35
HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN
DI TK IKBA A.YANI CIMAHI TAHUN 2013
Oleh: Sri Yuniarti
ABSTRAK
Anak merupakan calon penerus generasi bangsa, sehingga perlu dipersiapkan sejak awal agar menjadi manusia yang berkualitas. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kualitas anak adalah membantu anak agar dapat tumbuh kembang secara maksimal dengan cara memberikan stimulasi sejak dini. Stimulasi merupakan rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun di TK IKBA A.Yani Kota Cimahi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sample penelitian yaitu orang tua murid tk IKBA A.Yani yang memiliki anak usia 5 tahun sebanyak 30 orang , dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara wawancara terpimpin. Analisia data dengan cara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan hasil, sebagian besar (60 %) orang tua memiliki bentuk stimulasi cukup tentang perkembangan anak usia 5 tahun. Hampir setengahnya (46,7,1 %) anak usia 5 memiliki perkembangan yang sesuai. Terdapat hubungan yang signifikan antara bentuk stimulasi dengan perkembangan anakusia 5 tahun (p value= 0,008). Diasarankan agar tenaga kesehatan lebih menggalakkan promosi kesehatan mengenai perkembangan anak dan deteksi dini perkembangan anak serta mengadakan kemitraan dengan penyelenggarakan TK. Bagi penyelenggara TK agar melakukan stimulasi dan deteksi dini kepada murid-murid, menyediakan fasilitas yang memadai untuk merangsang perkembangan anak serta dapat memberikan arahan kepada orang tua murid agar berupaya memberikan stimulasi semaksimal mungkin.
Kata Kunci : Cross sectional, stimulasi, perkembangan anak.
36
A. PENDAHULUAN
Anak merupakan calon penerus generasi bangsa, sehingga perlu dipersiapkan agar menjadi
manusia yang berkualitas. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kualitas anak adalah membantu
anak agar dapat tumbuh kembang secara maksimal dengan cara memberikan stimulasi sejak dini.
Wong (2004) mengemukakan perkembangan sebagai suatu perubahan yang terjadi secara bertahap
dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi
dan pembelajaran. Perkembangan ini lebih berhubungan dengan perubahan secara kualitas,
diantaranya terjadi peningkatan kapaitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses
pertumbuhan.
Angka kejadian gangguan perkembangan di Indonesia mencapai 19%, di Jawa Barat telah
dilakukan penelitian perkembangan balita dengan hasil 30% anak mengalami gangguan
perkembangan dan daerah Melong Asih dan Cimahi Selatan terdapat 19% balita yang mengalami
gangguan perkembangan.
Perkembangan anak dapat mencapai optimal jika anak mendapatkan stimulasi yang baik sejak
dini. Banyak orang tua yang kurang memahami tentang stimulasi anak dan apa yang harus dilakukan.
Stimulasi merupakan rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di
dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,
penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Menurut Nursalam (2005), stimulasi adalah
perangsang dan latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar anak.
Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, atau orang dewasa lain disekitar anak.
Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin
banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan
anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi
akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi
stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang
menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat sehingga besar kemungkinan anak untuk
mengalami gangguan seperti autism, hiperaktif, gangguan berkomunikasi dan bahasa. Dari hasil
penelitian Fitriyah (2011) di Yogyakarta diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
37 TK IKBA A.Yani, bertempat di lingkungan kampus Universitas Jenderal A.yani (UNJANI),
mendidik anak-anak pra sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 orang tua murid
diperoleh data 8 orang (80%) tidak mengetahui tentang stimulasi anak dan hanya 2 orang (20%)
yang pernah mengetahui pengertian stimulasi tapi tidak mengetahui secara menyeluruh.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul : “
HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN
DI TK IKBA A.YANI KOTA CIMAHI TAHUN 2013”.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analytic corelational dengan rancangan penelitian cross sectional. Variabel penelitian terdiri atas variable bebas (independen) yaitu stimulasi dan variable terikat (dependen) perkembangan. Populasi penelitian adalah seluruh orang tua murid TK IKBA A.Yani yang memiliki anak usia 5 tahun berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel
adalah total sampling.
Instrument yang digunakan adalah kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Hipotesis
penelitian adalah : Terdapat hubungan antara stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun di
TK IKBA A.Yani Kota Cimahi Tahun 2013 (Ha). Analisis untuk univariat menggunakan distribusi
frekuensi dari variable yang diamati. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan alpha=0,05 dan Confidence Interval 95%. Waktu penelitian dilaksanakan Juli 2013 di TK IKBA A.Yani Kota Cimahi.
38 Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar (60 %)
memiliki stimulasi yang cukup mengenai perkembangan anak usia 5 tahun.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Usia 5 Tahun di TK IKBA A.Yani
Cimahi
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 30 responden, hampir setengahnya (46.7
%) memiliki perkembangan yang sesuai dengan perkembangan anak usia 5 tahun.
Tabel 3 Hubungan Bentuk Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 5 Tahun di
IKBA A.Yani Cimahi
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 6 responden yang mempunyai stimulasi
yang kurang, setengahnya (50,0%) perkembangan anak ada penyimpangan. Pada 18
responden yang mempunyai stimulasi cukup, sebagian besar (55,6%) perkembangan anak
meragukan, sedangkan pada 6 responden yang mempunyai stimulasi baik, sebagian besar
39 Hasil uji statistik dengan chi—square test diperoleh nilai p value= 0,008. Sehingga Ha diterima, hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan
perkembangan anak usia 5 tahun di TK IKBA A.Yani Kota Cimahi.
2. Pembahasan
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 orang tua murid TK IKBA A.Yani Kota
Cimahi, sebagian besar (60 %) memiliki stimulasi yang cukup mengenai perkembangan anak
usia 5 tahun. Dan hampir setengahnya (46.7 %) memiliki perkembangan yang sesuai dengan
perkembangan anak usia 5 tahun. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara stimulasi
dengan perkembangan anak usia 5 tahun di TK IKBA A.Yani Kota Cimahi (p value= 0,008).
Berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti terlihat bahwa masih ada beberapa orang tua
murid TK IKBA A.Yani Cimahi kurang memberikan stimulasi pada anaknya. Kurangnya
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga
kesehatan dan pendidikannya mempengaruhi orang tua untuk memberikan pendidikan atau
merangsang perkembangan anak. Selain itu lamanya waktu untuk bersama antara orang tua
dan anak ikut menentukan kualitas hubungan ibu-anak (Ardiana, 2011). Jumlah anak yang
banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak sehingga anak kurang mendapat
stimulasi (Ardiana, 2011). Pada ibu yang telah mempunyai anak lebih dari satu mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang baru pertama
atau baru memiliki satu anak , dengan demikian orang tua akan lebih tahu bagaimana cara
memberikan stimulasi kepada anak (Supartini, 2004).
Umur anak di bawah lima tahun (balita) merupakan periode penting untuk menentukan
kualitas masa depan anak. Pada masa ini proses tumbuh kembang berjalan dengan cepat, baik
fisik, kognitif, keterampilan, sosial, emosi termasuk perkembangan kepribadiannya (Eddy
Fadlyana dkk, 2003). Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sementara itu
lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Ardiana, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa anak usia 5 tahun di TK IKBA A.Yani
Kota Cimahi ada penyimpangan perkembangan, sehingga anak tersebut tidak dapat
melaksanakan tugas perkembangan sebagaimana semestinya. Perkembangan usia anak
40
D. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 orang tua murid TK IKBA A.Yani kota
Cimahi tahun 2013 mengenai hubungan stimulasi dan perkembangan anak usia 5 tahun,
maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat huungan bermakna antara stimulasi dan
perkembangan anak usia 5 tahun (p value= 0,008) pada orang tua murid TK IKBA A.Yani Kota Cimahi.
2. Saran
Bagi Tenaga Kesehatan, agar menggalakkan promosi kesehatan mengenai
perkembangan anak dan deteksi dini kepada masyarakat serta mengadakan kemitraan dengan
penyelenggara TK. Bagi penyelenggara TK agar melakukan stimulasi dan deteksi dini
kepada murid-murid, menyediakan fasilitas yang memadai untuk merangsang perkembangan
anak serta dapat memberikan arahan kepada orang tua murid agar berupaya memberikan
41 DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, Dian. (2011). Tubuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba medika. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depkes R.I. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak.
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Tin
Herawati, Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak, 2009, tersedia, http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=175 diperoleh tanggal 20
April 2013).
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Rista Apriana, Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekola di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang, 2009, tersedia, http://eprints.undip.ac.id/9475/1/articel.pdf diperoleh tanggal 20 April 2013).
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Sari Pediatri, Eddy Fadlyana dkk, Pola Keterlambatan Perkembangan Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 2003, tersedia, http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/4-4-3.pdf diperoleh tanggal 02 Maret 2013).
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Sari Pediatri, Soedjatmiko, Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi, 2006, tersedia di, http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/8-3-1.pdf diperoleh tanggal 20 April 2013).
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Garuda, Baro’ah Fitriyah, Hubungan Perilaku Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di Tk Aba Among Putro II Yogyakarta 2011, tersedia di, http://garuda.dikti.go.id/jurnal/proses?q diperoleh tanggal 2 juni 2013).
Format referensi elektronik direkomendasi oleh Garuda, Anna Riawati, Hubungan Tingkat Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Usia 24-60 Bulan Di Dusun Kowen Timbulharjo Sewon Bantul Tahun 2011, tersedia di, http://garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:195457 diperoleh tanggal 2 juni 2013).
Hidayat A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba medika.
42 Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2003). Asuhan Tumbuh Kembang Anak. Bandung : Angkasa.
Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Grasindo.
Muscari, M. E. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita (Untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba medika.
Supartini, Yupi. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Zaviera, F. (2008). Mengenali & Memahami Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta : Katahati.
(http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=199941315214 diperoleh tanggal 20 April 2013).