sebelumnya, tahap pemantauan

atau observasi dilakukan oleh observer yang diminta oleh peneliti untuk

mengamati dari kegiatan pelaksanaan, dan terakhir adalah tahap refleksi yaitu

tahap merefleksi kegaiatan yang telah dilaksanakan dan memberikan keputusan

untuk melakukan siklus selanjutnya atau tidak.

(17)

28

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (2009)

Observasi Awal

Rumusan Masalah

Refleksi

Perencanaan

Refleksi siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi siklus II Pelaksanaan

Observasi

(18)

29

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung, di

kelurahan pasteur kecamatan Sukajadi, Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.

Sekolah tersebut memiliki akreditasi A dengan peringkat ke 331 dari 656 SD

yang terakreditasi di Kota Bandung. Terdapat 1 ruang perpustakaan yang

memiliki koleksi buku yang cukup memadai dan terdapat dua lapangan yang

cukup luas. Sekolah ini hanya memiliki satu orang guru yang bukan Pegawai

Negeri Sipil, namun tipe mengajar di subjek penelitian masih konvensional.

Siswa Sekolah Dasar Negeri ini sebagian besar berasal dari penduduk

setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan. Hal ini

dikarenakan letak yang cukup strategis dan dilalui kendaraan umum serta dapat

dilalui dari berbagai jurusan.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari hingga bulan Juni 2015, dan agar

tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan

secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

Adapun rincian dari waktu pelaksanaan adalah pada bulan febuari peneliti

melaksanakan observasi awal, dan merumuskan masalah yang terjadi di kelas IV

A. Selanjutnya pada bulan Maret peneliti melakukan tes awal. Pada bulan april

peneliti melakukan refleksi dari kegiatan tes awal dan merencanakan siklus dan

memulai siklus 1 pada tanggal 5 Mei 2015. Karena pada siklus 1 hasil yang

didapat oleh peneliti belum maksimal, maka dilakukan siklus 2 pada tanggal 29

Mei 2015. Terakhir pada bulan juni 2015, peneliti mengolah data hasil penelitian

dan menuliskannya pada laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A Semester II di Sekolah Dasar

Negeri yang bertempat di jalan Sirnamanah tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak

(19)

30

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berasal dari latar belakang keluarga berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga

yang berbeda-beda, mayoritas sebagai buruh namun ada yang berasal dari

keluarga bermata pencaharian sebagai, PNS, dan wiraswasta.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dari desain model penelitian Kemmis dan Taggart

adalah:

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan peneliti saat di dalam kelas, peneliti mengamati

permasalahan yang terdapat di kelas IVA dan mengkomunikasikan dengan

guru kelas apakah terdapat masalah di kelas tersebut.

2. Rumusan Masalah

Setelah melakukan observasi, peneliti merumuskan masalah yang didapat

dan mengkomunikasikan masalah tersebut dengan guru kelas mengapa bisa

terjadi permaslahan tersebut.

3. Refleksi

Pada tahap ini peneliti merefleksi hasil dari rumusan masalah yang

didapat, mengapa hal tersebut dapat terjadi berdasarkan wawancara yang di

dapat dari guru kelas dan merumuskan cara penyelesaiaannya.

4. Perencanaan

Berikut adalah tahapan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan

siklus:

1) Mengkaji jurnal reflektifyang berisi hasil refleksi dari kegiatan tes awal;

2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan;

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan jurnal

reflektif;

4) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan

model kooperatif tipe STAD;

(20)

31

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan dikembangkan;

6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

Pada tahap perencaan peneliti mempersiapkan hal yang dibutuhkan

sebelum melaksanakan siklus berdasarkan hasil refleksi sebelumnya yang

dituliskan pada jurnal reflektif, hal yang harus dipersiapkan diantaranya

adalah Rencana Persiapan Pengajaran (RPP). RPP merupakan uraian atau

penjabaran dari silabus dalam bentuk langkah-langkah/kegiatan yang

mendeskripsikan proses pembelajaran.

5. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan siklus yang telah direncanakan

sebelumnya pada tahap perencaan.

6. Observasi

Tahap observasi peneliti mengobservasi penelitian dengan bantuan dari

observer yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Tujuan dari kegiatan

observasi adalah untuk mengamati pelaksanaan kegiatan apakah telah sesuai

dengan yang direncanakan atau tidak, serta untuk mengamati respon dari

peserta didik.

7. Refleksi

Tahap refleksi adalah tahap merefleksikan kekurangan maupun kelebihan

dari siklus yang telah dilaksanakan, yaitu hal-hal yang harus dipertahankan

atau yang harus diperbaiki di siklus selanjutnya. Selain itu pada tahap ini,

peneliti harus mengambil keputusan apakah akan dilaksanakan siklus

selanjtnya atau tidak.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun sebagai alat pengumpul data penelitian.

Instrumen penelitian yang dikembangkan dalam PTK ini terdiri dari;

a. Instrumen Pembelajaran

Perangkat ini meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran, soal LKS

kelompok, soal evaluasi, Analisis Materi Pelajaran (AMP), Learning experience,

(21)

32

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Instrumen Pengungkapan Data Penelitian

1) Tes;

Instrumen tes yang digunakan peneliti adalah soal evaluasi yang hasilnya

digunakan peneliti untuk melihat peningkatan hasil belajar dalam ranah

kognitif.

2) Non tes;

Instrumen non tes digunakan peneliti untuk mendukung data kuantitatif

yang dikumpulkan dari instrument tes, adapun instrumen non tes yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) APKG dan lembar observasi;

Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) digunkan untuk mengetahui

aktivitas guru dan kesesuaian pembelajaran dengan prosedur yang

telah direncanakan dalam RPP. Sedangkan lembar observasi ini

digunakan untuk mengamati aktivitas peserta dalam pembelajaran

matematika dengan perlakuan kelas yang digunakan pada penelitian

ini adalah klasikal.

b) Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini, mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran

yang menarik di kelas.

c) Jurnal Reflektif

Peneliti menuliskan temuan-temuan setelah melakukan tes awal

maupun setelah siklus , untuk perbaikan rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus selanjutnya. Jurnal reflektif didapat dari hasil

refleksi dari kegiatan sebelumnya dan mendiskusikannya dengan

teman sejawat, guru, dosen dan hasil pemikiran sendiri.

G. Analisis dan Interpretasi Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif,

kehadiran peneliti di lapangan sangat diharuskan dalam penelitian kualitatif

(22)

33

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sendiri oleh peneliti, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang dapat

diwakilkan dalam pengumpulan data. Data diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengumpuan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanaya jenuh.

Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya

kuesioner, wawancara, dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan data

yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk

menguji kemantapan informasinya.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Nasution dalam Sugiyono (2010, hlm.89) menyatakan analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,

dan berlangsung terus sampai penelitian hasil penelitian. Maka peneliti

melakukan analisis data sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan,

dan setelah selesai dilapangan.

Selanjutnya di lapangan peneliti menggunakan teknik analisis Model

Miles and Huberman, yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut :

1) Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum data yang didapat. Data

didapat dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengungkapan data yang telah

dijelaskan sebelumnya.

2) Data Display (penyajian data), penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang

bersifat naratif, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan

sejenisnya, termuat dalam laporan hasil penelitian.

3) Conclusion Drawing/verivication, atau penarikan kesimpulan, dengan didukung

(23)

34

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dengan cara membandingkan skor

awal siswa dengan nilai evaluasi akhir. Untuk mengolah data kuantitatif peneliti

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penskoran hasil tes evaluasi

Penskoran dilakukan dengan memberikan skor pada hasil evaluasi siswa

dengan menghitung skor berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti.

b) Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam

satu kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok

tersebut. Berikut adalah cara mencari rata-rata kelas yang diadaptasi dari

Sudjana (2013:109)

х = ∑�

Keterangan

х = nilai rata-rata

∑x = Jumlah semua nilai siswa n = jumlah siswa

c) Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunkan :

TB=∑ s ≥7 � % …

Keterangan :

∑s ≥70 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n = banyak siswa

100% = bilangan tetap

TB = ketuntasan belajar

(24)

35

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus

Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus dengan

menentukan besarnya gain setiap siklus. Berikut adalah cara mencari gain

menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)

g = (skor tes siklus ke-ii) – (skor tes siklus ke-i)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa untuk setiap siklus

yang telah dilakukan, dapat diketahui dengan mencari gain rata-rata yang

telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus

sebagai berikut menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)

<g> = � � � − � � �

� � − � � �

[image:24.612.131.511.413.519.2]

Adapun kriteria efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 – 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Tinggi

(25)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai

penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada ranah kognitif, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran

yang terkait dengan penelitian ini.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah

Dasar yang bertempat di Kecamatan Sukajadi, terdapat beberapa kesimpulan

yang diperoleh diantaranya:

1. Perencanaan pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD

untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif sudah baik,

dengan dibuktikannya hasil penelitian pada tahap perencanaan

mendapat penilaian RPP pada siklus 1 sebesar 66.66% dan siklus 2

sebesar 93%, hal tersebut didapat dari persentase penilaian RPP

yang dilakukan oleh tiga observer. Pada siklus pertama mendapat

66.66% karena RPP yang disusun oleh peneliti masih banyak

terdapat kekurangan, sedangkan pada siklus kedua dalam

mennyusun RPP peneliti mengalami peningkatan yaitu sebesar 93%.

Adapun jika dihitung kemajuan penilaian RPP dari siklus 1 ke siklus

2 mengalami perbaikan dengan meningkatnya hasil penilaian RPP

yaitu sebesar 26.34%.

2. Pelaksanaan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan

model kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti berjalan

dengan lancar, dan langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan

baik dan tepat waktu, hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan

(26)

116

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlaksana 87.72%, hal ini terjadi karena beberapa langkah tidak

dilaksanakan oleh guru karena keterbatasan waktu dan lain hal.

Adapun keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 81.94%. Pada siklus

2 keterlaksanaan aktivitas guru meningkat hingga sebesar 100% dan

aktivitas siswa sebesar 97.22%, pada aktivitas siswa tidak mencapai

100% karena terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak

mendapat respon dari siswa, seperti saat guru menanyakan hal yang

belum dimengerti tidak ada siswa yang bertanya.

3. Hasil belajar pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti

dengan penerapan model kooperatif tipe STAD mengalami kenaikan

dengan diperoleh rata-rata gain sebesar 9.81 dan indeks gain sebesar

0,34 serta interpretasi sedang berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 ke

siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah

kognitif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti memiliki beberapa saran yang

akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagi guru, model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model

alternative yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Dengan model tersebut siswa dapat belajar dengan bantuan

tim, dan setiap anggota tim bertanggung jawab atas nilai kemajuan

kelompoknya sehingga setiap siswa akan merasa bertanggung jawab

kepada kelompoknya dan berusaha agar mendapat nilai akhir yang

melebihi skor awal. Secara lebih rinci rekomendasi untuk guru jika

akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(27)

117

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Persiapan dalam membuat RPP, Lembar evaluasi, LKS

kelompok, media pembelajaran, dan pengelompokan peserta

didik secara heterogen harus dipersiapkan secara benar-benar

sebelum pembelajaran dimulai.

b) Saat pelaksanaan, pastikan diawal pembelajaran siswa telah

mengerti dengan sistem atau aturan dari model pembelajaran

kooperatif tipe STAD tersebut agar pada saat pembelajaran siswa

tidak bertanya kembali mengenai poin kemajuan kelompok, skor

awal, skor akhir dan lainnya.

c) Saat rekognisi tim, sebaiknya guru telah memahami dengan baik

penskoran bagi siswa yang mengalami kemajuan. Agar saat

pemberian skor tidak menghabiskan banyak waktu dengan

melihat panduan pemberian skor.

d) Pada tahap pengarahan, anggota kelompok akan cenderung

gaduh. Maka sebaiknya guru memberikan tugas seperti mencatat

materi yang disampaikan oleh guru sebelumnya pada tahap

mengajar, sedangkan ketua kelompok mendapat pengarahan dari

guru.

2. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapat meneliti model kooperatif

tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah

kognitif. Secara lebih rinci rekomendasi untuk peneliti selanjutnya

jika akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai berikut:

a) Sebelum melaksanakan penelitian dengan model kooperatif tipe

STAD sebaiknya peneliti membaca berbagai referensi dari model

kooperatif tipe STAD. Rujukan buku terdapat pada daftar

(28)

118

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Peneliti dapat menggunakan gambaran model kooperatif tipe

STAD serta hasil penelitian untuk dijadikan bahan referensi

dalam penelitian selanjutnya.

c) Sebaiknya pada tahap rekognisi tim harus diperhatikan mengenai

efektifitas waktu, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu.

3. Bagi siswa, secara lebih rinci rekomendasi untuk siswa yang

mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

sebagai berikut:

a) Menerima saat guru membagi kelompok secara heterogen, hal ini

bermanfaat agar siswa lebih berbaur dengan yang lainnya.

b) Tidak membebankan LKS kelompok pada ketua kelompok saja,

karena pada akhir pembelajaran kemajuan individu dapat

menentukan skor kelompok.

c) Tidak ribut saat ketua kelompok melaksanakan pengarahan dari

(29)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Barnadip, I. Sutari. (1976). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu pendidikan (FIP) IKIP Yogyakarta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni, dan Mohd. Ismail, Arif. (2008). Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Natalia, M. Margaretha. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Slavin, E. Robert. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: P.T Fajar Interpratama Mandiri

Wardoyo, M. Sigit. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta Barat : Akademia Permata.

Nikmah, Ana Rifatun. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Plus Suwaru Bandung Tulungagung Tahun ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Suci, Handayani. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN V Jombok Pule Trenggalek Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penilaian Hasil Belajar. Ebook tersedia:

https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/19-kode-04-a1-penilaian-hasil-belajar.pdf

Suryana. (2010). Metodologi Penetilitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan

(30)

120

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021 986011-SURYANA/FILE__7.pdf

Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Ebook tersedia:

Gambar

Tabel 3.1 Interpretasi Gain Ternormalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Fokus penelitian ini mengajukan rumusan bagaimanakah pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler serta kendala dan upaya yang dilakukan sekolah

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai