• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak individu yang cacat fisik dan mental

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hak individu yang cacat fisik dan mental"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. A. Hak individu yang cacat fisik dan mental

Termasuk kelompok ini adalah mereka yang tidak mampu meyakinkan dirinya baik menyeluruh maupun sebagian ataus kehidupan sosial atau perorangan secara normal, sebagai akibat adanya kekurangan fisik atau mental baik yang bersifat kongenital atau didapat. Hak-hak ini harus dinikmati oleh mereka yang termasuk kelompok ini tanpa ada perbedaan.

1. Mereka berhak mendapat penghargaan/ martabat sebagai manusia sehingga dapat menikmati kehidupan sepenuhnya dan seoptimal mungkin.

2. Mereka mempunyai hak sebagai penduduk dan berpolitik sebagaimana manusia lain, sesuai dengan kemauan dan kemampuannya.

3. Mereka berhak atas tindakan yang telah ditetapkan agar mereka dapat percaya diri. 4. Mereka berhak memperoleh tindakan/ pengobatan medis, psikologis, dan fungsiona

(penggunaan alat batu/ prostese, rehabilitasi sosial dan medis, pendidikan, dan

sebagainya), yang memungkinkan mereka agar dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan secara maksimal dan mempercepat proses integrasi dan reintegrasi sosial. 5. Mereka berhak mendapat keamanan sosial dan ekonomi dan tingkat kehidupan yang

layak (sesuai dengna kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan).

6. Mereka berhak mendapat pemenuhan kebutuhan spesifik dan harus dipertimbangkan dalam semua tingkat perencanaan baik sosial maupun ekonomi.

7. Mereka berhak untuk tinggal bersama keluarga atau orang tua angkat dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kreatif, atau rekreasi.

8. Mereka berhak mendapat perlindungan terhadap hal yang menyangkut eksploitasi, diskriminasi, dan tindakan yang kejam.

9. Mereka harus mampu menggunakan kesempatan. Memanfaatkan bantuan hukum apabila bantuan tersebut sangat diperlukan untuk pribadi atau miliknya.

10. Organisasi orang-orang cacat tersebut dapat berkonsultasi dalam segala hal yang menyangkut hak mereka.

(2)

A. Hak pasien yang akan meninggal

1. Hak ini diberlakukan sebagaimana manusia hidup sampai ajalnya tiba 2. Hak untuk bertahan hidup, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi.

3. Hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya untuk tetap hidup, apapun perubahan yang terjadi

Hak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian yang sedang dihadapinya sesuai dengan kepercayaannya.

Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan 

perawatannya.

Hak untuk memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara 

bersinambungan, walaupun tujuan penyembuhan harus diubah menjadi tujuan memberikan rasa nyaman.

Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian 

Hak untuk bebas dari rasa sakit 

Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur 

Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang 

ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya.

Hak untuk meninggal dalam keadaan damai dan bermartabat 

Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak mengambil keputusan 

yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianutnya.

Hak untuk memerdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya bagi orang 

lain.

Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah yang 

bersangkutan meninggal.

(3)

Mereka berhak atas tingkat yang maksimum dari kemampuannya, tidak dibedakan dan 

dikucilkan mempunyai hak yang sama sebagai manusia lainnya.

Mereka berhak mendapat asuhan medis yang tepat, fisioterapi, pendidikan, latihan, 

rehabilitasi dan bimbingan yang memungkinkan kemampuan dan potensinya yang maksimal. Mereka berhak atas standar hidup yang layak dan keamanan dari segi ekonomi. Mereka 

berhak untuk melakukan pekerjaan yang produktif sesuai dengan kemampuannya.

Apabila memungkinkan, mereka seharusnya tinggal dengan keluarganya atau orang tua 

angkat dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk kehidupan komite. Keluarga tempat mereka tinggal harus mendapat bantuan, dan apabila perlu dirawat, seharusnya dirawat dalam

lingkungan dan suasana yang sedekat mungkin dengan kehidupan normal.

Mereka berhak atas penjagaan apabila diperlukan untuk melindungi diri da kepentingannya. 

Mereka berhak mendapat perlindungan terhadap eksploiasi dan tindakan kekerasan. Apabila 

ada tuntutan terhadap suatu pelanggaran, mereka berhak mendapat perlindungan hukum dan pengakuan penuh terhadap derajat tanggung jawab mentalnya.

Apabila mereka tidak mempunyai kemampuan karena keadaan cacatnya berat, untuk melatih 

hak mereka dengan cara yang berarti, prosedur yang digunakan harus berupa pengamanan yang didasari oleh evaluasi mengenai kemampuan sosial orang terbelakang tersebut dan dilakukan oleh para ahli (United Nation,s 1971)

Mereka berhak untuk mendapat perawatan dari orang yang berpengetahuan yang akan 

berusaha untuk mengerti kebutuhannya dan mampu memberikan kepuasan dalam membatu menghadapi kematian.

(4)

 Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatan pasien yang sebenarnya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).

 Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.

 Mengetahui jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.

 Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan

prosedur.

 Menerima layanan senyaman mungkin.

 Menyatakan bagaimana pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang

diterimanya

D. Hak terhadap lansia

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lanjut usia, yaitu : · hak untuk mendapatkan pelayanan konsultasi yang baik dan benar oleh dokter · hak untuk mendapatkna pelayanan mediasi

· dan hak mendapatkan pelayanan advokasi.

Pelayanan ini tidak lain untuk meningkatkan taraf kesejahteraan lanjut usia, mewujudkan kemandirian usaha sosial-ekonomi lanjut usia, meningkatkan aksesibilitas, kepedulian, tanggung jawab sosial lanjut usia beserta keluarganya, dan ketahanan sosial masyarakat

(5)

1. Non-diskriminasi dan kesempatan yang sama Semua anak memiliki hak yang sama. Konvensi ini berlaku untuk semua anak, apapun latar belakang etnis, agama, bahasa, budaya, atau jenis kelamin.Tidak peduli dari mana mereka datang atau di mana mereka tinggal, apa pekerjaan orang tua mereka, apakah mereka cacat, atau mereka kaya atau miskin. Semua anak harus memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya.

2. Kepentinggan terbaik dari anak Kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi

pertimbangan utama ketika membuat keputusan yang mungkin berdampak pada anak. Ketika orang dewasa membuat keputusan mereka harus berfikir bagaimana keputusan mereka itu berdampak pada anak-anak.

3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan Anak mempunyai hak untuk hidup. Anak harus memperoleh perawatan yang diperlukan untuk menjamin kesehatan fisik, mental, dan emosi mereka serta juga perkembangan intelektual, sosial, dan kultural. 4. Partisipasi Anak mempunyai hak untuk mengekspresikan diri dan didengar. Mereka

harus memilik kesempatan untuk menyatakan pendapat tentang keputusan yang berdampak pada mereka dan pandangan mereka harus dipertimbangkan. Berkaitan dengan ini, usia anak, tingkat kematangan, dan kepentingan mereka yang terbaik harus selalu diingat bila mempertimbangan ide atau gagasan anak.

2. a. Hak perawat

1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

(6)

3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta standar kode etik profesi.

4. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan. 5. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan/ kesehatan secara terus menerus.

6. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun oleh klien.

7. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang dapat menimbulkan bahya baik secara fisik maupun stres emosional.

8. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan.

9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien dan/ atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.

10. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran maupun pengumunan tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya.

11. Perawat berhak untuk mendapat penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.

12. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya.

13. Hak perawat menurut Claire Fagi, yakni:

14. Hak untuk memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan meningkatkan dirinya melalui penggunaan kemampuan khususnya dan latar belakang pendidikannya. 15. Hak untuk memperoleh pengakuan sehubungan dengan kontribusinya melalui ketetapan

(7)

16. Hak untuk mendapatkan lingkungan kerja dengan stres fisik dan emosional, serta risiko kerja yang minimal mungkin.

17. Hak untuk melakukan praktik profesi dalam batas hukum yang berlaku.

18. Hak untuk menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan. 19. Hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap

keperawatan.

20. Hak untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan.

b. Kewajiban perawat

1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan

2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas kegunaannya.

3. Perawat wajib menghormati hak klien.

4. Perawat wajib merujuk klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat

mengatasinya.

5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada. 6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya

sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak menganggu klien yang lainnya.

7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.

8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien dan/ atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya. 9. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan

bersinambungan.

(8)

11. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya.

12. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.

Referensi

Dokumen terkait

pada alamat web: https://klc2.kemenkeu.go.id/. Peserta diharapkan membaca literatur sesuai dengan petunjuk pada web dimaksud. 3) E-Learning Pengenalan Fasilitas

Apabila melihat dari jumlah stator dan rotor yang digunakan untuk meningkatkan daya keluaran pada generator, generator fluks aksial dapat dibedakan menjadi

This thesis entitled “The Effectiveness of Using Guided Dialogue Activity Toward the Student‟s Achievement in Speaking at Seventh Grade Students of SMP PGRI

Peliharalah kemahasucian asma-Nya dalam tubuhmu dengan selalu menjadi sosok perhiasan terindah bagi suami, anak, orangtua, bahkan semesta. Namun, jangan pula ka- sih cinta

Metode problem solving adalah sistem pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok.. Oleh karena itu dalam pembelajaran,

 Aktivitas enzim monooksigenase pada populasi nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang  Serotipe virus Dengue di Provinsi Aceh..  Variasi pengobatan

Hasil analisis citra satelit dengan aplikasi Soft.SATAID menunjukan terlihat suhu puncak awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang sangat dingin ini

Bentuk penyampaian tidak langsung merupakan bentuk penyampaian pesan moral yang dilakukan oleh pengarang secara tidak langsung. Pesan yang hendak disampaikan kepada