• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERVENSI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERVENSI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

A. Tatoo dan Body Piercing 1. Sejarah

2. Pengertian

3. Fenomena Tatoo dan Body Piercing di kalangan remaja B. Rasional Emotif Therapy

1. Konsep Dasar

2. Asumsi Perilaku Bermasalah 3. Tujuan Konseling

4. Deskripsi Proses Konseling 5. Teknik Konseling

BAB III INTERVENSI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP FENOMENA TATOO DAN BODY PIERCING DI KALANGAN REMAJA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Tubuh, bagi sebagian orang, menjadi media tepat untuk berekspresi dan eksperimen. Tak heran jika kemudian timbul aktivitas dekorasi seperti Tato, Piercing dan Body Painting, eksploitasi ini untuk sebagian besar pelakunya ditujukan untuk gaya dan pernyataan pemberontakan. Jika awalnya orang melakukan eksploitasi tubuh untuk tujuan yang lebih khusus, misalkan untuk identitas pada suatu budaya tertentu, kini eksplotasi tubuh melalu tato, piercing dan body painting berkembang karena mode dan gaya hidup. Menurut Bruner (1986) Posisi tubuh menjadi sangat vital karena ia merupakan ruang perjumpaan antara individu dan sosial, ide dan materi, sakral dan profan, transenden dan imanen. Tubuh dengan posisi ambang seperti itu tidak saja disadari sebagai medium bagi merasuknya pengalaman ke dalam diri, tetapi juga merupakanmedium bagi terpancarnya ekspresi dan aktualisasi diri. Bahkan lewat dan dalam tubuh, pengalaman dan ekspresi terkait secara dialektis.

Tato adalah gambar atau simbol pada kulit tubuh yang diukir dengan menggunakan alat sejenis jarum. Biasanya gambar dan simbol itu dihias dengan pigmen berwarna-warni. Dulu, orang-orang masih menggunakan teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato. Orang Eskimo misalnya, memakai jarum dari tulang binatang. Sekarang, orang-orang sudah memakai jarum dari besi, yang kadang-kadang digerakan dengan mesin untuk mengukir sebuah tato. Kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong tembaga yang panas untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh.

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Tatoo dan Body Piercing

1. Sejarah

Selama ini diyakini bahwa tato tertua ditemukan di Mesir sekitar tahun 1300 SM. Dari penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, diketahui bahwa Tato Mentawai telah ada sejak 1500 tahun sampai 500 tahun Sebelum Masehi. Jadi bisa dikatakan, tato Mentawai merupakan Tato tertua di dunia. Tato sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan merupakan suatu bentuk seni tertua yang memiliki beragam arti seperti halnya budaya yang lain. Pada beberapa kelompok, tato merupakan tanda suku atau status. Selain itu, tato juga bisa menandakan beratnya jalan menuju kedewasaan, atau menunjukkan keahlian si pemilik tato. Salah satu alasan yang paling populer dan juga paling tua adalah seni tubuh ini menambah keindahan si pemilik. Di dunia Barat, tato biasanya dianggap sebagai bentuk ekspresi dan kreativitas seseorang. Selain menunjukkan individualitas, secara bersamaan tato juga menunjukkan bahwa pemiliknya adalah anggota sebuah kelompok komunitas yang menyukai seni tubuh.

Keberadaan body piercing ternyata setua peradaban manusia. Sejarah mencatat, fenomena melubangi tubuh (tindik) sudah ditemukan sejak zaman megalitik. Tindik lidah, misalnya, telah ditemukan sejak peradaban Aztec, Maya, atau Kwakiutul pada 3.000-1.000 tahun sebelum masehi. Tindik telinga juga pernah ditemukan di tubuh mumi di geiser Austria yang berumur 5.000 tahun. Kini, melewati waktu ribuan tahun, puluhan peradaban dan ratusan Negara, tindik tetap bertahan. Tindik juga mengalami metamorfosis, dari benda ritual menjadi estetika, fashion, dan alat identifikasi. Berbeda dengan tindik yang umumnya hanya di telinga, proses body piercing lebih rumit karena mengunakan teknik khusus dan anestesi. Wilayahnya pun lebih luas, dari batang hidung, kelopak mata, lidah, kulit tangan, bibir, pusar, sampai alat genital.Tindik tubuh (Body Piercing) sebenarnya sudah dikenal sejak 10 abad silam hampir di seluruh belahan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku primitif melakukan tindik sebagai bagian ritual adat dan penunjuk identitas derajat sosial.

2. Fenomena Tatoo dan Body Piercing di kalangan remaja

(4)

modern perkotaan mengalami perubahan makna, tato berkembang menjadi budaya populer atau budaya tandingan yang oleh audiens muda dianggap simbol kebebasan dan keragaman. Akan tetapi kalangan tua melihat sebagai suatu keliaran dan berbau negatif. Dengan demikian tato akan sangat tergantung pada tiga konteks pemaknaan, yakni kejadian historis, lokasi teks dan formasi budaya. Akibatnya kini budaya pop menjadi seperti lapangan perang semiotik antara sarana inkorporasi dan sarana resistensi, antara pengangkat makna yang diusung, kesenangan dan idetitas sosial yang diperbandingkan dengan yang telah ada maka akan mengakibatkan gunjingan dan celaan yang cepat menyebar ke mana- mana. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika gaya-gaya anak muda seperti itu akan cepat-cepat dianggap sebagai sesuatu yang negatif. (Olong, 2006: 34-35).

(5)

Remaja pengguna tato pasti memiliki tujuan atau alasan kenapa mereka memutuskan untuk menggunakan tato ditubuhnya. Tidak ada tingkah laku yang terjadi begitu saja tanpa ada alasan, pasti ada faktor-faktor anteseden, sebab musabab, pendorong, motivator, sasaran-tujuan, dan atau latar belakangnya. Menurut Gumgum Gumilar dalam penelitiannya tentang tatoo dan pemaknaan simbolik dikalangan pengguna tatoo di kota Bandung, ada setidaknya empat alasan :

a. Tato Membentuk Ingatan Mengenai Masa Lalu, Tato merupakan salah cara untuk mengabadikan kenangan seseorang, dengan tubuh sebagai medianya, tato akan terus melekat dalam diri penggunanya, dengan demikian kenangan itupun akan terus bersamanya, diantaranya untuk mengenang sahabat.

b. Tato, sebuah Ekspresi Perasaan, desain yang dibuat beberapa pengguna tato mencerminkan ekspresi dari perasaan sayang dan cinta, antara lain : Ekspresi rasa sayang terhadap anak, Ekspresi rasa sayang dan cinta terhadap kekasih atau idola, Ungkapan sayang dan sakit hati karena cinta.

c. Tato sebagai Identitas, Identitas meliputi upaya mengungkapkan dan menempatkan individu-individu dengan menggunakan isyarat-isyarat nonverbal seperti pakaian dan penampilan (Stone dalam Phelan (1998)). Banyak komunitas yang menjadikan tato sebagai salah satu ciri komunitas mereka, walaupun tidak ada simbol tertentu yang jadi keharusan untuk di tatokan di tubuhnya, Komunitas Punk, Genk Motor, Komunitas Motor Besar atau anak-anak Band banyak yang menggunakan tato ditubuhnya sebagai salah satu ciri kelompok mereka, tetap desain dan penempatannya tidak ada aturan mutlak.

d. Tato sebagai Seni dan Keindahan, Membuat tato untuk seni dan keindahan merupakan motivasi yang paling banyak disampaikan oleh informan. Motivasi inilah yang menyebabkan saat ini pengguna tato perempuan semakin banyak.

(6)

Belakangan ini seni tindik tubuh atau piercing tampaknya sedang menjadi trend di manca negara, anak-anak remaja - bahkan orang dewasa - menindik (body piercing) sebagian anggota tubuhnya terutama di bagian-bagian tubuh yang memiliki tulang rawan atau daging yang lunak seperti bibir, lidah, hidung, telinga, pusar, alis dll. Semakin banyak anggota tubuh yang ditindik tampaknya semakin membuat mereka percaya diri. Lihat saja di media massa seperti layar kaca, para penyanyi atau bintang film - terutama penyanyi Barat - menindik hidung, lidah, pusar dan dihiasi anting-anting kecil. Para remaja tersebut perlu disadarkan akan berbagai bahaya yng ditimbulkan oleh perilaku mereka tersebut, selain bahaya sosial ada pula bahaya kesehatan seperti,

a. Infeksi kronis

b. Pendarahan yang lama c. Parut luka (bekas luka) d. Hepatitis B & C e. Tetanus

f. HIV

g. Alergi terhadap perhiasan yang dikenakan h. Abses atau bisul bernanah

i. Lubang yang membekas di cuping hidung atau alis j. Bibir sumbing atau gigi patah

k. Tersedak perhiasan yang dipasang di lidah l. Sukar berbicara

B. Rasional Emotif Therapy

Rasional Emotif Terapi juga dikenali sebagai Konseling Rasional Emotif. Teori ini diperkenalkan oleh Dr. Albert Ellis, seorang ahli Klinik Psikologi setelah menimba pengalaman dari praktik yang dilakukannya dalam bidang Konseling Keluarga, Perkawinan dan Seks. Pada mulanya dia menggunakan prosedur psikoanalisis dalam praktiknya, tetapi dia menemukan ketidakpuasan dengan prosedur tersebut. Akhirnya dia mengembangkan teori ini yang lebih popular Rasional Emotif Terapi dengan singkatan RET.

(7)

Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.

Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.

Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.

(8)

2. Asumsi Perilaku Bermasalah

Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.

Indikator keyakinan irasional : (a) manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan; (b) banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum; (c) kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya; (d) lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya; (e) penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut; (f) pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang; (g) untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural; dan (h) nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.

3. Tujuan Konseling

Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.

Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan rasional-emotif :

(9)

keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.

Kedua, insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.

Ketiga, insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.

Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi peningkatan dalam hal : (1) minat kepada diri sendiri, (2) minat sosial, (3) pengarahan diri, (4) toleransi terhadap pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani mengambil risiko, dan (10) menerima kenyataan.

4. Deskripsi Proses Konseling

Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien. Tugas konselor menunjukkan bahwa

a. masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional

b. usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.

(10)

a. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.

b. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional. c. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang

dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.

d. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.

5. Teknik Konseling

Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.

a. Teknik-Teknik Emotif (Afektif)

1) Assertive adaptive, Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.

2) Bermain peran, Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.

3) Imitasi, Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.

b. Teknik-teknik Behavioristik

(11)

nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif.

2) Social modeling, Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor. c. Teknik-teknik Kognitif

1) Home work assigments, Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.

(12)

BAB III

INTERVENSI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP FENOMENA TATOO DAN BODY PIERCING DI KALANGAN REMAJA

Peraturan sekolah menentang keras penggunaan tatoo atau piercing di kalangan para pelajar. Status pelajar itu sendiri yang menjadi hukum tak tertulis yang secara terang-terangan menentang segala macam bentuk pembangkangan sekalipun yang bertasnamakan seni dan estetika. Adalah tugas seorang konselor sekolah untuk memunculkan kembali pikiran rasional siswa tenang pentingnya menaati peraturan sekolah, salah satunya dengan meninggalkan atau menghindari penggunaan tato ataupun piercing. Dan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam proses konseling terhadap siswa adalah konseling dengan menggunakan Rational Emotive Therapy atau RET. Pendekatan konseling ini dapat digunakan dalam konseling kelompok maupun individual dan termasuk ke dalam bidang layanan Pribadi dan Sosial.

Menurut pandangan RET (rasional emotif Terapi), manusia memiliki kemampuan inheren untukberbuat rasional ataupun tidak rasional. Manusia seringkali menyalahkan diri sendiri, orang lain dan dunia apabila tidak segera memperoleh apa yang diinginkannya. Selain itu, manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebih-lebihkan pentingnya penerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosinya menjadi tidak wajar. Berpikir dan merasa itu mempunyai dibedakan dengan selaput yang sangat tipis: pikiran dapat menjadi perasaan dan sebaliknya. Apa yang dipikirkan dan atau apa yang dirasakan atas sesuatu kejadian diwujudkan dalam suatu tindakan/perilaku rasional atau irasional. Bagaimana tindakan/perilaku itu sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain dan dorongan-dorongan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri sekalipun irasional.

(13)

bentuk Consequence (C) disini adalah penggunaan tato dan piercing itu sendiri. Ellis menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang konselor harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar konselinya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.

Para siswa (pengguna tato dan piercing) terlahir dengan potensi unggul, mereka menjadi bermasalah karena perilakunya dikendalikan oleh pikiran/perasaan irasional. Mereka telah menempatkan harga diri pada konsep/kepercayaan yang salah yaitu menggunakan tatoo dan piercing dengan tujuan ingin mendapat pengakuan, ingin dianggap keren dan simbolisasi pembangkangan (rebellion) ada juga yang hanya dengan tujuan pemujaan terhadap seni belaka.

Tujuan konseling dalam kasus remaja pengguna tato dan body piercing ini adalah memerangi pemikiran irasional yang mereka miliki dan melatarbelakangi ketakutan/kecemasannya yaitu konsep diri yang salah. Dalam proses konseling ini, konselor lebih bersikap otoritatif. Konselor memanggil klien, mengajak berdiskusi dan melakukan konfrontasi langsung untuk menolongnya agar segera beranjak meninggalkan pola pikir yang irasional/tidak logis ke pola pikir yang rasional/logis melalui persuasif, sugestif, pemberian nasehat secara tepat, terapi dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk PR serta bibiliografi terapi.

Konseling kognitif: untuk menunjukkan bahwa klien harus membongkar pola pikir irasionalnya tentang konsep simbolisasi diri yang salah. Konselor melakukan gaya mengajar sebagai berikut : memberikan nasehat, konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasional, sugesti, asertif training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional dilanjutkan sebagai PR melatih, mengobservasi dan evaluasi diri. Contoh: “Seseorang berharga bukan karena kekayaan, keindahan tubuh atau jumlah dan status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Tuhan dan perwujudan-Nya. Tuhan mengasihi saya, karena semua hal yang ada pada saya berharga di hadiratNya. Saya tidak ingin merusak tubuh saya sendiri dengan tujuan-tujuan yang tidak esensial, masih banyak cara untuk diterima orang lain, masih banyak cara untuk mengapresiasi seni, masih banyak cara menunjukkan jati diri dan masih banyak cara yang sehat dan tentunya dapat diterima masyarakat untuk menunjukkan eksistensi saya.”

(14)

perasaannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional sebagai kelanjutan teknik kognitif di atas. Konseling behavior digunakan untuk mengubah perilaku yang negatif dengan merubah akar-akar keyakinan klien yang irasional/tidak logis melalui kontrak, reinforcement, sosial modeling dan relaksasi/meditasi.

BAB IV KESIMPULAN

Tatoo dan body piercing merupakan hal yang sedang marak penggunaannya di kalangan remaja, tak terkecuali para pelajar sekolah menengah. Banyak alasan mereka menggunakan seni hias tubuh yang telah ada sejak zaman megalitikum ini, diantaranya membentuk ingatan mengenai masa lalu, sebuah ekspresi perasaan, tato sebagai identitas, tato sebagai seni dan keindahan, tato sebagai pelampisan permasalahan. Alasan-alasan ini merupakan faktor anteceden yang dapat menyebabkan munculnya suatu keyakinan irrasional (beliefs) seperti merasa diterima oleh orang lain jika menggunakan tato, terlihat lebih keren karena menonjolkan sikap pembangkangan, dan ada juga yang merasa bertambah cantik atau menarik dikarenakan oleh tato dan piercing.

Peraturan sekolah menentang keras penggunaan tatoo atau piercing di kalangan para pelajar. Adalah tugas seorang konselor sekolah untuk memunculkan kembali pikiran rasional siswa tenang pentingnya menaati peraturan sekolah, salah satunya dengan meninggalkan atau menghindari penggunaan tato ataupun piercing. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam proses konseling terhadap siswa adalah konseling dengan menggunakan Rational Emotive Therapy atau RET.

(15)

yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Surya, Muhamad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung : CV. Pustaka Bani Quraisy http://gumilarcenter.com/arsipartikel/artikeltato.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan yang mengacu pada bahan hukum primer berupa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang No.1

Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 3), status gizi adalah ekspresi dari keadanan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau dapat dikatakan bahwa status

Kepemilikan akun media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinte-rest, BBM yang gratis atau BBM bisa menjadi solusi Anda yang ingin bisnis online tapi

aspek operasional yang dilakukan oleh TNI AL dalam rangka mengamankan dan mengendalikan laut Indonesia agar seluruh kegiatan yang terkait dengan pilar PMD dapat

(2) Untuk memulai dan menjelenggarakan tugas-pemerintahan sesuatu daerah-bagian dengan tiada permintaan jang bermaksud demikian, Republik Indonesia Serikat hanja berkuasa dalam

[r]

PJB UP Gresik telah melibatkan masyarakat pada pada tahapan social mapping, perumusan, implementasi, monitoring dan evaluasi namun belum pada tahapan

Upaya yang dilakukan Perusahaan Garmen Wana Sari untuk mengatasi kendala pengendalian kualitas produk garmen adalah (1) memberikan arahan lebih baik kepada para pagawai yang