ABSTRAK Bebalazi Firman Hulu* Prof.Dr.Ediwarman,S.H.,M.Hum**
Nurmalawaty,S.H.,M.Hum***
Perkembangan zaman yang semakin maju memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan perilaku masyarakat yang menimbulkan pergeseran budaya dalam masyarakat tersebut. Kondisi perekonomian yang caruk maruk di tengah perkembangan zaman yang pesat menimbulkan keterpurukan ekonomi dalam masyarakat yang berdampak negatif. Kesenjangan ini membuat orang melakukan apa saja untuk mengikuti perkembangan zaman dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun dilakukan secara melawan hukum. Akhir-akhir ini fenomena begal atau pencurian motor dengan cara merampas sangat ramai terjadi diberbagai daerah di Indonesia para pelaku begal ini bahkan tidak segan-segan melukai korbannya. Keadaan yang sangat meresahkan ini menimbulkan rasa takut dan tidak aman dalam masyarakat. Fenomena ini perlu menjadi perhatian khusus bagi para aparat penegak hukum maupun masyarakat untuk mengambil langkah penanggulangan kejahatan ini.
Permasalahan dalam pembahasan skripsi ini adalah bagaimana pengaturan hukum terhadap tindak pidana perampasan paksa sepeda motor, bagaimana faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana perampasan paksa sepeda motor serta bagiamana kebijakan dalam menanggulangi tindak pidana perampasan paksa sepeda motor. Adapun metode penelitian dilakukan dengan cara yuridis-normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dinilai dengan analisa pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur permasalahan dalam skripsi ini. Bersifat normatif maksudnya adalah penelitian hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normative tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapannya dalam prakteknya (studi putusan).
Berdasarkan hasil penelitian ini, tindak pidana perampasan paksa sepeda motor ini merupakan tindak pidana pencurian yang di atur dalam KUHP Pasal 365. Pada umumnya faktor penyebab terjadinya tindak perampasan paksa sepeda motor ini disebabkan oleh faktor ekonomi, lingkungan dan perkembangan global serta penanggulangan tindak pidana perampasan paksa sepeda motor ini menggunakan dua kebijakan yaitu : kebijakan hukum pidana (penal policy) dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan pada sebuah kasus, serta dengan kebijakan non penal (Non Penal Policy) dengan patroli dan memberi penyuluhan dan himbauan kepada setiap masyarakat.
*
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **
Dosen Pembimbing I ***