• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis dengan Faktor Risiko Osteoartritis.

Gambaran Pengetahuan Pasien Osteoartritis

Faktor Risiko Osteoartritis

• Usia

• Jenis Kelamin

• Obesitas/berat badan berlebihan

• Riwayat trauma

• Genetik/riwayat keleurga terdahulu

• Komplikasi dari penyakit lain

• Merokok

• Pekerjaan

(2)

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Faktor Risiko Osteoartritis

Faktor risiko adalah hal-hal atau variable yang terkait dengan peningkatan suatu risiko dalam hal penyakit tertentu. Juga disebut sebagai faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Antara faktor risiko osteoartritis adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, genetik, merokok, riwayat trauma, pekerjaan, dan penyakit lain.

a. Cara pengukuran:

Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan tentang faktor risiko osteoartritis.

b. Hasil pengukuran:

Hasil jawaban dari kuesioner yang telah dijawab oleh pasien penderita osteoartritis.

3.2.2. Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien penderita OA tentang faktor risiko OA.

a. Cara pengukuran:

Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan setiap pertanyaan yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. b. Hasil pengukuran:

Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat pengetahuan akan dikategorikan berdasarkan jumlah pertanyaan yang sudah dijawab dengan benar sebagai berikut:

• Baik : 16-20

• Cukup : 10-15

(3)

METODE PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan faktor risiko pada pasien Osteoartritis (OA) yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi tahun 2014. Pendektan yang digunakan pada desain penilitian ini adalah cross sectional study.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan. Dengan alasan terdapat banyak pasien Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi dan belum pernah ada penelitian tentang pengetahuan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi, Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sehingga November 2014 atau sampai jumlah sampel terpenuhi.

4.3. Populasi dan Sample 4.3.1. Populasi

(4)

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua pasien OA yang memenuhi kriteria inklusi dan esklusi dan bersedia mengikuti dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.

a. Kriteria insklusi : Pasien menderita Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan yang telah didiagnose dengan kreteria klinis, radigrafi dan telah diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam..

b. Kriteria eksklusi : Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan benar. Pasien yang buta huruf atau rabun dekat, tidak mengerti pertanyaan yang diberikan. Pasien dengan penyakit demensia.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan memberikan self administered questionnaires (kuesioner) kepada pasien sebanyak 20 soal. Pengisian

kuesioner dilakukan saat itu juga ketika peneliti melakukan kunjungan, agar dapat respon yang cukup baik. Kuesioner dijelaskan secara menyeluruh sampai benar-benar dimengerti dan dapat diisi secara benar-benar oleh responden sehingga memberikan kemudahan bagi responden dalam melakukan pengisian kuesioner secara tepat dan lengkap.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian untuk mendapatkan data dari responden berupa pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri.

4.5. Aspek Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan memberikan 20 pertanyaan kepada responden. Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada responden (Arikunto, 2009).

(5)

4.6. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari individu, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pengetahuan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).

4.7. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan dari kuesioner yang sudah diisi oleh responden, kemudian diolah secara manual dengan melalui langkah-langkah berikut:

1. Editing (pengeditan)

Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk menggambarkan masalah yang diteliti kemudian data dikelompokkan dengan aspek pengukuran.

2.Coding (pengkodean)

Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.

3. Entry Data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan komputer dengan menggunakan sistem atau program computer.

4. Tabulating (tabulasi)

(6)

menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Kemudian hasil dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

(7)

5.1.2. Data Demografi Responden

Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

(8)

Dari tabel 5.1.1. dapat dilihat data demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Hasil dari 100 orang responden mayoritas umur responden pada 51-60 tahun sebanyak 35 orang (35.0), pada jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang (59.0%) lebih banyak dibanding laki-laki 41 orang (41.0%), pada pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan S1 sebanyak 36 orang (36.0%) dan sebanyak 56 orang (56.0%) tidak bekerja.

5.1.3. Data Instrumen

Tabel 5.1.2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.

Gambaran Pengetahuan Pasien Frekuensi Persentase (%)

Baik

Berdasarkan tabel 5.1.2., 22.0% mempunyai pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok kedua terbesar dari total sampel dengan bilangan 22 orang.

Selain itu, sebanyak 62 orang mempunyai pengetahuan cukup mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok terbesar dari total sampel dengan persentase 62.0%.

(9)

Tabel 5.1.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia.

Pengetahuan Jumlah

Usia Baik Cukup Kurang F % f % f % f %

< 40 tahun 1 1.0 4 4.0 3 3.0 8 8.0 41-50 tahun 6 6.0 16 16.0 7 7.0 29 29.0 51-60 tahun 9 9.0 23 23.0 3 3.0 35 35.0 > 60 tahun 6 6.0 19 19.0 3 3.0 28 28.0 Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

Pada tabel 5.1.3. dapat dilihat gambaran hasil pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia mayoritas pada kelompok usia < 40 tahun (4.0%), kelompok usia 41-50 (16.0%), kelompok usia 51-60 (23.0%) dan kelompok usia > 60 (19.0%) dengan berpengetahuan cukup.

Tabel 5.1.4. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan jenis kelamin.

Pengetahuan Jumlah

Jenis Kelamin Baik Cukup Kurang F % f % f % f %

Laki-laki 14 14.0 22 22.0 5 5.0 41 41.0 Perempuan 8 6.0 40 40.0 11 11.0 59 59.0 Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

(10)

Tabel 5.1.5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pendidikan.

Pengetahuan Jumlah

Pendidikan Baik Cukup Kurang F % f % f % f %

SD 0 0.0 0 0.0 4 4.0 4 4.0 SMP 0 0.0 6 6.0 12 12.0 18 18.0 SMA 0 0.0 42 42.0 0 0.0 42 42.0 S1 22 22.0 14 14.0 0 0.0 36 36.0 Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

(11)

tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pekerjaan.

Pengetahuan Jumlah

Pekerjaan Baik Cukup Kurang F % f % f % f %

Tidak Bekerja 9 9.0 41 41.0 6 6.0 56 56.0 Wiraswasta 6 6.0 12 12.0 3 3.0 21 21.0 Lain-lain 7 7.0 9 9.0 7 7.0 23 23.0 Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

(12)

Tabel 5.1.7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.

NO Pertanyaan Jawaban

Benar Salah f % f % 1 Usia di atas 50 tahun adalah faktor risiko

osteoartritis.

60 60.0 40 40.0

2 Perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki.

73 73.0 27 27.0

3 Obesitas/ kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.

67 67.0 33 33.0

4 Benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis.

75 75.0 25 25.0

5 Faktor Genetik adalah faktor risiko osteoartritis.

28 28.0 72 72.0

6 Komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis.

67 67.0 33 33.0

7 Merokok merupakan faktor risiko osteoartritis

27 27.0 73 73.0

8 Pekerjaan Berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis

24 24.0 76 76.0

9 Kebiasaan Berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis.

12 12.0 88 88.0

(13)

perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki. Manakala 27 orang (27.0%) menjawab salah.

Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis dan 27 orang (27.0%) menjawab salah.

Sebanyak 75 orang (75.0%) menjawab benar bahwa benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis. Manakala sebanyak 33 orang (33.0%) menjawab salah.

Sebanyak 28 orang (28.0%) menjawab benar bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis dan 72 orang (72.0%) menjawab salah.

Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai 33 orang (33.0%) menjawab salah.

Sebanyak 27 orang (27.0%) menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis manakala 73 orang (73.0%) menjawab salah.

Sebanyak 24 orang (24.0%) menjawab benar bahwa pekerjaan berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis dan 76 orang (76.0%) menjawab salah.

(14)

5.2. Pembahasan

Pembahasan ini dilakukan bertujuan menggambarkan pengetahuan dan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis dengan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 62.0% manakala minoritas dengan pengetahaun kurang 16.0%. Pengetahuan seseorang tergantung kepada usia, pendidikan dan pekerjaan.

Faktor risiko adalah faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis yaitu faktor usia, jenis kelamin, obesitas, riwayat trauma, genetik, komplikasi dari penyakit lain, merokok, pekerjaan dan kebiasaan berolahraga.

Umur merupakan variabel utama yang mempengaruhi pengetahuan.Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas 35.0% dengan usia 51-60 tahun dan minoritas berusia kurang dari 40 tahun 8.0% dan kedua-duanya memiliki pengetahuan yang cukup.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Notoadmodjo (2005) menyatakan bahwa, dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Semakin bertambah usia semakin berkembang pola pemikiran sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.Dari hasil penelitian ditemukan mayoritas responden berpendidikan SMA 42.0% dan minoritas berpendidikan SD 4.0%. Hal ini sesuai dengan penelitian Erfandi (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah untuk mendapatkan dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang itu cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.

(15)

tidak bekerja dan minoritas bekerja sebagai wiraswasta (21.0%).

Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang usia diatas 50 tahun adalah faktor risiko osteoartritis mayoritas menjawab benar. Dari data demografi mayoritas responden berusia 51-60 tahun dan minoritas responden berusia kurang dari 40 tahun yang menderita osteoartritis. Berdasarkan hasil penelitian dari Rita (2014) memperlihatkan bahwa dari 25 pasien dengan mayoritas berusia 51-60 tahun sebanyak 56.0%.

Hal ini disebabkan oleh proses degeneratif. Pada usia lanjut, terjadinya perubahan dari kalogen dan penurunan sintesis proteoglikan yang menyebabkan tulang dan sendi rentan terhadap tekanan dan kekurangan elastisitas sendi. Terjadinya reaksi inflamasi pada proses degenerasi dari sendi (Robert, 1999).

Selain dari faktor usia, faktor jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya osteoartritis. Pada hasil penelitian mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 59.0% dibandingkan dengan laki-laki 41.0%. Manakala pada hasil distribusi jawaban responden mendapatkan sebanyak 73 orang (73.0%) menjawab benar bahwa perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki. Osteoartritis lebih sering terjadi pada perempuan yang sudah menopause karena kurangnya hormon estrogen yang memegang peranan penting dalam faktor risiko osteoartritis walaupun mekanisme kerjanya belum dapat diketahui dengan jelas namun hormon estrogen dapat menurunkan endapan lemak dalam tubuh (Stacy, 2007).

Dari hasil penelitian Nur Aini (2009), menunjukan bahwa pada individu obesitas mempunyai 4,9 kali risiko yang lebih besar untuk memiliki osteoartritis. berat badan berlebihan akan menambahkan kerja pada sendi terutama pada sendi-sendi penompang berat badan seperti sendi-sendi lutut. Hal ini disebabkan tulang rawan yang tipis. Dari hasil penelitian sebanyak 67 orang menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.

(16)

kerusakan yang permenen pada sendi maka kerusakan tersebut akan merubah struktur biokimia pada sendi dan akan menambahkan tekanan. Kerusakan pada sendi katrilago dan struktur sendi disebabkan fraktur atau kerobekan ligamen.

Sebanyak 72 orang menjawab salah bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis. Dari hasil penelitian Iwayan (2009), mayoritas 55 orang memiliki keturunan rematik. Faktor genetik berperan terhadap terjadinya osteoartritis karena adanya mutasi genetik yaitu gen Ank.

Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai 33 orang (33.0%) menjawab salah. Komplikasi dari penyakit lain seperti penyakit metabolik yaitu diabetes mellitus dapat memicu terjadinya osteoartritis. Pasien dengan osteoartritis memiliki resiko tinggi unuk memiliki resistensi insulin. Gangguan dalam proses glukosa disebabkan oleh inflamasi pada perifer (YI Kasjmir, 2011).

Sebanyak 27 orang menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis. Menurut penelitian Amin (2006), menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan osteoartritis. Laki-laki yang merokok mempunyai risiko yang lebih tinggi berbanding laki-laki yang tidak merokok. Merokok menyebabkan tulang rawan menjadi tipis. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah sehingga menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan menghambat pembentukan tulang rawan.

(17)

salah bahwa kebiasaan berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis. Kebiasaan olahraga juga merupakan faktor risiko osteoartritis. Walaupun olahraga adalah aktivitas untuk meningkatkan kesehatan jika melakukan olahraga terlalu berat yang sentiasa menggunakan kekuatan sendi pada lutut atau tangan akan

(18)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan data hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis.

6.1. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis dari 100 responden sebagian besar

berpengetahuan cukup namun ada juga yang berpengetahuan kurang.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Penelitian

Membuat penelitian yang lebih banyak tentang osteoartritis supaya prevalensi penderita osteoartritis menurun.

6.2.3. Bagi Masyarakat

Mencari tahu tentang penyakit yang diderita agar masyarakat mencegah dari terjadinya komplikasi.

6.2.4. Bagi Rumah Sakit

Gambar

Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden yang
Tabel 5.1.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis
Tabel 5.1.5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis
Tabel 5.1.6. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelompok umur yang terbanyak melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT pada pasien dengue dewasa adalah 21-40 tahun yaitu sebanyak 9 orang

Jika dilihat dari aspek tanggung jawab yang terdapat dalam empat belas indikator kepuasan pasien pada pernyataan kuesioner, maka pada tingkat puas 67 orang responden (85%)

Gambaran Asupan Makan Pasien dengan Kadar Glukosa darah Pada pasien. Diabetes mellitus tipe II

Diketahuinya gambaran kepuasan pasien pada pelayanan rawat jalan di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 dilihat dari dimensi tangibles.. Diketahuinya gambaran

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki karakteristik berjenis kelamin laki-laki, pada kelompok usia 26-45 tahun, tidak bekerja,

Gambaran Risiko Trombosis Vena Dalam Berdasarkan Kriteria Wells pada Pasien Kanker di RSUP. Haji

Dinata, Cintya Agreayu, Yuliarni Safrita dan Susila Sastri, 2013, Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok

Simpulan penelitian ini ialah mayoritas pasien tuberkulosis paru dengan diabetes melitus ditemukan pada perempuan dengan kelompok usia 46-55 tahun.. Gambaran foto toraks yang paling