• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL LEVELS OF INQUIRY BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL LEVELS OF INQUIRY BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL LEVELS OF INQUIRY BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA

PEMBELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Oleh:

HERMANSYAH

09055542

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL LEVELS OF INQUIRY BERBANTUAN

TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh

Hermansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Hermansyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Halaman Pengesahan Skripsi HERMANSYAH

PENERAPAN MODEL LEVELS OF INQUIRY BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA

PEMBELAJARAN FISIKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Purwanto, MA.

NIP. 195708231984031001

Pembimbing II

Drs. Unang Purwana, M.Pd.

NIP. 195711301981011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si

(4)

iv

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi MasalahPenelitian ... 8

C. Rumusan MasalahPenelitian ... 8

D. TujuanPenelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 10

1. Pembelajaran Inkuiri ... 10

2. Model Levels of Inquiry ... 11

1. Tahapan Levels of Inquiry ... 13

a. Discovery Learning ... 14

b. Interactive Demonstration ... 16

c. Inquiry Lesson ... 17

d. Inquiry Lab ... 19

e. Hypothetical Inquiry ... 21

2. Siklus Belajar Levels of Inquiry ... 23

3. Tutor Sebaya ... 24

1. Definisi Tutor Sebaya ... 24

(5)

v

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Manfaat Tutor Sebaya ... 26

4. Model Pembelajaran Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 26

1. TahapanSiklus Model Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya ... 27

2. TahapanSiklus Model Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya ... 28

a. Discovery Learning Berbantuan Tutor Sebaya ... 28

b. Interactive DemonstrationBerbantuan Tutor Sebaya ... 28

c. Inquiry LessonBerbantuan Tutor Sebaya ... 29

d. Inquiry LabBerbantuan Tutor Sebaya ... 30

e. Hypothetical Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 30

5. Hasil Belajar ... 31

1. Ranah Kognitif ... 31

2. Ranah Afektif ... 32

3. Ranah Psikomotor ... 33

4. Hubungan Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya dengan Hasil Belajar Siswa ... 34

1. Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 36

2. Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Aspek Afektif ... 38

3. Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Aspek Psikomotor ... 41

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 42

6. Materi Suhu dan Kalor dengan Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 58

1. Lokasi Penelitian ... 58

2. Populasi Penelitian ... 58

(6)

vi

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 58

C. MetodePenelitian ... 59

D. Definisi Operasional ... 59

E. Instrumen Penelitian ... 60

1. Teshasilbelajarranahkognitif ... 60

2. LembarObservasi ... 60

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 61

1. Uji Validitas... 61

2. Uji Reliabilitas ... 62

3. Uji Daya Pembeda ... 63

4. Uji Tingkat Kemudahan ... 64

G. Prosedur Penelitian ... 65

1. TahapPersiapan ... 65

2. Tahap Perencanaan ... 65

3. Tahap Pelaksanaan ... 66

4. Tahap Akhir ... 66

H. Teknik Pengumpulan Data ... 67

1. Tes ... 67

a. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 67

2. Non-Tes ... 67

a. Hasil Belajar Siswa Ranah Afekstif dan Psikomotor ... 67

b. Keterlaksanaan model Levels of Inquiry berbantuan Tutor Sebaya... 67

I. Teknik Analisis Data ... 67

1. Analisis Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 67

2. Analisis Non-Tes a. Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor ... 68

(7)

vii

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Keterlaksanaan Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 70

1. Pemaparan Data ... 70

2. Pembahasan ... 71

B. Hasil Belajar Siswa dalam Ranah Kognitif ... 72

1. Pemaparan Data ... 72

2. Pembahasan ... 73

C. Hasil Belajar Siswa dalam Ranah Kognitif ... 75

1. Pemaparan Data ... 75

2. Pembahasan ... 76

D. Hasil Belajar Siswa dalam Ranah Kognitif ... 79

1. Pemaparan Data ... 79

2. Pembahasan ... 80

BAB VKESIMPULAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Levels of Inquiry ... 12

Tabel 2. 2 Tujuan Pedagogik Tahapan Levels of Inquiry ... 14

Tabel 2. 3 Langkah-langkah Discovery Learning ... 15

Tabel 2. 4 Langkah-langkahInteractive Demonstration ... 16

Tabel 2. 5 Langkah-langkahInquiry Lesson ... 18

Tabel 2. 6 Langkah-langkah Inquiry Lab ... 19

Tabel 2. 7 Tipe Inquiry Lab ... 20

Tabel 2. 8 Tiga tipe Inquiry Lab ... 21

Tabel 2. 9 Langkah-langkah Discovery LearningBerbantuan Tutor Sebaya ... 28

Tabel 2.10 Langkah-langkah Interactive Demonstration Berbantuan Tutor Sebaya ... 28

(8)

viii

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 2.12 Langkah-langkah Inquiry LabBerbantuan Tutor Sebaya ... 30

Tabel 2.13 Hubungan Kegiatan Pembelajaran dengan model Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa ... 35

Tabel 2.14Kelebihan dan Kekurangan model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya ... 42

Tabel 2.15 Hubungan Materi Suhu dan Kalor dengan Levels of Inquiry ... 45

Tabel 3. 1 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 62

Tabel 3. 2 Klasifikasi Reabilitas Soal ... 63

Tabel 3. 3 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda ... 64

Tabel 3. 4 Klasifikasi Tingkat Kemudahan Soal ... 64

Tabel 3. 5 Kriteria Skor Gain Yang dinormalisasi ... 68

Tabel 3. 6 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok ... 68

Tabel 3. 7 Interpretasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 70

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Lima Tahapan Siklus Belajar Levels of Inquiry ... 23

Gambar 2. 2 Lima Tahapan Siklus Belajar Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya ... 27

Gambar 2. 3 Skala Termometer ... 46

Gambar 2. 4 Grafik V-T ... 51

Gambar 2. 5 Grafik Q-T ... 56

Gambar 3. 1 Pola one group pretest-posttest design ... 58

Gambar 3. 2Tahapan Penelitian ... 66

Gambar 4. 1 Diagram Keterlaksanaan PembelajaranModel Levels Of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya... 70

Gambar 4. 2 Diagram perkembangan indikator hasil belajar pada Aspek Kognitif ... 72

Gambar 4. 3 Diagram perkembangan indikator hasil belajar pada AspekAfektif .... ... 75

(9)

ix

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 RencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)

A.2 Skenario Pembelajaran

A.3Lembar Kerja Siswa (LKS)

LAMPIRAN B.INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 LembarObservasiHasilBelajarRanahAfektif

B.2 LembarJudgementHasilBelajarRanahAfektif

B.3 LembarObservasiHasilBelajarRanahPsikomotor

B.4 LembarJudgementHasilBelajarRanahPsikomotor

B.5 Kisi-kisiSoalHasilBelajarRanahKognitif

B.6 SoalTesHasilBelajarRanahKognitif

B.7 LembarJudgementHasilBelajarRanahKognitif

B.8 LembarObservasiKeterlaksanaanPembelajaran Levels of Inquiry

LAMPIRAN C. ANALISIS DAN HASIL PENGOLAHAN DATA

C.1 HasilAnalisisUjiCobaInstrumen

C.2 RekapitulasiHasilAnalisisUjiCobaInstrumen

C.3 HasilPengolahanLembarObservasiHasilBelajarRanahAfektif

C.4 HasilPengolahanLembarObservasiHasilBelajarRanahPsikomotor

C.5 HasilPengolahanLembarObservasiHasilBelajarRanahKognitif

LAMPIRAN D. DOKUMENTASI

D.1 TabelNilai-Nilai r Product Moment

D.2 TabelSkor Gain danKeterlaksanaanPembelajaran

D.3 DokumentasiHasilPenelitian

D.4 DaftarKegiatanBimbingan Individual

D.5 Persuratan D.6Riwayat Hidup

(10)

i Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Abstrak

Pembelajaran Fisika di sekolah pada umumnya belum melatihkan kemampuan berinkuiri sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa. Oleh karenanya dilakukan penelitian menggunakan Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian terdiri dari 39 siswa kelas X IPA. Pengambilan data melalui soal tes dan lembar observasi. Nilai gain yang dinormalisasi rata-rata hasil belajar aspek kognitif diperoleh sebesar 0,54 dengan kategori sedang. Hasil belajar siswa pada ranah afektif didapatkan keterampilan siswa rata-rata. Pada tingkatan menerima (A1) memiliki persentase IPK 95% termasuk dalam kategori sangat terampil. Pada tingkatan merespon (A2) memiliki persentase IPK 90% termasuk dalam kategori sangat terampil. Padatingkatan menilai (A3) memiliki persentase IPK 88% termasuk dalam kategori terampil. Pada tingkatan mengorganisasi (A4) memiliki persentase IPK 81% termasuk dalam kategori terampil. Pada tingkatan mengkarakterisasi (A5) memiliki persentase IPK 84% termasuk dalam kategori terampil.Pada ranah psikomotordidapatkan keterampilan siswa rata-rata pada tingkatan memanipulasi (P2) memiliki persentase IPK 90% termasuk dalam kategori sangat terampil. Pada tingkatan mempresisi (P3) memiliki persentase IPK 91% termasuk dalam kategori sangat terampil. Padatingkatan mengartikulasi (P4) memiliki persentase IPK 90% termasuk dalam kategori terampil. Pada tingkatan menaturalisasi (P5) memiliki persentase IPK 75% termasuk dalam kategori terampil.

Kata kunci: Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya, Hasil Belajar.

Implementation Levels of Inquiry Model Assisted Peer Tutor To Improve Student Study Results In Physics Education

(11)

ii Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(A3) have IPK percentage 88% include to skilled category.In organization level (A4) have IPK percentage 81% include to skilled category.In characterization level (A5) have IPK percentage 95% include to skilled category. The student’s achievement in psicomotor domain was gotten average student skill. In manipulation level (P2) have IPK percentage 90% include to very skilled category. In precision level (P3) have IPK percentage 91% include to very skilled category.In articulation level (P4) have IPK percentage 90% include to very skilled category.In organization level (P5) have IPK percentage 75% include to skilled category.

(12)

1

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran fisika merupakan salah satu cabang mata pelajaran IPAyang

diselenggarakan sebagai sarana atau wahana untuk melatih siswa agar dapat

menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai kemampuan

mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta bekal untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, siswa diharapkan

dapat memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat

bekerjasama dengan orang lain. Selain siswa dapat menguasai konsep dan prinsip

fisika serta memupuk sikap ilmiah, siswa juga diharapkan dapat mengembangkan

pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji

hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,

mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil

percobaan secara lisan dan tertulis (Permendiknas, 2006). Tujuan di atas

menekankan pada kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan

psikomotorik, dan pengetahuan seperti yang dijelaskan dalam karakteristik

kurikulum berbasis kompetensi kurikulum 2013 poin keempat dalam dokumen

kurikulum 2013 (Depdikbud, 2012)

Siswa dalam upaya menguasai konsep fisika, menumbuhkan sikap ilmiah,

dan mengembangkan pengalamannya dapat diaktualisasikan dalam kegiatan

ilmiah yaitu melakukan kegiatan inkuiri ilmiah. Sebagaimana Depdiknas (2007)

yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA/sains sebaiknya dilakukan secara

inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek

(13)

2

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa, guru hanya berperan sebagai mediator, fasilitator, dan motivator,

sedangkan siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran, yaitu tidak

diberitahu melainkan mencari tahu.

Dari paparan di atas, mata pelajaran fisika diselenggarakan agar siswa bisa

lebih aktif dalam melatih keterampilan ranah kognitif, afektif, dan psikomotornya

dengan cara mengaktualisasikannya melalui kegiatan inkuiri ilmiah berupa

kegiatan eksperimen. Untuk mengetahui keterlaksanaan keterampilanyang harus

dilatihkan tersebut pada pembelajaran fisika disekolah, dilakukan studi

pendahuluan di salah satu SMA Negeri yang ada di kota Bandung. Observasi

pertama dilakukan pada tanggal 18-22 November 2013 dan observasi kedua

tanggal 12-14 Februari 2014. Dalam studi pendahuluan ini peneliti menyebarkan

angket kepada 70 siswa, melakukan wawancara dengan guru fisika dan

melakukan observasi kelas di sekolah tersebut. Instrumen-instrumen yang

digunakan dalam studi pendahuluan tersebut dapat dilihat dalam lampiran D7.

Dari studi pendahuluan ini diperoleh data tentang respons siswa terkait mata

pelajaran fisika, pencapaian hasil belajar siswa, permasalahan-permasalahan

terkait pembelajaran fisika, dan kondisi pembelajaran fisika di kelas. Pada

observasi pertama peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran

fisika dan melihat hasil ulangan harian siswa. Dari hasil wawancara dengan guru

mengenai pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas diantaranya adalah

penyampaian pembelajaran masih bersifat informatif atau siswa hanya menerima

informasi dari guru tanpa memahaminya lebih lanjut. Pembelajaran yang bersifat

informatif ini biasanya disampaikan melalui metode ceramah sehingga siswa tidak

terlalu aktif dalam berinteraksi dengan guru, sehingga pembelajaran yang

diharapkan siswa lebih aktif seperti yang tertuang dalam kurikulum 2013 belum

berjalan sebagaimana mestinya.

Selain penyampaian pembelajaran yang bersifat informatif, upaya untuk

menumbuhkan sikap ilmiah siswa belum dilakukan sebagaimana mestinya di

(14)

3

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum terlaksananya kegiatan eksperimen di sekolah. Belum terlaksananya

kegiatan inkuiri ilmiah atau kegiatan eksperimen ini akan sulit untuk melatihkan

keterampilan afektif dan psikomotor. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum

merupakan strategi yang direkomendasikan untuk pengajaran sains, karena

kegiatan praktikum mencakup pada pemecahan masalah, pengajaran berbasis

penyelidikan, kegiatan berbasis laboratorium dan pengajaran berbasis proyek.

Selain wawancara, pada observasi pertama ini peneliti juga melihat

pencapaian ranah kognitif dari hasil ulangan harian dan sebaran angket ke siswa,

kemampuan kognitif siswa jika dilihat dari nilai ulangan harian siswa rata-rata

masih di bawah 60 atau masih dibawah KKM yaitu di bawah nilai 70.Rendahnya

nilai ulangan harian ini juga juga diperkuat dengan angket yang menyatakan 53%

dari 70 siswa masih kurang dalam memahami materi fisika dan 69% dari 70 siswa

menyatakan belum mampu menerapkan materi fisika dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada observasi kedua, peneliti melakukan pengamatan langsung untuk

mengetahui apakah aspek yang harus dilatihkan dalam mata pelajaran fisika sudah

terlaksana sebagaimana mestinya dalam pembelajaran.Aspekyang dilatihkan ini

berdasarkan pada tujuan diselenggarakannya mata pelajaran fisika yang

bersesuaian dengan tujuan yang dicanangkan oleh Benjamin S. Bloom (1956) dan

David Krathwohl (1964) (dalam Anderson, 2001)yaitu memiliki tiga kemampuan

(kompetensi) diantaranyaranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Pada observasi

kedua, peneliti mengamati ranah afektif dan psikomotor. Dari banyak level yang

dilatihkan pada ranah afektif dan psikomotor, hanya beberapa level saja yang

terlaksana, ada beberapa level yang tidak dilatihkan kepada siswa, terlihat pada

saat pengamatan di lapangan yaitu pada saat kegiatan praktikum. Dari 5 level yang

harus dilatihkan kepada siswa hanya 1 dari 5 level saja siswa sudah terampil

melakukannya.

Level yang diamati dalam ranah afektif adalah yang mencakup level

(15)

4

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan terlihat pada saat guru menyampaikan petunjuk ke setiap kelompok

praktikum tidak semua memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan

guru. Pada saat presentasi untuk melaporkan hasil percobaan, siswa kurang

memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh temannya yang

sedang presentasi sehingga berpengaruh pada level selanjutnya yaitu level

merespons (bertanya, menjawab, dan menanggapi), dikarenakan tidak

memperhatikan presentasi kelompok lain. Pada saat bertanya pun kelompok yang

presentasi agak sulit memahami pertanyaannya sehingga jawaban yang diberikan

pun kurang sesuai dengan apayang ditanyakan, sehingga suasana kelas menjadi

ribut karena saling menanggapi satu sama lain, yang bertanya dan menjawab

terlihat adalah orang yang sama. Siswa yang bukan presentasi tidak terlihat ada

yang menulis atau merangkum kembali hasil presentasi kelompok lain. Sehingga

level menerima ini tidak terlaksana seperti yang diharapkan.

Pada level menilai (kerjasama, kejujuran, dan bertanggung jawab) terlihat

pada saat praktikum adalah belum jelasnya pembagian tugas sehingga nilai

kerjasamanya masih kurang.Beberapa siswa terlihat tidak serius melakukan

percobaan sehingga nilai tanggung jawabnya masih terlihat kurang. Sehingga

level nilai ini tidak terlaksana seperti yang diharapkan.

Pada level mengorganisasi (membagi tugas, melaporkan, dan

menyimpulkan) dari hasil pengamatan belum terlihatnya pemberian tugas yang

jelas, sehingga beberapa siswa di salah satu kelompok terlihat tidak beraktivitas,

ada yang menulis saja, berebutan melakukan percobaan dan sebagainya. Pada saat

pelaporan dan presentasi di depan kelas, beberapa kelompok belum mampu

meyimpulkan hasil percobaan dengan baik terlihat pada tujuan dan kesimpulan

hasil percobaan yang belum sesuai.

Pada levelmengkarakterisasi yang merupakan perbuatan yang konsisten

dilakukan yang menjadi ciri-ciri pelakunya diantaranya terbuka dan hati-hati.

(16)

5

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyampaikan sesuatu. Sehingga level mengkarakterisasi ini tidak terlaksana

seperti yang diharapkan.

Dalam ranah psikomotor, keterampilan di beberapa levelyang terlihat pada

saat observasi diantaranya adalah siswa belum terampil melakukannya.Dari

limalevel yang dilatihkan hanya satu level yang siswa terampil melakukannya.

Level yang siswa terampil melakukannya dalam ranah psikomotor ini adalah level

peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan pengalamiahan. Pada level

peniruan, siswa belum sepenuhnya mampu meniru menggunakan alat percobaan,

sehingga ada beberapa alat yang belum tepat penggunaannya contohnya pada

kelompok yang praktikum tekanan hidrostatis siswa menutupi lubang tabung

untuk melihat pancaran air tiap lubang menggunakan double tip yang menempel

kuat seharusnya menggunakan solatip yang tidak menempel kuat, ini juga

menyangkut pada tahap artikulasi siswa yang kurang dalam menggunakan alat

sesuai ketentuannya dan tidak diberikannya langkah-langkah percobaan, siswa

disuruh membuat langkah-langkah percobaannya masing-masing, sedangkan

setiap kelompok memiliki percobaan yang berbeda-beda, ada yang mudah dan ada

juga yang sedikit sukar. Pada level ketepatan, beberapa kelompok ada yang salah

dalam menggunakan satuan.Pada level artikulasi, terlihat pada hasil percobaan

siswa yang belum ditulis dengan rapih. Sedangkan pada level pengalamiahan atau

gerakan yang dilakukan secara rutin tanpa harus memikirkan terlebih dahulu

diantaranya merapihkan, membersihkan, meletakkan, menyimpan, mengambil,

pada tahap ini terlihat siswa sudah biasa melakukannya pada saat praktikum,

hanya sebagian siswa saja yang tidak melakukannya dengan baik dan benar.

Selain itu, pada saat observasi kedua peneliti mengamati beberapa siswa

didalam kelompok diskusi yang aktif, terlihat siswa yang aktif ini masih kurang

berbobot dalam menjawab, dan menanggapi pertanyaan diskusi.Sedangkan siswa

yang memiliki kemampuan lebih masih terlihat tertutup dan kurang berbagi

dengan siswa yang lainnya.Siswa yang memiliki kemampuan lebih ini diharapkan

(17)

6

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat memberikan arahan kepada teman-teman di kelompoknya. Selain itu juga

level karakteristik (keterbukaan) pada siswa bisa dimaksimalkan, siswa yang

berkemampuan lebih akan lebih terbuka dan yakin membantu membimbing

teman-temannya setelah diberi arahan oleh guru.

Dari observasi yang terlihat di lapangan, banyak sekali level-level yang

dilatihkan kepada siswa di tiap ranah hasil belajar yang tidak terlaksana

sepenuhnya, hanya beberapa level saja yang terlihat masih rendah seperti yang

terlihat pada observasi yang kedua. Level-levelyang dimaksud adalah tiga

kemampuan (kompetensi) yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain

banyaknya level yang belum dilatihkan, masih jarangnya guru menggunakan

model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran yang bersifat informatif

pun masih sering dilakukan pada setiap pembelajaran. Tidak terlaksananya

beberapa level yang dilatihkan pada ranah hasil belajardan kurangnya guru

melatihkan keterampilan ranah afektif dan psikomotor serta rata-rata nilai ulangan

harian siswa yang masih di bawah 60 sehingga menunjukkan hasil belajar siswa

masih rendah.

Untuk melatihkan level-levelpada ranah hasil belajar ini dapat dilatihkan

dengan kegiatan inkuiri. Inkuiri merupakan komponen paling dasar bagi guru

sains untuk melatihkan level tersebut kepada siswa. Inkuiri yang dilakukan oleh

siswa ini didefinisikan oleh National Science Education Standards (NAS, 1995,

hlm. 23) (dalam Wenning, 2005, hlm. 3) sebagai aktivitas siswa dalam

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ide ilmiah sama dengan

pemahaman bagaimana ilmuwan belajar alam dunia. Seorang guru Fisika harus

mempunyai pemahaman sifat dasar hirarkis dan hubungan dari jenis kebiasaan

pedagogis dan proses-proses inkuiri yang komprehensif jika mereka

mengajarkanFisikasecara efektif menggunakan inkuiri (Wenning, 2005, hlm. 4).

Pemahaman tentang pengajaran inkuiri yang kurang mendalam akan menjadi

kendala bagi guru Fisika pada saat mengajar dengan menggunakan pendekatan

(18)

7

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipakai sekarang ini (Wenning, 2011, hlm. 8). Agar pengajaran inkuiri ini dapat

dipahami dan dilaksanakan dengan mudah serta sejalan dengan sistem pendidikan

Fisika sekarang ini, peneliti pendidikan mengembangkan model bersifat

instruksional untuk membantu para praktisi memahami pentingnya dari dan

hubungan antara aktivitas yang berhubungan dengan pengajaran (Wenning, 2011,

hlm. 9). Model pengajaran inkuiri dikembangkan oleh Carl J. Wenning menjadi

Levels of Inquiry yang menjelaskan secara lengkap urutan pembelajaran yang

berkaitan (Wenning, 2005a, 2011, hlm. 9). Pengajaran inkuiri pada Levels of

Inquiry dibagi secara hirarki menjadi beberapa level, dimulai level terendah

hingga ke yang tertinggi, setiap levelnya memiliki tahapan-tahapan yang akan

mempermudah guru dalam mengajarkan Fisika secara efektif menggunakan

inkuiri.

Dengan demikian untuk mempermudah melatihkan level pada ranah

kognitif, afektif dan psikomotor kepada siswa melalui kegiatan inkuiri, peneliti

menggunakan Levels of Inquiry untuk mengajarkan materi fisika pada penelitian

ini. Di tiap levelnya terdapat tahapan-tahapan yang akan mempermudah untuk

melatihkan level-level di ketiga ranah tersebut. Selain itu, siswa yang memiliki

kemampuan lebih yang cenderung tertutup dan kurang berbagi dengan siswa lain

tentunya dapat dibimbing agar bisa lebih terbuka dan berbagi dengan siswa lain

sehingga bisa dijadikan tutor di dalam kelompok. Sebagaimana menurut Benard

(1990), tutor adalah seorang siswa yang berkompeten dengan diberikan pelatihan

minimal dan bimbingan guru, membantu satu atau lebih siswa ditingkat kelas

yang sama dalam belajar mengenai keterampilan atau konsep. Proses pemilihan

tutor ini dimulai dari menyeleksi tutor berdasarkan prestasi belajar, sikap, dan

karakter siswa yang mudah untuk diarahkan dan mengarahkan, memberikan

pelatihan dan bimbingan, dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh

tutor. Yang akan dijadikan tutor ini adalah teman sebayanya agar bisa efektif

berinteraksi dalam kelompoknya seperti di beberapa studi penelitian mengenai

(19)

8

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1993; Tim Penyelenggara Tutorial UPI, 2009) menyebutkan bahwa keefektifan

dapat terjadi dengan adanya kesamaan usia dan tingkat prestasi dari tutor dan

tutee (siswa yang bukan tutor).Sehingga siswa yang dijadikan tutor sebaya ini bisa

berbagi dan mengarahkan siswa yang lainnya di dalam kelompok diskusi. Dengan

demikian, untuk mengefektifkan siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam

melakukan kegiatan inkuiri dengan siswa lain, peneliti mencoba memasukkan

peran tutor sebaya kedalam model Levels of Inquiry. Model ini kemudian

dinamakan dengan model Levels of Inquiryberbantuan tutor sebaya. Dengan

adanya model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang masih

rendah.

Dari uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul “Penerapan Model Levels of InquiryBerbantuan Tutor Sebaya Untuk MeningkatkanHasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika.”

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah pembelajaran yang

masih bersifat informatif, nilai ulangan siswa yang masih rendah, dan belum

dilatihkannya beberapa level pada ranah afektif dan psikomotor dalam

pembelajaran. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada

penelitian meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor.kognitif merujuk pada taksonomi Bloom revisi oleh Anderson

(2001)yaitu level mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan

menganalisis (C4). Penelitian ini hanya dibatasi sampai C4 disesuaikan dengan

Standar Kompetensi (SK) yaitu menganalisis.Pada ranah afektif

diantaranyalevelmenerima (A1), merespon (A2), menilai (A3), mengorganisasi

(A4), mengkarakterisasi (A5).Level padaranah psikomotor diantaranya

levelmemanipulasi (P2), mempresisi (P3), mengartikulasi (P4),danmenaturalisasi

(P5).

(20)

9

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimanakah penerapan model Levels of Inquiryberbantuan tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran fisika?” dengan pertanyaan penelitian:

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA dalam ranah

kognitif setelah diterapkan model Levels of Inquiryberbantuan tutor sebaya?

2. Bagaimanakah profil hasil belajar siswa kelas X IPA dalam ranah afektif

setelah diterapkan model Levels of Inquiryberbantuan tutor sebaya?

3. Bagaimanakah profil hasil belajar siswa kelas X IPA dalam ranah untuk

psikomotor setelah diterapkan model Levels of Inquiryberbantuan tutor

sebaya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentangpeningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, dan profil hasil belajar

siswa pada ranah afektif, dan psikomotor kelas X IPA setelah diberikan model

Levels of Inquiryberbantuan tutor sebaya.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian model Levels of Inquiryberbantuan tutor sebayaini diharapkan

dapat memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas pembelajaran.

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif dan menjadi

alternatif model pembelajaran fisika sehingga mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran.

F. Struktur Organisasi

Adapun rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab sebagai berikut.

(21)

10

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari

skripsi berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

2. Bab II:Kajian Pustaka.

Bab II meupakan kajian pustaka yang berisi teori yang sedang dikaji

diantaranya adalah pembelajaran inkuiri, Levels of Inquiryyang terdiri dari

Tahapan dalam modelLevels of Inquirydansiklus belajar Levels of Inquiry.

Selain itu terdapat teori tentangtutor sebaya, modelLevels of Inquiry

berbantuan tutor sebaya yang terdiri dari tahapan dalam Levels of

Inquiryberbantuan tutor sebaya, hasil belajar, hubungan Levels Of

Inquiryberbantuan tutor sebaya dengan hasil belajar siswa, dan kelebihan

dan kekurangan Levels of Inquiry berbantuan tutor sebaya.

3. Bab III: Metode Penelitian

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai model penelitian, termasuk

beberapa komponen lainnya yaitu lokasi, populasi, dan sampel penelitian,

desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV terdiri atas dua hal utama yaitu analisis data dan pembahasan data.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

(22)

1

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian yang dipilih adalah salah satu Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri di Kota Bandung.

2. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Kelas X di salah satu SMANegeri di Bandung.

3. Sampel

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu berdasarkan tujuan tertentu.Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil sampel salah satu kelas yang memiliki rata-rata nilai ulangan

harian yang hampir sama dengan kelas lainnya untuk diteliti bagaimana

hasil belajar siswa setelah diterapkan Levels of Inquiryberbantuan Tutor

Sebaya.Sampel yang digunakan adalah kelas X IPA 2 dikarenakan selain

memiliki rata-rata nilai ulangan harian yang hampir sama dengan kelas

lainnya, juga dikarenakan memiliki keterwakilan sifat dan karakteristik yang

sama dengan semua kelas X. Informasi tentang sampel ini didapatkan dari

guru pada saat melakukan observasi pertama.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian one group pretest-posttest. Dalam desain ini dilakukan tes

sebanyak dua kali sebelum treatment dan sesudah treatment. Tes yang dilakukan

sebelum treatment (O1) disebut pre-test, dan tes yang dilakukan sesudah

treatment(O2) disebut post-test.Perbedaan antara O1 dan O2, yakni O2-O1,

diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen.

O1 X O2

Pretes t

(23)

2

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Pola one group pretest-posttest design

Gambar3.1 merupakan desain penelitian berupa one group pretest-posttest

designkarena di dalam penelitian yang menjadi subjek penelitian hanya kelas

eksperimen saja tanpa ada kelas kontrol atau kelas pembanding sehingga hasil

penelitian hanya melihat peningkatan yang dialami oleh kelas eksperimen

sebelum dan sesudah diberi treatment atau perlakuan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan merupakan metode quasi experiment.

D. Definisi Operasional

1. Model Levels of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya

Model Levels of Inquiry berbantuan tutor sebaya adalah model pengajaran

yang melibatkan seluruh kemampuan siswa dalam menemukan sesuatu dengan

dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih pada setiap levelnya menjadi

tutor sebaya di setiap kelompoknya. Level-levelpada model Levels of Inquiry

berbantuan tutor sebaya adalah levelDiscovery Learning, Interactive

Demonstration, Inquiry Lesson, Inquiry Lab dan Hypothetical Inquiryyang

berbantuan tutor sebaya. Siswa yang berkemampuan lebih dijadikan tutor sebaya

untuk membantu guru dalam mengontrol kegiatan inkuiri di setiap kelompoknya.

Keterlaksanaan modelLevels of Inquiry berbantuan tutor sebaya diukur

melalui lembar observasi. Keterlaksanaan model dilihat menggunakan lembar

observasi dengan teknikchecklist jawaban ya atau tidak. Keterlaksanaan dilihat

dari persentase keterlaksanaan untuk setiap level setiap pertemuan.

2. Hasil belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (2009) adalah keterampilan-keterampilan

yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Bloom

(24)

3

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah

psikomotor (psychomotor domain).

Pada ranah kognitif, pencapaian hasil belajarnya dapat dilihat dari rata-rata

gain yang dinormalisasi setiap pertemuannya dan diklasifikasikan berdasarkan

kriteria skor gain yang dinormalisasi yang dibuat oleh Hake (1998). Pada ranah

afektif dan ranah psikomotor diukur dengan menggunakan lembar observasi.

Dengan menggunakan teknis checklist dan mengkonversi data kualitatif berupa

hasil observasi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Skor yang diperoleh siswa

pada ranah afektif dan psikomotor kemudian dihitung Persentase Indeks Prestasi

Kelompoknya. Persentase IPK berupa persentase dengan rentang 0 – 100% lalu

diklasifikasikan berdasarkan kriteria dengan rentang kategori dari sangat tidak

terampil sampai sangat terampil.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian

menggunakan dua teknik pengumpulan data:

1. Tes hasil belajar ranah kognitif

Tes digunakan sebagai metode untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

siswa kelas X SMAN salah satu SMAN di Bandung, berupa soal-soal yang sesuai

dengan materi tentang Suhu dan Kalor. Tes ini terbagi dua macam yaitu pre

test dan post test. Adapun pre test adalah tes yang diberikan kepada siswa

mengenai bahan yang diajarkan kepadanya sebelum kegiatan belajar mengajar

(Suryosubroto, 1997: 161). Pre test diberikan kepada siswa bertujuan untuk

melihat tingkat penguasaan materi khususnya pada materi tentang energi dan

usaha, post test adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah proses belajar

selesai (Suryasubroto, 1997:161) post test bertujuan untuk melihat hasil belajar

siswa setelah diberikan treatmen atau perlakuan. Tes berupa tes soal pelihan

ganda.

(25)

4

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi dapat dilihat dari aktivitas siswa di kelas. Observasi

dilakukan mencakup keterlaksanaan pembelajaran model Levels of Inquiry

berbantuan Tutor Sebaya, lembar observasi ranah afektif dan ranah psikomotor.

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Model Levels of Inquiry

berbantuan Tutor Sebaya

Lembar observasi keterlaksanaan dengan menggunakan teknik ceklis. Tanda

ceklis diberikan untuk kegiatan pembelajaran yang terlaksana dan untuk

kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana tidak diberi tanda ceklis.

Lembar observasi keterlaksanaan dinilai oleh observer. Lembar observasi

keterlaksanaan dipersentasekan untuk setiap level pada modelLevels of

Inquiry berbantuan Tutor Sebaya.

b. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Lembar observasi hasil belajar afektif digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa pada ranah afektif (sikap). Ranah afektif yang diukur adalah

Receiving (Penerimaan), Responding (Pemberian Respon), Valuing

(Penilaian), Organizing (Pengorganisasian), dan Characrerization

(Karakteristik). Lembar observasi hasil belajar ranah afektif dinilai oleh

observer. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diukur dengan menggunakan

skala skor 1-4 (skor 4 jika semua indikator tercapai) dan dengan

menggunakan teknik ceklis di skala yang dianggap cocok diberikan kepada

siswa. Kemudian total skor diubah kedalam bentuk persentase.

c. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor

Lembar observasi hasil belajar psikomotor digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa pada ranah psikomotor. Ranah psikomotor yang diukur adalah

Manipulation (Manipulasi), Precission (Ketepatan), Articulation

(Artikulasi), dan Naturalization (Pengalamiahan). Lembar observasi hasil

belajar ranah psikomotor dinilai oleh observer. Hasil belajar siswa pada

ranah psikomotor diukur dengan menggunakan skala skor 1-4 (skor 4 jika

(26)

5

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor yang dianggap cocok diberikan kepada siswa. Kemudian total skor

diubah kedalam bentuk persentase.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas (Ketepatan Instrumen)

Menurut Munaf (2001: 57) validitas tes adalah tingkat keabsahan atau

ketepatan suatu tes.Untuk mengukur keabsahan soal tes instrument dapat

dilakukan dengan rumus korelasi product moment di bawah ini.

 

x = skor siswa pada butir item yang diuji validitasnya

y = skor total yang diperoleh siswa

2. Uji Reliabilitas (Keberlakuan Instrumen)

Menurut Munaf (2001: 59) reabilitas tes adalah tingkat keajegan

(27)

6

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah).Rumus yang

digunakan untuk mengetahui koefisien reliabilitas adalah dengan

menggunakan persamaan K-R 20, sebagai berikut:

r11 = Reabilitas secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

n = Jumlah butir soal uraian

3. Uji Daya Pembeda Soal

Menurut Munaf (2001: 63) mengatakan bahwa daya pembeda

(discriminating power) suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir

(28)

7

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang termasuk kelompok rendah. Untuk mengukur daya pembeda

suatu soal digunakan rumus:

DP = indek daya pembeda item satu butir soal tertentu

SA = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

SB = Jumlah peserta tes yang menjawab pada kelompok bawah

IA = Jumlah skor maksimum kelompok atas

IB = Jumlah skor maksimum kelompok bawah

Tabel 3.3

Klasifikasi Nilai Daya Pembeda

Daya Pembeda (D)

Kategori

1 Hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi

Negatif (-) kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi >0,70 Baik Sekali

0,41 – 0,70 Baik 0,20 – 0,40 Cukup

< 0,20 Jelek

0 Tidak mempunyai daya pembeda

(Munaf, 2001, hlm. 63-64)

4. Uji Tingkat Kemudahan

Munaf (2001:62) mendefinisikan taraf kemudahan suatu butir soal adalah

proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal

tersebut. Namun tingkat kemudahan bukanlah untuk menentukan baik atau

tidaknya suatu soal melainkan untuk menunjukan mudah atau sulitnya suatu

(29)

8

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F= f/N

...

Persamaan 3.6

Keterangan:

F: tingkat kemudahan tes

f: jumlah tingkat kemudahan semua butir soal

N: jumlah butir soal

Tabel 3. 4

Klasifikasi Tingkat Kemudahan Soal

Tingkat Kemudahan Skor F

Mudah 0,76 – 1,00

Sedang 0,26 – 0,75

Susah 0,00 – 0,25

(Munaf, 2011, hlm. 63)

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap

perencanaan dan penyusunan instrumen, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

Ketika tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur dan kurikulum, memperoleh informasi teori tentang

permasalahan dikaji dan KI-KD yang akan dicapai.

b. Studi pendahuluan

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian.

d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan dilaksanakan.

e. Survei ke lapangan mengetahui kondisi sekolah tempat penelitian, seperti

kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana tersedia, kondisi

pembelajaran fisika di sekolah dan kondisi siswa.

f. Menentukan sampel penelitian.

(30)

9

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Isntrumen

a. Menyusun silabus, RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi

pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model Levels of Inquiry

berbantuan Tutor Sebaya.

b. Membuat dan menyusun instrumen penelitian (instrumen tes, pedoman

observasi dan instrumen eksperimen).

c. Mengkonsultasikan dan judgment instrumen penelitian kepada dosen dan

guru mata pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian.

d. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment di sekolah

lain yang setara/setingkat dengan sekolah tempat penelitian.

e. Mengolah hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal

yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah menerapkan Levels of

Inquiry berbantuan Tutor Sebayapada saat pembelajaran. Yaitu:

a. Melaksanakan pretest

b. Menerapkan model Levels of Inquiry berbantuan Tutor Sebaya

c. Observasi untuk melihat hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah

psikomotor.

d. Melaksanakan posttest

4. Tahap Akhir

Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

c. Memberikan kesimpulan dan saran.

(31)

10

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut :

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data melalui Tes

a. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif.

2. Teknik Pengumpulan Data melalui Non-Tes

a. Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif dan Psikomotor.

b. Keterlaksanaan model Levels of Inquiry berbantuan Tutor Sebaya.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan terhadap lima buah data

yaitu data hasil belajar siswa ranah kognitif, hasil belajar siswa ranah afektif, hasil

belajar siswa ranah psikomotor dan keterlaksanaan modelLevels of Inquiry

TAHAP

PERSIAPAN PELAKSANAAN TAHAP TAHAP AKHIR

(32)

11

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbantuan Tutor Sebaya. Analisis data untuk kelima data yang telah didapat

adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Tes

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

1) Teknik pengumpulan data untuk hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan

melalui soal berbentuk pilihan ganda. Pemberian soal dilakukan dua kali

yaitu pretest yang dilakukan sebelum mulai pembelajaran dan posttest yang

dilakukan setelah pembelajaran. Setelah skorpretest dan posttest didapat

untuk setiap pertemuannya maka akan dilihat peningkatan dari skorpretest

ke skorpottest menggunakan gain yang dinormalisasi. Cara menghitung skor

gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut.

a) Menghitung Gain skor pretest dan skor posttest.

Gain adalah selisih antara skor pretest dan skor posttest. Gain dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

g = Spost– Spre ... Persamaan 3.8

b) Menghitung skor gain yang dinormalisasi untuk setiap siswa.

Gain yang dinormalisasi dihitung dengan rumus sebagai berikut.

<

>=

� −�

� � −� ... Persamaan 3.9

c) Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi untuk seluruh siswa.

d) Menentukan kriteria skor rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan

kriteria yang tercantum pada Tabel berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Skor Gain Yang dinormalisasi

(Hake, 1998) 2. Analisis Data Non-Tes

a. Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif dan Psikomotor

<g> Kriteria

<g> ≥ 0,7 Tinggi 0,7 ><g> ≥0,3 Sedang

(33)

12

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hidayat (2012) pengolahan data untuk mengukur aspek afektif

diolah secara kualitatif yang dikonversi ke dalam bentuk penskoran

kuantitatif. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menghitung

indeks prestasi kelompoknya (IPK) adalah sebagai berikut:

1) Menghitung skor rata-rata aspek afektif siswa dari setiap kelompok.

2) Menentukan Skor Minimal Ideal (SMI)

3) Menghitung besarnya Indeks Prestasi Kelompok (IPK) dengan

menggunakan rumus:

� =

�� 100% ... Persamaan 3.10 Untuk mengukur aspek afektif pada setiap aspeknya dari data yang

diperoleh diolah secara kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran

kuantitatif kemudian dikategorikan menurut Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok

Kategori IPK Interpretasi

90,00% - 100,00% Sangat terampil

75,00% - 89,00% Terampil

55,00% - 74,00% Cukup terampil

31,00% - 54,00% Kurang terampil

0,00% - 30,00% Sangat kurang terampil

(Panggabean, 1996)

b. Keterlaksanaan modelLevels of Inquiry berbantuan Tutor Sebaya

Penilaian keterlaksanaan modelLevels of Inquiry berbantuan Tutor Sebaya

adalah menilai urutan kegiatan yang telah dilakukan peneliti dalam

menerapkan modelLevels of Inquiry berbantuan Tutor Sebayadi dalam

pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan menggunakan teknik ceklis,

yaitu pengolahan hasil lembar keterlaksanaan pembelajaran dihitung

(34)

13

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

% � � �� = � ℎ ��� � � � � � �

� ℎ ��� � ℎ � 100%

...

Keterlaksanaan pembelajaran setelah dihitung presentasinya, dapat

dikategorikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.7

Interpretasi Pelaksanaan Pembelajaran Interpretasi Pelaksanaan Pembelajaran

% Kategori

pelaksanaan Interpretasi

100

75<KM<100 50<KM≤75 KM=50 25<KM≤50

0<KM≤25 0

Seluruh kegiatan terlaksana

Hampir seluruh kegiatan terlaksana

Sebagian besar kegiatan terlaksana

Setengah kegiatan terlaksana

Hampir setengah kegiatan terlaksana

Sebagian kecil kegiatan terlaksana

Tidak satupun kegiatan terlaksana

Budiarti(dalam Koswara, 2009)

(35)

1

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, serta

pembahasan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu SMA

di Kota Bandung kelas X, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah diterapkannya Model Levels

of Inquiry berbantuan tutor sebaya memiliki rata-rata skor pretest 14,31,

skor posttest 24,38 dan mengalami peningkatan denganskor gain yang

dinormalisasi 0,54 berada pada kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa pada ranah afektif setelah diterapkannya Model Levels

of Inquiry berbantuan tutor sebayadidapatkan keterampilan siswa rata-rata

pada tingkatan menerima (A1) yang dilatihkan pada level Discovery

Learning memiliki persentase IPK sebesar 95% dan termasuk dalam

kategori sangat terampil. Pada tingkatan merespon (A2) yang dilatihkanpada

level Interactive Demontration memilikipersentase IPK sebesar 90% dan

termasuk dalam kategori sangat terampil. Padatingkatan menilai (A3) yang

dilatihkan pada level Inquiry Lesson memiliki persentase IPK sebesar 88%

dan termasuk dalam kategori terampil. Pada tingkatan mengorganisasi (A4)

yang dilatihkan pada level Inquiry Lab memiliki persentase IPK sebesar

81% dan termasuk dalam kategori terampil. Pada tingkatan

mengkarakterisasi (A5) yang dilatihkan pada level Hyphotetical Inquiry

memiliki persentase IPK sebesar 84% dan termasuk dalam kategori

terampil.

3.Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor setelah diterapkannya Model

Levels of Inquiry berbantuan tutor sebayadidapatkan keterampilan siswa

(36)

2

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inquiry Lesson memiliki persentase IPK sebesar 90% dan termasuk dalam

kategori sangat terampil. Pada tingkatan mempresisi (P3) yang

dilatihkanpada level Inquiry Lab memilikipersentase IPK sebesar 91% dan

termasuk dalam kategori sangat terampil. Padatingkatan mengartikulasi (P4)

yang dilatihkan pada level Inquiry Lesson hingga Hyphotetical Inquiry

memiliki persentase IPK sebesar 90% dan termasuk dalam kategori

terampil. Pada tingkatan menaturalisasi (P5) yang dilatihkan pada level

Inquiry Lab memiliki persentase IPK sebesar 75% dan termasuk dalam

kategori terampil.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang diajukan untuk

penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Memaksimalkan kembali latihan ranah kognitif terutama pada tingkatan

menganalisis, agar prestasi belajar siswa pada tingkat menganalisis lebih

meningkat lagi.

2. Memaksimalkan kembali latihan ranah afektif terutama tingkat

mengorganisasi, agar keterampilan siswa pada tingkat mengorganisasi lebih

meningkat lagi.

3. Memaksimalkan kembali latihan ranah psikomotor terutama tingkat

naturalisasi, agar keterampilan siswa pada tingkat naturalisasi lebih

(37)

3

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

(38)

1

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, dkk. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.New York: Davi

Mckay Company, Inc.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Benard. (1990). A Case for Peers.Portland, OR: Northwest zRegional Educational Laboratory, ED 327 755.

Dahar, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Erlangga: Jakarta.

DePaulo. dkk. (1989). Age Difference in Reactions to Help in Peer Tutoring context.Except, Children 52: 535-542.

Depdikbud. (2012). Naskah: Dokumen Kurikulum 2013Mata Pelajaran IPA SMP. Jakarta

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik: Kajian Kurikulum Mata Pelajaran IPA SMP.Jakarta

Depdiknas.(2005). Permendiknas No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta

Djamarah, S., dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta

Dirjen Pendas dan Menengah.(2003).Taksonomi Bloom Revisi: Kata Kerja Operasional Yang Dapat Dipakai Untuk Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Jakarta

Fitriyana. (2012). “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Dipadukan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa

Kelas VII D SMP N 1 JATEN”. Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS.

2-13.

Hake. (1998). Analizing Change/Gain Score. USA: Dept: Of Physics, Indiana University.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara

Haryanti.(2008).Efektivitas Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri I

Karangdowo Klaten Tahun Ajaran 2006/2007. [Online]. Tersedia:

(39)

2

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, R. (2012). Profil Kemampuan Berinkuiri Siswa SMP dan Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkan Pembelajaran Level of Inquiry. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Idawati.(2012).Efektivitas Penerapan Tutor Sebaya dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI SMAN 8 Bandung Pada Subkonsep Sistem Urinaria. Bandung: UPI.

Khan. (2009). “Teaching of heat and temperature by hypothetical inquiry

approach: A sample of inquiry teaching”. Journal of Physics Teacher

Education Online,5, (2), 43-64.

Koswara, T. (2010). Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomikognitif perkembangan ragam berpikir.. Bandung: tidak diterbitkan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Krathwohl, D. (1964). Taxonomy of Educational Objectives Book. New York : Longman Inc.

McAllister. (1990). The Effectveness of Peer Tutoring in Futher and Higher Education. Article CRLA Level Three.

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: FPMIPA UPI.

Panggabean. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Pathak. (2011). Educational Technology. India : Pearson Education.

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudijono. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Grafindo : Jakarta.

Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya : 2009.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(40)

3

Hermansyah, 2014

Penerapan Model Levels Of Inquiry Berbantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Penyelenggara Tutorial UPI.(2009).Tutorial Handbook Pendidikan Agama Islam MKDU FPIPS UPI.Bandung: PT Press.

Valanides. (1997). “Formal Reasoning Abilities And School Achievement”.

Pergaamon, 169-185.

Wenning, C.J. (2010). “Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning

sequences to teach science”. Journal Physics Teacher of Education

Online. 5, (4), 11-19.

Wenning, C.J. (2005a). “Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical

practices and inquiry processes”.Journal of Physics Teacher Education

Online. 2, (3), 3-11.

Wenning, C.J. (2005). Implementing inquiry-based instruction in the science classroom: A new for solving the improvement-of-practice problem. Journal of Physics Teacher Education Online, 9-15.

Wenning, C.J. (2011). “The Levels of Inquiry of Science Teaching”.Journal of Physics Teacher Education Online. 6, (2), 9-16.

Gambar

Tabel 2.11 Langkah-langkahInquiry LessonBerbantuan Tutor Sebaya ................ 29
Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.2 Klasifikasi Reabilitas Soal
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda
+3

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR GAMBAR ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Struktur Organisasi ... Kajian Pustaka

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh. gelar Magister Pendidikan

MENINGKATKAN KOMPETENSI PED AGOGIK GURU BAHASA ARAB MAD RASAH ALIYAH D ALAM MENYUSUN RPP BERBASIS SIBERNETIK MELALUI WORKSHOP PAD A KEGIATAN MGMP SE- KABUPATEN PURWAKARTA

Respon Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air.. Dengan pH

APLIKASI PHOTOSHOP D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN ED ITING FOTO PAD A ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan.. fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya”saya adalah

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Daerah1. Pemprovsu Medan Kode

Peneliti memilih judul “Analisis Perkembangan Perusahaan Rintisan (Startup) Dibidang Teknologi Terhadap Ekonomi Kreatif “ dengan maksud karya tulis ini dapat dijadikan