• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

Oleh:

Gun Gun Ginanjar NIM. 1001056

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep Siswa SMP Pada

Materi Pesawat Sederhana

Oleh Gun Gun Ginanjar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gun Gun Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

Oleh:

GUN GUN GINANJAR NIM. 1001056

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Ridwan Efendi, M.Pd. NIP. 197701102008010011

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

(4)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Identifikasi Masalah ...

C. Rumusan Masalah ...

D. Batasan Masalah ...

E. Tujuan Penelitian ...

F. Manfaat Penelitian ...

G. Struktur Organisasi Skripsi ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ...

B. Keterampilan Proses Sains ...

C. Penguasaan Konsep ...

D. Materi Pesawat Sederhana Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek.

E. Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan

Keterampilan Proses Sains ...

(5)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian ...

B. Desain Penelitian ...

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...

E. Prosedur Penelitian ...

F. Instrumen Penelitian ...

G. Teknik Pengolahan Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterampilan Proses Sains

1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains ...

2. Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains ...

B. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ...

C. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek ....

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(6)

vii

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ...

2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains ...

2.3 Hubungan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan keterampilan Proses

Sains ...

3.1 Kegiatan Penelitian ...

3.2 Kriteria Validitas Soal ...

3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas ...

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ...

3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ...

3.6 Hasil Analisis Uji Instrumen Penguasaan Konsep ...

3.7 Hasil Analisis Uji Instrumen KPS ...

3.8 Interpretasi Nilai Gain ...

3.9 Klasifikasi Indeks Prestasi Kelompok ...

4.1 Persentase keterlaksanaan Model Pembelajaran berbasis Proyek ...

4.2 Skor Gain Peningkatan Keterampilan proses Sains...

4.3 Rekapitulasi Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains Seluruh

Pertemuan ...

4.4 Skor Gain Peningkatan Penguasaan Konsep ...

(7)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Bagian-bagian Tower Crane ...

2.2 Tower Crane ...

2.3 Katrol tetap ...

2.4 Katrol bebas ...

2.5 Katrol majemuk ...

2.6 Katrol majemuk pada Tower crane...

2.7 Keseimbangan beban Tower crane ...

2.8 Pengungkit ...

2.9 Jenis-jenis tuas dan contohnya ...

2.10 Bagian-bagian tuas pada Tower crane ...

2.11 Bidang miring ...

3.1 0ne group pre-test-post-test design ...

3.2 Alur penelitian ...

4.1 Diagram peningkatan keterampilan proses sains ...

4.2 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan I ...

4.3 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan II ...

4.4 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan III ...

(8)

ix

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. STUDI PENDAHULUAN

A.1.Nilai Ulangan harian Siswa ...

A.2.Hasil Observasi pembelajaran ...

A.3.IPK KPS Siswa ...

A.4.Hasil Wawancara ...

B. INSTRUMEN PEMBELAJARAN

B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

B.2 Lembar Kerja Proyek ...

C. INSTRUMEN PENELITIAN

C.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ...

C.2 Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ...

C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran berbasis Proyek..

C.4 Lembar Observasi Kinerja KPS ...

C.5 Kisi-kisi angket respon siswa ...

C.6 Angket Respon Siswa ...

D. UJI INSTRUMEN

D.1.Hasil Judgment Instrumen KPS dan Penguasaan Konsep ...

D.2.Hasil Uji coba instrumen ...

E. DATA PENELITIAN

E.1.Rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran berbasis

proyek ...

E.2.Rekapitulasi skor pre-test ...

E.3.Rekapitulasi Skor post-test ...

(9)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.5.Penghitungan skor gain yang dinormalisasi peningkatan

penguasaan konsep ...

E.6.Rekapitulasi skor gain setiap aspek KPS ...

E.7.Rekapitulasi skor gain setiap dimensi proses kognitif ...

E.8.Rekapitulasi hasil observasi kinerja KPS ...

E.9.Rekapitulasi hasil angket respon siswa ...

F. DOKUMENTASI PENELITIAN ... G. ADMINISTRASI PENELITIAN

G.1 Surat Tugas membimbing ...

G.2 Kesediaan menjadi Penilai Instrumen ...

G.3 Surat Izin Penelitian ...

G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

G.5 Catatan Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir ... 181

182

189

195

199

200

201

202

205

206

(10)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT

SEDERHANA

Gun Gun Ginanjar, NIM.1001056, Pembimbing I : Dr. Muslim, M.Pd.; Pembimbing II : Ridwan Efendi, M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Bandung 2014

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, penguasaan konsep siswa SMP pada materi pesawat sederhana, dan respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek. Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pre-test post-test design. Subjek penelitian adalah 35 siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu instrumen tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep serta instrumen non-tes berupa lembar observasi kinerja keterampilan proses sains dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,36 yang termasuk kategori sedang. Persentase rata-rata profil kinerja keterampilan proses sains berdasarkan lembar observasi yaitu 68,35% dengan kategori sedang. Penguasaan konsep siswa meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,38 dengan kategori sedang, serta respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek cenderung positif dengan persentase respon siswa sebesar 76,45%.

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep

Abstract

(11)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik abad XXI yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah memicu perubahan paradigma pendidikan

dewasa ini. Paradigma lama yang terlalu menekankan pada ilmu pengetahuan

demi ilmu pengetahuan, seni demi seni telah berubah menuju paradigma baru

yang lebih mengedepankan makna dan nilai pengembangan yang bersifat

berkelanjutan. Dalam menghadapi karakteristik abad XXI dunia pendidikan telah

melakukan pembaharuan untuk melahirkan manusia yang berdaya cipta, mandiri,

dan kritis. Berdaya cipta ialah menggenggam pengertian bahwa sosok tersebut

dapat menghasilkan sesuatu yang asli dan khas dan tentunya berguna bagi

penyelenggaraan hidup terhormat. Dalam hal ini kita ditantang untuk mencipta

tata-pendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang dapat

ikut membangun tatanan sosial sadar pengetahuan (BSNP, 2010 : 41).

Hal tersebut juga mulai direspon oleh dunia pendidikan nasional

sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 64 Tahun 2013 tentang standar

kompetensi lulusan yaitu standar kompetensi lulusan yang berbasis pada

kompetensi abad XXI, yaitu lahirnya manusia (peserta didik) yang berdaya cipta.

Berdaya cipta sebagaimana yang dimaksud adalah sosok yang dapat

menghasilkan sesuatu yang asli dan khas serta berguna dalam penyelenggaraan

kehidupan. Untuk melahirkan peserta didik yang memiliki kemampuan daya cipta

tentu perlu dilakukan upaya-upaya untuk melatihkan keterampilan-keterampilan

tertentu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu

yang asli dan khas sebagaimana dilakukan oleh para ilmuan dalam menemukan

fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Keterampilan tersebut disebut dengan

(13)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006 : 149).

Berdasarkan standar isi pembelajaran IPA di sekolah, khususnya pada

jenjang SMP disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran IPA yaitu agar peserta didik

memiliki kemampuan “... melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,

meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya ... “. Pembelajaran IPA sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP,

2006 : 149).

Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat bahwa salah satu tujuan IPA di

SMP yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah.

Untuk memiliki kemampuan berpikir, bersikap, dan bertidak ilmiah, maka sudah

seyogyanya dalam pembelajaran IPA peserta didik dilatihkankan kemampuan

tersebut dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses seperti memberi pengalaman

(14)

3

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,

menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Keterampilan

proses merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang ilmuan untuk

menemukan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, sehingga melalui

pembelajaran IPA diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang memiliki

kompetensi yang diharapkan pada abad XXI yaitu peserta didik yang memilki

kemampuan daya cipta.

Selain itu, tujuan pembelajaran IPA juga menyebutkan bahwa melalui

pembelajaran IPA peserta didik diharapkan memiliki kemampuan meningkatkan

pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA. Mengingat pentingnya

kemampuan-kemampuan tersebut, maka sudah seyogyanya pembelajaran IPA dikelola

sedemikian rupa sehingga mampu memfasilitasi peserta didik untuk melatihkan

dan mengembangkan keterampilan proses sains serta memfasilitasi peserta didik

untuk memiliki kemampuan dalam menguasai konsep IPA yang dipelajarinya.

Kenyataan di lapangan, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan

di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung pada tanggal 12

Februari 2014 melalui kegiatan wawancara dan observasi proses pembelajaran

IPA-fisika di kelas VIII pada materi pesawat sederhana, diamati bahwa peserta

didik belum mengalami pengalaman-pengalaman belajar seperti yang diharapkan

dalam pembelajaran IPA. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, dimana siswa hanya berperan sebagai pendengar dan penerima

informasi. Peserta didik tidak diajak untuk mendapatkan pengalaman dalam

menggunakan alat-alat percobaan, melakukan pengamatan (penyelidikan), dan

menemukan sendiri konsep-konsep IPA-fisika. Peserta didik belum mendapatkan

pengalaman belajar untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,

merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,

menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan melalui

pengembangan keterampilan proses sains sebagaimana yang diharapkan dalam

pembelajaran IPA. Peserta didik tidak dibiasakan untuk melatihkan kemampuan

(15)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memiliki kemampuan meingkatkan pengetahuan, konsep IPA-fisika yang

dipelajarinya serta belum memfasilitasi siswa untuk memilki keterampilan IPA

dalam hal ini keterampilan proses sains.

Proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas berdampak pada

profil Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa. Hasil tes KPS yang meliputi enam

aspek KPS yaitu mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan konsep,

merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan menunjukkan bahwa KPS

siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari Indeks Prestasi Kelompok (IPK) siswa

pada tes KPS untuk aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan

konsep, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan berturut-turut yaitu

48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%, 25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi

Kelompok (IPK) pada tes KPS tersebut bila dikategorikan masih tergolong dalam

kategori rendah.

Sementara itu, hasil evaluasi pembelajaran IPA–fisika materi pesawat

sederhana menunjukkan nilai rata-rata siswa dari dua kelas yaitu kelas VIII D dan

VIII H sebesar 69,86 dan 41,14. Nilai rata-rata siswa tersebut masih berada di

bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Nilai KKM

menunjukkan pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik.

Nilai rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan

bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih rendah

sehingga perlu untuk ditingkatkan. Rendahnya penguasaan konsep dan

keterampilan proses sains siswa diduga kuat disebabkan oleh proses

pembelajarannya yang kurang membuat siswa terlibat aktif sehingga pengetahuan

yang didapat siswa menjadi kurang bermakna, sebagaimana diungkapkan oleh

Sanjaya (dalam Tenth, E.T, 2013) bahwa proses pembelajaran aktif, dimana siswa

membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan akan bermakna manakala

dibangun sendiri oleh siswa, sedangkan pengetahun yang diperoleh dari hasil

pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna sehingga mudah

(16)

5

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan paparan hasil studi pendahuluan di atas, untuk meningkatkan

penguasaan konsep serta melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains

siswa siperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk

mendapatkan kedua kemampuan tersebut secara maksimal. Salah satu model

pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi siswa untuk

meningkatkan penguasaan konsep dan melatihkan keterampilan proses sains yaitu

model pembelajaran berbasis proyek.

Model pembelajaran berbasis proyek dipandang sesuai untuk melatihkan

keterampilan proses sains karena model pembelajaran berbasis proyek

memfokuskan pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam suatu penyelidikan.

Dalam kerangka ini siswa mencari solusi suatu permasalahan dengan mengajukan

pertanyaan, membuat prediksi, merancang rencana percobaan, mengumpulkan

dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil

temuan Blumenfeld, dkk. (dalam The George Lucas Educational Foundation,

2007). Berdasarkan hal tersebut, maka dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis proyek dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman belajar

pada siswa sebagaimana yang diharapkan dalam pembelajaran IPA.

Grant (2002) mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek

berpusat pada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menginvestigasi secara mendalam topik yang sedang dipelajari, para peserta didik

menjadi lebih mandiri karena mereka membangun pemahaman mereka sendiri.

Melalui model pembelajaran berbasis proyek yang bersifat konstruktif, dimana

siswa membangun pemahaman mereka sendiri, maka siswa akan mendapatkan

pengetahuan yang bermaknas sehingga siswa dapat lebih menguasai topik

pembelajaran yang sedang dipelajari.

Perlu dilakukan penelitian yang mencoba model pembelajaran yang dapat

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. Oleh

karena itu penulis berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian penerapan

model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan proses

(17)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPA di sekolah belum memberikan

pengalaman-pengalaman belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA seperti

pengalaman untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,

merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data,

menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan dan belum

memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan meningkatkan pengetahuan,

konsep, dan keterampilan IPA.

2. Proses pembelajaran IPA di sekolah seperti yang telah dipaparkan berdampak

pada Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa yang rendah. Hal ini

diindikasikan dari hasil tes KPS yang menunjukkan bahwa Indeks Prestasi

Kelompok (IPK) KPS siswa pada aspek mengamati, mengklasifikasi,

memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, dan

mengkomunikasikan berturut-turut yaitu 48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%,

25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi Kelompok (KPS) siswa tersebut bila

dikategorikan masih tergolong dalam kategori rendah.

3. Penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih lemah. Hal

ini terlihat dari nilai rata-rata siswa pada materi pesawat sederhana dari dua

kelas yaitu 69,86 dan 45,14. Nilai rata-rata siswa masih berada di bawah nilai

(18)

7

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik. Nilai

rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan

bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih

rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep

siswa SMP pada materi pesawat sederhana?”. Secara lebih rinci rumusan masalah

tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi

pesawat sederhana?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi pesawat

sederhana?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan

menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek?

D. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peningkatan keterampilan proses sains adalah peningkatan keterampilan

proses sains siswa setelah dilakukan tindakan yang dinyatakan dengan

perolehan skor gain yang dinormalisasi dan Indeks Prestasi Kelompok (IPK)

(19)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

aspek mengamati, mengklasifikasikan, menerapkan konsep, memprediksi,

merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan.

2. Peningkatan penguasaan konsep yang dimaksud adalah perubahan yang

dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi dari skor penguasaan konsep

sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian tindakan. Penguasaan

konsep yang ditinjau yaitu pada aspek kognitif sebagaimana yang

diungkapkan oleh Anderson yang meliputi aspek C1 (mengingat), C2

(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6

(menciptakan). Aspek kognitif yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya

meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4

(menganalisis) menyesuaikan dengan cakupan kompetensi dalam kompetensi

dasar untuk materi pesawat sederhana.

3. Respon siswa yang dimaksud adalah respon siswa terhadap proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.

Respon siswa dilihat dari angket respon siswa terhadap proses pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Respon siswa yang

ditinjau merupakan respon siswa yang meliputi aspek pembelajaran dengan

menerapkan pembelajaran berbasis proyek diantaranya meliputi proses

pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan

pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan

pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan

daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta

keterbukaan terhadap ide/gagasan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

(20)

9

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan

pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.

2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah dilakukan

pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.

3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan

menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun praktis. Secara lebih rinci manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Memberikan informasi baru tentang model pembelajaran berbasis proyek

yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa serta hasil penelitian

ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Siswa

Memudahkan siswa dalam menguasai konsep pesawat sederhana melalui

pembelajaran berbasis proyek.

 Bagi Guru

Menambah pengetahuan tentang pembelajaran berbasi proyek yang

merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam

kurikulum 2013 untuk meningkatkan keterampilan siswa.

 Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

(21)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan latihan kepada peneliti sebagai calon guru fisika dalam

mengimplementasikan pembelajaran fisika berbasis proyek.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian

berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, dan

struktur organisasi skripsi.

Bab II, meliputi kajian teori mengenai model pembelajaran berbasis proyek,

penguasaan konsep, serta keterampilan proses sains.

Bab III, membahas tentang metode dan desain penelitian, penentuan lokasi

penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, prosedur

penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, dan teknik pengolahan

data.

Bab IV membahas tentang data hasil penelitian, kemudian pembahasan data

hasil penelitian serta pembahasan temuan lain dari penelitian.

Bab V membahas tentang kesimpulan penelitian berdasarkan hasil penelitian

yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, saran penelitian untuk perbaikan

(22)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian seperti diungkapkan oleh Arikunto (2010 : 203)

merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya. Sementara itu Sugiyono (2013 : 6) mengemukakan bahwa metode

penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

experimental. Sugiyono (2013 : 109) mengemukakan bahwa dalam metode pre-experimental masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel

dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini

dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara

random.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

pretest-posttest design. Sugiyono (2013 : 110) menyatakan bahwa pada desain ini

terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan

dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan

sebelum diberi perlakuan. Pada desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu

kelas saja sebagai kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol sebagai

pembanding. Setelah dilakukan pre-test kemudian diberikan perlakuan (treatment)

dan diakhiri dengan pemberian post-test. Desain penelitian ini dapat digambarkan

(23)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

O1 = pretest sebelum diberi perlakuan

X = Perlakukan (treatment) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek A1 = Observasi terhadap treatment penerapan model pembelajaran dan kinerja

keterampilan proses sains selama treament pembelajaran berlangsung

O2 = posttest setelah diberi perlakuan (treatment)

A2 = Angket respon siswa terhadap perlakuan (treatment) penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian

Minggu ke- Hari/Tanggal Kegiatan Penelitian

1 Rabu, 10 September 2014 Pre-test Keterampilan proses Sains dan penguasaan konsep materi pesawat sederhana

2

Rabu, 17 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan I (Penyajian tugas proyek tower crane)

Jum’at 19 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (desain miniatur tower crane, pembuatan miniatur tower crane)

3 Rabu, 24 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (presentasi kerja proyek) dan post-test keterampilan proses sains dan

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

A

1

(24)

38

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penguasaan konsep materi pesawat sederhana

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Pre-test dilakukan

untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan proses sains dan penguasaan

konsep siswa pada materi pesawat sederhana. Setelah dilakukan pre-test

kemudian dilakukan pembagian kelompok kerja proyek. Siswa dikelompokkan

menjadi enam kelompok. Lima kelompok beranggotakan enam siswa dan satu

kelompok beranggotakan lima siswa. Treatment pembelajaran dilakukan dengan

menerapkan enam tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek pada

pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Enam tahapan model pembelajaran

berbasis proyek yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu (1) start with the

essential questions, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, (4) monitor the student and the progress of the project, (5) asses the outcome, dan (6) evaluate the experience.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014.

Pertemuan pertama dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran yaitu 3 x 40 menit.

Di awal pembelajaran siswa sudah langsung duduk secara berkelompok sesuai

dengan kelompok kerja proyek yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian

dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan

empat tahapan model pembelajaran berbasis proyek yaitu (1) Start with the

essential question, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, dan (4) monitor of the the student and the progress of the project. Aktivitas pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan empat tahapan dalam model

pembelajaran berbasis proyek pada pertemuan pertama yaitu, pada tahap (1) Start

with the essential questions, peneliti menjelaskan mekanisme pembelajaran

berbasis proyek yang akan dilakukan pada pelajaran IPA materi pesawat

sederhana. Kemudian peneliti menyajikan tugas proyek yang akan dilakukan serta

membagikan lembar kerja proyek sebagai panduan siswa dalam melakukan kerja

proyek. Tugas proyek yang harus dilakukan oleh siswa yaitu menyelidiki

(25)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

miniatur tower crane dari bahan yang sederhana. Pada tahap (2) Design a plan for

the project, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat rencana kerja proyek

dalam menyelesaikan tugas proyek yang telah diberikan. Peneliti membimbing

siswa dalam membuat rencana kerja proyek melalui pertanyaan-pertanyaan

penuntun yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pesawat sederhana

melalui kegiatan proyek tower crane. Pada tahap (3) Create a schedule, peneliti

mengarahkan siswa untuk membuat jadwal kerja proyek serta memberikan

deadline kerja proyek. Pada tahap (4) Monitor the student and the progress of the project, peneliti membimbing dan memotivasi siswa dalam melakukan kerja

proyek. Peneliti memberikan arahan melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun

untuk membimbing siswa dalam melakukan kerja proyek. Pada tahap ini siswa

melakukan kerja proyek yaitu melakukan pengamatan terhadap alat tower crane

melalui video cara kerja tower crane yang ditunjukkan oleh peneliti. Melalui

pertanyaan-pertanyaan penuntun, peneliti memberikan arahan untuk

menjembatani kerja proyek dengan materi pesawat sederhana yang akan

dipelajari. Pada akhir pembelajaran pertemuan pertama, peneliti memberikan

tindak lanjut kerja proyek yang harus diselesaikan pada pertemuan berikutnya,

dan meminta siswa untuk melanjutkan kerja proyek berupa pengamatan secara

langsung dan pengumpulan informasi terkait dengan tower crane dan materi

pesawat sederhana di luar jam pelajaran.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 September 2014 dengan

melanjutkan tahap (4) Monitor the student and the progress of the project dalam

model pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran dilakukan dalam waktu dua

jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan

dengan melanjutkan pembahasan tentang tugas proyek yang telah disajikan pada

pertemuan pertama sebagai tindak lanjut kerja proyek pada pertemuan pertama.

Aktivitas-aktivitas kerja proyek yang dilakukan siswa pada pertemuan kedua yaitu

melaporkan hasil pengamatan tentang tower crane dan pengumpulan informasi

terkait pesawat sederhana, membuat desain miniatur tower crane dari bahan yang

(26)

40

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah dibuat, dan membuat alat miniatur tower crane. Pembuatan alat

miniatur tower crane dilakukan di dalam dan di luar jam pelajaran.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran

atau 3 x 40 menit dengan melanjutkan kembali pembahasan tugas proyek dengan

melakukan dua tahapan terakhir pada model pembelajaran berbasis proyek yaitu

tahap (5) Asses the outcome dan tahap (6) evaluate the experience.

Aktivitas-aktivitas proyek yang dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu presentasi hasil kerja

proyek yang telah dilakukan oleh siswa, menyimpulkan hasil kerja proyek sesuai

dengan tugas proyek yang diberikan, melakukan refleksi dan evaluasi terhadap

kerja proyek yang telah dilakukan. Pertemuan ketiga diakhiri dengan memberikan

post-test keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa terhadap materi

pesawat sederhana yang telah dipelajari melalui kegiatan proyek.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2013 : 117) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kota Bandung

tahun ajaran 2014/2015.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2013 : 118). Sampel dalam penelitian ini diambil secara

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu, berdasarkan pertimbangan peneliti dan saran guru mata

pelajaran IPA di sekolah. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu

kelas VIII F dengan jumlah siswa yaitu 35 siswa.

(27)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat empat variabel penelitian yang akan diukur dan diteliti dalam

penelitian ini yaitu keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek,

keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan respon siswa. Selanjutnya

definisi operasional untuk setiap variabel tersebut antara lain :

1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek didefinisikan sebagai

aktivitas-aktivitas guru dan siswa yang muncul dan dilakukan dalam

pembelajaran berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran berbasis

proyek. Tahapan model pembelajaran berbasis proyek menurut The George

Lucas Educational Foundation (2007) terdiri dari :

Start with the Essential Question

Design a Plan for the Project

Create a Schedule

Monitor the Students and the Progress of the Project

Assess the Outcome

Evaluate the Experience

Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam kegiatan

pembelajaran diobservasi oleh beberapa observer dengan panduan lembar

observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.

2. Keterampilan proses sains didefinisikan sebagai keterampilan yang muncul

pada siswa yang melibatkan keterampilan kognitif, manual, dan sosial.

Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan

proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam

keterampilan proses karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan,

pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial

dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan semuanya dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,

misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses sains

diukur dengan menggunakan instrumen tes dan lembar observasi kinerja

keterampilan proses sains yang meliputi aspek keterampilan mengamati,

(28)

42

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan, dan mengkomunikasikan. Instrumen tes yang digunakan

berbentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban sedangkan

lembar observasi kinerja keterampilan proses sains yang digunakan

berbentuk skala Guttman.

3. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai tingkatan kemampuan siswa

dimana siswa tidak hanya mengetahui sebuah konsep melainkan

benar-benar menguasainya dengan baik dan dapat menggunakan pengetahuan

tersebut dalam menyelesaikan permasalahan. Indikator penguasaan konsep

yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada tingkatan kemampuan

kognitif yang disebut dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh

Anderson dan Krathwol yang meliputi dimensi proses kognitif C1

(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis),

C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Penguasaan konsep yang teliti

dalam penelitian ini hanya meliputi dimensi proses kognitif C1 (mengingat),

C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis). Penguasaan

konsep diukur dengan menggunakan instrumen tes berbentuk soal pilihan

ganda dengan empat pilihan jawaban.

4. Respon Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

tanggapan atau pendapat siswa yang muncul terhadap pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran berbasis proyek yang meliputi proses

pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan

pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan

pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan

daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta

keterbukaan terhadap ide/gagasan. Respon siswa diukur dengan

menggunakan instrumen angket berbentuk skala likert.

(29)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga

tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Secara

lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan studi literatur dan studi pendahuluan terkait dengan masalah

penelitian. Studi literatur yang dilakukan diantaranya meliputi pencarian

informasi terkait pembelajran berbasis proyek, penguasaan konsep, serta

keterampilan proses sains.

b. Melakukan studi kurikulum terkait pokok bahasan materi yang dijadikan

penelitian yang meliputi pengakajian kompetensi inti dan kompetensi

dasar.

c. Membuat perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaraan (RPP) dan Lembar Kerja Proyek.

d. Menyusun instrumen penelitian yaitu soal penguasaan konsep, soal

keterampilan proses sains, dan lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran.

e. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian sesuai dengan kebutuhan

penelitian serta membuat surat ijin penelitian.

f. Menentukan sampel penelitian berdasarkan teknik purposive sampling.

g. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli.

h. Melakukan uji coba instrumen soal penguasaan konsep dan soal

keterampilan proses sains yang telah disusun.

i. Melakukan analisis hasil uji instrumen penguasaan konsep dan

keterampilan proses sains yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda sehingga diperoleh instrumen yang kayak sesuai

dengan tujuan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai

(30)

44

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai

penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.

b. Memberikan treatment dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Proyek.

c. Melakukan observasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (oleh

observer).

d. Melakukan observasi keterampilan proses sains selama pembelajran

berlangsung.

e. Memberikan posttest terkait penguasaan konsep dan keterampilan proses

sains siswa dengan instrumen yang sama dengan pretest.

f. Memberikan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek.

3. Tahap Akhir Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest terkait dengan penguasaan konsep

dan keterampilan proses sains siswa, lembar hasil observasi keterlaksanaan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek, lembar observasi keterampilan

proses sains, dan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis

Proyek.

b. Menentukan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses

sains siswa.

c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperolehuntuk

menjawab permasalahan penelitian.

e. Mengevaluasi hasil penelitian serta memberikan saran untuk penelitian

(31)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(32)

46

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel

penelitian (Sugiyono, 2013 : 148). Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes digunakan untuk

mengukur penguasaan konsep siswa dan keterampilan proses sains siswa.

Sedangkan instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model

pembelajaran berbasis proyek, profil kinerja keterampilan proses sains siswa, dan

respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dan

keterampilan proses sains siswa. Instrumen tes penguasaan konsep yang

digunakan adalah soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang memuat

indikator-indikator penguasaan konsep pada aspek kognitif menurut Anderson

yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4

(menganalisis). Sementara instrumen tes keterampilan proses sains yang

digunakan adalah soal berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban

yang memuat indikator-indikator keterampilan proses sains mengamati,

mempredikasi, mengkomunikasikan, menerapkan konsep, dan merencanakan

percobaan. Tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dilakukan dua

kali yaitu pada pre-test dan post-test. Instrumen tes penguasaan konsep dan

keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.2

Langkah-langkah untuk menyusun instrumen tes yaitu :

a. Menyusun kisi-kisi untuk penyusunan instrumen penelitian, dalam hal ini soal

IPA materi pesawat sederhana kelas VIII.

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat kepada

(33)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Melakukan revisi dan melakukan judgment ulang.

e. Melakukan uji coba unstrumen untuk mengetahui reliabilitas, validitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes.

f. Menganalisis reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda

instrumen tes.

Adapun teknik analisis instrumen tes yang meliputi validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan dengan penjabaran sebagai

berikut.

a. Validitas

Pengujian validitas soal dilakukan dengan pengujian validitas konstruk

(construct validity). Pengujian validitas konstruk, menurut Sugiyono (2013 : 177)

dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Dalam hal ini setelah

instrumen dikonstruksi aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori

tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta

pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Pengujian validitas soal

dilakukan dengan melihat kesesuaian antara indikator penguasaan konsep dan

keterampilan proses sains dengan isi instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan

dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan.

Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan Pearsons Product Moment

dengan angka kasar, sebagai berikut:

r

xy

=

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = jumlah benar per item

Y = jumlah skor total

N = Jumlah subjek

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan validitas soal digunakan

(34)

48

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kriteria Validitas Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 – 1.00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)

b. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas soal dilakukan dengan cara test-retest. Menurut

Sugiyono (2013 : 184) instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan

test-retest dilakukan dengna cara mencobakan instrumen beberapa kali pada

responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama

dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka

instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Nilai reliabilitas ditentukan dengan

mencari koefisien reliabilitas. Untuk menghitung tingkat reliabilitas instrumen

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:

Keterangan :

= reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

(35)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menginterpretasikan reliabilitas digunakan dengan kriteria sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Reliabilitas

Nilai rxy Kriteria

0,80 – 1.00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (Arikunto, 2001 : 211). Untuk menentukan daya pembeda

soal digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

D : Daya pembeda

: Banyaknya peserta kelompok atas

: Banyaknya peserta kelompok bawah

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria daya pembeda

soal pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

(36)

50

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai DP Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Bak sekali

Negatif Semua tidak baik

(Arikunto, 2010 : 218)

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam proporsi yang besarnya

antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dpat

digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

= jumlah seluruh siswa peserta tes

Setelah menghitung indeks kesukaran, kemudian indeks kesukaran

diinterpretasikan berdasarkan tabel 3.5

Tabel 3.5

Kriteria tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran Kriteria

0,1 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2010 : 210)

e. Hasil Analisis Uji Coba Intrumen

Setelah dilakukan analisis uji instrumen, didapatkan hasil seperti

ditunjukkan pada Tabel 3.6. Pengolahan analisis instrumen dapat dilihat pada

(37)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

(38)

52

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria

1 0,64 Tinggi 0,65 Baik 0,63 Sedang Dipakai

2 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai

3 0,54 Sedang 0,60 Baik 0,45 Sedang Dipakai

4 0,63 Tinggi 0,60 Baik 0,50 Sedang Dipakai

5 0,55 Sedang 0,55 Baik 0,53 Sedang Dipakai

6 0,56 Sedang 0,50 Baik 0,50 Sedang Dipakai

7 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,38 Sedang Dipakai

8 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,68 Sedang Dipakai

9 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,48 Sedang Dipakai

10 0,66 Tinggi 0,60 Baik 0,65 Sedang Dipakai

11 0,69 Tinggi 0,70 Baik 0,45 Sedang Dipakai

12 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai

13 0,59 Sedang 0,60 Baik 0,63 Sedang Dipakai

14 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

15 0,47 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

16 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai

17 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,40 Sedang Dipakai

18 0,63 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai

19 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai

20 0,42 Sedang 0,40 Cukup 0,65 Sedang Dipakai

21 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,73 Mudah Dipakai

22 0,73 Tinggi 0,70 Baik 0,68 Sedang Dipakai

23 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

24 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai

25 0,43 Sedang 0,50 Baik 0,53 Sedang Dipakai

26 0,1 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,23 Sukar Tidak Dipakai

27 0,11 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,58 Sedang Tidak Dipakai

28 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,35 Sedang Tidak Dipakai

29 0,2 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,80 Mudah Tidak Dipakai

30 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,50 Sedang Tidak Dipakai

(39)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Analisis Uji Instrumen KPS

2. Instrumen Non-tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar

observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek

dan profil kinerja keterampilan proses sains, serta angket untuk mengetahui

respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek

digunakan untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berbentuk

skala Guttman. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis

proyek berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

yang disesuaikan dengan tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek.

Instrumen lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek

dapat dilihat pada lampiran C.3

b. Lembar Observasi Kinerja Keterampilan Proses Sains Siswa rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria

31 0,67 Tinggi 0,60 Baik 0,60 Sedang Dipakai

32 0,7 Tinggi 0,70 Baik 0,63 Sedang Dipakai

33 0,61 Tinggi 0,60 Baik 0,55 Sedang Dipakai

34 0,64 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai

35 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,43 Sedang Dipakai

36 0,64 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai

37 0,44 Sedang 0,50 Baik 0,45 Sedang Dipakai

38 0,49 Sedang 0,50 Baik 0,48 Sedang Dipakai

39 0,46 Sedang 0,40 Cukup 0,50 Sedang Dipakai

40 0,12 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,33 Sedang Tidak Dipakai

41 0,51 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

42 0,56 Sedang 0,45 Baik 0,73 Mudah Dipakai

43 0,44 Sedang 0,45 Baik 0,43 Sedang Dipakai

44 0,5 Sedang 0,5 Baik 0,48 Sedang Dipakai

45 0,06 Sangat Rendah 0,1 Jelek 0,13 Sukar Tidak Dipakai

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keputusan

Reliabilitas Kriteria

(40)

54

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains digunakan untuk

mengukur profil kinerja keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi

kinerja keterampilan proses sains berbentuk skala Guttman. Lembar observasi

kinerja keterampilan proses sains berisi aktivitas-aktivitas keterampilan proses

sains yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis proyek. Lembar observasi kinerja keterampilan proses

sains disesuaikan dengan indikator-indikator pada setiap aspek keterampilan

proses sains menurut Rustaman, dkk (2005 : 86) yang mungkin muncul dalam

setiap tahapan pembelajaran berbasis proyek. Instrumen lembar observasi kinerja

keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4

c. Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek diukur

menggunakan angket dengan skala likert dengan lima pilihan jawaban yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS). Angket berisi 28 pernyataan dengan 14 pernyataan postif dan 14

pernyataan negatif tentang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis proyek yang meliputi aspek proses pembelajaran, motivasi belajar,

penguasaan konsep dan keterampilan proses sains kaitannya dengan

pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan daya

cipta, sikap kerjasama, dan sikap keterbukaan terhadap ide/gagasan. Instrumen

angket dapat dilihat pada lampiran C.6

G. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Hasil Tes Penguasaan Konsep dan keterampilan Proses Sains

Data hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains diperoleh

dari hasil pre-test dan post-test soal penguasaan konsep dan keterampilan proses

sains. Pengolahan data-datanya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

Gambar

Tabel
Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
Gambar 3.2  Alur Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Perajin Batik Dalam Mempertahankan Eksistensi batik Sukapura Upaya yang dilakukan bapak Enung selaku perajin batik Sukapura dalam mempertahankan Eksistensi

ekonomi resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata Alam. (TWA) Deleng Lancuk dengan pendekatan pemanfatan langsung sumber

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Chi square dan uji Likert dengan melakukan pengisisan kuesioner yang ditujukkan kepada 30 responden, yang mana setiap

Kajian makna Simbolik Motif Batik Tulis Sukapura (Studi Kasus Motif Batik Tulis Karya Perajin Batik Tulis Sukapura Kampung Pasar kolot, Desa Sukapura, Kecamatan

dengan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara tidak.. langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung

Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi , Graha Ilmu, Jakarta.. Kreitner, Robert &amp; Kinicki,

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Industri Rumah Tangga Keripik Tempe Di Kabupaten Blora.. Universitas

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.