• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi perangkat pembelajaran geometri menggunakan pendekatan PMRI siswa kelas IV B di SD Krekah Bantul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi perangkat pembelajaran geometri menggunakan pendekatan PMRI siswa kelas IV B di SD Krekah Bantul"

Copied!
452
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI SISWA KELAS IV B

DI SD KREKAH BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Devi Linawati NIM: 091134099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI SISWA KELAS IV B

DI SD KREKAH BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Devi Linawati NIM: 091134099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Penundaan itu hanyalah menenangkan dan menyenangkan sesaat”

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku (Filipi 4: 13)

“Dimana ada niat, doa, dan kemauan, di situ pasti ada jalan”

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3: 11)

Dengan tulus skripsi ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai disetiap

langkahku

Kedua Orang Tuaku tercinta Paulus Widiyanto dan Chatarina Katriningsih

yang selalu mendukung dan mendoakanku

Kakak-kakakku tersayang Donatus Riyan Prabowo dan Agus Sulistyo

yang selalu mendukung dan menyemangatiku

Keluarga besarku

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang saya buat ini tidak memuat karya atau bagian orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christina Devi Linawati

NIM : 091134099

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: “IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI SISWA KELAS IV

B DI SD KREKAH BANTUL” kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan pada bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusi secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Linawati, Christina Devi. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Geometri Menggunakan Pendekatan PMRI Siswa Kelas IV B Di SD Krekah Bantul. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata Kunci : Bangun Ruang, Implementasi, Matematika, Pendekatan PMRI, Perangkat Pembelajaran.

Penelitian ini mengimplementasikan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang, yang dilakukan di kelas IV B SD Krekah pada semester II. Penelitian ini dilakukan di SD Krekah berdasarkan hasil observasi sebelum implementasi perangkat pembelajaran yang menunjukkan bahwa pembelajaran masih konvesional dan proses pembelajaran jarang menggunakan media pembelajaran yang sangat membantu siswa dalam menyelesaikan dan mempelajari sebuah materi.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian deskriptif dengan data yang dikumpulkan kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif dikumpulkan dari hasil dokumentasi dan wawancara. Sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil validasi desain perangkat pembelajaran yang sudah direvisi, uji keterbacaan, lembar evaluasi serta respon guru dan siswa. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini ada lima tahapan, yaitu mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri tahun lalu, merevisi perangkat pembelajaran, melakukan validasi, melakukan uji keterbacaan kepada siswa, dan melakukan implementasi perangkat pembelajaran geometri. Implementasi ini dilakukan pada siswa kelas IV B di SD Krekah dengan jumlah siswa 15 sebagai sampel. Implementasi ini dilakukan sebanyak enam kali pertemuan.

(9)

ix ABSTRACT

Linawati, Christina Devi. 2013. The implementation of Geometry Learning Instrument using PMRI Approach in the fourth Grade B of SD Krekah Bantul. Yogyakarta: Elementary Teacher Education. Sanata Dharma University.

Keywords : Geometry, implementation, math, PMRI approach, learning instrument.

This research implemented learning instrument using PMRI approach on geometry learning in the fourth grade B in SD Krekah in the second semester. The researcher implemented this approach after conducting observation. The observation showed that SD Krekah still used conventional learning and rarely used any learning media to help the students to learn certain learning materials.

This research used descriptive method using qualitative and quantitative data collection. The qualitative data were collected from interview and documentation. The quantitative data were collected from the validation result of revised learning instrument design, proper test, evaluation sheet, and also teacher and students respond. There were five steps done in this research; there are studying the previous product of learning instrument, learning instrument revision, validation, conducting proper test for students and the implementation of geometry learning instrument. The implementation was done in the fourth grade B of SD Krekah using 15 students as sample. The implementation was done in six meeting.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa ada bantuan dari beberapa pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan ide, kritik, saran, dan bimbingannya yang sangat berguna dalam penelitian ini.

4. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan ide, kritik, saran, dan bimbingannya yang sangat berguna dalam penelitian ini.

5. Wiyanta, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Krekah yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di SD Krekah.

6. Dwi Samsudin Mariana, A.Ma selaku guru kelas IV B di SD Krekah yang telah memberikan bantuan dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas IV B SD Krekah yang telah membantu dan berpartisipasi di dalam penelitian ini.

(11)

xi

9. Kakaku tersayang Donatus Riyan Prabowo dan Agus Sulistyo yang telah mendukung, mendoakan, mendorong, memberikan semangat, dan membantu untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Teman-temanku di kelas A PGSD angkatan 2009 khususnya Nofi Rumianti dan Intan Reni Wulandari yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11.Teman-teman payung PMRI-ku Nofi, Winda, Dini, Mbak Tyas, Tika, Vani, Tian, Eko, dan Erni yang telah berjuang bersama dan bekerjasama dengan penuh semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

12.Teman-teman PPL SD Krekah Dian, Kristi, Tio, dan Eka yang selalu memberikan bantuan selama proses pembelajaran pada penelitian berlangsung.

13.Bapak Eko Julianto Nugroho, S.E yang telah meminjamkan handycamnya untuk mengabadikan kegiatan proses pembelajaran pada penelitian ini. 14.Teman-temanku, Mas Aryo dan Windu yang telah membantu dalam

mengabadikan dan editing video kegiatan pembelajaran dalam penelitian. 15.Adikku Resa yang telah membantuku dalam mentranskripsikan video

penelitian dan Lek Kiman yang selalu memberikan doa dan dukungan kepadaku.

16.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuannya selama penelitian berlangsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan membutuhkan.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ii

Halam Persetujuan Pembimbing ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Motto dan Persembahan ... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Pernyataan Persetujuan Publikasi ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xviii

Daftar Lampiran ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Batasan Pengertian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 9

1. Perangkat Pembelajaran ... 9

a. Silabus ... 9

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 10

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 10

d. Bahan ajar ... 10

e. Evaluasi ... 11

(13)

xiii

3. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 12

a. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 12

b. Prinsip-Prinsip PMRI ... 13

c. Karakteristik PMRI ... 15

4. Materi Sifat Bangun Ruang Sederhana Dan Hubungan Antar Bangun Ruang ... 17

a. Pengertian Bangun Ruang ... 18

b. Pengertian Bangun Ruang Balok... 18

c. Pengertian Bangun Ruang Kubus ... 20

d. Pengertian Jaring-Jaring Bangun Ruang Balok dan Kubus ... 22

B. Kerangka Berfikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 27

1. Subjek Penelitian ... 27

2. Objek Penelitian ... 27

3. Tempat Penelitian ... 27

C. Rencana Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Observasi ... 32

2. Wawancara ... 32

F. Analisis Data ... 33

1. Analisis Data Kualitatif ... 33

2. Analisis Data Kuantitatif ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mempelajari Perangkat Pembelajaran Sebelumnya ... 35

(14)

xiv

1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .. 40

2. Naskah Cerita Paijo ... 61

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 62

4. Bahan ajar ... 74

5. Soal Evaluasi ... 81

6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 87

7. Rubrik Penilaian ... 88

C. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 90

D. Uji Keterbacaan ... 91

E. Paparan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 93

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 93

a. Pertemuan 1 ... 93

b. Pertemuan 2 ... 96

c. Pertemuan 3 ... 98

d. Pertemuan 4 ... 100

e. Pertemuan 5 ... 102

f. Pertemuan 6 ... 105

2. Hasil Analisis dan Pembahasan ... 107

a. Analisis Indikator Setiap Karakteristik PMRI ... 107

1) Indikator Karakteristik Penggunaan Konteks ... 107

2) Indikator Karakteristik Penggunaan Model ... 126

3) Pengamatan terhadap penggunaan kontribusi siswa ... 134

4) Pengamatan terhadap interaktifitas... 143

5) Pengamatan terhadap keterkaitan (Intertwining) .. 162

3. Rangkuman dan Analisis Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI dalam Pembelajaran ... 172

a. Pengamatan Karakteristik Penggunaan Konteks ... 174

b. Pengamatan Karakteristik Penggunaan Model ... 176

c. Pengamatan terhadap penggunaan kontribusi siswa .. 178

d. Pengamatan terhadap interaktivitas ... 180

(15)

xv

4. Repon Siswa dan Guru ... 185

a. Respon Siswa... 185

b. Respon Guru ... 189

F. Refleksi ... 192

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 197

B. Saran ... 202

DAFTAR PUSTAKA ... 204

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tabel tingkat validasi dan uji keterbacaan menurut Fatimah ... 34

Tabel 4.1. Alokasi Waktu Pada Perangkat Pembelajaran Penelitian Sebelumnya ... 38

Tabel 4.2. Revisi Identitas RPP ... 41

Tabel 4.3. Revisi Indikator Pembelajaran pada RPP dan Silabus ... 41

Tabel 4.4. Revisi Kegiatan Belajar pada RPP dan Silabus ... 46

Tabel 4.5. Revisi Penilaian pada RPP dan Silabus ... 58

Tabel 4.6. Revisi Sumber Belajar pada Silabus dan RPP ... 60

Tabel 4.7. Revisi Media Belajar pada Silabus dan RPP ... 61

Tabel 4.8. Revisi Naskah Cerita Pada Lampiran... 61

Tabel 4.9. Revisi Lembar Kerja Siswa (LKS)... 62

Tabel 4.10. Revisi Bahan Ajar ... 74

Tabel 4.11. Revisi Soal Evaluasi ... 81

Tabel 4.12. Revisi Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 87

Tabel 4.13. Revisi Rubrik Penilaian ... 88

Tabel 4.14. Hasil Validasi yang dilakukan oleh 2 dosen ahli dan 1 guru ... 90

Tabel 4.15. Tabel tingkat validasi dan uji keterbacaan menurut Fatimah ... 90

Tabel 4.16. Hasil Uji Keterbacaan Siswa ... 92

Tabel 4.17. Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI ... 173

Tabel 4.18. Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Konteks... 174

(17)

xvii

Tabel 4.20. Rangkuman Pengamatan Terhadap Penggunaan Kontribusi

Siswa ... 178

Tabel 4.21. Rangkuman Pengamatan Terhadap Interaktivitas... 180

Tabel 4.22. Rangkuman Pengamatan Terhadap Keterkaitan ... 183

Tabel 4.23. Transkripsi Wawancara Respon Siswa ... 186

Tabel 4.24. Hasil Angket Respon Siswa ... 188

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian-Bagian bangun ruang ... 18

Gambar 2.2. Balok... 19

Gambar 2.3. Kubus ... 20

Gambar 2.4. Macam-Macam Jaring-Jaring Balok ... 22

Gambar 2.5. Macam-Macam Jaring-Jaring Kubus ... 23

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian ... 26

Gambar 4.1. Siswa secara berkelompok berdiskusi menggunakan kotak teh celup... 111

Gambar 4.2. Guru dan siswa menyerukan yel-yel ... 116

Gambar 4.3. Guru membagikan sebuah undian kepada semua siswa ... 117

Gambar 4.4. Siswa mengambil sebuah undian yang telah dipersiapkan oleh guru ... 119

Gambar 4.5. Siswa mengeksplorasi media kubus dengan kotak makanan . 121 Gambar 4.6. Siswa sedang melakukan diskusi kelompok menggunakan media bangun ruang kubus dengan kardus makanan ... 122

Gambar 4.7. Siswa saling berebut ketika akan membongkar bangun ruang kubus ... 123

Gambar 4.8. Siswa sedang membongkar media balok ... 126

Gambar 4.9. Siswa mendapatkan rebahan balok (jaring-jaring) dari bangun ruang balok ... 126

Gambar 4.10. Siswa mendapatkan jaring-jaring balok yang berbeda ... 127

(19)

xix

Gambar 4.13. Siswa sedang menjiplak hasil bongkaran (rebahan) kubus .... 129 Gambar 4.14. Siswa sedang membuat jaring-jaring kubus dengan ukuran

yang baru secara berkelompok ... 130 Gambar 4.15. Siswa sedang menggunting jaring-jaring kubus yang baru

yang mempunyai ukuran berbeda dengan yang sebelumnya . 130 Gambar 4.16. Siswa secara berkelompok membuat jaring-jaring kubus

yang telah dipotong sebelumnya menjadi bangun kubus ... 130 Gambar 4.17. Hasil bongkaran (rebahan) balok dan kubus siswa saat

proses pembelajaran ... 134 Gambar 4.18. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil media yang

berada di dalam kotak ajaib ... 136 Gambar 4.19. Guru sedang mendemonstrasikan kotak ajaib di depan kelas 148 Gambar 4.20. Siswa mendemonstrasikan gambar kubus menggunakan

pada papan tulis pada pertemuan ke dua ... 149 Gambar 4.21. Guru melakukan demonstrasi kepada menunjukkan sisi

yang terdapat pada media ... 149 Gambar 4.22. Guru melakukan pendampingan kepada siswa saat

melakukan kerja kelompok... 151 Gambar 4.23. Guru sedang melaukan penilaian proses (psikomotorik) ... 153 Gambar 4.24. Guru sedang melakukan penilaian proses saat siswa

mempresentasikan hasil diskusinya ... 154 Gambar 4.25. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ... 157 Gambar 4.26. Siswa saling bekerjasama dalam memotong jaring-jaring

(20)

xx

Gambar 4.27. Siswa memperhatikan presentasi kelompok yang berada di depan kelas ... 161 Gambar 4.28. Siswa menggunting jaring-jaring balok yang berasal dari

bangun datar ... 164 Gambar 4.29. Siswa membentuk menjadi sebuah balok dari hasil

guntingan jaring-jaring balok yang berasal dari bangun datar ... 164 Gambar 4.30. Guru membacakan cerita “Paijo dan Kotak Ajaib” di depan

kelas siswa mendengarkan ... 167 Gambar 4.31. Siswa sedang menggambar balok ... 170 Gambar 4.32. Hasil gambar kubus dari salah satu siswa ... 170 Gambar 4.33. Salah satu siswa membongkar media balok dengan

menggunting ... 170 Gambar 4.34. Siswa menjiplak balok menggunakan media yang

disediakan oleh guru pada kertas yang telah disediakan ... 170 Gambar 4.35. Siswa secara berkelompok menggambar jaring-jaring balok . 171 Gambar 4.36. Siswa bekerjasama dalam kelompok menggunting

jaring-jaring balok yang telah mereka buat ... 171 Gambar 4.37. Siswa membuat membuat balok secara berkelompok dari

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... [2]

Lampiran 2 RPP Pertemuan 1 ... [14]

Lampiran 3 RPP Pertemuan 2 ... [26]

Lampiran 4 RPP Pertemuan 3 ... [37]

Lampiran 5 RPP Pertemuan 4 ... [46]

Lampiran 6 RPP Pertemuan 5 ... [59]

Lampiran 7 RPP Pertemuan 6 ... [71]

Lampiran 8 Bahan Ajar ... [81]

Lampiran 9 LKS Pertemuan 1 ... [89]

Lampiran 10 LKS Pertemuan 2 ... [94]

Lampiran 11 LKS Pertemuan 4 ... [99]

Lampiran 12 LKS Pertemuan 5 ... [102]

Lampiran 13 Soal Evaluasi 1 ... [105]

Lampiran 14 Soal Evaluasi 2 ... [106]

Lampiran 15 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... [107]

Lampiran 16 Kisi-Kisi Angket Uji Keterbacaan ... [113]

Lampiran 17 Angket Uji Keterbacaan ... [114]

Lampiran 18 Kisi-Kisi angket Respon Siswa ... [115]

Lampiran 19 Angket Respon Siswa ... [116]

Lampiran 20 Indikator-Indikator Karakteristik PMRI ... [117]

Lampiran 21 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Pada Penelitian Sebelumnya ... [119]

(22)

xxii

Lampiran 23 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... [121] Lampiran 24 Hasil Validasi Desain Pembelajaran Oleh Ahli ... [122] Lampiran 25 Hasil Olah Validasi ... [140] Lampiran 26 Uji Keterbacaan Siswa ... [141] Lampiran 27 Hasil Uji Keterbacaan Siswa ... [143] Lampiran 28 Hasil Angket Respon Siswa ... [144] Lampiran 29 Transkripsi Video Kegiatan Pembelajaran ... [146] Lampiran 30 Transkripsi Wawancara Respon Siswa ... [192] Lampiran 31 Transkripsi Wawancara Respon Guru ... [194] Lampiran 32 Hasil Pekerjaan Siswa Pada LKS Pertemuan I ... [195] Lampiran 33 Hasil Pekerjaan Siswa Pada LKS Pertemuan II ... [199] Lampiran 34 Hasil Pekerjaan Siswa Pada LKS Pertemuan IV ... [203] Lampiran 35 Hasil Pekerjaan Siswa Pada LKS Pertemuan V ... [205] Lampiran 36 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kompetensi Dasar 1 dan

Kompetensi Dasar 2 ... [207] Lampiran 37 Hasil Penyelesaian Soal Evaluasi Pertemuan I, Pertemuan

II, Pertemuan IV, Pertemuan V ... [209] Lampiran 38 Refleksi Pertemuan I, Pertemuan II, Pertemuan IV,

Pertemuan V ... [213] Lampiran 39 Daftar Nilai Hasil Evaluasi Kompetensi Dasar 1 dan

(23)

xxiii

(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dipelajari oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, matematika mempunyai kemampuan supaya siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Berdasarkan tujuan tersebut, perlu adanya penanaman konsep matematika yang benar kepada siswa. Penanaman konsep dilakukan melalui pembelajaran matematika menggunakan metode dan media yang tepat.

(25)

Keterlibatan siswa secara aktif dapat berbentuk secara fisik, dan yang lebih penting lagi secara mental (Ali, Mohammad, dkk. 2007: 166). Berdasarkan prinsip di atas hendaknya guru pandai dalam menentukan teori pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat peraga, dan sarana prasarana yang sesuai dan dapat digunakan untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran. Siswa menjadi lebih termotivasi, lebih tertarik, dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya belajar melalui hafalan saja melainkan memudahkan siswa untuk memahami suatu konsep-konsep baru yang abstrak tersebut. Dalam setiap pembelajaran matematika, hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

Saat mengadakan observasi proses pembelajaran selama PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SD Krekah, siswa sangat sulit untuk mengikuti proses pembelajaran matematika. Siswa dapat memahami sebuah materi yang diberikan oleh guru dan ada juga yang tidak dapat memahami sebuah materi yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran. Siswa yang tidak dapat memahami sebuah materi tidak mau bertanya kepada guru karena mereka malu. Sedangkan siswa yang memahami materi hanya diam saja tidak membantu temannya yang tidak paham terhadap materi tersebut.

(26)

Krekah, diketahui bahwa guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, pembelajaran belum menggunakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami sebuah konsep. Pendekatan pembelajaran yang digunakan di kelas masih menggunakan pendekatan tradisional. Siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan dari guru serta membaca buku paket yang ada. Guru memakai pendekatan dan metode tradisional karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, adanya perbedaan tingkat pemahaman anak, keterbatasan, dan ketergantungan guru di dalam mencari bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tetapi terkadang guru juga menggunakan media pembelajaran dan mengadakan proses pembelajaran dengan praktek langsung.

Selain itu, guru kebingungan harus menggunakan cara apa lagi untuk mengadakan proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa siswa-siswinya sangat pasif ketika mengikuti proses pembelajaran. Siswa jika ditanya sudah memahami terhadap materi tersebut hanya diam saja. Ketika guru bertanya satu per satu kepada siswa, siswa pun hanya diam saja. Walaupun guru telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi siswa tetap saja pasif, ketika mengikuti proses pembelajaran berlangsung.

(27)

Berdasarkan beberapa hal diatas dapat digunakan oleh peneliti dalam memilih dan menggunakan materi geometri dalam penelitian. Pembelajaran matematika, khususnya pada materi geometri sebaiknya diarahkan pada pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk aktif. Selain itu, proses pembelajaran mampu mengarahkan siswa untuk menemukan kembali dan membangun konsep materi yang dipelajarinya. Oleh karena itu, peneliti mengimplementasikan metode pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (pengalaman matematika yang dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristis pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI adalah sebagai berikut: siswa terlibat secara aktif dan guru pun juga terlibat secara aktif (matematika sebagai aktifitas manusia), pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan masalah kontekstual atau realistik, guru memberikan kesempatan kepada siswa menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri, guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok (kecil atau besar).

(28)

fasilitator, dan apabila siswa membuat kesalahan dan menyelesaikan masalah jangan dimarahi tetapi dibantu melalui pertanyaan. Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dari mengangkat permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Siswa akan lebih banyak dibimbing menggunakan bantuan benda-benda nyata atau menggunakan soal-soal yang berkaitan dengan masalah sehari-hari yang dialami oleh siswa.

Peneliti menggunakan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI pada pembelajaran matematika yang merupakan lanjutan dari penelitian pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pengembangan yang dilakukan sebelumnya yaitu pengembangan perangkat pembelajaran geometri dengan pendekatan PMRI. Pada tahun ini, peneliti menggunakan produk perangkat pembelajaran geometri dengan pendekatan PMRI yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya yang telah direvisi sesuai dengan lingkungan sekolah, kemudian diimplementasikan di sekolah yang belum pernah digunakan sebelumnya, yakni pada siswa kelas IV B SD Krekah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(29)

2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran geometri yang menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi (SK) 8. yaitu “Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antara bangun ruang” pada siswa kelas IV B SD Krekah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui implementasi perangkat pembelajaran geometri menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi (SK) 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antara bangun ruang siswa kelas IV B SD Krekah.

2. Mengetahui kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran geomteri menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi (SK) 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antara bangun ruang siswa kelas IV B SD Krekah.

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan tafsir istilah yang berbeda, maka perlu ada batasan pengertian:

1. Implementasi

(30)

geometri dengan pendekatan PMRI di kelas IV B SD Krekah pada tahun ajaran 2012/2013.

2. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik (guru) dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Bahan Ajar, dan Evaluasi.

3. Geometri

Geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang. Geometri pada penelitian ini adalah bangun ruang (balok dan kubus).

4. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pendekatan dalam proses belajar mengajar dimana pelajaran matematika yang dihubungkan dengan realita yang dekat dengan kehidupan siswa Indonesia yang dapat digambarkan oleh siswa itu sendiri. Pendekatan PMRI ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat setempat dan lebih banyak menggunakan alat peraga yang biasanya ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

E. Manfaat Penelitian

(31)

1. Bagi Siswa

Siswa memiliki dan memperoleh pengalaman baru dalam belajar matematika tentang memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI.

2. Bagi Guru

Guru memiliki referensi baru tentang pembelajaran yang inovatif, khususnya dalam pembelajaran matematika pada materi geometri (bangun ruang) balok dan kubus.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menambah bahan bacaan dan dokumen hasil penelitian pengembangan khususnya dalam penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan pemahaman terhadap sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun ruang siswa kelas IV B SD Krekah.

4. Bagi Peneliti

(32)

9 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Perangkat Pembelajaran

Dalam kamus bahasa Indonesia perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang belajar. Dapat disimpulkan bahwa, perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran dibuat sebagai salah satu penunjang agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran yang berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), panduan pendidik, buku pegangan peserta didik, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), alat peraga, dan hasil tes belajar. Menurut peneliti perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sarana yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran untuk digunakan mengelola proses pembelajaran agar berjalan dengan baik. Adapun perangkat pembelajaran yang direvisi oleh peneliti yaitu:

a. Silabus

(33)

komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar. Komponen silabus memuat silabus atau tema pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sanjaya (2008: 59) menyatakan bahwa RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Komponen RPP meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta evaluasi.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Trianto (2008: 148) mendefinisikan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. LKS memuat sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk memperoleh pemahaman sesuai dengan indikator yang hendak dicapai.

d. Bahan Ajar

(34)

tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

e. Evaluasi

Harjanto (2008: 227) menyatakan bahwa evaluasi pengajaran adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang ditetapkan. Hasil penilaian dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan maupun keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi mencakup pembuatan atau penimbangan jasa, nilai atau manfaat program, hasil dan proses pembelajaran.

2. Hakikat Matematika

Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Riedesel, Schwartz, dan Clement (1996) yang mengemukakan pandangan tentang matematika, yaitu:

a. Matematika bukan sekedar aritmetika. Matematika pada hakekatnya merupakan suatu cara berfikir serta memuat ide-ide yang saling berkaitan.

(35)

tidak rutin yang memuat berbagai kemampuan berpikir untuk lebih tinggi.

c. Matematika merupakan studi tentang pola dan hubungan. Aktivitas ini mencakup kegiatan memahami, membicarakan, membedakan, mengelompokkan, serta menjelaskan pola baik bilangan atau fakta-fakta lain.

d. Matematika merupakan bahasa. Matematika dapat meningkatkan kemampuan anak berkomunikasi secara matematik baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam matematika sendiri.

e. Matematika adalah aktivitas. Aktivitas dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa khususnya dalam mengatasi masalah-masalah di luar matematika yang memungkinkan diselesaikan secara matematika.

3. Pendidikan Matematika Realisitik Indonesia (PMRI)

a. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

(36)

sebagai dasar untuk membangun konsep matematika atau sumber pembelajaran (a source of learning). Pendekatan yang menekankan untuk membawa matematika pada pengajaran bermakna dengan mengaitkan kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik.

Menurut peneliti, pendekatan PMRI adalah salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan untuk mengolah pengetahuan siswa dengan cara menemukan kembali dan membangun konsep pengetahuan melalui situasi dan permasalahan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa dilatih supaya menemukan kembali konsep-konsep melalui permasalahan kontekstual. Ketika siswa sudah menemukan kembali serta membangun sendiri konsep pengetahuan mereka maka pembelajaran akan lebih bermakna dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran akan lebih mendalam dan mudah diserapnya.

b. Prinsip-Prinsip PMRI

Ada beberapa prinsip PMRI yang dikemukakan oleh Suryanto (2010: 41-43), sebagai berikut:

1. Guided Reinvention (menemukan kembali) dan Progressive Mathematizing (matematisasi progresif)

(37)

suatu masalah yang kontekstual atau realistik yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan menemukan kembali sifat, teorema, definisi, atau prosedur-prosedur. Masalah kontekstual dipilih yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi.

Setelah menemukan ide atau konsepnya, siswa dibimbing

dan diarahkan untuk “berpikir matematis”. Dikatakan progresif

karena terdiri dari dua langkah yang berurutan, yaitu:

a. Matematisasi horizontal (berawal dari masalah kontekstual dan berakhir pada matematika formal).

b. Matematisasi vertikal (dari matematika formal ke matematika formal yang lebih tinggi, luas, dan rumit).

2. Didactical Phenomenology (Fenomena Didaktik)

Prinsip ini menekankan pada pembelajaran yang bersifat mendidik dan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan matematika kepada siswa-siswi. Masalah kontekstual yang dipilih harus memperhatikan aspek pada diri siswa dan guru tidak memberi tahu, namun siswa sendirilah yang mencari tahu penyelesaiannya.

3. Self Developed Models (Membangun Model Sendiri)

(38)

c. Karakteristik PMRI

PMRI memiliki lima karakteristik yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik (Wijaya, 2012: 21-23) yang dikemukakan oleh Treffers (1987) adalah penggunakan konteks, penggunaan model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

1) Penggunaan konteks

Konteks digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks berupa permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut masih bermakna dan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa. Konteks yang dimaksud tidak selalu diartikan “konkret” tetapi dapat juga yang telah dipahami siswa

atau dapat dibayangkan oleh siswa. Konteks bermanfaat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif

(39)

3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Siswa memiliki kebebasan dalam mengembangkan strategi pemecahan masalah, sehingga strategi yang digunakan dapat bervariasi. Dalam pembelajaran perlu sekali diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa, yang berupa ide, atau variasi jawaban, atau variasi cara pemecahan masalah. Kontribusi siswa tersebut dapat memperbaiki atau memperluas konstruksi yang perlu dilakukan atau produksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. Karakteristik yang ketiga ini tidak hanya membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa.

4) Interaktivitas

(40)

5) Keterkaitan (intertwining)

Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan. Sehingga konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah. Dalam pembelajaran matematika keterkaitan antara topik, konsep, operasi, dan sebagainya sangat kuat, sehingga dapat dimungkinkan adanya integrasi antara topik. Bahkan mungkin saja adanya keterkaitan antara matematika dan bidang pengetahuan lain.

4. Materi Sifat Bangun Ruang Sederhana Dan Hubungan Antar

Bangun Ruang

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD atau MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Treffers dkk (1987) menyatakan bahwa “Geometri is the study of the relationships among point, lines,

angels, surfaces, and solid”. Hal ini menunjukkan bahwa geometri

(41)

a. Pengertian Bangun Ruang

Mustaqim dan Astuty (2008: 207) menyatakan dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi sebuah bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan antara dua sisi bangun ruang. Titik sudut merupakan titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.

Gambar 2.1. Bagian-bagian bangun ruang

Menurut peneliti bangun ruang adalah bangun yang memiliki sisi, rusuk, dan titik sudut sebagai unsur pembangunnya. Bangun ruang yang digunakan oleh peneliti yaitu balok dan kubus. Peneliti menggunakan balok dan kubus karena disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2012/1013.

b. Pengertian Bangun Ruang Balok

(42)

A B C D

E F

G H

Gambar 2.2. Balok

Sisi, rusuk, dan titik sudut balok ABCD.EFGH di atas adalah: 1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

 Sisi ABCD  Sisi EFGH  Sisi ABGF  Sisi DCHE  Sisi ADEF  Sisi BCHG Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok. Sisi ABCD = Sisi EFGH

Sisi ABGF = Sisi DCHE Sisi ADEF = Sisi BCHG

2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

 Rusuk AB  Rusuk AF  Rusuk AD

 Rusuk CD  Rusuk DE  Rusuk EF

 Rusuk EH  Rusuk CH  Rusuk GH

 Rusuk FG  Rusuk BG  Rusuk BC

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang balok.

Rusuk AB = rusuk CD = rusuk EH = rusuk FG Rusuk AF = rusuk DE = rusuk CH = rusuk BG Rusuk AD = rusuk EF = rusuk GH = rusuk BC

A B

C D

E

F G

(43)

3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:  Tititk sudut A  Titik sudut E  Titik sudut B  Titik sudut F  Titik sudut C  Titik sudut G  Titik sudut D  Titik sudut H

Jadi, titik sudut pada bangun ruang balok ada 8 titik sudut. Sifat Bangun Ruang Balok

a) Memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi panjang b) Memiliki 8 titik sudut

c) Memiliki 12 rusuk (4 rusuk tegak, 4 rusuk samping, dan 4 rusuk panjang)

d) Memiliki 3 pasang sisi yang kongruen

c. Pengertian Bangun Ruang Kubus

Menurut Mustaqim dan Astuty (2008: 209) kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.

Gambar 2.3. Kubus H

C

B A

D

G

F

E

G

(44)

Sisi, rusuk, dan titik sudut Kubus ABCD.EFGH di atas adalah: 1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

 Sisi ABCD  Sisi EFGH  Sisi ABGF  Sisi DCHE  Sisi ADEF  Sisi BCHG Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.

Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang mempunyai ukuran sama.

2) Rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

 Rusuk AB  Rusuk AF  Rusuk AD

 Rusuk CD  Rusuk DE  Rusuk EF

 Rusuk EH  Rusuk CH  Rusuk GH

 Rusuk FG  Rusuk BG  Rusuk BC

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama. 3) Titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

 Tititk sudut A  Titik sudut E  Titik sudut B  Titik sudut F  Titik sudut C  Titik sudut G  Titik sudut D  Titik sudut H

Jadi, titik sudut pada bangun ruang kubus ada 8 titik sudut. Sifat-Sifat Bangun Ruang Kubus

(45)

c) Memiliki 12 rusuk

d) Memiliki 6 sisi yang kongruen

d. Pengertian Jaring-Jaring Bangun Ruang Balok dan Kubus

1) Pengertian Jaring-Jaring Balok

Jaring-jaring balok yaitu gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok (Mustaqim dan Astuty, 2008: 214).

Gambar 2.4. Macam-Macam Jaring-Jaring Balok

2) Pengertian Jaring-Jaring Kubus

(46)

Gambar 2.5. Macam-Macam Jaring-Jaring Kubus

B. Kerangka Berfikir

Materi bangun ruang atau geometri merupakan materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Hal tersebut disebabkan karena sifat bangun ruang menuntut siswa untuk membayangkannya (abstrak). Berdasarkan tingkat perkembangannya, siswa SD masih dalam tahap operasional konkret, dimana guru harus membawa materi yang dipelajari dalam konteks yang konkret atau yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga anak lebih mudah dalam memahaminya, karena materi telah dibawa oleh guru dalam konteks yang berhubungan dengan yang dijumpai siswa kehidupan sehari-harinya.

(47)

keras. Dalam pembelajaran yang menggunakan PMRI ini siswa akan lebih banyak bekerja sendiri dan bekerja dalam kelompok, sehingga suasana pembelajaran diharapkan akan lebih menyenangkan karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru di kelas.

(48)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif (Arifin, 2011: 54) adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel. Tujuan penelitian deskriptif adalah menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat daerah atau populasi tertentu.

(49)

Dalam penelitian kuantitatif di gunakan istilah sciensific paradigm (paradigma ilmiah). Penelitian kuantitatif (Kasriman, 2008)adalah penelitian yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan presentase, rata-rata kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain ciri penelitian kuantitatif adalah penelitian yang harus melibatkan diri pada perhitungan atau angka-angka.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti yaitu, sebagai berikut: 1. Mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri

2. Merevisi perangkat pembelajaran 3. Melakukan validasi

4. Melakukan uji keterbacaan kepada siswa

5. Melakukan implementasi perangkat pembelajaran geometri

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Mempelajari

produk perangkat pembelajaran

Merevisi perangkat pembelajaran

Melakukan validasi kepada dosen ahli

dan guru

Melakukan uji keterbacaan kepada siswa Implementasi

(50)

B. Setting Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV B Sekolah Dasar Negeri Krekah, Gilangharjo, Pandak Bantul, Yogyakarta. Dengan rincian jumlah siswa putra 7 anak dan jumlah siswa putri 8 anak.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu implementasi perangkat pembelajaran geometri dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) siswa kelas IV B Sekolah Dasar Krekah, Gilangharjo, Pandak Bantul, Yogyakarta. Jumlah siswa kelas IV B SD Krekah 15 anak.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Krekah, Gilangharjo, Pandak Bantul, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Krekah karena berdasarkan hasil observasi, guru di SD ini belum menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika sehingga peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan tersebut tersebut untuk menyelesaikan masalah yang terdapat di sekolah, khususnya dalam materi memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antara bangun.

C. Rencana Penelitian

(51)

1. Mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri

Pada langkah ini peneliti mempelajari terlebih dahulu produk perangkat pembelajaran geometri yang telah dihasilkan pada penelitian sebelumnya. Peneliti membaca, memahami, dan memberikan tanda-tanda pada perangkat pembelajaran geometri penelitian sebelumnya yang kurang sesuai dengan lingkungan sekolah yang akan digunakan sebagai penelitian.

2. Merevisi perangkat pembelajaran

Pada langkah merevisi ini setelah peneliti pada langkah sebelumnya mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri sebelumnya, peneliti melakukan revisi produk hasil perangkat pembelajaran geometri penelitian sebelumnya. Revisi dilakukan oleh peneliti berdasarkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk penelitian dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman siswa. Adapun perangkat pembelajaran yang direvisi oleh peneliti, antara lain:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Bahan Ajar

d. Lembar Kerja Siswa (LKS) e. Soal Evaluasi

3. Melakukan validasi

(52)

peneliti, langkah berikutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan uji validasi perangkat pembelajaran yang telah direvisi oleh peneliti tersebut. Peneliti melakukan uji validasi revisi perangkat pembelajaran geometri Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Soal Evaluasi kepada 2 (dua) dosen ahli dan 1 (satu) guru, mengggunakan lembar instrumen validasi perangkat pembelajaran yang telah disusun dan disediakan oleh peneliti.

4. Melakukan uji keterbacaan kepada siswa

Pada langkah ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan uji keterbacaan kepada siswa. Peneliti melakukan uji keterbacaan kepada 3 siswa kelas IV A di SD Krekah. Peneliti melakukan uji keterbacaan kepada 6 siswa dengan rincian 2 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan lebih, 2 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan sedang, dan 2 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan kurang. Adapun perangkat yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan uji keterbacaan kepada siswa, antara lain: Bahan Ajar, LKS, dan Soal Evaluasi yang telah direvisi oleh peneliti sesuai dengan lingkungan sekolah dan pengalaman-pengalaman siswa.

5. Melakukan implementasi perangkat pembelajaran geometri

(53)

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yang berupa observasi, wawancara kepada siswa, lembar validasi perangkat pembelajaran, dan angket uji keterbacaan kepada siswa.

Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran dengan guru berlangsung khususnya pada mata pelajaran matematika. Wawancara dilakukan kepada 3 siswa, 1 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan lebih, 1 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan sedang, dan 1 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan kurang. Wawancara tersebut dilakukan oleh peneliti setelah selesainya proses pembelajaran pada penelitian yang berlangsung selama 6 x pertemuan. Hasil wawancara dengan 3 siswa dapat terlihat pada lampiran 30.

(54)

rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator pada RPP. Lembar instrumen validasi perangkat pembelajaran terdapat pada lampiran 15.

Selain menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar instrumen validasi perangkat pembelajaran untuk dosen ahli dan guru, peneliti juga menggunakan angket untuk melakukan uji keterbacaan kepada siswa. Uji keterbacaan dilakukan oleh peneliti kepada perwakilan enam siswa yaitu, dua perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan lebih, dua perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan sedang, dan dua perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan kurang. Angket ini berisi mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar yang akan digunakan untuk penelitian. Adapun bahan ajar yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan uji keterbacaan tersebut, antara lain: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Soal Evaluasi. Siswa diminta untuk membaca dan mempelajari LKS dan Soal Evaluasi tersebut kemudian mengisi angket uji keterbacaan yang dibagikan peneliti kepada siswa. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil uji keterbacaan tersebut menggunakan cara: Sangat Setuju (SS) mendapatkan skor 4, Setuju (S) mendapatkan skor 3, Kurang Setuju (KS) mendapatkan skor 2, dan Tidak Setuju (TS) mendapatkan skor 1. Angket yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan uji keterbacaan terlampir pada lampiran 17.

E. Teknik Pengumpulan Data

(55)

kuantitatif diperoleh melalui kegiatan uji validasi perangkat pembelajaran dan angket uji keterbacaan siswa. Teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut (Sugiyono, 2011: 166) dalam bukunya, Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan observasi yang dilakukan kepada guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran dan situasi kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

2. Wawancara

Poewandari (1998) mengatakan bahwa wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan yang dilakukan antara pencari informasi dengan sumber informasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemahaman informal mengenai sesuatu hal baik itu pengalaman, perasaan, dan pemikiran individu.

(56)

Selain melakukan observasi, data juga dikumpulkan oleh peneliti melalui wawancara kepada 3 siswa setelah proses pembelajaran pada penelitian selesai.

Data kuantitatif dikumpulkan melalui kegiatan uji validasi perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh 2 dosen ahli dan 1 guru kelas. Hasil perhitungan validasi digunakan untuk memperoleh gambaran bahwa perangkat pembelajaran yang telah direvisi dari tahun sebelumnya sudah layak untuk digunakan. Selain itu, angket uji keterbacaan siswa dilakukan kepada 6 siswa. Hasil uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan digunakan untuk penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam bukunya (Arifin, 2011: 171) adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh peneliti dengan teknik pengumpulan data lain. Setelah data dikumpulkan peneliti menyajikan data yang berbentuk teks-naratif. Oleh karena itu, setiap data yang diperoleh harus dipahami oleh peneliti. Penyajian data digunakan untuk bahan menafsirkan dan mengambil simpulan.

Adapun analisis data yang digunakan oleh peneliti, sebagai berikut: 1. Analisis Data Kualitatif

(57)

lembar observasi karakteristik PMRI. Data tersebut diharapkan mampu menggambarkan keadaan kelas saat proses penelitian berlangsung dengan jelas dan kemunculan-kemunculan karakteristik PMRI pada proses pembelajaran penelitian yang berlangsung. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil wawancara dideskripsikan sesuai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi dan hasil angket uji keterbacaan siswa yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil validasi pada masing-masing perangkat pembelajaran kemudian dicari nilai ratanya. Hasil angket uji keterbacaan siswa kemudian dicari nilai rata-ratanya. Tabel kriteria penilaian hasil revisi perangkat pembelajaran sebagai berikut (Fatimah 2011, 171).

Tabel 3.1. Tabel tingkat validasi dan uji keterbacaan (Fatimah 2011, 171):

Angka Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi 4 3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik

3 2,50 < M ≤ 3,25 Baik

2 1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik 1 0,00- M ≤ 1,75 Tidak Baik

Keterangan:

M = Rata-rata aspek yang dinilai

(58)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Mempelajari Perangkat Pembelajaran Sebelumnya

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dari lanjutan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya merupakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development) produk yang berupa perangkat pembelajaran Matematika dengan pendekatan PMRI. Sebelum melanjutkan penelitian, peneliti mempelajari terlebih dahulu perangkat pembelajarannya. Penelitian sebelumnya diawali dengan melaksanakan analisis kebutuhan di kelas IV SD Kanisius Kalasan. Analisis kebutuhan tersebut dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen pembelajaran pada mata pelajaran matematika dibutuhkan untuk mengakomodasi pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

(59)

Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan menggunakan format yang telah di tetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Silabus yang disusun harus mengandung kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. Silabus ini dikembangkan dengan penjabaran dari 3 aspek indikator, yaitu indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut bertujuan untuk memfasilitasi munculnya karakteristik-karakteristik PMRI.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti sebelumnya menggunakan pendekatan PMRI. RPP disusun oleh peneliti menggunakan pendekatan PMRI dan proses pembelajarannya disusun dengan memunculkan kelima karakteristik PMRI. RPP yang disusun oleh peneliti menggunakan ketiga aspek indikator yaitu indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik. RPP yang telah disusun dilengkapi dengan bahan ajar yang mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Di dalam RPP peneliti juga melengkapinya dengan rubrik penilaian yang terdiri dari rubrik penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian sebelumnya, peneliti mengacu pada dua Kompetensi Dasar. Setiap Kompetensi Dasar dijabarkan oleh peneliti menjadi tiga kali pertemuan, setiap pertemuan satu RPP. Pada penelitian sebelumnya peneliti menyusun enam RPP dan enam kali pertemuan.

(60)

pedoman penyusunan soal-soal latihan dan soal evaluasi. Dalam penyusunan bahan ajar peneliti menggunakan gambar (bingkai) yang bertujuan supaya siswa lebih tertarik untuk mempelajari dan mudah memahami materi dan mendukung pengakomodasian karakteristik PMRI.

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun oleh peneliti pada penelitian sebelumnya menampilkan petunjuk dan pedoman kegiatan belajar siswa. Peneliti menyusun tiga LKS, LKS I berisi tentang identifikasi ciri dan sifat balok dan kubus, LKS 2 berisi tentang jaring-jaring kubus, dan LKS 3 berisi tentang jaring-jaring balok.

Kisi-kisi soal evalusi yang disusun oleh peneliti menampilkan indikator yang disesuaikan dengan RPP, nomor soal evaluasi, dan keterangan taraf kesukaran dan kriteria penilaian. Peneliti menyusun dua kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan untuk soal evaluasi pada pertemuan ke 3 dan pertemuan ke 6. Sedangkan kisi-kisi soal evalusi disusun berdasarkan indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disusun pada RPP.

Soal evaluasi disusun oleh peneliti berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya sesuai dengan materi yang telah diajarkan pada setiap pertemuan. Soal evaluasi akhir diberikan pada setiap akhir pertemuan tiap Kompetensi Dasar yang yang didasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disusun dan didasarkan pada materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

(61)

sudah mengakomodasi karakteristik PMRI. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh 2 dosen ahli dan 1 guru, peneliti masih melakukan revisi yang sesuai dengan masukan yang dituliskan dan diberikan pada tabel lembar validasi. Setelah melakukan revisi perangkat pembelajaran, peneliti melakukan uji keterbacaan di kelas IV SD Kanisius Kalasan.

Peneliti mengimplementasikan perangkatan pembelajaran yang telah disusun di kelas IV SD Kanisius Kalasan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan enam kali pertemuan dan menggunakan alokasi sebagai berikut.

Tabel 4.1. Alokasi Waktu Pada Perangkat Pembelajaran Penelitian Sebelumnya

Pertemuan Alokasi Waktu I 2 x 35 menit II 2 x 35 menit III 2 x 35 menit IV 2 x 35 menit V 2 x 35 menit VI 1 x 35 menit

B. Revisi Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan pada tujuan penelitian, peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian, yaitu mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri yang telah ada (penelitian sebelumnya), merevisi perangkat pembelajaran geometri, melakukan validasi kepada dua dosen ahli matematika dan satu guru matematika kelas IV di Sekolah Dasar (SD), melakukan uji keterbacaan kepada beberapa siswa kelas IV di SD Krekah, dan melakukan implementasi perangkat pembelajaran geometri kepada siswa kelas IV B di SD Krekah.

(62)
(63)

40 1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada silabus dan RPP penulis melakukan beberapa perbaikan diantaranya:

a. Mengubah kata siswa menjadi peserta didik karena jika siswa itu menunjuk kepada laki-laki tetapi jika peserta didik itu secara keseluruhan yang menunjuk siswa dan siswi.

b. Menambah nilai karakter yang diharapkan pada RPP. Revisi ini dilakukan oleh peneliti karena sekolah yang digunakan untuk penelitian menggunakan RPP berkarakter sehingga siswa diharapkan mampu mempunyai karakter yang dibentuk melalui kegiatan belajar. Karakter diharapkan dapat memperbaiki karakter peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.

c. Menambah kolom keterangan pada kegiatan pembelajaran supaya lebih mudah untuk meneliti kemunculan karakteristik-karakteristik PMRI.

(64)

41 e. Pada bagian tujuan pembelajaran tidak mengacu pada penulisan tujuan pembelajaran yang baik dengan menggunakan

Audience, Behavior, Condition, Degree (ABCD), sehingga pada penelitian ini diperbaiki dengan mengacu pada penulisan tujuan pembelajaran yang baik.

f. Beberapa revisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Revisi Identitas RPP

Bagian Pertemuan Penelitian Sebelumnya Revisi Alasan

Alokasi waktu

3 2 x 35 menit 1 x 35 menit Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengurangi alokasi waktu selama 35 menit. Revisi ini dilakukan karena jika 2 x 35 menit waktu akan tersisa banyak pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4 dan 5 2 x 35 menit 3 x 35 menit Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menambahkan waktu selama 1 jam pelajaran (35 menit). Revisi ini dilakukan karena pada pertemuan ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga membutuhkan waktu yang banyak dan peneliti menambah waktu selama 35 menit.

Tabel 4.3. Revisi Indikator Pembelajaran pada RPP dan Silabus

Bagian Pertemuan Penelitian Sebelumnya Revisi Alasan

Indikator Pembelajaran

1 Afektif

8.1.3. Menyampaikan

pendapatnya mengenai hasil identifikasi balok

Afektif

8.1.3.Menampilkan sikap percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya mengenai hasil

Peneliti merevisi indikator ini dengan mengubah formula struktur kalimat sehingga kalimat lebih efektif. Selain

(65)

42

Bagian Pertemuan Penelitian Sebelumnya Revisi Alasan

Indikator Pembelajaran

dengan percaya diri. identifikasi balok. ….” menggambarkan aspek psikomotorik, sedangkan percaya diri menggambarkan behavior sehingga diubah pada indikator ini yang menjadi kompetensi yang akan diukur guru

adalah sikap “percaya diri” dari siswa.

Psikomotorik

8.1.4. Terampil menggunakan media balok dalam mengidentifikasi sifat- sifatnya.

Psikomotorik

8.1.4. Menggunakan media balok dalam mengidentifikasi sifat-sifatnya dengan terampil.

Peneliti merevisi indikator ini dengan mengubah formula struktur kalimat sehingga kalimat lebih efektif. Selain

itu, kata “terampil” diawal kalimat pada

indikator psikomotorik bertujuan untuk lebih memperlihatkan bahwa indikator tersebut adalah indikator dari aspek psikomotorik.

2 Afektif

8.1.3. Menyampaikan

pendapatnya mengenai hasil identifikasi kubus dengan percaya diri.

Afektif

8.1.3. Menampilkan sikap percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya mengenai hasil identifikasi kubus.

Peneliti merevisi indikator ini dengan mengubah formula struktur kalimat sehingga kalimat lebih efektif. Selain itu, kata “menyampaikan pendapatnya

….” menggambarkan aspek

psikomotorik, sedangkan percaya diri menggambarkan behavior sehingga diubah pada indikator ini yang menjadi kompetensi yang akan diukur guru

adalah sikap “percaya diri” dari siswa.

Psikomotorik

8.1.4. Terampil menggunakan media kubus dalam mengidentifikasi sifat- sifatnya.

Psikomotorik

8.1.5. Menggunakan media kubus dalam mengidentifikasi sifat-sifatnya dengan terampil.

Peneliti merevisi indikator ini dengan mengubah formula struktur kalimat sehingga kalimat lebih efektif. . Selain

itu, kata “terampil” diawal kalimat pada

(66)

43

Bagian Pertemuan Penelitian Sebelumnya Revisi Alasan

Indikator Pembelajaran

lebih memperlihatkan bahwa indikator tersebut adalah indikator dari aspek psikomotorik.

3 8.1.1. Menentukan sifat-sifat balok dan kubus.

8.1.2. Menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.

8.1.3. Menyelesaikan evaluasi sifat-sifat balok dan kubus dengan jujur. 8.1.4. Menggambarkan balok

dan kubus dengan tepat.

Kognitif

8.1.1. Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat balok.

8.1.2. Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat kubus.

Afektif

8.1.3. Menampilkan sikap jujur dalam menyelesaikan evaluasi sifat-sifat balok dan kubus. Psikomotorik

8.1.4. Menggambarkan balok dan kubus dengan tepat.

Menambah keterangan aspek pada indikator, aspek tersebut antara lain: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ditambahkan oleh peneliti supaya lebih mudah untuk mengetahui indikator-indikator itu termasuk indikator aspek kognitif, afektif, atau psikomotorik. Selain itu, peneliti juga menyesuaikan dengan RPP yang disusun oleh sekolah yang digunakan untuk penelitian. Merevisi indikator dengan mengganti dan menambah indikator yang telah ada pada RPP, karena indikator yang ada pada RPP yang belum direvisi kurang sesuai dengan kegiatan yang ada di RPP. Pada kegiatan proses pembelajaran nampak tetapi pada indikator tidak tampak, sehingga peneliti menambahkan indikator yang belum ada pada RPP tetapi nampak pada kegiatan belajar.

4 Kognitif

8.1.5. Menjelaskan pengertian jaring-jaring bangun ruang.

Kognitif

8.2.1. Menjelaskan pengertian jaring-jaring bangun ruang. 8.2.2. Menjelaskan pengertian

(67)

44

Bagian Pertemuan Penelitian Sebelumnya Revisi Alasan

Indikator

pembelajaran muncul tetapi pada indikator tidak ada. Sehingga peneliti menambah satu aspek indikator kognitif yang nampak pada proses kegiatan belajar. Indikator ini ditambahkan supaya siswa mampu menjelaskan pengertian jaring-jaring kubus, tidak hanya pengertian jaring-jaring kubus saja.

Psikomotorik

8.2.5. Menggambarkan jaring-jaring kubus.

8.2.6. Membuat jaring-jaring kubus.

Psikomotorik

8.2.6. Menjiplak jaring-jaring kubus menggunakan media. 8.2.7. Menggambarkan

jaring-jaring kubus.

8.2.8. Membuat jaring-jaring kubus.

Revisi yang dilakukan oleh peneliti pada aspek psikomotorik yaitu dengan menambah satu indikator pada aspek psikomotorik, karena pada kegiatan proses pembelajaran muncul tetapi pada indikator tidak ada. Sehingga peneliti menambah satu aspek indikator psikomotorik yang nampak pada proses kegiatan belajar.

5 Kognitif

8.2.1. Mengidentifikasi jaring-jaring balok.

Kognitif

8.2.1. Menjelaskan pengertian jaring-jaring balok

8.2.2. Mengidentifikasi jaring-jaring balok.

Gambar

Gambar 2.1. Bagian-bagian bangun ruang
Gambar 2.2. Balok
Gambar 2.3. Kubus
Gambar 2.4. Macam-Macam Jaring-Jaring Balok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang Dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius Totogan Sleman.. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV dan mengetahui

Masalah kontekstual (nyata) dan tidak diawali dari sistem formal digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia

Wijaya (2012: 28) mengulas hubungan pendekatan RME dengan tiga macam proses sebagai berikut. 1) Kegiatan eksplorasi merupakan fokus karakteristik RME yang pertama yaitu

Masalah kontekstual (nyata) dan tidak diawali dari sistem formal digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia

supervisi klinik akan sebagai berikut: Pertama, pada saat pertemuan awal, supevisor mengklariikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan barangkali sambil bertanya kepada

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

Informasi lain yang diperoleh yaitu guru lebih kreatif memancing siswa untuk bertanya sehingga siswa lebih aktif selama tanya jawab, guru sudah memberikan