• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat sifat rasul dan pembagiana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sifat sifat rasul dan pembagiana"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Sifat – Sifat Rasul Allah dan Pembagianya

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah

: Tauhid

Dosen

: As’ad Badar. MA

Jurusan

: Tarbiyah - PAI ( )

Di susun Oleh

Kelompok ( )

M. Kurnia Junaidi

Nurhidayah Lubis

Nurul Amalia

Nur Bayti

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH

MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Tauhid yang membahas “Sifat –Sifat Rasul Allah dan Pembagianya ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dosen mata kuliah Tauhid Bapak AS’AD BADAR. MA yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

(3)

Tanjung Pura,Oktober , 2016

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Rumusan Masalah...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Sifat Wajib Rasul...2

B. Sifat Mustahil...4

C. Sifat Jaiz Rasul...6

BAB III...9

PENUTUP...9

A. Kesimpulan...9

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasul merupakan seorang hamba Allah SWT dengan jenis kelamin

laki-laki yang mendapatkan wahyu dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan atau

menyebarkan wahyu kepada umat- NYA Rasul berbeda dengan nabi, Nabi

merupakan hamba Allah yang mendapatkan Wahyu dari Allah namun tidak

diperintahkan untuk menyebarkan wahyu kepada Umat manusia.

Para nabi dan Rasul utusan Allah mempunyai sifat Wajib dan 4 sifat

mustahil selain itu juga memiliki 1 sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat yang harus

dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai utusan Allah. Sedangkan sifat mustahil

yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan Rasul utusan Allah. Berikut

ini merupakan beberapa sifat wajib dan sifat mustahil bagi nabi dan Rasul lengkap

dengan dalil dan artinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Sifat Wajib Rasul?

2. Apa saja Sifat Mustahil Bagi Rasul?

3. Apa yang dimaksud dengan sifat Jaiz rasul?

C. Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui apa saja Sifat Wajib Rasul.

2. Untuk mengetahui apa saja Sifat Mustahil Bagi Rasul.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Wajib Rasul

1. Siddiq

Siddiq artinya benar. Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul

adalah benar, Seorang Nabi dan Rasul mustahil seorang pembohong. Karena

setiap perkataan dan perbuatan mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Nabi

dan Rasul bersifat benar baik dalam ucapan maupun tingakah laku perbuatannya.

Seperti dalam QS Maryam ayat 41 yang berbunyi :

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab

(al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang

nabi.” (Q.S. Maryam ayat 41)

Surah tersebut merupakan bukti kebenaran dalam peristiwa ketika Nabi

Ibrahim as berkata kepada ayahandanya merupakan perkataan yang benar. Apa

yang disembah oleh ayah beliau (Nabi Ibrahim) merupakan sesuatu yang tidak

memberi manfaat dan tentunya mudarat, jauhilah.

2. Al-Amanah

Al-amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan Rasul merupakan umat yang

(7)

wahyu Allah. Hal tersebut terdapat dalam surah Q.S. asy-Syu’ara ayat 106-107

berikut ini:

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu

tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus)

kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’ara ayat 106- 107)

Surah tersebut merupakan salah satu bukti ketika terdapat peristiwa pada

saat kaum Nabi Nuh as mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. Dan

Allat SWT, mengaskan bahwa Nabi Nuh as, merupakan orang yang terpercaya

(amanah).

3. At-Tabligh

At-Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul selalu

menyampaikan wahtu kepada umat-NYA, tidak satupun ayat yang disembunyikan

oelh Rasul kepada umat-NYA. Disebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi

Talib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau terdapat dalam

al-Qur’an, beliau pun menegaskan bahwa

“Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang

disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.” Penjelasan ini

(8)

Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.

Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak

menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)

manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”

(Q.S. al-Maidah ayat 67)

4. Al-Fatanah

Alfatanah berarti Cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nabi dan rasul

terlihat pada peristiwa ketika terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di

Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendaknya masing-masing untuk

meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu Hitam) diatas Ka’bah, dan Rasulullah SAW,

menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung

dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya, dan mereka

semua mengangkat kain tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa

cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW.

B. Sifat Mustahil

1. Al-kidzib

Al-kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan Rasul dalam berkata

(9)

tidak pernah berbohong atau berdusta. Sperti dalam Surah Q.S an-Najm ayat 2-4,

berikut ini:

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah

yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an)

adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm ayat 2-4)

2. Al-Khianah

Al-Khianah berati tidak dapat dipercaya atau berkhianat. Nabi dan Rasul

mustahil memiliki sifat khianat, setiap perkataannya selalu dapat dipercaya.

Seperti dalam surah Q.S al-An’am ayat 106. Berikut ini.

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada

Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’am

ayat 106)

3. Al-kitman

Al-kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan

kebalikan dari sifat al-tabligh. Dalam surah Q.S. al-An’am ayat 50 dijelaskans

(10)

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa

perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku

tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti

apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta

dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S.

al-An’am ayat 50)

4. Al-Baladah

Al-Baladah berarti Bodoh. Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat

baladah. Para nabi dan Rasul merupakan merupakan manusia pintar yang dipilih

oleh Allah SWT untuk mendapatkan dan menyampikan wahyu untuk umat

manusia. Hal tersebut dibuktikan dalam surah Q.S al- A’raf ayat 199 sebagai

berikut:

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta

janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’raf ayat 199)

C. Sifat Jaiz Rasul

Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul

sebagai seorang manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan

(11)

biasa. Sifat tersebut antara lain adalah seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih,

senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal

dunia karena mereka adalah seorang manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

ننووببرنشوتن اممنمم ببرنشوين ون هبنومم ننوولبكبأوتن اممنمم لبكبأوين موكبلبثوممم ررشنبن لمنإم آذنهن امن

Artinya : “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan

seperti apa yang kamu makan dan ia minum seperti apa yang kamu minum.”

(Al-Mu’minun: 33).

Di ayat yang lain Allah SWT berfirman:

قماونسولنا ىفم ننووشبموين ون مناعنطمنلا ننوولبكبأوينلن موهبنمنأن لمنإم ننيولمسنرومبلوا ننمم كنلمبوقن نومم اننلوسنروأن آمنون

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu melainkan

mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (Al-Furqon:

20).

Dengan memiliki empat karakteristik sifat wajib tadi, maka seakan-akan

Rasul adalah seorang manusia sempurna tanpa cela. Namun menjadi Rasul bukan

berarti harus meninggalkan segala sifat kemanusiaan dan juga dorongan-dorongan

naluriah yang dimilikinya. Seorang Rasul tidak harus mampu berpuasa

bertahun-tahun, atau tidak memerlukan minuman untuk menyegarkan tubuhnya. Seorang

Rasul tidak harus terbang tanpa mengotori kakinya dengan menapak tanah seperti

manusia biasa. Atau bukan berarti karena dia adalah pembawa syi’ar agama, maka

(12)

Karena itulah untuk menegaskan hal ini, Sifat jaiz Rasul berbunyi bahwa;

seorang Rasul memiliki pembawaan yang sama dengan manusia biasa, dia makan,

dia tidur, dia menikah, dan berjalan ke pasar seperti manusia lain. Dengan

mengetahui sifat jaiz bagi Rasul ini, Allah pula seakan mengingatkan pada

umat-Nya bahwa Rasul adalah utusan dan seorang manusia. Maka kurang tepat kiranya

apabila seorang umat menyembah Rasul seperti menyembah Tuhannya. Dan

sayangnya saat ini semakin banyak umat Muslim terjebak pada fanatisme semu.

Yang tak hanya menyembah Rasul namun juga menyembah tokoh-tokoh tertentu

yang dianggap suci tanpa dosa. Semoga kita semua menjadi Muslim yang mau

berfikir, belajar, dan terhindar dari ironi semacam ini.

Kita sebagai Muslim memiliki kewajiban untuk meneladani semua sifat

Rasul bahkan hal ini menjadi sunnah. Sunnah adalah segala sesuatu yang

mendapatkan pahala jika dilakukan namun tidak mendapatkan siksa jika tak

dilakukan. Dan inilah yang sebaiknya dimengerti oleh umat, bahwa meneladani

Rasul adalah sunnah bukan pemujaan seperti halnya menyembah Tuhan. Seorang

Muslim yang baik akan berjalan berdampingan bersama Rasulnya, menyiarkan

kebaikan dan menegakkan aqidah bersama-sama. Bukan mengekor di belakang

sang utusan, yang sekedar mengikuti apapun perilaku Rasul. Sebagai manusia

biasa, 1 sifat jaiz Rasul telah menegaskan bahwa seorang manusia pilihan pun

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Para nabi dan Rasul utusan Allah mempunyai sifat Wajib dan 4 sifat

mustahil selain itu juga memiliki 1 sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat yang harus

dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai utusan Allah. Sedangkan sifat mustahil

yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan Rasul utusan Allah.

1. Sifat Wajib Rasul a. Sidiq

b. Amanah c. Tabligh d. Fathanah

2. Sifat Mustahil Rasul a. kidzib

b. Khianah c. kitman d. Baladah

3. Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul

sebagai seorang manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, toto, 2002Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada.

Mustofa,Ahmad.1997.Akhlak Tasawuf.Bandung:Pusaka Setia

M. Fethullah Gulen. 2002.Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW .Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada.Terj: Tri Wibowo Budi Santoso.

Azra,Asyumardi.2002.Kehidupan rosulullah Muhammad SAW. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa Allah mengutus rasul dari kalangan manusia sendiri sehingga dapat diteladani. Umat Islam wajib mengimani seluruh rasul yang

Nabi Muhammad adalah seorang nabi dan manusia biasa, sedangkan Yesus Kristus dianggap oleh orang Kristen sebagai Tuhan.. Adapun rasul-rasul dari Yesus itu adalah

Nabi adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak wajib menyampaikan kepada ummatnva, sedangkan rasul adalah manusia biasa yang

Kemanusiaan yang positif telah melengkapkan manusia dengan sifat-sifat luhur, lahir, log& dan lateral namun bukan semua yang berkeadaan demikian, mengikut pemikiran logik,

"Dan sifat yang jaaiz (wenang) bagi mereka ialah kebiasaan yang berlaku bagi manusia biasa tanpa mengurangi kedudukannya sebagai Nabi seperti sakit vang

(BBB:213-215) Kutipan di atas menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai hubungan manusia dengan dirinya sendiri bahwa mertua Ayna memberitahukan ada seorang

e. Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi dan Rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah SWT, yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu dan ajaran-ajaran Islam kepada umat

Karena sebagai seorang rasul yang menerima wahyu langsung dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umat manusia, mereka haruslah memiliki sifat-sifat teladan dan terpercaya.. Berusaha