• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG - Gambaran Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG - Gambaran Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Gagal Jantung adalah ketidakmampuan Jantung untuk memompakan

darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh.

Kegagalan fungsi pompa Jantung ini disebabkan oleh berbagai kondisi

Kardiovaskuler termasuk didalamnya Hipertensi kronis, Penyakit Jantung

Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

Kardiovaskuler merupakan gangguan kesehatan yang menunjukkan trend

semakin meningkat. Bahkan di banyak Negara Penyakit Kardiovaskuler

sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa

(Sargowo, 2003).

Data yang diperoleh dari WHO (2012) menunjukkan bahwa pada

tahun 2008 terdapat 57 juta kematian oleh semua jenis penyakit dan 36 juta

atau sekitar 63 % di antaranya disebabkan oleh Non Comunicable Disease

(NCD). Dan 17 juta atau sekitar 48 % dari total kematian disebabkan oleh

penyakit Kardiovaskular. Prevalensi Gagal Jantung di Amerika pada tahun

2008 yaitu sekitar 5,7 juta untuk semua tingkat usia. Selanjutnya terjadi

peningkatan menjadi 6,6 juta jiwa pasien menderita Gagal Jantung pada

tahun 2010 dan diperkirakan akan bertambah sebanyak 3,3 juta jiwa pada

tahun 2030 atau sekitar 2,3 % dari tahun 2010. Data pasien yang mengalami

hospitalisasi terdapat sebanyak 1.094.000 pasien dan melalui data ini

(2)

Gagal Jantung yang pernah menjalani hospitalisasi sebelumnya (AHA,

2012).

Dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementrian Kesehatan

Indonesia tahun 2007 yaitu terdapat 7,2% penduduk Indonesia menderita

Penyakit Jantung. Sedangkan angka mortalitasnya sebanyak 31,9%

disebabkan oleh Penyakit Kardioserebrovaskular yaitu Penyakit Jantung,

Stroke, dan Pembuluh darah perifer (Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2007).

Gagal Jantung menyebabkan perubahan pengaturan neurohormonal.

Sindrom Klinis Gagal Jantung biasanya diikuti dengan intoleransi aktivitas,

retensi cairan dan upaya untuk bernafas normal. Umumnya terjadi pada

Penyakit Jantung Stadium Akhir setelah Miokard dan sirkulasi perifer

mengalami kelelahan akibat berkurangnya cadangan oksigen dan nutrisi

serta akibat mekanisme kompensasi (Crawford, 2009).

Pasien dengan Gagal Jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi

akibat curah jantung yang berkurang yang dapat menghambat sirkulasi

normal dan suplai oksigen ke jaringan dan menghambat pembuangan hasil

sisa metabolisme. Juga terjadi akibat peningkatan energi yang digunakan

untuk bernafas dan insomnia terjadi akibat distres pernafasan dan batuk

(Nurachmach, 2008). Menurut Ruhyanudin (2007), Terjadinya edema

pulmonal dapat menurunkan elastisitas paru dan meningkatkan kerja

pernafasan sehingga pasien dengan Gagal Jantung mengalami dyspnoe,

(3)

dalam posisi duduk, dan batuk. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan tidur

dengan kesulitan masuk dalam tahap tidur dan kesulitan mempertahankan

tidur. Pada NPD pasien Gagal Jantung sering terbangun tengah malam

diiringi batuk-batuk (Hasan, 2001). Menurut Hayes dkk (2008). Gagal

Jantung sering mengakibatkan kelelahan, nocturia, batuk, ortopneu dan

PND. Ini semua dapat menyebabkan gangguan tidur dan Insomnia.

Insomnia merupakan Prevalensi paling tinggi pada pasien dengan

Penyakit Kronik termasuk Gagal Jantung (Hayes dkk, 2008). Sedangkan

Menurut Redeker dkk (2012) nocturia umumnya terjadi pada pasien Gagal

Jantung dan sering dilaporkan sebagai penyebab dari buruknya kualitas

tidur. Sekitar 75% terjadi peningkatan dari resiko Insomnia dan 71% terjadi

peningkatan resiko kualitas tidur yang buruk pada laki-laki dan perempuan

pada usia 55-84 tahun.

Pada pasien Gagal Jantung gangguan pernafasan saat tidur adalah

gangguan yang dijumpai secara umum terdiri dari Apnea saat tidur,

Pernapasan cheyne- stokes dengan Apnea pada saat pusat tidur dan Sleep

Apnea Obstruksi (OSA). Beberapa macam gangguan pernafasan tersebut

dapat menyebabkan prognosis yang buruk dan menimbulkan kematian.

Tetapi menurut penilitian lanfranchi dkk (2003), bahwa gangguan

pernapasan saat tidur khususnya Apnea pada saat pusat tidur merupakan

Prevalensi tertinggi pada Pasien Gagal Jantung dengan disfungsi ventrikel

kiri yang asimtomatik. Dengan menggunakan polisomnografi, peneliti dapat

(4)

mempengaruhi kualitas tidur Pasien Gagal Jantung ( Brostrom, Stromberg,

Dahlstrom & Fridlund, 2004).

Menurut Gray dkk, (2005). Dispnu Jantung akan memburuk dalam

posisi berbaring telentang dan dapat membangunkan tidur pasien pada

malam hari disertai keringat dan ansietas, dispnu noktural paroksisimal akan

berkurang jika duduk tegak atau berdiri. Menurut Wilkinson (2005), pada

Pasien Gagal Jantung dijumpai gangguan pada pola tidur, yang dapat

disebabkan oleh nocturia, cemas, dan kesulitan mengatur posisi tidur karena

Noctunal Dipsnue. Gangguan tidur akan berpengaruh pada kualitas hidup

seseorang. Sakit kepala di pagi hari, selalu merasa lelah, penurunan

konsentrasi dan daya ingat, penurunan libido dan emosi yang temperamental

merupakan sekumpulan gejala yang merujuk pada Excerssive Daytime

Sleepiness (Hanun, 2011)

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan

tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan

masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda

(Tarwoto &Warthonah, 2004). Fungsi tidur berdampak pada fisiologis

tubuh yaitu sistem saraf pusat dan struktur tubuh. Selain itu tidur juga dapat

memperbaiki aktivitas tubuh untuk kembali normal dan menyeimbangkan

sistem saraf. Tidur juga perlu untuk sintesis protein yang mana dibutuhkan

untuk perbaikan sel yang rusak (Kozier, et.,al. 2004). Tidur dipercayai

mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psikologis (Oswald, 1984; Anch

(5)

(Maas, 2002 didalam Potter & Perry, 2005). Laju denyut Jantung normal

pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70 hingga 80 denyut

permenit atau lebih rendah jika kondisi individu berada pada kondisi fisik

yang kurang sempurna. Akan tetapi pada saat tidur laju Jantung menurun

hingga 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

denyut jantung 10 sampai 20 kali menurun pada saat tidur setiap menit.

Secara jelas, tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi

Jantung (Potter & Perry, 2005).

Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari

kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapat

kebutuhan tidur REM dan NREM ( Kozier,at.,al. 2004). Menurut Buysse et

al., (1989) Kualitas tidur meliputi penilaian kualitas tidur secara subjektif,

latency tidur, lama waktu tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan

obat-obatan dan disfungsi siang hari. Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur

seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda

kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis.

Kualitas tidur dapat diketahui dengan melakukan pengkajian yang

meliputi data subjektif dan objektif ( Craven & Hirnle, 2000). Data subjektif

tidur yang baik atau buruk dapat dievaluasi dengan persepsi penderita Gagal

Jantung tentang parameter tidurnya. Sedangkan Data objektif dapat dilihat

(6)

Heo, Moser, Lenni, Riegel, & Chung, (2007) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 90% Pasien Gagal Jantung

mengalami gejala fisik seperti sesak nafas dan kelelahan. Dalam sebuah

penelitian Brostrom et.,al. (2001) mengatakan, bahwa Pasien Gagal Jantung

memiliki persepsi bahwa kualitas tidur mereka dipengaruhi oleh aktivitas

sehari – hari, penyakit, dan gejala–gejala Gangguan Jantung lainnya. Dan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Redeker.,dkk (2012),

mengatakan bahwa 32,4% pasien Gagal Jantung mengalami Nocturia Berat.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erickson (2003)

dengan 84 pasien Gagal Jantung yang dirawat di rumah sakit dilaporkan

56% memiliki masalah tidur dan 51% meloporkan kesulitan tidur dengan

posisi supine, 44% gelisah ketika tidur, 40% memiliki kesulitan untuk

masuk ke tahap tidur dan 39% melaporkan bangun lebih cepat di pagi hari.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti dijumpai 1280 Pasien

Gagal Jantung yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan pada tahun

2012. Sedangkan untuk pasien Gagal Jantung yang dirawat di Unit

Kardiovaskular 8 bulan terakhir dijumpai sebanyak 780 orang. Untuk di

Rumah Sakit Adam Malik sendiri belum Pernah dilakukan penelitian

Tentang Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung. Berdasarkan fenomena di

atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran

(7)

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimanakah gambaran kualitas tidur pasien gagal jantung di RSUP.H.

Adam Malik Medan”?

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kualitas tidur

pasien gagal jantung di RSUP. H. Adam Malik Medan.

4. MANFAAT PENELITIAN 4.1. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi mahasiswa

keperawatan dalam memenuhi kebutuhan fisiologis tidur pada pasien

Gagal Jantung, sehingga mahasiswa mampu untuk memenuhi kebutuhan

tidur dan mengatasi masalah tidur pasien ketika praktek di rumah sakit.

4.2. Praktek Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada perawat yang

ada di rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Adam Malik Medan agar

dijadikan sebagai bahan Pertimbangan dalam memberikan intervensi

keperawatan untuk memenuhi dan memfasilitasi kebutuhan fisiologis tidur

pasien selama dirawat dirumah sakit dan mampu melakukan tindakan yang

(8)

4.3. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan Sebagai bahan informasi dan referensi

bagi peneliti selanjutnya tentang kualitas tidur pasien gagal jantung dan

dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan apabila ada peneliti yang ingin

melakukan penelitian dengan judul yang sama atau ingin mengembangkan

Referensi

Dokumen terkait

Secara substansi, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 ini sudah merupakan langkah yang baik dalam penegakan hukum di bidang tindak pidana narkotika, akan tetapi

Maka dari itu penulis mencoba membuat inovasi baru untuk sistem informasi geografis pemetaan tempat wisata di Berastagi yang tertuju untuk semua wisatawan lokal

Dengan demikian kebebasan manusia secara hakiki terbatas pula oleh kenyataan bahwa manusia hidup bersama dengan manusia-manusia lain (kehidupan sosialnya). Prinsip

[r]

Jeda nada dan periode suara lebih panjang dengan bertambahnya ukuran tubuh, sementara nada pembuka, pulse rate, dan pulse repetition rate menjadi lebih pendek dan

Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih

Dengan sistem sesuai syariah islam, Bank Muamalat ternyata mampu melewati krisis ekonomi dan dapat predikat sebagai salah satu bank tersehat di Indonesia,

Korpus dari pemberitaan tersebut yaitu : Gambar Karikatur “ Bisnis Seks Di Balik Jeruji Penjara” pada Rubrik Kartun Majalah Tempo Edisi 25-31 Oktober 2010.Berdasarkan hasil