• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi Pati dari Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) yang Memenuhi Standar Farmakope Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi Pati dari Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) yang Memenuhi Standar Farmakope Indonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam, salah satu hasilnya adalah umbi-umbian seperti ubi kayu atau ketela pohon. Ubi kayu adalah salah satu komoditas pertanian jenis umbi-umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan maupun sumber pakan, hal ini disebabkan karena tanaman ubi kayu mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan lain, diantaranya dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur, daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi, masa panennya yang tidak diburu waktu sehingga dapat dijadikan lumbung hidup. Tanaman ini dikonsumsi sebagai makanan pokok oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab (Damardjati,1990).

Pemanfaatan ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) di Indonesia telah dikenal secara luas baik sebagai bahan pangan yang dikonsumsi melalui pengolahan industri juga digunakan untuk pakan dan industri non-pangan. Dewasa ini sebagian besar hasil ubi kayu dalam negeri dimanfaatkan untuk pangan yakni sekitar 75%, selebihnya untuk pakan 2%, industri non pangan 14%, dan hilang tercecer sebesar 9% (Hafsah, 2003).

Upaya peningkatan produksi ubi kayu tanpa disertai peningkatan pengolahan tidak akan banyak gunanya, bahkan panen yang melimpah dengan produksi rata-rata 30 ton per hektar melebihi permintaan sehingga menurunkan harga jualnya dan merugikan petani. Peningkatan produksi ubi kayu dari tahun ke tahun menyebabkan ubi kayu terbuang percuma karena kurangnya pengetahuan dibidang pengolahannya atau diversifikasi ubi kayu (Biro Pusat Statistik, 2003). Menurut Biro Pusat Statistik

(2)

2

(2009), produksi tanaman ubi kayu di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 20.834.241 ton. Melihat kandungan pati pada singkong sebesar 90%, maka pada tahun tersebut dapat menghasilkan 18.750.816,9 ton pati singkong. Produksi pati yang tinggi, penanamannya yang mudah, dan mudah didapatkan di Indonesia menjadikan singkong sangat potensial dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pati/amilum.

Amilum/pati dalam bidang farmasi merupakan bahan tambahan/eksipien yang penting dalam formulasi sediaan tablet yang berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengikat dan bahan penghancur (Swabrick, 2007). Bahan-bahan untuk membuat sedian farmasi selama ini 90% masih impor, tidak hanya bahan aktifnya saja bahkan bahan-bahan tambahan pun yang sebenarnya bahan bakunya terdapat dalam negeri masih diimpor, misalnya amilum/pati. Tanaman sebagai sumber amilum di Indonesia sebenarnya banyak tersedia, mulai dari umbi-umbian, padi, jagung, sampai biji-bijian dari buah-buahan dan sebagainya yang ternyata memiliki kandungan pati/amilum sangat banyak, namun pemanfaatan amilum/pati dari sumber yang sangat banyak ini belum diusahakan sehingga berkualitas farmasetis dan bisa dipakai sebagai bahan untuk pembuatan sediaan obat (Gusmayadi, 2000).

Tingginya harga amilum impor menyebabkan banyak industri farmasi yang akhirnya memproduksi amilum sendiri yang tidak sesuai dengan standar Farmakope Indonesia. Amilum lokal yang tersedia dipasaran yang terbuat dari singkong

(Manihot utilissima Pohl.) dikenal dengan Amprotab. Amprotab telah digunakan secara luas sebagai bahan pengisi, bahan pengikat dan bahan penghancur untuk formulasi sediaan tablet, namun amprotab yang diproduksi tidak memenuhi standar Farmakope Indonesia, hal ini menyebabkan amilum yang diproduksi tidak sesuai dengan kualitas pharmaceutical grade, untuk itu penelitian dalam bidang ini perlu digalakkan agar kelak bisa mendapatkan sumber bahan baku/tambahan obat yang

(3)

3

berasal dari negeri sendiri, tidak lagi tegantung bahan impor, yang tentunya akan menurunkan harga obat di masyarakat, menjadi harga yang lebih terjangkau.

Metode isolasi amilum melibatkan air hampir diseluruh prosesnya, mulai dari pencucian, penyaringan dan pengendapan. Kualitas air yan digunakan akan berpengaruh pada kualitas pati yag dihasilkan, adanya pencemaran dalam air akan turut mencemari pati. Selain pengaruh pelarut, hal yang turut mempengaruhi kualitas pati adalah tempat tumbuh tanaman. Ubi kayu yang mudah tumbuh dan kaya akan manfaat, membuat masyarakat sering tidak memperhatikan kualitas tanah yang digunakan pada saat penanaman ubi kayu, misalnya penanaman di pekarangan rumah yang dekat dengan jalan raya, penanaman dekat septictank. Hal-hal seperti ini turut mempengaruhi kualitas pati yang dihasilkan pada saat isolasi.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian untuk membuat amilum/pati dari ubi kayu (Manihot utillissima) yang sesuai dengan standar Farmakope Indonesia dengan menggunakan variabel perbedaan pelarut antara air PAM dan akuades pada saat ekstraksi tanpa membedakan tempat tumbuh sampel. 1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pati yang diisolasi dari umbi ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) memiliki karakteristik yang memenuhi standar Farmakope Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan karakteristik pati yang diperoleh dari umbi ubi

kayu (Manihot utillisima Pohl) dengan perbedaan pelarut pada saat ekstraksi antara akuades dengan air PAM?

(4)

4 1.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Pati yang diisolasi dari umbi ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) memiliki karakteristik yang memenuhi standar Farnakope Indonesia.

2. Terdapat perbedaan karakteristik pati yang diperoleh dari pati umbi ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) antara pati dengan pelarut akuades dan pati dengan pelarut air PAM.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengisolasi pati dari umbi ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.)

2. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik pati yang diperoleh dari pati umbi

ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) dengan perbedaan pelarut yang digunakan pada saat ekstraksi.

3. Untuk mengetahui pati hasil isolasi ang memenuhi standar Farmakope Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah meningkatkan nilai ekonomis dari umbi ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) melalui isolasi pati dari umbi ubi kayu (Manihot utillissima Pohl) yang memenuhi standar Farmakope Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas, maka akan dilakukan penelitian formulasi sistem niosom menggunakan surfaktan Span 20 dengan peningkatan konsentrasi yang dapat mempengaruhi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan (secara parsial) Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa kelas X

melakukan transaksi, Khalifah Cell ingin membuat suatu sistem yang dapat3. mempermudah transaksi penjualan maupun

Pembangunan telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Guizhou Government Scholarship for Southeast Asia 2017 will provide 1028 scholarships for the Southeast Asian students, including 21 doctoral programs, 115 master ’ s programs,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Dasrah tentang Organisasi dan Tata Kerja Selretariat Daerah dan

- Peserta program KBMI yang dinyatakan lolos oleh Tim Monev Ditjen Belmawa pada saat Monev Laporan pelaksanaan KBMI. Setiap perguruan tinggi dapat diwakili oleh

[r]