PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII E di SMP Negeri 2 Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
Annisa Nur Fadilah
1001486
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Oleh
Annisa Nur Fadilah
Sebuah Skripsi Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dari Program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
©Annisa Nur Fadilah
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII E di SMP Negeri 2 Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP: 19570408 198403 1 003
Pembimbing II
Muhamad Iqbal, S.Pd, M.Si NIP: 198011 122009 12 1 003
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR PENELITIAN A. Aktivitas Belajar ... 9
1. Pengertian Belajar ... 9
2. Aktivitas Belajar... 10
3. Jenis-jenis Aktivitas Belajar ... 13
B. Media Pembalajaran ... 16
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 16
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 19
3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 21
4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 25
C. Media Gambar ... 27
1. Pengertian Media Gambar... 27
2. Jenis-jenis Media Gambar ... 29
3. Fungsi dan Manfaat Media Gambar dalam Pembelajaran ... 30
4. Karakteristik Media Gambar ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 48
B. Metode Penelitian ... 48
C. Desain Penelitian ... 49
D. Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 53
E. Definisi Operasional ... 62
F. Instrumen Penelitian ... 63
G. Teknik Pengumpulan Data ... 70
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Sekolah a. Profil Sekolah ... 77
b. Visi dan Misi Sekolah ... 77
2. Subjek Penelitian ... 77
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Observasi Awal Pembelajaran IPS a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajan IPS ... 78
b. Refleksi dan Temuan Observasi ... 79
c. Rencana Tindakan ... 80
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Pelaksanaan Tindakan siklus I ... 81
b. Temuan dan Hasil Observasi Siklus I ... 83
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 105
b. Temuan dan Hasil Observasi Siklus II ... 107
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus IV ... 146
b. Temuan dan Hasil Observasi Siklus IV ... 148
C. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Peningkatan Aktivitas Belajar
Siswa ... 166
D. Data Hasil Penelitian ... 170
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 181
B. Saran ... 183
DAFTAR PUSTAKA ... ix
LAMPIRAN
Tabel 3.1 Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 64
Tabel 3.2 Format Observasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa... 65
Tabel 3.3 Rubrik Pedoman Observasi Peningkatan aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 67
Tabel 4.4 Rentang Skor Presentase aktivitas Belajar Siswa ... 75
Tabel 4.1 Daftar Anggota Kelompok Kelas VII E ... 84
Tabel 4.2 Pembagian Materi Kelompok ... 86
Tabel 4.3 Penilaian Kegiatan Guru pada Siklus I ... 91
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I ... 92
Tabel 4.5 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 94
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Peseta Didik pada Siklus I ... 96
Tabel 4.7 Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas I ... 98
Tabel 4.8 Penilaian Kegiatan Guru pada Siklus II ... 112
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II ... 114
Tabel 4.10 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 116
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik pada Siklu II ... 118
Tabel 4.12 Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 119
Tabel 4.13 Penilaian Kegiatan Guru pada Siklus III ... 133
Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III ... 135
Tabel 4.15 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 137
Tabel 4.16 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik pada Siklus III ... 139
Tabel 4.21 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik pada Siklus IV ... 159
Tabel 4.22 Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus IV ... 160
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ... 47
Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 50
Gambar 3.2 Model Analisis Data ... 73
Gambar 4.1 Media Gambar Materi Macam-macam Angin & Siklus
HIdrologi ... 86
Gambar 4.2 Proses Pembuatan Media Gambar untuk Pembelajaran Materi Macam-macam Angin, Hujan, & Siklus Hidrologi .. ... 88
Gambar 4.3 Media Gambar yang dibuat oleh Peserta Didik sebagai Media Pembelajaran Materi Macam-macam Angin, Hujan, & Siklus Hidrolog ... 90
Gambar 4.4 Media Gambar Materi Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia 109
Gambar 4.5 Kegiatan Pembuatan Amplop yang Berisi Pertanyaan untuk Kuis Materi Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia ... 110
Gambar 4.6 Media Gambar Materi Masa Kolonial Eropa ... 130
Gambar 4.7 Kegiatan Penyusunan Kartu Permaianan Sejarah Kolonial Eropa ... 131
Gambar 4.8 Kegiatan Peneliti Membimbing Peserta didik dalm Penyusunan Kartu Gambar Sejarah Kolonial Eropa ... 132
Gambar 4.9 Media Gambar Materi Kegiatan Pokok Ekonomi ... 151
Gambar 4.10 Kegiatan Peserta Didik Ketika Menyusun Gambar-gambar Kegiatan Ekonomi ... 153
Gbelajar Siswa pada Siklus I dan II ... 120
Grafik 4.2 Perbandinga Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Belajar siswa pada Siklus I, II, dan III ... 141
Grafik 4.3 Perbandingan hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I, II, III, dan IV ... 161
Social Science class. This condition happened because of the deficiency of the
usage of the media during learning activity which was influenced by the lack of
facilities in the school that could be used by the teachers as the media during
learning activity. Since this study dealt with the usage of the media in learning
activity,the reasercher chose Classroom Action Reasearch (CAR) with 4 cycles of
Kemmis and Taggart reasearch design. This study focused on the picture medium
as the medium in learning activity and also as the medium to boost the focus of
the students in Social Studies class since this medium is simple, easier to use, and
suitable for the schools in the villages and little towns. 4 indicators of learning
activity were set in this study as a tool to asses the improvement of the students in
learning activity. They are: 1) Visual Activity, 2) Listening Activity, 3) Speaking
Activity, and 4) Writing Activity. From those indicators, it could be seen that
there were positive improvements in learning activity from the first until the
fourth cycle, with the percentage of 56,70% in the first cycle, 70,99% in the
second cycle, 78,35% in the third cycle, and 86,58% in the fourth cycle. As a
conclusion, the usage of the picture medium can boost the focus of the students
during learning activity in Social Studies class.
Lembang dimana keadaan peserta didik yang kurang fokus dalam proses belajar.
Penilaian peserta didik yang kurang baik terhadap mata pelajaran IPS, kurangnya
memiliki motivasi belajar dikarenakan tidak adanya media sebagai daya tarik
yang digunakan pendidik ketika menyampaikan materi seperti media
pembelajaran karena fasilitas sekolah yang kurang memadai dalam menyediakan
media pembelajaran sehingga aktivitas belajar dalam kegiatan pembelajaranpun
ikut berkurang. Melihat permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proes
pembelajaran, maka peneliti memilih penelitian tindakan kelas (PTK) model
Kemmis dan Taggart dalam 4 tindakan siklus. Penggunaan media gambar menjadi
alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk meningkatkan akivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS, ini dikarenakan media gambar adalah media
pembelajaran yang sederhana dan mudah digunakan, selain itu media gambar juga
sangat cocok digunakan di sekolah yang setiap kelasnya tidak memiliki aliran
listrik atau bertempat di daerah yang terpencil. Dalam peningkatan aktivitas
belajar siswa, peneliti memilih 4 indikator aktivitas belajar sebagai acuan dalam
penelitian yaitu: a) Aktivitas Visual, b) Aktivitas Mendengarkan, c) Aktivitas
Lisan, d) Aktivitas Menulis, dimana dari seluruh aspek ini mengalami
perkembangan dari siklus pertama sampai siklus keempat dari kualitas cukup
sampai baik dengan presentase 56,70%, 70,99%, 78,35%, dan 86,58% maka
kesimpulannya adalah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dapat
meningkat melalui penggunaan media gambar.
Berdasarkan pra penelitian awal yang dilakukan pada kelas VII E
SMPN 2 Lembang, peneliti melihat kurangnya aktivitas belajar pada peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik menunjukan ketidak
tertarikannya mengikuti pembelajaran IPS. Berikut adalah beberapa masalah
yang ditemui: 1) Peserta didik terlihat tidak memperhatikan ketika pendidik
sedang menjelaskan materi pembelajaran dan ketika pendidik menugaskan
untuk membaca kalimat yang ada didalam buku teks, peserta didik masih
sibuk mencari paragraf tersebut, 2) Peserta didik tidak fokus terhadap
pembelajaran seperti masih banyaknya peserta didik yang memainkan telepon
genggam dan mengobrol ketika pembelajaran berlangsung, 3) Peserta didik
juga tidak aktif bertanya, terlihat pasif terhadap pembelajaran yang ditandai
ketika pendidik memberikan pertanyaan, peserta didik tidak ada yang bisa
menjawab begitupun juga ketika pendidik mempersilahkan peserta didik
untuk bertanya, peserta didik tidak ada yang merespon. Peneliti melihat
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik kurang menarik hal ini
disebabkan karena pendidik sangat jarang menggunakan media pembelajaran
baik itu powerpoint ataupun media yang lainnya sehingga aktivitas belajar
siswa sangat rendah.
Dari permasalahan tersebut peneliti berasumsi bahwa kurangnya minat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS dikarenakan peserta didik
merasa tidak tertarik dalam pembelajaran tersebut, hal ini tidak lepas dari
peran pendidik yang mengelola kelas tersebut dan bagaimana pembelajaran
IPS dikemas dan disampaikan. Peneliti melihat pendidik kurang optimal
dalam menyajikan dan melakukan belajar mengajar, terlihat dari kesiapan
dalam mengajar pendidik hanya berpacu pada buku teks, tidak memakai
media pembelajaran yang berfungsi untuk menarik minat belajar peserta
dilakukan, maka motivasi peserta didik akan tumbuh dengan sendirinya, jika
motivasi belajar sudah dimiliki oleh peserta didik maka aktivitas belajar akan
lebih berkembang di dalam kelas. Terjadinya aktivitas belajar siswa sangat
diperlukan, karena adanya kegiatan belajar pembelajaran salah satuya
ditandai dengan adanya keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap,
pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu maka pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas diharapkan mampu memotivasi peserta didik dalam
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar. Motivasi
belajar akan didapat salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran,
media pembelajaran tidaklah selalu yang mahal dan perlu menggunakan
aliran listrik tetapi media pembelajaran yang sederhana yang mampu
membantu dalam kegiatan pembelajaran.
Sebelum terjadinya aktivitas belajar belangsung, tentunya harus ada
komunikasi antara pendidik dan peserta didik karena belajar pada hakekatnya
adalah merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Adams & Dickey (Ruhimat, 2008, hlm. 116-121) secara luas
menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu maka pendidik harus berperan sebagai motor
penggerak terjadinya aktivitas belajar dengan cara memberikan motivasi
(motivator), memfasilitasi (fasilitator), mengorganisasi (organizer),
mengembangkan bahan pembelajaran (developer), menilai program-proses
dan hasil pembelajaran (evaluator) dan memonitor aktivitas siswa dalam
pembelajaran (supervisor) dan sebagainya.
Selain melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan wawancara
terhadap beberapa peserta didik ketika diluar jam pelajaran. Peserta didik
mengemukakan rasa tidak suka terhadap pembelajaran IPS alasannya adalah
bahwa: 1) IPS merupakan pembelajaran yang membosankan, 2)
Pembelajarannya cenderung hafalan, 3) Pembelajarannya membuat peserta
didik merasa mengantuk, 4) Gurunya membosankan, dan 5)
mengikuti pembelajaran IPS. Kemudian setelah melakukan wawancara
terhadap peserta didik, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru
IPS. Beliau mengemukaan bahwa masih adanya kesulitan dalam melakukan
pembelajaran, karena kurangnya kreatifitas guru untuk mendukung
pembelajaran sehingga berdampak kepada peserta didik. Beliau juga
mengakui bahwa beliau masih kurang kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran, baik itu metode pembelajaran, model pembelajaran, media
pembelajaran sampai sumber pembelajaran. Walau sebenarnya fasilitas untuk
media pembelajaran sudah ada, seperti infocus namun kurangnya keinginan
dan kreativitas pada guru sehingga pembelajaran IPS cenderung monoton,
ditambah kendala untuk media infocus yang jumlahnya sangat kurang
sehingga pendidik merasa semakin malas untuk menggunakan media
pembelajaran.
Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, peserta didik
sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Pendidik harus
berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses
dengan berbagai indera, semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi maka semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui oleh peneliti, terlihat jika pendidik
kurang memperhatikan keperluan peserta didik dlam memberi rangsangan
dalam kegiatan pembelajaran. Seharusna pendidik lebih memperhatikan alat
indera yang mampu membantu dalam merespon rangsangan yang diberikan,
seperti alat visual mereka yang bisa diberi stimulus dalam membangkitkan
otivasi, minat baru, dan pengaruh-pengaruh psikologi dalam kegiatan
pembelajaran.
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan manusia sebagai subjek
pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya.
yang tertera dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang fungsi
pendidikan nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Perwujudan fungsi pendidikan nasional tersebut masih mendapatkan
banyak permasalahan. Diantaranya masih rendahnya prestasi belajar siswa,
rendahnya minat/motivasi belajar siswa sarana dan fasilitas pendidikan yang
masih terbatas. (UU sisdiknas, 2003). Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
kita ketahui bahwa pendidikan sangat penting, selain untuk mencerdaskan
pendidkan juga bertujuan untuk memanusiakan manusia. Agar pendidikan di
sekolah dapat berjalan dengan baik maka diperlukan guru yang dapat
membangun motivasi belajar peserta didik sehingga aktivitas belajar di dalam
kelas dapat berjalan sebagaimana mestinya agar pendidikan dapat
tersampaikan dengan baik, selain itu fasilitas belajar mengajar haruslah
mendukung supaya mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar. Namun
pada kenyataan di lapangan, masih banyak persekolahan yang tidak memiliki
fasilitas lengkap, walaupun ada fasilitas tetapi jumlahnya sangat kurang.
Dalam kegiatan pembelajaran peran media sangatlah penting, selain
untuk mempermudah pembelajaran, media juga mampu membantu untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Penerapan sebuah
media di dalam kelas selain mengembangkan kemampuan ajar pendidik
sebagai pengajar di kelas, media juga mampu meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam belajar. Selain itu peneliti menerapkan dan memilih
media gambar karena peneliti menilai media gambarlah yang dinilai cukup
efektif untuk digunakan di kelas tersebut, dikarenakan alokasi yang diberikan
untuk mata pelajaran IPS di sekolah tersebut sangat terbatas dan jikalaupun
peneliti memilih media yang lain maupun yang lebih hidup jika dibandingkan
media audio visual yang lainya makan penelti dapat memastikan akan
membutuhkan waktu lebih untuk mengoperasikannya, dan memang
disayangkan pula karena fasilitas sekolah yang dapat dikatakan masih belum
memadai, sekolah hanya menyediakan satu alat proyeksi atau infocus (LCD,
jadi dapat dibayangkan jika setiap guru dari setiap masing-masing mata
pelajaran dan kelas yang ingin menggunakan infocus diwaktu yang
bersamaan). Karena itulah kenapa peneliti lebih memilih media gambar,
karena media ini peneliti dapat membuatnya langsung, bahkan melibatkan
siswanya sendiri sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajarnya pula
karena menggambar juga termasuk kedalam salah satu unsur aktivitas belajar
siswa, yaitu drawing activity dan yang terpenting adalah tidak terlalu
mengandalkan fasilitas sekolah yang masih kurang.
Tentunya tidak salah jika kita memanfaatkan media yang telah ada
dan menggunakannya dengan berbagai kreativitas. Hal tersebut harus
dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran IPS, bagaimana
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki agar mampu meningkatkan
aktivitas siswa didalam pelajaran IPS. Media gambar sebagai media
pembelajaran memang memiliki dampak terhadap aktivitas belajar peserta
didik, untuk itu penulis mencoba mengajukan salah satu penerapan media
gambar sebagai alat yang digunakan dalam pembelajaran IPS, dengan
melakukan penelitian yang berjudul “PENINGKATAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI
PENGGUNAN MEDIA GAMBAR (PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PADA KELAS VII E SMPN 2 LEMBANG)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya fasilitas media pembelajaran.
2. Pembelajaran yang berlangsung sangat monoton dikarenakan
kurangnya kreativitas pendidik dalam penggunaan media dan
3. Pendidik hanya menggunakan metode ceramah, sehingga peserta
didik sulit memahami materi yang disampaikan dalam
pembelajaran.
4. Peserta didik tidak fokus terhadap pembelajaran.
5. Peserta didik kurang terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran
yang ditandai dengan dominasi guru selama proses pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana merencanakan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPS melalui penggunaan media gambar di kelas VII E
SMPN 2 Lembang?
2. Bagaimana pelaksanakan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPS melalui penggunaan media gambar di kelas VII E
SMPN 2 Lembang?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi peneliti dalam peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan
media gambar di kelas VII E SMPN 2 Lembang?
4. Bagaimana solusi dari kedala yang dihadapi peneliti dalam
peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui
penggunaan media gambar di kelas VII E SMPN 2 Lembang?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah penggunaan media
pembelajaran gambar dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 2 Lembang kelas VII
E. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini agar pendidik IPS :
1. Untuk mengidentifikasi perencanaan peningkatan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan media gambar di
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peningkatan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan media
gambar di kelas VII E SMPN 2 Lembang.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam peningkatan akitvitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan media gambar di
kelas VII E SMPN 2 Lembang.
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan
media gambar di kelas VII E SMPN 2 Lembang.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penelaahan keilmuan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPS melalui media gambar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
2) Dapat meningkatkan suasana belajar yang interaktif antar peserta
didik.
3) Memudahkan siswa untuk memahami materi.
4) Lebih meningkatkan ingatan terhadap materi yang bersangkutan.
b. Bagi pendidik
1) Penggunaan media gambar mampu meningkatkan kreatifitas
guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang
sederhana.
2) Membantu mengurangi kendala media pembelajaran karena
3) Dapat menciptakan suasana yang interaktif dalam pembelajaran
antara pendidik dan peserta didik.
4) Dapat meningkatkan profesionalitas sebagai pendidik.
c. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan-masukan bagi meningkatnya kualitas
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Sebagai struktur organisasi dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis
susun sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan, bab ini merupakan bagian awal dari
penulisan, dalam pembahasannya terdiri dari beberapa sub bab yaitu: (1) Latar
Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
Penelitian, dan (5) Struktur Organisasi.
Bab II merupakan kajian teori dan kerangka berfikir, bab ini memuat
tentang kajian-kajian teori yang mendukung terhadap penelitian. Dalam
pembahasannya terdiri dari sub bab (1) Aktivitas Belajar, (2) Media Gambar,
(3) Pembelajaran IPS.
Bab III merupakan metodologi penelitian, bab ini menjelaskan tentang
metodologi penelitian. Memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang
ditempuh untuk menyelesaikan penelitian. Dalam pembahasannya terdiri dari
sub bab (1) Lokasi dan Subjek Penelitian, (2) Metode Penelitian, (3) Desain
Penelitian, (4) Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, (5) Definisi
Operasional, (6) Instrumen Peneitian, (7) Teknik Pengumpulan Data, (8)
Teknik Pengolahan dan Analisis Data.
Bab IV merupakan hasil penelitian, bab ini memaparkan hasil penelitian
dan pembahasan yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang
dikolaborasikan dengan literatur yang menunjang.
Bab V kesimpulan, bab ini merupakan bab terakhir yang memuat
kesimpulan hasil dan jawaban atas pertanyaan yang diteliti serta saran-saran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian
ini yaitu berlokasi di kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang tepatnya di Jalan
Maribaya No. 129 Langensari-Lembang-Bandung Barat. Pemilihan lokasi
ini adalah karena peneliti sedang melaksanakan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, dan dari observasi awal yang
dilakuan oleh peneliti di kelas VII E peneliliti melihat kuragnya aktivitas
belajar yang terjadi di dalam kelas ketika pembelajaran IPS berlangsung.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
di kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang dengan menggunakan media
pembelajaran yang sederhana berjenis gambar.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Ilmu Pengetahuan Sosial
dan siswa kelas VII E yang berjumlah 40 orang terdiri dari siswa laki-laki
19 orang dan siswi perempuan 21 orang.
B. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah metode penelitian
yang berguna untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang harus
ditempuh. Dalam memilih jenis metode penelitian, peneliti harus
memperhatikan kesesuaian metode yang digunakan dengan subjek yang akan
diteliti. Dengan kata lain, subjek yang diteliti yang menentukan metode apa
yang harus digunakan dalam suatu penelitian.
Peneliti meneliti tentang subjek yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Reasearch (CAR) sebagai metode yang akan digunakan
dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sejalan dengan pemikiran
Suharsimi, menurut Suhardjono (2012, hlm. 58) PTK adalah penelitian
tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan
mutu praktek pembelajaran. Sedangkan menurut Hopkins (Wiriaatmadja,
2012, hlm. 11) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif,
suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah perbaikan dan perubahan. Namun pada kenyataannya seringkali
pendidik kurang memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan, baik
metode dan media pembelajaran kebanyakan pendidik kurang
memperhatikan peseta didik, hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti
hanya berbicara di depan kelas yang dapat membuat peserta didik merasa
jenuh, tidak memperhatikan apa yang disampaikan pendidik dan kurangnya
aktivitas belajar yaang dilakukan oleh peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Selain itu juga, keadaan para peserta didik yang kurang
merespon terhadap pembelajaran IPS yang mereka anggap membosankan.
Maka dari itu pendidik harus memperhatikan metode dan media yang
digunakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan motivasi
dan respon yang baik, hal ini sesuai dengan Suharjono (2012, hlm. 61) tujuan
utama PTK adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran,
mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan
menumbuhkan budaya akademik.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model Kemmis
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemis dan Taggart (Arikunto, 2012, hlm. 74)
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencaan ini peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu terhadap kondisi peserta didik yang berdasar pada pra penelitian
yang dilakukan agar dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan
untuk melakukan perbaikan terhadap pembelajaran.
Perencaan ini juga dilakukan peneliti untuk menentukan topik atau
tema pembelajaran yang sesuai dengan penggunaan media gambar untuk
meningkatkan aktivitas belajar di kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang,
menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan,
merencanakan diskusi anatara peneliti dan observer berdasarkan
pengamatan berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data II Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya Apabila
pemaslahan belum terselesaikan
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
meningkatkan aktivitas belajar pada peserta didik, kemudian membuat
rencana perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah peneliti
berdiskusi dengan observer dan merencakan untuk mengolah data yang
telah diperoleh setelah penelitian dilaksanakan.
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki standar kompetensi dan
kompetensi dasar 4,5, dan 6.
Standar kompetensi tersebut adalah:
4.4 Mendeskrisikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan
hidrosfer, serta dampaknya bagi kehidupan.
5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan
pemerintah pada masa kolonial Eropa
6.1 Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan
lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan
bumi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya,
tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Kemudian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
media gambar yang disediakan oleh peneliti dan media gambar yang
dibuat langsung dengan melibatkan peserta didik untuk meningkatkan
aktivitas belajar di kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang.
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini satu tindakan
dua pertemuan. Adapun rincian dari perteman-pertemuan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pertemuan pertama meliputi:
1) Melaksanakan pembelajaran IPS sesuai dengan materi, silabus,
recana pelaksanaan pembelajaran, serta media pembelajaran yang
telah direncanakan
2) Memanfaatkan media gambar sebagai media pembelajaran yang
mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas
3) Menggunakan format observasi yang telah dibuat sebelumnya
untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada
indikator visual activities berupa menyimak penjelasan pendidik
atau kelompok, dan mencari referensi dari buku ataupun internet,
listening Activities berupa mendengarkan penjelasan dari pendidik
dan mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari peserta didik
yang lainnya.
b. Pertemuan kedua meliputi:
1) Melaksanakan pembelajaran IPS sesuai dengan materi, silabus,
recana pelaksanaan pembelajaran, serta media pembelajaran yang
telah direncanakan.
2) Menggunakan format observasi yang telah dibuat sebelumnya
untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada
indikator oral Activities yaitu bertanya, menjawab atau
mengemukaan pendapat, writing Activities berupa menulis
catatan penting dan mengerjakan tugas.
3) Melaksanakan evaluasi untuk melihat peningkatan aktivitas
peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
mengunakan media pembelajaran berupa gambar.
4) Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan berkaitan dengan penggunaan
media gambar.
5) Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang telah
ditemukan pada tindakan yang dilakukan telah berdiskusi dengan
observer.
6) Melaksanakan pengolahan data yang telah diperoleh setelah
penelitian dilaksanakan
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan format obeservasi guna
untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran berbentuk gambar. Pengamatan yang dilakukan secara
bersamaan dengan pelaksaaan tindakan, kemudian pada tahap ini observer
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung. Observer juga bertugas mencatat
segala sesuatu yang terjadi ketika pelaksaan tindakan berlangsung dan
bertugas mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan
format observasi yang telah dibuat sebelumnya.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan analisis terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan dalam penggunaan gambar sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran IPS. Refleksi adalah suatu upaya evaluasi yang dilakukan
oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dalam PTK yang
dilaksanakan (Depdikbud, 1999, hlm. 28). Dalam penelitian ini, peneliti
merupkan salah satu partisipan (pendidik) dan dalam penelitian ini perlu
melakukan refleksi berama observer lainnya dengan berdiskusi untuk
memperbaiki kekurangan dan kelebihan dari hasil tindakan yang telah
dilaksanakan. Dari data yang telah terkumpul, peneliti dan observer
melakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya.
D. Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan melalui prosedur
penelitian dengan mengikuti pola siksus. Pada pelaksanaan penelitian ini,
banyaknya siklus yang dilakukan bergantung pada ketercapaian target yang
telah ditentukan peneliti ataupun pihak pendidik dan peserta didik sebelumnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan empat langkah
prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Prosedur penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap kondisi peserta
didik pada kelas yang akan menjadi obyek penelitian.
2) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan pelaksanaan tindakan.
3) Menentukan materi yang akan dibantu dengan media pembelajaran
berupa media gambar. Pada siklus I materi yang digunakan adalah
tentang mendeskrisikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan
hidrosfer, serta dampaknya bagi kehidupan.
4) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP.
5) Menyusun lembar soal sebagai evaluasi pembelajaran sekaligus
latihan peserta didik.
6) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
lembar observasi peningkatan aktivitas belajar peserta didik, lembar
observasi kinerja pendidik (dalam hal ini peneliti sebagai pendidik),
lembar observasi wawancara pada peserta didik dan pendidik
(partner penelitian).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan aplikasi dari tahap
perencanaan yang telah disusun berupa penggunaan media
pembelajaran gambar yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam
langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1. Peneliti menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Materi yang disampaikan adalah mengenai lapisan atmosfer,
tekanan udara, dan kelembaban udara.
2. Kemudian peneliti membagi peserta didik dalam 7 kelompok
belajar dan setiap kelompok ditugaskan untuk menggambar setiap
materi.
1) Angin darat dan angin laut (kelompok 1)
2) Angin gunung dan angin lembah (kelompok 2)
4) Hujan Zenithal (kelompok 4)
5) Hujan Frontal (kelompok 5)
6) Hujan Orografis (kelompok 6)
7) Siklus Hidrologi (kelompok 7)
3. Setiap kelompok peserta didik yang sudah membuat gambar
bergiliran maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi yang
mereka kaji pada teman-temannya dengan menggunkan media
gambar yang mereka buat sendiri.
4. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya ataupun memberikan argumennya didepan kelas sebagai
aktivitas oral.
5. Diakhir pembelajaran, pendidik memberi kesimpulan dan
melakukan evaluasi berupa mengisi soal kuis.
c. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan mengamati
segala kejadian yang berlangsung selama kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
dipersiapkan oleh peneliti.
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan yang
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun dan berfungsi
untuk melihat tindakan yang diterapkan di dalam kelas. Yang
melakukan pengamatan dan observasi tersebut adalah observer, yang
menjadi observer dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari guru
mitra, dan teman peneliti. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
tindakan kelas ini yang menjadi fokus observasi yaitu aktivitas belajar
peserta didik dan kinerja peneliti sebagai pendidik selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Data yang dikumpulkan
adalah berupa data deskriftif kualitatif yang diambil dari proses belajar
mengajar yang berlangsung dalam kegiatan tindakan kelas yang
mengukur pencapaian keberhasilan suatu tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti.
d. Refleksi
Dalam kegiatan refleksi peneliti melakukan beberapa tindakan
diantaranya:
1) mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama
melakukan penelitian. Data tersebut meliputi hasil kinerja guru
maupun hasil observasi berpikir kritis siswa, hasil tes dan
wawancara.
2) hasil dari analisa tersebut digunakan untuk mengetahui kekurang
dari kegiatan tindakan dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil analisa, yang akan digunakan untuk siklus berikutnya.
3) melakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya apabila terdapat hal
positif pada tindakan sebelumnya.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perecanaan pada siklus II, berangkat dari refleksi pada siklus I.
Untuk lebih jelas tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum
teratasi dan menyusun alernatif untuk pemecahan masalah.
2) Menentukan waktu untuk melaksana tindakan siklus II.
3) Menentukan materi yang sesuai, kemudian membiat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam
serta peninggalan-peninggalannya.
4) Menyiapkan media dan metode pembelajaran yang dapat
membantu peningkatan aktivitas belajar pada peserta didik.
5) Menyusun lembar soal sebagai evaluasi pembelajaran sekaligus
latihan peserta didik.
6) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
lembar observasi kinerja pendidik (dalam hal ini peneliti sebagai
pendidik), lembar observasi wawancara pada peserta didik dan
pendidik (partner penelitian).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Berbeda dengan pelaksanaan tindakan siklus I, pada siklus II
peneliti mencoba mengaplikasikan metode pembelajaran, jadi selain
berupa penggunaan media pembelajaran gambar yang bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas,
peneliti jua menoba menerapkan metode TGT (Team Games
Tournament).
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam
langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1) Sebelum penyampaian materi, peneliti mengarahkan peserta didik
untuk duduk bersama kelompok belajar yang telah dibentuk.
2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Materi yang disampaikan adalah mengenai perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam serta
peninggalan-peninggalannya.
3) Setelah penyampaian materi, kemudian peneliti memberikan
kesempatan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi mengenai
materi tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak islam.
4) Setelah setiap kelompok menguasai materi, peneliti menjelaskan
tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok, yaitu membuat
pertanyaan sebanyak 5 soal berbentuk pilihan gambar, soal-soal
tersebut dimasukan kedalam amplop yang dibuat oleh setiap
kelompok sesuai kreasi masing-masing kelompok.
5) Pada pertemuan berikutnya, setiap amplop yang telah dibuat oleh
setiap kelompok di kumpulkan pada peneliti dan setiap kelompok
memiliki wakil untuk bermain di depan kelas dengan memilih
6) Peneliti membacakan soal dan wakil dari setiap kelompok harus
menebak isi dari soal tersebut untuk mendapakan point.
7) Setelah setiap kelompok tampil di depan, peneliti memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
8) Diakhir pembelajaran, peneliti memberikan komentar dan
mengapresiasi hasil kerja dan mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada siklus II ini, tahapan pengamatan (observasi) mencakup:
1) Melakukan observasi sesuai format yang telah disediakan.
2) Mencatat semua hal yang dibutuhkan selama observasi.
3) Menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang sudah
dipersiapkan.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II mencakup:
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II.
2) Membahas hasil evalusi tentang skenario siklus II
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus III.
3. Pelaksanaan Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Melakukan pengamatan kembali terhadap kondisi peserta didik
pada kelas yang akan menjadi obyek penelitian.
2) Menyusun kembali waktu yang tepat untuk melakukan
pelaksanaan tindakan siklus III.
3) Menentukan materi yang akan dibantu dengan media pembelajaran
berupa media gambar. Pada siklus III materi yang digunakan
adalah tentang mendeskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintah pada masa kolonial Eropa.
5) Mempersiapkan media pembelajaran yang dapat membantu
mempermudah dalam penyampaian materi pada peserta didik.
6) Menyusun lembar soal sebagai evaluasi pembelajaran sekaligus
latihan peserta didik.
7) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
lembar observasi peningkatan aktivitas belajar peserta didik,
lembar observasi kinerja pendidik (dalam hal ini peneliti sebagai
pendidik), lembar observasi wawancara pada peserta didik dan
pendidik (partner penelitian).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan aplikasi dari tahap
perencanaan lanjutan dari siklus II untuk meningkatkan aktivitas belajar
pada peserta didik di dalam kelas dalam pembelajaran IPS yang telah
disusun berupa penggunaan media pembelajaran gambar.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam
langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1) Sebelum penyampaian materi, peneliti mengarahkan peserta didik
untuk duduk bersama kelompok belajar yang telah dibentuk.
2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Materi yang disampaikan adalah mengenai latar belakang kedatangan
bangsa Eropa ke Asia Tenggara
3) Setelah penyampaian materi, kemudian peneliti membagi beberapa
pasang kartu bergambar yang diacak pada setiap kelompok.
4) Setelah setiap kelompok mendapatkan kartu, peneliti memberikan
tugas untuk memasangkan kartu tersebut.
5) Untuk mencari informasi/isi dari kartu tersebut, kelompok difasilitasi
mencari di dalam buku paket ataupun internet.
6) Setelah semua kelompok dapat memasangkan kartu-kartu tersebut
kemudian membacakan hasilnya di depan kelas.
8) Diakhir pembelajaran peneliti dan peserta didik membuat
kesimpulan.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada siklus III ini, tahapan pengamatan (observasi) mencakup:
1) Melakukan observasi sesuai format yang telah disediakan.
2) Mencatat semua hal yang dibutuhkan selama observasi.
3) Menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang sudah
dipersiapkan.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi pada siklus III mencakup:
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus III.
2) Membahas hasil evalusi tentang skenario siklus III
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus IV.
4. Pelaksanaan Siklus IV
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Melakukan pengamatan kembali terhadap kondisi peserta didik
pada kelas yang akan menjadi obyek penelitian.
2) Menyusun kembali waktu yang tepat untuk melakukan
pelaksanaan tindakan siklus IV.
3) Menentukan materi yang akan dibantu dengan media pembelajaran
berupa media gambar. Pada siklus IV materi yang digunakan
adalah mengenai penggunaan lahan dan pola pemukiman
penduduk.
4) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP.
5) Mempersiapkan media dan metode pembelajaran yang dapat
membantu mempermudah dalam penyampaian materi pada peserta
didik.
6) Menyusun lembar soal sebagai evaluasi pembelajaran sekaligus
7) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
lembar observasi peningkatan aktivitas belajar peserta didik,
lembar observasi kinerja pendidik (dalam hal ini peneliti sebagai
pendidik), lembar observasi wawancara pada peserta didik dan
pendidik (partner penelitian).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan aplikasi dari tahap
perencanaan lanjutan dari siklus III untuk meningkatkan aktivitas belajar
pada peserta didik di dalam kelas dalam pembelajaran IPS yang telah
disusun berupa penggunaan media pembelajaran gambar.
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam
langkah-langkah pembelajaran berikut ini :
1) Sebelum penyampaian materi, peneliti mengarahkan peserta didik
untuk duduk bersama kelompok belajar yang telah dibentuk.
2) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Materi yang disampaikan adalah mengenai kegiatan ekonomi.
3) Setelah penyampaian materi, kemudian peneliti menunjuk salah
satu peserta didik dari setiap kelompok secara acak untuk maju
kedepan.
4) Peneliti menggunakan media gambar dengan metode picture and
picture dalam penyampaian materi.
5) Peserta didik diminta menyusun gambar-gambar kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi.
6) Setelah setiap perwakilan dari kelompok kedepan dan memberikan
alasan mengenai gambar yang mereka susun, peneliti menugaskan
kepada setiap kelompok untuk berdiskusi memberikan contoh real
dalam kegiatan sehari-hari.
7) Setiap kelompok memberikan contoh dan menjelaskannya, materi
bisa diambil dari buku, lingkungan, dan internet.
8) Diakhir pembelajaran peneliti dan peserta didik membuat
c. Pengamatan atau Observasi
Pada siklus IV ini, tahapan pengamatan (observasi) mencakup:
1) Melakukan observasi sesuai format yang telah disediakan.
2) Mencatat semua hal yang dibutuhkan selama observasi.
3) Menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang sudah
dipersiapkan.
d. Pada tahap refleksi pada siklus IV mencakup:
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus IV.
2) Membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran siklus IV.
3) Membuat kesimpulan atas pelaksanaan dan pembelajaran dengan
pemanfaatan media gambar dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIIE SMP Negeri 2
Lembang.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan kesalah pahaman terhadap variabel
yang digunakan dalam dalam judul penelitian ini, maka berikut merupakan
istilah-istilah operasional yang dapat didefinisakan sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu
sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan
kondusif, dimana masing-masing siswa aktif melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Menurut Sriyono (Sulastri, 2004, hlm. 12)
berpendapat “Aktivitas siswa merupakan kegiatan prilaku yang terjadi
selama proses belajar mengajar. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
yang mengarah kepada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerja sama dengan siswa lain, serta bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.” Paul B. Diedric (dalam Sardiman, 2011, hlm. 101) menggolongkan kegiatan siswa antara lain adalah: 1) Visual activitie, 2)
activities, 6) Motor activities, 7) Mental activities, 8) Emotional
ectivities.
2. Media Gambar
Menurut Sudjana (2007, hlm. 68) pengertian media gambar adalah
media visual dalam bentuk grafis. Kemampuan gambar dapat berbicara
banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar
merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan
yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca
dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya
yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam
pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2)
mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi
lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan
motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan
belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pelaksanaan
observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (√) pada indikator
yang menunjang aktivitas belajar pada peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran IPS. Observasi yang dilakukan dengan format check list dan
skala bertingkat karena, dapat menunjukan keseragaman diantara pencatat,
lebih terarah dan lebih mudah untuk dianalisis. (Anggoro, 2008, hlm. 5.21).
Lembar observasi yang digunakan untuk pengukuran aktivitas belajar
siswa terdiri dari beberapa indikator, dapat dilihat pada tabel 3.1, dan untuk
Tabel 3.1 Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa Indikator Aktivitas Belajar Siswa
No Jenis Aktivitas Indikator
1 Aktivitas Visual (visual
Activities)
Memperhatikan Penjelasan Guru.
Memperhatikan Penjelasan teman.
Mencari sumber di buku paket ataupun
internet.
2 Aktivitas Lisan (Oral
Activities)
Bertanya kepada teman atau guru mengenai
materi yang belum diimengerti.
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
teman atau guru
Berani mengemukan pendapat
3 Aktivitas Mendengarkan
(Listening Activities)
Mendengarkan ketika guru sedang
menyajikan materi
Mendengarkan ketika siswa lain bertanya
Mendengarkan ketika siswa menjawab
4 Aktivitas Menulis (Writing
Activities)
Mencatat hal-hal yang dianggap penting
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Tabel 3.2 Format Penilaian Peningkatan Akitivitas Belajar siswa
No Indikator Penjelasan
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Aktivitas
Visual (visual Activities)
Memperhatikan Penjelasan Guru.
Memperhatikan Penjelasan teman.
Mencari sumber di Buku paket ataupun internet.
2. Aktivitas Lisan
(Oral
Activities)
Bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang belum diimengerti.
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman atau guru
Berani mengemukan pendapat
3. Aktivitas
Keterangan:
(Listening
Activities) Mendengarkan ketika siswa lain bertanya
Mendengarkan ketika siswa menjawab
4 Aktivitas
Menulis
(Writing
Activities)
Mencatat hal-hal yang dianggap penting
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (menulis ataupun menggambar)
Jumlah
Nilai
Nilai Skor
1 (Kurang) 1-11
2 (Cukup) 12-22
No Indikator Penjelasan 1 (Kurang) 2 (Cukup) 3 (Baik)
1 Aktivitas Visual (Visual Activities)
Memperhatikan
Penjelasan Guru
Hanya 1 anggota
kelompok yang
memperhatikan ketika
guru sedang memberikan
penjelasan.
Terdapat 2 anggota
kelompok yang
memperhatikan ketika
guru sedang memberikan
penjelasan. Semua anggota kelompok yang mendengarkan ketika memperhatikan ketika guru sedang memberikan penjelasan Memperhatikan Penjelasan teman
Hanya 1 anggota
kelompok yang
memperhatikan ketika
teman sedang
menjelaskan materi.
Terdapat 2 anggota
kelompok yang
memperhatikan ketika
teman sedang menjelaskan
materi. Semua anggota kelompok yang mendengarkan ketika memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi.
Mencari sumber di
Buku paket
ataupun internet
Hanya 1 anggota
kelompok yang mencari
Terdapat 2 anggota
kelompok yang
memperhatikan ketika
teman sedang menjelaskan
[image:40.842.85.753.100.485.2]2 Aktivitas
Mendengarkan
(Listening Activities) Mendengarkan ketika guru sedang menyajikan materi
Hanya 1 anggota
kelompok yang
mendengarkan ketika
pendidik sedang
menyajikan materi
Terdapat 2 anggota
kelompok yang mendengarkan ketika pendidik sedang menyajikan materi Semua anggota kelompok yang mendengarkan ketika pendidik sedang menyajikan materi Mendengarkan ketika siswa lain bertanya
Hanya 1 anggota
kelompok yang
mendengarkan ketika
siswa lain bertanya.
Terdapat 2 anggota
kelompok yang
mendengarkan ketika
siswa lain bertanya.
Semua anggota
kelompok
mendengarkan ketika
siswa lain bertanya.
Mendengarkan ketika siswa lain menjawab
Hanya 1 anggota kelompok yang mendengarkan ketika siswa lain menjawab.
Hanya 1 anggota kelompok yang mendengarkan ketika siswa lain menjawab.
Semua anggota
kelompok
mendengarkan ketika
siswa lain menjawab.
3 Aktivitas Lisan (Oral
Activities)
Bertanyaan kepada kelompok lain atau guru mengenai materi yang belum diimengerti.
Tidak ada yang bertanya
sama sekali Bertanya sebanyak 1 kali
Bertanya lebih dari 2
kali
teman dan guru
Berani mengemukan pendapat
Tidak ada yang berani
mengemukan pendapat
sama sekali
Berani mengemukakan
pendapat sebanyak 1 kali.
Berani mengemukakan
pendapat lebih dari 2
kali.
4 Aktivitas Menulis
(Writing Activities)
Mencatat hal-hal yang dianggap penting
Hanya 1 anggota
kelompok yang mencatat
hal-hal yang dianggap
penting
Terdapat 2 anggota
kelompok yang mencatat
hal-hal yang dianggap
penting
Semua anggota
kelompok yang mencatat
hal-hal yang dianggap
penting
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (menulis ataupun
menggambar)
Hanya 1 orang anggota
kelompok yang
mengerjakan tugas yang
diberikan.
Terdapat 2 orang yang
mengerjakan tugas yang
diberikan.
Semua anggota
kelompok bekerjasama
dalam mengerjakan
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan
yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunkan media pembelajaran
sederhana berupa media gambar dalam pembelajaran IPS baik itu sebelum
pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Pedoman wawancara ini
berisi beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya
yang akan diajukan kepada pendidik dan peserta didik. Dari hasil
wawancara yang telah dilakukan data yang diperoleh digunakan unrtuk
refleksi guna menunjang penelitian selanjutnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2011, hlm. 326). Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data
penujang.
G. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti PTK harus mampu mengembangkan pedoman atau intrumen
sesuai dengan tujuan penelitian, agar dapat mengumpulkan data yang tepat
pula, serta dapat mencapai tujuan secara efektif.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi
Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati (Sanjaya, 2011, hlm. 86).
Hal ini dilakukan peneliti dari pra penelitian dan ketika pelaksanaan
penelitian
2. Teknik Wawancara
Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) dalam
Wiriaatmadja (2012, hlm. 117) wawancara merupakan
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dianggap perlu. Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja,
2012, hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Dalam hal ini peneliti berencana akan mewawancarai pendidik
mata pelajaran IPS kelas VII yang mengajar di kelas VII E SMP
Negeri 2 Lembang, wali kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang, dan
peserta didik kelas VII E SMP Negeri 2 Lembang sebanyak 10 orang
sebagai sampel untuk mencari data dalam penelitian tindakan kelas
yang peneliti lakukan.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik untuk mengumpulkan data
tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah
didokumentasikan (Mulyasa, 2011, hlm. 69). Hal ini dilakukan agar
peneliti mempunyai alat pencatatan untuk mengambarkan apa yang
sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka
penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas,
detail tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi, atau
ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronika ini dapat saja
digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat
dilapangan (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 121).
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dari lapangan di peroleh, peneleti akan malakukan
pengolahan data.
1. Validasi Data
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171) ada
beberapa bentuk validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam penelitian
tindakan kelas, yaitu sebagi berikut :
a) Member Chek yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan
atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau
teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua
siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, atau informasi, atau
penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat
dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya.
b) Triangulasi Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau
analisis yang anda lakukan sendiri timbulakan dengan
membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti
lain, yang hadir menyaksikan situasi yang sama. Bahkan menurut
Elliott dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 169) triangulasi dilakukan
berdasrkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandang guru, sudut
pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan
atau observasi.
c) Audit Trail digunakan dalam memeriksa kesalahan-kesalahan di
dalam metode atau prosedur penelitian, dan di dalam pengambilan
kesimpulan. Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis
oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya.
d) Expert Opinion Pakar atau pembimbing anda akan memeriksa
semua tahapan kegiatan penelitian anda, dan memberikan arahan
atau judguments terhadp masalah-masalah penelitian yang anda
kemukakan. Perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan
arahan atau opini pakar atau pembimbing, akan selanjutnya
memvalidasi hipotesis, konstruk, atau kategori dan dengan
demikian akan mengingatkan derakat kepercayaan penelitian anda.
2. Teknik Analisis Data
Menurut Mulyasa (2011, hlm. 70) data yang telah terkumpul perlu
dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang ada di dalam PTK, analisis
dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian.
Sedangkan menurut Sanjaya (2011, hlm. 106) dalam penelitian tindakan
kelas, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang
dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas belajar dan hasil
a. Analisis Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2008, hlm. 89), Analisis data penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan sesudah di lapangan.
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi kondisi awal
atau pendahuluan sebelum melakukan tindakan penelitian
tindakan kelas. Data yang didapat adalah hasil dari pengamatan
dan wawancara tentang kegiatan pembelajan IPS di kelas VII E
SMP Negeri 2 Lembang.
2) Analisis Selama di Lapangan
Analisis data dilapangan yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification. Huberman dan Miles
(Sugiyono, 2008, hlm. 91) memaparkan model analisisnya
[image:46.595.121.475.440.630.2]adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Analisis Data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008, hlm. 91)
Analisis data pada tahap ini meliputi:
a) Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, Pengumpulan
Reduksi Data Verifikasi/Penarik
berdasarkan studi pendahuluan. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah
untuk pengumpulan selanjutnya.
b) Data Display (penyajian data)
Data display adalah laporan yang sudah direduksi
dilihat kembali gambaran secara keseluruhan, sehingga
dapat tergambar konteks data secara keseluruhan.
c) Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan)
Menarik kesimpulan dan verifikasi dilakukan sejak
awal terhadap data yang diperoleh merupakan langkah ke
tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman. Kesimpulan sementara pada reduksi data yang
daspekukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
tidak daspekukan bukti-bukti kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian
kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin akan
menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak
awal.
3) Analisis Setelah di Lapangan
Analisis setelah tindakan merupakan tahapan untuk
mengetahui mengenai tindakan yang dilakukan, berhasil dengan
sesuai harapan atau tidak berhasil. Setelah memperoleh data
yang cukup sesuai yang dibutuhkan, peneliti kemudian
melakukan analisis data yang perlu direvisi atau mungkin perlu
diteliti analisis data dari awal. Jika semua data sudah cukup,
maka peneliti menyusun laporan atas analisis yang telah
disusun.
b. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah pengolahan data dengan
mengunakan cara kuantitatif yaitu data-data yang didapatkan dalam
sederhana yaitu persentase. Hasil dari persentase tersebut disajikan
melalui grafik batang agar lebih mu