• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TAKARAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK ORGANIK PADA LAHAN SAWAH BEKAS GALIAN C UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN P DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG (Zea mays L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TAKARAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK ORGANIK PADA LAHAN SAWAH BEKAS GALIAN C UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN P DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG (Zea mays L.)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MAKALAH SEMINAR HASIL Mahasiswa S1 Reguler

EFEKTIVITAS TAKARAN PUPUK ANORGANIK

DAN PUPUK ORGANIK PADA LAHAN SAWAH BEKAS GALIAN C UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN P DAN PRODUKTIVITAS

JAGUNG (Zea mays L.)

Disusun Oleh:

WENI YUNIARTI 2)

H0709124

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNUVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

1) Makalah disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana S1 Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2) Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS

(2)

commit to user

EFEKTIVITAS TAKARAN PUPUK ANORGANIK

DAN PUPUK ORGANIK PADA LAHAN SAWAH BEKAS GALIAN C UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN P DAN PRODUKTIVITAS

JAGUNG (Zea mays L.)

Weni Yuniarti 2), S.Minardi 3), Pardono 3)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

ABSTRAK

Alih fungsi lahan produktif menjadi lahan non produktif mengakibatkan semakin berkurangnya lahan pertanian. Hal tersebut mendorong manusia untuk memanfaatkan lahan sawah bekas galian C sebagai lahan pertanian. Lahan sawah bekas galian C memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga untuk memanfaatkannya perlu masukan pupuk anorganik dan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas takaran pupuk anorganik dan pupuk organik pada lahan sawah bekas galian C untuk meningkatkan serapan P dan produktivitas jagung. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan takaran pupuk anorganik dan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa takaran pupuk anorganik dan organik mempengaruhi kesuburan tanah, serapan P dan produktivitas jagung. Peningkatan kesuburan tanah tertinggi pada P3 dan peningkatan hasil tanaman jagung tertinggi pada P4.

Kata kunci: galian C, pupuk anorganik, pupuk organik, jagung

1)

Makalah disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana S1 Fakultas Peeranian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2) Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

3)

(3)

commit to user

EFFECTIVITY OF THE ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZER DOSAGE

ON C FORMER EXCAVATION (GALIAN C) PADDY FIELD TO INCREASE P UPTAKE AND MAIZE PRODUCTIVITY (Zea mays L.)

Weni Yuniarti 2), S. Minardi 3), Pardono 3)

Study Program of Agrotechnology, Agriculture Faculty Sebelas Maret University (UNS) Surakarta

ABSTRACT

The conversion of productive to unproductive land resulting the decrease of agricultural land availability. It encourages people to utilize the C former excavation paddy fields for conducting agricultural activity. The C former excavation paddy fields have low soil fertility, so it needs to be applied by organic and inorganic fertilizer to increase its fertility. Research was aimed to know the effectivity of the organic and anorganic fertilizer dosage on C former excavation paddy field to increase P uptake and maize productivity. It was conducted in a completely randomized design with organic and anorganic fertilizer as the treatment. Results showed that organic and anorganic fertilizer affected the soil fertility, P uptake and maize productivity. Highest soil fertility enhancement was showed by P3 and the highest maize yield was in P4.

Keywords: C former excavation, anorganic fertilizer, organic fertilizer, maize

PENDAHULUAN

Alih fungsi lahan produktif menjadi non produktif banyak dilakukan

manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Salah satunya adalah

pemanfaatan lahan sawah untuk galian C sebagai bahan pembuatan batu bata.

Padahal, hal itu akan meninggalkan lahan bekas galian yang tidak produktif

karena sifat-sifat tanah menjadi buruk dan berakibat pada penurunan kesuburan

tanah sehingga kurang baik untuk budidaya pertanian (Hikmatullah et al. 2002).

Kerusakan tanah akibat galian C sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Hal itu akan berdampak pada

penurunan produksi pertanian nasional, berkurangnya lahan produktif dan

menurunnya tingkat kesuburan tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan

tindakan-tindakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan daya dukung tanah terhadap

tanaman, seperti pertanian organik (Sutanto 2002). Penambahan masukan berupa

(4)

commit to user

yang sesuai akan memperbaiki sifat-sifat tanah, meningkatkan efisiensi serapan

hara serta meningkatkan produksi tanaman budidaya (Yuwono 2004).

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditi strategis setelah padi yang

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan dan industri pakan ternak.

Perkembangan industri pengolahan pangan mengakibatkan kebutuhan akan

jagung semakin meningkat sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan

produksi jagung, seperti perluasan areal lahan dengan memanfaatkan lahan bekas

galian C melalui pengaturan masukan berupa pupuk organik dan anorganik agar

dapat meningkatkan produktivitas lahan dan produksi jagung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2012, di Rumah

Kaca Kebun Percobaan Jumantono Fakultas Peranian UNS Surakarta. Analisis

laboratorium dilaksanakan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas

Pertanian UNS Surakarta. Bahan-bahan yang digunakan meliputi sampel tanah,

benih jagung varietas Bisi-2, reagen-reagen pengekstrak dan khemikalia serta

aquades. Alat-alat yang digunakan meliputi bor tanah, plastik, ember, ayakan dan

seperangkat alat laboratorium (timbangan, AAS, oven). Penelitian menggunakan

rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas 6 perlakuan dan 4 kali ulangan serta

diletakkan secara acak menyeluruh. P0 (kontrol), P1(pupuk anorganik sesuai

anjuran urea 300 kg ha-1, SP36 100 kg ha-1 dan KCl 50 kg ha-1), P2 (pupuk

kandang, dosis 5 ton ha-1), P3 (takaran 50% pupuk kandang dan 50% pupuk

anorganik), P4 (takaran 75% pupuk kandang dan 25% pupuk anorganik), P5

(takaran 25% pupuk kandang dan 75% pupuk anorganik). Terdapat 6 kombinasi

perlakuan dan diulang 4 kali sehingga terdapat 24 sampel.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan terikat. Variabel

bebas meliputi perlakuan tanpa pemberian pupuk organik serta perlakuan takaran

pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik. Variabel terikat meliputi

sifat kimia tanah (pH Tanah, Kadar Bahan Organik Tanah/C-Organik, KTK, P

Tersedia dan N Total) dan pertumbuhan serta hasil tanaman jagung (tinggi

tanaman, serapan P, berat segar dan berat kering brangkasan, berat tongkol, berat

(5)

commit to user

dengan taraf 95 %. Analisis regresi untuk mengetahui hasil tertinggi dari semua

perlakuan dan apabila terdapat data tidak normal dilanjutkan uji Kruskal-Wallis.

Selanjutnya uji korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Tanah Awal dan Kualitas Pupuk Organik

(Pupuk Kandang Sapi)

Tabel 1. Hasil analisis tanah awal

No Sifat Kimia Tanah Hasil Satuan Pengharkatan

1 Ph 5,5 - Masam *

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bahan Organik (BO) KTK

Kejenuhan Basa (KB) N total P tersedia K tersedia Ca Mg C/N 1,01 15,52 21 0,17 0,91 0,23 2,81 1,24 9,41 % Me% % me% ppm cmol(+) kg-1

% % -

Sangat Rendah ** Rendah * Rendah * Rendah * Sangat rendah* Rendah * Rendah * Sedang * Rendah *

Sumber : Hasil analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah FP UNS 2012 Keterangan: * Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah Bogor (2005).

** Pengharkatan menurut PPT 1983

Berdasarkan hasil analisis kimia tanah (Tabel 1.) diketahui bahwa tingkat

kesuburan lahan sawah bekas galian C (Desa Sukosari, Jumantono) rendah. Hal

tersebut didukung dari hasil analisis tanah awal yang menunjukkan pH tanah

masam, P tersedia sangat rendah, Mg sedang dan kandungan BO, KTK, KB, N

total, K tersedia, Ca serta C/N rendah. Kondisi tanah tersebut mempengaruhi

ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga untuk mendukung produktivitas

tanah perlu diberi masukan dalam pengelolaannya (Winarso 2005).

Tabel 2. Hasil analisis pupuk organik (pupuk kandang sapi) No Variabel Pengamatan Hasil Standar SNI*

1 C-Organik 22,40% Minimal 15%

2 3 4 5 6 N total P total K total C/N C/P 1,09% 1,02% 1,07% 20,55 21,96 0,65% 0,15% 0,30% 12-25 -

(6)

commit to user

Rata-rata hasil analisis pupuk organik/pupuk kandang sapi (Tabel 2.)

menunjukkan komposisi kandungan kimianya baik. Pupuk kandang relatif lebih

kaya hara dan mikroba daripada limbah pertanian (Rosmarkam dan Yuwono

2002). Kandungan unsur hara di dalam pupuk kandang sangat menentukan

kualitas pupuk kandang tersebut. Menurut Sarief (1986), pupuk kandang

mempunyai sifat menguntungkan, antara lain: sebagai sumber hara N, P, K dan

hara mikro yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

meningkatkan daya menahan air serta banyak mengandung organisme yang

berfungsi menghancurkan bahan organik tanah hingga berubah menjadi humus.

Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Variabel Tanah

Gambar 1. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Organik terhadap N Total Tanah (Pemupukan ke-0 dan Minggu ke-5), Bahan Organik dan KTK.

Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Kruskal-Wallis taraf 95%

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis taraf 95%, diketahui bahwa takaran pupuk

anorganik dan pupuk organik berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap N total,

bahan organik dan KTK. Nilai N total dan bahan organik tertinggi pada P3 (50%

pupuk kandang dan 50% pupuk anorganik sesuai anjuran) yaitu 0,72 me% dan 4,54% (Gambar 1.). Hal ini dikarenakan pupuk anorganik dan pupuk kandang sebagai sumber N dan bahan organik. Pernyataan tersebut didukung oleh Brady dan Buckman (1982) bahwa urea mengandung N sintetis dan hampir tiga kali N yang dikandung natrium nitrat mengalami hidrolisa dalam tanah menghasilkan ammonium karbonat sehingga urea menghasilkan ion NH4+ dan ion NO3- bagi tanaman. N yang dibebaskan oleh mikroba dapat digunakan sebagai unsur hara

0.13a 0.68c 0.185a 0.72c 0.48b 0.13a 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80

P0 P1 P2 P3 P4 P5

1a 2.59b 1.49a 4.54c 1.53a 1.23a 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00

P0 P1 P2 P3 P4 P5

22.58a 24.70a 24.82a 34b 38.03c 22.27a 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00

P0 P1 P2 P3 P4 P5

(7)

commit to user

bagi tanaman, pupuk kandang dianggap sebagai pupuk N dan pupuk K dengan kadar yang lebih rendah. Menurut Isrun (2009), peningkatan N total tanah disebabkan oleh sumbangan N yang bersumber dari senyawa organik dan menghasilkan asam-asam organik yang apabila terhidrolisis menghasilkan ammonium (NH4+) atau nitrat (NO3-) yang tersedia bagi tanaman.

Bahan organik tanah adalah sumber utama unsur hara makro (N, P dan S)

serta unsur hara mikro bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian unsur hara yang

terdapat dalam bahan organik akan dimineralisasi oleh mikroba menjadi bentuk

anorganik yang siap diserap tanaman (Hadisumarmo 2009). Penambahan pupuk

kandang sebagai tambahan bahan organik akan meningkatkan C-organik tanah.

Penambahan pupuk anorganik dapat menambah unsur hara sehingga kandungan

bahan organik tanah juga bertambah (Hanafiah 2005).

Jumlah total kation di dalam tanah yang dapat dipertukarkan disebut

Kapasitas Tukar Kation (Winarso 2005). KTK tertinggi pada P4 (75% pupuk

kandang dan 25% pupuk anorganik sesuai anjuran) yaitu 38,03% (Gambar 1.).

Menurut Brady dan Buchman (1982), pupuk kandang merupakan sumber bahan

organik yang terurai menjadi humus, mengandung banyak muatan (-) dari gugus

fenolik (-OH) dan gugus karboksil (-COOH) sehingga kemampuan mengabsorbsi

kation lebih besar. Hal ini berarti semakin tinggi bahan organik, semakin tinggi

pula kapasitas tukar kation tanah. Kation-kation yang diadsorbsi oleh koloid tanah

dapat digantikan oleh kation lain dari pupuk anorganik (Winarso 2005).

Berdasarkan uji F 95%, nilai P tersedia dan K tertukar tertinggi pada P3

(50% pupuk kandang dan 50% pupuk anorganik sesuai anjuran) yaitu sebesar

29,04 ppm P2O5 dan 3,2 ppm (Gambar 2.). Hal tersebut dikarenakan masukan

pupuk anorganik dan organik mampu menyumbangkan P dan K ke dalam tanah.

Peningkatan P tersedia akibat pemberian pupuk organik disebabkan oleh

sumbangan langsung dari P yang terdapat di dalamnya dan tidak langsung melalui

mekanisme dari senyawa organik yang memiliki gugus fungsional asam humat

dan fulvat. Senyawa organik tersebut berperan dalam pertukaran anion P dengan

anion asam humat/fulvat pada kompleks jerapan sehingga P tersedia meningkat

(Stevenson 1994 cit. Isrun 2009). Pupuk menyebabkan melimpahnya K terlarut

(8)

commit to user

Pupuk kandang berfungsi sebagai sumber K sekaligus penyemat K tertukar yang

berlebih dan melepaskannya kembali secara perlahan, pemberian pupuk kandang

akan efektif apabila disertai pemberian kalium (Herlina dan Sulistyono 1990,

Widijanto 2001 cit. Budianto dan Ngawit 2012).

Gambar 2. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Organik terhadap P Tersedia, K tertukar dan pH Tanah

Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji F taraf 95%

Berdasarkan uji F taraf 95%, bahwa pH actual dan potensial tertinggi pada

P1 (pemberian pupuk anorganik sesuai anjuran) yaitu 6,8 dan 6,4. Hal tersebut

dikarenakan pada Alfisols terjadi pencucian basa-basa yang terdapat di lapisan

atas turun ke lapisan dibawahnya sehingga pH di lapisan bawah lebih alkali

dibandingkan pH di atasnya. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002),

pemupukan anorganik merupakan alternatif pengelolaan tanah masam yang biasa

dilakukan. Alfisols merupakan ordo tanah dengan KTK tinggi, pH actual > pH

potensial (Gambar 2.) sehingga delta pH positif (delta pH= pH H20-pH KCl)

berarti tanah mempunyai komplek jerapan yang didominasi muatan (+) sehingga 23.49a 28.4a 28.04a 29.04a 28.40a 26.75a 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

P0 P1 P2 P3 P4 P5

0.4a 2.0ab 0.7a 3.2b 1.3a 0.9a 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0

P0 P1 P2 P3 P4 P5

K T ert u k a r Perlakuan Perlakuan

5.6a 6.4b 6.1ab 6.0ab 6.2b 6.1ab 6.2a 6.8b 6.6ab 6.5ab 6.8b 6.2a

0 2 4 6 8

P0 P1 P2 P3 P4 P5

pH

T

a

na

h

KCl H20 Perlakuan

Perlakuan

P2O5

(9)

commit to user

KTK > KTA. Pernyataan tersebut didukung oleh Tan (1982) bahwa suatu nilai

positif untuk delta pH menunjukkan dominasi koloid klei bermuatan negatif.

Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Serapan P

Penambahan bahan organik memberikan kondisi yang mendukung tanaman,

struktur tanah menjadi baik, kandungan P meningkat, mengurangi keracunan Al

dan Fe (Rahayu 2002). Penggunaan BO dan sumber P meningkatkan kadar P

tersedia sehingga meningkatkan serapan P oleh tanaman jagung (Sutopo 2003).

Berdasarkan uji F taraf 95%, tingkat serapan P tertinggi pada P4 (75% pupuk

kandang dan 25% pupuk anorganik sesuai anjuran) yaitu sebesar 0,1063

kg/tanaman (Gambar 3.). Menurut Soepardi (1979), peningkatan ketersediaan P di

dalam tanah akibat penambahan pupuk akan berpengaruh terhadap serapan P. P

tersedia berhubungan erat dan sangat berpengaruh terhadap serapan P (r= 0.032),

P-value= 0.882).

Gambar 3. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Serapan P Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji F 95% dengan Minitab.

Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Organik terhadap Produktivitas Tanaman Jagung

Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman. Pernyataan

tersebut didukung oleh Lestari et al. (2010) bahwa indikator pertumbuhan suatu 2.47a

9.12b 10.17b

10.57b 10.61b

10.15b

0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200

P0 P1 P2 P3 P4 P5

S

er

ap

an

P

(

gr

am

/t

an

am

an

)

(10)

commit to user

tanaman adalah adanya peningkatan volume dan berat, peningkatan volume dapat

dilihat antara lain dari adanya penambahan tinggi tanaman, diameter batang dan

panjang tongkol.

Gambar 4. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Tinggi Tanaman Keterangan:Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata

pada uji Kruskal-Wallis 95% dengan Minitab

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis taraf 95% menunjukkan tinggi tanaman

tertinggi (Gambar 4.) pada P2 (takaran pupuk kandang sesuai anjuran) yaitu

276,93 cm. Hal tersebut diduga karena unsur hara yang terkandung dalam pupuk

kandang dapat diserap dengan baik oleh tanaman sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Rosmarkan dan

Yuwono (2002), pupuk kandang secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan

mikrobia dibanding limbah pertanian. Unsur N, P dan K merupakan unsur utama

bagi pertumbuhan tanaman (Sarief 1986).

Berdasarkan uji F taraf 95% menunjukkan bahwa takaran pupuk anorganik

dan organik berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar, berat kering

brangkasan, berat dan lingkar tongkol serta berat 1000 biji pipilan (p<0.01). Berat

segar dan berat kering brangkasan (Gambar 5.) serta berat tongkol (Gambar 6.)

tertinggi pada P4 (75% pupuk kadang dan 25% pupuk anorganik sesuai anjuran)

yaitu sebesar 298,08 g; 37,68 g dan 117,5 g. Berat 1000 biji pipilan tertinggi pada

P3 (50% pupuk kandang dan 50% pupuk anorganik sesuai anjuran). Hal tersebut

dikarenakan hara yang dibutuhkan tanaman tercukupi oleh pasokan pupuk

kandang dan pupuk anorganik. Menurut Soepardi (1979) cit. Minardi (2002),

kecukupan unsur hara bagi tanaman khususnya hara P akan memacu peningkatan

proses fotosintesis dan berpengaruh pada peningkatan berat kering tanaman.

Perlakuan

162.78a

245b 276.93b 275.68b 266.4b 260.55b

0 50 100 150 200 250 300

P0 P1 P2 P3 P4 P5

(11)

commit to user

Pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga pasokan hara dapat

diserap tanaman dengan baik. Serapan P berhubungan erat dan sangat

berpengaruh terhadap berat tongkol (r=0.354; P-value=0.004). Soepardi (1979)

menjelaskan bahwa serapan P memacu peningkatan proses fotosintesis yang

menghasilkan karbohidrat dalam jumlah banyak, ditranslokasikan ke seluruh

bagian tanaman, sebagian ditimbun pada tongkol untuk pembentukan dan

pengisian biji. Serapan P berhubungan cukup erat dan sangat berpengaruh

terhadap berat 1000 biji pipilan (r=0.352; P-value=0.090)

Gambar 5. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Berat Segar dan Berat Kering Brangkasan.

Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji F 95% dengan Minitab

Gambar 6. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Berat Tongkol, Lingkar Tongkol dan Berat 1000 Biji Pipilan.

Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji F 95% dengan Minitab.

Lingkar tongkol tertinggi pada P5 (25% pupuk kandang dan 75% pupuk

anorganik sesuai anjuran) yaitu 13 cm. Serapan P berhubungan cukup erat dan 176.5a 247.5a 259.25a 285.75a 278.25a 254a 0 50 100 150 200 250 300 350

P0 P1 P2 P3 P4 P5

B er at 1000 B ij i P ip il an ( g) 81.25a 188.45b

239.08c 273.03c

298.08c

238.45bc

10.6a 32.48b 36.02b 36.38b 37.68b 37.65b 0

100 200 300 400

P0 P1 P2 P3 P4 P5

berat segar berat kering

10a

98.75b 107.5b 111.25b

117.5b 115b

6.2a 12.6b 12.5b 12.3b 12.5b 13.0b 0 20 40 60 80 100 120 140

P0 P1 P2 P3 P4 P5

(12)

commit to user

sangat berpengaruh terhadap lingkar tongkol (r=0.454; P-value=0.026). Pasokan

P yang tinggi dari pupuk organik maupun anorganik mampu menyediakan P bagi

tanaman yang dapat meningkatkan laju fotosintesis dan pertumbuhan akar (Islami

dan Utomo 1995). Soegiman 1982 cit. Rahayu 2002, ketersediaan P dan hara lain

memacu proses fotosintesis dan menghasilkan fotosintat yang sebagian disimpan

di tongkol untuk pengisian biji, semakin banyak fotosintat yang disimpan berarti

tongkol semakin besar dan lingkar tongkol semakin lebar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kesuburan awal tanah galian C di Desa Sukosari rendah, ditunjukkan oleh pH

masam, BO rendah (1,01 %), KTK rendah (15,52 Me%), P tersedia sangat

rendah (0,91 ppm), Ca rendah (2,81 %), K tersedia rendah (0,23 cmol(+)kg-1),

N total rendah (0,17 me%), Mg sedang (1,24%) dan C/N rendah (9,41).

2. Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik mampu meningkatkan

kesuburan tanah galian C meskipun belum bisa dikatakan tanah menjadi

subur. N total, P tersedia, K tertukar dan kadar BO tertinggi ditunjukkan pada

takaran 50% pupuk kandang dan 50% pupuk anorganik sesuai anjuran.

3. Takaran pupuk yang paling efektif dalam meningkatkan serapan P ditunjukkan

pada takaran 75% pupuk kandang dan 25% pupuk anorganik sesuai anjuran

yaitu sebesar 0,1063 kg/tanaman, tidak berbeda dengan takaran 50% pupuk

kandang dan 50% pupuk anorganik sesuai anjuran sebesar 0,1055 kg/tanaman.

4. Takaran pupuk pada takaran 75% pupuk kandang dan 25% pupuk anorganik

sesuai anjuran mampu meningkatkan produktivitas jagung, ditunjukkan pada

serapan P, berat segar dan berat kering brangkasan serta berat tongkol,

masing-masing senilai 0,1063 kg/tanaman; 298,08 g; 37,68 g dan 117,5 g.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, perlu adanya penelitian lanjutan untuk

mengetahui takaran kombinasi pupuk yang dapat meningkatkan kesuburan tanah

dan produktivitas tanaman pangan (kecuali jagung dan padi) untuk meningkatkan

ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan bekas galian C serta dapat menjadi

(13)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Brady NC dan Buckman HO. 1982. The Nature and Properties of Soils (Terjemahan). Jakarta : PT. Bharatara Karya Aksara.

Balittanah 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor: Agro Inovasi.

Budianto VF dan Ngawit IK 2012. Hasil Jagung pada Berbagai Frekuensi Pemberian Kalium di Vertisol Lombok yang diberi Pupuk Kandang Sapi

Http://fp.unram.ac.id/data/2012/02/5Ngawit.pdf. Diakses tanggal 22

Januari 2012.

Hadisumarmo P 2009. Biologi Tanah Kajian Pengelolaan Tanah Berwawasan

Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.

Hanafiah KA 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

1srun 2009. Perubahan Status N, P, K Tanah Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat Pemberian Pupuk Cair Organik pada Entisols. J. Agroland 16 (4) : 281 – 285.

Lestari AP, Sarman S dan Indraswari E. 2010. Subtitusi Pupuk Anorganik Dengan Kompos Sampah Kota Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata

Sturt). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 12(2): 01-06 .

Minardi S 2002. Kajian terhadap Pengaturan Pemberian Air dan Dosis TSP dalam Mempengaruhi Keragaan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Vertisol. Jurnal Sains Tanah 2(1).

Rahayu H 2002. Pengaruh Penambahan Dosis Bahan Organik dan Dolomit terhadap Ketersediaan dan Serapan P dengan Indikator Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) pada Tanah Latosol. Jurnal Sains Tanah 2(1).

Rosmarkam A dan Yuwono NW 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

Sarief S 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Cetakan kedua. Bandung: Pustaka Buana.

Soepardi G 1979. Masalah Kesuburan Tanah di Indonesia. Bogor: Departemen Ilmu Tanah IPB.

Sutopo 2003. Kajian Penggunaan bahan organik berbagai bentuk sekam padi dan dosis pupuk P terhadap pertumbuhan dan Hasil jagung (Zea mays). Jurnal

Sains Tanah 3(1).

Tan KH 1991. Dasar-dasar Kimia Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

(14)

commit to user EFEKTIVITAS TAKARAN PUPUK

ANORGANIK

DAN PUPUK ORGANIK PADA LAHAN SAWAH BEKAS GALIAN C

UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN P DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG (Zea mays L.)

Weni Yuniarti 2), S.Minardi 3), Pardono 3)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

ABSTRAK

Alih fungsi lahan produktif menjadi lahan non produktif mengakibatkan semakin berkurangnya lahan pertanian. Hal tersebut mendorong manusia untuk memanfaatkan lahan sawah bekas galian C sebagai lahan pertanian. Lahan sawah bekas galian C memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga untuk memanfaatkannya perlu masukan pupuk anorganik dan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas takaran pupuk anorganik dan pupuk organik pada lahan sawah bekas galian C untuk meningkatkan serapan P dan produktivitas jagung. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan takaran pupuk anorganik dan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa takaran pupuk anorganik dan organik mempengaruhi kesuburan tanah, serapan P dan produktivitas jagung. Peningkatan kesuburan tanah tertinggi pada P3 dan peningkatan hasil tanaman jagung tertinggi pada P4.

(15)

commit to user

1) Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

2)

(16)

commit to user

EFFECTIVITY OF THE ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZER DOSAGE ON C FORMER EXCAVATION (GALIAN C) PADDY FIELD TO INCREASE P UPTAKE AND

MAIZE PRODUCTIVITY (Zea mays L.)

Weni Yuniarti 2), S. Minardi 3), Pardono 3)

Study Program of Agrotechnology, Agriculture Faculty Sebelas Maret University (UNS) Surakarta

ABSTRACT

The conversion of productive to unproductive land resulting the decrease of agricultural land availability. It encourages people to utilize the C former excavation paddy fields for conducting agricultural activity. The C former excavation paddy fields have low soil fertility, so it needs to be applied by organic and inorganic fertilizer to increase its fertility. Research was aimed to know the effectivity of the organic and anorganic fertilizer dosage on C former excavation paddy field to increase P uptake and maize productivity. It was conducted in a completely randomized design with organic and anorganic fertilizer as the treatment. Results showed that organic and anorganic fertilizer affected the soil fertility, P uptake and maize productivity. Highest soil fertility enhancement was showed by P3 and the highest maize yield was in P4.

Keywords: C former excavation, anorganic fertilizer, organic

(17)

commit to user

EFFECTIVITY OF THE ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZER DOSAGE ON C FORMER EXCAVATION (GALIAN C) PADDY FIELD TO INCREASE P UPTAKE AND

MAIZE PRODUCTIVITY (Zea mays L.)

Weni Yuniarti 2), S. Minardi 3), Pardono 3)

Study Program of Agrotechnology, Agriculture Faculty Sebelas Maret University (UNS) Surakarta

ABSTRACT

The conversion of productive to unproductive land resulting the decrease of agricultural land availability. It encourages people to utilize the C former excavation paddy fields for conducting agricultural activity. The C former excavation paddy fields have low soil fertility, so it needs to be applied by organic and inorganic fertilizer to increase its fertility. Research was aimed to know the effectivity of the organic and anorganic fertilizer dosage on C former excavation paddy field to increase P uptake and maize productivity. It was conducted in a completely randomized design with organic and anorganic fertilizer as the treatment. Results showed that organic and anorganic fertilizer affected the soil fertility, P uptake and maize productivity. Highest soil fertility enhancement was showed by P3 and the highest maize yield was in P4.

Keywords: C former excavation, anorganic fertilizer, organic

Gambar

Tabel 2. Hasil analisis pupuk organik (pupuk kandang sapi) No Variabel Pengamatan Hasil Standar SNI*
Gambar 1. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Organik  terhadap N Total Tanah (Pemupukan ke-0
Gambar 2. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Organik terhadap P Tersedia, K tertukar dan     pH Tanah Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
Gambar 3. Pengaruh Takaran Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Serapan P Keterangan: Angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda        nyata pada uji F 95% dengan Minitab
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Hornsby (Oktafiani et al., 2018) mentakrifkan disleksia sebagai bentuk kesulitan belajar membaca dan menulis terutama belajar mengeja (mengujar) secara betul

Akan melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan oleh Kepala Desa sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing – masing bidang

Dari penelitian didapatkanhasil bahwa pada engine cummins KTTA 38 C untuk menentukan putaran engine terhadap daya yang sesuai adalah pada putaran 1501 rpm daya sebesar 46

Pada saat pelaksanaan tindakan Siklus I, penelitian diobservasikan oleh guru kelas VIII 1 .Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa diperoses belajar

menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.Brigham dan Houston, 2004:66 dan menurut Husnan 2010:331 yang berpendapat bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak memiliki

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah agar pelaksanaan evaluasi dapat berjalan efektif dan efisien dipandang perlu membentuk Tim Evaluasi

Adanya penurunan abnormal return pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif pada saat sebelum peristiwa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka disarankan bagi semua guru maupun calon guru untuk. 1) Menerapkan pembelajaran kooperatif teknik team