Table 1. Berat Kering Akar Tanaman Tembakau (g)
Perlakuan
Berat Kering Akar (g)
Total Rata-Rata Ulangan
Table 2. Berat Basah Akar Tanaman Tembakau (g)
Perlakuan
Berat Basah Akar (g)
Total Rata-Rata Ulangan
Table 3. Populasi Akhir Nematoda Pada Tanah + Akar Tanaman Tembakau (Ekor)
Perlakuan
Populasi Akhir Nematoda (ekor)
Total Rata-Total 799,792 822,156 792,361 845,330 712,056 3971,695 818,379 Rata-Rata 199,948 205,539 198,090 211,333 237,352 992,924 204,595
ANOVA
Table 4. Faktor Reproduksi Nematoda pf/pi (Ekor)
Perlakuan
Faktor Reproduksi Nematoda (ekor)
Total
Table 5. Keparahan Penyakit (%)
Perlakuan
Keparahan Penyakit (%)
Total Rata-Rata Ulangan
Tabel 6. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 1 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 1 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 7. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 2 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 2 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 8. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 3 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 3 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 9. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 4 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 4 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 10. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 5mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 4 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 11. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 6 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 5 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 12. Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 7 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 6 mst (helai)
Ulangan Total
Tabel 13 . Rekapitulasi Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Tembakau 7 mst
Perlakuan
Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman
Tembakau (Helai) Total
Rata-Rata 1 mst 2mst 3mst 4mst 5mst 6mst 7mst
B0 1 1 1 1 1 1 1 7 1
B1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
B2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 15,4 2,2
B3 1 1 1 1 1 1 1 7 1
Tabel 14. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 1 mst(cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 15. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 2 mst(cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 16. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 3 mst (cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 17. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 4 mst (cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 18. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 5 mst (cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 19. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 6 mst (cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 20. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 7 mst (cm)
Perlakuan
Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau (cm)
Tabel 21. Rekapitulasi Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Tembakau 7 mst (cm)
Perlakuan Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) Total
Rata-Rata
1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST
B0 0,068 0,95 1,018 1,116 1,132 1,142 1,166 6,592 0,904
B1 0,084 1,006 1,074 1,136 1,156 1,174 1,198 6,828 0,938
B2 1,022 1,122 1,192 1,214 1,232 1,254 1,27 8,306 1,172
B3 0,882 0,994 1,09 1,12 1,152 1,176 1,194 7,608 1,069
Total 2,056 4,072 4,374 4,586 4,672 4,746 4,828 29,334 4,084
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Minggu
I II III IV V VI VII 1. Eksplorasi isolat bakteri endofit X
2. Penyediaan biakan murni nematoda X 3. Penapisan bakteri endofit X 4. Identifikasi bakteri endofit X 5. Pembuatan media tanam tembakau X 6. Inokulasi nematoda pada akar
tanaman tembakau
X
7. Inokulasi akar tembakau dengan bakteri endofit
X
8. Pemeliharaan tanaman Penyiraman
Laju pertambahan tinggi tanaman Laju pertambahan jumlah daun Berat basah akar
Berat kering akar Populasi akhir
Faktor reproduksi nematoda Perhitungan keparah penyakit
Lampiran 2. Denah Lokasi Penelitian
B1 B2 B0 B2
B2 B1 B2 B0
B3 B0 B2 B0
B0 B1 B0 B3
B1 B3 B3 B1
Gambar 1. Tanaman Tembakau di Lokasi Penelitian Sumber: Foto pribadi
A B C D
Gambar 2. (A). Perlakuan B0, (B).Perlakuan B1, (C). Perlakuan B2 dan (D). Perlakuian B3. Sumber: Foto pribadi
Gambar 4. Tanaman Tembakau Perlakuan B0 (berurutan ulangan 1,2,3,4,5) Sumber: Foto pribadi
Gambar 6. Tanaman Tembakau Perlakuan B2 (berurutan ulangan 1,2,3,4,5) Sumber: Foto pribadi
A B
C D
Lampiran 3. Ciri-ciri Morfologi dan Fisiologi Bakteri
Bacillus spp.1
Bentuk selnya batang, diameter koloni berkisar 0,5-2 µm. koloni muncul di atas permukaan media NA. warna koloni kuning. Termasuk ke dalam gram positif. Motil, katalase positif, dapat tumbuh pada media yang diberi 5 % NaCL, tidak dapat tumbuh pada 500C, sitrat negatif, glukosa positif. Suhu optimum untuk pertumbuhannya 26-280C. dapat tumbuh pada kondisi aerobik dan anaerobic.
Pseudomonas spp.
Bentuk selnya berupa batang lurus, atau kadang-kadang serupa bola. diameter koloni 0,5-0,8 µm. koloni muncul di atas permukaan media NA. Koloni bakteri berwarna kuning, permukaan koloni mengkilat. Termasuk ke dalam bakteri gram negatif, motil dan katalase positif.
Bacillus spp.2
Lampiran 4. Karakterisasi Isolat Bakteri
No. Jenis Bakteri Makroskopis
1. Bacillus spp.1
2 Pseudomonas spp.
Lampiran 5. Bentuk sel bakteri
Bentuk Sel Bakteri Keterangan
Bacillus spp.1 A = Endospora
B = Sel bakteri
Pseudomonas spp. A = Sel bakteri
A
B
Bacillus spp.2 A = Sel bakteri
B = Endospora
A
Lampiran 6. Deskripsi tanaman tembakau
Botani Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Tanaman tembakau Deli adalah jenis tanaman yang solanaceae tetapi
merupakan tanaman perkebunan. Adapun sistematika tanaman Tembakau adalah sebagai berikut:
Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Persontae Familia : Solanaceae Subfamilia : Nicotianae Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum (Matnawi, 1998).
Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur dan bukan berasal dari bibit cabutan. Tanaman dari bibit cabutan terkadang mengalami gangguan kerusakan akar. Jenis akar tunggang pada tanaman tembakau yang subur terkadang dapat tumbuh sepanjag 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut dan bulu-bulu akar. Pertumbuhan akar yang lurus, berlekuk, baik pada akar tunggang maupun pada akar serabut. Banyak sedikitnya perakaran tergantung pada berbagai macam faktor. Bila pengolahan tanah baik, akar adventif terdapat pada kedalaman 1 cm-30 cm. Akar tumbuh terbanyak pada kedalaman lapisan tanah 15-20 cm dari permukaan tanah atas (top soil) (Matnawi, 1998).
bercabang, Biasanya tanaman tembakau akan bercabang apabila bagian titik tumbuhnya terputus (mengalami gangguan saat memasang ajir), sehingga merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru. Apabila bagian batang dibelah di dalamnya terdapat empelur (Matnawi, 1998).
Daun tembakau sangat bervariasi, ada yang berbentuk ovalis, obolongus, orbicularis, dan ovatus. Daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan (dipetik) dalam setiap batangnya dapat mencapai 32 helai daun. Ukuran besar kecilnya daun dan tebal tipisnya berbeda-beda, tergantung jenis daun dan varietas yang ditanam, kesuburan tanh dan pengolahan (Matnawi, 1998).
Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai bagian sebagai berikut : (1.) Kelopak bunga, (2.) Mahkota bunga, (3.) Bakal buah dan (4.) Kepala putik
Biji tanaman tembakau mempunyai fungsi generatif, untuk perkembang biakan tanaman. Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1cm3 dengan berat kurang lebih 0,5 g berisi sekitar 6000 butir biji. Setiap batang dapat menghasilkan 2 g biji.
Syarat Tumbuh Tanah
tertentu yang terjadi akibatgabungan dari faktor iklim, bahan induk, bentuk wilayah dan waktu pembentukan tanah (Hasibuan, 2005).
Tipe tanah yang berstruktur remah, sedikit berpori, pasir halus (tanah ringan)dengan aerasi yang baik lebih cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau. Tekstur tanah alluvial liat berpasir adalah tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman tembakau deli. pH tanah yang baik adalah sekitar 5-6. Tanaman tembakau baik tumbuh pada ketinggian ± 145 m di atas permukaan laut (Matnawi, 1998).
Hingga kini keunggulan tanah untuk tanaman tembakau deli masih satu-satunya di dunia. Belum ada satu penelitian pun yang berhasil menyibak tabir
rahasia keunggulan tanah Deli yang menghasilkan tembakau
(Nikotiana tabaccum) terelit di dunia. Sudah banyak percobaan budidaya
tembakau asal Deli ini di negeri asalnya. Namun, hasilnya tak sebaik mutu yang dihasilkan tanah Deli. Hal ini yang membuat varietas Deli 4 dan F1-45 semakin jadi primadona di pasar dunia.
Iklim
Curah hujan yang dibutuhkan untuk tembakau cerutu menghendaki kisaran curah hujan berkisar antara 1500 mm-2000 mm/tahun. Artinya untuk setiap tahunnya, areal yang akan ditanam tembakau tersebut harus mendapat siraman air hujan sebanyak 1500-2000 mm/tahun. Hal ini dapat dimengerti dengan setiap m2 pada areal tersebut mampu memperoleh air hujan sebanyak 1,5 m3- 2m3/tahun (Matnawi, 1998).