Sebahagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah laut yang luas,
dimana wilayah lautnya sekitar 75 persen dari seluruh luas wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan potensi wilayah laut yang sangat luas dan
kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, sesungguhnya kelautan
merupakan sektor yang mempunyai keunggulan komparatif dalam kiprah
pembangunan nasional.
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa dan penyediaan lapangan
pekerjaan. Namun ironisnya sektor perikanan selama ini belum mendapat
perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila
sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih
besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan
kemiskinan.
Pada kenyataannya kita dapat melihat bahwa nelayan sebagai orang yang
bermatapencaharian mencari ikan di laut belum dapat meningkatkan taraf hidup
dan pendapatannya. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya wilayah pesisir
pantai yang merupakan kantong-kantong penduduk miskin. dimana penduduk
desa pantai atau nelayan yang daerahnya langsung berhadapan dengan lautan,
yang sumber penghidupan dari hasil laut, memiliki taraf hidup tergolong rendah
Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera Utara dalam
pengembangan kotanya yang bersifat kompleks dan multi dimensional
mempunyai beberapa masalah. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama,
yang fenomenanya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara
lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender, kondisi
lingkungan dan sebagainya.
Tabel 1. Data Penduduk Miskin Wilayah Pesisir dibanding Penduduk Miskin Kota Medan Tahun 2004 dan 2008.
Tahun Penduduk Miskin Kota Medan
(Jiwa)
Penduduk Miskin Wilayah Pesisir Kota Medan
(Jiwa)
Persentase
( % )
2004 143.037 53.195 37,19
2008 79.136 28.448 35,95
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004 dan BPS Kota Medan 2008.
Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa pada Suvei Sosial Ekonomi (2004),
memperkirakan penduduk miskin di kota Medan tahun 2004 berjumlah 7,13%
atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa, dimana dari penyebarannya terlihat
bawa wilayah Medan bagian Utara (Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan
Labuhan dan Kecamatan Medan Belawan) merupakan kantong kemiskinan
terbesar (37,19%).
Selanjutnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan yang
dihitung dari data jumlah rumah tangga sasaran Program Pendataan Layanan
Sosial (PPLS) tahun 2008, dari 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan terdapat
di wilayah Medan Utara. Kecamatan Medan Belawan yang merupakan bagian
dari wilayah pesisir memiliki jumlah paling banyak penduduk miskin.
Sekalipun terdapat penurunan angka kemiskinan dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008, namun dari Tabel 2 di bawah ini, angka kemiskinan tersebut
masih terkonsentrasi di wilayah Pesisir Medan Utara.
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kemiskinan di Wilayah Pesisir Kota Medan
1 Medan Labuhan Besar Tangkahan
2 Medan Marelan Tanah Enam Ratus Rengas Pulau
3 Medan Belawan Pulau Sicanang Belawan Bahagia
Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara (2009)
Kelurahan Bagan Deli merupakan salah satu dari 6(enam) kelurahan yang
ada di Kecamatan Belawan yang merupakan salah satu kantong penduduk miskin
keseluruhan nelayan di kecamatan ini sebanyak 5.238 KK yang merupakan
wilayah yang mempunyai karakteristik kegiatan perikanannya adalah Perikanan
Tangkap, dimana kegiatan penangkapan ikan dilakukan di daerah laut dan pesisir
pantai, hal ini merupakan salah satu alasan penulis dalam memilih lokasi
kelurahan Bagan Deli dalam analisis ini. Data Penduduk yang bekerja menurut
lapanga usaha di kecamatan Medan Belawan berdasarkan kelurahan dapat dilihat
pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Data Penduduk yang bekerja menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Belawan menurut Kelurahan (2009)
No Kelurahan Pegawai Swas-ta
TNI / Nela- Peda- Pen
-
Lain-Negeri POLRI yan gang siun nya
1 Belawan I 255 1,231 296 1,377 823 228 1,505
2 Belawan II 381 1,751 45 231 1,296 110 1,451
3
Belawan
Bahari 126 965 13 965 246 21 1,175
4
Belawan
Bahagia 158 841 82 769 536 52 1,291
5
Belawan
Sicanang 85 1,326 8 207 314 17 1,152
6 Bagan Deli 112 1,062 9 1,689 325 27 875
J u m l a h 1,117 7,176 453 5,238 3,540 455 7,449 Sumber: Kecamatan Medan Belawan dalam Angka 2010/BPS Kota Medan
Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut (perikanan
tangkap), sampai saat ini masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat, yang
umumnya memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang
sederhana, jangkauan operasi penangkapan yang terbatas di sekitar pantai dan
Nelayan sebagai suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung
langsung dari hasil laut, melakukan aktivitas usaha dengan mendapat penghasilan
bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Mereka umumnya tinggal di pinggir
pantai, sebuah pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.
Tingkat kesejahteraannya sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya, dimana
banyaknya tangkapan mencerminkan banyaknya pendapatan yang diterima oleh
nelayan dan pada akhirnya pendapatan itu dipergunakan untuk pemenuhan
kebutuhan dan konsumsi nelayan dan keluarganya. Dengan demikian tingkat
pemenuhan kebutuhan nelayan dan keluarganya sangat ditentukan oleh
pendapatan yang diterimanya.
Nelayan-nelayan kecil/tradisional pada umumnya sangat bergantung dengan
sumber pendapatan langsung dari laut yang dijual untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Sehingga setiap pendapatan harian dari laut merupakan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga pada hari itu.
Untuk melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan memperoleh
pendapatan demi kebutuhan hidup, di beberapa daerah pesisir Indonesia
mempunyai karakteristik masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor sosial,
ekonomi, teknologi dan biologi dan faktor alam.
Dengan adanya fenomena karakteristik nelayan yang berbeda yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam memperoleh pendapatan, penulis tertarik
untuk menganalisis karakteristik nelayan dan pengaruhnya terhadap pendapatan
nelayan di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebagai
mempunyai karakteristik kegiatan perikanannya adalah kegiatan Perikanan
Tangkap dan masih dilakukan secara sederhana
Adapun karakteristik nelayan dalam analisis ini adalah curahan waktu
kerja, bahan bakar, harga output (harga kepiting, harga ikan, harga udang) dan
jenis alat tangkap yang digunakan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah karakteristik nelayan (curahan
waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat
tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
1.3.Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan permasalahan dan latar belakang di atas kemudian
dirumuskan tujuan penelitian yaitu apakah karakteristik nelayan (curahan
waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat
tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di kelurahan
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan ?
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pemerintah untuk perencanaan
pembangunan dan mengambil kebijakan dalam merumuskan perencananan
pembangunan di wilayah pengembangan Utara Kota Medan khususnya bagi
2. Memberikan informasi bagi masyarakat nelayan tentang faktor-faktor
pendukung yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan, agar
kehidupan nelayan menjadi lebih baik.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan teori maupun bahan masukan untuk melakukan kegiatan