• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tepung Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung (Zea mays .L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tepung Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung (Zea mays .L)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inseptisol

Inseptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang dari pada

Entisol (inceptum, permulaan). Umumnya mempunyai horison kambik, karena

tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini

dulu termasuk alluvial, regosol, gleihumus, latosol dan lain-lain. Kisaran kadar

C- organik dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah Inceptisol dapat terbentuk

hampir disemua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub hingga tropika.

Warna tanah Inseptisol beranekaragam yaitu warna kelabu bahan induknya dari

endapan sungai, warna coklat ke merahan mengalami proses reduksi, warna

hitam mengandung bahan organik yang tinggi (Hardjowigeno, 2003).

Sifat fisik dan kimia tanah Inseptisol antara lain; bobot jenis 1,0 g/cm3,

kalsium karbonat kurang dari 40 %, pH mendekati netral atau lebih (pH < 4 tanah

bermasalah), kejenuhan basa kurang dari 50 % pada kedalaman 1,8 m, nilai

porositas 68 % sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak antara 0,1 – 1 atm

(Isron, 2009).

Masalah di tanah Inseptisol yaitu kandungan hara yang rendah, pH

rendah, kejenuhan Al, dan Fe tinggi, kejenuhan basa yang rendah. Tanah

Inceptisol juga didominasi oleh kandungan liat yang relatif tinggi sehingga fiksasi

fosfor pada koloid tanah sangat kuat yang mengakibatkan konsentrasi fosfor pada

larutan tanah berkurang (kecil), hal ini menyebabkan unsur fosfor yang tersedia

pada Inceptisol relatif rendah. Rendahnya ketersediaan fosfor pada Inseptisol

menjadikan masalah tersendiri bagi budi daya jagung, karena fosfor merupakan

(2)

Kemasaman Tanah (pH)

Nilai pH tanah merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan

unsur yang cenderung berseimbang dengan fase padat. Kelarutan Fe-fosfat,

Al-fosfat dan Ca-Fosfat amat bergantung pada pH, ion P yang terikat dengan Fe, Al

semua kelarutannya meningkat jika pH tanah meningkat. pH juga mengendalikan

kelarutan-karbonat,reaksi redoks,aktifitas kebanyakan jasad renik dan menentukan

pula jenis fosfat di dalam kelarutan tanah (Damanik dkk, 2011).

Bentuk kemasaman tanah berdasarkan dengan mudah tidaknya dinetralkan

terbagi empat yaitu, (1) kemasaman aktif, (2) kemasaman dapat dipertukarkan, (3)

kemasaman residual dan (4) kemasaman potensial. Kemasaman aktif atau

kemasaman aktual adalah kemasaman yang berhubungan dengan aktivitas ion H+

dilarutan tanah. Kemasaman dapat dipertukarkan atau kemasaman yang dapat

digantikan garam adalah kemasaman yang berhubungan dengan ion H+, Al3+, dan

Fe3+ yang teradsorpsi dipermukaan koloid tanah. Kemasaman residual atau

disebut juga kemasaman yang tidak dapat dipertukarkan oleh kation Al3+, Fe3+,

dan H+

Di samping kerja langsung unsur H, Ca, dan Mg, keasaman tanah dan

pengapuran mempunyai pengaruh penting terhadap kelarutan ketersediaan dan

kadang- kadang daya racun serta elemen-elemen lain. Naiknya keasaman tanah

disertai dengan naiknya kelarutan Al, Cu, Fe, Mn dan Zn. Semuanya ini asam

bukan dikarenakan sedikitnya kebutuhan Ca, melainkan tingginya kebutuhan

elemen-elemen lainnya. Pada keasaman sedang atau kuat, kebanyakan tanah , tetapi kation ini lebih kuat terikat di tanah. Kemasaman potensial

merupakan kemasaman dari hasil oksidasi bahan induk yang tak terhancurkan,

(3)

mengikat pupuk fosfat dengan membentuk senyawa-senyawa P, Fe, dan Al yang

terlarut. Oleh karena itu, pemakaian fosfat hendaknya sering dilakukan dengan

jumlah cukup untuk diserap tanaman. Pada kondisi netral , Fe dan Al jauh kurang

terlarut, dan banyak fosfat bergabung dengan Ca dalam bentuk lebih tersedia

(Kuswandi, 1993).

Tepung Cangkang Telur

Kulit telur merupakan bagian yang sangat penting terutama sebagai

pelindung dari isi telur. Kulit telur tersusun oleh bahan organik 95,1% , protein

3,3% dan air 1,6%. Di samping itu cangkang telur mengandung kalsium (Ca)

sebanyak 98%. Karena itu cangkang telur bisa digunakan untuk meningkatkan

kandungan kalsium kompos atau pupuk (Butcher dan Miles, 1990).

Cangkang telur terdiri dari 98% CaCO3, cangkang telur adalah sumber

kalsium yang belum dimanfaatkan dibidang pertanian. Cangkang telur sangat

lambat terurai ke bentuk tersedia bagi tanaman dalam bentuk bentuk padat.

Untuk mengubahnya ke bentuk larutan kita membutuhkan Asam asetat untuk

mengurai CaCo3

Berdasarkan penelitian Nurjayanti (2012 ) pemberian tepung cangkang

telur dengan dosis 2,98 g/polybag menunjukkan hasil yang rendah terhadap

variabel volume akar tanaman cabai merah dibandingkan dengan pemberian

dolomit yang menghasilkan volume akar tertinggi. Hal ini karena tepung

cangkang telur yang diberikan selain mengandung unsur Ca dan Mg juga

mengandung unsur lain seperti seng, besi, sehingga dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman cabai.

(4)

Perlakuan serbuk cangkang telur ayam dapat berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tinggi kamboja jepang (Adenium obesum) oleh karenanya limbah

cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk mendapatkan unsur

kalsium dan menetralkan kadar kemasaman tanah (Syam, 2014).

Pemberian bahan kapur yang dikombinasikan dengan bahan organik dapat

memperbaiki beberapa sifat kimia tanah. Berdasarkan dari penelitian yang

dilakukan lahuddin dkk, (2010) menyatakan bahwa peningkatan taraf dolomit

pada tanah dapat dengan cepat mengurangi kandungan aluminium dalam tanah,

meningkatkan kandungan Ca dalam tanah sehingga peningkatan pH tanah dan

P-tersedia yang cukup signifikan dalam tanah akibat pemberian kompos dan

dolomit. Peranaan dolomit terjadi pada tanah dengan dikombinasikan dengan

bahan kompos atau bahan organik lainnya.

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik

berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing

(urine) seperti sapi, kambing, ayam dan jangkrik. Pupuk kandang tidak hanya

mengandung unsur makro, namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro

seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu dan Mo yang dibutuhkan tanaman serta berperan

meningkatkan kandungan bahan organik dalam memelihara keseimbangan hara

dalam tanah (Andayani dan La Sarido, 2013).

Kandungan unsur hara dalam kotoran hewan ternak pada umumnya

mengandung nitrogen, fosfor dan kalium. Pinus Lingga (1991) dalam Nasution

(2011) menyatakan bahwa pada kotoran sapi, kandungan N = 0,3%, P = 0,2%,

(5)

sedangkan kotoran ayam mengandung N = 15%, P = 1,3% dan K = 0,8%.

Kandungan unsur hara P dari pupuk kandang ayam yang paling tinggi dari hewan

ternak lainnya.

Tujuan penggunaan pupuk kandang ayam yang mengandung superfosfat

adalah:

1. Menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak,

2. Meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan

kandungan hara berimbang.

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman, karena pada

umumnya koloid tanah mengikat kuat fofat yang diberikan dalam bentuk pupuk

(Sutanto, 2002).

Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan organik memperbesar

ketersediaan P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam organik

seperti : asam sitrat, oksalat, tartarat, malat dan asam malanat. Asam-asam

tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P dan

unsur-unsur Al,Fe dan Mn sehingga P menjadi tersedia (Hakim dkk,1988).

Bahan organik salah satunya bertujuan untuk meningkatkan

mikroorganisme di tanah. Sebagian mikroba yang hidup di dalam tanah dengan

mensekresikan enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi senyawa-senyawa

sederhana yang sebagian digunakan bakteri dan jamur berupa energy, unsur hara,

dan C yang dibebaskan untuk pertumbuhan mereka (Hanafiah dkk, 2009).

P (Fosfor)

Pada umumnya P di dalam tanah kebanyakan terdapat dalam bentuk yang

(6)

orthofosfat yakni: H2PO4-, HPO42-, dan PO43- dimana jumlah dari masing-masing

bentuk tersebut sangat tergantung kepada pH tanah. Pada tanah yang bereaksi

masam lebih banyak dijumpai bentuk H2PO4- dan pada tanah alkalis adalah

bentuk PO4

3-Ketersediaan fosfat anorganik tanah sangat ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu : pH tanah, ion Al, Fe dan Mn larut. Adanya mineral yang

mengandung Fe,Al dan Mn akan mempengaruhi terhadap jumlah dan tingkat

dekomposisi bahan organik di dalam tanah (Hakim dkk, 1986). (Damanik dkk, 2011).

Peranan zat hara fosfat pada tanaman adalah untuk pertumbuhan akar,

pembentukan bunga, buah dan biji, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit

daun, meningkatkan hasil dan mutu. Apabila tanaman kekuragan unsur P

menyebabkan system perakaran tidak berkembang baik sehingga tanaman tidak

mampu menyerap unsur hara (Cahyono, 1998).

Jelas terlihat bahwa bentuk P yang mungkin tersedia di tanah hanya

H2PO4- dan H3PO42- karena pH tanah yang mungkin hanya 3,7 hingga 10.

Dimana pada tanah yang asam bentuk P didominasi oleh H2PO4-, sedangkan pada

tanah yang basa didominasi oleh HPO42-, dan bentuk H3PO4 dan PO4

3-Kalsium (Ca)

boleh

dikatakan tidak ditemukan di tanah karena tidak ditemukan tanah yang ber-pH

sekitar < 2,5 dan tanah yang ber-pH > 11,5 (Mukhlis dkk, 2011).

Kalsium dapat mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini,

memperbaiki ketegaran dan kekahatan tanaman, mempengaruhi pengangkutan air

dan hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel, sintesis protein dan mengatur

(7)

tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asam organik yang

bersifat meracuni (Pusri (2007) dalam Syam, 2014) .

Kalsium dan magnesium tanah diserap oleh tanaman masing-masing

sebagai Ca2+ dan Mg2+

Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi, diserap dalam

bentuk ion Ca

yang berasal dari bentuk dapat dipertukarkan dan bentuk

larut air. Seperti kation lain, kedua bentuk tersebut di dalam tanah selalu dalam

keseimbangan dinamis. Jika bentuk larut air berkurang, misalnya karena

pencucian atau penyerapan oleh tanaman, maka ia akan digantikan oleh bentuk

dapat ditukar. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalsium dan magnesium

yaitu; jumlah kalsium dan magnesium yang dapat ditukar, derajat kejenuhan unsur

tersebut, tipe koloid liat tanah dan sifat ion komplementer yang dijerap oleh liat

(Nyakpa dkk, 1988).

2+

Tanaman Jagung (Zea mays L.)

, terdapat dalam jumlah tinggi pada bagian daun dan pada

beberapa spesies tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat di dalam sel.

Kekurangan Ca pada tanaman dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan

pucuk tanaman dan ujung akar, sehingga dengan kedua fenomena tersebut

pertumbuhan tanaman dapat terhenti (Nyakpa dkk, 1988)

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus agar dapat

tumbuh optimal, namun tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Tanah

dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsu hara tanaman.

(8)

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam

kondisi baik (Menigristek, 2010).

Tanaman jagung sangat memerlukan unsur hara P. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Warisno (1998) yang menyatakan bahwa:

a. Unsur hara P yang dibutuhkan oleh tanaman jagung lebih banyak dibandingkan

dengan yang dibutuhkan oleh tanaman seralia yang lain.

b. Setelah berbunga dan selama pemasakan biji, unsur hara P paling banyak

diserap oleh tanaman jagung dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-.

c. Pada waktu biji masak, 75% dari P yang dibutuhkan terdapat pada biji.

Masalah utama penanaman jagung di lahan masam adalah kondisi tanah

memiliki pH dan unsur hara yang rendah. Kekurangan unsur hara yang diperlukan

oleh tanaman dapat ditanggulangi dengan cara pemupukan. Pemupukan yang

tepat, berbeda-beda tergantung dari tingkat kesuburan dan jenis tanah. Kesuburan

tanah memberikan kontribusi 55% terhadap produksi tanaman (Lokasari, 2009).

Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (2012) bahwa

produksi jagung tahun 2011 menurun dibandingkan dengan tahun 2010. Produksi

jagung nasional pada tahun 2011 sebesar 17,23 juta ton sedangkan pada tahun

2010 sebesar 18, 32 juta ton yang berarti terjadi penurunan sebesar 1,10 juta ton

atau sebesar 5,99 %. Perkiraan penurunan produksi jagung tahun 2011 yang relatif

besar terdapat di Provinsi Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, Sumatera Utara,

dan Nusa Tenggara Timur. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya lahan

Referensi

Dokumen terkait

yang digunakan adalah asumsi dasar akrual, dengan itu laporan keuangan utamanya.. dibuat berdasarkan

20.Apa yang dirasakan oleh pak Yadi dan pak Supri setelah kehilangan hewan mereka. a.senang

Abstrak: Teori belah bambu suatu teori yang sering kita dengar di dalam perpolitikan. Guru besar UIN Ar-Raniry Syahrizal Abbas menempatkan teori ini dalam

Di sisi lain, teori Ibn Khald ū n menjadi dasar keberlakuan hukum sebagai alat rekayasa sosial, yang kemudian dipopulerkan dengan social engineering oleh

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari materi yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara

While in MTs Maslakul Huda Paciran, teaching innovation is done through the use of simple media created by science teachers. For example an explanation of

Data kapasitas kendaraan dan data lokasi pelanggan menjadi langkah awal untuk menentukan perancangan jadwal pengiriman, selain itu di dukung juga oleh data ketersediaan

Penggunaan alat pelindung diri seperti pelindung kaki yang paling baik dan benar untuk mencegah kecelakaan kerja sebaiknya adalah.. Bahan kulit dilapisi metal dengan sol