• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN ASUPAN ZAT BESI, PROTEIN DAN VITAMIN C PADA IBU HAMIL YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN ASUPAN ZAT BESI, PROTEIN DAN VITAMIN C PADA IBU HAMIL YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN ASUPAN ZAT BESI, PROTEIN DAN VITAMIN C PADA IBU

HAMIL YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS MLATI II

SLEMAN

Tri Hidayah, Supartuti, Tri Siswati1 1 Politeknik Depkes Jurusan Gizi Yogyakarta Jl. Tata Bumi No. 3, Banyuraden, Gamping, Sleman

E-mail: tri_h@yahoo.com

Naskah masuk: 30 September 2009, review: 5 Oktober 2009, naskah layak terbit: 28 Desember 2009.

PENDAHULUAN

Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Sebagian besar anemia ini adalah anemia gizi besi. Penyebab anemia gizi besi terutama karena makanan yang dimakan kurang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi heme. Disamping itu, pada wanita terjadi kehilangan darah karena haid dan persalinan1.

Anemia defiensi besi terjadi

ketika simpanan zat besi total menipis yang mengakibatkan penurunan hemoglobin2. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat mengakibat-kan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan bayi rendah3.

ABSTRACT

Prevalence pregnant mother anemia at Yogyakarta Provinsi may as big as 30,13% with details at Yogyakarta City that is 26,79%, at Bantul as big as 21,55%, at Kulon Progo as big as 42,39%, at Sleman as big as 43,90%, at Gunung Kidul as big as 58,70%. Based on result survey foreword that done in December 2008 at Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta, got anemia pregnant mother monitoring basic data at Puskesmas Mlati II 2008 that is found 124 pregnant mothers and there are 37 or around 29, 84% suffering anemia. This matter showed that there is still low level absorption nutrient substance especially ferrum, protein and vitamin C. To know absorption of iron substance, protein and vitamin C in pregnant mother iron deficiencies anemia at Puskesmas Mlati II Sleman. This research is observational research, with research plan cross sectional, analyzed descriptively. This research subject is all pregnant mothers iron deficiencies anemia that examined pregnancy at Puskesmas Mlati II Sleman to detect ferrum, protein and vitamin C absorption. Ferrum absorption with category very less that is 40 respondents (93%), while that has ferrum absorption with good category and less each only 1 respondent (2%). as much as 31 respondents protein absorption was very less (72%). as much as 39 respondents vitamin C absorption was very less (91%). The average pregnant mother hemoglobin degree anemia as big as 10,07 mg/dl and light anemia (95,35%). ferrum absorption a large part subject is in category very less (93%). protein absorption a large part subject is in category very less (72%). vitamin C absorption a large part subject is in category very less (91%).

(2)

Menurut WHO (1994), kejadian anemi pada ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan kadar

hemoglobin ≤ 11 gram% sebagai

batasannya. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu 40,1 %. Dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia

defisiensi zat besi pada wanita hamil

dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap masalah ini4.

Taraf gizi besi atau anemia sangat dipengaruhi oleh jumlah konsumsinya melalui makanan. Selama kehamilan kebutuhan makanan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya umur kehamilan.

Kebutuhan fisiologi sewaktu hamil

adalah energi, protein, dan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Protein diperlukan tubuh untuk perkembangan badan, alat kandungan, janin serta untuk pembentukan hemoglobin5. Ada kaitan yang erat antara konsumsi protein dengan zat besi dari makanan sehari-hari6, beberapa sumber protein juga merupakan sumber zat besi yang baik, sedang7 janin yang kekurangan protein akan mengambil protein dari ibu, akibatnya ibu akan menderita anemia karena protein berfungsi membentuk sel darah merah, ibupun menjadi lemah, kurus, dan hemoglobinnya rendah. Vitamin C berperan dalam membantu

Data yang dapatkan dari hasil pembahasan situasi pangan dan gizi provinsi DIY tahun 2007, prevalensi anemia ibu hamil di provinsi DIY sebesar 30,13% dengan rincian di kota Yogyakarta yaitu 26,79%, di Bantul sebesar 21,55%, di Kulon Progo sebesar 42,39%, di Sleman sebesar 43,90%, di Gunung Kidul sebesar 58,70%5.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2008 di Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta, didapatkan data dasar pemantauan ibu hamil anemia di Puskesmas Mlati II tahun 2008 yaitu terdapat 124 ibu hamil dan ada 37 atau sekitar 29,84% diantaranya mengalami anemia hal ini menunjukan masih rendahnya tingkat asupan zat gizi khususnya zat besi, protein dan vitamin C.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui asupan zat besi, protein dan vitamin C pada ibu hamil yang

anemia defisiensi besi di Puskesmas

Mlati II Sleman. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan penelitian cross sectional, yang dianalisis secara deskriptif. Subyek penelitian ini adalah semua

ibu hamil yang anemia defisiensi besi

(3)

Gambar 1. Asupan Zat Besi pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II

3%2% 2%

93%

Zat Besi

Baik Sedang Kurang Sangat kurang

Gambar 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai asupan zat besi dengan kategori sangat kurang yaitu 40 responden (93%), sedangkan yang mempunyai asupan zat besi dengan kategori baik sedang dan kurang masing-masing hanya 1 responden (2%).

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolism zat-zat gizi yang dibutuh-kan ibu hamil. Selain itu, jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya,

sekaligus menyimpanya dalam hati sebagai cadangan samapai usia 6 bulan setelah melahirkan8.

Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan hemoglo-bin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Ibu hamil dan ibu menyusui merupakan kelompok yang beresiko tinggi terhadap anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya darah yang dikeluarkan selama masa persalinan. Sumber pangan yang banyak mengandung zat besi adalah nabati kedelai, kacang-kacangan, sayuran daun hijau dan rumput laut9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian asupan zat besi, protein dan vitamin C menggunakan metode recall konsumsi, penilaian asupan tersebut dilakukan untuk meliahat besar asupan makanan

subyek selama tiga hari dengan tidak berturut-turut.

Asupan Zat Besi 1.

(4)

Hasil rata-rata recall 3 kali 24 jam dalam penellitian, ibu hamil yang anemia kurang mengkonsumsi maka-nan yang mengandung zat besi dengan nilai biologic/bioavailibilitas tinggi10, seperti yang terdapat pada lauk hewani misalnya daging, ayam, ikan. Ibu hamil cenderung banyak yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang dengan nilai biologic sedang seperti kacang-kacangan dan serealia serta mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dengan nilai biologik rendah seperti yang terkandung dan sayur-sayuran hijau.

Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, hati, atau telur dalam jumlah yang cukup sebenarnya dapat mencegah anemia gizi besi .Selain itu, makanan yang beraneka ragam memiliki zat gizi yang saling melengkapi. Sayuran hijau dan buah-buahan ditambah dengan kacang-kacangan dan padi-padian cukup mengandung zat besi dan vitamin-vitamin lain untuk memenuhi kebutu-han tubuh. Mengkonsumsi makan yang cukup beragam jumlah maupun

kuaitasnya dapat membantu mencegah anemia gizi besi11.

Ibu hamil yang kurang mendapatkan asupan zat besi dari makanan akan sangat rentan terkena anemia .Untuk itu asupan zat besi pada ibu hamil harus ditambah dengan tabet besi yang diminum satu kai sehari.Tablet besi terebut diperoeh melalui Puskes-mas ataupun bidan tempat para ibu hamil memeriksakan kandungannya.

Anemia gizi besi dapat diatasi dengan meminum tabet tambah darah (TTD) kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Tablet penambah darah (TTD) tersebut mengandung Ferro glukonat, vitamin C, asam folat, vitamin B12, Cu sulfat, Mn sulfat12.

2. Asupan Protein

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dideskriptifkan asupan protein pada ibu hamil yang anemia dalam diagram sebagai berikut:

Tabel 1. Konsumsi Zat Besi Heme dan Non Heme pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II

Zat Besi Heme Frekuensi/hr Zat Besi Non Heme Frekuensi/hr

n % n %

Telur 17 39,53 Tahu 26 60,46

Daging 11 25,58 Tempe 30 69,76

(5)

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 31 responden asupan proteinya tergolong sangat kurang (72%). Asupan protein pada sebagian besar responden sangat kurang karena responden tidak mengkonsumsi semua sumber zat besi yang disajikan selama dirumah (hanya mengkonsumsi setengah porsi), misalnya ayam, daging, tahu, tempe dan ikan.

Pembentukan sel-sel otot janin sangat memerlukan protein. Pertumbuhan janin akan terhambat jika ibu kekurangan protein . Bayi akan lahir dengan BBLR13. Selain itu, kekurangan protein mengakibatkan gagalnya pembentukan otak yang optimal karena protein berfungsi mendukung

kecerdasan anak. Kegunaan lain adalah untuk pertumbuhan plasenta, plasma protein, cairan omnion, jaringan uterus, hemoglobin, serta untuk cadangan material saat melahirkan dan pemberian ASI.

Protein juga berfungsi sebagai alat transport dalam tubuh selain itu juga sebagai bahan dasar pembentuk hem. Protein ini dapat bertindak secara khusus misalnya alat angkut zat besi yaitu trasferin. Kekurangan protein menyebabkan ganguan pada absorbsi dan transport zat-zat gizi13.

3. Asupan Vitamin C

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dideskriptifkan asupan zat besi pada ibu hamil yang anemi dalam diagram sebagai berikut:

4% 5%

91%

Vitamin C

Baik

Kurang

Sangat Kurang

Gambar 2. Asupan Protein pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II

5% 5%

18%

72%

Protein

Baik

Sedang

Kurang

(6)

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 39 responden asupan Vitamin C tergolong sangat kurang (91%). Dari hasil recall 24 jam responden kurang menkonsumsi buah-buahan padahal sumber Vitamin C salah satunya terdapat pada buah-buahan14.

Menurut penelitian, kekurangan Vitamin C pada ibu hamil bukan hanya berhubungan dengan terjadinya preeklapsia, tetapi juga menyebabkan keguguran yang didahului dengan ketuban pecah sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena pecahnya membran sel dinding ketuban sebelum waktunya15.

Vitamin C memiiki banyak manfaat penting bagi manusia. Vitamin C dapat mencegah kanker, penyakit jantung dan stres. Sebagai bagian dari sel kimia yang menyediakan energi, vitamin C penting untuk memproduksi sperma dan membuat protein kolagen yang membentuk tulang rawan, sendi, kulit dan peredaran darah16.

Ibu hamil yang darahnya mengandung vitamin C dalam tingkatan cukup tinggi mempunyai kesempatan hidup enam tahun lebih lama dibanding mereka yang tingkat kandunganya vitamin C dalam darahnya rendah. Vitamin C menjaga sistem kekebalan tubuh, menetrakan polusi, membuat anti bodi, membantu penyerapan nutrisi dan zat besi dalam usus, serta melancarkan aliran darah17.

Vitamin C merupakan pendorong kuat bagi penyerapan zat besi non hem, yaitu dengan mereduksi besi ferri (fe3+) menjadi bentuk ferro (fe2+) sehingga zat

dengan penambahan tablet besi dan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi19. Vitamin C terdapat pada sayuran dan buah-buahan terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, sayuran, daun-daunan dan jenis kol20.

KESIMPULAN

Rata-rata kadar hemoglobin ibu 1.

hamil yang anemia adalah sebesar 10,07 mg/dl atau termasuk kategori anemi ringan (95,35%).

Asupan zat gizi ibu hamil yang 2.

anemia sebagai berikut:

Sebagian besar asupan zat besi

ibu hamil anemia defisiaensi besi

termasuk dalam kategori sangat kurang (93%). Asupan Protein sebagian besar termasuk dalam kategori sangat kurang (72%) dan asupan Vitamin C sebagian besar termasuk dalam kategori sangat kurang (91%).

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar 1.

Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2004.

Paath, Erna Francin. Gizi Dalam 2.

Kesehatah Reproduksi. Jakarta: EGC; 2005.

Arisman. Gizi Dalam Daur 3.

Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC; 2004.

Amiruddin, Ridwan dan Ermawati 4.

Syam. Anemia Defisiensi Za

(7)

epidemiologi-anemia-defisiensi-zat-besi-Pada-ibu-hamil-di-Indonesia. Dinas Kesehatan Propinsi 5.

DIY. Situasi Gizi Propinsi DIY. Pembahasan Situasi Pangan dan Gizi Provinsi DIY. Pracimosono: 10 September 2007.

Soekirman. Ilmu Gizi dab Aplikasinya 6.

untuk Keuarga dan Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Pendidikan Nasional:Jakarta; 1999.

Prasetyono, Dwi Sunar. Bimbingan 7.

Persiapan Dan Perawatan Kehamilan. Jogjakarta: DIVA Press; 2008.

Indarti, Junita. Peningya Zat Besi Bagi 8.

Ibu Hamil. Diunduh dari http;//www. anakku.net/index.php?option=com content and task=view andid=73 and itemid=5

Rofiq, Ahmad. Anemia Pada Ibu

9.

Hamil. 2008. Diunduh dari http:// luwzee.blog. riedster.com/2008/12/ anemia-pada-ibu-hamil.

Aritonang, Irianton. Aplikasi Statistik 10.

Dalam Pengolahan dan Analisis data kesehatan . Yogjakarta: CEBioS; 2005.

Wirakusumah, Emma, Perencanaan 11.

Mebnu Anemi Gizi. Jakarta: PT Trubus Agri Jaya; 1999.

Yuliarti, Dwiretno. Tujuh dari 12.

Sepuluh Wanita Terkena Anemia. Diunduh dari http://www.Balita-anda. indoglobal.com/balita-284-dari-10-wanita-terkena-anemia.html.

Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan 13.

Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana . Jakarta: EGC; 1998. Supariasa, I Dewa Nyoman. 14.

Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002.

Chasanah, Uswatun. Hubungan 15.

Konsumsi Zat Besi dengan Anemia Ibu hamil di Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. 2006.

Baliwati, Yayuk Farida. Pengantar 16.

Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004.

Aritonang, Irianton. Aplikasi Statistik 17.

Dalam Pengolahan dan Analisis data kesehatan. Yogyakarta: CEBioS; 2005.

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Edisi 18.

2. Jakarta: EGC; 1998.

Rizka , Arum Sari. Poltekes Depkes 19.

Yogyakarta. 2001.

Sayogo, Savitri. Gizi Ibu Hamil. 20.

Gambar

Gambar 1. Asupan Zat Besi pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II
Tabel 1. Konsumsi Zat Besi Heme dan Non Heme pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II
Gambar 2. Asupan Protein pada Ibu Hamil yang Anemia di Puskesmas Mlati II

Referensi

Dokumen terkait

Strategi bisnis SI adalah salah satu bentuk hasil dari proses perencanaan strategi SI/TI, strategi ini akan menjelaskan bagaimana sistem dan teknologi informasi dapat

Jika asma terjadi karena keadaan yang dapat diperkirakan seperti latihan berat pada olah raga, terapi pencegahan dengan B-agonis inhaler dianjurkan untuk pasien dengan fungsi paru

Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami,

These findings have resulted in a search for plant functional types (PFTs) that are user-defined groups of species with similar response to environmental resources and disturbance

Rumusan masalah dan tujuan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran mengenai ritual adat suku Lio “Pati ka” di Danau Kelimutu, pengaruh

konsep surat izin penelitian 1 hari surat izin penelitian Jika pejabat tidak berada di tempat. Menulis dalam buku register dan

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior ( OCB), semakin kuat komitmen organisasi karyawan maka semakin

Nilai rata-rata tertinggi daya serap air papan lamina selama 24 jam terdapat pada papan lamina 7 Karakteristik Balok Laminasi Dari Batang Kelapa dan Kayu Kemiri... Gambar