BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil, terdapat kurang lebih 25.000 spesies tanaman berbunga, 10% dari spesies tanaman tersebut diduga memiliki khasiat obat. Indonesia adalah rumah bagi 90% spesies tanaman obat yang ada di Asia (Hana, et al., 2008).
Salah satu tanaman yang melimpah di Indonesia yaitu jambu air, tanaman tropis dari famili Myrtaceae dan secara botanikal diidentifikasi sebagai Syzygium aqueum (Burm. F). Tanaman ini banyak tumbuh di negara tropis seperti Indonesia (Peter, et al., 2011).
Syzygium aqueum (Burm. F) asli dari Malaysia dan Indonesia yang tergolong
ke dalam famili Myrtaceae dan dikenal sebagai jambu air. Beberapa jenis tumbuhan ini telah digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai antibiotik (Panggabean, 1992). Di Malaysia, serbuk daun yang telah kering digunakan untuk merawat lidah yang pecah-pecah dan akarnya digunakan menyembuhkan penyakit kudis dan mengurangi bengkak (Osman, 2009).
Tanaman asli Indonesia ini banyak sekali ditanam orang di halaman rumah atau kebun. Kandungan airnya yang mencapai 90% menyebabkannya disebut jambu air. Akhir-akhir ini banyak muncul jambu air jenis unggul yang rasanya manis, dagingnya tebal, dan penampilannya menarik. Munculnya jambu air unggul ini telah mengalahkan pasar jenis jambu air lainnya. Selain lebih laku, jambu air unggul juga lebih mahal dari jambu biasa. Jambu air (Syzygium aqueum (Burm. F) ini rata-rata berasa manis atau masam, segar, berbiji sedikit, berdaging padat, tidak gembos, dan tidak kelat.
Di Thailand, jambu air disebut sebagai jambu “indo”. Maksudnya jambu air yang berasal dari Indonesia. Selama ini Thailand memang sudah mengembangkan jambu air yang berasal dari Indonesia ini. Jambu air yang sebarannya mulai dari RRC sampai ke Jawa yang buahnya lebih melebar dan masam adalah Syzygium aqueum (Rahardi, 2004).
2
Beberapa penelitian terdahulu terhadap tumbuhan daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm. F) yaitu Manaharan (2011) mengisolasi beberapa senyawa dari daun
jambu air yaitu phloretin, myrigalone-G dan myrigalone-B sebagai anti hiperglikimia dari esktrak etanol daun jambu air dan dihidrolisis dengan menggunakan enzim amilase dan dianalisi menggunakan High Performance Liquid Chromatography.
Simanjuntak (2013) mengisolasi senyawa flavonoida dari daun jambu air Syzygium aqueum (Burm. F) dan menyatakan bahwa kandungan dari daun jambu air
merupakan senyawa flavonoida golongan flavanon.
Tehrani (2011) juga mengisolasi senyawa flavonoida dari buah jambu air dengan penambahan larutan Natrium Nitrat 5% dan larutan Aluminium Klorida 10% pada ekstrak metanol buah jambu air.
Banyak tanaman yang tumbuh di sekitar halaman rumah dan sering membuat kita tidak sadar bahwa sesesungguhnya tanaman tersebut adalah jenis tanaman yang bermanfaat dan berfungsi sebagai obat. Tanaman-tanaman ini ada kalanya hanya tumbuh liar tanpa dirawat. Namun, ada juga beberapa tanaman yang sudah terkenal memiliki khasiat sehingga sengaja ditanam dipekarangan rumah sebagai tanaman obat keluarga atau yang disingkat dengan TOGA (Gendrowati, 2015).
Penggunaan obat antibakteri untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri sekarang sudah cukup banyak, namun masalah yang dihadapi sekarang adalah terjadinya efek samping bagi penggunanya, seperti diare, alergi, hingga bahaya toksik lainnya, serta konsumsi biaya perawatan yang tinggi. Banyaknya kasus infeksi akibat bakteri, timbulnya efek samping penggunaan obat antibakteri, serta konsumsi biaya perawatan yang tinggi menunjukkan perlu dilakukannya penelitian untuk mengembangkan antibakteri baru khususnya dari bahan alam (Sutrisno, 2014).
Berdasarkan literatur penelitian diatas terhadap tumbuhan daun jambu air Syzygium aqueum (Burm. F), maka penulis tertarik untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak metanol, etil asetat, dan n-Heksana daun tumbuhan jambu air dan menguji aktivitas antibakteri berdasarkan metode difusi agar.
3
1.2 Permasalahan
1. Golongan senyawa metabolit sekunder apakah yang terdapat didalam ekstrak metanol daun jambu air berdasarkan uji skrining fitokimia.
2. Bagaimana aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat,dan n-Heksana terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Salmonella typhi.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengujian antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan n-Heksana daun jambu air terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Salmonella typhi.
2. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan n-Heksana daun jambu air adalah metode difusi agar.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalam ekstrak metanol daun jambu air berdasarkan uji skrining fitokimia. 2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan
n-Heksana daun jambu air.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada Kimia Organik Bahan Alam Hayati khususnya tentang uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan n-Heksana daun jambu air.
1.6 Lokasi Penelitian
Untuk ekstraksi dan uji skrining fitokimia daun jambu air dilakukan di Laboratorium Pasca Sarjana FMIPA USU Medan, identifikasi taksonomi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Herbarium Medanense FMIPA USU Medan, dan uji aktivitas antibakteri ektrak metanol, etil asetat, dan n-Heksana daun jambu air dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA USU.
4
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eskperimen laboratorium dimana objek penelitian adalah daun jambu air Syzygium aqueum (Burm. F) yang berasal dari daerah Tanjung Sari, Medan dibersihkan, dihaluskan (diblender), dimaserasi selama ± 24 jam, disaring dan kemudian dipekatkan dengan cara diuapkan menggunakan water bacth. Ekstrak padat metanol yang diperoleh kemudian ditambahkan dengan etil asetat dan dipekatkan dengan rotary evaporator, kemudian dipartisi dengan n-Heksana menghasilkan ekstrak padat etil asetat dan ekstrak padat n-Heksana lalu diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Salmonella typhi.