• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA ANAK DAN REM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA ANAK DAN REM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MASA ANAK DAN MASA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan lanjut usia. Sebuah ilmu tidak muncul secara tiba-tiba atau begitu saja, namun ada sejarahnya yang penuh pro dan kontra antar tokohnya.

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat di rumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah munculnya psikologi perkembangan? 2. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?

3. Apa saja tugas-tugas perkembangan? 1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

(2)

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan.

3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Psikologi Perkembangan

Seorang filosof Plato mengatakan bahwa perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi idividu dikatakanya sudah ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangan melalui pengasuhan dan pendidikan.

Sekitar tahun 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama Akademi. Ia dilahirkan di Athena dan merupakan murid Socrates, seorang ahli filsafat yang sangat terkenal pada zamannya. Plato berpendapat jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniah dan jiwa rohaniah. Jika jiwa badani akan gugur bersama-sama dengan raga manusia, jiwa rohaniah tidak akan pernah berakhir, atau dengan kata lain bersifat abadi.

(3)

mengalaminya sendiri. Dalam proses mengajar-belajar aktivitas anak benar-benar diperhatikan, walaupun pada zaman itu usaha-usaha untuk mempelajari jiwa anak belum sebaik keadaan yang sekarang. Ia menganjurkan agar pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Pelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat yang mudah medah mengarah kepada tingkat yang lebih sulit. Selain sebagai pendidik yang memperhatikan perkembangan jiwa anak, ia dikenal pula sebagai pendidik sosial dan bapak pengajaran klasikal. Sesuatu yang diangggap penting dalam pengembangan komunikasi dan interaksi adalah tingkat kepedulian masing-masing terhadap optimalisasi tugas dan fungsi yang diembanya.

Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, John Locke (1632-1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Ia tidak mengakui adanya kemapuan bawaan (innate knowledge). Sebaliknya menurut Locke, isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat di tentukan oleh bagaimana corak itu ditulis. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah “tabula rasa” (blank state) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.

(4)

pengetahuan melalui cara berfikir orang dewasa . sebaliknya, ia beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif, dan suka bereksplorasi

2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan

1. Perkembangan Melibatkan Perubahan

Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif / maju dan terarah . perubahan dalam perkembangan terjadi karena adanya dorongan dalam diri individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk merealisasikan / mengaktualisasikan dirinya. Selain itu terjadi perubahan dalam bentuk penambahan ukuran dan proporsi, terjadi juga gejala hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru. Contoh : kemampuan bahasa anak berubah dari sekedar menangis hingga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

2. Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya.

(5)

Beberapa kondisi yang mempengaruhi dasar awal

perkembangan antara lain : hubungan antarpribadi terutama dengan anggota keluarga, keadaan emosi yang terbentuk karena sikap menerima atau menolak dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, cara atau pola pengasuhan anak, latar belakang keluarga, serta rangsangan yang diberikan. Sikap dan perilaku anak yang terbentuk pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan atau menetap dan mewarnai kepribadian dan sikap prilaku anak dalam berinteraksi dengan diri dan lingkungan selanjutnya. Sikap dan perilaku yang terbentuk agak sulit diubah, meskipun tidak berarti tidak dapat berubah sama sekali. Akan tetapi, pengubahan sikap dan perilaku tersebut memerlukan motivasi dan usaha keras dari orang yang bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki perilaku kebiasaan yang kurang baik.

3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.

(6)

diantaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.

4. Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat diramalkan.

Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu yang sama. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya mengikuti arah anggota tubuh. Serta menyebar

keseluruh tubuh. Demikian juga pada perkembangan pola anak belajar berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri, baru dapat berjalan. Urutan pola ini tetap pada setiap anak, hanya berbeda dalam kecepatan yang dibutuhkan setiap anak.

Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan

seseorang untuk mengembangkan aspek tertentu pada dirinya. Irama perkembangan adalah naik turunnya gejala yang tampak akibat perkembangan aspek tertentu. Pada periode perkembangan

sekurangnya ada 2 periode. Pertama, pada masa krisis atau menentang pertama ( 2 sampai 3 tahun ) dimana kemauan anak mulai berkembang dan ingin mandiri. Kedua, pada masa kritis ( 14 sampai 17 tahun ) anak ingin melepaskan diri dari orang tua dan mencari sampai menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa.

5. Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu.

Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju yang lebih khusus.Perkembangan pun berlangsung secara

(7)

akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Demikian pula ada korelasi dalam perkembangan, artinya pada waktu perkembangan fisik berlangsung dengan cepat maka terjadi pula perkembangan aspek- aspek lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada yang bersifat permanen/ tetap seperti sebelum dan saat kelahiran. Tetapi ada pula yang bersifat temporer seperti kondisi lingkungan.

6. Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan.

Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pola-pola umum yang sama terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati anak kembar. Perbedaan individu ini disebabkan oleh factor internal seperti sex atau jenis kelamin, factor keturunan, juga factor eksternal seperti factor gizi, pengaruh sosial budaya, dll. Perbedaan

perkembangan juga terjadi dalam kecepatan dan cara berkembang.

Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita tidak dapat berharap semua anak pada usia tertentu akan memiliki kemapuan perkembangan yang sama. Oleh karena itu, kita tidak dapat memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak harus bersifat perseorangan, maksudnya pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan perbedaan, kondisi, bakat dan kemampuan serta kelemahan setia individu anak. Dengan demikian diharapakan setiap anak, dapat berkembang optimal sesuai dengan potensi dirinya.

(8)

Setiap anak atau peserta didik merupakan indivudu yang berbeda yang harus diperlakuakan berbeda secara individual. Pada perkembangan secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum. Dengan memperhatikan karakteristik khusus, pada setiap periode atau tahapan perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.

Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode atau tahap perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian periode perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan akhir), periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia madia dan usia lanjut). Peralihan periode perkembangan sebelumnya ke periode berikutny ditandai oleh gejala keseimbangan dan ketidak seimbangan yang terjadi pada setiap individu. Apabila individu telah mampu mengadakan penyesuaian dirinya dengan perkembangan yang terjadi maka terciptalah suatu keseimbangan (equilibrium). Selajutnya, individu berupaya melepaskan diri dari ketergantungan dengan

lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu yang lebih baru sehingga terjadi keadaan ketidak seimbangan

(disequilibrium). Hal ini terjadi secara berkelanjutan dalam perkembangan kehidupan sesesorang.

8. Terhadap Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan.

(9)

(development task). Mengingat pentingnya peran tugas perkembangan pada setiap periode perkembangan, maka akan dibahas secara

tersendiri khususnya tugas perkembangan pada periode anak usia SD/MI (6-12 tahun). Peserta didik yang mengalami keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami rasa bahagia. Sebaliknya, peserta didik yang mengalami kegagalan atau kekurang berhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, akan merasa kurang bahagia sehingga dapat menghambat

perkembangan selanjutnya.

9. Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/ Resiko.

Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan antarperiode perkembangan yakni, dari periode perkembangan sebelumnya ke periode perkembangan selanjutnya, terjadi kedaan ketidak seimbangan dan adanya tututan sosial terhadap perserta didik yang sedang berkembang. Bahaya potensial tersebut dapat berasal dari individu, baik secara fisik atau psikis, juga terdapat distimulasi dari luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian akibat keadaan ketidak seimbangan tututan sosial untuk menyelesaikan tugas

perkembangan tersebut.

Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko pada setiap periode perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam menghadapi gejolak prilaku peserta didik. Hal ini akan dapat mencegah atau meminimal dampak negatif akibat perkembangan setiap periode pada diri mereka.

(10)

Kebahagiaan dalam perkembangan sangat bervariasi karena sifatnya subjektif. Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi, banyak orang berpendapat bahwa, masa anak merupakan periode yang membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.

Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting dalam perkembanagn seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan dan kehidupan selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan prilakunya. Biasanya mereka sehat dan energy. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun orang tua perlu membekali anak dengan motivasiyang kuat,

menyalurkan energy anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan sosial secara sehat.

2.3 Tugas-Tugas Perkembangan

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

(11)

perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:

1. Masa bayi dan anak-anak

 Belajar berjalan

Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.

 Belajar mekan makanan padat

Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

 Belajar berbicara

Mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.

 Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

(12)

 Mencapai stabilitas fisiologik

Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.

 Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial

Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut “orang”,”ibu” dan ”ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing, ayam, kambing, dan burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.

(13)

Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert, dan sebagainya. Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.

 Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati

Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk

(14)

adalah suri teladan dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.

2. Masa Anak Sekolah

 Belajar ketangkasan fisik untuk bermain

Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.

 Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh

1. Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan;

2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.

 Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya

Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di Indonesia atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka

(15)

 Belajar peranan jenis kelamin

Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.

 Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan

berhitung

Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari

(16)

1. Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat.

2. Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk

memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.

 Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai

Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak

melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.

 Belajar membebaskan ketergantungan diri

Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.

 Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga

(17)

mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.

3. Masa Remaja

 Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif.

Hakikat tugasnya ini bertujuan agak remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan meemlihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.

 Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita

Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

 Menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab sosial

1. Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, dan;

2. Memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.

 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

1. Membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orangtua,

(18)

3. Mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung kepadanya.

 Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki

 Perkembangan skala nilai.

1. Membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,

2. Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai,

3. Mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggalnya, dan,

4. Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras (harmoni) dengan orang lain.

 Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat

 Persiapan mandiri secara ekonomi.

Hakikat tugasnya agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian). Penting buat remaja pria dan tidak terlalu penting buat remaja wanita.

 Pemilihan dan latihan jabatan

1. Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan,

2. Mempersiapkan diri-memiliki pengetahuan dan keterampilan- untuk memasuki pekerjaan tersebut.

(19)

1. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak.

2. Memperoleh pengetahuan yaang tepat tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.

 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi maupun sosial.

 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.

1. Mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia, dan lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern, dan,

2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar (berfikir) yang penting bagi upaya memecahkan masalah-masalah secara efektif.

4. Masa Dewasa Awal

 Mulai bekerja

 Memilih pasangan hidup dan belajar hidup dengan suami/istri

(20)

 Mengelola/mengemudikan rumah tangga

 Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara

 Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya

 Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan

fisiologis

 Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu

 Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia

 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan

 Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa

 Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

6. Masa usia lanjut

1. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.

(21)

3. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.

4. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.

5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan.

6. Memelihara kondisi dan kesehatan.

7. Kesiapan menghadapi kematian.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Psikologi perkembangan berawal pada pemahaman yang mendalam pada anak-anak. Muncullah Plato, J.A. Comenius, John Locke, Jean Jacques Roussean sebagai pelopor psikologi perkembangan. Objek dari psikologi perkembangan adalah perkembangan. Dalam perkembangan terdapat prinsip-prinsip maupun tugas-tugas perkembangan yang seharusnya terjadi sesuai dengan usianya. Prinsipnya yaitu perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar, pola perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam berkembang, periode pola perkembangan, pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial, setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial, kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.

(22)

Kita sebagai calon pekerja sosial, harus mengetahui dan mengenali macam-macam prinsip serta tugas perkembangan agar dalam

meniti/mengintervensi klien, kita dapat menangani dan mencari jalan keluar masalahnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Melalui http://belajarpsikologi.com/tugas-perkembangan-remaja/. 31 januari 2015

Melalui

https://books.google.co.id/books?

id=d_XrSz7l4NIC&pg=PA62&lpg=PA62&dq=tugas+tugas+perkembangan& source=bl&ots=IUSPh633tj&sig=yGqKOrHHwFQraBAGUNcMqreO6_A&h

l=id&sa=X&ei=d2rMVP6LF-S1mwXqjoCwBA&redir_esc=y#v=onepage&q=tugas%20tugas

%20perkembangan&f=false. 31 Januari 2015

Melalui

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051

967101-KOKO_DARKUSNO_A/TUGAS-TUGAS_PERKEMBANGAN.pdf.

31 Januari 2015

Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan. 26 januari 2015

(23)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RositaEndangKusmaryani,

M.Si./TUGAS - TUGASPERKEMBANGAN.pdf . 31 Januari 2015

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sintesis dengan metode konvensional dan dengan bantuan iradiasi gelombang mikro.Berdasarkan latar belakang

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1) Menggunakan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok melalui 5

[r]

Berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; (1)Besar pemampatan akibat timbunan tanah dan beban timbunan tanah yang

Dalam artikel ini para pembaca akan, di bimbing bagaimana membuat program aplikasi sederhana dari mulai membuat Database, Table, Stored procedure pada Sql Server 2000

Penumbuhan kalus purwoceng dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa aktif yang terdapat di dalam eksplan kalus purwoceng, beberapa penelitian menunjukkan

Judul : PERBANDINGAN METODE LATIHAN KELINCAHAN OLAH KAKI[SHADOW BADMINTON] ANTARA OLAH KAKI BERTURUT DENGAN LATIHAN OLAH KAKI BERGANTI TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN BULUTANGKIS

Ameliorant materials consisted of: (1) mineral soil (Spodosol) collected from the Tangkiling village (± 25 km from the study site), (2) agricultural weeds, (3) chicken manure, (4)