• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RE (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE

PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Brigida Arie Minartiningtyas

08.51.0040

kepada

SEKOLAH PASCASARJANA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

(2)
(3)

3

THE SUCCESS MODEL OF THE APPLICATION OF ENTERPRISE RESOURCE

PLANNING (ERP) AT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF BALI

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Brigida Arie Minartiningtyas1, M. Suyanto2, M. Rudyanto Arief3 Program Studi Magister Teknik Informatika

,

STMIK AMIKOM Yogyakarta

ABSTRACT

This research aims to discover the factors that influence the success of the implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and McLean information systems.

The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN (Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295 count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and SAP information quality positively influences each other significantly with the path coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and significantly with the path coefficient of 0.92.

Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved.

Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone and McLean model

1

Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta

2

Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta

3

(4)

4

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi kesuksesan bisnis suatu perusahaan.

Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam sekumpulan sistem yang terdiri atas sistem informasi dan infrastruktur pendukungnya.

Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar.

Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.

Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di perusahaannya.

Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib, dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China, berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan.

(5)

5

Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang dilakukan PT PLN (Persero).

Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak

perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero) memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP.

Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang

membantu pekerjaan penerapan sistem. Setelah sistem SAP diterapkan, manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP (dalam hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?

2. Bagaimana model kesuksesan penerapan ERP yang sesuai dengan penerapan di PTPLN (Persero) Distribusi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model sukses penerapan ERP yang sesuai.

2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

2.1 Tinjauan Pustaka

Sari (2008) melakukan penelitian terhadap penerapan ERP di perusahaan PT Chevron Pasific Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa user memberikan suatu bentuk acceptance terhadap sistem ERP, model penelitian mengacu dan berpatokan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Produk ERP yang digunakan adalah JD.Edward EnterpriseOne

(6)

6

Ramadhanny (2005) melakukan penelitian pada industri cor logam di Klaten (PT Sinar Semesta). Tujuan utama penelitian tersebut adalah melakukan pengkajian penerapan sistem ERP pada perusahaan dan proses bisnis serta sistem informasi pada perusahaan cor logam. Hasilnya adalah berupa perancangan sistem informasi terintegrasi dengan menggunakan ERP.

Muddasir (2008) melakukan penelitian terhadap pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Menteng Tiga yang menggunakan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam menjalankan tugas sehari-hari. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang menunjang kesuksesan penerapan SIDJP. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) yang dimodifikasi dengan menambahkan konstruk kualitas pelayanan (service quality) serta menghilangkan konstruk penggunaan (use) dan dampak organisasi (organizational impact) dari model.

Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP dalam hal ini penerapan SAP. Model sukses penerapan SAP dalam penelitian ini mengadopsi model DeLone dan McLean (2003). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak

Analysis of Moment Structures (AMOS). Adapun perusahaan yang akan menjadi

objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) System

Definisi

Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.

SAP

(7)

7

2.2.2 Model Dasar Kesuksesan Teknologi Informasi

DeLone dan McLean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni (model yang lengkap tetapi sederhana) yang mereka sebut dengan nama Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model). Dari kontribusi beberapa penelitian sebelumnya dan akibat perubahan peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang DeLone dan Mclean (2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M Diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Model yang diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut.

1. Kualitas Sistem (System Quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri.

2. Kualitas Informasi (Information Quality) mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) awalnya digunakan di penelitian pemasaran (marketing). Penelitian-penelitian sistem informasi yang memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) ke dalam model D&M meminjamnya dari penelitian pemasaran.

4. Penggunaan Informasi (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima.

5. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi.

6. Manfaat Bersih (Net Benefits) merupakan penggabungan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Dampak individual (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai. Sedangkan dampak organisasi (organizational impact) merupakan impak dari informasi terhadap kinerja organisasi.

2.2.3 Structural Equation Modelling (SEM)

Structural equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode

statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta model persamaan simultan (simultaneous equation modelling).

Observed Variabel (Manifest) dan Unobserved Variabel (Latent)

(8)

8

manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur

langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau konstruk).

Latent Variabel

Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen) dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel independen, sedangkan kosntruk endogen adalah semua variabel dependen.

3. Metodologi Penelitian

3.1 Bahan Penelitian

Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data primer dan data sekunder.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber data pertama.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media massa dan situs internet (website).

3.2 Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sebagai alat untuk mengukur dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan Enterprise Resource Planning (dalam hal ini adalah penerapan SAP) di PT. PLN

(9)

9

3.3 Jalan Penelitian

3.3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Cluster Sampling. Anggota populasi yang dipilih menjadi sampel adalah manager dan staf yang menjadi pengguna SAP di PT PLN Distribusi Bali yang berjumlah 70 orang.

3.3.2 Analisis Dengan SEM

1. Model Berbasis Teori

Model untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dibuat dengan mengadopsi teori model sukses sistem informasi DeLone dan Mclean (2003), namun kemudian disederhanakan agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1 Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali Adapun hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut.

H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit. H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit.

H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi. 2. Variabel dan Indikator Penelitian

(10)

10

1) Kualitas Sistem

Tabel 1

Kode Indikator Sumber

KS1 Isi basis data Emery (1971)

KS2 Kemudahan dipelajari Belardo, Karwan, dan Wallace (1982) KS3 Keluwesan sistem Bailey dan Pearson (1983)

2) Kualitas Informasi

Tabel 2

Kode Indikator Sumber

KI1 Kepahaman King dan Epstein (1983) KI2 Akurasi Bailey dan Pearson (1983) KI3 Ketepatwaktuan Mahmood (1987)

3) Net Benefit

Tabel 3

Kode Indikator Sumber

NB1 Peningkatan produktivitas individual Crawford (1982) NB2 Pengurangan biaya operasional Rivard dan Huff (1984) NB3 Efektivitas organisasional Irvine, Danziger (1977)

3. Identifikasi Model (Model Identification)

Menurut Santosa (2007) estimasi dan penilaian model dapat dilakukan jika mempunyai nilai degree of freedom positif. Dengan demikian besaran degree of freedom (df) perlu diketahui karena menentukan apakah sebuah

model layak diuji atau tidak.

4. Menguji Model (Model Testing & Model Estimation)

Dari pengujian measurement model, diharapkan akan diperoleh keeratan hubungan antara indikator dengan konstruknya dan memperoleh sejumlah korelasi yang menunjukkan hubungan antar konstruk.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diagram Alur

(11)

11

Gambar 2 Full model struktural

Model yang baik sangat dipengaruhi oleh validitas indikator dan reliabilitas konstruk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas terhadap model tersebut.

1. Uji Validitas

Validitas diuji melalui analisis faktor konfirmatori. Jika loading factor dari indikator > 0,50 indikator tersebut valid (Ghozali, 2007:135).

Tabel 4 Standardized regression weights Estimate Net Benefit <--- Kualitas Sistem ,535 Net Benefit <--- Kualitas Informasi ,519 KS1 <--- Kualitas Sistem ,536 KS2 <--- Kualitas Sistem ,634 KI3 <--- Kualitas Informasi ,741 KI2 <--- Kualitas Informasi ,750 KI1 <--- Kualitas Informasi ,862 NB1 <--- Net Benefit ,505 NB2 <--- Net Benefit ,638 NB3 <--- Net Benefit ,627 KS3 <--- Kualitas Sistem ,705

Berdasarkan Tabel 4 di atas ternyata loading factor dari semua indikator tidak ada yang lebih kecil dari 0,50. Dengan demikian, maka semua indikator dinyatakan valid dan proses evaluasi model dapat dilanjutkan.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang dipakai akan dianggap reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1978). Tabel 5 berikut menunjukkan output hasil uji

reliabilitas dari masing-masing konstruk.

Tabel 5 Nilai reliabilitas setiap konstruk

Variabel Nilai Cronbach’s Alpha Keterangan

Kualitas Sistem 0,647 Baik Kualitas Informasi 0,823 Baik

(12)

12

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur masing-masing konstruk penelitian dapat dinyatakan handal atau reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas nilai kritis yakni 0,60.

4.1.2 Identifikasi Model

Identifikasi berkaitan dengan apakah tersedia cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan struktural.

1. Degree of Freedom (Df)

Dari hasil pengujian menggunakan AMOS didapat nilai Df sebesar 24 yang berarti bahwa df mempunyai nilai positif, sehingga pengujian pada model dapat dilakukan.

2. Uji Normalitas

Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka cr skweness atau cr kurtosis ada di antara -2,58 atau di atas +2,58.

Tabel 6 Assesment of normality

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. KS3 2,000 4,000 ,058 ,198 ,675 1,152 NB3 2,000 4,000 ,092 ,314 ,468 ,800 NB2 2,000 4,000 -,006 -,022 -,082 -,140 NB1 2,000 4,000 ,010 ,033 -,096 -,164 KI1 2,000 4,000 ,113 ,387 ,271 ,462 KI2 2,000 4,000 ,163 ,555 ,217 ,371 KI3 2,000 4,000 -,006 -,021 -,082 -,141 KS2 2,000 4,000 -,014 -,047 -,198 -,338 KS1 2,000 4,000 ,036 ,124 ,169 ,289 Multivariate ,035 ,010

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6, ternyata nilai critical ratio skewness dari semua indikator berada di dalam rentang ± 2,58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari semua indikator berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan.

3. Uji Outlier

a) Univariate Outlier

(13)

13

b) Multivariate outlier

Dalam penelitian ini digunakan 9 indikator, oleh karena itu semua kasus yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari 2 (9,

0,001) = 27,877 adalah outlier multivariate. Dari hasil pengujian didapat nilai mahalonobis yang tertinggi adalah 18,616. Nilai tersebut masih di bawah 27,877, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multivariate outlier.

4.1.3 Uji Keseuaian Model (Goodness of Fit)

Uji kesesuaian model menunjukkan model ini dapat diterima atau ditolak.

Tabel 7 Indeks kesesuaian (goodness of fit indices)

Goodness of Fit Cut off Value Hasil Model Keterangan

Dearajad bebas, Df 24 Chi-square Diharapkan

kecil (lebih kecil dari chi-square tabel)

30,295 Dengan Df 24, chi-square hitung Significance probability ≥ 0,05 0,175 Baik

GFI ≥ 0,90 0,919 Baik

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kriteria pengujian menunjukkan hasil yang baik. Dengan demikian maka model tersebut dapat diterima.

4.1.4 Uji Kausalitas (Regression Weights)

(14)

14

Tabel 8 Regression weights

Estimate S.E. C.R. P Label Net Benefit <--- Kualitas Sistem ,517 ,260 1,989 ,047 par_7 Net Benefit <--- Kualitas Informasi ,347 ,155 2,230 ,026 par_8 KS1 <--- Kualitas Sistem 1,000

KS2 <--- Kualitas Sistem 1,274 ,370 3,439 *** par_1 KI3 <--- Kualitas Informasi 1,000

KI2 <--- Kualitas Informasi ,916 ,156 5,857 *** par_2 KI1 <--- Kualitas Informasi 1,069 ,165 6,473 *** par_3 NB1 <--- Net Benefit 1,000

NB2 <--- Net Benefit 1,296 ,363 3,568 *** par_4 NB3 <--- Net Benefit 1,153 ,326 3,536 *** par_5 KS3 <--- Kualitas Sistem 1,233 ,343 3,592 *** par_9

4.1.5 Interpretasi dan Modifikasi Model

Jika nilai standardized residual covariance matrix lebih kecil dari 2,58, maka model tersebut dapat diterima. Dari hasil pengolahan AMOS ternyata tidak ada nilai residual standar yang lebih besar dari 2,58 maka model pada Gambar 2 dapat diterima atau model tersebut tidak perlu dimodifikasi

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Hubungan Konstruk Eksogen dan Endogen

Hasil output pada program AMOS dapat dilihat pada Tabel 8 yang sudah ditampilkan sebelumnya. Dua baris pertama (pada kolom P) dari output menjelaskan hubungan antar konstruk. Nilai tersebut sudah dibawah 0,05 dengan demikian memang ada hubungan yang nyata antara konstruk kualitas sistem dengan konstruk net benefit demikian pula antara konstruk kualitas informasi dengan konstruk net benefit.

Menurut Santosa (2007) angka korelasi cut off (standar) pada prakteknya tidak ada pedoman yang pasti. Namun angka di atas 0,5 pada umumnya dijadikan acuan adanya keeratan antara dua variabel. Jika dilihat pada Tabel 4 yang telah ditampilkan sebelumnya terlihat bahwa dua angka korelasi pada dua baris pertama sudah di atas 0,5. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang erat di antara konstruk kualitas sistem dan kualitas informasi dengan net benefit.

4.2.2 Analisis Hubungan Antar Konstruk Eksogen

(15)

15

Gambar 3 Estimasi covariances dan correlations

Pada model hanya ada satu kovarians, yaitu hubungan dua variabel eksogen kualitas sistem dengan kualitas informasi. Hubungan tersebut mempunyai angka P sebesar 0,005 yang berarti ada hubungan yang nyata antara kualitas sistem dengan kualitas informasi.

Angka korelasi yang ditunjukkan pada Gambar 3 sebesar 0,658 menunjukkan hubungan tersebut cukup erat. Sedangkan arah hubungan adalah positif, karena tidak adanya tanda negatif (tanda”-“) pada angka 0,658. Dengan demikian, hubungan keduanya adalah searah, yang berarti semakin tinggi kualitas sistem SAP akan semakin tinggi pula kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP tersebut.

4.2.3 Analisis Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antar variabel ditunjukkan secara lengkap dalam Tabel 9.

Tabel 9 Hasil uji hipotesis

Hipotesis Variabel

Net Benefit 0,53 0,047 Signifikan

H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit

Kualitas Informasi

Net Benefit 0,52 0,026 Signifikan

H3 : kualitas sistem

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis koefisien jalur seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9 Hasil analisis jalur dengan (path coefficient) secara langsung dengan koefisien path standardized membuktikan bahwa:

(16)

16

2. Kualitas informasi SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,52 dan p-value = 0,026 3. Kedua variabel independen yakni kualitas sistem dan kualitas informasi SAP

saling mempengaruhi secara positif signifikan dengan koefisien jalur adalah 0,66 dan p-value = 0,005.

Sedangkan berdasarkan hasil estimasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 Nilai z1 sebesar 0,92 menunjukkan bahwa secara agregat kualitas sistem dan kualitas informasi secara bersama-sama mempengaruhi net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan 70 responden pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali, didapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Model sukses penerapan ERP (dalam hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali yang diusulkan dipengaruhi tiga konstruk, yaitu: kualitas sistem, kualitas informasi dan net benefit.

2. Net benefit (manfaat) penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas informasi.

3. Kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP saling mempengaruhi.

4. Secara agregat kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP secara bersama-sama mempengaruhi net benefit yang dapat diperoleh PT PLN (Persero) Distribusi Bali atas penerapan ERP dengan koefisien jalur sebesar 0,92.

5. Semua indikator yang dipilih, dapat menjelaskan semua variabel yang ada, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Kualitas dari sistem SAP menurut pengguna SAP di PT PLN (Persero)

Distribusi Bali dapat dijelaskan oleh isi basis data (dengan bobot point 0,54), kemudahan dipelajari (dengan bobot point 0,63) dan keluwesan sistem (dengan bobot poin 0,70).

b. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP di PT PLN (Persero)

(17)

17

c. Penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dapat memberi net benefit

(manfaat), hal ini dapat dijelaskan dengan indikator peningkatan produktivitas individual (dengan bobot poin 0,51), pengurangan biaya operasional (dengan bobot poin 0,64) dan efektivitas organisasional (dengan bobot poin 0,63).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Model kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali ini bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan ERP (dalam hal ini adalah SAP) untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan.

2. Agar mendapatkan manfaat yang lebih dari penerapan SAP, kualitas informasi yang dihasilkan sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali perlu ditingkatkan terutama dengan meningkatkan akurasi data dan ketepatan waktu dari informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP. Demikian pula untuk kualitas sistem walaupun nilai estimasi terhadap manfaat penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali sudah cukup baik dan lebih besar dibandingkan kualitas informasi, namun unsur isi basis data dan kemudahan dipelajari masih tetap harus ditingkatkan guna memperoleh manfaat yang lebih maksimal lagi.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperluas cakupan di seluruh area PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia bukan hanya di Distribusi Bali saja. Dengan jumlah responden yang semakin besar diharapkan akan diperoleh data dan model yang semakin valid untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero).

DAFTAR PUSTAKA

Anggrainingsih, Rini. 2008. Model Kesuksesan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) Pada Perusahaan PT Apac Inti Corpora Untuk Pabrik Spinning II di Bawean. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arbuckle, James L. 2007. Amos 16.0 User’s Guide. United States of America: Amos Development Corporation.

DeLone, W; & McLean, E. 1992. Information System Success: The Quest for the Dependent Variable. The Institute of Management Science.

_____________________. 2002. Information System Success Revisited. Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on System Science. IEEE Computer Society.

(18)

18

Ulasan Fitur Berbagai Software ERP Terkemuka). Bandung: Informatika Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

____________. 2007. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jogiyanto, H.M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Muddasir, Ahmad. 2008. Analisis Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Menteng Tiga). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Nugraha, Didin. 2003. Mengenal Sistem Teknologi Informasi. http://

Radityo, Dody; & Zulaikha. Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X.

Rawasti, Gustini. 2007. Evaluasi Keberhasilan Penerapan SAP R/3 di Lingkungan PT. Pertamina (Persero). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Santosa, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sari, Rika Perdana. 2008. Model Kesuksesan Penerapan Enterprise Resource Planning di Perusahaan CPI Dengan Pendekatan Model UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, M; Rosidi, A; & Rudyanto Arief, M. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Tesis dan Tesis Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta. Yogyakarta: MTI STMIK Amikom Yogyakarta

Desember 2009, pukul 13.15 WIB

Gambar

Gambar 1  Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Tabel 2
Tabel 5 Nilai reliabilitas setiap konstruk
Tabel 6 Assesment of normality
+4

Referensi

Dokumen terkait

NRR persyaratan pelayanan 2.93 atau Baik, yang berarti persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

IJMWXSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA. 1995.. PENGARUH BEBERAPA

Berdasarkan Observasi peneliti pada kelas VII MTs Nurul Islam tersebut, permasalahan yang dialami oleh peserta didik adalah kurangnya kemampuan siswa dalam

Kantor kesehatan hewan di Kanada melaporkan bahwa pada kurun waktu antara tahun 2002 sampai 2005 di negara tersebut, subtipe H3, H5 dan H6 beredar pada unggas peliharaan dan H3,

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan akhir periode sebesar Rp1,47 triliun diberikan kepada 44.484 debitur yang tersebar di wilayah Kaltim kecuali

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kekuatan tumpu baut dengan menggunakan baut berdiameter 10 mm pada 3 jenis kayu yaitu kayu Sengon, kayu Akasia dan kayu

I RIZKY SOFIA VIOLITA DOLAROSA SMKN 1 BANYUWANGI II HOTIM RISKI AMALIYAH SISKA NANDA SMAN 1 WONGSOREJO III CICI FARISTA TRI RATNA AMBARWATI SMAN 1 GENTENG. REGU