SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Fisika
Oleh:
Gun Gun Ginanjar NIM. 1001056
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Siswa SMP Pada
Materi Pesawat Sederhana
Oleh Gun Gun Ginanjar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Gun Gun Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA
Oleh:
GUN GUN GINANJAR NIM. 1001056
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003
Pembimbing II
Ridwan Efendi, M.Pd. NIP. 197701102008010011
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Identifikasi Masalah ...
C. Rumusan Masalah ...
D. Batasan Masalah ...
E. Tujuan Penelitian ...
F. Manfaat Penelitian ...
G. Struktur Organisasi Skripsi ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ...
B. Keterampilan Proses Sains ...
C. Penguasaan Konsep ...
D. Materi Pesawat Sederhana Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek.
E. Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Keterampilan Proses Sains ...
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian ...
B. Desain Penelitian ...
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...
E. Prosedur Penelitian ...
F. Instrumen Penelitian ...
G. Teknik Pengolahan Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keterampilan Proses Sains
1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains ...
2. Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains ...
B. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ...
C. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek ....
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
vii
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ...
2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains ...
2.3 Hubungan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan keterampilan Proses
Sains ...
3.1 Kegiatan Penelitian ...
3.2 Kriteria Validitas Soal ...
3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas ...
3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ...
3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ...
3.6 Hasil Analisis Uji Instrumen Penguasaan Konsep ...
3.7 Hasil Analisis Uji Instrumen KPS ...
3.8 Interpretasi Nilai Gain ...
3.9 Klasifikasi Indeks Prestasi Kelompok ...
4.1 Persentase keterlaksanaan Model Pembelajaran berbasis Proyek ...
4.2 Skor Gain Peningkatan Keterampilan proses Sains...
4.3 Rekapitulasi Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains Seluruh
Pertemuan ...
4.4 Skor Gain Peningkatan Penguasaan Konsep ...
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Bagian-bagian Tower Crane ...
2.2 Tower Crane ...
2.3 Katrol tetap ...
2.4 Katrol bebas ...
2.5 Katrol majemuk ...
2.6 Katrol majemuk pada Tower crane...
2.7 Keseimbangan beban Tower crane ...
2.8 Pengungkit ...
2.9 Jenis-jenis tuas dan contohnya ...
2.10 Bagian-bagian tuas pada Tower crane ...
2.11 Bidang miring ...
3.1 0ne group pre-test-post-test design ...
3.2 Alur penelitian ...
4.1 Diagram peningkatan keterampilan proses sains ...
4.2 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan I ...
4.3 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan II ...
4.4 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan III ...
ix
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
A. STUDI PENDAHULUAN
A.1.Nilai Ulangan harian Siswa ...
A.2.Hasil Observasi pembelajaran ...
A.3.IPK KPS Siswa ...
A.4.Hasil Wawancara ...
B. INSTRUMEN PEMBELAJARAN
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...
B.2 Lembar Kerja Proyek ...
C. INSTRUMEN PENELITIAN
C.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ...
C.2 Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ...
C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran berbasis Proyek..
C.4 Lembar Observasi Kinerja KPS ...
C.5 Kisi-kisi angket respon siswa ...
C.6 Angket Respon Siswa ...
D. UJI INSTRUMEN
D.1.Hasil Judgment Instrumen KPS dan Penguasaan Konsep ...
D.2.Hasil Uji coba instrumen ...
E. DATA PENELITIAN
E.1.Rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran berbasis
proyek ...
E.2.Rekapitulasi skor pre-test ...
E.3.Rekapitulasi Skor post-test ...
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.5.Penghitungan skor gain yang dinormalisasi peningkatan
penguasaan konsep ...
E.6.Rekapitulasi skor gain setiap aspek KPS ...
E.7.Rekapitulasi skor gain setiap dimensi proses kognitif ...
E.8.Rekapitulasi hasil observasi kinerja KPS ...
E.9.Rekapitulasi hasil angket respon siswa ...
F. DOKUMENTASI PENELITIAN ... G. ADMINISTRASI PENELITIAN
G.1 Surat Tugas membimbing ...
G.2 Kesediaan menjadi Penilai Instrumen ...
G.3 Surat Izin Penelitian ...
G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...
G.5 Catatan Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir ... 181
182
189
195
199
200
201
202
205
206
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT
SEDERHANA
Gun Gun Ginanjar, NIM.1001056, Pembimbing I : Dr. Muslim, M.Pd.; Pembimbing II : Ridwan Efendi, M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Bandung 2014
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, penguasaan konsep siswa SMP pada materi pesawat sederhana, dan respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek. Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pre-test post-test design. Subjek penelitian adalah 35 siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu instrumen tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep serta instrumen non-tes berupa lembar observasi kinerja keterampilan proses sains dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,36 yang termasuk kategori sedang. Persentase rata-rata profil kinerja keterampilan proses sains berdasarkan lembar observasi yaitu 68,35% dengan kategori sedang. Penguasaan konsep siswa meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,38 dengan kategori sedang, serta respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek cenderung positif dengan persentase respon siswa sebesar 76,45%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep
Abstract
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakteristik abad XXI yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memicu perubahan paradigma pendidikan
dewasa ini. Paradigma lama yang terlalu menekankan pada ilmu pengetahuan
demi ilmu pengetahuan, seni demi seni telah berubah menuju paradigma baru
yang lebih mengedepankan makna dan nilai pengembangan yang bersifat
berkelanjutan. Dalam menghadapi karakteristik abad XXI dunia pendidikan telah
melakukan pembaharuan untuk melahirkan manusia yang berdaya cipta, mandiri,
dan kritis. Berdaya cipta ialah menggenggam pengertian bahwa sosok tersebut
dapat menghasilkan sesuatu yang asli dan khas dan tentunya berguna bagi
penyelenggaraan hidup terhormat. Dalam hal ini kita ditantang untuk mencipta
tata-pendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang dapat
ikut membangun tatanan sosial sadar pengetahuan (BSNP, 2010 : 41).
Hal tersebut juga mulai direspon oleh dunia pendidikan nasional
sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 64 Tahun 2013 tentang standar
kompetensi lulusan yaitu standar kompetensi lulusan yang berbasis pada
kompetensi abad XXI, yaitu lahirnya manusia (peserta didik) yang berdaya cipta.
Berdaya cipta sebagaimana yang dimaksud adalah sosok yang dapat
menghasilkan sesuatu yang asli dan khas serta berguna dalam penyelenggaraan
kehidupan. Untuk melahirkan peserta didik yang memiliki kemampuan daya cipta
tentu perlu dilakukan upaya-upaya untuk melatihkan keterampilan-keterampilan
tertentu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
yang asli dan khas sebagaimana dilakukan oleh para ilmuan dalam menemukan
fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Keterampilan tersebut disebut dengan
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006 : 149).
Berdasarkan standar isi pembelajaran IPA di sekolah, khususnya pada
jenjang SMP disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran IPA yaitu agar peserta didik
memiliki kemampuan “... melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,
meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya ... “. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP,
2006 : 149).
Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat bahwa salah satu tujuan IPA di
SMP yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah.
Untuk memiliki kemampuan berpikir, bersikap, dan bertidak ilmiah, maka sudah
seyogyanya dalam pembelajaran IPA peserta didik dilatihkankan kemampuan
tersebut dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses seperti memberi pengalaman
3
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,
menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Keterampilan
proses merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang ilmuan untuk
menemukan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, sehingga melalui
pembelajaran IPA diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang memiliki
kompetensi yang diharapkan pada abad XXI yaitu peserta didik yang memilki
kemampuan daya cipta.
Selain itu, tujuan pembelajaran IPA juga menyebutkan bahwa melalui
pembelajaran IPA peserta didik diharapkan memiliki kemampuan meningkatkan
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA. Mengingat pentingnya
kemampuan-kemampuan tersebut, maka sudah seyogyanya pembelajaran IPA dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu memfasilitasi peserta didik untuk melatihkan
dan mengembangkan keterampilan proses sains serta memfasilitasi peserta didik
untuk memiliki kemampuan dalam menguasai konsep IPA yang dipelajarinya.
Kenyataan di lapangan, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan
di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung pada tanggal 12
Februari 2014 melalui kegiatan wawancara dan observasi proses pembelajaran
IPA-fisika di kelas VIII pada materi pesawat sederhana, diamati bahwa peserta
didik belum mengalami pengalaman-pengalaman belajar seperti yang diharapkan
dalam pembelajaran IPA. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, dimana siswa hanya berperan sebagai pendengar dan penerima
informasi. Peserta didik tidak diajak untuk mendapatkan pengalaman dalam
menggunakan alat-alat percobaan, melakukan pengamatan (penyelidikan), dan
menemukan sendiri konsep-konsep IPA-fisika. Peserta didik belum mendapatkan
pengalaman belajar untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,
menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan melalui
pengembangan keterampilan proses sains sebagaimana yang diharapkan dalam
pembelajaran IPA. Peserta didik tidak dibiasakan untuk melatihkan kemampuan
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk memiliki kemampuan meingkatkan pengetahuan, konsep IPA-fisika yang
dipelajarinya serta belum memfasilitasi siswa untuk memilki keterampilan IPA
dalam hal ini keterampilan proses sains.
Proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas berdampak pada
profil Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa. Hasil tes KPS yang meliputi enam
aspek KPS yaitu mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan konsep,
merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan menunjukkan bahwa KPS
siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari Indeks Prestasi Kelompok (IPK) siswa
pada tes KPS untuk aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan
konsep, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan berturut-turut yaitu
48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%, 25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi
Kelompok (IPK) pada tes KPS tersebut bila dikategorikan masih tergolong dalam
kategori rendah.
Sementara itu, hasil evaluasi pembelajaran IPA–fisika materi pesawat
sederhana menunjukkan nilai rata-rata siswa dari dua kelas yaitu kelas VIII D dan
VIII H sebesar 69,86 dan 41,14. Nilai rata-rata siswa tersebut masih berada di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Nilai KKM
menunjukkan pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik.
Nilai rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan
bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih rendah
sehingga perlu untuk ditingkatkan. Rendahnya penguasaan konsep dan
keterampilan proses sains siswa diduga kuat disebabkan oleh proses
pembelajarannya yang kurang membuat siswa terlibat aktif sehingga pengetahuan
yang didapat siswa menjadi kurang bermakna, sebagaimana diungkapkan oleh
Sanjaya (dalam Tenth, E.T, 2013) bahwa proses pembelajaran aktif, dimana siswa
membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan akan bermakna manakala
dibangun sendiri oleh siswa, sedangkan pengetahun yang diperoleh dari hasil
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna sehingga mudah
5
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan paparan hasil studi pendahuluan di atas, untuk meningkatkan
penguasaan konsep serta melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains
siswa siperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk
mendapatkan kedua kemampuan tersebut secara maksimal. Salah satu model
pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan penguasaan konsep dan melatihkan keterampilan proses sains yaitu
model pembelajaran berbasis proyek.
Model pembelajaran berbasis proyek dipandang sesuai untuk melatihkan
keterampilan proses sains karena model pembelajaran berbasis proyek
memfokuskan pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam suatu penyelidikan.
Dalam kerangka ini siswa mencari solusi suatu permasalahan dengan mengajukan
pertanyaan, membuat prediksi, merancang rencana percobaan, mengumpulkan
dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil
temuan Blumenfeld, dkk. (dalam The George Lucas Educational Foundation,
2007). Berdasarkan hal tersebut, maka dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman belajar
pada siswa sebagaimana yang diharapkan dalam pembelajaran IPA.
Grant (2002) mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek
berpusat pada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menginvestigasi secara mendalam topik yang sedang dipelajari, para peserta didik
menjadi lebih mandiri karena mereka membangun pemahaman mereka sendiri.
Melalui model pembelajaran berbasis proyek yang bersifat konstruktif, dimana
siswa membangun pemahaman mereka sendiri, maka siswa akan mendapatkan
pengetahuan yang bermaknas sehingga siswa dapat lebih menguasai topik
pembelajaran yang sedang dipelajari.
Perlu dilakukan penelitian yang mencoba model pembelajaran yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. Oleh
karena itu penulis berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian penerapan
model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan proses
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran IPA di sekolah belum memberikan
pengalaman-pengalaman belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA seperti
pengalaman untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,
menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan dan belum
memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan meningkatkan pengetahuan,
konsep, dan keterampilan IPA.
2. Proses pembelajaran IPA di sekolah seperti yang telah dipaparkan berdampak
pada Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa yang rendah. Hal ini
diindikasikan dari hasil tes KPS yang menunjukkan bahwa Indeks Prestasi
Kelompok (IPK) KPS siswa pada aspek mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, dan
mengkomunikasikan berturut-turut yaitu 48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%,
25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi Kelompok (KPS) siswa tersebut bila
dikategorikan masih tergolong dalam kategori rendah.
3. Penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih lemah. Hal
ini terlihat dari nilai rata-rata siswa pada materi pesawat sederhana dari dua
kelas yaitu 69,86 dan 45,14. Nilai rata-rata siswa masih berada di bawah nilai
7
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik. Nilai
rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan
bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih
rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
siswa SMP pada materi pesawat sederhana?”. Secara lebih rinci rumusan masalah
tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi
pesawat sederhana?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi pesawat
sederhana?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan
menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Peningkatan keterampilan proses sains adalah peningkatan keterampilan
proses sains siswa setelah dilakukan tindakan yang dinyatakan dengan
perolehan skor gain yang dinormalisasi dan Indeks Prestasi Kelompok (IPK)
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
aspek mengamati, mengklasifikasikan, menerapkan konsep, memprediksi,
merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan.
2. Peningkatan penguasaan konsep yang dimaksud adalah perubahan yang
dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi dari skor penguasaan konsep
sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian tindakan. Penguasaan
konsep yang ditinjau yaitu pada aspek kognitif sebagaimana yang
diungkapkan oleh Anderson yang meliputi aspek C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6
(menciptakan). Aspek kognitif yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya
meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4
(menganalisis) menyesuaikan dengan cakupan kompetensi dalam kompetensi
dasar untuk materi pesawat sederhana.
3. Respon siswa yang dimaksud adalah respon siswa terhadap proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.
Respon siswa dilihat dari angket respon siswa terhadap proses pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Respon siswa yang
ditinjau merupakan respon siswa yang meliputi aspek pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran berbasis proyek diantaranya meliputi proses
pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan
pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan
pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan
daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta
keterbukaan terhadap ide/gagasan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
9
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.
2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.
3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan
menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun praktis. Secara lebih rinci manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Memberikan informasi baru tentang model pembelajaran berbasis proyek
yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa serta hasil penelitian
ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi Siswa
Memudahkan siswa dalam menguasai konsep pesawat sederhana melalui
pembelajaran berbasis proyek.
Bagi Guru
Menambah pengetahuan tentang pembelajaran berbasi proyek yang
merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam
kurikulum 2013 untuk meningkatkan keterampilan siswa.
Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memberikan latihan kepada peneliti sebagai calon guru fisika dalam
mengimplementasikan pembelajaran fisika berbasis proyek.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian
berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, dan
struktur organisasi skripsi.
Bab II, meliputi kajian teori mengenai model pembelajaran berbasis proyek,
penguasaan konsep, serta keterampilan proses sains.
Bab III, membahas tentang metode dan desain penelitian, penentuan lokasi
penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, prosedur
penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, dan teknik pengolahan
data.
Bab IV membahas tentang data hasil penelitian, kemudian pembahasan data
hasil penelitian serta pembahasan temuan lain dari penelitian.
Bab V membahas tentang kesimpulan penelitian berdasarkan hasil penelitian
yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, saran penelitian untuk perbaikan
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian seperti diungkapkan oleh Arikunto (2010 : 203)
merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Sementara itu Sugiyono (2013 : 6) mengemukakan bahwa metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
experimental. Sugiyono (2013 : 109) mengemukakan bahwa dalam metode pre-experimental masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest-posttest design. Sugiyono (2013 : 110) menyatakan bahwa pada desain ini
terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Pada desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu
kelas saja sebagai kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol sebagai
pembanding. Setelah dilakukan pre-test kemudian diberikan perlakuan (treatment)
dan diakhiri dengan pemberian post-test. Desain penelitian ini dapat digambarkan
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
O1 = pretest sebelum diberi perlakuan
X = Perlakukan (treatment) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek A1 = Observasi terhadap treatment penerapan model pembelajaran dan kinerja
keterampilan proses sains selama treament pembelajaran berlangsung
O2 = posttest setelah diberi perlakuan (treatment)
A2 = Angket respon siswa terhadap perlakuan (treatment) penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
Minggu ke- Hari/Tanggal Kegiatan Penelitian
1 Rabu, 10 September 2014 Pre-test Keterampilan proses Sains dan penguasaan konsep materi pesawat sederhana
2
Rabu, 17 September 2014
Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan I (Penyajian tugas proyek tower crane)
Jum’at 19 September 2014
Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (desain miniatur tower crane, pembuatan miniatur tower crane)
3 Rabu, 24 September 2014
Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (presentasi kerja proyek) dan post-test keterampilan proses sains dan
Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
A
138
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penguasaan konsep materi pesawat sederhana
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Pre-test dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep siswa pada materi pesawat sederhana. Setelah dilakukan pre-test
kemudian dilakukan pembagian kelompok kerja proyek. Siswa dikelompokkan
menjadi enam kelompok. Lima kelompok beranggotakan enam siswa dan satu
kelompok beranggotakan lima siswa. Treatment pembelajaran dilakukan dengan
menerapkan enam tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek pada
pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Enam tahapan model pembelajaran
berbasis proyek yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu (1) start with the
essential questions, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, (4) monitor the student and the progress of the project, (5) asses the outcome, dan (6) evaluate the experience.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014.
Pertemuan pertama dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran yaitu 3 x 40 menit.
Di awal pembelajaran siswa sudah langsung duduk secara berkelompok sesuai
dengan kelompok kerja proyek yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian
dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.
Pada pertemuan pertama peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan
empat tahapan model pembelajaran berbasis proyek yaitu (1) Start with the
essential question, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, dan (4) monitor of the the student and the progress of the project. Aktivitas pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan empat tahapan dalam model
pembelajaran berbasis proyek pada pertemuan pertama yaitu, pada tahap (1) Start
with the essential questions, peneliti menjelaskan mekanisme pembelajaran
berbasis proyek yang akan dilakukan pada pelajaran IPA materi pesawat
sederhana. Kemudian peneliti menyajikan tugas proyek yang akan dilakukan serta
membagikan lembar kerja proyek sebagai panduan siswa dalam melakukan kerja
proyek. Tugas proyek yang harus dilakukan oleh siswa yaitu menyelidiki
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
miniatur tower crane dari bahan yang sederhana. Pada tahap (2) Design a plan for
the project, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat rencana kerja proyek
dalam menyelesaikan tugas proyek yang telah diberikan. Peneliti membimbing
siswa dalam membuat rencana kerja proyek melalui pertanyaan-pertanyaan
penuntun yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pesawat sederhana
melalui kegiatan proyek tower crane. Pada tahap (3) Create a schedule, peneliti
mengarahkan siswa untuk membuat jadwal kerja proyek serta memberikan
deadline kerja proyek. Pada tahap (4) Monitor the student and the progress of the project, peneliti membimbing dan memotivasi siswa dalam melakukan kerja
proyek. Peneliti memberikan arahan melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun
untuk membimbing siswa dalam melakukan kerja proyek. Pada tahap ini siswa
melakukan kerja proyek yaitu melakukan pengamatan terhadap alat tower crane
melalui video cara kerja tower crane yang ditunjukkan oleh peneliti. Melalui
pertanyaan-pertanyaan penuntun, peneliti memberikan arahan untuk
menjembatani kerja proyek dengan materi pesawat sederhana yang akan
dipelajari. Pada akhir pembelajaran pertemuan pertama, peneliti memberikan
tindak lanjut kerja proyek yang harus diselesaikan pada pertemuan berikutnya,
dan meminta siswa untuk melanjutkan kerja proyek berupa pengamatan secara
langsung dan pengumpulan informasi terkait dengan tower crane dan materi
pesawat sederhana di luar jam pelajaran.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 September 2014 dengan
melanjutkan tahap (4) Monitor the student and the progress of the project dalam
model pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran dilakukan dalam waktu dua
jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan
dengan melanjutkan pembahasan tentang tugas proyek yang telah disajikan pada
pertemuan pertama sebagai tindak lanjut kerja proyek pada pertemuan pertama.
Aktivitas-aktivitas kerja proyek yang dilakukan siswa pada pertemuan kedua yaitu
melaporkan hasil pengamatan tentang tower crane dan pengumpulan informasi
terkait pesawat sederhana, membuat desain miniatur tower crane dari bahan yang
40
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah dibuat, dan membuat alat miniatur tower crane. Pembuatan alat
miniatur tower crane dilakukan di dalam dan di luar jam pelajaran.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014.
Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran
atau 3 x 40 menit dengan melanjutkan kembali pembahasan tugas proyek dengan
melakukan dua tahapan terakhir pada model pembelajaran berbasis proyek yaitu
tahap (5) Asses the outcome dan tahap (6) evaluate the experience.
Aktivitas-aktivitas proyek yang dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu presentasi hasil kerja
proyek yang telah dilakukan oleh siswa, menyimpulkan hasil kerja proyek sesuai
dengan tugas proyek yang diberikan, melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
kerja proyek yang telah dilakukan. Pertemuan ketiga diakhiri dengan memberikan
post-test keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa terhadap materi
pesawat sederhana yang telah dipelajari melalui kegiatan proyek.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2013 : 117) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kota Bandung
tahun ajaran 2014/2015.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2013 : 118). Sampel dalam penelitian ini diambil secara
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu, berdasarkan pertimbangan peneliti dan saran guru mata
pelajaran IPA di sekolah. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu
kelas VIII F dengan jumlah siswa yaitu 35 siswa.
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat empat variabel penelitian yang akan diukur dan diteliti dalam
penelitian ini yaitu keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek,
keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan respon siswa. Selanjutnya
definisi operasional untuk setiap variabel tersebut antara lain :
1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek didefinisikan sebagai
aktivitas-aktivitas guru dan siswa yang muncul dan dilakukan dalam
pembelajaran berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran berbasis
proyek. Tahapan model pembelajaran berbasis proyek menurut The George
Lucas Educational Foundation (2007) terdiri dari :
Start with the Essential Question
Design a Plan for the Project
Create a Schedule
Monitor the Students and the Progress of the Project
Assess the Outcome
Evaluate the Experience
Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam kegiatan
pembelajaran diobservasi oleh beberapa observer dengan panduan lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.
2. Keterampilan proses sains didefinisikan sebagai keterampilan yang muncul
pada siswa yang melibatkan keterampilan kognitif, manual, dan sosial.
Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan
proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam
keterampilan proses karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial
dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan semuanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses sains
diukur dengan menggunakan instrumen tes dan lembar observasi kinerja
keterampilan proses sains yang meliputi aspek keterampilan mengamati,
42
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
percobaan, dan mengkomunikasikan. Instrumen tes yang digunakan
berbentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban sedangkan
lembar observasi kinerja keterampilan proses sains yang digunakan
berbentuk skala Guttman.
3. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai tingkatan kemampuan siswa
dimana siswa tidak hanya mengetahui sebuah konsep melainkan
benar-benar menguasainya dengan baik dan dapat menggunakan pengetahuan
tersebut dalam menyelesaikan permasalahan. Indikator penguasaan konsep
yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada tingkatan kemampuan
kognitif yang disebut dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
Anderson dan Krathwol yang meliputi dimensi proses kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis),
C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Penguasaan konsep yang teliti
dalam penelitian ini hanya meliputi dimensi proses kognitif C1 (mengingat),
C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis). Penguasaan
konsep diukur dengan menggunakan instrumen tes berbentuk soal pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban.
4. Respon Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
tanggapan atau pendapat siswa yang muncul terhadap pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis proyek yang meliputi proses
pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan
pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan
pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan
daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta
keterbukaan terhadap ide/gagasan. Respon siswa diukur dengan
menggunakan instrumen angket berbentuk skala likert.
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Secara
lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan studi literatur dan studi pendahuluan terkait dengan masalah
penelitian. Studi literatur yang dilakukan diantaranya meliputi pencarian
informasi terkait pembelajran berbasis proyek, penguasaan konsep, serta
keterampilan proses sains.
b. Melakukan studi kurikulum terkait pokok bahasan materi yang dijadikan
penelitian yang meliputi pengakajian kompetensi inti dan kompetensi
dasar.
c. Membuat perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaraan (RPP) dan Lembar Kerja Proyek.
d. Menyusun instrumen penelitian yaitu soal penguasaan konsep, soal
keterampilan proses sains, dan lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran.
e. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian sesuai dengan kebutuhan
penelitian serta membuat surat ijin penelitian.
f. Menentukan sampel penelitian berdasarkan teknik purposive sampling.
g. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli.
h. Melakukan uji coba instrumen soal penguasaan konsep dan soal
keterampilan proses sains yang telah disusun.
i. Melakukan analisis hasil uji instrumen penguasaan konsep dan
keterampilan proses sains yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda sehingga diperoleh instrumen yang kayak sesuai
dengan tujuan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai
44
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai
penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.
b. Memberikan treatment dengan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Proyek.
c. Melakukan observasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (oleh
observer).
d. Melakukan observasi keterampilan proses sains selama pembelajran
berlangsung.
e. Memberikan posttest terkait penguasaan konsep dan keterampilan proses
sains siswa dengan instrumen yang sama dengan pretest.
f. Memberikan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek.
3. Tahap Akhir Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian adalah sebagai berikut:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest terkait dengan penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains siswa, lembar hasil observasi keterlaksanaan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek, lembar observasi keterampilan
proses sains, dan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis
Proyek.
b. Menentukan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses
sains siswa.
c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperolehuntuk
menjawab permasalahan penelitian.
e. Mengevaluasi hasil penelitian serta memberikan saran untuk penelitian
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel
penelitian (Sugiyono, 2013 : 148). Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes digunakan untuk
mengukur penguasaan konsep siswa dan keterampilan proses sains siswa.
Sedangkan instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran berbasis proyek, profil kinerja keterampilan proses sains siswa, dan
respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dan
keterampilan proses sains siswa. Instrumen tes penguasaan konsep yang
digunakan adalah soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang memuat
indikator-indikator penguasaan konsep pada aspek kognitif menurut Anderson
yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4
(menganalisis). Sementara instrumen tes keterampilan proses sains yang
digunakan adalah soal berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban
yang memuat indikator-indikator keterampilan proses sains mengamati,
mempredikasi, mengkomunikasikan, menerapkan konsep, dan merencanakan
percobaan. Tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dilakukan dua
kali yaitu pada pre-test dan post-test. Instrumen tes penguasaan konsep dan
keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.2
Langkah-langkah untuk menyusun instrumen tes yaitu :
a. Menyusun kisi-kisi untuk penyusunan instrumen penelitian, dalam hal ini soal
IPA materi pesawat sederhana kelas VIII.
b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat kepada
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Melakukan revisi dan melakukan judgment ulang.
e. Melakukan uji coba unstrumen untuk mengetahui reliabilitas, validitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes.
f. Menganalisis reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
instrumen tes.
Adapun teknik analisis instrumen tes yang meliputi validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan dengan penjabaran sebagai
berikut.
a. Validitas
Pengujian validitas soal dilakukan dengan pengujian validitas konstruk
(construct validity). Pengujian validitas konstruk, menurut Sugiyono (2013 : 177)
dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Dalam hal ini setelah
instrumen dikonstruksi aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Pengujian validitas soal
dilakukan dengan melihat kesesuaian antara indikator penguasaan konsep dan
keterampilan proses sains dengan isi instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan
dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan.
Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan Pearsons Product Moment
dengan angka kasar, sebagai berikut:
r
xy=
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = jumlah benar per item
Y = jumlah skor total
N = Jumlah subjek
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan validitas soal digunakan
48
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kriteria Validitas Soal
Nilai rxy Kriteria
0,80 – 1.00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)
b. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas soal dilakukan dengan cara test-retest. Menurut
Sugiyono (2013 : 184) instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan
test-retest dilakukan dengna cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Nilai reliabilitas ditentukan dengan
mencari koefisien reliabilitas. Untuk menghitung tingkat reliabilitas instrumen
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:
∑
Keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menginterpretasikan reliabilitas digunakan dengan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Reliabilitas
Nilai rxy Kriteria
0,80 – 1.00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2001 : 211). Untuk menentukan daya pembeda
soal digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
D : Daya pembeda
: Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya peserta kelompok bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai DP kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria daya pembeda
soal pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
50
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai DP Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Bak sekali
Negatif Semua tidak baik
(Arikunto, 2010 : 218)
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam proporsi yang besarnya
antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dpat
digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah menghitung indeks kesukaran, kemudian indeks kesukaran
diinterpretasikan berdasarkan tabel 3.5
Tabel 3.5
Kriteria tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran Kriteria
0,1 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2010 : 210)
e. Hasil Analisis Uji Coba Intrumen
Setelah dilakukan analisis uji instrumen, didapatkan hasil seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.6. Pengolahan analisis instrumen dapat dilihat pada
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
52
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria
1 0,64 Tinggi 0,65 Baik 0,63 Sedang Dipakai
2 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai
3 0,54 Sedang 0,60 Baik 0,45 Sedang Dipakai
4 0,63 Tinggi 0,60 Baik 0,50 Sedang Dipakai
5 0,55 Sedang 0,55 Baik 0,53 Sedang Dipakai
6 0,56 Sedang 0,50 Baik 0,50 Sedang Dipakai
7 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,38 Sedang Dipakai
8 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,68 Sedang Dipakai
9 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,48 Sedang Dipakai
10 0,66 Tinggi 0,60 Baik 0,65 Sedang Dipakai
11 0,69 Tinggi 0,70 Baik 0,45 Sedang Dipakai
12 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai
13 0,59 Sedang 0,60 Baik 0,63 Sedang Dipakai
14 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
15 0,47 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
16 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai
17 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,40 Sedang Dipakai
18 0,63 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai
19 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai
20 0,42 Sedang 0,40 Cukup 0,65 Sedang Dipakai
21 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,73 Mudah Dipakai
22 0,73 Tinggi 0,70 Baik 0,68 Sedang Dipakai
23 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
24 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai
25 0,43 Sedang 0,50 Baik 0,53 Sedang Dipakai
26 0,1 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,23 Sukar Tidak Dipakai
27 0,11 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,58 Sedang Tidak Dipakai
28 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,35 Sedang Tidak Dipakai
29 0,2 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,80 Mudah Tidak Dipakai
30 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,50 Sedang Tidak Dipakai
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Analisis Uji Instrumen KPS
2. Instrumen Non-tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar
observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek
dan profil kinerja keterampilan proses sains, serta angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.
a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek
digunakan untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berbentuk
skala Guttman. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis
proyek berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
yang disesuaikan dengan tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek.
Instrumen lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek
dapat dilihat pada lampiran C.3
b. Lembar Observasi Kinerja Keterampilan Proses Sains Siswa rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria
31 0,67 Tinggi 0,60 Baik 0,60 Sedang Dipakai
32 0,7 Tinggi 0,70 Baik 0,63 Sedang Dipakai
33 0,61 Tinggi 0,60 Baik 0,55 Sedang Dipakai
34 0,64 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai
35 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,43 Sedang Dipakai
36 0,64 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai
37 0,44 Sedang 0,50 Baik 0,45 Sedang Dipakai
38 0,49 Sedang 0,50 Baik 0,48 Sedang Dipakai
39 0,46 Sedang 0,40 Cukup 0,50 Sedang Dipakai
40 0,12 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,33 Sedang Tidak Dipakai
41 0,51 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
42 0,56 Sedang 0,45 Baik 0,73 Mudah Dipakai
43 0,44 Sedang 0,45 Baik 0,43 Sedang Dipakai
44 0,5 Sedang 0,5 Baik 0,48 Sedang Dipakai
45 0,06 Sangat Rendah 0,1 Jelek 0,13 Sukar Tidak Dipakai
No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keputusan
Reliabilitas Kriteria
54
Gun GUN Ginanjar, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains digunakan untuk
mengukur profil kinerja keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi
kinerja keterampilan proses sains berbentuk skala Guttman. Lembar observasi
kinerja keterampilan proses sains berisi aktivitas-aktivitas keterampilan proses
sains yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek. Lembar observasi kinerja keterampilan proses
sains disesuaikan dengan indikator-indikator pada setiap aspek keterampilan
proses sains menurut Rustaman, dkk (2005 : 86) yang mungkin muncul dalam
setiap tahapan pembelajaran berbasis proyek. Instrumen lembar observasi kinerja
keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4
c. Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek diukur
menggunakan angket dengan skala likert dengan lima pilihan jawaban yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Angket berisi 28 pernyataan dengan 14 pernyataan postif dan 14
pernyataan negatif tentang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek yang meliputi aspek proses pembelajaran, motivasi belajar,
penguasaan konsep dan keterampilan proses sains kaitannya dengan
pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan daya
cipta, sikap kerjasama, dan sikap keterbukaan terhadap ide/gagasan. Instrumen
angket dapat dilihat pada lampiran C.6
G. Teknik Pengolahan Data
a. Pengolahan Data Hasil Tes Penguasaan Konsep dan keterampilan Proses Sains
Data hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains diperoleh
dari hasil pre-test dan post-test soal penguasaan konsep dan keterampilan proses
sains. Pengolahan data-datanya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai